Tidak bisa dipungkiri bahwa aku terpesona saat pertama kali menatapnya. Wajahnya bagaikan sebuah pahatan maha karya dari Sang Pencipta. Wajahnya, tatapannya, gerak tubuhnya dan suaranya bisa digambarkan dalam satu kata. Sexy. Tidak pernah aku merasa tertarik dan tergila-gila dengan seseorang seperti ini. dia benar-benar istimewa. Ingin rasanya aku menyeretnya dari atas panggung itu dan membawanya kabur ke apartemenku. Dia harus menjadi milikku!

Sebelumnya, perkenankan aku memperkenalkan diri. Namaku Do Kyungsoo. Orang-orang terdekatku sering memanggilku Dyo. Aku adalah direktur utama dari perusahaan EXOPLANET CORP. Perusahaanku merajai industri yang terkait dengan pariwisata di negara ini. Walaupun perusahaan besar ini adalah perusahaan yang diwariskan secara turun temurun dari keluarga-keluargaku, bukan berarti aku meraih posisi ini dengan instant. Keluargaku tipikal keluarga yang keras dan disiplin. Aku bekerja sangat keras untuk mendapatkan posisi sebagai direktur utama. Dan saat ini adalah masa puncak karirku. Sudah beberapa kali beberapa majalah bisnis memuat wawancara eksklusif dan menjadikanku cover sampulnya. Wawancara sana-sini, pertemuan kolega sana-sini, membuka puluhan cabang baru di setiap daerah, dan beberapa cabang di luar negeri benar-benar menguras tenagaku. Fisik, mental, semuanya. Akibatnya, akhir pekanku ku habiskan di Bar. Kemudian, aku bertemu dengannya...

Yang ku ketahui, namanya Kai. Dia adalah seseorang yang akan selalu ku temukan setiap jam 7 sampai jam 11 malam di Bar langgananku ini, Black Pearl. Dalam kurun waktu 5 jam tersebut, dia bisa menyanyikan 4-6 lagu. Sejauh ini, aku pikir gitar adalah instrumen yang cukup ia kuasai, dan jangan lupakan keahliannya yang lain, dance. Wanita bahkan pria sekalipun akan terpikat saat ia menjalankan aksinya di atas panggung. Maskulin, sensual dan sexy. Oh My Gosh!

Well, sebenarnya ini bukan saat dimana aku akan terbakar dengan gairah seksual masa muda. Masa-masa panas itu sudah ku lewati dengan berakhir di ranjang beberapa wanita yang berbeda saat SMA. Tetapi, kali ini Kai membawa sesuatu yang lain. Entahlah, mungkin aku begitu penat dengan aktivitas kantor yang tak kunjung henti, sehingga tak banyak wanita yang bisa mengalihkan perhatianku. Tapi Kai berhasil membuatku tertarik. Dan parahnya lagi, dia seorang pria.


Dangerous Offer

Main Pair : KaiSoo

Warning: Typo(s), Kata-kata Kasar, Plot dan Ide masih dipikir sambil ngetik, DLL. Penulis baru, berantakan, harap maklum.

Disc: EXO belong to EXO-L

Don't Like, Don't Read

.

.

.

Happy Reading ^^


Chapter 1


"Hey, man! Penat karena urusan pekerjaan lagi?" Tanya Chanyeol, sahabat SMA sekaligus bartender di bar ini. Aku mengangguk bosan.

"buatkan aku yang seperti biasanya, Chanyeol."

"Baiklah. Saatnya untuk melupakan sejenak urusan kantor. Selamat datang di surga dunia!" sambil tersenyum, Chanyeol memberikanku segelas wine yang sering ku pesan jika datang.

"Thank's." Aku segera meneguk sedikit wine yang ada di gelasku. Rasanya benar-benar menyegarkan. Chanyeol benar, ini adalah surga dunia. Dan saat ini, aku sedang mengedarkan pandanganku untuk mencari sosok malaikat yang beberapa minggu ini menghipnotisku. Tapi, Kai tidak ku temukan dimana pun. Mungkin, dia belum datang.

"Chanyeol-ah, berikan aku vodka." Aku mendengar seseorang berbicara di sampingku. Suara yang sangat aku kenal. Bukankah itu... Kai?

