Cast : Park Chanyeol - Byun Baekhyun

Other : Temuin sendiri

Warning : TYPO(S). GENDERSWITCH!

Genre : Romance. Drama.

Disclaimer : EXO belong God and their Family.

Rate : M But no NC/?

.

.

Gak suka GS? Gak usah baca!

.

.

INI FF REMAKE!

.

.

N/A : Remake dari novel VENUS ( Forbidden Attack ) Ada beberapa adegan yang dihapus dan ada bebarapa bagian yang di ubah. NC nya di hilangin. Maaf yaaaa~~~~~~~~~~~

.

.

.


Baekhyun memandangi surat kabar dengan senyum pahit. Bagaimana mungkin sebanyak itu wartawan yang meliput berita tentang Diplomat playboy itu, tidak ada satupun yang memuat beritanya kecuali siaran langsung saat ia menampar Laki-laki itu di restoran.

Ia ingin sekali melihat berita itu, tapi sayangnya Luhan yang merupakan teman se-flat nya tidak sempat merekam tayangannya karena Sibuk terperangah heran saat menonton televisi. Lagi-lagi Chanyeol melakukan hal yang sama, ia menarik semua berita tentang skandalnya.

Tapi percuma karena meskipun hanya segelintir orang, yang menyaksikan siaran langsung itu, semuanya akan segera menyebar lewat angin seperti sebelumnya. Chanyeol beruntung memiliki Yifan yang juga memiliki marga Wu sebagai pengacaranya, laki-laki itu bertindak sangat cepat dan sangat menguntungkan Kliennya.

Sebenarnya Baekhyun, merasa sangat terkesan dengan laki-laki itu dan dirinya merasa sangat tertarik. Perpaduan China dan Canada membuat wajah Yifan berseri-seri dan sangat sulit untuk di lupakan terlebih saat dirinya tau kalau Yifan dan dirinya sudah di jodohkan.

Pemikiran gila yang menguntungkan, Baekhyun seperti mendapatkan keberuntungan karena dirinya akan di nikahi oleh senior yang sangat di kaguminya sewaktu kuliah.

"Kau sudah berjanji pada Ibu untuk menikah dengan laki-laki itu kan?" Taehyung menyapanya.

Adik laki-lakinya itu adalah satu-satunya saudara yang menemani Ibunya di rumah sedangkan Baekhyun hanya datang sesekali karena Districk Lake terlalu jauh dari jangkauan kerjanya.

Pedesaan yang indah ini sudah menjadi tempat dimana Baekhyun tumbuh sebagai anak perempuan satu-satunya keluarga Byun karena semua saudaranya adalah laki-laki. Dua orang kakak dan satu adik, Taehyung. Dan sekarang, atau lebih tepatnya beberapa saat lagi akan menjadi tempatnya bertemu dengan calon suaminya yang sudah begitu lama di kaguminya.

"Berjanjilah, kali ini kau akan menikah! Ibu sudah sakit-sakitan dan sangat ingin melihatmu memakai gaun pengantin. Kau selalu memanipulasi semua perjodohan yang di adakan sehingga semua laki-laki itu menolakmu. Meskipun Ibu tidak tau tapi aku tau kalau kau selalu pura pura menerima dan mengusahakan agar semua laki-laki yang di jodohkan denganmu menolak, sesuai dengan keinginanmu. Ibu akan sangat kecewa kalau dia tau."

"Kau tenang saja. Kali ini aku tidak akan mengecewakannya!"

Bunyi mesin mobil menderu dan berhenti di depan rumahnya yang bergaya khas pedesaan. Jantung Baekhyun tiba-tiba berdetak kencang. Dia mungkin memang akan menikah di usia muda dan semoga akan bahagia.

Demi Ibunya, Baekhyun akan berhenti bersikap egois dan menjadi anak penurut kali ini. Ini adalah perjodohan pertama yang di jalaninya semenjak Ayahnya meninggal dunia beberapa bulan lalu.

Baekhyun sangat tau kalau Ibunya menaruh harapan yang sangat besar terhadap

perjodohan kali ini, dan Baekhyun akan menerimanya. Dia bukanlah gadis yang pandai bergaul untuk menemukan kekasih seprti teman temanya yang lain.

