Disclaimer :

Naruto : Masashi Kishimoto

High school DxD : Ichie Ishibumi

Kategori: Naruto/ High School DxD

Genre: Supranatural/Romance/ humor/friendship

Rating: T

Pairing: Naruto x Koneko x harem

Summary:

Namikaze Naruto, sang Guardian yang bertugas melindungi sekolah yang bernama Uzuka Gakuen dari para makhluk halus. Karena di sekolah tersebut, tertanam sebuah buku bertuah yang dapat mengabulkan semua permintaan. Di samping itu, banyak gadis dari dunia gaib dan dunia nyata menaruh hati pada Naruto. Siapakah gadis yang berhasil mendapatkan cintanya sang Guardian tersebut?

Catatan dari Hikari Syarahmia: Akhirnya cerita ini bisa dipublish juga. Walaupun harus menunggu lama. Tapi, saya suka bila akhirnya cerita ini bisa dipublish di sini. Cerita dibuat terinspirasi dari lagu 'Menjadi Pangeranmu' by Dadali.

.

.

.

Kota Uzuka. Kota yang dipenuhi oleh berbagai gedung pencakar langit dengan bentuknya yang macam-macam. Tampak banyak manusia lalu lalang di berbagai sudut kota tersebut. Bunyi berisik dan ribut yang berasal dari kendaraan-kendaraan yang mondar- mandir di jalan raya. Hiruk pikuk berbagai suara kesibukan para penghuninya. Sungguh sangat berisik.

Tapi, ditelusuri lebih jauh dari sudut pandang kota besar Uzuka itu. Tepatnya di daerah Uzuka Housing, daerah perumahan kecil yang terkenal sangat hening dan sunyi. Di mana tak jauh dari perumahan kecil itu berada, berdirilah sebuah sekolah besar dan megah seperti kastil yang mempunyai halaman sangat luas sekali. Lalu di belakang sekolah tersebut, terdapat hutan yang lebat dan gelap. Dengan dibatasi oleh pagar batu yang sangat tinggi sekitar 10 meter.

Sekolah itu sangat tinggi. Dindingnya terbuat dari batu. Di puncak sekolah itu terdapat lambang pusaran air yang merupakan ciri khas kota Uzuka. Sekolah itu dipagari dengan pagar batu sekitar 2 meter dan memiliki gerbang besi dengan ukiran klasik dengan lambang pusaran air di atasnya. Inilah sekolah tua berumur 300 tahun yang bernama Uzuka Gakuen.

Menurut rumor yang beredar, bahwa sekolah tua itu menyimpan sebuah rahasia di dalamnya. Sebuah rahasia turun-temurun selama 300 tahun. Sebuah rahasia berupa buku bertuah yang memiliki kekuatan rahasia. Entah kekuatan apa yang tersembunyi di dalam buku bertuah itu. Untuk itulah, membuat semua orang sangat penasaran akan misteri buku bertuah yang tersimpan di sekolah yang bernama Uzuka Gakuen ini. Bahkan membuat penasaran juga bagi makhluk dunia lain.

.

.

.

Hari ini adalah malam bulan purnama yang sangat terang. Membuat suasana semakin terang benderang apalagi ditambah bertiupnya angin malam yang kencang di sekitar sekolah tersebut.

Terlihat pepohonan yang tumbuh di sekitar halaman luas sekolah tersebut, menari-nari karena ditiup angin malam. Suasana sangat sunyi dan mencekam. Pemandangan sekolah menjadi sangat menakutkan.

DRAP! DRAP! DRAP!

Terdengar suara langkah seseorang yang sedang berlari-lari sangat kencang dari arah belakang sekolah.

Seorang laki-laki berambut pirang jabrik acak-acakan. Bermata biru. Kulitnya agak kecoklatan atau warna tan. Ada tiga guratan garis di kedua pipinya. Ia memakai jaket orange bertudung dengan garis hitam yang dibiarkan terbuka hingga tampaklah baju sweater hitam di dalamnya. Ada lambang khas Uzumaki di lengan kanan jaketnya. Bawahannya adalah celana jeans hitam yang menyempit di bawahnya. Dilengkapi dengan sepatu kets berwarna orange dengan tali berwarna putih. Laki-laki itu tampak tergesa-gesa. Wajahnya pucat pasi. Keringat dingin mengucur. Padahal cuaca sangat dingin. Entah apa yang membuatnya begitu tergesa-gesa.

