A/N: Ini adalah lanjutan dari chapter sebelumnya. Awalnya Rei mau buat one-shoot, tapi tidak jadi karena wordsnya yang membludak. Terus dalam pembuatan ficnya juga harus buka internet sana-sini XD XD

Disclaimer:

Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi

Story © Kurotori Rei

Warning:

AU, OOC, typo(s), hint-hint sho-ai, hint-hint crack-pair, humor garing, judul lagu DDR tercantum, et cetera

Main Characters:

Kuroko Tetsuya, Midorima Shintarou, Akashi Seijuurou, Furihata Kouki, Takao Kazunari, Sakurai Ryou

Secondary Characters:

Aomine Daiki, Kagami Taiga, Kise Ryouta, Murasakibara Atsushi, Himuro Tatsuya

Hint Pairing: MidoKuro, AkaFuri, TakaSaku. Slight!AoKagaKi, MuraHimu

.

.

.

Don't Like? Don't Read!

.

.

.

Happy Reading, minna-san

.

.

.

Setelah melakukan persetujuan, kelompoknya adalah Midorima dengan Kuroko, Akashi dengan Furihata, dan Takao dengan Sakurai. Awalnya Akashi ingin bersama dengan Kuroko, namun bisa dilihat Kuroko terus menerus menolak permintaan Akashi.

"Weh, yang mau versus duluan siapa? Buru." ucap Takao sambil menggesekkan kartunya ke mesin DDR itu. Setelah dilakukan hompimpah, Furihata dan Sakurai duluanlah yang ingin bermain.

Sementara Akashi, Kuroko, dan Midorima (serta Takao) sedang duduk di sebuah kursi sebelah mesin tersebut. Setelah mengatur-atur, mereka pun langsung memilih lagu. Furihata menyuruh Sakurai memilih lagu duluan.

BET! BET!

"Nah, Furihata-san. Aku menantangmu lagu Dynamite Rave 'Air Special'. BPMnya cuma 150 saja kok." ucap Sakurai. Heh, entah kenapa hari ini Sakurai terlihat berani dan logat minta maafnya langsung hilang mendadak. Furihata menatap ke arah Groove Radarnya yang menunjukkan bagian air lebih banyak daripada yang lainnya.

Heh? Aku benci bagian air… Tapi, karena ini tantangan dan aku tidak boleh kalah dari Sakurai-san, aku harus menerimanya! "Baiklah, langsung kita option dulu." Sakurai mengangguk dan menekan tombol hijau lama-lama, lalu mereka pun melakukan option.

Furihata hanya memilih speednya 2, sedangkan Sakurai 3. Lalu setelah pengaturan selesai, musik pun dimulai. Sakurai terlihat tenang, sementara Furihata sangat gugup.

Sakurai sangat pintar memilih lagu… Jujur, aku lumayan suka dengan lagu ini… batin Midorima sambil melihat permainan Furihata dan Sakurai. Saat sudah 1/4 lagu, lompat-lompatan pun dimulai. Sakurai sudah tidak memegang tumpuan belakang, sementara Furihata masih.

Marvelous. Marvelous. Perfect. Perfect. Perfect. Marvelous. Perfect. Perfect. Perfect. Marvelous. Marvelous. Ya, tulisan itu milik Sakurai yang masih asyik melompat sambil berputar-putar.

Bad. Bad. Miss. Miss. N.G. Good. Miss. Good. Great. Hei, kenapa Furihata seperti itu semua? Yah, kalian tahu, Furihata belum terbiasa dengan air yang sangat berlebihan ini. Biasa dia hanya basic-difficult, lah ini? Challenge.

Setelah satu menit lewat, lagu selesai. Furihata tepar sambil mengambil minuman yang dititipkannya kepada Akashi lalu meminumnya. Bisa dilihat Sakurai mendapatkan AA full combo, sedangkan Furihata hanya mendapatkan E.

"Kouki, berjuanglah! Aku tahu kau pasti bisa!" Akashi menyahuti dari tempat duduknya. Setelah mendengar suara Akashi yang menyemangatinya, Furihata langsung mengelap peluhnya dengan handuk yang ia bawa lalu berdiri. "Sakurai-san, kali ini aku yang memilih lagu." Dan Sakurai hanya tersenyum.

Furihata membalas Sakurai. Ia menekan tombolnya ke pilihan I dan memilih lagu I'm So Happy. "Lagu yang kupilih. BPMnya 181, kita ke bagian expert (12). Semoga kausuka dengan lagu pilihanku ini, Sakurai-san."

Sakurai bisa melihat keseriusan raut wajah Furihata saat memilih lagu ini. Sakurai meneguk ludahnya pelan, kemudian mengangguk. "Baiklah. Seperti biasa, option dulu." Furihata dengan hati-hati menaikkan speednya menjadi 2.5, Sakurai tetap. Dan mereka langsung memulainya.

BAK! BAK! BAK! BAK!

Saat memasuki pertengahan lagu, semakin susah untuk diinjak. Untung saja Sakurai mengganti tampilan panah nya jadi note, kalau tidak ia bisa pusing. Iris coklatnya melirik ke arah Furihata yang masih tampilan panahnya normal.

Merah. Biru. Kuning. Tampilan panah Sakurai terus-terusan berwarna seperti itu, ia sedikit kewalahan di lagu ini. Sekali lagi ia melirik ke arah Furihata, laki-laki bersurai coklat satunya lagi terlihat bermain dengan sangat tenang.

Setelah lagu habis, kini nilai yang lebih unggul adalah Furihata—A. Sedangkan Sakurai hanya bisa mendapatkan nilai C. Furihata tersenyum senang, "Kali ini kita impas Sakurai-san."

