Kyuhyun menengadah memandang langit yang seolah tengah memeluknya tenang. Cuaca hari itu cukup teduh, tidak terik seperti biasanya. Ia tak mampu untuk menunduk, menatap lansung peti mati yang berisikan tubuhnya..yang siap untuk dikebumikan. Ia tak mampu lagi menangis. Entah sudah sekian berapa kali ia menangisi kematiannya, hingga tak tersisa lagi bulir bening tersebut untuk ditumpahkannya.

Srapp!

Tubuh ringkihnya berbalik, saat sebuah lengan kekar menariknya dan memeluknya erat. Siwon, ya namja tampan itu yang tengah mengambil alih tubuh itu kedalam pelukannya. Kyuhyun hanya terdiam, fikirannya masih melayang jauh kedepan.

"Aku.. harus..bagaimana? Tubuhku telah pergi..dan aku terperangkap ditubuh orang lain. Bisakah takdir tak mempermainkanku seperti ini?" gumamnya, namun tatapannya masih saja kosong menerawang.

"Kau tak sendirian Kyu.. Hyung disini bersamamu." Balas Siwon menenangkan. Ia mengusap surai panjang itu dengan sayang. Kyuhyun memejamkan maniknya, bukan karena ia menikmati sentuhan yang Siwon berikan. Raungan Leeteuk. Ya, raungan Leeteuk sarat akan kesedihan yang mendalam..membuatnya sesak seorang.

Tenggorokannya tercekat hingga membuatnya sulit bernafas. Tak ada bulir bening yang melingkari wajahnya, hanya sesegukkan kecil yang ia nyanyikan dibalik dada bidang namja tampan tersebut. "Bawa aku pulang hyung.. Aku tak sanggup berlama-lama disini ughk.." lirihnya kecil, namun Siwon dapat mendengar perkataannya barusan.

Siwon menuntun yeoja cantik itu untuk berlalu dari pemakaman. Acara kramat itu memang belum tuntas terlaksanakan, tetapi harus bagaimana lagi.. jika si pemilik tubuh sudah ingin berlalu, tak sanggup untuk menuntaskannya.

It's Me!

Cast : WonKyu x WonRa (Siwon x Ahra)

'3/4'

Disclaimer : Disclaimer :Typos, Ooc, BL, 4l4y, No Plagiat!
Ini FF murni dari otak abal Amoree, Kalau kagak suka bisa kok lansung klik tanda "X" disisi kanan atas layar.._ Dan No plagiat! Thx^^

Happy Reading^^

.

.

"Eomma..eomma..." nyanyian kecil Kyuhyun yang tengah tertidur, terus saja berkumandang lirih. Siwon hanya bisa diam, memandang sosok manis itu yang tengah tertidur dalam posisi tengkurap. Beberapa kali ia mencoba membenarkan letak posisi tidurnya untuk menelentang, agar lebih rileks dan lapang. Dan dalam beberapa kali itu jua, tubuh yeoja itu menolak untuk dibenarkan.

"Ini benar-benar dirimu, Kyu.." ucapnya sendu. Jemari Siwon bermain disurai panjang Ahra. Menyapunya dengan lembut akan kasih sayang. Manik itu perlahan nanar memandang tubuh yang tengah beristirahat tersebut. Ia menengadah keatas, berusaha mengukung kembali bulir bening tak berdosa itu, agar tak menyesak untuk melarikan diri. Disapunya kasar kedua maniknya dengan cepat dan berdehem kecil setelahnya.

Namun lagi-lagi, kesedihan itu tak dapat disembunyikannya. Maniknya kembali berkaca-kaca, "Benarkah kau bukan Ahra ku? Yeoja yang akan kunikahi dan seluruh kehidupannya? Jika ia pergi secepat ini, aku juga merasa sakit..." ungkapnya kemudian.

"...Dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku masih berharap jika kau adalah wanitaku. Masih Ahra yang dahulu yang kukenal. Namun jika begini akhirnya, apa aku harus merelakanmu? Seperti yang kukatakan padanya untuk mencoba menerima kenyataan? Sangat sulit bagiku untuk melakukannya..."

Jemari itu terus bermain mengusap surai panjang Ahra. Kyuhyun tetap mengigau, memanggil nama ibu dan ayahnya. Sedih pula bagi namja itu melihatnya. Ia mungkin hanya kehilangan wanita yang begitu ia cintai yang mewarnai dunianya. Tapi Kyuhyun? Ia sungguh kehilangan keluarga dan masa depannya. Masa depan yang mungkin sudah ditatanya dengan cantik dan begitu gemilang. Kejadian ini justru secara tidak lansung telak merusak semuanya.. harapan, cita-cita dan juga impiannya.

