Disclaimer : Naruto punya om Masashi kishimoto

"Game start" and OC punya Aqi

Fandom : Naruto

Pairing:SasuNaru, ItaKyuu, NagaNaru Dan masih bakalan ada pairing yang bermunculan, juga OC yang muncul./mungkin\

Genre: suka-suka author

Rating: T- M, buat jaga-jaga

Warning: BL, YAOI, SHONEN-AI, OOC, Typo(s), tidak menggunakan EYD, bahasa sesuka hati, acakadul, dll.

Story 3

"Hoam... tega-teganya mereka membuatku bangun di pagi buta seperti ini" keluh Naruto yang sesekali menguap lebar.

"Berisik Dobe!" sentak sesosok pemuda tepat di belakang Naruto dengan tampang lempeng andalannya.

"Teme!" Naruto sontak berbalik. "Hmpf... Hahahahaha..." dan tertawa tak terkendali begitu melihat tampang Sasuke. "Ka-Kau... hahahaha..."

"Hentikan Dobe!"

"Hmpf... oke-oke!" meski berat, akhirnya Naruto berhasil menahan hasratnya untuk tertawa. "Gomen, Teme. Aku tak tahan melihat wajah kantukmu yang terlihat kesal dengan surai yang berantakan. Haha.." terang Naruto yang sesekali tertawa.

"Ternyata kau bisa berantakan juga"

"Hn" sahut Sasuke pendek dengan ekspresi kesal yang sulit untuk dihilangkan.

Bagaimana kau tidak kesal, jika mimpi indahmu harus terputus gegara gebrakan malam yang dilakukan oleh senior-senior yang tidak berperikemimpian(?). Kemudian mereka langsung menyuruhmu bangun dan berkumpul di lapangan di saat jarum jam masih menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Hei, mereka baru tidur selama 1 jam, dan ada juga yang baru merintis. Teganya... ToT

"Ne, Teme" ucap Naruto perlahan.

"Hn"

"Apa yang akan mereka lakukan pada kita?" tanya si pemuda pirang dengan mata bulat yang menggemaskan.

"Ck. Kita lihat saja, Dobe" sahut Sasuke kalem.

"Hmph..." Naruto hanya mempoutkan bibirnya.

Sekarang mereka semua sudah berkumpul di lapangan dan berbaris dengan rapi, meski tampang-tampang mereka terlihat kusut.

"Ehem. Baiklah semuanya. Malam ini kalian akan melakukan jurit malam. Setiap tim terdiri dari 2 orang, dan kalian bertugas menyalakan lilin dan menulis nama kalian di secarik kertas di tiap-tiap pos yang sudah tertera di peta kelompok kalian." Terang pemuda bersurai darkbrown cenderung hitam dengan manic turquoise yang menjadi penanggung jawab dalam kegiatan jurit malam kali ini. Dia merupakan salah satu OC selain Toshi. Dan namanya adalah Tsukuo (kyaaa~ Tsukuo-kun~~ #hiraukan saja Aqi).

"Sekarang silahkan berkumpul dengan teman sebangku kalian" instruksinya.

Sesuai dengan instruksi yang diberikan, mereka mulai bergerak membuat kelompok dua orang dan berbaris untuk mengambil peta yang akan digunakan sebagai penunjuk jalan.

'Lagi-lagi satu kelompok dengan Teme. Nasib..nasib.' keluh Naruto sambil melirik pemuda jangkung bersurai raven dengan tampang stoic di sampingnya.

"Dobe" panggil si raven yang ternyata sudah berada beberapa langkah di depannya.

"Eh?" sentak Naruto dan langsung berjalan cepat menghampirinya. "Sejak kapan kau sudah ada di situ?" tanya Naruto.

"Dasar lamban" sahut Sasuke.

"Ck. Itu tidak menjawab pertanyaanku, Teme" sambung Naruto mulai emosi.

"Tch. Cepatlah Dobe!" seru Sasuke yang sepertinya sengaja memancing emosi Naruto.

"Cih" sahut Naruto sebal, tetapi masih mengikuti Sasuke dengan wajah yang tak terdefinisikan.

Mereka mulai memasuki hutan yang ada di bukit belakang sekolah yang memang digunakan sebagai tempat jurit malam.

