Let's Marriage

Don't like don't read

.

.

.

Akashi menghela napas lelah mendengar ceramah dari sang Mama. "Pokoknya Mama mau kamu menikah bulan ini! Kamu itu sudah 25 tahun" Panjang kali lebar Akashi Hinami menjelaskan, tetapi sang putra bersikap acuh tak acuh.

"Sei-chan!" Hinami membentak anaknya.

"Mama, mencari pasangan itu tidak segampang membalikkan telapak tangan" Akashi yang tadinya diam mulai menjawab. Ya kali ada cewek diobral gitu. Cewek tipe Akashi itu harus bermartabat, nggak sembarang orang bisa menjadi nyonya pendamping Akashi Seijuuro.

"Apa sih yang kurang dari kamu? Kamu itu ganteng, mapan, dewasa lagi. Kamu aja yang nggak tertarik sama pernikahan" Akashi memutar bola matanya. Ini sudah kalimat ke-22 dalam sehari yang dia dengar saat bertemu Mamanya. Bahkan, saat di kantor pun dia juga harus berdebat dengan Mama Hinami melalui telepon.

"Apa jangan-jangan kamu gay?" Celetuk Ibu itu sambil menatap tidak percaya

Oh God!

Mamanya kini mulai berpikiran yang aneh-aneh. Inilah akibat menonton dorama di televisi. Walaupun belum pernah suka sama cewek Akashi ini benar-benar pria tulen! Ingat TULEN!

Dia sering kok minjem DVD sama majalahnya si Aomine. Dia juga udah pernah mimpi basah di umur 12 tahun! Dia itu NORMAL!

"Mama mulai mikir aneh deh. Aku cuma belum menemukan yang cocok aja." Akashi menenangkan Mamanya yang syok.

"Kamu suka sama sekretaris yang gayanya kaya perempuan itu ya?" Tidak menggubris Akashi si Mama mulai membuat spekulasi lagi.

What the?!

Si Mibuchi Reo itu?! Kalau pun dia gay juga masih pilih-pilih kali. Akashi menghela napas lelah (lagi).

"Ma, aku bukan gay. Aku normal kok" Akashi menenangkan Mamanya kembali.

"Oke, kalau kamu bukan gay kamu harus menikah bulan ini"

"Kalo kenalan?"

"Nggak"

"Kekasih?"

"Nggak"

"Tunangan?"

"NGGAK!"

Akashi menutup kedua telinganya ketika Mamanya meraung keras.

"Jadi harus istri ya?" Akashi mempertaruhkan nyawa untuk kembali bertanya

"Akashi Mama nggak bakal bikinin kamu makanan sama bekal lagi. Kamu makan aja sana di rumah temen kamu. Kamu nggak boleh pulang sebelum ditemani seorang calon istri yang akan menjadi nyonya Akashi bulan ini! Titik!" Mama Hinami meninggalkan anaknya di ruang keluarga sendirian.

Oh My

Cobaan apa lagi kini. Rasanya mau menangis layaknya yang ada di dorama televisi.

BRAK

Suara pintu ruang keluarga dibuka kasar. Terlihat sang Mama yang membawa koper hitam besar. Akashi bingung. Kenapa Mama membawa koper miliknya?

"Ini, Mama sudah mengemasi baju-baju kamu. Nanti kalau kotor di laundry. Kamu nggak boleh di rumah sebelum menemukan calon istri. Kalo dalam seminggu kedepan kamu nggak ada kemajuan, Mama akan nikahin kamu beneran sama si Reo itu." Mama Hinami menyerahkan koper yang berisi baju santai serta baju kerja kepada anaknya.

"Mama nanti kalo Akashi mati kelaparan gimana?" Akashi mencari belas kasihan dari Mamanya.

"Kan Mama udah bilang kalau kamu lapar numpang makan di rumah temen"

"Kan malu Ma"

"Ya kamu kan direktur Akashi group, Pebisnis tampan nan kaya seantero dunia. Masa beli makanan dari restaurant nggak bisa?"

"Tapi Sei-chan lebih suka masakan Mama" Dengan nada imut Akashi membujuk Mamanya, bahkan dia merubah namanya menjadi Sei-chan.

"Alasan deh kamu. Buktinya kemarin Mama nggak pulang sebulan dalam rangka bisnis kamu juga makan. Bukan masakan Mama juga kan yang kamu nikmati sebulan kemarin?"