Ting Tong...

Kicauan indah dari intercom terus saja berkumandang, menyuarakan kedatangan seseorang. Perlahan, Siwon beranjak dari bed king size Ahra... tak lupa untuk menyelimuti yeoja cantik itu, agar tidurnya terasa nyaman.

"Bibi Na? Bibi akhirnya datang juga..." seru Siwon saat didapati seorang yeoja paruh baya dengan senyum lembutnya. Bibi Na yang tak lain adalah kakak dari ibu Ahra, lansung memeluk Siwon dengan hangat "Dimana Ahra ku? Apa dia baik-baik saja?" tanya Bibi Na cemas kemudian.

Siwon hanya tersenyum lembut membalasnya dan menggeleng kecil, "Anniyo.. dia sedang beristirahat dikamar" jawabnya.

Bibi Na lansung menerobos kedalam, memeriksa keadaan keponakkan yang snagat dicintainya itu. Ia meletakkan tas mahal yang sedari dijinjingnya diatas nakas dekat ranjang. Raut kecemasan menggeluti wajah cantiknya saat didapatnya keponakan kecilnya tengah tidur dalam posisi yang salah.

"Kenapa kau membiarkan dia tertidur dalam posisi seperti ini? Ahra ku pasti akan kesulitan bernafas nantinya.." gerutu Bibi Na pada Siwon. Namja itu hanya bisa tersenyum kecut menanggapinya.

"Ahra-ya...Ahra-ya.." panggil bibi Na lembut. Tak ada respon yang Kyuhyun berikan.

"Ahra ya.. bibi datang sayang..." panggilnya kembali, namun kali ini dengan sentuhan lembut pada surai Ahra. Manik Kyuhyun perlahan terbuka, terganggu dengan panggilan dan sentuhan itu. Lama ia membiasakan penglihatannya yang merabun dan menatap bibi Na dengan raut bingung.

Ia terlonjak kaget, setelah jelas menangkap raut yeoja paruh baya tersebut. Alisnya bertaut satu sama lain, petanda kebingungan. Namun Siwon berseru, guna memberi jawaban atas kebingungan Kyuhyun "Bibimu baru saja datang.."

Kyuhyun mengangguk paham mendengarnya. Seulas senyum ambigu ia lukiskan dibibirnya, "Apa kau baik-baik saja sayang? Kau tidak mengalami luka dalam kan?" tanya Bibi Na khawatir. Kyuhyun menggeleng cepat, masih dengan senyum kakunya.

"Baguslah jika tidak. Apa kau sudah makan? Bibi membawakan soup labu untukmu.."

Kyuhyun menggaruk rambutnya, bingung harus menjawab apa. Ini pertama kalinya ia berjumpa dengan keluarga Ahra. Jadi wajar saja jika ia bersikap demikian.

"Aku..aku tidak lapar" jawab Kyuhyun kemudian. Bibi Na hanya menyayangkan sikap keponakkan cantiknya ini. Dipeluknya sayang tubuh ringkih itu kedalam pelukannya dan mengusap sayang surai panjang itu kemudian. "Maafkan bibi ne yang datang terlambat menjengukmu. Bibi tau, kau pasti sangat kesal pada bibi saat ini.." ungkapnya serius.

Kyuhyun hanya tersenyum kecut dan lansung meraih kedua jemari Bibi Na. Diusapnya lembut kedua jemari tersebut, "Tidak bibi.. Aku tidak marah pada tau, pasti ada suatu hal yang penting yang harus bibi kerjakan dahulu sebelum menjengukku disini..." tutur Kyuhyun lembut.

"Eum.. tampaknya aku harus pulang. Setidaknya, sudah ada yang menemanimu malam ini, sayang.." sela Siwon diantara perbincangan hangat mereka. Kyuhyun mendongak dengan raut tidak relanya. Gelengan kecil ia layangkan dan masih mempertahankan raut ketidak inginannya.

"Kenapa kau tidak menginap saja disini malam ini, Won?" tawar Bibi Na dan lansung mendapat anggukan dari Kyuhyun.

"Tidak untuk malam ini Bibi.. Masih ada yang harus ku selesaikan" tolak Siwon lembut. Ia mendekati Kyuhyun, dan menciumi pucuk kepala wanitanya itu. "Tak ada yang perlu kau khawatirkan.." bisik Siwon.

Ia juga menciumi kedua pipi Bibi Na dan berlalu pergi dari apartemen Ahra tanpa ada sedikit keraguan untuk meninggalkan Kyuhyun bersama bibi kekasihnya.

