#Naruto POV

Seseorang pernah berkata bahwa bumi dipenuhi oleh kebencian. Manusia adalah makhluk yang tidak dapat saling memahami.


Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Author : NikStar96

Pairing : NaruHina

Genre : Action, Sci-Fi, Romance

Warning: Typo(s), AU, mungkin sedikit OOC

Chapter 5: The Meeting

-Konoha Gakuen-

Seorang pria tampan berjas sedang berjalan keluar dari sekolah untuk pulang. Di gerbang sekolah...

"Zabuza, ternyata kau disini ya?" Kata seorang pria gelap berkacamata hitam.

"Kalian?"

Dua orang yang sepertinya sudah dikenal Zabuza datang menghampirinya.

"Ada perlu apa kalian datang kemari?" Tanya Zabuza.

"Aku ingin menyampaikan pesan bahwa Boss akan mengadakan pertemuan pada dini hari. Jangan sampai kau tidak menghadirinya." Jawab pria berambut panjang.

"Hanya itu saja?."

"Hanya itu saja. Kita pergi, Taka!"

*CKLEK*

Tiba-tiba muncul suatu benda seperti sayap di punggung pria berambut panjang.

*WUSSSHHH*

Pria berambut panjang itu terbang dengan menggunakan sayap yang terdapat dua buah roket di sayap tersebut.

"Mentang-mentang bisa terbang, dia pikir bisa meninggalkanku seenaknya?" Gerutu pria berkacamata hitam.

Zabuza hanya memandang langit. Dia tidak menghiraukan ocehan pria berkacamata itu.

-oOoOo-

-Sementara itu, di bekas gedung kantor redaksi Konoha Gakuen-

*BAG*

*BIG*

*BUG*

Pertarungan Naruto dengan Sasuke masih berlanjut. Keduanya saling melakukan kontak fisik baik dengan pukulan maupun dengan tendangan.

"Sial, kalau begitu.."

Naruto mengambil amunisi Gatling Gun. Dia berniat untuk menggunakan Kyuubi Gatling Gun.

*DORT DORT DORT DORT DORT*

Naruto mengarahkan tembakan tersebut ke arah Sasuke. Namun, Sasuke dapat menghindari semua tembakan tersebut dengan mudah.

"Tidak berguna. Aku malah memboroskan amunisiku. Kalau begitu.."

Naruto mengambil granat di tasnya. Kemudian dia membuka sendi tangan Kurama agar dapat memasukkan granat tersebut. Dia kemudian mengarahkannya ke arah Sasuke.

"Terima ini. Kyuubi Grenade Launcher."

*DUAR*

Naruto menembakkan granat itu. Granat itu menghasilkan kerusakan yang lumayan besar. Namun...

"Kau tidak akan bisa menandingi kecepatanku."

Sasuke lagi-lagi berhasil menghindar.

Kecepatan Sasuke memang lebih unggul dari Naruto. Kecepatan seperti itu tidak dapat diamati bahkan dengan slow motion yang diedit dari sebuah rekaman CCTV sekalipun.

"Sial. Sama sekali tidak mempan. Bahkan sebuah ledakan granat tidak cukup untuk mengalahkannya." Gerutu Naruto.

"Kau benar. Sebaiknya kita tidak menggunakan senjata api. Itu hanya akan membuang-buang amunisi." Ujar Kurama.

"Kalian lamban."

*DUAGH*

"AGGGHH." Karena lengah, Sasuke berhasil menyerang Naruto..

.

.

#Naruto POV

"Sial. Dia benar-benar cepat. Benar kata Kurama. Mungkin butuh waktu seumur hidup untuk dapat mengikuti gerakannya hanya dengan mata telanjang. Tapi aku sudah mulai dapat membaca gaya serangannya."

"Saat berlari, dia akan mengalirkan energi listrik ke seluruh tubuhnya agar koordinasi otak dengan ototnya seimbang. Jika saja saat berlari dia hanya mengalirkan listrik di kakinya, dia tidak akan bisa menghentikan kecepatan larinya karena otot kakinya menolak perintah otaknya. Akibatnya, dia akan menabrak tembok sebelum sempat menghentikan larinya."