"Huft," Sakurai mengangguk mengiyakan. Ternyata ia tidak boleh meremehkan Furihata.

Lalu mereka mulai lagi sampai lagu terakhir, Fever. Mereka memilih Difficult, karena jika Expert, kaki mereka sudah tidak kuat lagi. (Ingat lagu Dynamite Rave dan I'm So Happy yang sangat banyak injakannya.)

Tidak terlalu susah. BPM hanya 134 dan radarnya lebih banyak mengarah ke freeze, jadi Furihata dan Sakurai lebih tenang sedikit. Tapi, entah Sakurai memikirkan apa, dia sampai kacau karena panah-panah itu kebanyakan terlewati dan tidak terinjak. Miss.

Dan setelah diketahui, nilai Furihatalah yang lebih banyak daripada Sakurai. Akashi tersenyum penuh kemenangan sembari melirik Takao yang terlihat syok. "Nah, Kazunari. Kalau kau ingin hasilnya seri, menanglah nanti melawan Tetsuya."

Setelah itu Akashi langsung melirik ke arah Furihata yang sedang mengelap keringatnya. Tangannya mengacungkan sebuah jempol ke arah laki-laki bersurai crimson itu sambil tersenyum. "Kau hebat, Kouki."

Setelah itu, Midorima dan Akashi langsung naik ke sana sambil bertatap-tatapan. Tatapan Midorima mengartikan ke arah Akashi: Kalau-aku-menang-restui-aku-dengan-Kuroko. Sedangkan tatapan Akashi mengartikan: Sampai-selamanya-takkan-kurestui-kau-dengan-Tetsuya-KU.

Midorima balas menatap Akashi lagi: Kau-'kan-sudah-punya-Furihata-jadi-Kuroko-milikku. Akashi balas lagi menatapnya: Dua-duanya-milikku-dan-perintahku-mutlak.

"STOP!" Kuroko berteriak ke arah mereka. Midorima dan Akashi langsung menoleh ke arahnya, Kuroko bisa teriak? "Bisakah kalian berhenti bertatap-tatapan seperti itu?! Cepat mulai, nanti aku tidak kebagian main."

Takao yang melirik ke arah Kuroko langsung meneguk ludah sulit. Hari ini Tecchan OOC sekali… Nggak Shin-chan, nggak Akashi, nggak Tecchan, sama aja semua… Mereka langsung menatap ke arah Midorima dan Akashi yang sudah dalam select song.

"Shintarou, aku memilih lagu Sync -Extreme Version-. Hem, mau Challenge atau Expert? Kuberi kau kemudahan." tanya Akashi sambil memasang tampang meremehkan. Tentu saja, Akashi sangat berniat untuk menang, kalau dia kalah, ia harus merelakan Tetsuya-nya sama Midorima.

Midorima langsung mengarahkannya ke Challenge. "Ini saja, biar lebih menantang." Akashi menyeringai setan, ternyata laki-laki bersurai hijau di sampingnya sangat berani sekali memilih Challenge. "Baiklah, Shintarou. Option dulu, dan kita lihat hasilnya."

Dan setelah mereka option, langsung saja musik dimulai.

Bak! Buk! Bak! Buk!

Kuroko melihat dengan saksama permainan dari Akashi dan Midorima kali ini. Dia pikir Midorima tidaklah hebat bermain DDR karena tampang-tampangnya itu, tapi ia ternyata bisa menyamai kecepatan kaki Akashi.

Takao dan Sakurai masih terpesona dengan permainan mereka berdua yang sangat cepat, Furihata masih berharap Akashi akan menang dari Midorima karena biasanya Akashi selalu ttmenang. Karena permainan Midorima dan Akashi, semua orang yang ada di sana langsung melihat ke arah mereka.

"Shintarou… Ternyata kau…" Akashi masih terus menggerakkan kakinya sambil bergumam dengan nada penuh kekesalan. Midorima langsung tersenyum mengejek, "Jangan pernah meremehkan orang, Akashi."

Full Combo.

Takao, Sakurai, dan Furihata melotot kaget melihat kata itu tertera di layar. Takao menatap mereka ngeri, "S-Sugee, ternyata Shin-chan dn Akashi jago main DDR… Aku hanya bisa sampai basic…"

Orang-orang di sana masih tetap melihat ke arah mereka. Skor mereka sama-sama AA full combo, Akashi dan Midorima saling melotot. "Akashi! Aku pasti akan mengalahkanmu! Selain basket dan shogi, aku tahu aku bisa mengalahkanmu!"

Akashi balas menatap Midorima dengan ekspresi marah. "Jangan mimpi, Shintarou! Aku itu selalu menang, tidak ada yang bisa mengalahkanku—"

JEPRET! JEPRET!

"Aduh! Aduh! TETSUYA, jangan selepet aku pake karet dong!"

Kuroko menatap Akashi dengan tatapan datar. "Habisnya Sei-nii bikin lama. Buruan, nanti aku dan Takao-kun nggak kebagian main." Akashi mengangguk pelan sambil memegangi tangannya yang diselepet karet dobel sama Kuroko. Dalam hati Midorima sudah ngakak super, melihat ekspresi Akashi yang komuk kayak tadi benar-benar mengocok perutnya.

Kali ini giliran Midorima yang memilih lagu. Dia memilih lagu Sunkiss Drop. Lalu, kakinya menginjak panah depan dan mengarahkannya ke tulisan Expert. "Nih, Akashi. Kuharap kausuka dengan permainannya, bukan lagunya. Lagipula BPMnya tidak terlalu tinggi kok."

"Ya ya aja," balas Akashi sambil mengklik tombol hijau. "aku yang akan memenangkan stage ini Shintarou, supaya Tetsuya tidak jadi milikmu dan harga diriku tidak jatuh."