.

.

Siwon melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Tak dihiraukannya keadaaan jalan yang tajam akan tikungan. Fikirannya kini sedang diambang batas kegalauan. Tak dapat ditahannya lagi kesedihan yang memenuhi hatinya. Ia menangis, seorang Choi Siwon menangis seorang dalam kendaraannya. Entah untuk siapa tangisan itu ditujukannya. Baginya kini, semua sama. Kematian itu telah merenggut dua kehidupan sekaligus tanpa pemberitahuan yang jelas.

Ckittt...

Diinjakknya keras pedal rem kendaraannya saat kecepatannya yang brutal dan hampir mencapai mulut jurang. Ia memukul keras setirnya bersama emosi yang masih membuncah dihatinya. Dibenamkannya raut tampannya itu yang telah kacau diatas setirnya. Tangisan itu semakin menjadi saat balutan kebersamaan dirinya bersama Ahra terus saja bermain.

Canda, tawa, bahkan setiap sentuhan yang pernah mereka berikan masih tergambar jelas dalam ingatannya. Kenangan itu berganti dengan yang lain. Kini, sosok chubby itu yang menghiasi tiap ingatannya.. senyumannya yang khas, candaannya, sikap manjanya pada namja tampan itu, bahkan juga dengan rajukannya.. perlahan sedikit mengabur sebelum hilang seutuhnya.

Siwon mendongak, menumpu berat kepalanya pada setirnya. Pandangannya jauh lepas kedepan, menghadap sisi gelap dihadapannya. "Aku harap.. semua akan baik-baik saja. Menjadikan semua kejadian ini hanya sebuah mimpi, tak semudah pada kenyataannya.. Maafkan aku sayang, tetapi... Aku harap kau bisa tenang disana" ujarnya lirih.

Dihidupkannya kembali kendaraannya, memutar haluannya kembali namun dengan laju yang normal.

.

"Selamat datang tuan muda.." sambut seorang namja paruh baya dengan setelan buttlernya. Siwon mengangguk sebagai balasan salamnya dan melenggangg memasukki mansionnya. Ia berbalik, memandang buttler setia keluarganya itu dengan raut yang serius, "Apa aboeji ada diruang kerjanya, Song Ahjussi?"tanya Siwon.

Buttler tersebut mengangguk, "Tuan besar dan juga Nyonya besar sekarang ada diruang kerjanya, Tuan muda..." jawabnya sopan. Siwon kembali mengangguk dan melangkah menuju ruang kerja ayahnya. Langkahnya sempat terhenti didepan pintu. Ia memegang kedua gagang pintu tersebut dengan nafas yang berusaha ia tata agar tenang.

Cklek..!

Kedua pintu itu berhasil dibukanya, dan menampilkan kedua orang tuanya tengah bercengkrama didalam sana. Sang ayah yang tengah duduk santai disofa yang memang telah tersedia diruang tersebut, serta ibunya yang tengah menuangkan teh hijau ke dalam cangkir.

"Won-ah" riang ibunya. Diletakkannya teko yang tengah dipegangnya tadi keatas meja dan lansung menyambut anaknya itu dengan pelukan sayang khas seorang ibu.

"Tumben kau ingin pulang kerumah? Kau ingin menghabiskan waktu disini sebelum kau menyandang status suami dari istrimu nanti?" gurau sang eomma. Siwon hanya tersenyum lembut dan memeluk ibunya tersebut, "Eumm.. bogoshippo eomma" ungkapnya sayang.

"Bagaimana keadaan Ahra? Menantu eomma baik-baik saja kan?" tanya ibunya khawatir. Siwon mengangguk pelan dalam pelukan ibunya. Perlahan, dilepaskannya pelukan dari ibunya tersebut dan beralih menghampiri ayahnya. "Apa, undangan pernikahanku telah aboeji sebarkan?" tanya Siwon hati-hati.

"Belum.. rencananya, aboeji akan menyuruh orang untuk menyebarkannya esok hari. Dan aboeji_"

"Tolong jangan lakukan itu, aboeji" potong Siwon cepat. Kedua orang tuanya jelas bingung akan keputusan anak laki-laki mereka. "Kalian berdua sedang bertengkar eoh?" tanya eomma penasaran.

Siwon menggeleng dengan senyum lembutnya, "Tidak, eomma. Hubungan kami baik-baik saja saat ini"

"Lalu, kenapa kau memutuskan untuk mengundur pernikahanmu?" tanya aboeji penasaran.