Sementara Sasuke sibuk dengan peta yang dibawanya sekaligus mencari pos pertama, Naruto sibuk menoleh kesana-kemari.

Mengawasi sekitar, jika ada sesuatu yang tiba-tiba muncul. Kalian tahu kan kalau Naruto itu takut hantu.

Krusek krusek

Sret

Naruto langsung menoleh begitu mendengar suara yang mencurigakan dari semak-semak di dekatnya. Mendadak bulu kuduknya merinding disko nggak jelas. \Kau benar-benar payah Naruto/ \Berisik lu, thor/

"Ne, Teme. Kau dengar tadi?" tanya Naruto yang sepertinya melupakan kalau dia sedang tidak mau berbicara dengan Sasuke.

Sasuke yang ditanya hanya diam dan tidak merespon Naruto sama sekali.

"Teme. Oi Teme~" panggil Naruto lagi dan masih tidak mendapat respon dari pemuda pantat ayam di depannya.

"Oi Sasuke. Hei..." panggil Naruto lagi yang sepertinya mulai resah. Tapi Sasuke masih tidak menjawab. "Sasuke!" panggil Naruto sambil menarik lengan Sasuke.

Sasuke menoleh, dan

"AAARRGGHHHHHH..." teriak Naruto sekuat tenaga sambil mundur menjauhi Sasuke yang melihatnya dalam diam dengan ekspresi menyeramkan. "Pergi kau! Jangan dekati aku! Hush..hush..." usir Naruto dengan mata yang terpejam erat.

"Kh... hahahahahahaha..." terdengar suara tawa yang membuat Naruto akhirnya memberanikan diri untuk membuka kedua matanya. Dan dia melihat sosok bungsu Uchiha yang sedang tertawa bahagia.

"Hahaha... kau konyol sekali, Dobe" kata Sasuke begitu berhasil meredakan tawanya.

"Seharusnya kau melihat wajah ketakutanmu tadi" tambahnya. Di sini Aqi gagal paham. Emangnya ada yang lucu?

Naruto cengo sesaat saking kagetnya melihat penampakan Sasuke yang tertawa. Kan jarang-jarang itu makhluk tertawa. Apa lagi sampai selepas itu. Sebelum, "TEME~ kau sengaja menakutiku? Awas kau Teme!" seru Naruto begitu sadar bahwa tadi Sasuke sengaja untuk menakutinya yang memang takut pada hantu.

"Tch. Sudahlah. Ayo jalan!" kata Sasuke mulai melangkah menjauhi Naruto yang masih terlihat kesal.

"HEI! Jangan tinggalkan aku!" sahut Naruto yang langsung mengejar dan menggapai lengan baju Sasuke.

Sasuke berhenti dan menoleh ke Naruto "Lepaskan!" katanya begitu melihat Naruto memegang lengan bajunya dengan erat.

Naruto menggeleng cepat, "Nggak mau."

"Tch!" decak Sasuke yang pada akhirnya memilih mengalah. Daripada nanti mereka berdebat dan akhirnya hanya akan menghabiskan banyak waktu. Karena kalian tahu kalau Naruto itu sangat keras kepala.

Akhirnya mereka berdua berjalan beriringan dengan Naruto yang masih setia menggenggam lengan baju Sasuke hingga kusut.

"Dobe"

"Hm? Ada apa Teme?" tanya Naruto tanpa sedikitpun membiarkan cengkraman di lengan baju Sasuke mengendur.

"Kita sudah menemukannya" kata Sasuke pelan sambil menunjukkan tempat dengan pendaran lilin kecil dengan dagunya.

"Waah... kau benar. Kita menemukannya" seru Naruto yang mendadak lupa dengan cengkramannya di lengan baju Sasuke. "Ayo kesana dan kita isikan nama kita, Teme" ajak Naruto dan langsung menyeret Sasuke mendekati cahaya dari lilin yang berpendar remang-remang di depan mereka.

Sesampainya di titik lokasi, Naruto langsung berjongkok ria di dekat lilin kecil yang mulai kehilangan sisa-sisa tenaganya untuk sedikit memberikan cahaya di tengah hutan yang gelap ini. Ciaa... syahdu.