Midorima dongkol terhadap Akashi. Selalu saja laki-laki bersurai crimson itu menganggap dirinya selalu hebat dan selalu menang. Mana ada manusia yang sempurna? Lagipula, memangnya Kuroko itu miliknya seorang? Duh, Furihata mau dikemanakan oleh Akashi? "…terserah."

Stage 2 dimulai, Midorima dan Akashi sudah bersiap-siap pada posisinya. Lagu Sunkiss Drop berkumandang dengan cepat, Midorima berusaha untuk membuat nilai Marvellous dan Perfect terus dan tidak boleh ada yang Great. Biar tidak full combo, setidaknya bisa dapat AAA.

Lain Midorima, lain Akashi. Akashi hanya ingin mengincar full combonya saja dan tidak boleh ada yang Miss, Good, maupun N.G. Akashi sudah berkeringat banyak, lagu ini tidak main-main bahayanya. Groove Radar tadi juga kayaknya lebih mengarah ke Voltage atau Stream.

150 combo. 151 combo. 152 combo.

Sakurai mangap terus melihat combo yang tertera di layar, Akashi dan Midorima tidak ada yang memasuki Great, semuanya Perfect dan Marvellous. Terlihat skornya lebih tinggi Akashi sedikit. "Takao-san, ternyata mereka lumayan hebat juga…"

"Tentu saja, Akashi Seijuurou memang sudah tidak diragukan lagi kehebatannya."

"Kalian belum melihat Kuroko main sih," Takao dan Sakurai menoleh ke arah Furihata yang sedang memegang dagunya. "kalau Kuroko sudah main tandanya sudah gawat. Apalagi kalau Kuroko versus melawan Akashi-san."

"Memangnya Tecchan hebat ya, Furihata?" tanya Takao sambil melirik ke arah Kuroko yang sedang melihat Akashi dan Midorima. Furihata mengangguk, "Jangankan hebat. Kuroko itu mantan anak DDR, dia sudah sampai difficulty 15."

"Wah, Kuroko-san sehebat itu ya… Aku salut dengannya." puji Sakurai.

"SHINTAROU! K-KENAPA BISA?!"

Akashi sedang meneriaki Midorima karena nilai mereka sama, yaitu AA full combo. Midorima melipat tangannya sambil menaikkan kacamatanya, lalu ia menatap ke arah Akashi. "Makanya, jangan meremehkan orang lain, Akashi. Nilai kita sama."

"Kzz, baiklah…" Akashi menghela nafasnya, lalu ia segera memilih lagu Theory of Eternity. "Nih lagunya, kita Extreme ya. BPMnya cuma 160, nggak ganti-ganti. Kebetulan aku lagi demen sama lagu ini."

"Ya sudah, terserah kau saja Akashi. Tapi aku mau duduk bentar, capek." balas Midorima sambil mengelap keringatnya dan meminum air mineralnya.

Di tempat yang tidak jauh dari game centre tersebut, terdapat tiga orang laki-laki bersurai merah gelap, kuning, dan navy blue serta dua laki-laki bersurai ungu dan hitam kebiruan. "Hei, Murasakibara, Himuro, lama tidak bertemu."

Murasakibara Atsushi dan Himuro Tatsuya, nama dua orang laki-laki bersurai ungu dan hitam kebiruan tersebut. "Halo, Mine-chin, Kaga-chin, Kise-chin. Tak kusangka kita bisa bertemu di sini lagi…"

"Tatsuya/Taiga!" Himuro dan Kagami saling menepuk bahu masing-masing. Himuro tersenyum kepada Kagami, "Long time no see, Taiga. I'm so happy to see you."

Kagami ikut tersenyum juga, "I'm so happy too, Tatsuya! Hm, kau sedang apa di sini, Tatsuya?"

"Nee, nee, Aominecchi." Kise menarik-narik ujung baju Aomine. Aomine langsung menoleh ke arah Kise, "Ada apa?" Jari telunjuk Kise langsung menunjuk ke arah tempat main DDR dengan laki-laki bersurai hijau dan crimson di sana. "Bukannya itu Midorimacchi dan Akashicchi? Ayo kita samperin!"

Murasakibara, Kagami, dan Himuro ikut melihat ke arah tunjukkan Kise. Kagami langsung bersemangat melihat mereka, "Ayo kita ke sana!" Saat Kise, Aomine, Kagami, Murasakibara, dan Himuro ke sana, mereka dikejutkan dengan permainan DDR yang Midorima dan Akashi mainkan.

BAK! BUK! DAK! DUK!

"Shintarou! Menyerah sedikit napa?! Jangan ngikutin aku terus!"

"Tidak bakal, Akashi! Demi KUROKO, aku harus memenangkannya! Aku akan menang darimu, Akashi!"

"Jangan mimpi, Shintarou! Aku selalu menang dan tidak ada yang dapat mengalahkanku!"

Kagami dan Aomine mangap, Kise melotot, Himuro tertegun, dan Murasakibara menjatuhkan maibou yang sedang ia makan. Ternyata Midorima dan Akashi itu hebat bermain DDR, Kise menyipitkan matanya dan melihat speednya tertera angka 3.5. "Wew, Midorimacchi dan Akashicchi lumayan juga… Kalau bagiku ini sih mudah."

Aomine langsung menggetok kepala Kise. "Tidak usah ditanya lagi! Kau 'kan punya perfect copy, Kise!" Sementara laki-laki bersurai kuning itu hanya nyengir saja. Murasakibara masih memperhatikan combo-combo yang telah Midorima dan Akashi buat. "Hm, Aka-chin tetap hebat seperti biasa. Mido-chin juga lumayan… Kuro-chin belum main sih…"

"Waa!/Heaa!"