"Proyek yang seharusnya aku tangani itu, bisakah aboeji memberinya padaku?" Siwon berusaha mengalihkan pembicaraan kedua orang tuanya.

"Tapi, proyek itu setuju kau tangani setelah hari pernikahanmu kan? Kenapa sekarang kau malah ingin mengurusnya?" tanya Tuan Choi.

"Besok aku akan ke kantor dan menemui sekretaris Jo dan mengambil berkas-berkas itu. Aboeji bisa beristirahat, biarkan aku yang mengatasinya.."

"Tapi Won-ah.." sela ibunya "Eomma tak perlu khawatir, aku hanya tak ingin menunda-nundanya saja." Jawab Siwon sembari tersenyum. "Ya sudah, aku mau mandi dulu.. seluruh badanku sudah terasa gerah eomma.." tambahnya lagi.

Tanpa memperdulikan panggilan dari kedua orang tuanya, Siwon melenggang keluar dari ruang kerja ayahnya. Ditutupnya rapat-rapat pintu tersebut, dan bersender pelan disana. Ia menunduk dalam dengan sesekali menghembuskan nafasnya, seolah tengah melepaskan beban berat yang tengah dipikulnya. 'Hanya keputusan ini yang bisa kuambil, untuk memantapkan hatiku. Harus menikah dalam keadaanku yang bimbang, tak bisa dengan mudah untuk ku lalui. Dia bukanlah dia yang kukenal. Bagaimana bisa aku harus hidup bersama dengannya, yang jelas berbeda? Ahra ku telah pergi.. Mungkin dengan ini, rasa sedihku akan perlahan terobati dengan pekerjaan yang sengaja ku ambil ini' batinnya.

.

.

Kyuhyun tengah mematut dirinya didepan cermin. Tak ada yang diperbuatnya. Ia hanya diam, memandang rupanya kini. Waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi, dan ia sudah bangun. Selang sejam berikutnya, hanya itu yang diperbuatnya... duduk manis dihadapan cermin tanpa melakukan apapun hingga mentari pun mulai mengganggunya dengan seberkas cahaya yang sengaja ia ulurkan.

"Ahra-ya" panggil Bibi Na. Ia membuka pintu kamar Ahra, menampilkan sedikit tubuhnya dibalik pintu tersebut. Bibi Na lantas diam melihat keponakannya demikian. Ia membuka pintu itu sedikit lebih lebar, hingga membuatnya masuk seutuhnya.. masih dengan apron yang dikenakannya dalam kegiatan memasaknya.

"Kau kenapa sayang?" tanya Bibi Na. Kyuhyun mendongak dalam pantulan cermin tersebut, memandang Bibi Na dari cermin yang tengah berdiri dibelakangnya. Ia tersenyum kecil, seolah memberi petanda jika ia baik-baik saja.

"Apa ini ada hubungannya dengan masalah pernikahanmu? Kalian sedang bertengkar eoh?" tanya Bibi Na hati-hati. Ia mengelus kedua pundak Kyuhyun dan tersenyum prihatin menatapnya.

'Pernikahan? Benar! Mereka akan melansungkan pernikahan dalam beberapa hari ini' batin Kyuhyun.

"Ibunya Siwon menelpon Bibi semalam, dan berkata jika pernikahan kalian diundur.. Kau baik-baik saja Ahra-ya?" tanya Bibi Na kembali.

Jelas sekali raut Kyuhyun menegang. Pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan wajib bagi kedua pasangan. Dan dia melupakan ini, dan malah sibuk merutukki nasibnya seorang. Ia tak pernah memikirkan bagaimana perasaan Siwon kini. Kekasih yang akan dinikahinya telah mati, wajar saja dia meminta untuk mengundurnya.. atau dengan kata lain, ia bisa saja akan membatalkannya. Hatinya kan hanya teruntuk Ahra, bukan padanya.

"Aku baik-baik saja Bibi. Dan hubungan kami berdua pun baik-baik saja" bohong Kyuhyun. Bibi Na kembali tersenyum. Ia meraih sisir yang berada dihadapan Kyuhyun, dan menyisir pelan surai panjang kepemilikkan Ahra.

"Keponakan bibi jangan pernah bersedih ne. Jika kau merasa ada sesautu yang tak baik, kau bisa ceritakan pada Bibi ne. Bibi tak ingin melihatmu bersedih, Ahra-ya... Kau mengerti kan sayang?" tanya Bibi Na kembali, masih dengan menyisir pelan suraI Ahra.