"Cepat nyalakan lilinnya, Dobe. Sebelum apinya mati" perintah Sasuke sambil menyodorkan sebuah lilin yang sebelumnya berada di dekat kertas yang harus mereka namai.

"Iya iya" sahut Naruto cepat sambil meraih lilin yang disodorkan oleh Sasuke, dan segera menyalakannya dengan api dari lilin yang sudah mulai mati.

Tepat setelah lilin di tangan Naruto menyala, lilin kecil tersebut sudah tidak mampu mempertahankan diri dan akhirnya padam. Fiuuuh...selamat.

Dengan segera, Naruto mengambil kertas dan ballpoint yang ada di sana untuk mengisikan namanya dan nama Sasuke secepat mungkin. Begitu selesai dengan urusan menyalakan lilin dan mengisi nama, mereka berdua langsung beranjak untuk menuju tujuan mereka selanjutnya.

"Hoi!" seru sebuah suara tiba-tiba yang langsung membuat Naruto menjerit dan reflek memeluk Sasuke. "Kalian sudah mengisi dengan benar?" suara itu kembali terdengar. Terdengar sangat dalam dan menyeramkan.

Sasuke mengernyit begitu mendengar suara itu. Merasa curiga, Sasuke mengarahkan senternya ke dekat semak-semak. Di sana, terdapat salah satu panitia MOS yang jika Sasuke tidak salah, bernama Kakuzu, sedang duduk bersila menatap tajam pada keduanya.

Naruto yang menyadari bahwa suara yang didengarnya tadi hanya suara seniornya, mulai melepaskan pelukannya pada Sasuke. Berganti menatap heran pada senior bermasker yang sedang duduk bersila di tengah kegelapan.

"Senpai, sebenarnya apa yang kau lakukan di sana? Kau tidak digigiti nyamuk, senpai?" Naruto bertanya polos. Gagal paham pada tingkah seniornya yang tengah malam, duduk bersila di tengah kegelapan di dekat semak-semak. Dia mau ngapain? Jaga lilin? Ngepet? Lha?

"Jangan banyak tanya. Cepat pergi jika sudah selesai!" usir Kakuzu dingin. Tidak ingin menanggapi pertanyaan Naruto yang tidak jelas. Padahal jelas-jelas ia sedang tidak ingin diganggu saat sedang ngepet. Menjaga lilin itu agar tetap menyala, sementara temannya yang bernama Hidan berkeliling di sekitar rute jurit malam.

Merasa diusir, akhirnya Naruto dan Sasuke berjalan kembali menyusuri hutan dengan berbekal peta sederhana sebagai penunjuk jalan. Padahal kalau pagi atau siang, katanya hutan ini bisa disebut sebagai taman bermain anak-anak KHS, tapi saat malam, mereka seperti tidak tahu sama sekali dengan lingkungan hutan di belakang sekolah mereka.

Naruto berjalan dua langkah di belakang Sasuke. Sudah tidak terlalu takut, dibuktikan dengan lepasnya lengan baju Sasuke dari cengkraman Naruto. Meski begitu, Naruto masih terlihat sangat awas. Dengan begitu, walau ada yang tiba-tiba muncul, dia akan langsung menerjang Sasuke. Kalau perlu, menariknya kabur secepat mungkin.

Sreek...

Naruto langsung menoleh cepat ke asal suara. Mengamatinya dengan mata memicing. Hingga tiba-tiba dia melihat sekelebat bayangan putih yang lewat.

"AAARRGHH..." secepat dia berteriak, secepat itu juga Naruto menerjang Sasuke. Memeluk sambil menenggelamkan wajahnya ke dada Sasuke. Berusaha sebaik mungkin agar tidak melihat atau terlihat oleh sekelebat bayangan putih yang lewat tersebut.

"Kau kenapa lagi sih?" tanya Sasuke ketus. Tapi tidak ada jawaban dari Naruto. Dia masih menenggelamkan wajahnya. Kalau bisa, mungkin wajah Naruto sudah masuk diantara rusuk Sasuke.\ngaco\

"Hei! Dobe! Naruto!" panggil Sasuke sambil berusaha melepaskan pelukan maut Naruto. Tapi Naruto tetap bergeming.

