Disclaimer : All characters belong to Masashi Kishimoto-sensei
Warning : OOC, typo(s), gaje, abal-abal
SasuSaku pair
Enjoy it!
.
Chapter 2
.
.
"Sebenarnya, keluargaku adalah keluarga iblis."
oOo
Apa yang kupikirkan?! Kenapa aku merasa sangat ingin memberitahu rahasia yang kusimpan selama ini dengan rapat kepada seorang gadis yang bahkan masih asing di mataku?
Perasaan ini mulai muncul ketika aku tahu dia lupa ingatan. Dengan munculnya perasaan ini, aku menjadi teringat kembali dengan duniaku yang sebenarnya, dunia iblis. Ya, aku merasa pernah bertemu dengan Sakura, di dunia itu. Tapi, itu tidak mungkin kan?
"H-he?! Kau sedang demam, Sasuke-kun? Kau bercanda, kan?"
Aku kembali memalingkan wajahku ke arah gadis pink ini dan mendapatinya sedang menatap khawatir ke arahku.
"Aku serius, Sakura."
Kali ini ia terdiam. Ia terlihat berusaha mencerna kata-kata yang keluar dari bibirku. Sangat masuk akal dia kebingungan, karena dia manusia, kan?
"Hm.. Kalau itu benar, kenapa kau bisa berada di sini?"
Aku kembali duduk di samping gadis yang baru kukenal kemarin ini, dan menarik nafas panjang, untuk memulai cerita tentang kehidupanku.
oOo
Kerajaan Uchiha.
Ya, itulah tempat tinggalku yang sebenarnya, dan aku adalah pangeran dari Kerajaan Uchiha. Aku pun masih kurang mengenal duniaku yang sudah kutinggalkan ketika aku berumur 8 tahun itu.
Alasan mengapa keluargaku pindah, kecuali ayah—karena ia adalah Raja—adalah pertikaian kerajaan kami dengan Kerajaan Haruno.
Kerajaan Haruno adalah kerajaan malaikat yang paling dikenal di dunia sana, dan kerajaanku adalah kerajaan iblis yang juga paling dikenal di dunia sana. Kami dulu berhubungan sangat baik, namun itu semua tiba-tiba berubah.
Beberapa puluh tahun yang lalu saat kerajaanku masih dipimpin oleh kakek moyangku, Uchiha Madara, tiba-tiba api kebencian tersulut di antara kerajaanku dan Haruno. Aku belum mengetahui kronologis kejadiannya seperti apa, yang kutahu hanya salah seorang dari keluarga kerajaan kami menembakkan beberapa meriam ke arah istana Kerajaan Haruno. Kejadian bodoh, bukan?
Saat itu, kami berusaha membicarakan permasalahan ini dengan Haruno, tapi, itu semua terlambat. Haruno tiba-tiba menyerang Uchiha, dan perang tak terelakkan lagi.
Pertikaian ini sempat berakhir, tapi dendam di antara kami belum sepenuhnya hilang. Karena itulah, sampai sekarang kami masih saling membenci.
Karena pertikaian tak kunjung berhenti, Uchiha dan Haruno membuat sebuah kesepakatan yang menurutku sangat ekstrim :
"Salah satu di antara keluarga kerajaan, baik Uchiha maupun Haruno, harus berhasil membunuh satu atau lebih dari keluarga kerajaan musuh."
Dan tahun ini, giliran aku, pangeran Kerajaan Uchiha, untuk turun tangan.
Dan aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membunuh putri Kerajaan Haruno.
oOo
Kulihat mimik wajah Sakura saat mendengar ceritaku. Ya, dia masih terlihat kebingungan. Mungkin dia masih tidak percaya kepada kata-kataku. Hah, itu terserah padanya, yang jelas aku sudah menceritakan semuanya.
"Hm.. Iblis dan Malaikat. Jadi kau iblis?" Sakura menatapku dengan tatapan yang bisa dibilang takut dan waswas. Aku jadi merasa bersalah.
"Iblis tidak jauh berbeda dengan manusia, Sakura. Jadi, jangan khawatir."
"Y-yokatta.." Sakura mengelus dadanya dan menghela nafas lega.
"Um.. Malaikat, iblis, Uchiha, Haruno.."
Aku mendengar gumaman kecil dari bibir mungil Sakura, mungkin dia masih mencerna kebenaran-kebenaran yang kuceritakan.
"A-argh.."
Tiba-tiba, Sakura mengiris kesakitan.
"Kau kenapa, Sakura?" Aku sontak menahan badan Sakura yang hampir limbung dan memegangi dahi Sakura.
"Kepalaku tiba-tiba sakit.."
"Baiklah, ayo kuantar kau ke kamar."
Aku membopong badan Sakura sampai ke kamar—yaitu kamarku—dan membantunya untuk berbaring dengan nyaman. Aku mendudukkan diriku di tepi tempat tidur di dekat Sakura.
"Badanmu enak?"
"Badanku baik-baik saja, hanya kepalaku yang sakit."
"Hn."
Kulangkahkan kakiku menuju pintu kamar, namun entah kenapa aku enggan keluar dari sini. Aku merasa aku harus menjaga Sakura.
"Sa-Sasuke-kun."
Aku menoleh ke belakang. Kulihat Sakura tersenyum kecil.
"K-kau keberatan tidak untuk menemaniku di sini?"
Aku sedikit terkejut, namun akhirnya kuhela nafas panjang yang diakhiri dengan anggukan kecil.
"Yah.. tidak ada salahnya aku menemani gadis malang sepertimu."
oOo
Aku menatap Sakura yang tengah terlelap.
Kurasa ada yang ganjil saat kami berada di taman tadi, saat Sakura tiba-tiba meringis sakit kepala.
