Beginning = Ending

Staring : Do Kyung Soo (EXO), Kim Jong In (EXO) as Kai

Supporting Cast : Chanyeol, Chen, Xiumin, Baekhyun, Suho, EXO

Length : TwoShoot

Pairing : Kaisoo

Rating : M (Because of some rude words, phsyco mode, and Half NC)

PFFTT... walaupun Half NC! Tetep anak kecil ga boleh baca! (umur lo berapa thor? Thor bawa palu #Bye)

Disclaimer : This is just a fiction.

-Ai Zhi Lan-

Beginning = Ending

Semuanya berawal dari KaiSoo dan berakhir dengan KaiSoo..

Ai Zhi Lan.

.

PAGI harinya yang dingin, Kyungsoo terbangun dengan kondisi badan yang lengket dalam dekapan dada bidang Kai.

Astaga... Apa yang kulakukan semalam? Batin Kyungsoo. Perutnya bergolak hendak muntah, kepalanya pusing, dan jantungnya berdegup tidak teratur.

Kyungsoo membelai pipi Kai yang pulas dalam tidurnya. Bibir Kyungsoo menjamah bibir Kai sekilas. Dengan hati-hati Kyungsoo memindahkan tangan Kai yang memeluk tubuhnya.

Diambilnya handuk yang tergantung setengah hati diantara lemari kecil di dalam kamar kos Kai. Tangan Kyungsoo meraba baju yang ada di dalam lemari tersebut, dan mengambil baju Kai secara acak.

Didalam kamar mandi, setelah Kyungsoo menyalakan shower untuk membasuh cairan menjijikkan yang melabur tubuhnya, Ia sukses memuntahkan segala isi di perutnya.

...

SEBENARNYA Kai sudah terbangun sedari tadi. Ia masih bisa merasakan kecupan Kyungsoo di bibirnya, merasakan tangannya yang memeluk tubuh lelakinya itu berpindah ke lantai.

Kai juga mendengar bunyi muntahan Kyungsoo bercampur dengan air yang keluar dari shower. Begitu pula dengan matanya yang masih bisa mengintip apa yang dilakukan Kyungsoo di dalam kamar kosnya.

Dengan memakai baju kebesaran milik Kai, Kyungsoo mengemasi barang yang sudah disiapkan sebelumnya. Perekam Suara. Perekam suara yang ia beli bersamaan dengan pisau dapur Rachael Ray, perekam suara yang sudah di setel Kyungsoo, sebelum memasuki rumah Kai.

Kyungsoo memandang teman tidurnya semalam itu, yang berpura-pura tertidur lelap.

"Maafkan aku Kai. Aku tidak bisa membiarkan dirimu bertindak lebih jauh lagi," Kyungsoo menghampiri Kai, mendaratkan ciumannya yang kedua pagi ini. "Aku tidak tahu Kai, rasanya aku ingin sekali menciummu. Begitu juga dengan jantungku yang iramanya tidak tenang."

Kyungsoo membenarkan letak poni Kai yang berantakan. "Mungkin benar katamu, di kehidupan yang sebelumnya, kita adalah sepasang kekasih. Tapi itu adalah awalnya, kita tak pernah tau bagaimana kisah kita berakhir."

Tangan Kyungsoo meraba lekuk wajah tampan Kai. Pipinya, Keningnya, Hidungnya, Bibirnya, Dagunya, lalu turun ke dada bidangnya. Air mata Kyungsoo menetes. Dengan membawa alat perekam suaranya, ia pergi meninggalkan rumah Kai beserta pemiliknya yang Kyungsoo pikir tengah tertidur lelap.

Tidak Kyungsoo! Sekalipun, Kai tak pernah tertidur...

Seperti tanah yang tak pernah menutup pintunya demi dimasuki setetes air, yang akan ia teruskan ke akar pohon yang kering. Seperti akar, yang tak pernah berhenti bertanya kepada tanah, "Dimanakah air? Aku harus mencari air untuk menghidupkan lagi pohonku agar ia bisa tetap hidup saat daun datang kembali padanya."

Kai bangun dari tidurnya, dengan bersandar pada dinding, ia menggumam. "Apa kau pikir, aku hidup dalam waktu yang lama, hanya untuk mendapatkanmu meninggalkanku? Aku tak selemah itu... Kau salah, jika bisa melenyapkanku dengan mudah."