Sesekali ia menoleh ke belakang untuk memastikan sesuatu.

WHUUUSH!

Sebuah lidah panjang terbang meluncur dengan kecepatan tinggi ke arahnya. Spontan, laki-laki itu membelalakkan kedua matanya.

"AWAS, NARUTO!"

terdengar suara gadis yang berteriak keras untuk memperingatinya.

SYAAAT!

Laki-laki itu melompat tinggi dengan sigap. Serangan lidah panjang tadi mengenai sebuah pohon besar. Lalu meledak kecil.

BLAAAR!

Ledakan kecil itu membakar sebagian batang pohon besar seperti beringin. Lantas pohon itu tumbang dan menimpa makhluk yang tengah lewat di dekatnya.

SYUUUT! BRAAAAK!

Terdengarlah rintihan yang meringkih dan menakutkan dari makhluk yang sukses terkapar ditimpa pohon tadi.

"I-ITTAI, PUNGGUNGKU!" seru makhluk yang berambut hitam panjang sepinggang. Bermata merah menyala. Berpakaian terusan warna putih. Kakinya tidak tampak.

Dari ciri-cirinya, makhluk apakah itu?

Laki-laki yang diserang makhluk tadi. Ia datang menghampiri si makhluk bersama gadis berambut pirang panjang yang berpakaian kasual. Mereka ingin memastikan keadaan makhluk sejenis 'ubume' ini. Ternyata makhluk itu pingsan!

begitu ia mendekati makhluk yang tengah tertimpa pohon tersebut. gadis berambut pirang tadi berusaha untuk mengangkat pohon tersebut. Namun, pohon itu sangat berat untuk dia angkat.

"Naruto, tolong bantu dong!" pinta si gadis.

Si laki-laki yang menjauh jarak dari tempat si makhluk halus yang pingsan itu, hanya menggeleng-geleng tidak mau.

Si gadis hanya menghelakan napasnya melihat tingkah sahabat laki-lakinya ini.

"Ayolah, Namikaze Naruto. Apa yang mesti ditakutkan? Lagian cuma obake sejenis ubume?" kata gadis itu dengan memohon-mohon keras agar laki-laki yang bernama lengkap Namikaze Naruto ini mau menolongnya.

Naruto tetap menggeleng-geleng keras sambil melipat tangan di dada.

"Nggak. Aku nggak mau, Argento Asia. Walaupun ubume, tetap saja ia itu adalah HANTU!" tiba-tiba Naruto muncul di depan Asia dengan wajah yang menakutkan dan disorot lampu senter dari arah bawah."Lagian aku ini takut dengan namanya hantu. Dari dulu sampai sekarang, aku masih takut dan geli melihat tampang mereka. Seram!"

Membuat sudut perempatan muncul di kening gadis yang bernama Argento Asia itu.

BUUUK!

Kepala Naruto dijitak dengan kepalan tinju Asia. Ia sangat geram dengan tingkah sahabatnya ini. Apalagi Naruto membuat wajah menyeramkan seperti itu. Tentu saja ia kaget.

"DASAR, SEMPAT-SEMPATNYA KAMU BERCANDA DI SAAT GENTING BEGINI. INI MENYANGKUT NYAWA OBAKE. KITA HARUS MENOLONGNYA!"

Naruto yang meringis kesakitan pada puncak kepalanya. Ia hanya sweatdrop mendengar perkataan Asia tadi.

'Eh, memangnya hantu punya nyawa lagi?! Ada-ada saja kamu, Asia- chan,' batin Naruto keheranan di dalam hatinya.

Terlihat Asia terus berusaha mengangkat pohon besar tersebut. Membuat Naruto tertegun melihatnya.

Memang sudah kebiasaan Asia sejak kecil dulu, dia memang tidak tega melihat para hantu yang mengalami kesusahan. Walaupun dia sering ikut menemani Naruto untuk berjaga di sekolah tua ini. Dia tidak akan pernah membasmi para hantu yang mempunyai 'hawa yang baik'. Asia akan membantu hantu itu untuk bisa kembali ke alamnya. Ia akan memenuhi permintaan hantu itu dengan sekuat tenaga. Sebab, Asia adalah putri pendeta dari kuil kompleks Uzuka Housing. Asia juga mempunyai kekuatan indra keenam dan kekuatan menetralisir serta menenangkan arwah. Itulah mengapa Naruto selalu mengajak Asia untuk menemaninya untuk berjaga di sekolah ini.