Yang kutahu, orang yang kehilangan ingatan dan berusaha mengingat atau mendalami sesuatu dan usahanya sedikit berhasil, ia akan merasakan sakit di kepalanya.
Aku menjadi sedikit yakin dugaanku tidak salah.
Aku pernah melihat gadis ini di dunia sana.
Tapi, siapa dia? Kapan aku pernah melihatnya?
Aku mengusir pikiran-pikiran aneh di kepalaku ini. Tidak mungkin gadis ini makhluk dunia sana, kurasa.
Argh, kenapa aku ragu begini?
Aku bangkit dari dudukku dan melangkahkan kaki keluar dari kamar menuju dapur. Aku ingin membuat sedikit teh hangat untuk menenangkan pikiranku yang sedang aneh hari ini.
Kenapa aku begitu yakin kalau gadis ini adalah makhluk dunia sana?!
oOo
"S-Sasuke-kun.."
Aku sedikit terperanjat mendengar gumaman kecil Sakura. Memang, setelah membuat teh aku kembali ke kamar. Kamar ini kan kamarku. Tidak salah, bukan?
Kulihat Sakura berusaha mendudukkan tubuhnya dari posisi tidur dan ia memegangi kepalanya.
Hati kecilku merasa khawatir dan itulah yang berhasil mendorongku untuk menghampirinya.
Kududukkan diriku—lagi—di tepi tempat tidur dan kembali memegang dahinya. Ah, kasihan sekali gadis pink ini.
"Kau tidak apa, Sakura?"
Gadis di hadapanku ini mengangguk lemah dan tersenyum kecil, tepatnya meringis. Ayolah, Sakura, jangan membuatku semakin khawatir saja.
Tiba-tiba, tanganku bergerak tanpa kusadari. Memeluk pinggang gadis pink di hadapanku ini. Kubenamkan kepala Sakura di dadaku dan sedikit mengelus surai pink yang kurasa.. membuatnya terlihat sangat manis ini.
Seperti yang kuduga, Sakura memang merasakan sakit di kepalanya. Ia menangis sesenggukan di dalam pelukanku. Yah, aku hanya bisa melakukan ini untuknya. Kuharap bisa sedikit menenangkannya. Lagipula ia tak berontak ketika aku memeluknya.
"Ke-kepalaku sakit sekali, S-Sasuke-kun.."
"Ssh. Semakin kau paksakan untuk bicara, kepalamu akan semakin sakit."
KRIET
Aku sedikit terperanjat ketika pintu kamarku tiba-tiba terbuka dan Itachi-nii masuk. Ah, kenapa ia masuk ketika aku sedang memeluk Sakura? Kuharap ia tidak salah paham.
Kulihat Itachi-nii sedikit kaget melihat aku yang sedang memeluk Sakura, dan tersenyum jahil, ugh, menyebalkan.
"Sasuke, kau sedang apa? Tidak baik memeluk gadis di kamar lho."
"I-Itachi-nii! Aku hanya bermaksud menenangkan dia."
"Are? Memang Sakura kenapa?" Raut wajah Itachi-nii berubah menjadi khawatir. Mattaku.
"Dia merasakan sakit di kepalanya, dan tak kunjung reda walaupun dia sudah tidur."
Kini bibir Itachi-nii membentuk huruf."O". Aku menaikkan sebelah alisku pertanda bingung. Sedikit demi sedikit kulepaskan pelukanku, tapi Sakura malah menahanku. Ya ampun, tak bisa kusembunyikan lagi rona merah di wajahku.
"Sasuke... kau berada di sini saat Sakura tidur...?"
Shimatta, Itachi-nii salah paham. Atau ia hanya menjebakku?
"Hn. Ini kan kamarku, memangnya kenapa?"
Itachi-nii menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ya ampun, Sasuke. Tidak baik kau seperti itu. Kenapa kau tidak ke kamarku saja?"
"Terserah aku mau berbuat apa, Itachi-nii."
Kulihat aniki-ku ini akan mengeluarkan kata-kata lagi, tapi ia akhirnya hanya menghela nafas.
"Ha'i ha'i, terserah kau. Tadinya aku mau berbicara denganmu, tapi nanti saja."
Aku mengernyit bingung. Itachi-nii membalikkan badannya kembali dan berjalan menuju pintu.
"Sakura, semoga cepat sembuh ya." Itachi-nii tersenyum kecil ke arah Sakura yang dibalas anggukan oleh gadis ini.
Pintu pun tertutup.
"Kau sudah tenang, Sakura?"
"Sakitnnya sudah mulai hilang. Arigatou, Sasuke-kun." Sakura mulai melepas tangannya yang tadi melingkari pinggangku. Ah, aku lega.
Aku beranjak keluar dari kamar untuk menenangkan degup jantungku yang tidak karuan ini.
"Istirahatlah, Sakura."
Gadis itu mengangguk kecil. Aku pun keluar kamar.
"Wo!" Aku tersentak kaget mendapati Itachi-nii berdiri di hadapanku.
"Nii-san! Kau seperti setan saja."
"Aku iblis, kau juga iblis, baka."
Aku hanya tersenyum miring dan kembali menatap Itachi-nii yang mendadak serius. Tidak biasanya.
"Sasuke."
"Hn?"
"Kau pasti merasakannya juga kan?"
"Hn?"
"Tentang Sakura."
TBC
Halo minna '-')/ Gomen baru update lagi :"3 Maaf kalo makin ancur aja ya :"
Terima kasih untuk yang sudah review :
sofi asat-san, hanazono yuri-san, -san, Mai Rinkuchika-san, hiii-san! Ini sudah lanjut yaa
Yosh! Mohon reviewnya, minna-san!
Mind to review?
