Friend Label

-Yukari Mirai-

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Warn: Kesalahan EYD, typo, bahasa tidak efektif, dan masih banyak ranjau lainnya.

...

"Aaww..." Suara rintih kesakitan keluar dari mulut Hinata kecil yang tersungkur di atas tanah. Mata bulatnya mulai meneteskan air mata karena menahan sakit yang dia rasa.

"Hahahaha, rasakan itu Hyuuga!" Seorang anak laki-laki berbadan gumpal tertawa diikuti dengan kedua temannya yang lain. Hinata kecil hanya bisa pasrah dan berharap ada super hero yang datang menyelamatkannya seperti yang dia tonton di acara kartun kesukaannya.

"Hei! Apa yang kalian lakukan?!" Teriak seorang anak yang asal suaranya dari arah belakang. Si anak gumpal dan kedua temannya pun menolehkan kepala ke belakang menuju sumber suara. "Siapa kau?! Mau apa kau mengganggu kami? Ini tidak ada hubungannya denganmu!" Teriak anak berkacamata yang ikut menjahili Hinata.

"U-uchiha-san" Hinata pun juga menoleh ke sumber suara. Ada rasa lega yang ia rasakan melihat Uchiha Sasuke di depan sana.

Tanpa babibu si bungsu Uchiha mengambil ketapel yang ada di dalam saku celananya dan menembaki anak-anak yang menjahili Hinata tanpa ampun dengan peluru mainan. Ketiga anak itu pun berlari karena terkena serangan Sasuke.

"Tunggu pembalasan kami Uchiha!" Seru mereka sambil berlari ketakutan. Sasuke menghampiri Hinata yang masih terduduk di tanah. Mengulurkan tangannya dan disambut oleh tangan kecil Hinata dengan ragu dan malu.

"Kau baik-baik saja?" Semburat merah terlihat ketika tatapan Uchiha kecil itu tepat ke arah matanya menyebabkan dua bola mata berbeda warna itu bertabrakan.

"U-um" Hinata mengangguk kecil.

"Kenapa mereka menjahilimu?" Sasuke berjalan sambil tetap menggandeng tangan Hinata. Tak menolak digandeng tangan kecil itu Hinata berjalan menunduk dan mengikuti kemana kaki kecil Sasuke berjalan. Ya, Mereka memang tetangga, walaupun keluarga Hyuuga baru pindah sebulan yang lalu.

"M-mereka bilang aku jelek, bola mataku juga a-aneh, dan aku dianggap sombong karena tidak mau berbaur dengan teman-teman yang lain di sekolah." Hinata meringis menerima kenyataan, bukannya tidak mau berbaur, tetapi begitulah dia. Dalam hal adaptasi lingkungan Hyuuga Hinata bukanlah juarannya. Dia hanyalah gadis pemalu nan pendiam.

"Mereka bodoh" Ketus Sasuke yang terlihat kesal. Hinata bingung dengan sikap Sasuke, kenapa Sasuke yag marah? Padahal Hinatalah yang dijahili.

"Eh?" Hinata berguman pelan.

"Ya, mereka bodoh. Kau tidak jelek kok. Bola matamu juga indah menurutku. Dan aku tau kau itu orang yang pemalu jadi tidak bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan baru." Semburat merah itu kembali muncul. Senang rasanya dipuji oleh seorang Uchiha yang terkesan acuh tak acuh.

"Terima Kasih" Hinata malu-malu mengatakannya. Sasuke hanya melirik Hinata dengan ekor matanya. Melihat pipi chubby itu dihiasi garis merah yang cukup jelas. "Hn" Hanya jawaban singkat yang dia katakan. Well, dia seorang Uchiha, meskipun masih berumur 7 tahun ayahnya telah mengajarkan bagaimana Uchiha bertindak. Seharusnya dia telah diberi penghargaan setelah memuji Hinata tadi.

"Sasuke!" Teriak wanita berumur 30 tahun lebih yang berjalan tergesa menuju arah Sasuke dan Hinata.

Mikoto Uchiha

Wanita cantik bersurai hitam panjang itu berjongkok menyamakan tinggi badannya dengan kedua anak kecil tersebut. "Kaki dan tangan Hinata-chan kenapa lecet semua?" Suara khawatir ibu muda itu tertera ketika melihat putri tetangganya terluka. Tak menjawab apapun Mikoto mengalihkan pandangannya kepada putra bungsunya.

