AI
Rate : M (but T for this Chapter)
Cast : ChanHun and Others
DONT LIKE DONT READ!
BEGIN!
"Apa?Yang Mulia Raja jangan bertindak semaunya, memang benar anda diizinkan untuk memiliki selir sebanyak yang anda inginkan, tapi masih terlalu awal bagi Yang mulia untuk memiliki selir, selain itu bisakah anda fikirkan perasaan Ratu?". Wanita dengan pakaian hanbok mewah itu menatap cucunya dengan tatapan kesal, wajahnya yang telah dimakan usia menggambarkan kerutan kerutan.
"Bukankah itu hakku? Lagipula Ratu tidak bisa memberikanku kepuasan, dan dalam tiga tahun terakhir ia belum juga memberikan keturunan pada keluarga kerajaan. Ibu Suri Agung harusnya tau itu!". Raja Joseon muda itu berucap dengan suara tenang, kepalanya terangkat angkuh dihadapan ibu suri yang adalah neneknya sendiri.
"Tapi, jika itu alasan Yang Mulia tentulah Yang Mulia harus menunggu. Seorang bayi tidak akan datang jika Yang Mulia hanya mendatangi Ratu sekali dalam dua bulan!". Raja joseon itu terkekeh kecil, neneknya ini bahkan hapal benar dengan jadwalnya berkunjung kekediaman Ratu-nya.
"Setiap melihatnya hanya menambah kebencian dihatiku, Halmamama".
"Setidaknya hargai dia sebagai seorang isteri yang seharusnya, Chanyeol-ah".
{}
"Yang Mulia…". Lelaki yang tadinya tengah membaca buku itu, menoleh dan tersenyum pada salah seorang dayang yang bertugas menemaninya.
"Ya, Dayang Kim?". Wanita berusia hampir setengah abad itu menunduk hormat padanya, kedua tangannya terlipat didalam hanbok hijaunya.
"Sudahkah Yang Mulia dengar, bahwasanya Yang Mulia Raja akan mengambil seorang Selir dalam waktu dekat ini?". Wajah tanpa cela itu lantas menegang untuk sesaat, namun degan cepat pula ia hapus ekspresinya tadi, ia mengangkat kepalanya dengan senyum diwajahnya itu.
"Tentu saja Dayang Kim, Yang Mulia Raja telah memberitahunya padaku". Dayang Kim mengangguk paham.
"Kalau begitu, Yang Mulia Ratu ditunggu oleh Ibu Suri Agung dikediamannya untuk berkunjung sore nanti".
"Baiklah".
Namanya adalah Oh Sehun, laki laki berusia dua puluh tahun yang selama tiga tahun ini telah menjadi sosok Ratu bagi kerajaan Joseon. Dia merupakan figure yang paling dipuji dan diberkati dinegeri ini, hal ini dikarenakan atas kebaikan hati serta keramahannya pada siapapun hingga dia terus mendapatkan panjatan doa ditiap orang orang yang mengingatnya.
Berita yang ia dengar dari dayangnya itu sama sekali belum pernah didengarnya. Ia belum pernah tau jika suami yang dinikahinya selama tiga tahun itu akan mengambil seorang selir. Menghela nafasnya pelan, pemilik kulit seputih salju ini hanya bisa mengharapkan yang terbaik untuk suaminya tersebut.
Sore yang cerah, cocok sekali untuk berjalan jalan. Hal inilah yang dilakukan Ratu Joseon itu sambil menepati janjinya untuk berkunjung kekediaman Ibu Suri Agung. Langkahnya diwarnai dengan senyuman, ia akan mengangguk singkat disertai senyum saat siapapun menyapanya ditengah perjalanan. Dan saat itu tanpa disengaja ia berpapasan dengan Raja-nya.
"Yang Mulia…". Sehun memberikan hormat sopan yang dibalas dengan tatapan datar oleh Sang Raja.
"Sudahkah engkau dengar, berita 'itu' Ratu-ku?". Para dayang lantas memalingkan wajah mereka saat Raja Joseon itu memasang posisi intim pada Ratu mereka. Sehun menegang dalam posisinya, ia kemudian mengangguk lemah.
"Ini semua tidak akan terjadi, jika kau tidak mengambil posisi Baekhyun, mungkin sekarang hati-mu itu akan baik baik saja kan?". Sehun bersumpah, cengkraman yang diberikan Chanyeol pada tangannya terasa sangat menyakitkan.
"Hatiku baik baik saja Yang Mulia, Anda tidak perlu cemas". Chanyeol menatapnya marah, menarik tubuhnya menjadi makin lebih dekat dan kini salah satu tangan besar Raja Joseon itu mengelus elus perut datarnya.
"Persiapkan dirimu, malam ini aku akan datang meminta Hak-ku, Yang Mulia Ratu".
Sehun disambut dengan baik oleh Ibu Suri Agung. Nenek raja itu memang memberi perhatian lebih padanya dibanding siapapun. Secangkir teh hijau menemani keduanya yang berbincang sambil menikmati indahnya langit yang mulai beranjak berubah warna.
"Apakah Yang Mulia Ratu baik baik saja?". Sehun menatap ibu suri agung dengan senyum, dia tau semua orang kini tengah memandangnya kasihan semenjak Chanyeol berencana untuk memiliki seorang selir.
