The Ballad Of Byun Baekhyun

Cast: Park Chanyeol, Byun Baekhyun

Supporting cast: the other EXO members and another supporter gonna be revealed as they needed

Pairing: mainly chanbaek

Genre: fluff, romance, friendship, drama

Rated: m

Length: chaptered

Warning: genderswitch for all uke(s), typos, broken plot, mature content. If you dont like please help yourself to close the tab.

Disclamaire: all the characters aint mine, i only own the plot.

No plagiarism, no copy-paste, no bash and happy reading!

.

.

.

.

.

Chapter 2

.

.

.

.

.

Baekhyun mengaduk kopi buatannya dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya. Ditemani dengan Kyungsoo yang sibuk menceritakan kehidupannya beberapa tahun silam. Ya, Kyungsoo adalah sahabat Baekhyun ketika mereka masih menginjak junior high school, namun pada akhirnya mereka terpisah karena Kyungsoo harus pindah ke China beberapa tahun ketika ayahnya dipindah tugaskan. Satu hal yang Baekhyun tidak ketahui juga adalah bahwa Kyungsoo adalah mantan kekasih Chanyeol, dunia memang sempit, pikirnya. Kyungsoo dan Chanyeol bertemu ketika mereka berada di satu universitas yang sama, pada saat itu mereka sama-sama menempuh bidang studi bisnis dan disitulah mereka berkencan. Sayangnya tidak begitu lama, hanya sekitar 3 atau 4 bulan saja. Kyungsoo paham betul seperti apa Chanyeol dengan segala kelakuannya karena namja itu dulu merupakan salah satu mahasiswa paling populer dialmamaternya. Tidak sulit bagi Kyungsoo untuk jatuh cinta dengan Chanyeol, dan tidak sulit juga baginya untuk melepaskan Chanyeol.

Yeoja bermata bulat itu masih ingat bagaimana Chanyeol selalu menceritakan sahabatnya yang kala itu kuliah dijepang yang tak lain adalah Baekhyun. Baekhyun begini lah, Baekhyun begitulah, kadang cerita Baekhyun membuat Kyungsoo merasa risih karena Chanyeol terlihat begitu memuja sahabatnya itu. Gadis itu tidak pernah tau bahwa Baekhyun yang Chanyeol maksud adalah sahabat terbaiknya, si diva Byun yang memang sudah populer bahkan semenjak mereka di bangku sekolah menengah pertama.

Ketika pada akhirnya Kyungsoo melepaskan Chanyeol, dia berfikir, bahwa Chanyeol memang bukan lelaki yang baik untuknya. Kyungsoo sangat memegang teguh kesetiaan dan selalu serius dalam berhubungan sementara Chanyeol masih senang bermain-main, sesuatu yang Kyungsoo sadari akan menjadi sia-sia jika ia tetap bertahan, toh Chanyeol tidak pernah menjanjikan apapun kepadanya.

"Aku tak menyangka Baby Byun milik Chanyeol adalah kau," Kyungsoo terkekeh pelan, memperhatikan Baekhyun yang kini sibuk memasukkan beberapa cemilan kedalam toples.

"Apa dia benar-benar sesering itu membicarakanku dulu?" tanya Baekhyun tanpa menolehkan kepalanya.

"Ya, setiap saat. Kupikir dia benar-benar menyayangimu." Kyungsoo memperhatikan Baekhyun sambil menunggu reaksinya. Namun beberapa detik kemudian ia harus kecewa karena Baekhyun hanya menjawab dengan,

"Tentu saja. Kami bersahabat dari kami lahir."

"Kau yakin hanya bersahabat?" tanya Kyungsoo lagi.

"Oh ayolah Kyung, kau orang ke sekian juta yang menanyakan hal itu." Baekhyun memutar matanya dengan jengah, jujur saja ia kesalsetiap kali seseorang menanyakan soal kepastian hubungannya dengan Chanyeol, hey! Mereka sahabat baik. Ya. Sahabat. Baik.

"See?! Banyak yang meragukan kalian berdua!" balas Kyungsoo dengan penuh semangat.

"Apa kau cemburu?" yang lebih sipit mencoba menggoda yang bermata bulat, membuatnya memutar bola matanya dengan malas.

"Apa kau bercanda? Aku sudah punya Jongin." Kata Kyungsoo dengan nada datar,

"Lagi pula Chanyeol itu bukan laki-laki yang baik, dia hanya bermain-main dengan wanita. Bukan tipeku," lanjutnya.