...

KYUNGSOO menatap layar handphone-nya, missed call dari Chanyeol, Keluarga Chanyeol, Keluarganya, juga Chen, bersarang tak terhitung. Namja bermata burung hantu itu hanya mendesah panjang. Bagaimana ia bisa menemui Chanyeol, yang ia bilang adalah orang yang paling dia sayang, dengan kondisi seperti ini.

Dengan kondisi dimana ia tak lagi bisa disebut lelaki baik-baik. Dengan kondisi, ia sudah berbagi lendir dengan cowok bangsat! Kim Jong In! Yang dengan mata kepalanya sendiri kepergok menusuk Chanyeol menggunakan pisau lipat?

Kyungsoo sangat berdosa sekarang. Tapi setelah ini, setelah Kai terjebloskan ke penjara, Kyungsoo akan pergi dari kehidupan semua orang. Termasuk Chanyeol. Terutama Chanyeol.

Tiba-tiba saja, Bus berhenti. Sopir Bus berkata ada sesuatu yang lewat dengan cepat di hadapannya, jadi ia harus banting setir. Mata Kyungsoo menatap pemandangan di hadapannya dengan nanar. Bus yang ia tumpangi menabrak pohon besar yang menggugurkan daunnya dengan sempurna. Terlihat kering dan hampir mati.

Seberkas ingatan mengalir di otaknya seperti kaset rusak. Suara lirih mencumbui telinganya yang terselip diantara rambut hitamnya yang terawat.

"Kyungsoo-ya, kenapa kau begitu suka menanam pohon?"

"Pohon menjabarkan tentang kesetiaan. Bagaimana ia masih berdiri diatas tanah yang sama, walau musim seringkali berganti mendera dirinya."

"Bukankah, itu karena dia tak bisa bergerak? Berarti kesetiaannya hanyalah simbol dari keterpaksaan."

"Kenapa kau melihat semuanya dari sisi negatifnya? Cobalah menghargai pohon yang walaupun hampir mati, tapi ia masih berdiri tegak, menunggu daun yang pernah meninggalkannya kembali kepadanya dalam bentuk daun yang baru. Tunas yang baru."

Lalu lelaki itu mendekap Kyungsoo kedalam pelukannya, mencium bibirnya...

BRUGK!

Kyungsoo terhenyak kembali ke dalam dunianya yang kini, saat pohon kering di depannya jatuh ke jalanan, dan menimpa sebuah mobil yang lewat.

Dengan tubuh lunglai, Kyungsoo keluar dari dalam Bus paling terakhir. Beberapa orang yang lalu lalang di hadapannya, berhenti sejenak untuk dimintai wawancara oleh stasiun televisi swasta yang kecepatannya mencari berita seperti semut mengerubuti gula.

Kyungsoo tak peduli dengan sekitarnya. Ia terus berjalan, sampai pada akhirnya berhenti di sebuah pohon dekat lapangan sekolahnya. Pohon yang tak Kyungsoo tahu apa jenis, genus, spesies, kelas, atau apapunlah yang tersebut dalam pelajaran Biologinya.

Pohon itu kering, hampir mati, tapi masih berdiri kokoh. Seolah menunggu daun yang meninggalkannya di musim gugur, kembali lagi di musim semi.

Kyungsoo meraba kulit pohonnya yang kasar. Membersihkan debu hitam, dan kulit yang mengelupas, sampai tangannya mendapatkan ukiran itu. Tertulis dalam alfabet inggris.

BEGINNING = END
KAI 3 SOO

LAGI. Film seperti di tahun 90an, dimana televisi berwarna hanya dimiliki oleh segelintir orang, ingatan itu kembali lagi kedalam pikiran Kyungsoo, saat ia menutup mata.

"Kai, maukah kau menungguku seperti pohon menunggu daunnya kembali menyapa di musim semi?"

"Tidak mau."

Dalam penglihatannya, Kyungsoo bisa melihat bibirnya yang mengerucut sebal. Kai menciuminya bertubi-tubi, lalu mereka terjatuh ke lapangan luas yang hijau dengan bunga kosmos yang bernyanyian di terpa angin di sekelilingnya.