Kyuhyun mengangguk pelan, dan tersenyum kecil disana. Bibi Na kembali meraih sesuatu diatas meja rias tersebut, dan kali ini ia mengambil sebuah jepit mungil bewarna merah dan menyematkannya disisi kiri rambut Ahra. Dikedepankannya sedikit surai panjang itu kedadanya, hingga membuat wajah Ahra semakin manis dilihat.

"Kau sudah cantik sekarang Ahra-ya.. sekarang, keluarlah dan makan ne. Bibi telah menyiapkan sarapan untukmu.." ujar Bibi Na. Kyuhyun lansung berbalik dan memeluk Bibi Na secara posesif. Maniknya berkaca-kaca dalam pelukan Bibi Na, "Bibi.." panggilnya, lebih tepatnya sebuah lirihan.

"Ada apa lagi sayang.." Bibi Na bingung dengan sikap aneh keponakannya ini. Tak biasanya yeoja cantik itu lansung memeluknya seperti ini dan terdengar seperti tengah menahan tangis. Apa seburuk itukah hubungan mereka berdua? Hingga membuat keponakan kecilnya merasa tersakiti disini.

"Gomawo.." tampaknya tidak! Bibi Na lansung menapis fikirannya tadi saat Kyuhyun mengucapkan kata terima kasih baginya. "Bibi sudah mau memperhatikan dan menyayangiku.." sambungnya lagi. Bibi Na tersenyum senang mendengarnya. Ia mengelus sayang surai Ahra dan berguman, "Tentu sayang.."

.

.

Kyuhyun berdiri didepan gerbang sekolahnya dengan sesekali menyender pada tiang lampu yang berdiri tegap disana. Ia menunduk saat berbagai tatapan tertuju padanya. Rasa minder pun kerap menghujaninya kini. Sedikit ia menyematkan surai panjangnya dibelakang telinga, dan menghentakkan sedikit ujung sepatunya agar beradu dengan pijakannya kini. Tentu saja kehadirannya itu menjadi pusat perhatian para siswa yang datang pada pagi hari ini. Seorang yeoja cantik dengan pakaian kasual dan tas bemerknya tampak seperti yeoja linglung disana.

"Eumm.. anda mencari siapa noona?" tanya segelintir siswa laki-laki yang mendekati letak berdiri Kyuhyun. Kyuhyun mendongak, "Ah! Jung Kook-ah, apa kau melihat Lee Hyukjae? Aku sudah menunggunya dari tadi disini" jawab Kyuhyun bersemangat, saat namja yang dikenalnya itu menegurnya.

Jung Kook mengernyit bingung, "Kau mengenalku noona?"

"O..oh.. Hyukjae yang memberitahuku. Lalu, dimana bocah itu sekarang?"

"Yoi!" panggil seseorang dan menepuk pundaknya dari samping. Kyuhyun menoleh dan tersenyum senang disana. Setidaknya, ia tak akan tersudutkan semakin lama disini.

"Akhirnya kau datang juga... ada yang ingin ku bicarakan padamu.." sambar Kyuhyun dengan menarik kerah baju bocah itu sekenanya agar menjauh. Hyukjae gelagapan ditarik demikian, keseimbangannya pun sedikit goyah. "Yach..yach Kyu, aku mau sekolah.." berontak Hyukjae. Kyuhyun lansung melepaskan tarikannya itu. Hyukjae terbatuk-batuk sedikit merasa lega, ia bisa bebas dari jerat dewa kematian seperti Kyuhyun. Namun tampaknya itu tak berlansung lama. Kyuhyun lansung memiting leher Hyukjae dan kembali menyeretnya agar lebih menjauh dari sekolah mereka.

"Untuk hari ini, kau tak perlu sekolah! Kau harus menemaniku sehari ini" jawab Kyuhyun, dan mau tak mau..seorang Lee Hyukjae menurutinya.

.

Dan disinilah mereka berada. Disebuah minimarket beberapa blok dari sekolah mereka. Eunhyuk menghempaskan dirinya disebuah bangku yang tersedia didepan minimarket tersebut, sembari menyeruput susu strawberry kesukaannya. Sedangkan Kyuhyun? Ia hanya duduk menyender seraya menyilangkan kakinya. "Kau mencoba menggodaku eoh? Rok mu itu mini sekali, aku ini juga seorang namja yang kapan saja bisa menerkammu.." goda Hyukjae.

"Jika kau berani melakukannya, aku akan membunuhmu..."

Hyukjae terkikik mendengarnya. Diletakkannya minumannya itu diatas meja dan merubah posisi duduknya, sama halnya dengan sahabatnya itu, "Lalu, apa yang ingin kau bicarakan? Hingga membuatku harus rela membolos seperti ini"

"Ini tentang Siwon Hyung" jawab Kyuhyun lesu

"HAH? DIA? Ja..jadi karena alasan itu kau membawaku kabur dari sekolah?"