"Hey! Chanyeolie tidak seperti itu!" seru Baekhyun otomatis, diam-diam membuat Kyungsoo tersenyum jail.

"Well, kau membelanya?"

"Ti-tidak, a-aku hanya...hanya..."

"Lama sekali kalian disini," belum sempat Baekhyun menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba dua sosok pria tampan muncul dari arah living room. Jongin langsung duduk disebelah Kyungsoo sementara Chanyeol menghampiri Baekhyun dan memeluknya dari belakang.

"Apa kau lama menunggu? Mian," Baekhyun memutar tubuhnya dan menghadap Chanyeol yang menatapnya dengan senyum seribu wattnya. Sebelum menjawab pertanyaan Baekhyun, Chanyeol sempat mengecup bibir gadis itu dengan gemas, tidak menghiraukan pasangan Jongin dan Kyungsoo yang memekik heboh melihatnya.

"Ani, gwenchana." Kata Chanyeol, membuat Baekhyun tersenyum manis.

"Apa aku melewatkan sesuatu?" tanya Jongin, membuat Chanyeol dan Baekhyun mengernyit bingung.

"Maksudmu?" jawab Chanyeol dengan raut wajah blanknya, terlihat sangat lucu di mata Baekhyun.

"Apa aku baru saja melihatmu mencium sahabatmu? Baekhyun?" tanya Jongin lagi, kali ini dengan menaikkan salah satu alis tebalnya.

"Seperti ini?" Chanyeol kembali meraih bibir Baekhyun, kali ini bukan hanya menempelkan saja, namja itu bahkan melumatnya dengan pelan. Sementara Baekhyun yang terlalu kaget hanya mampu membalas ciumannya tanpa tau apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Hey! Hey! Hentikan! Aku tidak ingin berakhir melihat kalian melucuti pakaian masing-masing disini,okay? Setidaknya lakukan itu setelah aku pulang dari sini." Kata Jongin asal sedangkan Kyungsoo hanya terkikik geli. Tautan kedua orang itu terlepas, menciptakan benang saliva disudut bibir Baekhyun. Dengan gemas, Chanyeol mengecupnya lagi, hanya sebuah kecupan singkat namun berhasil membuat Jongin memekik lagi.

"Oh Tuhan,"kata Jongin sambil memijit pelipisnya yang tiba-tiba berkedut.

"Okay sebaiknya kita keruang tengah saja sekarang," kata Kyungsoo menengahi. Gadis bermata bulat itu meraih nampan kopi dan berjalan menuju living room dengan diikuti oleh Jongin, sedangkan Baekhyun yang sudah berhasil melepaskan dirinya dari Chanyeol membawa dua toples biskuit ditangannya.

Ketika mereka duduk di ruang tengah-pun keadaan masih sama, Chanyeol masih dengan posesif memeluk pinggang Baekhyun.

"Jadi Kyungsoo kita singkirkan dari daftar?" tanya Baekhyun dengan kepala yang ia senderkan didada bidang milik Chanyeol. Jongin tersenyum kecil memperhatikannya, lucu baginya ada dua orang sahabat yang masih tidak bisa membedakan mana sahabat mana cinta.

"Tentu saja, kau lihat Kyungsoo sudah punya Jongin. Lagi pula...aku sungguh tidak berminat Baek," kata Chanyeol dengan raut wajah sulit diartikan. Beruntung memang Baekhyun tidak melihatnya, namun Chanyeol lupa ada dua pasang mata yang tengah memperhatikannya.

"Kau tau, kadang hubungan itu seperti sebuah hamster didalam roda bermainnya. Terus berputar-putar, membuatnya lelah. Tapi dia tidak tau bagaimana caranya dia harus berhenti. Dia hanya punya dua pilihan, terus berputar dan terus merasa lelah, atau mencari cara untuk berhenti." Kyungsoo berkata dengan ambigu. Baekhyun mengernyit bingung sedangkan Chanyeol mendadak menolehkan kepalanya ke arah lain dengan pandangan kosong.

"Maksudnya?" tanya Baekhyun

"Kau tau Baekhyun, kesulitan terbesar seseorang adalah mengakui perasaannya dan menerima perasaannya. Bahwa memang itulah yang dia rasakan, apapun yang menjadi resikonya, itulah yang saat ini dia rasakan." Jongin menambahkan dan tersenyum kearah gadis itu.