.

.

.

Naruto sendiri adalah anak dari keluarga Namikaze yang mempunyai rumah sederhana di kompleks Uzuka Housing. naruto adalah seorang 'Guardian' yang bertugas untuk melindungi sekolah tua yang bernama Uzuka Gakuen ini. Naruto mempunyai kekuatan yang diturunkan dari ibunya, Uzumaki Kushina.

Kekuatan yang turun-temurun yaitu kekkai gekkai es. Hanya darah keturunan Uzumaki saja yang memilikinya dan juga hanya keturunan Uzumaki sajalah yang ditugaskan untuk menjaga Uzuka Gakuen dari serangan makhluk- makhluk halus yang mengincar buku bertuah di dalamnya.

"Naruto!"

Lamunan Naruto buyar ketika Asia memanggilnya.

"I-iya, Asia-chan."

"Tolongin dong ubume ini. Pakai pedang Yukianesa-mu untuk menebas pohon ini."

Tanpa banyak berpikir lagi, Naruto segera mengeluarkan pedang Yukianesa-nya. Pedang tersebut berbentuk seperti kepala musang yang berada pada kalung bertali hitam yang melingkari leher Naruto.

Naruto mengeluarkan kalung Yukianesa itu dari balik bajunya. Lalu kepala musang yang sebesar kelereng itu lantas bercahaya terang saat Naruto meneriakkan sebuah kalimat pembuka kekuatan.

"YUKIANESA!"

PYAAASH!

Maka kepala musang itu membesar dengan sendirinya hingga muncul bilah pedang berwarna putih mengkilat bagaikan kristal dari lubang bagian bawah kepala musang tersebut. Membentuk sebuah pedang kristal yang mengkilat dan sangat panjang dengan gagang kepala musang yang mempunyai mulut terbuka lebar.

DRAK!

Pohon tersebut membeku. Kemudian tiba-tiba, pohon itu pecah berkeping-keping dengan sendirinya.

PRAAANG!

Akhirnya si makhluk itu terselamatkan. Asia berlutut di tanah dengan lemas. Ia mengeluarkan air mata terharunya.

"Syukurlah, anda selamat, hantu baik. Huhuhu...," Asia menangis tidak jelas begitu di samping si makhluk yang masih tepar dan belum sadar.

Membuat Naruto sweatdrop lagi melihatnya.

Mengapa hantu bisa pingsan?

Asia pun mencoba mengeluarkan kekuatannya. Ia mencoba menetralisir si makhluk itu dengan kekuatan penyembuhnya yang berasal dari tangannya yang bercahaya merah. Naruto tercengang melihat ini semua.

Tak lama kemudian, si makhluk yang berwajah pucat tapi cantik itu membuka matanya secara perlahan- lahan. Ia pun bangkit dan terduduk di atas rerumputan. Ia memegang punggungnya yang sakit karena tertimpa pohon tadi.

"Eh, punggungku tidak terasa sakit lagi," kata makhluk itu membelalakkan matanya yang semakin menyeramkan.

"Syukurlah, anda sudah sadar, hantu baik," ucap Asia yang tengah berlutut di samping si makhluk.

Makhluk itu menoleh ke arah Asia yang tersenyum ke arahnya. Sejenak makhluk itu terpana menatap Asia.

"Ja-jadi, kamu yang menolongku?" tanya si makhluk.

Asia mengangguk cepat "Iya, hantu baik."

Makhluk itu kembali terpana menatap Asia. Seketika matanya berkaca- kaca. Ia pun langsung memeluk pundak Asia.

"WUAAAH, TERIMA KASIH, NAK!" tiba-tiba makhluk itu menangis histeris dan suaranya yang menakutkan membuat badan Naruto merinding.

"Hiiih... Walaupun sekarang ia sudah nggak menakutkan lagi seperti tadi saat menyerangku dan Asia-chan. Tapi, hantu tetap saja hantu. Aku takut jika melihat tampang hantu yang sangat seram. Mengerikan," bisik Naruto pada dirinya sendiri. Ia berdiri di belakang Asia tapi agak berjauhan.

.

.

.