PERFECT FULL COMBO!

AAA full combo.

AAA full combo.

Akashi dan Midorima saling melotot satu sama lain. "Kenapa harus sama lagi?! Kau curang Akashi/Shintarou!" Kuroko cuma geleng-geleng kepala melihat Akashi dan Midorima yang sedang berdebat.

"Aka-chin dan Mido-chin hebat… Hem, hampir nilainya seri semua…" komentar Murasakibara yang membuat Midorima dan Akashi menoleh ke belakang. Akashi menganga, "Atsushi? Daiki? Ryouta? Taiga? Tatsuya? Sedang apa kalian di sini."

Himuro menjelaskan, "Sebenarnya aku dan Atsushi sedang ingin hang out bareng di sini. Eh, ternyata kami bertemu dengan Taiga, Aomine, dan Kise."

Akashi manggut-manggut. "Oh begitu—"

"WOI! AKASHI! Jangan ngobrol terus! Kita sudah memasuki Extra Stage!" teriak Midorima sambil menjambak rambut Akashi dengan sekuat tenaga sehingga ia sampai hampir terjungkal ke belakang. "Oi, Shintarou… Beraninya kau—"

JEPRET!

"Tetsuya! Tetsuya! Oke, oke sudah cukup! Jangan selepet karet lagi! Oh?! Eh! Kouki! Kouki! Jangan ikut-ikutaaannn!"

Kuroko dan Furihata menyelepet karet ke Akashi karena dianggap pembawa lama.

Midorima menaikkan kacamatanya. "Nih, aku pilih lagu Poseidon yang Expert. Hati-hati, BPMnya naik turun." Akashi mencermati Groove Radarnya dan juga BPMnya. Lagunya lumayan, tidak buruk. "Baiklah, langsung mulai saja Shintarou!"

Are you ready? Go!

Duk! Duk! Bak! Dak!

Kecepatannya masih standar, Akashi dan Midorima dengan tenang memainkannya. Lalu, berhenti. Lalu mulai lagi dengan cepat, lalu berhenti, lalu mulai dengan melambat, berhenti lagi, mulai dengan standar, berhenti, mulai dengan cepat.

BPMnya tadi 75-300 (150-stop-300-75-stop-150-300). Akashi dan Midorima hampir kewalahan karena tidak tahu saat yang tepat untuk menginjakkan panah yang berhenti tersebut. "Weh, Shintarou! Kau pilih lagu apaan nih?"

"Ini lagu kesukaanku! Sebenarnya aku milih bukan berarti aku bisa, aku hanya coba-coba!" jawab Midorima sambil terus menginjak panah sana sini. Akashi mendengus kesal, "Terus kenapa kau memilih lagu ini?!"

Semua orang pasti punya kekurangan, begitu pula dengan Akashi. Kali ini ia mengaku kewalahan bermain dengan lagu yang dipilih oleh Midorima tadi. Kise, Aomine, dan Kagami yang di belakang mereka hanya berseru meneriaki nama Midorima, sedangkan Murasakibara dan Himuro tidak mengatakan apa-apa.

"Woi! Kok pada dukung Shintarou sih?!" Akashi mewek selama detik-detik terakhir permainan. Akhirnya saat selesai, hanya Midorima yang full combo sedangkan Akashi tidak. Akashi melongo, dia kalah? Kalah oleh Midorima?

Yup, nilainya menunjukkan bahwa nilai Midorima lebih besar daripada nilai Akashi. Midorima langsung turun dari sana dan segera pergi ke tempat duduk. "Aku menang Akashi…"

Kuroko langsung memberikan handuk kepada Midorima. "Nih Midorima-kun. Selamat, kau sudah menang dari Sei-nii." Midorima hanya tersenyum tipis. Tersenyum. TERSENYUM LOH. Semua orang yang ada di sana melongo kecuali orang-orang luar. Kise dan Takao lah yang paling terkejut (mungkin Kuroko dan Akashi juga), "Midorimacchi/Shin-chan tersenyum?! Apakah ini mimpi?!"

"A-Akashi-san," Furihata menatap ke arah Akashi yang sedang terpuruk di sana. Mungkin karena ia kalah dari Midorima. "sudahlah. Jangan terus seperti itu." Akashi benar-benar berbeda dari biasanya. Yeah, cuma kalah sekali doang.

"Sudahlah, aku tidak apa-apa, Kouki. Sekarang aku ingin melihat pertandingan selanjutnya."

Selanjutnya dan seterusnya, permainan DDR ini berlangsung dengan sangat seru. Bahkan Kagami dan Kise juga iseng-iseng ikutan main, Murasakibara dan Aomine ikut-ikutan duet bukan battle. Apalagi akhir-akhirnya Himuro main double, bukan single.

"Sei-nii, kita battle berdua. Siapa yang kalah dia yang traktir makan. Sekarang aku serius." ucap Kuroko dengan nada datar yang mengandung keseriusan. Akashi mendengar itu langsung menjadi tertarik. "Boleh Tetsuya. Tingkat kita 'kan setara."

"Baiklah," Kuroko menggesekkan kartunya lagi. "tapi yang milih lagu bukan kita. Ada empat stage 'kan? Yang milih lagu Midorima-kun, Furihata-kun, Takao-kun, dan Sakurai-kun."

Akashi menyeringai semakin lebar. "Kau menarik, Tetsuya! Tak salah aku punya adik sepupu sepertimu." Kuroko berada di sebelah kanan dan Akashi di sebelah kiri. Saat pemilihan lagu, Takao lah yang pertama memilih lagu.