"Begitu juga saat menyerang. Sebelum menyerang, dia harus menghentikan aliran listrik di tubuhnya agar dia dapat berhenti berlari. Karena jika dia menyerang sambil berlari, keseimbangan tubuhnya akan hilang. Setelah menghentikan gerakannya untuk sementara, dia akan mengalirkan listrik itu di kaki atau tangannya. Dengan begitu, dia dapat menyerangku secara optimal."

.

.

#Normal POV

"Sudah kuduga. Mustahil untuk menghindari semua serangannya, Kurama."

"Kau benar, bocah. Beberapa bagian internalku juga sedikit mengalami kerusakan."

"Terus, apa kau sudah menemukan sesuatu yang ingin kau pastikan?"

"Belum. Kita harus mendekatinya sekali lagi."

Naruto kembali menyerang Sasuke. Sasuke juga sudah bersiap akan serangan Naruto. Mereka saling adu pukul. Naruto berusaha menghindari serangan listrik Sasuke. Namun sangat mustahil untuk menghindari semua serangan Sasuke.

"Dia sungguh cepat. Tapi sepertinya aku bisa sedikit mengikuti gerakannya dengan kedua mataku. Tidak. Bukan begitu. Justru kecepatannyalah yang sedikit berkurang."

"HUOOO."

Sasuke berteriak untuk melancarkan serangannya. Namun dengan reflek Kurama berhasil memblok serangan Sasuke. Meskipun Kurama harus menerima efek dari serangan itu.

"Kurama?" Naruto khawatir dengan kondisi Kurama.

"Sepertinya aku mengalami sedikit kerusakan. Tapi aku mungkin masih bisa bertahan. Baiklah. Aku punya rencana."

"Rencana?"

"Benar. Dengarkanlah aku!"

Kurama membisikkan rencana mereka melalui telinga kanan Naruto. Setelah selesai mengatakan rencananya, Naruto bersiap untuk bertarung kembali. Kali ini, Naruto akan menggunakan pisau lipatnya.

"Ayo kita lanjutkan pertarungan, Sasuke!"

"Memang itu yang kuinginkan. Majulah, Naruto!.

Naruto berlari ke arah Sasuke. Begitu juga sebaliknya.

*WUNG*

*WUNG*

*WUNG

Naruto memfokuskan serangannya dengan menggunakan pisau lipat. Naruto terus mengayunkan pisau itu tanpa henti.

"Baiklah. Bagaimana dengan ini?"

*BZZT BZZT*

Sasuke kaget dengan kemampuan pisau lipat Naruto. Pisau lipat itu ternyata dapay mengeluarkan tenaga listrik.

"Pisau itu mengeluarkan listrik juga? Terlihat bahwa dia akan menggunakan pisau itu sebagai Stun Gun untuk melumpuhkanku. Tapi..."

*JLEB*

*BZZT BZZT CIP-CIP*

"AARRRRGGGHHHH." Teriak Sasuke

Sasuke berhasil menusuk Sasuke dengan pisau lipatnya.

"Berhasilkah?" Gumam Naruoto penasaran.

Serangan itu memang terlihat seperti menyakiti Sasuke. Namun...

"Hanya bercanda."

"A...apa?" Gumam Naruto kaget.

"Apa kau lupa bahwa aku kebal terhadap listrik?" Kata Sasuke.

Pisau itu menusuk sedikit bagian dada kiri Sasuke. Namun energi listrik pisau lipat Naruto tidak memberikan efek apapun terhadap Sasuke.

Naruto mencabut pisau yang ada di dada Sasuke. Kemudian ia kembali menjaga jaraknya.

"Sial." Gumam Naruto.

"Teruslah menyerang, Naruto. Itu adalah kunci dari rencana kita." Kata Kurama.

"Aku tahu."

Naruto terus mengayunkan pisaunya ke arah Sasuke. Namun, tidak ada satupun ayunan pisau yang berhasil mengenai tubuh Sasuke.

.

.

#Sasuke POV

"Sial. Jika pertarungan terus berlanjut seperti ini, aku akan berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Baiklah. Kali ini aku akan serius. Aku akan mengalahkannya sekarang."

.

.

#Normal POV

Sasuke merasa sudah saatnya untuk mengakhiri pertarungan. Ia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk kecepatan dan kekuatan serangan. Sasuke kemudian berlari ke arah Naruto, Namun..

