Summary : Kehidupan manis seputar Gaara dan Hinata. Setiap chapter memuat cerita yang berbeda dan tidak berhubungan dengan chapter sebelumnya. /AU / typos / absurd / OOC /

Warning : AU, typos, OOC, dll.

Naruto (c) Masashi Kishimoto

Our Sweet (c) Fujiwara Hana

GaaHina cute pair ^_^

Chapter 1

Hinata mengenggam rok selututnya kuat-kuat. Remasan yang tadinya lemah semakin lama semakin menguat. Ia menahan isak tangisnya yang sedari tadi hampir menguar. Hatinya begitu kacau. Bagaimana tidak? Sekarang ia berjuang untuk mengatakannya secara baik-baik.

"Jadi sekarang lebih baik kita berpisah saja," kepalanya masih ia tundukkan dalam-dalam, menatap tanah tempatnya berpijak. Suaranya masih agak bergetar menahan tangis yang hampir keluar.

Gaara masih terdiam di tempatnya. Tubuhnya menjulang tinggi di hadapan Hinata. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku. Tatapan yang sedari tadi ia gunakan untuk menatap Hinata terasa aneh. Entah bingung, kecewa atau mungkin sakit. Gaara menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya berat. Udara di dekatnya terasa asing memasuki indra penciumannya.

"Hm?"

Hinata merutuk dalam hati, sejak kapan seorang Sabaku Gaara mendadak lemot?

"Bukankah sudah kubilang 8 kali, apa kau tuli hah?" jarang-jarang Hinata bersikap seperti.

Gaara mendengus pelan.

"Aku tidak tuli, pendek. Aku hanya tidak mengerti maksud perkataanmu,"

What? Berani sekali Sabaku memanggilnya pendek.

"Pendek katamu? Aku tidak pendek tahu, hanya kurang tinggi, dasar panda!"

"Terserah apa maumu, yang paling penting apa maksudmu meminta putus denganku, ha?" suara bariton yang menggema menimbulkan bulu kuduk Hinata merinding.

"Tidak perlu aku mengatakannya padamu, yang terpenting kita putus,"

Gaara mengambil langkah mendekat. Hinata terdiam membisu di tempat. Menyelipkan anak rambut di sisi kepala Hinata membuat gadis didepannya terhenyak, lavendernya melotot tajam.

"Kalau itu keputusanmu, fine. Tapi sebelum kau menghilang, bisakah mengabulkan satu permohonan terakhirku?" nadanya agak mengambang antara memelas dan memaksa.

"Apa itu?" Hinata menjawab acuh.

"Peluk aku,"

Hembusan angin semakin terasa setelah Gaara mengucapkan permohonannya. Hinata masih tetap di tempat tidak beranjak sedikitpun. Gaara mengambil satu langkah maju.

"Kalau kau tidak mau, biarkan aku yang memelukmu,"

Dan beberapa saat setelah kata-kata itu dilontarkan, Gaara mengulurkan tangannya. Dan ...

CUT!

"Tidak ada adegan pelukan Gaara! Bukankah kau sudah membaca naskahnya tadi?" Tenten berteriak gemas melihat tingkah Gaara.

"Kau bilang boleh improvisasi?" Gaara menyela.

Agar tak menimbulkan masalah yang berkelanjutan, pada akhirnya Tenten yang mengalah setelah mendapat bujukan dari Shion.

"Ya ya ya, terserah. Istirahat 15 menit, kita mulai syuting lagi pukul 14.00,"

Dan semua anak bergegas menuju tempat rindang untuk sekedar istirahat ataupun makan. Begitu juga dengan Gaara dan Hinata. Mereka mengambil tempat di bawah pohon besar di pojok lapangan.

"Gaara-kun ini bentou-mu," Hinata memberikan Gaara sebuah kotak makan berwarna merah bata.

Gaara mengambilnya dan langsung membukanya. Di dalamnya terdapat bermacam-macam makanan yang membuat siapapun langsung lapar.

Gaara mengambil sosis dan memakannya, "Enak," gumamnya.

Hinata hanya tersenyum.

"Kau tidak makan?"

Hinata menggeleng, "Aku sudah kenyang,"

Jade Gaara menyipit, "Sudah kenyang atau sedang diet?"

Hinata memukul bahu Gaara pelan sementara pemuda yang dipukul pura-pura sibuk menangkis.

"Aku tidak diet tahu," Hinata manyun sementara pipinya mulai bereaksi.

Gaara hanya tersenyum tipis membuat Hinata terpesona.

"Apa?" Gaara yang menyadari langsung bertanya.

"T-tidak apa-apa, hanya saja-"

Gaara dibuat semakin penasaran menunggu kata-kata dari Hinata.

"-kau sangat tampan," Hinata memalingkan wajah meronanya agar Gaara tak melihat.

Gaara terdiam sebelum menyeringai, "Aku memang dari dulu sudah tampan tahu, kau saja yang terlambat menyadari, dasar pendek," Gaara menyentil dahi Hinata pelan.

Hinata kembali cemberut manyun.

"Tapi walaupun kamu lemot dan pendek-" Gaara menggenggam tangan kiri Hinata pelan dan hangat,"-aku tetap menyukaimu," ucap Gaara jujur. Pandangannya teduh menatap obyek manis di hadapannya.

Hinata gugup setengah mati. Degup jantungnya tak beraturan. Sontak ia melepaskan tangannya dari genggaman Gaara. Mengambil 2 buah buket bunga di belakangnya yang merupakan properti untuk shooting dan ia letakkan di masing-masing tangan untuk menghilangkan kegugupannya.

"Ano- bisakah Gaara-kun diam disitu selama 30 detik?"

Alis Gaara berkerut, ia bingung. "Untuk?"

Tanpa menjawab pertanyaan Gaara, Hinata meletakkan buket bunga yang terdapat dikedua tangannya di masing-masing sisi kepala Gaara dan mendekatkan wajahnya.

Beberapa detik kemudian Hinata menjauhkan wajahnya yang mirip kepiting rebus.

"Hoo, berani sekali kau menciumku, pendek. Tapi yang tadi itu belum 30 detik," Gaara menyeringai iblis. Hinata salah tingkah.

Chapter 1 End

Thanks to : reader dan reviewer di story-story saya sebelumnya : ) dan juga yang udah fav dan follow juga terima kasih banyak : D

Btw saya minta do'anya buat UN ya XD : D makasih : D : )