"Ponselmu tertinggal di bar kemarin," ujar Naruto sambil menggaruk belakang kepalanya.

Ia sudah menunggu selayaknya orang bodoh di lahan parkir perusahaan sejak pukul 6 pagi disela-sela jadwalnya yang padat hanya untuk mengantarkan smartphone berwarna hitam milik Sasuke, seorang pria dengan tataan rambut mencuat ke belakang yang baru saja berciuman dengannya kemarin malam.

"Hn."

Tetapi pria itu sama sekali tidak menampakkan raut senang di wajahnya, bahkan tidak sekedar mengucapkan 'terima kasih'.

"Kalau begitu aku...," ada jeda sesaat, "ah... Maksudku, aku harus kembali ke kantor," jelas Naruto canggung. Ia membuka pintu mobilnya dan duduk di kursi pengemudi, hendak menghidupkan mesin mobil. Namun suara ketukan yang berasal dari arah kiri jendela mobilnya membuat perhatiannya tersita.

"Bagaimana jika kau menemaniku sarapan?" ujar Sasuke datar.

Naruto tidak langsung merespon, entah mengapa ia merasa ajakan Sasuke terdengar lebih seperti sebuah perintah di telinganya.

"Hn?" tegas Sasuke lagi.

Naruto menyerah, ia mengangguk tanda setuju sambil tersenyum tipis. "Baiklah, perutku memang sudah lapar sejak tadi," sahutnya.

.

Cafe yang buka selama 24 jam, dua blok ke arah barat dari lahan parkir tempat mereka bertemu sebelumnya, hanya menyediakan makanan organik.

Sasuke antusias memilih menu, sedangkan Naruto di hadapannya hanya bisa diam memikirkan dan sedikit berharap 'mungkin ini cara Sasuke berterima kasih padaku' berulang kali di kepala.

"Menu apa yang kau pesan?" tanya Sasuke, yang tentu saja tidak mendapat respon. "Dobe," panggilnya. "Naruto," panggilnya lagi cukup keras.

"Albarragena Jamon Iberico de Bellota Ham," sahut si pirang cepat. "Dan espresso," lanjutnya lagi.

"Aku percaya jika kau sedang kelaparan saat ini," sindir Sasuke disusul tawa seraya mengembalikan daftar menu kepada pelayan.

Naruto hanya bisa memalsukan senyumnya menanggapi kalimat yang dilontarkan Sasuke. Karena sebenarnya 'Albarragena Jamon Iberico de Bellota Ham' adalah hasil kebodohannya memilih menu dengan asal.

"Semalam...," ada jeda sesaat, "apa bartender itu mengusirmu keluar?"

"Tidak," sahut Naruto. Entah mengapa mendengar kata 'semalam' dari bibir Sasuke mampu membuatnya cukup gugup. "Tentu saja tidak, kita adalah pelanggan tetapnya, dia tidak akan berani melakukan itu," lanjutnya lagi.

Sasuke merespon dengan bergumam singkat. "Kalian memang terlihat akrab," sahutnya. "Itu membuatku sedikit iri."

"..., huh?" Naruto mengernyit. Ia ragu jika telinganya tidak salah dengar, tetapi belum sempat memastikan beberapa pelayan sudah lebih dulu mengusiknya dengan menyajikan beberapa hidangan ke atas meja.

"Albarragena Jamon Iberico de Bellota Ham," ucap Sasuke. "Terlihat sangat menggiurkan bukan?" lanjutnya lagi sambil tersenyum sinis.

"..., ini," ada jeda sesaat, "hahaha..., ini memang terlihat sangat menggiurkan." Naruto lagi-lagi hanya mampu memalsukan senyum di bibirnya.

Daging asap berwarna coklat kemerahan berukuran hampir melebihi lengan pria dewasa yang tersaji di hadapannya tidak membuatnya lapar, tetapi mual. Jika dibandingkan dengan menu Sasuke yang didominasi oleh irisan tomat segar berwarna merah cerah dan jauh terlihat lebih 'normal', entah mengapa itu membuatnya merasa seperti orang bodoh karena telah memilih hidangan extravagant hanya untuk sarapan.

"Kau tidak memakannya, Dobe?" goda Sasuke.

"A-aku baru akan memakannya," sahut Naruto, seraya mulai mengiris, lalu menyuap ke dalam mulutnya.

"Hn," gumam Sasuke singkat.

Merasa jika suasana di sekitarnya mulai hening. Naruto meletakan pisau dan garpunya kembali ke atas meja, lalu ia menatap lurus ke arah pria bersurai hitam di hadapannya.

"Di bar semalam," ujarnya memastikan meskipun dengan suara yang terdengar sedikit ragu.

Iris hitam Sasuke menatap balik ke arahnya.

"Aku tahu kau mabuk berat, sedangkan aku tidak." ucap Naruto. "Tapi, aku—"

"Hn," potong Sasuke bergumam singkat. "Ingatanku tidak seburuk itu, jadi kau tidak perlu membahasnya lagi."

Naruto tersenyum tipis, entah jawaban apa yang ia harapkan akan terlontar dari mulut Sasuke hingga membuat hatinya mencelos saat ini.

"Tapi itu cukup menyenangkan," ucap Sasuke datar, yang direspon Naruto dengan tatapan bingung. "Kau benar, berkencan dengan seorang pria tidak terlalu buruk juga," ada jeda sesaat, "terutama jika itu kau, Naruto," lanjutnya lagi dengan seringai tipis.

.

Continued