Sasuke menarik nafas perlahan dan menghembuskannya."Tenanglah Naru. Tidak ada apapun. Apapun yang kau lihat tadi, hanya ulah dari para senpai untuk menakut-nakuti kita. Jadi, tenanglah" kata Sasuke lembut. Berusaha untuk menangani ketakutan Naruto.

Cukup lama juga waktu yang digunakan Naruto untuk mengembalikan keberaniannya. Hingga akhirnya Naruto perlahan mulai melepaskan pelukannya dari Sasuke dan mulai mengangkat wajahnya dari dada Sasuke.

"Sudah tenang?" Naruto mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Sasuke. Sasuke tersenyum tipis lalu mulai melangkah. "Ayo!" ajaknya sambil menggenggap tangan Naruto dan menariknya untuk melanjutkan tugas mereka.

Naruto terdiam dan mengamati punggung Sasuke lalu tangannya yang digenggam, begitu terus untuk beberapa saat. Hingga dia sedikit tersentak dengan wajah memerah padam.

'Apa yang aku pikirkan?' batinnya mulai sedikit eror. Padahal baru dipegang Sasuke saja, sudah salting gitu. Dasar lu, Nar.

'Aku melakukan ini karena tidak ingin dia menghambat.' batin Sasuke dengan ekspresi datar andalannya. Apa kau yakin?

Naruto dan Sasuke tetap bergandengan tangan hingga mereka sudah mencapai pos selanjutnya. Pos buta.

'Norak' komen Sasuke begitu membaca papan nama pos yang mereka datangi.

"Jangan menghina nama pos ini, Uchiha." kata seorang pemuda bersurai silver pendek dengan manik violetnya. Ini adalah salah satu OC Aqi. Namanya Jiiro. Personifikasi dari nama lepi alias leptop, sekaligus belahan jiwa dari sahabat Aqi. "Aku tahu apa yang kau pikirkan, hanya dari melihat wajahmu yang sedatar papan itu." tambahnya pedas.

Muncul perempatan di dahi Sasuke. Sepertinya Sasuke mulai sensi. Tapi ditahannya demi mempertahankan karakter dingin khas Uchiha miliknya.

"Jadi apa yang harus kami lakukan di sini, senpai?" tanya Naruto cepat, sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Oh. iya. Di pos BUTA ini, kalian harus menggunakan penutup mata. Dan kalian hanya perlu mendengarkan aba-aba dariku." terang Jiiro sambil menekankan kata 'buta' sambil melirik tajam Sasuke. Sepertinya, Sasuke mempunyai bakat terpendam untuk membuat orang yang ditemuinya, langsung tidak suka padanya. Kecuali para gadis yang langsung tak berdaya begitu melihatnya.

Naruto mengangguk kalem, sementara Sasuke hanya diam seolah tak peduli.

Jiiro segera memberikan dua buah penutup mata ke Naruto dan Sasuke, lalu menyuruh mereka untuk memakainya cepat. Tanpa banyak protes, Naruto dan Sasuke segera menjalankan perintah. Sepertinya mereka juga sudah ingin segera pergi dari pos buta untuk ke pos selanjutnya.

Setelah Sasuke dan Naruto sudah mengenakan penutup mata mereka, Jiiro terlebih dahulu mengecek penutupnya sebelum memberikan perintah-perintah yang nanti akan sangat merepotkan.

Jiiro tersenyum puas begitu mengetahui bahwa penutup mata itu melakukan tugasnya dengan baik. "Sekarang kalian maju 5 langkah" suruh Jiiro cepat.

Seketika Sasuke dan Naruto mengikuti aba-aba dan maju 5 langkah. Jiiro melanjutkan beberapa perintahnya, sedangkan Sasunaru hanya mengikutinya tanpa banyak protes. Mereka disuruh Jiiro untuk berjalan, melompat, merangkak, dan jalan jongkok hampir selama 10 menit. Padahal di depan mereka tidak ada apapun yang harus membuat mereka merangkak atau segala macam hal yang diperintahkan Jiiro.

"Kalian bisa membuka penutup mata kalian." instruksi Jiiro yang langsung diikuti oleh Sasunaru. "Kalian bisa lanjut ke pos selanjutnya," sambungnya setelah memberikan stempel pada kartu kendali Sasuke dan Naruto.

