GOM X Readers

Genre : Reverse Harem,comedy,romance,action,hurt/comfort. (kuharap begitu)

Semuanya Berawal Dari Malam Itu (judul)

Kalian akan kuajak untuk menjadi tokoh utama cerita ini,coba selami dan pahami karakternya dan satukan diri kalian dengannya! Happy Reading~!

Prologue~

Reader POV

"Hidup manusia terlalu singkat untuk menjadi orang lain,maka aku akan menjadi diriku sendiri." Adalah motoku,Karena moto ini juga aku harus tinggal terpisah dengan keluargaku,mereka tak terlalu suka jika aku serius menekuni hobiku,Dance,tapi setidaknya aku menuruti mereka untuk masuk ke SMP elit Teikou,bukan SMP Musik Swasta, agak nyesel sih.

Namaku (Full name), semester 3 di Teikou Junior High School (apaan) pokoknya sekarang semesterku yang pertama di tahun keduaku masuk sekolah elit ini, umur dan ukuran tubuh? Jangan tidak sopan. Sekarang lagi booming berita tentang Kiseki No Sedai,generasi keajaiban yang konon hanya muncul 10 tahun sekali. Rasanya kayak legenda di film-film aja. Maa,aku tak terlalu peduli tentang hal itu sih,soal kelas, 'beruntungnya' aku sekelas dengan 2 orang dari grup yang sering dibicarakan itu,Kise Ryouta dan Kuroko Tetsuya,Si Super model yang hiperaktif dan Si bayangan yang tipis keberadaannya,tempat dudukku di depan Kuroko,horeee... (nada datar)

Jam pelajaran ke 5,sial,matematika,ini adalah peringkat pertama dari hal-hal yang kubenci,gurunya diam-diam mematikan, mana aku ngantuk lagi, semalem hampir begadang nonton video dari grup-grup Dance veteran dari seluruh dunia,teknik mereka hebat-hebat...patut kuacungi jempol deh! . Oh iya,tentang hobiku itu,aku sudah punya grup loh...aku juga sudah mengikuti acara-acara lokal di kota ini,kalau di peringkatkan, mungkin "Middle Class" , kelas rata-rata dan cukup di akui,beberapa temanku juga mengaku jadi fans ku, jadi malu nih. Tapi, saat ini ada beberapa kendala yang sedang kami hadapi, salah satunya adalah tempat untuk berlatih. Andai saja aku menemukan tempat yang cocok...

"(name)-san,coba selesaikan soal ini." Kata pak guru dengan suaranya yang tenang dan senyum penuh arti menghamburkan fantasiku. Soal apa?

Buset,apa-apaan itu? Apa nih guru gak punya kepekaan yak? Mana mungkin aku bisa jawab tuh soal. Masa bodo,gak bisa ya gak bisa,jujurlah pada diri sendiri dan terima konsenkuensinya. Kutarik nafas untuk menenangkan dada yang sedang balapan. Dengan keberanian ku keluarkan suara setenang mungkin.

"Maaf pak,saya tidak bisa." Ingin ku lempar nih guru pake barbel 2Kg milikku.

"Maju kedepan, berdiri selama jam pelajaran. Kamu memang tidak pernah niat belajar di mata pelajaran saya." Perintah guru yang hebatnya masih dengan suara yang tenang,kata-katanya seperti aku baru saja mematahkan hati seseorang. Dasar iblis berkulit manusia.

Dan tentunya tidak diperbolehkan bersandar di dinding, aku memejamkan mata, bermaksud istirahat sejenak. Dan mendengarkan suara-suara yang ada di sekitarku, jam dinding yang berdetak, kapur yang bergesekan dengan papan tulis, suara pensil dan penghapus yang sedang meninggalkan jejak di atas kertas, suara teman dan guruku yang sedang belajar-mengajar, kicauan burung-burung, suara angin yang lembut,daun-daun yang bergesekan diluar jendela, dan suara kendaraan dari kejauhan. Terlalu damai. Aku jadi ngantuk.

"(name)-san,(name)-san,bangun." Saat aku membuka mata. Aku melihat wajah beberapa teman-teman sekelasku yang dengan baik hati membangunkanku, dan lainnya yang dalam keadaan santai. Aah...sudah ganti pelajaran ya.

"Kau hebat juga bisa tidur dalam posisi seperti itu. Memangnya tadi malam kau ngapain?" tanya Mimori,gadis dingin yang duduk di sebelahku. Setelah aku kembali ketempat duduk.