"Ada yang aneh." Pikir Sasuke.

Belum sempat Sasuke memikirkan lebih lanjut tentang keanehan yang ia rasakan..

*BUAGH*

"OHOK."

Naruto berhasil memukul perut Sasuke dengan menggunakan Kurama.
Serangan itu cukup kuat sampai bisa membuat Sasuke terlempar sampai ke dinding.

"Urggh. Sial. Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba gerakanku menjadi lambat?" Pikir Sasuke keheranan.

Sasuke kemudian melirik sesuatu di tangan kiri Naruto.

"Apakah jangan-jangan karena itu?"

*BBZZT BBZZT CIP-CIP*

Sasuke menyadari bahwa pisau lipat yang dipegang Naruto mengeluarkan tenaga listrik yang lebih besar dari sebelumnya.

"Hosh. Hosh. Kita berhasil, Kurama." Kata Naruto.

.

.

#Kurama POV

"Hipotesisku ternyata tepat. Kekuatan listrik yang dia punya memiliki kelemahan."

"Saat mengeluarkan listrik, otomatis pasokan energi listrik yang berada di tubuhnya berkurang. Jika dia terlalu lama mengeluarkan listrik, energi listriknya lama kelamaan akan habis sehingga dia tidak dapat menggunakan kekuatan listriknya."

"Dari pertarungan yang berlangsung sekitar dua setengah jam ini, mungkin saja batas waktu dia dapat mengeluarkan kekuatan listriknya kurang lebih selama empat jam."

"Untuk memenangkan pertarungan ini, kami harus mengantisipasi kecepatannya. Sehingga kami menggunakan pisau lipat khusus yang berada di tangan kiri Naruto. Pisau lipat ini selain dapat digunakan sebagai stun gun, juga dapat digunakan untuk menyerap energi listrik yang dikeluarkan Sasuke."

"Rencana kami bukanlah untuk membuat lawan terluka, tetapi untuk membuat lawan kehabisan energi listrik sehingga kecepatannya berkurang. Karena itulah Naruto mengayunkan pisaunya terus menerus ke arah Sasuke. Tidak peduli serangan itu kena atau tidak karena tujuannya adalah untuk menyerap energi listrik Sasuke."

.

.

#Normal POV

"Kita bisa menyerangnya sekarang. Simpan pisau lipatmu! Dia mungkin bisa mengambil energi listriknya lagi dari pisaumu."

Naruto menon-aktifkan Stun Gun Mode yang terdapat pada pisau lipat itu. Dia bersiap untuk menyerang Sasuke.

Naruto menggunakan Kurama untuk menyerang Sasuke. Namun, Sasuke masih memiliki sisa kekuatan untuk memblok serangan Naruto.

"Hebat. Dengan kondisinya sekarang, dia masih bisa memblok semua serangan kami." Pikir Kurama.

Naruto bersiap untuk memukul Sasuke, Namun.

*WUSSH*

"Eh?"

*ZRAATT*

"Apa?" Gumam Naruto dan Kurama bersamaan.

*BZZT CIP-CIP*

Sasuke menghindar dengan kecepatan kilat yang tersisa. Namun kali ini, dia tetap berada di hadapan Naruto. Dengan sisa kekuatan yang dimilikinya, ia berhasil memutuskan Kurama dari tangan kanan Naruto. Kemudian ia menendang Kurama sehingga jarak Naruto dengan Kurama cukup jauh.

"Sial." Pikir Kurama. Setelah terlempar beberapa meter, Kurama pun padam.

"Hosh. Hosh."

Naruto dan Sasuke terlihat sangat kelelahan. Terlihat dari Napas mereka yang menggebu-gebu.

"Kenapa bisa seperti ini?"

Naruto terheran. Dia tidak menyangka Sasuke berhasil memutuskan Kurama dari tangan kanannya dengan sisa kekuatan listriknya yang hanya sedikit.

.

.

#Sasuke POV

"Walaupun energi listrik yang diserap pisau tadi sangat banyak, bukan berarti aku tidak dapat memproduksi listrik di tubuhku."