"Sasu menjahili Hinata lagi ya?" Ibu itu tampak marah. Memang benar Sasuke itu suka menjahili Hinata dengan menggodanya menggunakan ular mainan atau bermacam-macam serangga yang telah ia buru. "Tidak kok!" Mikoto dan Sasuke menoleh kearah Hinata.

"Bukan Uchiha-san yang melakukannya, tadi aku dijahili oleh anak lain. Uchiha-san yang menolongku." Hinata kembali tertunduk malu ketika mengetahui apa yang telah ia katakan.

Mikoto hanya tersenyum menanggapinya, sedangkan si Sasuke sendiri memasang muka datar walau dia sempat terkejut tadinya. "Yosh! Kalau begitu ayo ke rumah Sasuke dulu. Oba-san sudah menyiapkan semangka manis lho! Nanti luka Hinata-chan juga diobati dahulu" Mikoto berdiri dari posisinya menggandeng kedua anak itu, sehingga genggaman tangan Sasuke dan Hinata terpisah.

Yah, untuk awal musim panas semangka merah manis nan segar memang sempurna.

.

.

.


[5 Tahun Kemudian]

"Bukan begitu Hinata, caranya begini" Sasuke menjelaskan rumus matematika kepada Hinata. Sekarang mereka sudah hampir lulus Sekolah Dasar. Ujian Akhir pun mulai dekat, belum juga ujian masuk Junior High School. Berlatar di halaman belakang rumah Hyuuga, Sasuke dan Hinata belajar untuk persiapan diri.

"Sasuke-san" Hinata memanggil Sasuke. Anak itu menoleh kearah Hinata dengan mata bertanya.

"Tadi aku bertemu dengan Haruno-san dan Yamanaka-san, mereka berdua bertanya kepada ku. A-apa pe-perasaan ku k-ke-kepada S-s-sasuke-san" Hinata menunduk malu, ini adalah peryataan yang sedikit blakblakan. Melirik sedikit dari poninya, tampaknya Sasuke masih serius mengerjakan latihan.

"Lalu?" Hinata tersentak dan ada rasa kecewa ketika melihat Sasuke yang biasa saja dari poni rambutnya. "A-Aku menjawab tidak m-m-menyukai mu ataupun ber-ber –kencan dengan Sasuke-san atau a-apapun hal semacam itu. K-Kami hanya sebatas teman baik." Hinata lebih menundukan kepala karena pernyataannya yang sekarang melebihi yang tadi.

"Hn" Jawaban singkat Uchiha membuat rasa kecewa Hinata bertambah. Dia tidak tau kenapa harus kecewa. Dia hanyalah gadis 12 tahun yang belum bisa mengerti apa itu suka ataupun sayang apalagi cinta. "Oh ya, Hinata ada sesuatu yang ingin kusampaikan" Perkataan Sasuke membuat Hinata melihat kearahnya. Entah kenapa tapi Hinata merasakan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat, mungkin?

"Bulan depan aku dan keluargaku harus pindah. Otou-san berkata mansion Uchiha sudah selesai. Barang-barang yang ada di rumahku sekarang juga sudah dikemas tinggal mengirimnya saja."

Dan detak jantung Hinata yang semula cepat tadi seakan tiba-tiba berhenti. Hinata tahu semua ini pasti akan terjadi, dia sudah tau bahwa Uchiha seorang pengusaha terkenal di Jepang itu tidak pantas tinggal di kompleks perumahan. Mereka hanya berteduh selama 5 tahun untuk menunggu bangunan besar yang harus diselesaikan untuk mereka tinggali nantinya.

Mata Hinata mulai buram karena air mata yang hampir jatuh dari kedua bola mata pucat itu.

"Kenapa kau menangis? Kau bukan anak kecil lagi" Tangan Sasuke menyeka air mata yang jatuh dari sepasang berlian pucat itu. Hinata pun juga bingung kenapa dia menangis.

"Pasti mansion keluarga Uchiha sangat besar, sehingga butuh waktu selama hampir 5 tahun lamanya untuk membuatnya." Hinata menutupi tangisannya dengan senyuman walau terlhat aneh memang senyumannya itu.

"Iie, itu hanya membutuhkan waktu satu tahun. Ibuku memminta kami tetap tinggal sampai aku lulus. Jadi mansion itu dibangun waktu aku kelas 5" Betapa bodohnya Hinata sang Uchiha tidak mungkin menyewa satu arsitek untuk men-design mansionnya dan menyewa satu tenaga kerja untuk membangunnya.