"Aku tidak mengerti," lirih Baekhyun. Sejurus kemudian, dia teringat akan sesuatu.

"Aku akan mengambilkan sesuatu untukmu, Chanyeol." Kata Baekhyun kemudian bangkit, dan meninggalka mereka bertiga.

Sepeninggalan Baekhyun, mereka bertiga masih terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Apa kau lelah?" tanya Kyungsoo kepada Chanyeol yang kini menatap dua orang dihadapannya dengan pandangan dalam. Matanya tampak sayu dan gelisah dan Jongin maupun Kyungsoo paham akan situasi ini.

"Aku lelah," ucap Chanyeol pada akhirnya, toh ia sudah cukup menahan semuanya sendirian, menyimpan dan tidak pernah membiarkan orang lain tau. Jongin adalah sahabatnya, dan Kyungsoo, meskipun dia adalah mantan kekasihnya, namun gadis itu cukup pintar menebaknya.

"Kalau begitu berhentilah." Kata Jongin dengan nada tenang namun sarat akan ketegasan.

.

.

.

.

Chanyeol memarkirkan mobilnya didepan bangunan apartemennya. Seharian berada dikantor dan baru pulang ketika jam menunjukkan pukul 9 benar-benar membuatnya lelah. Coba saja jika tadi Baekhyun berada dikantor, mungkin saja harinya tidak akan semelelahkan ini. Taoi entah kemana, konsultan andalannya itu tidak masuk dan bahkan tidak bisa dihubungi seharian. Chanyeol sudah berusaha menanyakan kepada orang tua Baekhyun, tapi yang ia dapatkan justru jawaban ambigu seperti "mungkin Baekhyun masih berkencan" atau "mungkin Baekhyun sedang tidak ingin kau ganggu". Chanyeol sangat menghormati Eomma Byun tapi atas dasar apa beliau berkata bahwa Baekhyun tengah pergi berkencan, gadis itu tidak mungkin melalaikan pekerjaannya dan memilih berkencan terlebih, siapa yang berani mengencani Baekhyun tanpa meminta ijin kepadanya terlebih dahulu? Dan atas dasar apa Baekhyun tidak ingin Chanyeol ganggu? That's bullshit. Baekhyun harus selalu berada didekat Chanyeol begitupun sebaliknya, tidak boleh ada yang terganggu karena kehadiran satu sama lain adalah untuk melengkapi, setidaknya begitulah teori yang selama ini Chanyeol yakini.

Pria jangkung itu melangkah dengan gontai, sampai-sampai ia hiraukan sapaan satpam dan beberapa petugas yang berada di lobi. Matanya nampak sayu menatap ponsel dalam genggamannya yang tidak menandakan tanda-tanda bahwa Baekhyun berniat untuk mengabarinya. Baru ketika pintu lift terbuka, Chanyeol langsung melihat Kyungsoo keluar dari sana dan langsung memeluk tubuhnya. Chanyeol yang tidak mengerti hanya mampu terbengong dan mencoba melepaskan diri dari gadis bermata bulat itu.

"Ya, ada apa?" Chanyeol memegang pundak Kyungsoo yang nampak bergetar kecil.

"Chanyeol-aa.." panggil Kyungsoo, entah perasaan Chanyeol saja atau Kyungsoo memang sedang menangis?

"Hey, kau menangis?" tanya Chanyeol sekali lagi, ia berusaha mengangkat dagu Kyungsoo dan benar saja, di pipi gadis itu sudah berderai air mata.

"Aku sudah menunggumu dari sejam yang lalu, kupikir kau tidak pulang. Aku sudah bersiap untuk pergi.. aku.." kalimat Kyungsoo terbata-bata, membuat Chanyeol semakin mengernyit heran.

"Katakan yang jelas, apa yang terjadi?" gemas Chanyeol, Kyungsoo seharusnya menjelaskan apa yang terjadi bukannya berbasa-basi dan semakin membuat Chanyeol bingung. Salah satu sisi dari Chanyeol adalah bahwa dia tidak suka dibuat penasaran, bahkan dia bisa saja mencekik orang yang sudah dengan iseng membuatnya penasaran akan suatu hal.