"Oke. Tumben kau telat datang hari ini, Kai."

"Ya, ada sedikit masalah di kafe tempatku bekerja. Tapi, sudah aku bereskan."

"Baiklah, segelas vodka akan meringankan pikiranmu. Siap untuk menebar pesona malam ini, man?!"

"Yeah, kurasa. Thank's Chanyeol." Kai menyunggingkan senyum saat menerima vodkanya. Ia menghabiskannya dalam sekali teguk dan segera bergegas ke arah panggung. Baru kali ini aku melihatnya secara dekat. Senyumnya benar-benar mempesona. Aku pikir, dia sengaja untuk selalu tersenyum, karena dia tahu daya tariknya akan berlipat ganda saat melakukannya. Mataku mengekorinya sampai ia berada di atas panggung.

"Dia menarik kan?" Chanyeol menyikut tangan ku yang berada di atas meja.

"Huh? Oh, Yeah. Apa setiap harinya dia bekerja di sini?"

"tidak. Dia ada di bar ini setiap akhir pekan. Dia memiliki beberapa kerja sampingan selain menjual suaranya disini. "

"Sepertinya, tipe pekerja keras."

"Yeah, kadang aku kasihan melihatnya. Kerja begitu keras untuk mencukupi biaya hidupnya di kota besar ini, dan untuk membayar biaya kuliahnya. Dia baru saja memasuki tahun kedua di perkuliahan. Kau mestinya bersyukur, Dyo. Kau memiliki segalanya. Tampan, muda, kaya dan mapan."

"Hhaha. Chanyeol-ah, Kau pikir aku mendapatkan semua ini tanpa kerja keras, huh?"

"Ya... ya... Setidaknya kau tidak pernah merasakan kerasnya tidur di emperan toko seperti yang dilakukannya beberapa tahun yang lalu."

" Apa hidupnya begitu menyedihkan?"

"ya. Ayah dan ibunya telah lama meninggal, dan dia tak memiliki kerabat satu pun di kota ini. Mungkin ada beberapa, tetapi tak ada yang mau mengakuinya. Dulu, dia tidur dimana saja. Emperan toko, halte bus, bahkan pinggiran sungai Han. Dan kau tahu, betapa dinginnya tempat itu saat musim dingin. Jika 4 tahun lalu aku tidak mendapatinya di emperan toko dan membawanya bersamaku, entah jadi apa dia sekarang. "

"Kau... tinggal bersamanya?"

"Ya, 2 tahun aku tinggal bersamanya. Aku memperkenalkannya kepada bos ku agar dia bisa bekerja disini. Tapi, semenjak dia masuk kuliah dan sudah memiliki beberapa kerja sampingan, dia tinggal sendiri. Yakk! Mengapa kau selalu bertanya tentang dia? Jika Kai tahu bahwa aku sudah berbicara banyak tentangnya seperti ini, aku akan di bantai habis-habisan. Ah, sial!"

"aku hanya bertanya hal-hal yang ringan, tapi kau menjawab lebih dari apa yang aku tanyakan."

"Tunggu! Apa hanya perasaanku saja, atau kau... Kau tertarik dengannya?"

"hmm, sepertinya..."

"Hhaha. Sudah ku duga. Kau bukan satu-satunya orang yang tertarik dengannya. Kau lihat kumpulan wanita yang berada di pojok sana?" Chanyeol menunjuk meja pojok sebelah kiri yang berada di dekat panggung. Aku hanya menaikkan alisku melirik Chanyeol.

"Wanita-wanita itu sudah mengincar Kai beberapa minggu yang lalu. Sepertinya mereka menjadikannya taruhan besar. Jangan membuang waktumu, man!"

"Kita lihat saja nanti, Chanyeol. Kau tahu kan, aku orang yang percaya diri dan ambisius."

"Ya, Kau lihat wanita yang berbaju merah itu? Dia berhasil mendapatkan one night stand dengan Kai. Tapi kau lihat sekarang, Kai tak pernah sekalipun memberikan tatapan penuh cinta atau terpikat dengan wanita itu lagi. Sekali Kai bosan, ia akan berhenti. Jika kau beruntung, kau juga bisa mendapatkan one night stand. Hanya jika kau beruntung."

"Ku pikir, aku akan mendapatkan lebih dari sekedar one night stand."