"Aku serius Kai. Karena sepertinya, aku akan segera meninggal."

"Jangan berbicara yang tidak-tidak."

"Aku bukan sepertimu Kai. Aku hanyalah manusia biasa yang akan mati kapan saja. Walau sepertinya, umurku lebih pendek dari sebagian manusia."

"Kalau kau bicara tentang kematian lagi, aku akan menciummu sampai lemas."

Kyungsoo menelangkupkan tangannya ke wajah kekasihnya. Mata burung hantunya menatap mata kelelawar milik Kai. "Tak peduli bagaimana awalnya, kita akan berakhir sebagai KAISOO."

"Kita berawal dan berakhir sebagai KAISOO. Dua orang yang takkan terpisahkan bahkan oleh kematian sekalipun. Kau mau mengukir nama kita di salah satu pohon kesayanganmu?"

Kyungsoo mengangguk. Tangannya melorot ke tengkuk Kai, dan memeluk leher jenjang milik Kai.

Kai menggendong Kyungsoo, dan dalam sekejap mereka telah menghilang, bersama dengan kelopak bunga kosmos yang bertaburan di terpa angin.

.

KYUNGSOO membuka matanya, kembali ke tempatnya sekarang. Tanpa menutup matanya lagi, ia bisa mengingat betapa halusnya tangan Kai saat menyentuhnya menggoreskan kata-kata di pohon yang hampir mati ini.

"Kau sudah menunggu daunmu terlalu lama ya?" bisik Kyungsoo.

Dalam sekejap Kyungsoo berjalan dari arah ruang penyimpanan pupuk, lalu kembali lagi dengan membawa air dalam ember beserta pupuknya.

"Kau tahu keajaiban? Hiduplah, sambutlah kembali daun yang sedang mencari jalan keluarnya untuk menemuimu."

.

MELEWATI lorong sekolah yang ramai, dengan berbagai macam siswa yang menanyainya dengan beragam pertanyaan, Kyungsoo berjalan menuju kelasnya di lantai dua. Tak segan juga, seorang guru menghampirinya dengan khawatir, seolah Kyungsoo baru saja kehilangan kewarasannya.

Kyungsoo tak peduli. Toh, dia memang sudah tak waras sekarang.

Tiba di dalam kelasnya yang sepi, karena siswanya sibuk memandanginya dari luar. Kyungsoo duduk di kursinya, tepat di samping jendela yang terbuka, menikmati aroma angin di musim gugur.

Tangannya menekan tombol Play pada alat perekam suara di tangannya. Pengakuan Kai beserta desahan bergairah yang keluar dari mulutnya, juga mulut Kyungsoo sendiri bercampur jadi satu. Bagaimana Kyungsoo bisa menyerahkan bukti yang seperti ini kepada polisi?

Hah!

Sehelai daun kering menyambar wajahnya, bersambung dengan sosok yang tiba-tiba saja menghujam bibirnya. Seseorang yang beraroma Kokoa, dengan bibir yang mampu melelehkan rasa manis bercampur pahit kedalam mulutnya.

Kyungsoo menyambut ciuman itu, membiarkan tengkuknya di tekan sedemikian rupa. Betapa Kyungsoo menikmati ciuman lembut seperti coklat yang meleleh ini.

Lalu ciuman itu berhenti. Meninggalkan bekas kemerahan di bibir keduanya.

"Kai, bisakah kau memutar waktu? Tepat dimana kita pertama bertemu? Sebelum kau melakukan tindakan bodohmu itu?"

Kai menggeleng. "Huang Zhi Tao, hanya mampu menghentikan waktu. Kemampuan kami sang penjaga pohon kehidupan terbatas. Aku-pun hanya bisa melompat dari tempat yang satu ketempat yang lainnya, dalam dimensi yang sama."

"Lalu, kenapa tak kau minta tolong kepada pohonmu itu untuk memberimu keajaiban?"

Kai tersenyum. "Ide bagus. Tunggulah disini, sayang..."

Kyungsoo menutup mata, merasakan ciuman beraroma kokoa kembali mendarat di bibir penuhnya. Ah Kai! Betapa Kyungsoo menyukai setiap sentuhan bibirmu.