"Nak? A-Apakah anda seorang ibu?" Asia berwajah muram. Ia juga ikut bersedih ketika si makhluk itu menangis. Makhluk itu melepaskan pelukannya. Ia mengangguk pelan.

"Iya, aku seorang ibu. Namaku Kokone. Aku mati saat melahirkan anakku. Saat itu usiaku enam belas tahun. Aku pun sering mengunjungi anakku selama seminggu sekali. Tapi, sekarang aku tidak bisa mengunjunginya lagi."

Asia mendengarkan cerita makhluk yang bernama Kokone ini dengan serius. Ternyata Kokone ini adalah ibu muda.

"Kenapa anda tidak bisa mengunjungi anak anda lagi?"

Kokone menutup matanya sebentar. Lalu dibukanya kembali.

"Suamiku telah mengadakan ritual penolak roh dan makhluk halus. Rumah itu telah dibentengi oleh sebuah pelindung. Aku tidak bisa lagi masuk ke sana dan mengunjungi anakku yang masih berumur lima bulan."

Tangis Kokone memecah. Asia pun terdiam sejenak. Ia berpikir sebentar.

"Ternyata anda adalah roh yang baru saja meninggal."

"Ya."

"Jadi, kenapa anda menyerang kami saat kami menghadang anda saat ingin masuk ke dalam sekolah?"

"I-itu karena aku ingin menemukan buku bertuah yang tersimpan di sekolah ini. Aku ingin..."

Belum sempat perkataan Kokone dilanjutkan, sebuah pedang menghantam dirinya dengan keras.

DRAAK!

Kokone berubah menjadi es balok. Tiba-tiba pecah begitu saja hingga berkeping-keping.

PRAAANG!

Asia membulatkan kedua matanya. Ia kaget sekali jika Naruto menebas Kokone dengan pedang Yukianesa-nya secara mendadak. Ia benar-benar tidak menyangka sama sekali.

Asia menoleh ke arah Naruto dengan wajah yang memerah padam.

"NARUTO, APA YANG KAMU LAKUKAN? DIA ITU HANTU BAIK. AKU BISA MERASAKAN HAWANYA ITU SANGAT LEMBUT!" Asia marah besar.

Naruto menatap Asia dengan datar. "Dia itu kelompok obake jahat."

Asia merubah wajahnya seperti biasa.

"Ke-kelompok obake jahat?"

"Iya, pedang Yukianesa-ku yang memberitahukan aku. Kokone mempunyai kemampuan untuk berubah wujud dan memanipulasi hawa hantunya agar terasa lebih lembut. Ia telah membohongimu, Asia-chan. Kamu memang terlalu polos dan terlalu baik pada semua hantu walaupun itu jahat ataupun baik. Karena itu, dia berusaha ingin memanfaatkan kebaikanmu saja."

Asia terperanjat mendengar penjelasan Naruto. Ia tidak menyangka sama sekali.

"Tapi, kamu sudah main membasminya begitu saja. Diakan belum sempat melanjutkan perkataannya."

"Hantu tetaplah hantu. Dia berbicara soal mencari buku bertuah itu. Lalu kenapa dia menyerang kita saat kita menghadangnya untuk masuk ke sekolah? Coba kamu pikirkan itu. Karena itu, aku curiga. Makanya aku langsung saja membasminya."

Asia tersentak lagi. Benar, mengapa Kokone tadi menyerang mereka? Kekuatannya lumayan hebat. Seperti hantu-hantu yang pernah mereka hadapi sebelumnya.

"Karena itu...," Naruto memanggul pedang Yukianesa-nya di bahu kanannya."Jangan percaya lagi sama hantu yang berhawa baik. Kamu harus mengujinya dulu dengan kekuatan indera keenammu. Apakah dia memang mempunyai hubungan kelompok obake jahat itu? Lihatlah dalam-dalam penglihatan supranaturalmu itu, Asia-chan. Aku percaya kamu bisa mengatasi semuanya dengan baik. Percayalah pada teman yang kamu anggap sangat baik, contohnya aku."

Naruto menyengir lebar. Ia berdiri dengan kerennya sambil memanggul pedang di bahu kanannya. Rambutnya yang acak-acakan sesaat berkibar- kibar dimainkan angin malam yang bertiup lembut. Pakaian yang dikenakannya juga ikut melambai- lambai diterpa angin. Sungguh kelihatan tampan sekali. Membuat kedua rona merah hinggap di kedua pipi Asia. Naruto sungguh keren di bawah sinar rembulan yang bercahaya putih.

