Length : Drabble

Pair : HopeKook. Jhope x Jungkook.

Disclaimer : All Characters belong to god, their parents and their agency. But this fanfic belong to me

Warning (s) : Bahasa non baku, OOC, typos, story line agak gakjelas, etc

Moshi

.

.

~Hunaxx present~

.

.

This is Yaoi. Don't like? Don't read! No bash okay

.

.

.

Plagiat? Jangan deh ya n-n

.

.

ENJOY

.

.

Jepang memang Negara yang indah. Negara tersebut mempunyai budaya dan ciri khasnya sendiri yang dapat menarik banyak orang untuk mengunjungi negara Sakura tersebut.

Termasuk lelaki berumur delapan belas tahun ini.

Perkenalkan, namanya Jeon Jungkook atau kian akrab disapa Jungkook. Remaja lelaki ini adalah salah satu dari segelintir banyak orang yang memanfaatkan liburannya dengan mengunjungi negeri Sakura ini. Jungkook berniat akan menetap di Jepang selama tiga hari. Jungkook berfikir ini akan menjadi liburannya yang paling menyenangkan karena dia berlibur dengan sang kekasih.

Ya, kekasih.

Jung Hoseok namanya. Pemuda berumur dua puluh satu tahun yang menjabat sebagai mahasiswa fakultas tekhnik elektro di Seoul University. Beruntung dia mendapat libur dari kampusnya sehingga dapat menemani kekasih kelincinya ini berlibur di Jepang. Dia juga merasa penat dan butuh sedikit refreshing dari tugas-tugas kuliah yang sangat menumpuk dan terkesan tidak ada habisnya.

Mereka menyewa sebuah hotel di pinggir pantai, karena Jungkook yang mengatakan ingin melihat indahnya pantai di Jepang. Dan tanpa pikir panjang Hoseok pun menyanggupi keinginan sang kekasih.

.

.

"Kookie kau belum tidur?" Hoseok membuka kembali kedua matanya ketika merasakan masih adanya pergerakan di ranjang yang ditempatinya dengan Jungkook.

Mendengar suara Hoseok, Jungkook yang tadi sedang berguling ke kanan dan kekiri –yang menyebabkan ranjang yang mereka tempati sedikit bergoyang- langsung menoleh ke arah Hoseok, "Aku tidak bisa tidur hyung" dan tidak lupa dengan mengerucutkan bibirnya.

Hoseok yang mendengarnya langsung berdecak, kemudian tangannya meraih pinggang ramping Jungkook, memeluknya dengan erat. "Insomnia mu kambuh lagi, eoh?" Hoseok menciumi wajah Jungkook. Mulai dari matanya, hidungnya dan terakhir pipinya yang sediki chubby. Sedangkan yang diciumi terkikik geli seraya mengangguk.

"Sepertinya begitu hyung. Aku mengantuk tapi tidak bisa tertidur" Jungkook menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Hoseok. Kemudian menggesekkan hidungnya sendiri pada dada bidang milik kekasihnya tersebut.

"Tidurlah. Kau pasti lelah. Besok kita akan pergi jalan-jalan, oke?" Hoseok mengelus surai milik Jungkook lalu mengecup dahinya. Tangannya juga membenarkan selimut yang digunakan Jungkook.

Jungkook mengangguk. Dirinya menyamankan posisinya dalam dekapan Hoseok. Benar, dirinya memang lelah. Dia butuh tidur. Seharusnya dia bisa melawan insomnia nya yang akhir-akhir ini sering kambuh dan dapat tidur dengan baik.

.

.

Dan nyatanya, Jungkook tidak dapat melawan insomnia nya.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Tapi matanya tidak kunjung terpejam. Alih-alih malah rasa kantuk yang tadi dirasakannya menguar entah kemana. Dia melihat Hoseok di sebelahnya sudah tertidur nyenyak. Tidak mungkin dia tega untuk membangunkan lelaki yang dicintainya tersebut hanya untuk menemani dirinya 'kan? Jadilah dia hanya diam sembari memandangi langit-langit kamar hotel yang ditempatinya kini.

Drrt

Drrt

Bunyi ponsel bergetar dari arah meja nakas di sebelah ranjang yang ditempatinya. Dan sepertinya itu milik Jungkook. Karena memang tadi dia yang meletakkan ponselnya di meja nakas. Jungkook sedikit mengernyit, siapa yang menelfonnya tengah malam begini. Tapi akhirnya Jungkook tetap mengambil ponselnya, dan menerima panggil tersebut. Tapi entah dia lupa atau bagaimana, dia tidak melihat dari siapa panggilan tersebut.

"Halo?"

"…."

Tidak ada sahutan dari sang penelfon. Jungkook makin mengernyit. Sudah menelfon tengah malam begini, tapi ketika diangkat tidak ada yang berbicara. Menyebalkan sekali.

"Halo? Siapa disana?!"