Oke sekarang dia sudah terkena skakmat. Senjata makan Tuan sudah dialami pria ini.

Belum beranjak dari tempat berdiri membuat Mama Hinami jengkel. Dia menarik putra tunggalnya itu keluar rumah.

"Akashi ingat dalam seminggu nggak ada kemajuan kamu akan menjadi suami si Mibuchi Reo!" Dan kalimat tadi diakhiri dengan debaman pintu besar dari rumah (baca=mansion) keluarga Akashi.

.

.

.

"Moshi-moshi"

"Cathrine ini aku"

"Oh ada apa Sei-chan?"

"Bisa kau datang ke apartemenku? Kalau bisa bawalah makanan kemari"

"Baiklah"

Tuut

Sambungan telepon terputus. Kini Akashi sedang berada di apartemen yang biasa dia tempati manakala Mamanya marajuk seperti tadi. Ya, sebelum kejadian hari ini dia sudah mengalaminya berkali-kali. Bedanya tidak ada ancaman untuk menjadi suami si Mibuchi Reo.

Akashi menghela napas pasrah. Apa yang harus dia lakukan? Haruskah menyewa gadis untuk pura-pura menjadi calon istrinya? Apakah dia akan melakukan simulasi pernikahan atau pernikahan kontrak seperti yang ada di sinetron kesukaan Mamanya?

Dia dalam bahaya sekarang. Seminggu itu bukan waktu yang lama.

Cklek

Terdengar suara pintu terbuka. Si Akashi tidak bergeming dari duduknya. Kini di hadapannya telah berdiri wanita berambut pirang bermata biru indah.

Cathrine Carlet

Teman perempuan yang dia miliki walaupun ada Satsuki Momoi juga sih, tetapi dia lebih dekat dengan si Irine.

"Aku bawakan pesanan mu Tuan" Dengan senyum manis dia menyodorkan tas bekal.

"Kau kabur dari rumah lagi Sei-chan?" Gadis itu mendudukan diri di kursi yang berada di depan Akashi.

"Diusir lebih tepatnya" Jawab Akashi sambil membuka bekal yang dibawa temannya itu.

"Boleh aku minta bantuan Irene?" Akashi bertanya dengan menikmati makanannya.

"Tentu saja" Jawab perempuan tu dengan senyum manis

"Tolong carikan aku seorang maid (pelayan). Selama seminggu aku akan di sini jadi aku perlu maid untuk mencuci serta membersihkan apartemen selagi aku bekerja. Kalau bisa dia juga pandai memasak" Jelas Seijuuro panjang lebar.

"Oke bos!" Gadis pirang itu menghormatkan tangannya dengan tertawa kecil.

"Sei-chan diusir Hinami oba-san karena masalah pernikahan lagi ya?" Irene bertanya kepada Akashi.

"Yah, begitulah" Akashi tampak lesu, sepertinya dia memang menanggung beban yang berat.

"Sudahlah, aku tidak mau membicarakan ini lagi" Akashi menyerahkan tas bekal kembali kepada si pemilik setelah memakan isinya.

"Irene sudah malam, sebaiknya kau pulang" Bangkit dari duduknya hendak mengantarkan tamu sekaligus temannya itu menuju pintu apartemen.

"Hm. Jaa Sei-chan~"

Akashi membalas lambaian tangan gadis pirang itu sebelum kembali ke dalam apartemen.

'Huft. Hari yang melelahkan'

.

.

.

TBC

A/N: Hai minna, aku author baru nih di arsip Kuroko no Basket. Mohon bantuanya nya. Tolong berikan saran dan kritik yang membangun karena author masih pemula.

Info:

Irene adalah nama panggilan dari Akashi untuk Cathrine, tetapi untuk jodoh si Sei-chan nanti bukan dia. Karena dalam chapter depan akan diungkap siapa yang menjadi pasangan Sei-chan, author akan memberikan clue terlebih dahulu.

Pasangan Sei-chan nanti berambut hitam dan mempunyai bola mata bewarna hitam pula. Gaya rambutnya mungkin seperti Yuuki Asuna SAO, tetapi ikatan rambutnya biasa saja tidak dikelabang seperti Asuna. Panjangnya juga sepinggang. Tingginya sekitar 160cm, dia orang yang akan diuat author dengan perawakan kecil nan imut-imut #plakk

Sekian infonya minna~ jangan lupa ripiu ya.. Ripiu kalian adalah semangat untuk menulis ^^
Sampai ketemu chapter berikutnya ^_^