'Naruto memang keren. Aku suka padamu, Naruto-kun,' gumam Asia di dalam hatinya.

Tak jauh dari Naruto dan Asia berada, bertenggerlah seseorang di atas dahan besar sebuah pohon seperti beringin. Ia bermata kuning emas lembut. Ia tersenyum kecil dengan dua kemerahan di kedua pipinya.

"Jadi, dia yang bernama Namikaze Naruto. Penerus Guardian sekolah ini. Hm, tapi menurutku, dia tampan juga sekaligus lucu," kata seseorang itu dalam kegelapan yang samar- samar karena tertutupi oleh helaian daun-daun."Aku penasaran di mana rumahnya. Mungkin sebaiknya aku harus mengikutinya agar lebih tahu tentang dirinya dan juga tentang buku bertuah itu.

" SYAAAT!

Seseorang itu hilang dalam sekejap mata. Meninggalkan suara-suara gemerisik daun-daun yang tertiup oleh angin malam.

.

.

.

Pukul 12 siang tepat, saatnya para penghuni Uzuka Gakuen pulang sekolah.

Terlihat semua murid yang berhamburan dari kelas masing- masing. Mereka berpakaian seragam dengan warna yang berbeda. Mengapa begitu? Karena sekolah Uzuka Gakuen ini sangat luas sekali dan memiliki satu kompleks yang sama dari TK, SD, SMP, dan SMA.

Untuk murid TK Uzuka Gakuen, pakaian seragam sekolahnya berwarna biru dan putih. Untuk SD Uzuka Gakuen, pakaian seragam sekolahnya berwarna merah dan hitam. Untuk SMP Uzuka Gakuen, pakaian seragam sekolahnya berwarna hitam dan putih. Sedangkan untuk SMA Uzuka Gakuen, pakaian seragam sekolahnya berwarna ungu tua dan hitam.

Semua murid dari latar pendidikan yang berbeda, pulang sekolahnya tetap sama pada pukul 12 siang. Untuk murid TK dan kelas 1-3 SD, pulangnya lebih awal sekitar pukul 9 atau pukul 10 pagi.

Yah begitulah keadaan di sekolah tua yang bernama Uzuka Gakuen tersebut. Sekolah yang didirikan oleh kakek moyang Naruto sejak 300 tahun yang lalu.

Di antara semua orang yang sudah keluar dari gerbang sekolah, tampak Naruto yang berjalan bersama beberapa teman sekelasnya. Mereka memakai seragam berwarna ungu tua dan hitam. yang menandakan mereka adalah pelajar SMA.

Naruto yang berjalan gontai dengan wajah yang kusut dan mata yang tampak sayu, serta terlihat lingkar hitam di sekitar kedua bola matanya Pakaian seragamnya tidak rapi. Sesekali ia menguap panjang lebar sambil menutup mulutnya.

Di samping Naruto, seorang laki-laki berambut coklat sewarna dengan matanya, ia keheranan melihat Naruto yang terus menguap sejak pagi.

"Naruto, kenapa kamu selalu kelihatan ngantuk gitu sih?" tanya laki-laki berambut coklat yang diketahui bernama Hyodo Issei."Kamu selalu tertidur di saat pelajaran berlangsung. Tapi, anehnya para guru tidak ada yang memarahi kamu ataupun menegurmu."

Naruto agak tersentak karena perkataan Issei yang baru saja menjadi temannya saat pertama kali masuk SMA Uzuka Gakuen ini.

"Ehm... Uhm. Itu sih mungkin karena guru-guru tidak pernah memperhatikan apa yang kulakukan. Kamu tahukan kalau aku duduknya paling belakang dan paling sudut pula, hahaha," jawab Naruto tertawa menyengir sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Issei memiringkan sedikit kepalanya sambil memegang dagunya seperti berpikir keras.

"Iya juga sih. Tapi, itu aneh sekali."

Naruto tetap tertawa menyengir. Jangan sampai Issei tahu tentang semua ini. Bahwa guru-guru di Uzuka Gakuen itu sangat mengenal Naruto dan merupakan kaki tangan dari ibu Naruto. Ibu Naruto yang bernama Kushina itu sendiri adalah kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah Uzuka Gakuen. Sedangkan Ayah Naruto yang bernama Namikaze Minato adalah seorang pengusaha besar yang memiliki perusahaan yang bergerak di bidang perikanan. Kadang-kadang sang Ayah sering keluar kota ataupun keluar negeri karena pekerjaannya. Karena itulah sang Ayah jarang ada di rumah.