Selama di flat ia bahkan terlalu sering menghabiskan malam sendirian karena Luhan selalu pergi bersama kekasihnya -Sehun. Sejak di lahirkan Baekhyun memang bukan seorang yang pandai untuk bersenang-senang. Ia lebih di kenal karena kekakuanya dan ketajaman bahasanya.

"Kau tidak ingin mengintip dulu?" goda Taehyung.

Baekhyun menggeleng. Ia berlari cepat menuju kamar untuk memberikan penampilan terbaik dan itu pasti akan memakan banyak waktu. Lebih baik ia sedikit menahan diri untuk melihat calon suaminya. Ia sudah tau seperti apa wajahnya, yang ingin di ketahuinya apakah Yifan akan menerimanya dengan baik atau tidak.

.

.

.

.

Sebuah rumah sederhana di pedesaan Districk Lake, bagi Chanyeol pemandangan kali ini cukup menarik. Meskipun wanita di pedesaan Eropa tidak semanis wanita-wanita desa di Asia, tapi rata-rata mereka semua masih memiliki keindahan fisik yang luar biasa.

Memikirkan kalau dirinya akan menikah dengan seorang gadis desa, Chanyeol menjadi sangat berbinar-binar dan juga sangat antusias. Tapi sejak kapan dirinya memiliki perasaan yang seperti ini? Bukankah dia tidak ingin menikah jika bukan karena di desak oleh keluarganya.

Chanyeol tidak akan merencanakan lamaranya untuk Nana tempo hari jika menuruti kata hatinya. Sekarang desakanya juga bertambah dan sepertinya pilihan untuk segera menikah tidak bisa di elakkan lagi.

Tapi walau bagaimanapun mustahil bagi Chanyeol untuk berhenti, dia tidak akan berhenti menjalankan hobinya. seorang istri dari desa seharusnya tidak akan bisa banyak membantah tentang hal ini.

"Ahjussi, bagaimana orangnya?" Chanyeol berbisik kepada pamannya yang memang Orang Korea sama seperti Chanyeol sambil membawa tas yang berisi pakaian mereka.

"Dia cantik tidak?"

"Tentu saja!"

"Tapi tidak terlalu gemuk kan? Tidak terlalu kurus juga kan?" Pamannya berdehem.

"Berhentilah, apa yang sedang kau fikirkan sekarang? Ayo masuk!"

Chanyeol mengulum senyum penasaranya. Seorang wanita tua berwajah oriental bersama anak laki-lakinya yang kelihatanya tidak asing menyambut mereka dengan bahagia.

Nyonya Byun adalah seorang wanita keturunan Korea dan putranya, Taehyung meskipun berwajah sedikit Eropa ia memiliki rambut dan bola mata yang berwarna gelap seperti Ibunya.

Anak itu benar benar terlihat seperti seorang laki-laki Korea yang berkulit putih bersih, melihat wajahnya mengingatkan Chanyeol pada seseorang. Tapi entahlah, dia sama sekali tidak ingin mengingatingat, yang jelas siapa yang akan menjadi tunanganya lebih menarik perhatian di bandingkan apapun sekarang.

Jarak yang jauh membuat Chanyeol dan pamannya harus menginap disini paling tidak untuk semalam. Nyonya Byun sudah menyiapkan sebuah kamar sederhana yang hangat untuk menentang angin musim gugur yang berhembus di luar.

Setelah mengemasi barang-barangnya, Chanyeol dan pamannya turun memenuhi undangan makan siang. Hanya ada tiga orang anggota keluarga, tapi rumah ini memiliki banyak kamar.

Ketiganya sekarang sedang berkumpul di ruang makan dan seorang gadis yang sedang membantu Ibunya dengan ceria itu membuat Chanyeol Baekhyun? Chanyeol mematung tak menyangka, Baekhyun untuk pertama kalinya terlihat lebih menarik.

Ia menggunakan dress selutut berwarna baby blue. Pakaian yang membalut tubuhnya secara serasi, berbeda dengan sikap datar yang di tampilkanya selama ini.

"Kalian sudah datang? Silahkan duduk!"

Chanyeol tersenyum kepada Nyonya Byun, ia dan pamannya kemudian duduk di meja makan dengan sangat tenang dan Baekhyun duduk di hadapanya. Tidak sekalipun Chanyeol memalingkan pandanganya dari Baekhyun dan dirinya dapat melihat kalau Baekhyun mengalami keterkejutan yang sama.