Bingung menjawab apa Hinata lebih memilih diam. Sasuke pun tak mencoba memulai kembali percakapan nya dengan Hyuuga Hinata. Keheningan menyelimuti dalam beberapa menit. Sebelum suara dari ibu Hinata menyela. "Sasuke-kun tadi ibumu menelpon katanya kau harus pulang, Ojii-san dan obaa-san berkunjung ke rumah." Shiira Hyuuga ibunda Hyuuga Hinata menghampiri meraka di halaman belakang. Sasuke dengan lekas memasukan buku pelajaran dan alat tulis menulis kedalam tas. "Hinata aku pulang dulu, jaa mata ashita" Hinata berdiri dari duduk nya, dia dididik untuk sopan, tidak sepantasnya dia duduk ketika tamu akan pulang.

"Hm mata ashita" Memandang punggung itu yang perlahan hilang Hinata menyeka kedua matanya yang sembab. 'Ini akan melelahkan' Guman dirinya sendiri sambil beranjak pergi masuk kedalan rumah.

.

.


Sebulan berlalu hubungannya dengan Sasuke masih berjalan biasa saja. Dan mungkin sebulan ini juga adalah waktu terakhir kebersamaannya dengan Sasuke. Ujian telah berlalu dan salju musim dingin mulai turun. Menggunakan pakaian hangat Hinata berdiri depan rumah Uchiha. Tidak sendiri tentunya melainkan bersama Uchiha Sasuke.

"Jadi, Sasuke-san akan pindah malam ini?" Hinata memandang Sasuke dengan wajah lesu meski tetap memaksakan untuk tersenyum. "Hn" Hinata sudah terbiasa dengan jawaban singkat si Uchiha.

"Sasuke-san, aku punya permintaan" Hinata memandang obsidian kelam itu.

"Apa?" Sasuke pun juga membalas tatapan Hinata. Sebelum mengucapkan permintaannya dia menghela napas mengurangi kegugupan yang ada. Dirasa sudah yakin Hinata pun mengucapkan permintaan yang menurutnya menuntut itu.

"Walaupun Sasuke-san pindah, tetapi jangan pernah lupa untuk membalas emailku ya?" Sasuke memandang Hinata geli. Permintaan macam apa itu? Bagi Uchiha Sasuke yang suka to the point email hanya membuang waktunya.

"Baiklah, sesuai permintaan mu" Hinata tertawa kecil menyembunyikan rasa sedihnya dan juga air mata yang hampir jatuh (lagi).

"Kalo begitu, aku pergi" Bukan sebuah ucapan perpisahan yang menyenangkan, tetapi Hinata tidak mampu untuk protes lebih tepatnya tidak bisa. Ketika Sasuke hendak pergi ada seusatu yang menahannya. Melihat ke ujung mantel hitam tebalnya yang hangat ada tangan Hinata yang menarik mantel itu. Sebelum Sasuke bertanya apa maksud Hyuuga itu, dia sudah dikagetkan terlebih dahulu ketika tubuh Hyuga Hinata memeluknya .

"Sasuke-kun janji?" Sasuke kembali dikejutkan ketika Hinata mulai memanggilnya dengan suffix 'kun' tanpa gagap sedikitpun. Perlahan tangan si Uchiha yang belum cukup besar dan hangat itu mengelus rambut Hinata.

"Aku janji" Hinata menikmati suara Sasuke serta napas hangatnya itu yang menerpa telinga. Menikmati waktu singkat Sasuke yang mengelus rambutnya dan juga membalas pelukanya. Sebelum kehangatan itu hilang sampai entah kapan kembalinya.

-TBC-

Kamus:

Jaa mata ashita ( Bye sampai bertemu besok)

Iie (Tidak)

A/N : Hajimemashite, author baru nih di fandom SH walaupun udah berkelana selama berabad-abad di fandom ini sebagai reader #plakk. Buat para reader sekalian author berharap kritik dan sarannya. TIDAK MENERIMA FLAME. Semua orang punya hak untuk menyukai pair apapun jadi gak ada yang namanya bash chara apalagi pair, klo mau marah-marah tentang cerita mohon di sertakan saran dan kritik yang membangun. Arigatou ^^

Sampai ketemu di chap berikutnya ya minna! Byebye!