Lalu mengenai ibu Naruto yang menjabat sebagai kepala sekolah Uzuka Gakuen ini, membuat ruang gerak Naruto di sekolah agak tidak bebas walaupun sebenarnya bebas. Kushina menyuruh para guru yang mengajar di SMA Uzuka tersebut, untuk selalu mengawasi Naruto.

Para guru tersebut harus mengawasi berbagai gerakan Naruto. Jangan sampai ada seorang gadis selain Asia yang mendekati Naruto. Sebab, wajah Naruto yang tampan seperti ayahnya membuat Kushina khawatir jika banyak gadis yang diam-diam menyukai Naruto. Apalagi jika ada gadis yang bermaksud jahat saat mendekati Naruto untuk mencari tahu tentang 'buku bertuah' yang tertanam di Uzuka Gakuen ini.

Itulah sebabnya Kushina mengambil peran sebagai kepala sekolah Uzuka Gakuen ini. Lalu semua penghuni sekolah tersebut tidak tahu bahwa Naruto adalah anak dari pemilik sekaligus kepala sekolah. Kushina melarang Naruto untuk tidak memanggilnya Kaasan di saat berada di sekolah. Dia harus memanggil ibunya dengan sebutan 'Kushina- sama'. Seperti yang lainnya. Agar tidak ada seorang pun yang mengetahui identitasnya sebagai 'guardian' yang selalu menjaga Uzuka Gakuen dari serangan makhluk halus. Bahkan Kushina memakai marga 'Uzumaki' di saat berada di lingkungan sekolah ini. Ini menjadi rahasia besar di antara Kushina dan Naruto.

Kushina sendiri yakin kalau sebagian besar murid yang bersekolah di tempatnya ini adalah makhluk halus yang menyamar menjadi manusia. Untuk itulah, Kushina memperingati Naruto untuk selalu berhati-hati terhadap teman-temannya bahkan seluruh penghuni sekolah. Kushina juga akan segera bertindak jika menemukan kejanggalan dari para penghuni sekolah tersebut.

Asal tahu saja, Kushina sudah berhenti menjadi 'Guardian' sejak Naruto menggantikannya. Naruto mulai menjadi Guardian saat berumur 15 tahun. Bersamaan Naruto baru masuk SMA.

"Hei, Naruto."

Lamunan Naruto buyar seketika saat ada yang memanggilnya.

Seorang gadis berambut pirang panjang berlari-lari cepat ke arah Naruto dan Issei. Langkah mereka terhenti sejenak di trotoar.

"Asia-chan?!" kata Naruto membulatkan matanya. Issei sendiri menatap Asia dengan datar.

Asia berlari kencang bagaikan dikejar setan. Ia sangat tergesa- gesa. Itulah membuat Naruto kaget dan membulatkan matanya.

Begitu dekat dengan Naruto, Asia langsung menarik tangan Naruto langsung. Naruto terheran-heran dengan aksi Asia ini.

"Maaf ya, Issei. Aku pinjam Naruto dulu. Ada yang mau dibicarakan nih," sahut Asia tersenyum kecil sambil merangkul lengan kanan Naruto.

Issei cuma mengangguk dengan wajah bengong.

"Ya, tidak apa-apa."

Naruto memasang wajah sweatdrop.

'Memangnya ada apa sih? Kenapa Asia mendadak bisa berlari cepat bagaikan kilat?'

Asia tersenyum lagi.

"Ok, terima kasih, Issei."

"Maaf, Issei. Lain kali kita pulang sama-sama ya. Sampai nanti!" Naruto melambaikan tangan kanannya untuk Issei yang masih terpaku berdiri di tempat.

"Ya, Naruto!" Issei membalas lambaian tangan Naruto.

Maka berlalulah Naruto dan Asia dari sana. Meninggalkan Issei yang bengong dan orang-orang yang masih lalu-lalang di sekitar sekolah tersebut.

Asia mengajak Naruto kembali ke sekolah. Tepatnya di belakang sekolah.

Naruto kebingungan saat diseret oleh Asia ke sini. Entah apa yang ingin dibicarakan oleh Asia. Sepertinya serius sekali.