"Sudahlah...jangan sok rajin seperti itu. Aku masih ingat, hari ini pelajaran Ha seonsangnim kan? Kau juga pasti akan tertidur dikelas.."

Hyukjae menghela nafasnya berat. Biar bagaimanapun, jawaban Kyuhyun benar adanya. "Ada apa lagi dengan dia? Apa ini tentang pernikahan?"

Kyuhyun memajukan letak duduknya dengan raut penasaran, "Bagaimana kau tau?"

"Heii.. kau menyepelekan ingatanku eoh? Walau harus ku akui didalam pelajaran, ingatanku sangat lemah.. tapi diluar itu, jangan pernah meremehkanku."

"Aku tak ingin dengar kesombonganmu itu. Dari mana kau tau hah?" tanya Kyuhyun penasaran.

"Kau ingat saat kalian mengalami kecelakaan itu? Bukankah karena undangan itu, emosimu lepas kontrol? Jadi, aku mengambil kesimpulannya saja karena alasan itu"

Baiklah! Apa yang dikatanya memang benar.

"Jadi, apa masalahnya kini?" tanya Hyukjae ke inti persoalan.

Kyuhyun menghela nafasnya berat dan lansung membenamkan wajahnya ke meja. "Siwon hyung kini menghindariku_" jawabnya lesu. Ia medongak, menumpu dagunya pada tangannya. "Sudah beberapa hari ini, sejak ia memutuskan untuk mengundurkan pernikahannya.."

"Wajar saja..." jawab Hyukjae ketus. Ia kembali meminum susu strawberry nya dengan santai, tanpa memperdulikan tatapan sinis sahabatnya itu. "Apa dia sudah percaya jika kau adalah Kyuhyun?" Kyuhyun mengangguk. "Ya wajar saja jika dia menundanya.. Kau itu bukanlah kekasihnya, wajahmu boleh sama dengan noona itu, tapi sifatmu sungguhlah beda bodoh.." seru Hyukjae tak kenal perasaan.

"Ya aku tau itu. Tapi, jika ia mau mengundurnya ataupun membatalkannya.. aku tak masalah. Tetapi kenapa ia harus menghindariku?" tanya Kyuhyun tak mau kalah.

"Bagaimana rasanya jika kau bertemu kembali dengan mantan kekasihmu, yang pernah mencampakkanmu?" tanya Hyukjae, masih dengan raut santainya itu.

"Kenapa kau menanyai hal yang diluar dari topik kita? Ya tentu saja aku tak ingin menemuinya.."

"BINGO!" Jawab Hyukjae telak. Kyuhyun diam, dan mencerna maksud dari perkataan Hyukjae. "Tetapi, Ahra noona bukanlah mantan kekasihnya baboo" ujar Kyuhyun.

"Kondisinya sekarang sama. Kekasihnya telah pergi, dan mau tak mau ia harus melupakannya. Tetapi, mereka tetap saja saling bertemu. Bagaimana bisa ia harus melupakannya, jika mereka tetap bertemu? Mau tak mau salah satu dari mereka harus menghindar bukan?"

Jawaban Hyukjae benar-benar membuatnya tertohok. Apa benar begitu? Dengan kata lain, namja tampan itu sangat membencinya kini? Tidak... ia tak mau jika hal menakutkan itu benar-benar terjadi.

"Lalu, apa yang harus ku lakukan?"

"Kau masih mencintainya?"

"Tentu saja..."

"Ya sudah.. ikuti saja permainannya itu, saat ia sudah lepas dari rasa sakitnya itu.. Kau baru bisa muncul dan jadilah dirimu apa adanya.. Kurasa untuk saat ini, berikan dia waktu untuk menenangkan emosionalnya itu" jawab Hyukjae tenang. Ia kembali menyeruput minumannya, namun keningnya mengernyit saat tak ada lagi sisa dari kotak susunya itu. Hyukjae mendengus kesal dan melemparnya kesembarang arah.

"Apa hanya itu jalan satu-satunya?"

"Ya.. seperti itulah. Jadi, urusan kita telah selesai kan? Aku ingin kembali ke sekolah.." jawab Hyukjae santai dan beralih mengambil tas punggungnya lalu beranjak.

"Hahh.._" Kyuhyun menghela nafasnya berat, "Mendengarmu berkata seperti itu, aku jadi merindukan sekolah..."