"Er, aku bingung pilih lagu apa. Tapi aku memilih lagu Maxx Unlimited saja, menurutku kalian pasti bisa." kata Takao yang kemudian duduk kembali. "Hm, berjuanglah Akashi, Tecchan."

Akashi langsung mengarahkannya ke Challenge yang bertuliskan 18. Kuroko hanya memasang wajah datar. "Sei-nii mau Challenge? Baiklah. Akan kuladeni." BPM di sana berganti-ganti dari 140-320.

Mereka pun melakukan option. Akashi dan Kuroko mengarahkan speed ke angka 4, lalu screennya dark, dan arrownya menjadi note. Setelah itu mereka langsung bermain. Sakurai menatap layar DDR itu dengan saksama, "Yang bakal menang siapa ya? Akashi-san atau Kuroko-san ya?"

Takao yang duduk di samping Sakurai mengangkat bahunya. "Entahlah. Mungkin Tecchan. Aku ingin sekali-kali Akashi mentraktir kita di restoran yang mahal, 'kan lumayan." Sampai akhirnya ia nyengir lebar. Ternyata Takao ingin ditraktir.

Sakurai langsung menjawab dengan kata-kata yang pedas. "Takao-san, kalau nggak punya modal bilang saja. Nggak usah mau modus ditraktirin sama Akashi-san."

Jleb. Nusuk pas di hati Takao.Takao menangis dalam hati. Kenapa hari ini Ryou-chan begitu OOC!? Ke mana sisi-sisi penakut dan pemalunya?!

Midorima menatap ke arah Kuroko dan Furihata menatap ke arah Akashi. "Hei, Midorima-san, ternyata kemampuan Akashi-san dan Kuroko dalam bermain DDR tidak diragukan lagi ya."

"Ya gitu deh, Kuroko memang berbeda." ujar Midorima sambil menyesap shirukonya yang barusan ia beli. "Lagipula, Kuroko lebih menarik daripada Akashi yang kausukai itu kok."

Blush. Wajah Furihata langsung memerah akibat perkataan Midorima tadi. "A-Apa katamu? Aku hanya mengagumi Akashi-san saja. Tidak lebih!" Setelah itu Midorima tidak mendengar lagi ocehan-ocehan dari Furihata yang menyangkut tentang Akashi.

"Kalau bisa, Akashi-san l-lebih cocok dengan Kuroko kok. Incest gitu—"

"NGGAK BISA! Kuroko milikku!"

"Emangnya sudah ada persetujuan darinya?"

"…Belum—"

"Kudengar kau tsundere ya, Midorima-san? Tapi di sini kau blak-blakkan sekali bilang kalau kau menyukai Kuroko."

"Aku tidak tsundere, Furihata! Jaga omonganmu, dasar maniak Akashi! Kalau suka bilang, nangis pulang."

"Apaan sih? Kau sungguh aneh, Midorima-san! 'Kan sudah kubilang aku tidak suka dengan Akashi!"

"Shin-chan! Furihata! Sudah dong, jangan berantem. Aku dan Ryou-chan jadi nggak tenang nih—" Takao mencoba melerai Midorima dan Furihata yang saling cekcok.

"Mati saja sana!" Nyali Takao langsung ciut ketika Midorima dan Furihata membentaknya. Sakurai hanya bisa menepuk pundak Takao sambil tersenyum miris. "Yang sabar ya, Takao-san."

Kita balik ke Akashi dan Kuroko. 30 detik terakhir mereka bermain dengan sangat seru, mereka masih tidak ada yang Great. Bahkan Kise sudah histeris meneriaki nama Kuroko dengan 'Kurokocchi' berkali-kali. Aomine dan Kagami meneriaki nama Akashi dan Kuroko bergantian. Murasakibara tetap bergumam nama Akashi, dan Himuro diam saja.

"Aku tidak meragukan kemampuanmu lagi, Tetsuya. Kau sudah berkembang ya." komentar Akashi saat melihat Kuroko yang sedang serius menatap layar. Saat itu juga, Kuroko tersenyum tipis setipis-tipisnya. "Tentu saja. Aku tidak akan pernah kalah darimu, Sei-nii."

"Pertarungannya seru," komentar Takao yang sedang duduk sambil melihat beberapa notifications di androidnya. "kufoto saja kali, terus aku posting ke w*ncak. Jadiin meme."

Sakurai kembali berkomentar sambil melihat Takao yang sedang melakukan foto-foto. "Kalau Akashi-san dan Kuroko-san tahu ini, gimana ya...? Mungkin mereka bakal marah?"

Takao hanya tertawa kecil. "Mungkin, aku melakukannya diam-diam kok. Ryou-chan, jangan cepu." Sakurai mengangguk-angguk saja, daripada nanti ia yang kena masalah.

Balik lagi ke keadaan Akashi dan Kuroko yang sudah menyelesaikan stage pertama. Bulir-bulir keringat menyertai mereka. Nilainya cukup memuaskan, AA full combo. Padahal kalau dilihat-lihat lagi, notenya sudah 600 lebih. "Hah, haah… Capek."

"Aku juga, Tetsuya. Aku berharap habis ini kita bisa santai… Aku juga lapar." ucap Akashi sambil memegangi perutnya. Lalu iris heterochromianya menatap ke arah Furihata sambil berkata, "Kouki. Silahkan pilih lagu."

"Ya," jawab Furihata singkat. Mungkin karena moodnya masih jelek akibat bertengkar dengan Midorima tadi. "aku pilih lagu Saga. Silahkan kalian option sendiri." Akashi mengernyitkan dahinya ketika mendengar gaya bicara Furihata jadi lebih judes dari biasanya. Memangnya dia itu Midorima apa? Rajanya judes?