Wajahnya yang ceria tadi tiba-tiba saja berubah menjadi wajah kaku seperti yang sering Chanyeol lihat. Seandainya bukan dirinya yang duduk disini, seandainya Yifan yang datang, Chanyeol yakin kalau gadis itu akan terus berusaha untuk

terlihat manis sepanjang hari.

Sepanjang waktu-waktu di meja makan Chanyeol tidak bisa menghindar untuk memperhatikan tubuh Baekhyun. Penglihatanya sama sekali tidak salah saat melihat Baekhyun untuk pertama kalinya meskipun pada saat itu Chanyeol tidak bisa memperhatikan gadis itu berlama-lama.

Chanyeol tiba-tiba menyentuh pipinya, Semua tamparan Baekhyun masih bisa di rasakan dengan sangat jelas.

"Suho dan Xiumin dimana? Mereka tidak ikut makan?" Paman Chanyeol bertanya kepada siapa-saja yang bersedia menjawabnya. Perhatian Chanyeol sempat beralih sementara.

"Mereka tidak bisa datang, Suho dan Xiumin tidak bisa meninggalkan kedainya karena sekarang sedang sangat ramai." Jawab nyonya Byun.

Donghae -Paman Chanyeol- menyenggol Chanyeol yang masih memandangi Baekhyun tanpa henti sambil terus melahap makananya.

"Lihat, Anak ini! Nyonya, sepertinya dia terus memperhatikan putrimu! Dia pasti sedang sangat tertarik."

"Benarkah?" Nyonya Byun terlihat sangat antusias.

"Kalau begitu syukurlah. Baekhyun selalu di tolak setiap kali melakukan perjodohan. Entah apa yang terjadi dengan semua laki-laki itu!"

Chanyeol mendehem setelah menelan makanan yang di kunyahnya.

"Di tolak? Ku rasa aku tau sebabnya, dia terlihat sangat kaku!"

"Oh, tidak. Mungkin karena dia sedang tegang sekarang! Dia berjanji akan menikah melalui perjodohan kali ini bila kau tidak menolaknya. Tidak, dia mengatakan janji yang sama setiap kali perjodohan di adakan. Sayangnya seperti yang ku katakan kalau pada akhirnya semua laki-laki menjauhinya. Kau menyukai putriku?"

"Ibu!" Baekhyun mendesah.

Melihat itu, Chanyeol menyunggingkan sebuah senyum tipis di sudut bibirnya. Hanya sesaat karena berikutnya Chanyeol berakting kebingungan.

"Apakah aku harus memberi jawaban sekarang?"

"Tidak, tentu saja tidak! Kau bisa menjawabnya nanti setelah kau pulang ke London. Kalau kau memutuskan untuk menerima atau menolak, katakan saja pada pamanmu. Kalau kau menerimanya tentu aku akan sangat bersyukur sekali dan semuanya tetap akan aku serahkan kepada kalian berdua."

"Ibu, hentikan!" Baekhyun mendesah lagi. Ia mungkin merasa malu dengan ucapan Ibunya. Setelah nyonya Byun diam gadis itu dan adiknya Taehyung saling pandang penuh makna.

Mungkin Baekhyun sudah menginjak kaki adiknya di bawah meja karena pemuda itu ikut menertawainya.

.

.

.

"Aku hampir kena serangan jantung saat dia mengatakan kalau kau sangat kaku!" Nyonya Byun mengomentari putrinya yang membantunya di bagian belakang rumah.

"Dia sangat tampan dan seorang diplomat, dia sangat cocok denganmu!"

"Bukankah seharusnya Wu Yifan yang datang? Kenapa harus dirinya?"

"Kau ini bodoh? Kau masih menginginkan pengacara itu untuk datang? Ayahnya bahkan menganggap kau sangat berharga untuk di pasangkan dengan putranya. Dia menggantinya dengan laki-laki yang lebih baik. Seharusnya kau berterima kasih!"

Baekhyun mendengus pelan. Lebih baik? Inilah akibatnya bila Ibunya tidak suka nonton TV dan terlibat dengan dunia luar, semua orang di inggris saat ini sedang berbisik-bisik tentang betapa bajinganya Chanyeol.

Dengan wajah tampan dan karir yang gemilang itu, dia sudah menjadi penggoda yang cukup sukses untuk menghabisi entah berapa orang perempuan di atas ranjangnya setiap malam.