"J-Jongin...J-jongin selingkuh.." ketika mengatakan ini Kyungsoo semakin bergetar, isakannya semakin kentara, membuat Chanyeol menggertakkan giginya geram.

"Dari mana kau tau?" tanya Chanyeol sekali lagi.

"Aku melihatnya pergi menuju salah satu bangunan apartemen bersama seorang wanita dan mereka terlihat sangat mesra, ketika aku bertanya melalui telepon dia bilang dia sedang tugas diluar kota. Demi Tuhan Chanyeol aku benar-benar mengikutinya dan dia jelas berbohong, tapi aku tidak bisa melihat wajah wanita itu.." Kyungsoo merengek seperti anak kecil, membuat Chanyeol semakin bingung dibuatnya.

"Lalu apa yang kau lakukan disini?" tanya Chanyeol setelah melepaskan tangannya dari pundak Kyungsoo.

"Aku ingin kau menemaniku pergi ke apartemen keparat itu. Setidaknya, kau bisa menghajarnya untukku, kau sahabatnya bukan? Kau pasti tidak tau kelakuan Jongin yang satu ini," nada bicara Kyungsoo sarat akan emosi, yang diam-diam membuat Chanyeol ikut tersulut.

"Geurae, kajja." Kata Chanyeol akhirnya, membuat Kyungsoo tersenyum penuh terimakakasih.

Ketika mereka akhirnya sudah berada didalam perjalanan pun tidak ada yang membuka suara, jujur Chanyeol sangat lelah tapi dia tidak bisa menolak Kyungsoo. Sementara gadis itu terdiam, hanya sesekali memberikan Chanyeol arahan menuju apartemen dimana Jongin berada.

Sesaat Chanyeol merengut heran, bukankah ini jalan menuju apartemen Baekhyun? Apakah selingkuhan Jongin berada didalam satu bangunan dengan apartemen Baekhyun? Chanyeol tersenyum. Mungkin saja dia bisa bertemu Baekhyun kemudian tidur diapartemen gadis itu. Membayangkan dirinya bisa tidur sambil memeluk Baekhyun mampu membuat Chanyeol mendapatkan semangat kembali.

"Ada di bangunan apartemen ini?" tanya Chanyeol sambil memasuki area apartemen, dan ditanggapi dengan anggukan oleh Kyungsoo.

Chanyeol buru-buru memarkirkan mobilnya dan kemudian turun dari mobil mewahnya dengan sedikit terburu-buru. Bukan karena dia ingin melihat Jongin, tapi sebelum menuju apartemen selingkuhan Jongin, Chanyeol ingin bertemu Baekhyun dulu.

Ketika melihat Kyungsoo turun dari mobilnya, Chanyeol bertanya dengan nada kelewat antusias,

"Apartemen nomor berapa?"

"Empat." Jawab Kyungsoo singkat sambil berjalan mendahului Chanyeol yang kini terdiam ditempatnya. Tepat dilangkah ke empatnya, Kyungsoo menoleh kebelakang kemudian mengernyit melihat Chanyeol tak bergeming ditempatnya.

"Hey?" panggil Kyungsoo, Chanyeol mengangkat wajahnya kemudian bertanya sekali lagi,

"Apa kau baru saja berkata bahwa apartemen selingkuhan Jongin berada di nomor empat?" tanya Chanyeol memastikan.

"Ya, ada yang sa-"

"Brengsek." Kata Chanyeol memotong ucapan Kyungsoo kemudian berjalan terburu tanpa menghiraukan Kyungsoo yang memanggil namanya berkali-kali. Wajah Chanyeol tampak menggelap, auranya berubah seribu derajat. Hawa bahagia yang ia bawa sebelumnya kini melebur sudah.

Langkah Chanyeol lebar-lebar. Yang harus ia lakukan sekarang adalah sampai di apartemen nomor empat, kemudian menghajar Jongin hingga lelaki itu hilang nyawanya.

Chanyeol bahkan tidak perduli sudah berapa banyak lengan yang dia tabrak dan bukannya minta maaf, Chanyeol justru berjalan lebih cepat tanpa menoleh kebelakang. Beberapa orang yang berpapasan dengan Chanyeol pun beringsut mundur, seakan aura lelaki jangkung itu sudah memberikan tanda peringatan 'menyingkir atau kau akan habis dibuatnya'.