"Hhaha. Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak membuang waktumu, Dyo-ah."


*** Windzhy Kazuma ***


Pukul 23:27. Saat ini aku masih duduk santai di sofa mewah yang telah disediakan khusus untuk pengunjung VIP Bar Black Pearl. Tetapi bukan itu yang membuatnya istimewa. Makhluk yang sedang ku puja berada tepat didepanku, memainkan gelasnya yang berisi vodka. 10 menit telah berlalu sejak dia memutuskan untuk duduk di depan ku. Kai yang sementara bersiap untuk pulang berhasil aku tahan setelah meminta bantuan dari pegawai Bar untuk menyampaikan pesanku. Maka seperti inilah keadaanku dengannya. Berdua, saling berhadapan, di tempat VIP.

"Jadi, ada urusan apa sehingga kau ingin bertemu denganku?"Akhirnya dia yang membuka percakapan.

"Aku ingin berkenalan denganmu." Jawabku. Bisa ku lihat, dia mengangkat sebelah alisnya, kemudian segera meneguk vodkanya.

"Aku, Dyo." Lanjutku sambil mengulurkan tangan. Tapi, di luar dugaanku, dia hanya tersenyum remeh, membiarkan tanganku mengambang di depannya.

"Kau membuang waktuku." Dapat ku lihat, dia sedang mengambil ancang-ancang untuk berdiri dan segera kabur.

"Aku tertarik denganmu." Dia menatapku, sedikit terkejut mendengar ucapanku barusan.

"Apa? Apa maksud-"

"Aku tertarik denganmu. Aku yakin kau mengerti pembicaraanku. Aku sudah beberapa kali melihatmu bernyanyi dan menari di atas panggung Bar ini. Dan aku tertarik padamu sejak pertama melihatmu. Yah, tertarik. Bahkan secara seksual" Aku menuangkan vodka ke dalam gelasku, menunggu reaksi dari Kai atas pengakuan gamblangku.

"BWHAHAHAA! Apa? Tertarik? Secara seksual? Apa kau gila? Aku pikir, kau salah mengartikan keberadaanku di Bar ini. Aku minta maaf, tapi aku hanya menjual suara dan tarianku. Bukan tubuhku. Dan, yang perlu kau tahu, aku adalah lelaki normal, masih menyukai dada wanita." Kai tertawa sangat keras dan menatapku dengan rasa jijik bercampur geli.

"Jadi Kau pikir, aku tidak menyukai dada wanita?" Aku tersenyum sinis membalas tawa kerasnya. "Asal kau tahu, teman ranjangku selama ini adalah wanita. Hanya saja, baru kali ini aku memiliki ketertarikan yang besar dengan seorang pria, dan itu kau. Aku siap membayar mahal untuk one night stand denganmu."

"Dan kau pikir, aku bersedia menjual one nigh stand untukmu?"

"Ya, walaupun aku tidak berharap banyak tentang itu. Tapi, aku ingin memberikan penawaran. Aku bersedia membayar one night standmu sebanding dengan 2 kali lipat gajimu di Bar ini selama 3 bulan."

"Kau gila."

"Aku tidak gila. Aku hanya memberikan penawaran. Dan kau cukup memenuhi kategori untuk penawaran yang mahal."

"Kau benar-benar membuang waktuku." Kai berdiri sambil menggendong tas gitarnya di punggung. "Berapa pun harga yang kau tawarkan, aku masih cukup waras untuk menolang melalukan seks dengan pria." Senyum meremehkan merekah di wajahnya sambil berlalu. Aku masih sempat-sempatnya mengagumi senyumannya. Ya, sepertinya dia benar-benar membuatku gila. Aku harus berlapang dada. Kai tidak mudah untuk dijerat. Bahkan, mungkin aku harus membuang jauh-jauh harapanku untuk bisa satu ranjang dengannya. Arrgh!


*** Windzhy Kazuma ***


Hay Readers! Makasih karena udah menyempatkan diri membaca karya pertamaku. Aku betul-betul masih buta tentang tata cara penulisan di FFN. So, buat yang mau kritik dan koreksi yang bersifat membangun, saya persilahkan.

.

.

.

Finallly, TBC or Delete?

Post your opinion. Review, please. ^^