Tepat di dekat pohon beringin, mereka berdua berhenti. Asia celingak-celinguk dulu untuk memastikan keadaan. Apakah sudah sepi atau belum?

Oh, ternyata sudah sepi. Semua orang sudah pulang ke rumah masing-masing. Asia menghembuskan nafas beratnya.

Naruto yang masih bingung. Ia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Lalu mengawali percakapan duluan.

"Kenapa sih kamu membawaku ke sini?"

Asia menatap Naruto serius.

"A-ano, ada yang ingin aku bilang padamu."

Asia tampak malu-malu saat mengatakannya. Membuat kening Naruto mengerut.

"Apa yang ingin kamu bilang padaku?" tiba-tiba Naruto merasa berdebar- debar dibuatnya. Apalagi wajah Asia bersemu merah seperti itu.

Melihat adegan ini, seperti saat- saat ingin menyatakan cinta, bukan? Apakah Asia akan melakukan itu dan menyatakan cinta kepada Naruto? Lihat saja nanti.

"A-ano, Naruto," Asia menundukkan kepalanya sambil memainkan jari- jarinya."Se-sebenarnya aku ingin bilang kalau aku..."

Wajah Naruto merona merah

'Jangan-jangan Asia-chan ingin menembak aku. Seperti yang dilakukan cewek-cewek lainnya. Tapi, aku menolak semuanya hanya karena Kaa-san. Tapi, jika benar Asia bilang dia menyukai aku. Apa yang harus kulakukan?' batin Naruto yang merasa berdebar-debar dalam hatinya.

"Sebenarnya aku ingin bilang kalau aku tidak bisa menemanimu berjaga di malam ini karena aku mau ikut Tousan pergi ke rumah saudara untuk menghadiri pesta pernikahan."

GUBRAK!

Naruto terjungkal di tanah dalam keadaan tidak elit. Membuat sweatdrop besar hinggap di kepala Asia.

'Aku kira Asia mau menyatakan cinta padaku. Ternyata mau bilang kalau tidak bisa temani aku berjaga di malam ini. Asia-chan, kamu buat aku bisa kena serangan jantung,' batin Naruto lagi sambil bangkit berdiri dengan badan bergetar hebat.

"Naruto, kamu tidak apa-apa?" tanya Asia berwajah panik.

"Ah, tidak apa-apa kok," Naruto menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa lebar.

"Jadi, kamu tidak marah?"

"Marah? Kenapa aku marah?"

"Iya, malam ini aku tidak bisa menemani kamu. Aku harus ikut Tousan ke rumah saudara selama seminggu. Aku sudah izin kok sama Kaa-san mu. Kaa-san mu mengizinkan aku untuk tidak masuk sekolah selama seminggu .." Asia menundukkan kepalanya dan mengatupkan kedua tangannya."Aku harap kamu tidak marah padaku. Aku mohon, jangan marah ya, Naruto."

Naruto ternganga habis. Sedetik kemudian, ia tertawa lebar sambil membelai puncak rambut Asia.

"Hehehe, kamu itu lucu sekali, Asia- chan. Tentu saja aku tidak marah kok. Kamu jangan bersikap memelas seperti itu kepadaku. Aku paham kok."

Wajah Asia merona merah saat rambutnya dibelai oleh Naruto seperti ini. Ia terpana sebentar.

"Naruto..."

"Hehehe!"

Naruto terus tertawa lebar seraya masih membelai lembut puncak rambut Asia.

"Arigatou, Naruto," gumam Asia tersenyum senang dengan wajah yang kemerahan.

Lalu tanpa mereka sadari, yaitu di atas dahan pohon beringin yang besar, bertenggerlah seekor kucing putih bermata kuning emas. Ia mengamati dua manusia di bawahnya.

Lantas kucing itu tersenyum kecil.

'Ternyata Naruto itu, orangnya lembut juga. Aku suka sekali melihatnya,' gumam si kucing di dalam hatinya. Kedua pipinya merona merah, Sungguh kucing yang aneh.

Dan entah apa yang terjadi. Sesuatu sedang mengikuti Naruto sekarang….

.

.

.

BERSAMBUNG

vvvvvvv

vvvvvv

vvvvv

vvvv

vvv

vv

v

Terima kasih sudah membaca cerita ini. Salam dari saya, Hikari Syarahmia.

please review