Akashi mengarahkannya ke Expert dan mereka langsung memulaikan permainannya. Karena Akashi tidak ingin berlama-lama di sini, ia langsung saja memulainya. Kuroko hanya bisa terdiam, dia mengikuti kakaknya saja. "Kupikir otakmu bisa kacau sedikit kalau langsung mulai bermain, Sei-nii. Otot kakimu tidak bisa menahan lama-lama."

Akashi pura-pura budek. Kuroko yang esmosi (baca: emosi) langsung menjewer telinga sang kakak sepupu. "Kalau orang lagi ngomong dihargai sedikit dong! Tata kramamu ke mana, Sei-nii?!" Kuroko memang sedang membentak Akashi, tetapi wajahnya tetap teflon seperti biasa.

Hah, Kuroko hanya bisa menghela nafas lela. Lagipula permainannya juga sudah dimulai, nanti Kuroko akan menghajar Akashi…mungkin.

.

.

.

"Sei-nii, kau kalah."

"Demi apa aku kalah oleh dua orang hari ini?! Sebenarnya aku kenapa?!"

"Yang sabar Akashi-san."

"Hmp, Oha-Asa mengatakan kalau nasib Sagitarius hari ini sedang buruk."

Kuroko, Furihata, dan Midorima menatap Akashi yang sedang duduk di kursi sambil mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang ia bawa. Seorang Akashi Seijuurou bisa kalah? Ya, itulah yang terjadi hari ini. Takao dan Sakurai langsung menghampiri mereka, "Heeh? Akashi kalah? Benar-benar hot news ini~"

"Diam kau Kazunari. Aku tidak minta komentarmu." balas Akashi dengan sadis yang membuat Takao membuat raut wajah ketakutan. "Eeeh~? Kalau begitu aku minta maaf~"

"Yah, lebih baik Akashi-san langsung mentraktir kita seperti yang dikatakan Kuroko-san tadi. Aku sudah lapar." ucap Sakurai sambil memegangi perutnya yang sudah berbunyi sedari tadi. Crap! Akashi melupakan kenyataan bahwa ia harus mentraktir teman-temannya hari ini kalau dia kalah.

Laki-laki bersurai crimson itu beralih menatap ke arah Kuroko yang sedang menyeringai tipis ke arahnya. Kalau saja ia tidak lengah pada saat lagu terakhir yang berjudul Amalgamation itu, ia pasti akan menang dari Kuroko karena di saat itu Kuroko sedang kewalahan. "Hari ini aku traktir deh… Yuk kita makan."

Semuanya bersorak ceria, termasuk Sakurai dan Furihata. Akhirnya Akashi mentraktir mereka, hal yang paling mereka tunggu-tunggu dari tadi. Mereka pun langsung keluar dari game centre dan segera pergi ke luar dan makan di tempat bernama X.O. S*ki. "Weh, weh… Aku akan mengingat hari ini. Akashi kalah dan mentraktir kita semua, pfft."

"Cukup, Kazunari. Aku sudah mendengar ocehanmu tadi."

"Hari ini aku setuju dengan Takao-kun. Ngelihat muka ngeles Sei-nii benar-benar membuatku ngakak di dalam hati." timpal Kuroko yang sedang berjalan di samping Midorima.

"Tetsuya, kau ternyata juga ikut-ikutan!"

"Aku setuju dengan Kuroko dan Takao. Harga dirimu jatuh ya, Akashi? Pfft." tambah Midorima sambil mencoba menahan tawanya yang hampir tidak terbendung lagi.

"Shintarou—"

"Akashi-san, jangan gengsi dong. Kalah ya kalah, tehee~ sumimasen jika aku salah bicara." Bahkan laki-laki bersurai coklat tukang minta maaf ini juga berani mengomentari Akashi.

"Ryou—"

"Akashi-san memang sudah kalah. Ah, payah nih. Masa kalah sama Kuroko?"

"K-Kouki, meeeh…"

Dan pada akhirnya Akashi Seijuurou terus dinistakan oleh teman-temannya sampai pada akhirnya ia mengeluarkan gunting keramatnya.

Sesampainya mereka di X.O. S*ki, mereka langsung mencari tempat duduk. Sakurai dan Furihata langsung berjalan menuju tempat pengambilan makanan. Meja mereka bundar, jadi posisi duduk mereka dari paling kiri: Kuroko, Midorima, Takao, Sakurai, Furihata, dan Akashi.

Mereka mulai merebus berbagai makanan, beberapa dari mereka juga sudah memesan minuman kesukaan mereka masing-masing. Tidak terlalu lama sampai semuanya matang, mereka langsung menyantap makanan yang mereka beli itu.

Tenang saja, semuanya Akashi yang bayar.

"Terima kasih, Akashi. Berkat kau, kita semua jadi kenyang. Hahaha!" kata Takao disusuli dengan suara tawanya. Akashi memakan tofunya dengan wajah masam, hari ini ia harus merasakan fulusnya menipis. Yang lainnya hanya bisa tertawa lepas, enaknya menistakan Akashi.

"Meh, meh... Akashi," panggil Midorima kepada Akashi. "Kuroko sudah jadi milikku 'kan?"

Tiba-tiba tensi Akashi langsung meningkat saat mendengar kalimat tersebut. "Nggak bakal! Tetsuya tidak akan kuserahkan kepada siapa-siapa." Nah, punya kakak yang brother-complex itu sangat ribet sekali.

"Tapi 'kan … kau sudah kalah Akashi." kata Midorima meyakinnya. Hati Akashi langsung mencelos, ah iya ya… dia 'kan sudah berjanji sama Midorima kalau ia kalah Kuroko akan menjadi milik laki-laki bersurai hijau tersebut. "T-Tapi aku masih nggak terimaaaa!"