"Saat tubuhku kekosongan pasokan listrik, sel-sel yang ada di dalam tubuhku akan memproduksi energi listrik dengan sendirinya. Walaupun aku banyak bergerak, proses produksi energi listrik tidak akan terganggu."

"Dia mungkin mengira aku akan berada di depan atau di atasnya. Untuk mengantisipasi pemikirannya, aku sengaja menghilang beberapa saat dan kemudian kembali di depannya. Dengan kekuatan listrik yang tersisa, aku menggunakannya untuk menyingkirkan tangan kanannya dengan mengalirkan energi listrik pada seranganku.

"Walaupun sel-sel tubuhku dapat memproduksi energi listrik, kekuatan energi listrik yang dihasilkan sangatlah sedikit. Untuk men-charge penuh kekuatan listrikku secara alami seperti itu membutuhkan waktu yang lama."

"Dalam kondisi normal, aku dapat men-charge energi listrikku dengan menyerap kabel listrik atau sumber-sumber yang mengandung listrik lainnya. Tapi sepertinya aku tidak akan bisa melakukannya karena ini hanyalah ruang tertutup. Karena itulah, menyingkirkan AI Gear-nya adalah pilihan yang tepat untuk mengalahkannya."

"Dengan kekuatan listrikku yang sedikit, aku berhasil menyingkirkan AI Gear-nya. Aku bisa menyelesaikan pertarungan ini dengan cepat."

.

.

#Normal POV

"Tak kusangka dia masih bisa bergerak secepat itu. Dan sialnya, dia memutuskan Kurama dan membuatnya terlempar cukup jauh." Pikir Naruto.

"Kali ini, hanya ada kau dan aku. Tidak ada yang mengganggu kita, Naruto."

Sasuke kembali menyerang. Naruto juga sudah bersiap akan serangan Sasuke. Kali ini, pertarungan tangan kosong akan dilakukan Naruto.

Mereka berdua menendang, memukul, melompat, menghindar, dan memblok. Sasuke memutuskan untuk tidak menggunakan energi listriknya untuk bergerak secepat kilat. Tetapi, walaupun tidak menggunakan kecepatan kilat, Sasuke memiliki kecepatan yang hebat. Sasuke masih bisa bergerak dengan kecepatan yang melebihi manusia normal. Namun, Naruto sudah dapat memprediksi arah gerakan Sasuke.

"Sial. Kupikir dengan menyingkirkan AI Gear-nya, dia hanya akan menjadi orang lemah tak berguna. Tapi dia masih memiliki kekuatan yang hebat. Dia juga sangat cekatan dan memiliki reflek yang lebih baik dariku." Pikir Sasuke.

Sasuke kemudian mengalirkan energi listrik ke tangan kirinya untuk memukul Naruto.

*DUAG*

"Berhasil?"

Sasuke berhasil memukul kepala Naruto sehingga membuat Naruto terlempar. Namun..

"Hosh. Hosh."

Naruto yang sedikit kejang-kejang berhasil bangkit berdiri. Hal itu membuat Sasuke merasa ngeri.

"Kekuatan listrikku tidak mempan? Apa dia Monster?" Pikir Sasuke ngeri.

Sasuke merasakan sesuatu di kedua bola mata Sapphire Naruto. Kedua bola mata itu menatap tajam kearah Sasuke. Sasuke merasakan tekad 'Siap Mati' Naruto hanya dengan melihat kedua bola matanya.

"Kenapa kau terus bangkit? Kenapa kau tidak menyerah saja?" Teriak Sasuke.

Naruto terdiam beberapa saat untuk memikirkan sesuatu.

"Aku tidak akan menyerah. Lagipula, aku belum kalah." Kata Naruto dengan cengiran khasnya seolah-olah menantang Sasuke

*WUSSHH*

"Perasaan apa ini?"

Sesaat Sasuke melihat aura berwarna merah keluar dalam tubuh Naruto. Aura itu terlihat seperti asap yang berkobaran dengan lembut. Memang itu hanyalah visualisasi mata Sasuke semata. Namun, ia merasakan sesuatu yang menusuk pori-pori kulitnya.

"Fufu. Menyenangkan sekali." Sasuke merasakan kekesalan sekaligus kenikmatan dalam bertarung secara bersamaan. Setelah menenangkan dirinya, ia kembali menyerang Naruto.