Sayang sekali hanya sedikit yang menuntut keadilan dari Chanyeol. Baekhyun sangat ingin membuka mulut tentang semua ini, tapi sepertinya bukan waktu yang tepat.

Ia tidak akan membuat Ibunya khawatir karena Chanyeol pasti menolak, atau Baekhyun akan membuat Chanyeol menolak perjodohan ini.

"Dia cukup tampan, kan? Dan yang paling penting laki-laki itu menyukaimu!"

"Benarkah? Semua laki-laki yang datang juga bersikap seperti itu pada awalnya!"

"Itu karena kau sangat egois. Alasan mereka semua sama saat menolak, kau terlihat sangat kaku dan kata-katamu itu sangat kejam. Berusahalah menjadi wanita yang dia inginkan dan menikahlah!"

Nyonya Byun kemudian menyerahkan dua tumpukan selimut kepada Baekhyun dengan hati-hati. "Kau antarkan ke kamar mereka, sana!"

Baekhyun lagi-lagi mendesah. Dengan malas dirinya mengantarkan kedua selimut itu kelantai dua, mungkin ia akan membawa selimut itu kekamarnya dulu untuk mengganti pakaian meskipun itu harus membuatnya bolak-balik.

Jadi wanita yang di inginkan Chanyeol? Apa dirinya harus membuka pakaianya di depan laki-laki itu? Ibunya juga akan segera kena serangan Jantung kalau dia mengetahui seperti apa wanita yang di inginkan Chanyeol.

Baekhyun menggenggam selimut erat. Begitu menaiki tangga genggamanya mengendor saat melihat Chanyeol keluar dari kamar tamu, ia sudah berganti pakaian dan mungkin akan menyusul pamannya kehalaman.

Yang bisa Baekhyun lakukan sekarang hanya pura-pura tidak tau dan berjalan lurus menuju kamarnya, barulah ia akan kembali lagi untuk mengantarkan selimut.

Gadis itu memaki dirinya sendiri dalam hati karena merasa gugup, kenapa ia gugup seperti sekarang, karena Chanyeol sedang memandanginya dan menghalangi jalannya sebisa mungkin. Baekhyun menghela nafas lalu memandang Chanyeol kesal.

"Tidak bisa minggir?" Baekhyun berkata dengan nada sinis meskipun suaranya tidak selantang yang biasa di lakukanya terhadap Chanyeol.

"Kebetulan sekali, Aku ingin menemuimu!"

"Untuk apa? Kau tidak boleh terlalu berharap! Aku tidak akan menikah denganmu apapun yang terjadi. Jadi lakukan apa yang ku katakan, Tolak perjodohan ini dan menyingkir dari hadapanku sekarang! Aku harus segera kekamarku!"

Chanyeol memandang ke belakang sekilas, pintu yang berada di ujung itu ternyata milik Baekhyun? Tapi melihat selimut yang Baekhun bawa, Chanyeol menduga kalau seharusnya selimut itu di bawa ke kamar tamu.

Baekhyun hanya berusaha menghindar dan tidak ingin melihat wajahnya, Chanyeol bisa merasakanya.

"Selimut itu, harusnya kau bawa ke kamarku kan?"

"Tidak, ini untukku sendiri!" Baekhun segera menutup mulutnya. Kenapa ia mengatakan hal seperti itu? Seharusnya ia memberikan selimut itu kepada Chanyeol agar tidak perlu masuk kekamar tamu dan meletakkanya sendiri di tempat tidur laki-laki itu.

"Untukmu sendiri? Kau kekurangan selimut?"

"Tentu saja, musim dingin akan segera tiba dan aku sudah mulai merasa kedinginan. Aku butuh tambahan selimut!" Lagi-lagi Baekhyun berbohong.

Baekhyun bukan orang yang pandai berbohong karena kegugupanya sangat terlihat jelas. Baekhyun menunduk saat melihat Chanyeol tersenyum padanya, Senyuman yang sudah membuatnya tidak bisa berfikir jernih. Sejak kapan ia menjadi bodoh saat berhadapan dengan orang ini?

"Kalau begitu biarkan aku menghangatkanmu!" Chanyeol beraksi cepat.