"Sudah, relakan saja Akashi-san." Furihata berkomentar, Akashi makin mewek. "Lagian jadi kakak brocon, nggak dapet jodoh baru tahu rasa." Rasanya roh Akashi sudah terbang ke langit ketujuh. Kenapa ucapan Furihata jadi pedas macam ini?

Sementara orang yang sedang diperdebatkan hanya diam saja sambil menyesap vanilla milkshakenya. Lalu ia mencomot udang goreng tepung dan talas gorengnya, mungkin karena sindrom kelaparan yang dialami oleh Kuroko Tetsuya ini. "Kuroko? Tumben diam."

Kuroko melirik ke arah Midorima yang sedang memasang wajah-wajah tsunderenya. "Aku memang diam kali, Midorima-kun." Setelah Kuroko menjawab seperti itu, Midorima memalingkan wajahnya. Sifat tsunderenya sudah kelewat batas, jadi seme tsundere itu susah ya.

"Hei, ternyata hari ini cukup seru ya." ujar Sakurai tiba-tiba. Semua pasang mata menuju ke arahnya. "Bisa meluangkan waktu kita bersama-sama pada saat malam minggu ini. Entah kenapa aku sangat tertarik."

"Aku setuju dengan Ryou-chan. Aku tidak menyangka bisa bertemu dengan Tecchan, Akashi, dan Furihata di sini." tambah Takao sambil meminum minumannya. Sesekali ia menambah makanannya.

"Memang hari ini seru kok," ujar Akashi. "bisa bermain dengan kalian semua."

Setelah mereka selesai makan, mereka pun keluar dari sana. Mereka memutuskan untuk segera pulang karena hari sudah semakin larut. "Yuk kita pulang, lagian besok juga ada latihan tambahan."

Itu perkataan Kuroko yang membuat Furihata terlonjak kaget. "Ah, kau benar Kuroko! Aku takut kantoku akan memukul kita dengan harisennya!"

"Hei! Bakao, aku lupa kalau kita ada tugas tambahan yang diberikan kantoku dan dikumpulkan besok!"

"Eh? Benarkah itu Shin-chan! Waa, kita harus cepat pulang!"

Dua murid dari Seirin dan Shuutoku ini kalap sendiri. Sementara yang merasa dari Touou dan Rakuzan hanya bisa memasang wajah speechless. Sakurai memberi usul, "Ya sudah, mari kita pulang."

Well, mungkin hari ini menjadi hari yang sangat melelahkan.

Eeiits, tunggu dulu! Ternyata saat Akashi, Furihata, Takao, dan Sakurai pergi, Midorima dan Kuroko mengendap-endap ke belakang. "Midorima-kun, temani aku main DDR. Aku belum puas."

Demi Kuroko, Midorima rela melakukan apapun. Langsung saja mereka mengendap-endap ke game centre dan bermain DDR lagi. Pemanasan, Kuroko memilih lagu Only My Railgun yang Challenge. "Midorima-kun, challenge… Langsung option aja."

Set, set, set...

Dan mereka langsung bermain, kadang-kadang mereka tertawa lepas karena keseruannya. Karena lagu pertama mudah, kedua Midorima memilih lagu Xepher yang Expert. "Kuroko, aku merekomendasikan lagu ini. Kapan-kapan kau harus mencoba memainkannya!"

"Ya sudah," jawab Kuroko singkat. Dia dan Midorima pun bermain dengan sangat cepat, rasanya dunia seperti milik mereka sendiri. "Hei, Midorima-kun, kapan-kapan … kita main yuk. Hanya berdua saja."

Midorima mengangguk, "Terserah, aku free kapan saja." Setelah stage kedua selesai, Kuroko memilih lagu Across in Nightmare, yang Expert. Hah, sepertinya Kuroko nekad main walau kakinya sudah sakit-sakitan. "Kuroko, jangan memaksakan dirimu. Kalau kakimu sakit ya sudah."

"Tapi, Midorima-kun… Aku masih mau main…" Kuroko memasang puppy face yang membuat Midorima blushing setengah mati. Oke, sepertinya ia BENAR-BENAR mengakui bahwa ia menyukai Kuroko. "Ya sudah, terserah kau saja. Tapi kalau kakimu kesakitan aku tidak tanggung."

Kuroko tersenyum tipis, mereka langsung bermain lagi sampai Extra Stage, lagu terakhir yang mereka pilih adalah Nephilim Delta yang Difficult. Mereka masih sayang kaki mereka. "Midorima-kun jago main DDR ternyata, apa perlu kita main Pump It Up juga?"

Midorima hanya memasang wajah WTF dan Kuroko tersenyum lebar. TERSENYUM LEBAR.

Hari yang melelahkan.

.

.

.

"Hearh, heaarghh!" Kalian bertanya suara apa itu? Itu adalah suara yang ditimbulkan oleh laki-laki bersurai baby blue yang sedang menyeret dirinya sendiri ke Seirin. "Kakiku sakit… Uh, coba saja saat itu aku langsung pulang dan tidak main bareng Midorima-kun lagi…"

Karena kemarin bermain DDR banyak sekali, kakinya dipaksa, dan faktor sudah lama tidak bermain, kakinya jadi sakit seperti ini. Otot-otot kakinya jadi kaku, begitulah nasib Kuroko Tetsuya hari Minggu ini. "Bentar lagiii…"

"Kuroko!" Di perjalanan, Kuroko bertemu dengan Furihata yang sedang menaiki sepeda. "Sepertinya kakimu sakit, ayo menumpang di sepedaku!"