Pertarungan pun dilanjutkan. Sasuke menyerang Naruto dan Naruto memblok serangan Sasuke. Begitu juga sebaliknya.

"Orang ini sungguh hebat." Pikir Naruto terkagum akan semangat bertarung Sasuke.

*WUUUSH*

"Aura itu.."

Sesaat Naruto juga melihat aura berwarna biru dalam diri Sasuke dengan kedua matanya. Ia merasakan tekad bertarung Sasuke setelah melihat visualisasi auranya.

"Aku tidak akan kalah semudah itu, Sasuke."

"Dan kau tidak akan menang, Naruto."

Naruto dan Sasuke kembali akan melancarkan serangan mereka.

-oOoOo-

-Sementara itu-

Zabuza berjalan ke sebuah rumah tua.

"Tadaima." Ucap Zabuza setelah membuka pintu rumah tersebut.

Tidak ada respon apapun di dalam rumah. Suasananya benar-benar hening. Rumah tersebut benar-benar terlihat sangat tua. Di dalam rumah itu sangat gelap. Sepertinya jendela rumah itu telah ditutup dengan kayu. Tidak adanya ventilasi udara menyebabkan siapa saja orang bodoh yang nekad masuk rumah itu akan mati kehabisan napas. Dengan kondisi rumah tua tidak berpenguni seperti ini, mustahil bagi manusia normal untuk menelusuri rumah gelap ini. Namun, Zabuza dapat menelusuri rumah ini tanpa masalah.

Setelah sampai di sebuah ruangan, Zabuza duduk bersila. Ia kemudian memejamkan matanya. Dengan pernapasan yang teratur, Zabuza mulai bermeditasi.

-oOoOo-

Kembali lagi di pertarungan Naruto vs Sasuke. Mereka berdua sudah mencapai batasnya.

"Hosh. Hosh. Hosh."

Naruto dan Sasuke terkapar di lantai. Mereka berdua terlihat sangat kelelahan.

"Kenapa kau tidak menghabisiku sekarang?" Tanya Sasuke.

Naruto kemudian merangkak ke arah Sasuke. Hal itu membuat Sasuke sedikit ketakutan akan tekad Naruto.

"Hei, aku hanya bercanda. JANGAN MENDEKAT!" Teriak Sasuke.

Naruto tetap merangkak ke arah Sasuke. Kemudian..

*PUK*

"Eh?"

Naruto hanya menjitak pelan kepala Sasuke.

"Aku juga kelelahan sama sepertimu, bodoh. Lagipula, aku tidak bisa menghabisimu. Kau tidak terlihat seperti orang jahat." Kata Naruto.

Sasuke hanya terheran melihat Naruto.

"Sebenarnya aku masih tidak menyangka cowok populer di sekolah sepertimu mempunyai radiasi." Kata Naruto.

"Itu bukan urusanmu jika aku punya radiasi atau tidak." Ucap Sasuke.

"Beritahu saja aku. Mengapa kau memiliki radiasi?" Tanya Naruto memaksa.

Sasuke melihat mata Naruto. Berbeda dengan saat bertarung, Mata berwarna biru laut itu terlihat seperti seorang anak kecil dengan keingintahuan yang besar.

"Huh. Baiklah jika kau memaksa." Kata Sasuke.

Naruto tersenyum mendengarnya.

.

.

#Sasuke POV

"Aku memiliki seorang kakak laki-laki. Orang tua kami sudah meninggal karena penyakit. Karena itu, kakakku lah yang mengurusku seorang diri. Namun setelah beberapa lama, kakakku bertingkah aneh dan suka bergumam sendiri."

"Saat itu, kira-kira aku masih kelas dua SMP. Aku menuju ruang kerja kakak diam-diam. Setelah sampai di ruang kerjanya, aku terkejut melihat kakak berbicara dengan benda asing yang aneh. Aku berusaha untuk meninggalkan ruangan itu pelan-pelan. Sialnya, aku tidak sengaja menendang kaleng yang menimbulkan suara yang berisik."

"Kakak kemudian menyadari keberadaanku. Dia kemudian memukulku. Namun aku masih bisa tersadar. Setelah itu, dia memasukkanku ke dalam sebuah kapsul yang penuh dengan asap hijau. Setelah beberapa lama berada di dalam kapsul itu, aku merasakan sakit yang sangat menusuk organ tubuhku. Rasa sakit itu sampai-sampai membuatku menangis."