Hyukjae beralih menepuk pundak yeoja itu dengan lembut. Ia tersenyum kecut, seolah tengah ikut larut dalam kesedihan sahabatnya itu kini. "Cobalah untuk memulai hidup barumu, chingu. Kau tau kan, sekolah itu sangat tidak menyenangkan. Aku saja bahkan sudah muak dengan kehidupan sekolah.." Kyuhyun tau apa yang Hyukjae kata adalah kebohongan. Namun ia hanya bisa tersenyum kecut membalasnya. Setidaknya.. ia mampu memberi apresiasi terhadap sahabatnya itu yang telah mencoba menghiburnya.

"Aku pergi dulu ne, Kyu.. jagalah dirimu baik-baik. Biar bagaimanapun, kau kini adalah yeoja" saran Hyukjae tulus dan melesat meninggalkan teman sejahwatnya itu.

Kyuhyun turut mengambil tasnya dan mengikuti langkah Hyukjae dari jauh. Jarak yang cukup panjang, membuat Hyukjae tak tahu jikalau ia tengah diikuti. Langkah Kyuhyun terhenti tepat didepan gerbang sekolahnya. Ia tersenyum miris melihat sekolahnya itu. Rindu nya pada kehidupan sekolahnya sudah membuncah dalam hatinya. "Aku menyesal telah menyia-nyiakan kehidupanku yang dulu.."gumamnya

Cukup lama ia berdiri disana, hingga dering handphonenya mengusik lamunannya itu.

'Kau dimana Ahra-ya? Kenapa sampai sekarang juga kau belum mulai bekerja?' tanya suara disebarang.

"Aku dijalan Bibi Na. Masih ada pekerjaan yang harus ku urus dahulu.." jawab Kyuhyun berbohong.

'Baiklah.. Hati-hati ne dijalan ne. Oh ya, temanmu Teuki juga telah menunggumu disini' seru Bibi Na.

"Eh? N..ne.. aku akan segera kesana" jawab Kyuhyun semangat dan lansung mematikan handphonenya.

.

.

Brakk..

Kyuhyun masuk dengan langkah yang sedikit diburu. Saat pintu ruang kerjanya dibuka, senyumnya merekah melihat siapa gerangan yang kini berdiam diri diruang kerjanya. Leeteuk dan juga Bibi Na.

Ia lansung menerobos dan duduk disamping Leeteuk. Dipeluknya lansung yeoja yang tengah hamil muda itu dengan erat. Merasa seolah telah lama tak ia rasakan pelukan dari ibunya ini. Senyum itu makin mengembang dalam pelukannya, hingga membuat Leeteuk kewalahan karenanya.

"Kau kenapa Ahra-ah? Apa kau baik-baik saja?" tanya Leeteuk khawatir.

"Aku baik-baik saja.." jawab Kyuhyun, 'Eomma. Bogoshippoyo..'sambungnya dalam hati. Dilepaskannya pelukannya itu dan Ahra tersenyum manja padanya. "Lalu bagaimana denganmu? Apa kau baik-baik saja?" Kali ini Leeteuk yang tersenyum lembut, "Aku baik-baik saja. Karena itu aku bisa bertemu denganmu.."

"Lalu adikku? Eh.. maksudku, kandunganmu..?" ralat Kyuhyun kemudian. Leeteuk hanya tertawa renyah, diiringi dengan bibi Na kemudian, "Bayiku juga baik-baik saja.. Kau tak perlu khawatir Ahra-ah" ujar Leeteuk dengan senyum kembangnya.

"Tampaknya kalian harus bersenang-senang dulu ne. Baiklah, Bibi kebawah dulu ne.. mengawasi para pegawai lainnya.." ucap Bibi Na sebelum pergi mengundurkan diri. Leeteuk hanya tertawa kecil dan memberi salam sebagai jawabannya.

"Oh ya, aku dengar.. pernikahanmu dengan Woonie diundur eoh?" tanya Leeteuk kemudian disaat hanya tinggal mereka berdua. Kyuhyun menggaruk surai panjangnya dan tertawa kikuk kemudian. "Eh.. itu..itu.. ya begitulah" jawab Kyuhyun semakin kikuk.

"Apa kalian bertengkar? Kenapa harus diundur segala? Atau kau harus menjalani pengobatan yang serius Ahra-ah?" Kyuhyun terkikik ditanya demikian dan makin semakin kikuk untuk menjawabnya.

"Ti..dak seperti itu. Oh ya, kau mau minum apa? Kau mau jus strawberry yang di mix dengan mango? Hari ini cuacanya sangat baik untuk meminumnya.." tanya Kyuhyun mencoba mengalihkan pertanyaannya tadi. Ia beranjak dari sofa yang ia duduki dan menuju meja kerjanya, mencoba memanggil panggilan dari telpon kerjanya. "Aku juga akan memesan cookies coklat untuk cemilan kita.. kau tunggu sebentar ne" ujarnya kembali dan mulai mengangkat gagang telponnya.