Karena sesaat kemudian Baekhyun sudah di tarik kedalam kamar dan merasakan bunyi pintu tertutup di belakangnya. Gadis itu menggenggam selimut yang di bawanya semakin erat, tidak lama karena selimut itu segera terjatuh kelantai ketika menyadari Chanyeol sudah memandangi setiap inci tubuhnya.

Ia bergerak selangkah demi selangkah mendekati Baekhyun tapi gadis itu tidak bergerak sedikitpun, ia sedang berusaha mempertahankan diri dengan memasang wajah tergalaknya.

Baekhyun mulai merasa terintimidasi meskipun ia terus berusaha menantang dan memandang wajah Chanyeol dengan pandangan tidak suka. Perlahan-lahan ia mundur dan berusaha menjaga jarak.

"Kau sedang apa?"

"Lihat dirimu! Ternyata kau sangat cantik. Kau berdandan seperti ini untukku?"

"Kalau aku tau yang datang adalah kau, aku tidak akan memakai pakaian seperti ini!"

"Jadi, kau berdandan seperti ini demi Yifan?" Chanyeol tertawa, tawa yang terdengar sangat menyeramkan.

"Harusnya kau tidak menggunakan dress tanpa lengan seperti ini" Ia menyentuh pundak Baekhyun dengan satu jarinya sehingga Baekhyun mundur selangkah lagi dan membuatnya jatuh ke tempat tidur. Gadis itu terpekik kecil saat Chanyeol sudah merangkak di atas tubuhnya dan menyentuh dadanya

"Tapi aku suka dress tanpa lengan seperti ini"

"Kau mau memakai dress ? Aku punya banyak!" tertawa lagi. Baekhyun masih berusaha mengejek dalam situasi segawat ini.

"Kau punya banyak? Menarik! Bagaimana kalau ini ku turunkan ?" sebelah tangan Chanyeol terangkat menurunkan resleting belakang dress baekhyun dan berhenti ketika Baekhyun menepis tanganya.

"Kau mau bersikap kurang ajar padaku?"

"Lalu kenapa tidak teriak? Kau menyukainya kan? Katakan saja!"

Baru saja Chanyeol akan menarik Baekhyun tiba tiba...

"Kalian berdua sedang apa?" Donghae menatap Chanyeol dan Baekhyun bergantian dengan sangat heran. Tidak ada seorangpun yang menjawab hingga Baekhyun berbalik dengan pakaiannya yang sudah kembali rapi lalu mengambil selimut yang berserakan di lantai.

"Aku mengantarkan selimut, Paman!" Meskipun Baekhyun berusaha untuk tampak biasa tapi dari suaranya barusan Donghae bisa merasakan kegugupanya yang luar biasa.

"Tapi selimutnya terjatuh, aku akan menggantinya. Permisi!"

Paman Chanyeol tersenyum kecil dan membiarkan Baekhyun keluar dari kamar itu. Ia memandang Chanyeol lagi dan menutup pintu.

"Kau mau melakukan apa? Bagaimana kalau aku tidak datang tadi?"

"Aku hanya bermain-main sedikit. Tenanglah paman, aku tidak akan melakukan apa-apa!"

"Tidak melakukan apa-apa? Kau nyaris menelanjanginya!"

"Paman, dia menyukainya! Dia tidak berteriak kan?"

Donghae memukul kepala Chanyeol keras sehingga laki-laki itu mengaduh.

"Dia wanita terhormat. Mana mungkin dia akan berteriak begitu saja di rumahnya sendiri. Ibunya bisa kena serangan Jantung kalau mengetahui kelakuanmu ini!"

.

.

.

.

TBC/END?

Maapin Author yaa Chap kemarin kurang panjang :(

Tapi di Chap ini udah author usahain kasih panjang kok. Semoga readers seneng

Author sengaja update nya malem biar kejutan gitu :v Oh iyaa maaf ya update fast :'3

Keknya author gk janji bakal update fast mulai hari ini soalnya minggu depan udah mau fokus UN

Dan FF 'What is Love' dan 'I wish you would' bakal lanjut kok, tenang aja.

cuman slow update aja.

Mau tau cara biar author fast Update di FF ini? Tinggal review yang banyak :v

Author ini baca novel aslinya sampe habis dan endingnya bagus banget /lebay/

Ya udah author udah selesai ngebacot/?

BIG THANKS FOR REVIEW, FAV, AND FOLLOW MY STORY 3 3

DONT FORGET TO REVIEW!

.

.

LAFFFF^^