"Dengan kondisiku yang tidak berdaya saat itu, kakak mengeluarkanku dari kapsul itu. Setelah itu, kakakku menidurkanku di sebuah ranjang. Kemudian, kakakku menyetrumkan sesuatu di tubuhku sehingga membuatku kejang-kejang."

"Rasanya benar-benar menyakitkan. Tubuhku terasa terbakar. Aku tidak tahan. Namun aku tidak dapat berbuat apa-apa. Aku hanya bisa menangis dan berteriak kesakitan. Belum pernah aku merasakan penderitaan seperti ini."

"Namun, aku berhasil menahan rasa sakit akibat sengatan listrik yang ada di tubuhku selama dua hari. Setelah itu, kakak menyuntikkan sesuatu di leherku. Itulah yang disebut dengan Nanomachine. Setelah menyuntikkan itu, kakak membuatku tidak sadarkan diri."

"Esoknya, aku terbangun dari tidurku. Aku menyadari diriku lagi-lagi berada di kapsul aneh. Aku keluar dari kapsul itu dan mendapati bahwa kakak telah meninggalkanku. Aku marah dengannya. Aku bertanya-tanya apa maksudnya dia melakukan itu terhadap adiknya sendiri.

"Emosi yang meluap-luap itu membuatku tanpa sadar mengeluarkan listrik di tanganku. Aku menyadari bahwa aku tidak merasakan rasa sakit itu lagi. Sebaliknya, aku merasakan perubahan fisikku yang drastis. Sekarang, aku dapat mengendalikan listrik yang ada di tubuhku. Setelah menyadari bahwa aku memiliki kekuatan super, aku mencari-cari informasi dari semua dokumen dan catatan yang ada di ruangan itu. Aku bertekad untuk menemukan kakakku agar dia bisa menjelaskan semuanya."

.

.

#Normal POV

"Ternyata seperti itu. Dia mengalami penderitaan yang hampir sama denganku. Andai saja aku bisa menangis, aku pasti sudah menangis dari tadi setelah mendengar ceritanya." Pikir Naruto

"Jadi begitu ya?" Kau pasti sangat menderita." Ujar Naruto lagi.

"Entahlah. Yang jelas aku akan menemukan kakakku meski harus bertarung dengannya sekalipun." Kata Sasuke.

Naruto mengerti akan cerita Sasuke. Dia juga merasakan penderitaan Sasuke yang tidak memiliki orang tua dan kakaknya yang menghilang entah kemana.

"Sekarang giliranmu!"

"Eh?"

"Aku sudah menceritakan kisahku. Sekarang ceritakan kisahmu, Naruto!"

"Fuh. Baiklah."

Naruto menceritakan kehidupannya yang kelam. Mulai dari perubahan drastis dirinya, bagaimana ia kehilangan tangan kanan, bagaimana ia memiliki radiasi, meninggalnya orang tuanya, serta bagaimana ia mendapatkan bekas luka didadanya. Sasuke dapat merasakan kepedihan yang dialami Naruto. Ia membandingkan hidupnya dengan hidup Naruto. Ia merasa bahwa Naruto lebih menderita darinya.

"Aku mengerti sekarang. Ternyata kita hampir sama ya, Naruto."

"Ya begitulah, Sasuke. Tujuanku adalah membunuh orang yang telah menghancurkan keluargaku."

Naruto dan Sasuke terdiam beberapa saat. Kemudian Naruto membuka pembicaraan.

"Hei, Sasuke. Apa kau tahu jika seorang petarung dapat melihat dan merasakan aura dari lawannya, dia dapat dikatakan sebagai pertarung sejati?" Tanya Naruto.

Sasuke menatap Naruto dengan heran mencoba untuk memahami perkataan Naruto. Kemudian ia teringat bahwa ia juga melihat dan merasakan aura yang kuat dari Naruto.

"Hah? Apa maksud perkataanmu itu? Darimana kau dapat mengatakan hal itu?" Tanya Sasuke.