"Nne, Saya baik baik saja Halmamama, tidak ada yang perlu dikhawatirkan". Ibu Suri Agung memasang senyum, laki laki dihadapannya ini pasti menjalani kehidupan yang sulit. Dia menjadi seorang ratu diusianya yang sangat muda, Tujuh belas tahun saat itu. Belum lagi selama berada dikerajaan ini ia selalu mendapatkan hinaan dari suaminya sendiri.
"Apakah malam ini, kau bisa bergabung bersamaku dan Haneul disini?".
"Mianhamnida halmamama, sebuah kehormatan bagiku bisa menemani Halmamama dan Ibu suri disini, tapi malam ini Yang Mulia Raja berjanji akan berkunjung".
"Benarkah? Hahaha, baiklah tidak apa apa. Senang mendengarnya mengunjungi kediamanmu Sehun-ah". Sehun mengangguk, ia menyeruput kecil teh hijau miliknya.
{}
Chanyeol tergolong kedalam jajaran raja termuda Joseon. Ia telah menjadi seorang Raja diusianya yang ke duapuluh tiga dan saat ini usianya telah menginjak dua puluh enam tahun. Pemilik nama lengkap Park Chanyeol itu menatap sendu lukisan dihadapannya, sebuah lukisan bunga mawar putih sebanyak dua puluh tangkai. Mawar putih yang melambangkan arti kekaguman, kebahagiaan, kelembutan dan kasih sayang, serta jumlah dua puluh tangkai yang menyatakan ketulusan cinta. Chanyeol tersenyum kecil, lukisan ini adalah pemberian dari seseorang yang harusnya kini menjadi Ratu-nya, seseorang yang pernah menyelamatkan hidupnya, seseorang yang ia cintai. Aku mencintaimu Baekkie.
Chanyeol menatap laki laki yang kini duduk dihadapannya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya itu, laki laki yang menjadi pengganti posisi baekhyun-nya ini dianggapnya tak pernah lebih baik dari Baekhyun. Chanyeol berdecih saat Sehun menawarkannya secangkir minuman, tidak dia datang kemari bukan untuk berbasa basi. Ia kemari ingin melampiaskan hasrat juga kebenciannya yang semakin menggunung.
"Yang Mulia, apakah Yang Mulia sehat?". Chanyeol menatapnya sinis, sehun menekan perasaannya. Dia tidak boleh marah, dan dia pun tak berhak untuk marah. Orang ini, laki laki dihadapannya ini adalah Raja negeri ini, tidak! Lebih dari itu, laki laki ini adalah orang yang ia cintai sangat amat ia cintai.
"Kenapa? Kau ingin dengar aku terkena penyakit, hah?".
"Tidak Yang Mulia, sungguh Hamba tidak pernah memikirkan hal seperti itu". Hening sesaat, hingga akhirnya chanyeol kembali angkat suara.
"Aku akan memiliki selir baru". Sang Raja menatap ekspresi yang diberikan Ratu-nya, tatapan sendu tersimpan disana, namun bibir merah mudanya mengembangkan senyum.
"Hamba akan mendoakan kebahagiaan atas itu Yang Mulia. Terimakasih telah memberi tahuku kabar gembira ini Yang Mulia".
"Tidakkah kau cemburu, Ratu-ku?". Sebuah gelengan membuat Chanyeol tercengang namun belum menghapus raut angkuh dari wajahnya.
"Sungguh hamba tidaklah pantas melakukan itu Yang Mulia, jika itu menyangkut kebahagiaan Yang Mulia, apapun yang kumiliki saat ini akan kuberikan dengan ikhlas". Chanyeol berdecih, menatap jijik pada Sehun yang setia menunduk dihadapannya.
"Kemarilah…". Ratu muda itu mengangguk patuh, ia mendekati Chanyeol yang menghentak tubuhnya menjadi setengah berbaring pada lantai.
"Minum ini". Sehun membulatkan matanya, tidak jangan sebuah ramuan lagi. Dia tidak mau, dengan cepat ia gelengkan kepalanya namun setelahnya chanyeol menahan rahangnya keras.
"Hamba mohon Yang Mulia…. Jangan". Tapi Chanyeol memaksa, ia memasukkan ramuan yang dibawanya tadi kedalam mulut sehun, memaksa laki laki muda itu menelannya hingga habis.
"Aku tidak pernah suka berhubungan intim dengan seorang pembunuh Baekkie-ku". Ratu Joseon itu hanya bisa diam, membiarkan chanyeol mulai membuka pakaiannya sementara tubuhnya sama sekali tak bisa bergerak. Ramuan itu semacam cairan yang bisa melumpuhkan saraf seseorang untuk beberapa jam saja, Sehun akan mengalami mati rasa pada tubuhnya dan tidak akan merasakan apa apa saat Chanyeol menyentuh tubuhnya ini. Isakan kecil meluncur dari bibirnya, air mata mengalir lewat sudut sudut mata hazelnya yang indah. Ramuan ini adalah ramuan yang sama dengan ramuan ramuan sebelumnya selama tiga tahun terakhir. Ramuan yang selalu Chanyeol berikan padanya sebelum mereka berhubungan badan sehingga ia tidak akan merasakan apapun saat chanyeol menyentuhnya. Dan keesokannya yang ia rasakan hanyalah sakit, dan perasaan yang terluka.
TBC
Nah, gimana reader deul... aku lagi suka sukanya nih sama cerita kerajaan kerajaan, jadi masih newbie. Mian kalo ceritanya amberegul... wkwkwkw... At last, thank you for read my Ff chingudeul! 3...
Oh iya, Ff ini bakal dilanjut kalo yang review lumayan. Kalo ndak ya aku hapus :)