Dengan hormat, Naruto melangkah meninggalkan pos buta. Tapi jangan harap Sasuke mau bersopan-santun. Apalagi setelah melakukan banyak hal nista yang diperintahkan oleh Jiiro.

Sepertinya, Sasuke mulai sangat membenci Jiiro.

-GS-

Setelah melakukan perjalanan yang sangat menegangkan -bagi naruto- selama 20 menit, akhirnya Sasuke dan Naruto sampai di pos terakhir. Pos yang mengharuskan mereka untuk masuk ke pemakanan dan mencari emblem kelas dan nametag mereka. Hal itu tentu saja langsung membuat Naruto membeku.

'Kenapa harus di pemakaman? tidak tahukah mereka bahwa aku alergi,' batin Naruto mulai merana. 'Apa salah dan dosaku Kami-sama? Apakah di kehidupanku yang dulu aku adalah orang yang sangat berisik, keras kepala, dan menyebalkan?' batinnya mulai menyesal dengan kehidupannya dulu. Saat ini pun kamu masih mempunyai semua sifat itu Naruto.

"Teme~" panggil Naruto mendayu-dayu. Mencoba mengambil alih fokus Sasuke ke dirinya.

Sasuke melirik melalui ekor matanya. Terlihat sama sekali tidak peduli.

"Pokoknya kau harus melindungiku, Teme. Apapun yang terjadi, kau tidak boleh meninggalkanku. Janji?" kata Naruto yang sontak membuat Sasuke harus mengernyit heran dan tak habis pikir.

"Teme! Kau harus melindungiku!" tekan Naruto yang makin membuat Sasuke mengernyit.

"Ada apa denganmu?" tanya Sasuke mulai heran.

"Pokoknya kau harus melindungiku. Jangan meninggalkanku. Kau mengerti?" jawab Naruto yang sama sekali tidak menjawab pertanyaan Sasuke.

"Ck. Berisik"

"Hei! Kalau kau tidak mau melindungiku, aku akan bilang ke Baa-chan." ancam Naruto tanpa alasan yang jelas.

Oke. Sekarang Sasuke mulai was-was. Jangan sampai dia kena amukan nenek-nenek yang awet muda dan berdada jumbo itu. Sasuke masih ingin menikmati hari-hari dengan wajah tampannya.

"Hn" sahut Sasuke pada akhirnya, karena tidak mau mengambil risiko kehilangan ketampanannya dalam waktu singkat.

Naruto tersenyum lebar begitu mendengar jawaban dari Sasuke. Meski jawabannya hanya berupa dua huruf konsonan tak jelas maknanya.

Waktu terus berjalan. Tiap pasangan sudah mulai masuk ke area pemakaman satu per satu, hingga tiba giliran SasuNaru untuk memulai pencarian mereka.

Semua berjalan lancar dan tidak ada hambatan berarti saat mereka melangkah memasuki area pemakaman, pada awalnya. Hingga, semua itu berubah ketika Naruto melihat sesosok putih-putih dekat pohon kamboja.

"Te-Teme, itu lihat!" kata Naruto sambil menarik ujung seragam Sasuke, yang mau tak mau membuat Sasuke harus berhenti dan melihat ke arah Naruto melihat.

Sasuke memutar mata bosan, "itu hanya tipuan, Dobe. Dasar kucing penakut." Sasuke kembali melangkah dengan Naruto yang masih ngintil dibelakang. Benar-benar tidak mau tertinggal.

Mereka mulai sibuk mencari emblem dan nametag yang sengaja disembunyikan oleh senior di dekat makam yang mereka lalui. Sebenarnya pencarian ini sangat mudah. Karena, mereka hanya mencari di sekitar makam yang berada di kanan dan kiri mereka. Tidak terlalu jauh, dan juga tidak terlalu disembunyikan. Sehingga, dengan sekejap, mereka sudah menemukan apa yang mereka cari.

"Kau sudah menemukannya?" tanya Sasuke sambil menyimpan milliknya dengan aman.

Naruto mengangguk singkat. "Ayo cepat pergi dari sini. Aku mulai merinding," ajak Naruto cepat sambil menarik Sasuke.

Sasuke hanya diam dan membiarkan Naruto menarik dirinya keluar dari area pemakaman. Sesampainya di depan pintu keluar, di sana sudah ada dua orang senior yang bertugas untuk mengecek benda yang mereka temukan. Setelah selesai, mereka diperbolehkan untuk kembali ke sekolah.