"Guru beladiriku yang mengatakan hal itu kepadaku. Jika kita dapat merasakan aura, kita akan mengerti tekad pemilik aura tersebut. Jika sudah seperti itu, kita layak dijuluki sebagai petarung kelas satu. Aku merasakan dan melihat aura keluar dari dirimu. Artinya aku sudah menjadi petarung kelas satu, kan?"

"Jangan sombong, Naruto. Aku juga dapat merasakan auramu. Aku juga seorang petarung kelas satu." Kata Sasuke kesal.

"Fuh. Jika seperti itu, pertarungan kita kali ini seri."

"Eh?" Sasuke heran mendengar perkataan Naruto.

"Apa maksudmu, Naruto?"

"Kita dapat merasakan aura kita masing-masing. Kita juga sama-sama kelelahan. Lupakan pertarungan kita tadi. Kita harus istirahat sejenak agar kita bisa bergerak lagi." Kata Naruto.

"Kau benar juga sih. Baiklah. Kita seri. Lagipula aku benar-benar lelah sampai sulit bergerak. Maaf jika aku mengajakmu bertarung secara tiba-tiba, Naruto." Kata Sasuke.

"Tidak apa-apa. Kau memberikan pertarungan yang berkualitas. Bukan untuk bermusuhan, tetapi untuk berkompetisi." Ujar Naruto.

Sasuke sekali lagi menatap Naruto dengan heran.

"Dengan melihatmu, aku merasakan tekad yang kuat untuk melaksanakan tujuanmu. Beban yang kau tanggung benar-benar berat. Aku mungkin akan berusaha membantumu, Naruto." Pikir Sasuke.

Naruto dan Sasuke beristirahat selama beberapa menit. Setelah kondisi fisik mereka terasa membaik, mereka berdua mulai meninggalkan gedung itu. Mungkin, inilah persahabatan antara kedua pengguna radiasi yang sudah ditakdirkan.

-oOoOo-

-Di rumah Zabuza-

Waktu menunjukkan dini hari. Zabuza telah selesai bermeditasi. Ia kemudian bangkit berdiri dan berjalan menuju sebuah meja. Ia mengambil sebuah benda yang terlihat seperti sebuah pemancar. Setelah mengambil benda itu, ia menaruh benda itu di lantai dan mengaktifkan benda itu. Beberapa saat kemudian...

*VUNG*

*VUNG*

*VUNG*

Tiba-tiba muncul tiga orang di hadapan Zabuza. Ternyata benda itu adalah sebuah hologram yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi jarak jauh.

"Kalian lama sekali." Kata seorang pria berambut panjang.

"Tidak perlu protes begitu. Aku tadi sedang mencari makan." Kata pria berkacamata hitam.

"Fuh. Bisa-bisanya kau santai-santai." Kata pria berambut panjang.

"Kan kau yang meninggalkanku sendirian. Wajar kan aku mencari makan sendiri? Mencari makanan yang banyak itu susah. Bakayaro-Konoyaro." Kata pria berkaca mata hitam.

"Kalian berisik. Bagaimana kalau kita memulai pertemuan kita, Boss?" Kata Zabuza.

Pria yang dipanggil Boss itu terlihat memiliki banyak tindik di wajahnya. Pria bertindik itu berjalan menghampiri mereka.

"Aku memanggil kalian untuk mengumumkan rencana kudeta Akatsuki. Ayo kita mulai pertemuan ini."

Sang pria bertindik itu membuka pertemuan organisasi misterius yang ia pimpin.

Apa yang sebenarnya Akatsuki rencanakan?

TBC


Terima kasih sudah membaca cerita saya. Kali ini, saya mohon maaf karena Hinata tidak ditampilkan di chapter ini. Saya akan lebih fokus pada Action. Tapi saya akan memunculkan momen NaruHina di chapter kedepannya.

Reply-an saya:

- hqhqhq : Terima kasih sudah menunggu chap. cerita saya, sob. Hehe.:D

- Sinichi : Iya, sob. Saya sudah mengatakan bahwa cerita ini terinspirasi dari Kiseijuu. Akan ada beberapa bagian yang mirip dengan Kiseijuu. Terima kasih sudah membaca, sob.:)

Mohon maaf jika masih ada banyak kesalahan dalam cerita ini. Kritik dan saran yang membangun masih saya harapkan.:)