Kemudian, Kyungsoo membuka mata. Kembali ke musim semi, dimana bunga-bunga bermekaran. Dimana daun baru tumbuh di pucuk ranting pohon yang kering.

Bibir itu tersenyum, kala manik hitamnya menatap seseorang bertubuh tegap dengan mata kelelawar yang licik, memperkenalkan dirinya sebagai Kim Jong In.

Kim Jong In yang kita sebut sebagai Kai itu menghampiri tempat duduk Kyungsoo, lalu mengulurkan tangannya.

Kyungsoo menjabatnya. "Kekasihmu, Do Kyungsoo."

Kai tersenyum, kepalanya yang terbalut rambut panjang disisir kebelakang itu menukik ke bagian belakang kepala Kyungsoo. Membisikkan sesuatu di balik telingannya. "Kamu mau berapa ronde nanti malam?"

Kyungsoo mendelik. Sontak saja buku paket biologi yang super tebal mendarat di kepala Kai. "Kau sinting?"

Kai hanya mengekeh. Kekehan yang begitu sexy, yang mungkin saja mampu membawa Kyungsoo kedalam dekapannya kapan saja.

Dan ketika angin membawa butiran air diudara, menetes ke tanah yang kering tempat pohon itu berpijak, tunas baru akan tumbuh, bersama dengan pupus daun-daun baru yang tumbuh di puncak ranting yang hampir membusuk.

...

END

Tembahan :

Di sebuah hari minggu yang cerah, saat Kai melepas kancing baju Kyungsoo dengan berahinya, terdengar ketukan dari luar rumah.

"KYUNGSOO! Cuaca cerah nih? Jalan-jalan ke Myungdong yuk?"

Gigi Kai menggemeretak. "Aku akan membunuh Park Chanyeol itu!" Teriaknya. Seketika itu juga, dengan menggunakan kekuatan teleportasinya, Kai menghambur keluar rumah.

Kyungsoo memandang pasrah kearah kamarnya yang berantakan. Ditangannya terdapat celana panjang Kai yang sudah ia lepas sebelumnya. Kyungsoo menepuk jidatnya.

"Dasar cowok gila!"

...

Mojokerto, 31 Maret 2015

Ai Zhi Lan.

Sambil diiringi lagu EXO-K First Love (Chapter 1), and My Answer (Chapter 2).

.

Annyeong GAIIZZ!

Ceritanya nyeleneh, tapi saya hampir nangis nulisnya. KEKEKE~~

Soalnya, ide buat nulis ini itu (Selain dari pathcodeEXO, yg bikin tweet nyentris ngasih tau kode BEGINNING = END, pikiran gue kan langsung ke KAISOO).

Iya, selain itu. Sebenarnya dari sahabat saya yang namanya Wahyu. Dia pernah ngukir namanya dia dengan nama pacarnya gitu di sebuah pohon, pakek bentuk hati ala-ala Acha-Irwansyah (HEART) eh, Rahel ya yg buat?

Tulisannya itu, Wahyu 3 Fanny.

BEUH! Yang bilang romantis silahkan! Tapi saya tahu dengan pasti, bagaimana saat itu, pada saat kejadian sok romantis itu, fanny tengah berselingkuh dengan pacar saya (Sudah jadi mantan sih, #Ngikik)

Sedih sekali... mestinya muter lagu HURT, tapi My Answer ini keren lagi... Apalagi bersambut sama FIRST LOVE.

Ah! Betapa bencinya saya dengan mantan saya. Tapi saya dapet Tweet keren...

Alfa_lovehigh : Mantan pacar tidak untuk dimusuhi. Walau bagaimanapun, dia yang sudah membuatmu menjadi lebih dewasa. Cc Mbk Barokah Ruziati.

RT-in tuh!

Review Gaizz!

Tambahan : Thanks buat yang ngeripiuw... maaf juga kalau banyak penulisan yang salah, typo, dsb, bahasa non baku, atau apalah... Akan lebih keren jika kalian menuliskan kesalahannya dimana, terus ngebenerinnya gimana... Maklum, lagi belajar... Wkwkwk.. Thanks Gaiz! #LemparTao! Kenapa Tao? Karena kemarin ngimpiin Tao. Sekian. Wasaalam.