Jungkook meninggikan nada suaranya karena kesal. Tidak ada suara apapun dari seberang. Ah ralat, ada suara. Tapi hanya seperti bunyi adanya mesin pemotong kertas yang dibunyikan. Itu juga suaranya sangatlah pelan.

"Halo?! Siapa ini?!"

"…."

Tidak ada jawaban lagi. Jungkook makin geram,

"Yack! Kalau tidak ada urusan jangan menelfon—

"Moshi"

Perkataan Jungkook langsung terpotong oleh suara halus dari seberang sana. Sangat halus. Nyaris tidak terdengar suaranya.

"Kau siapa? Ada perlu apa—

"Moshi"

Perkataan Jungkook terpotong lagi oleh suara dari seberang. Jungkook langsung terdiam. Beberapa detik. Hingga ketika dia mengingat perbincangannya dengan dua temannya di Seoul kemarin siang.

"Jungkook-ah, benar kau besok akan ke Jepang?" salah satu temannya bertanya. Saat ini dia dan kedua temannya sedang berada di salah satu café dekat dengan sekolah mereka.

"Iya. Kenapa memangnya?"

Temannya itu kemudian menatapnya serius, "kau hati-hati ya. Jepang itu salah satu Negara yang mempunyai urban legend yang seram-seram loh" ucapnya temannya meyakinkan. Yang diangguki oleh salah satu temannya lagi yang perempuan berkuncir kuda.

Jungkook mengibaskan tangannya, "halah. Kalian berdua ini terlalu sering melihat film hantu, ya? Cerita cerita tersebut hanyalah cerita untuk menakut-nakuti anak kecil yang tidak bisa tertidur di malam hari" Jungkook berujar cuek sembari menyuap potongan tiramisu cakenya.

Salah satu temannya yang perempuan menatapnya sedikit kesal. "Ish kau ini! itu benar tahu! Hati-hati saja kalau ditelfon sama hantu! Tau rasa kamu!" ucap teman perempuannya menunjuk-nunjuk hidung Jungkook dengan garpu yang sedang di genggamnya.

"Konyol sekali. Memang hantu bisa menelfon?"

"Bisa. Kau tidak tau? Di Jepang biasanya orang-orang mengucapkan 'moshi moshi' untuk salam sapaan pada telfon. Tapi ketika ada yang menelfonmu dan hanya berkata 'moshi' itu artinya kau ditelfon oleh hantu jiwa!"

Temannya yang lelaki melanjutkan ucapan perempuan berkuncir kuda tadi, "iya itu benar. Karena menurut kepercayaan warga Jepang, hantu tidak bisa mengucapkan moshi secara dua kali. Jadi dia hanya mengucapkan 'moshi' bukan 'moshi moshi'"

Jungkook hanya menatap malas kedua temannya ini. Sepertinya mereka terlalu banyak menonton film hantu picisan. Oh Jungkook tidak akan percaya dengan hal konyol macam seperti itu. Di telfon hantu? Yang benar saja.

"Ya ya ya terserah kalian saja. Mungkin aku akan mengajak hantu tersebut berkenalan ketika dia menelfonku. Hahaha"

Jungkook tertawa sendiri. Sedangkan kedua temannya hanya melihatnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Moshi"

Suara tersebut terdengar lagi. Jungkook membelakkan matanya. Dengan cepat dia langsung melempar ponselnya entah kemana. Menimbulkan bunyi yang cukup nyaring karena ponselnya yang bertubrukkan dengan lantai kamar hotel yang dingin. Tapi bunyi nyaring tersebut tidak cukup untuk membangunkan kekasihnya yang saat ini masih tertidur pulas.

Jungkook langsung saja memutar badannya menghadap ke arah kekasihnya, lalu memeluknya erat. Hoseok sedikit bergerak dalam tidurnya. Tapi matanya tetap terpejam. Jungkook memejamkan matanya erat-erat. Dan menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Tidak. Tidak mungkin tadi yang menelfon ku itu hantu. Tid—

"Moshi"

Jungkook membulatkan matanya. Dia merasakan ada suara tepat di telinga kirinya. Suaranya mirip dengan yang menelfonnya tadi. Suaranya sangat halus. Dan cukup untuk membuat dirinya menegang takut.

Dan selanjutnya Jungkook makin keringat dingin ketika dia merasakan ada yang memeluk dirinya dari belakang. Dari belakang. Dan tentu itu bukan tangan Hoseok yang memeluknya.

"Kau ingin berkenalan denganku Jungkook?"

.

.

.

.

.

End / tbc?

Halooo.

Telat update ya? Mianhaeeeee ;-; maaf juga kalo gak serem. Seperti kataku di chap sebelumnya ya. Ini 'hantunya' bisa aku ambil dari urban legend ato gak aku ngarang sendiri *apaan* Karena banyak yang minta HopeKook, aku bawain HopeKook kali ini yeayyy!~ aku juga lagi demen banget ama mereka. ugh gemes.

Oke next chap mau couple siapa? Tergantung voting ya:3

And then, mind to review?