Setelah mendapati dirinya berdiri didepan apartemen nomor empat dengan Kyungsoo yang sudah berjuang penuh untuk mengikuti langkah lebarnya, Chanyeol memencet bell berulang kali, tidak sabar. Dan tidak ada yang lebih menyebalkan dari memencet bell ratusan kali namun tidak mendapatkan jawaban. Sesaat Chanyeol berfikir keras, bagaimana ya caranya dia bisa masuk dengan cepat? Ingatannya kemudian mencemooh kebodohannya.

Ia adalah satu-satunya orang yang men-setting password apartemen Baekhyun, kenapa dia justru sibuk memencet bell sedari tadi?

Dengan buru-buru Chanyeol memencet digitnya satu persatu hingga memformulasikan 'happiness delight' disana. Dalam hitungan detik, terdengar bunyi 'klik' sebagai tanda bahwa apartemen itu sudah sepenuhnya terbuka.

Didorongnya pintu kayu berlapis besi itu dan tiba-tiba...

"SURPRISEEEE!" teriak orang-orang didalam sana. Orang-orang? Ya tentu saja. Chanyeol bisa melihat Baekhyun sedang berdiri diatas meja dengan topi ulang tahun dikepalanya, kemudian Jongin berdiri disamping Baekhyun dengan terompet berwarna pelangi yang sedang ia tiup kencang-kencang, lengkap dengan kedua orang tua Baekhyun dan orang tua Chanyeol serta beberapa sahabatnya seperti Jongdae, Minseok, Suho dan Tao. Chanyeol mengerjapkan matanya berkali-kali, apa yang terjadi? Bukannya Kyungsoo tadi melaporkan bahwa Jongin berselingkuh dan lima menit yang lalu Kyungsoo bilang bahwa selingkuhannya berada di apartemen nomor empat yang tidak lain tidak bukan adalah apartemen Baekhyun? Lalu ada apa dengan ini semua? Kenapa Baekhyun memakai topi ulang ta- Oh astaga! Bukankah ini 27 november? Ulang tahunnya? Ya ini ulang tahunnya!

Chanyeol buru-buru menghambur kearah Baekhyun dan memeluk gadis itu dengan erat. Tidak salah lagi, ini semua pasti ide gadisnya yang memang terlahir jail bukan main. Kepalanya ia sesakkan keceruk leher Baekhyun dan menghirup baunya dengan dalam. Tangannya terus memeluk punggung Baekhyun dengan posesif, menciptakan beberapa senyum kecil di bibir orang-orang yang menyaksikannya.

"Kau tau, kau nyaris membunuhku," lirih Chanyeol, masih betah dengan posisinya. Sementara Baekhyun hanya tersenyum jail dibalik punggung kokohnya dan berkata,

"Mian, aku sudah kehabisan akal untuk mengerjaimu," kata-kata polos Baekhyun berhasil membuat kedua orang tua mereka tertawa pelan, paham jika Baekhyun adalah satu-satunya orang yang selalu mampu membuat Chanyeol kelimpungan.

Ada jeda yang cukup panjang sampai akhirnya Baekhyun mulai berbicara kembali,

"Saengil chukkae, Chanyeolie.." ucapnya tulus. Chanyeol merenggangkan pelukannya kemudian memegang pundak Baekhyun tanpa melepaskan pandangannya. Seakan tidak peduli dengan sekitarnya, Chanyeol langsung mencium Baekhyun dengan lembut, membuat beberapa rang disana menahan nafasnya. Pasalnya Chanyeol mencium Baekhyun tepat dibibirnya. Bibir. Bukan kening, pipi ataupun hidung. Tapi bibir. Barulah ketika ia mendengar tuan Byun berdeham Chanyeol melepaskan bibir Baekhyun dengan sedikit keberatan.

"Aku terlalu merindukan Baekhyunie, mianhae," ucap lelaki jangkung itu sambil memberikan cengiran bocah. Membuat tuan Byun geleng-geleng kepala dan tersenyum kecil.

"ugh kupikir baru kemarin kalian saling melumat bibir masing-masing," ucap Kyungsoo dengan ekspresi menyebalkannya. Chanyeol melotot kearahnya dan berkata,

"Diam. Kau juga salah satu tersangkanya. Kau pastimenertawakanku sejak tadi."