Leeteuk hanya diam, ia hanya mengamati setiap gerak gerik Ahra yang menurutnya aneh tersebut. Mulai dari yeoja itu yang kerap mengerucutkan bibirnya, bersiul kecil sesekali, ataupun menggaruk tengkuknya. "Sejak kapan kau menyukai kedua buah itu dan juga cookies coklat? Setahuku, kau sangat membenci buah-buahan yang masam dan alergi terhadap coklat. Lalu tingkahmu itu? Kenapa kau mencoba meniru tingkah Kyuhyunku? Kau sangat aneh Ahra-ah" ungkap Leeteuk kemudian.

Kyuhyun mendongak mendengar seksama perkataan ibunya itu. Ia hanya tersenyum tipis. Hatinya ingin sekali mengatakan yang sebenarnya, jika dia adalah Kyuhyun yang dikatanya. Tapi tampaknya sangatlah tidak mungkin. Yeoja itu tengah mengandung. Jikalau ia mengatakannya, dan keberuntungan masih berpihak padanya.. mungkin saja Leeteuk akan mempercayainya. Namun jika tidak? Kesehatan psikologisnya yang akan terganggu, dan berakhir dengan kesehatan dari kandungannya yang menjadi masalah. Kyuhyun tak ingin itu.

"Entahlah.. sejak aku terlepas dari koma, aku juga merasa jika aku bukanlah diriku seorang." Jawab Kyuhyun. Leeteuk kembali bersikap biasa dan mengangguk mengerti akhirnya. Ia beranggapan jika saja yeoja itu tengah mengalami trauma pasca kecelakaan dan mengakibatkan ia sulit mengenal dirinya sendiri.

"Ahra-ya..." panggil Bibi Na dengan langkah terburunya memasuki ruang kerja Ahra. Kyuhyun menoleh dan lansung dihambur Bibi Na dalam pelukannya. "Kau berhasil sayang.. Kau berhasil.." ungkap Bibi Na kemudian.

Kyuhyun mengernyit bingung mendengarnya. Apa yang diperbuatnya hingga Bibi Na merasa senang seperti ini?

"Kau akan berangkat ke Paris 3 hari lagi. Impianmu menjadi desainer internasional akan terwujud sayang..."ungkap Bibi Na bahagia."_Bibi tak menyangka respon mereka akan secepat ini. Baru saja kemarin kita mengirim email, dan sekarang kita mendapat balasannya..."

Kyuhyun mematung. 3 hari lagi? Hari itu kan hari pernikahan Ahra dan juga Siwon? Namun bukankah pernikahan itu sudah dibatalkan? Dan namja itu juga tak tau bagaimana kabarnya?

Jika harus ia ambil kesempatan itu, mencoba untuk memulai hidup barunya.. itu artinya ia harus meninggalkan keluarga dan juga orang yang begitu ia cintai disini. Namun dengan apa yang Hyukjae kata, bila harus menuruti permainan Siwon dan kembali dengan dirinya apa adanya.. apakah ia akan siap harus meninggalkan namja itu dan merindu seorang dinegeri orang? Itu sangatlah susah.

Tapi demi kebaikan semuanya.. Tampaknya ia harus megambil kesempatan itu...

"Bagaimana? Kau senang kan?" tanya Bibi Na antusias. Kyuhyun memaksa senyumnya dan menjawab, "Aku begitu senang Bi. Akan ku ambil kesempatan itu..." jawabnya lemah. Bibi Na tertawa senang dan memeluk Kyuhyun dengan hangat. Dilihatnya Leeteuk yang juga tersenyum bahagia, turut senang melihat kesuksesan temannya itu. Mereka semua bahagia, hanya satu disini yang merasa terbenani. Yakni namja itu.. namja yang seutuhnya telah bertransformasi menjadi yeoja. Kyuhyun...

.

.

TBC

Engiiiengggggg... Its Me come back! Lumutan yach nungguinnya? Mian..mianhe... habisnya mood buat nulis nih ff mendadak hilang beberapa bulan maren, dan balik lagi muncul minggu-minggu ini ehhe...

Tapi chap ini gag boring-boring amat kan setelah beberapa lama nunggu? Amoree harap sih nggak!
Ok, tinggal satu chap lagi nih buat menuju kata END dari its me.. jangan lupa tinggalkan jejak ne.. Muaccchhhh...