"Aku nonton video grup Dance sampai jam 3 tadi..." Jawabku masih setengah ngantuk,tapi mana mungkin bisa tidur,para fans cewe lagi tereak-tereak di sudut kelas,buset nyaring banget, telingaku sampai berdenging. Suara yang memuakkan, heran aku Kise bisa bertahan dengan suara-suara yang mendekati ultrasonik itu. Sejujurnya, telingaku sensitif terhadap suara, bahkan aku mendengar sebuah lagu atau sekedar nada yang keluar dari setiap makhluk hidup di sekitarku beserta not balok-nya, hampir mirip aura, tapi dalam versiku. Aneh memang, ini mulai terjadi setelah aku kecelakaan setelah mengunjungi kawasan wisata batu raksasa 'Ringing Rock' dan tertimbun batu-batu itu.

"Tapi (name)-chan,kau harusnya sedikit serius mendengarkan sensei meski kau tidak suka,aku akan meminjamkan catatanku. Belajar sedikit tak akan membunuhmu kan?" kata Teito,cowo baik yang duduk di depanku.

"yaah...kalau ada waktu...Terima kasih, oh iya,kalian tau tempat kosong tidak? Aku perlu tempat untuk berlatih Dance,akan ada kompetisi bulan depan." Kuharap ada yang tau.

"Gimana kalau pakai gedung Gym sekolah? (name)~cwan~." Sewot Kido yang muncul entah dari mana.

"maksudmu?" tanyaku sedikit penasaran.

"Kalian bisa jaga rahasia nggak?" tanya Kido memastikan.

Semuanya mengangguk. Oke,sepertinya dia akan memberitahu sesuatu, dan sesuatu itu telah menarik keingintahuanku.

"Hora,setelah tim basket,tak ada yang memakai gedung Gym itu, sekolah juga langsung ditutup, patroli satpam hanya sampai jam 12 malam, setelah itu ada jadwal istirahat selama 3 jam sampai patroli berikutnya,sekolah ini kan luas,sedangkan satpam hanya satu,om-om lagi,tak banyak tenaga yang dia punya,ketahuan pun,kau bisa dengan mudah kabur,tapi jangan sampai wajahmu kelihatan,biar om-om,ingatannya lumayan tajam." Jelas panjang-kali-lebar-kali-tinggi Kido dengan muka licik. Oke,ini benar-benar menarik. Lagi pula latihan 3 jam sudah lumayan.

"Dari mana kau tahu semua informasi seperti itu Kido-kun?" tanya Shiori yang daritadi diam rada khawatir.

Kido hanya memiringkan kepala,mengedipkan salah satu matanya dan mengacungkan jari di depan mulutnya yang tersenyum,'Rahasia' ya?

"Idemu menarik juga,tapi gedung itu punya kunci kan?" Gimana kalau mau masuk? Kalau soal satpam sih, tinggal kasih obat tidur sedikit udah beres.

"Akan kuberitahu jalan rahasia, khusus untukmu, (name)-chan 3" kata Kido dengan nada centil, menjijikkan.

00.05 A.M ...

"Oi, (name), kau yakin dengan begini saja bisa aman?" kata salah satu teman kru dance yang aku pimpin sambil memegang topeng,Nama kru-ku adalah: 'Red Moon' tapi entah kenapa banyak orang malah ngira 'Bloody Moon', bedanya jauh banget. Sejujurnya aku hanya penerus dari senpaiku di grup yang anggotanya sekitar 20 orang ini, sedikit, tapi kami hanya mengambil yang layak.

"Urusai na! Doushita? Kowai no ka omae?" ejekku.

"Masaka." Balasnya.

Kugeser papan kayu di belakang semak-semak belakang gedung Gym,kukelupas selotip cokelat yang menempelkan papan triplek untuk menyamarkan lubang yang ukurannya lumayan itu. Kubuka pelan-pelan dan... Bingo,langsung terhubung ke bagian dalam Gym yang diterangi oleh sinar sang Dewi Malam.


Hai Readers~! Lama tak jumpa! Ini Fanfic keduaku setelah 'Little Thieve'~ Mohon Reviewnya yee~

Gimana? Bagus gak? Kalian udah merasa seperti di dalam cerita gak? Penggambaran suasananya bisa di bayangin gak? segala masukan dan komentar gokil pun aku terima loh~