"Huft, akhirnya selesai sudah," desah Naruto begitu berhasil menyelesaikan semua misi yang diberikan. Sekarang ini dia sedang selonjoran di tengah lapangan basket outdoor bersama dengan teman-temannya yang sudah menyelesaikan misi terlebih dulu.

Melihat Naruto yang sedang mengistirahatkan diri, membuat sosok pemuda bersurai merah memutuskan untuk menghampirinya.

"Kau lelah?" tanya pemuda yang diketahui Naruto sebagai senpai sekaligus wakil ketua OSIS.

"Hahaha.. lumayan senpai," sahut Naruto dengan tawa garingnya. "Tapi tidak masalah, Senpai. Jadi jangan hukum aku. Oke," tambahnya sambil menyilangkan tangan di depan wajahnya. Membentuk huruf X.

"Mana mungkin aku menghukummu dengan alasan sekonyol itu. Kamu bisa saja, Naru," sahut si senpai bersurai merah, bernama Nagato dengan senyumnya.

Naruto yang mendapat jawaban beserta senyuman, hanya bisa menjawabnya dengan tawa canggung. Tidak tahu lagi harus berbuat apa.

"Ehem!" sebuah suara mengintrupsi Naruto dan Nagato dari arah samping Nagato.

Nagato mendongak lalu mengernyit bingung.

"Sepertinya kami harus mulai berbaris, senpai" kata sosok tersebut kemudian, karena Nagato sama sekali tidak paham dengan kode yang diberikan.

"O...oh. Begitu ya. Baiklah kalau begitu," sahut Nagato tanpa merasa bersalah, lalu beranjak dari acara duduk-duduknya. "Aku pergi dulu Naru. Jangan mudah menyerah, oke!" pesannya sebelum pergi meninggalkan Naruto yang tersenyum kaku dan pemuda raven yang melihatnya tidak suka.

"Kau dekat dengannya?" tanya Sasuke tajam.

"Ish! Kau apa-apaan sih, Teme? Ingin tahu urusan orang saja," sahut Naruto nggak kalah tajamnya.

"Kau tunanganku. Kalau kau lupa itu," jawab Sasuke makin tidak bersahabat.

"Kita masih belum bertunangan, jika kau lupa itu." elak Naruto cepat. Karena, kenyataannya memang mereka belum mengadakan pesta pertunangan atau upacara pertunangan secara sah. Jadi, Naruto sama sekali tidak salah kalau mereka belum bertunangan.

"Tapi pasti!" tekan Sasuke mutlak. "Dan aku tidak suka melihat milikku berada dekat dengan orang lain. Mengerti!" lanjutnya dan langsung pergi ke arah barisan belakang. Meninggalkan Naruto yang menggeram menahan marah.

'Kau pikir aku barang, apa? Dasar Teme kurang ajar' batin Naruto emosi.

-GS-

Satu hari telah dilewati tanpa halangan berarti. Dan tinggal satu hari lagi yang harus Naruto lewati sebelum benar-benar terbebas dari Acara MOS. Dan selama itu pula ia terus dijadikan satu kelompok dengan si Teme pantat Ayam. Rival sekaligus calon tunangannya. Menyebut kata calon tunangan, benar-benar membuat Naruto kesal. Apa lagi jika sudah menjadi tunangan. Mungkin Naruto akan sering mengamuk.

Pagi hari setelah murid baru KHS selesai melakukan jurit malam dan berkumpul kembali di aula, mereka diperbolehkan untuk istirahat sebentar sebelum makan pagi dan memulai kembali kegiatan MOS mereka yang berakhir siang nanti.

Naruto sedang menikmati waktu bersantainya yang singkat sebelum para seniornya berteriak meminta mereka untuk berkumpul kembali, saat ia tidak sengaja melihat penampakan pemuda bersurai merah yang sangat ia kenal, berjalan cepat ditarik oleh pemuda lain bersurai coklat panjang.

Merasa ada yang tidak beres, Naruto berinisiatif untuk mengikuti kedua pemuda yang sejak kemarin benar-benar membuatnya penasaran dan kepikiran.

TBC

Aqi SNLoper 01-05-2018