Kuroko tersenyum tipis, beruntunglah ia mempunyai teman sebaik Furihata Kouki. Kuroko langsung menaikinya dengan hati-hati, Furihata langsung menggoes pedalnya. "Makanya, kemarin jangan bermain terlalu semangat."

"Aku sangat semangat untuk mengalahkan Sei-nii." Kuroko membalas dengan jawaban singkat.

Sesampainya di Seirin, Aida Riko dibuat histeris oleh Kuroko karena Kuroko yang sedang ngesot ke arahnya.

Lain Kuroko, lain Midorima. Bahkan sekarang Midorima berjalan jadi pincang saat sudah sampai di Shuutoku. Untung saja ada Takao, kalau saja tidak ada dia, mungkin nasib Midorima bisa mirip dengan Kuroko di Seirin sana.

"Shin-chan, kau mirip orang mabuk." canda Takao sambil menepuk pundaknya pelan. Midorima menggeram kesal karena ejekan Takao tadi. "Bagaimana reaksi Tecchan jika melihatmu seperti ini?"

"Tahu." Pada akhirnya Midorima tidak mengikuti latihan basket karena otot-otot kakinya yang sakit. Kalau saja dia tidak dipaksa Kuroko main DDR sekali lagi, pasti kakinya nggak bakal sesakit ini. Tapi Midorima nggak tega sama Kuroko, wajahnya itu loh yang baby face banget. Mungkin sepulang sekolah ia harus menjenguk Kuroko ke Seirin.

Takao ngedumel sendiri. "Shin-chan! Buruan, kutinggal nih! Makanya main DDR nggak usah terlalu nafsu!" Berakhir dengan dirinya dijotos Midorima.

Di Touou, Sakurai masih berjalan layaknya manusia normal, seperti tidak ada tanda-tanda kesakitan. Saat ia sedang latihan basket, shoot yang ia lakukan hampir tidak masuk terus. Hal itu membuat Aomine Daiki dan Imayoshi Shouichi menjadi cemas dengan keadaan Sakurai. "Ryou, kau tidak apa-apa?"

Sakurai menoleh ke arah Aomine, sambil tersenyum tipis. Padahal kakinya sudah bergetar sana-sini. "A-Aku tidak apa-apa kok, Aomine-san."

"Tapi kakimu bergetar, kau pasti kenapa-napa." celutuk Imayoshi yang berdiri di belakang Aomine. Sakurai terdiam, ia sungguh tidak ingin berurusan dengan kapten basket Touou ini. "Tehee, tidak ada yang perlu dikhawatirkan Imayoshi-senpai. Aku baik-baik saja."

Terakhir Akashi. Karena emang Akashi orangnya seram, tidak ada seorang pun yang berani menolongnya karena takut melihat wajahnya yang melotot sana-sini.

Berdiri. Jatuh. Berdiri. Jalan. Jatuh.

Sue banget aku… Tetsuya… Kouki… Tolongin dong… Akashi membatin dengan nistanya. Ah, berapa kali Akashi nista? Mungkin sekarang dan kemarin. Dan harapan Akashi terkabul walau bukan Kuroko atau Furihata yang datang, laki-laki yang bernama Hayama Kotarou datang ke arah Akashi sambil mengulurkan tangannya. "Pfft, Akashi, kau terlihat beda dari biasanya. Sini kubantu."

"Hmp, terserah kau Kotarou."

Sejak kapan Akashi jadi tsundere seperti Midorima? Midorima saja sudah nggak mau tsundere lagi. (Mungkin.)

.

.

.

End!

.

.

.

A/N: Akhirnya selesai juga. Eh, kalian merasa nggak malah banyakan MidoKuro-nya? XD Duduh, Rei nggak bisa bagi rata pairing nih. AkaFuri sama TakaSaku-nya jadi tersingkirkan. XDD

P.S. : Bagi yang main DDR, Rei ngerekomendasikan lagu-lagu di atas. Seru, apalagi kalu coba stepnya segitu. XDDD *slap* Bagi Rei yang seru mah Max 300 Super-Max-Me-Mix, nantang lagunya + ngejebak. XD

Balas review:

ShizukiArista: Mehehe, iya ini ada MidoKuro, OTP Rei *slap* Entah kenapa niat banget bikin crackpair TakaSaku xD. Hm, soal MidoKuro direstui Akashi sama pelepasan status jomblonya MidoKuro jawabannya ada di sini. Ini sudah lanjut, terima kasih sudah mau membaca dan mereview fic ini. ^^

AiKiAeru: Halo, Aiki-san. Terima kasih sudah meninggalkan jejak di sini, Rei seneng bangeeet loh! XD Ini sudah lanjut, terima kasih sudah mau membaca dan mereview fic ini.

kurohime: Ternyata ada yang suka MidoKuro lagi, walau anon nggak papa Ini sudah lanjut, terima kasih sudah mau membaca dan mereview fic ini.

IzumiTetsuya: Iya, DDR yang empat injakan itu. PIU? Weh -.- Bagi Rei itu lebih agak gimana gitu, gampang sih gampang, tapi Rei belum tahu cara masukin ke Full Mode-nya XD *nah loh* Rei bisa sih maennya XDD. Ini sudah lanjut, terima kasih sudah mau membaca dan mereview fic ini.

Miyuki: Ngakak? Benarkah? Kukira ini garing. Ini sudah lanjut, terima kasih sudah mau membac dan mereview fic ini.

Nah, akhirnya fic ini selesai juga. Rencananya Rei mau buat side story dengan main charactersnya tiga pairing utama ini. Satu MidoKuro, satu AkaFuri, satu TakaSaku, weh… gimana pendapat kalian? :'3

Nah, mind to review? Krisar nanodayo!"