"Sudahlah, bagaimana kalau kau tiup saja lilinnya sekarang? Baekhyun yang membuat kue ini, special untukmu." Mata Chanyeol berbinar mendengar ucapan Nyonya Park, dengan satu kali gerakan, ia langsung menoleh kearah Baekhyun dan bertanya,

"Benarkah?"

"Ya, aku membuatnya sejak pagi, makanya aku tidak kekantor." Ucap Baekhyun dengan malu-malu. Chanyeol tersenyum senang kemudian menghela dirinya sendiri menuju meja dimana kue ulang tahun berbentuk lingkaran itu berada, di tengah-tengah kue, ada tulisan 'Happy Birthday Chanyeolie' yang pemuda itu yakin Baekhyun tulis sendiri.

Semua orang menyanyikan lagu ulang tahun untuk Chanyeol. Terdengar menggelikan memang, namun Chanyeol tidak peduli. Ia terlalu bahagia untuk peduli. Setelah lagunya berakhir, Chanyeol menangkupkan kedua tangannya didepan dadanya, memanjatkan birthday wish untuk dirinya sendiri. Tepat setelah satu menit, lelaki itu membuka matanya dan tersenyum, kemudian meniup lilinnya dalam satu kali coba.

"Eomma, apa yang eomma harapkan dari Chanyeol?" tanya Baekhyun ringan kepada Nyonya Park. Ya, Baekhyun memang sudah terbiasa memanggil Nyonya Park 'eomma', begitu juga dengan Chanyeol kepada Nyonya Byun.

Nyonya Park terlihat menghela nafas sebentar sebelum akhirnya menyebutkan satu kata pusakanya,

"Cucu." Katanya sambil menyeringai sementara Baekhyun dan Chanyeol hanya menganga dengan tidak percaya.

"Eomma aku-"

"Kalau kau belum bisa memberikan eomma cucu, setidaknya berikan eomma menantu. Kau ini sudah waktunya menikah Chanyeol." Omel Nyonya Park. Chanyeol terlihat melirik Baekhyun yang juga tengah menatapnya. Entah ini perasaan Chanyeol saja atau Baekhyun memang menatapnya dengan raut ketakutan?

"Kalau kau, apa yang kau harapkan?" tanya Chanyeol kepada Baekhyun yang langsung tergagap ditempatnya.

"Eng...a-aku...semoga kau selalu bahagia." Ucap Baekhyun akhirnya.

"Kalau begitu teruslah disampingku." Kata Chanyeol sebelum menghampiri appanya yang tengah tersenyum bangga kearahnya dan kemudian memeluk Tuan Park.

.

.

.

.

Dua jam kemudian apartemen Baekhyun sudah kembali sepi. Hanya tersisa dirinya dan Chanyeol yang kali ini sedang sibuk menjawabi puluhan pesan dari rekan-rekan bisnisnya. Meskipun usianya relatif muda, rekan kerja Chanyeol mencakup semua kalangan, mulai dari orang penting dipemerintahan hingga artis sekalipun.

Baekhyun berjalan menuju sofa dimana Chanyeol berada kemudian duduk disebelah lelaki itu. Memperhatian wajah rupawan Chanyeol yang sesekali tersenyum kecil ketika membaca pesan yang menurutnya lucu. Tanpa Baekhyun sadari, sebelah tangan Chanyeol sudah pemuda itu selipkan kebalik punggung gadisnya, mengelus-elus pinggang ramping Baekhyun dengan gerakan tak berpola. Baekhyun merapatkan badannya ketika disadari bahwa Chanyeol sudah sepenuhnya memeluk tubuh mungilnya, tangan lentiknya ia istirahatkan didada bidang milik Chanyeol, sedikit menahan badannya agar tidak terlalu menempel dengan lelaki itu.

"Aku punya hadiah untukmu," ucap Baekhyun pelan sembari melarikan jari-jari lentiknya diatas kaos polos berwarna putih yang Chanyeol kenakan. Kemeja pemuda itu sudah ia lepaskan semenjak sejam yang lalu, tinggalkaos polo putih dan celana katun berwarna hitam.

"Apa itu?" Chanyeol menelengkan kepalanya tanpa melepaskan pelukannya dipinggang Baekhyun.

"Tutup matamu," kata Baekhyun sambil menyimpan senyum lucunya. Setelah melihat Chanyeol menutup matanya dengan antusias, Baekhyun melepaskan dirinya dari pelukan Chanyeol kemudian berdiri.

Diraihnya ponsel milik Baekhyun diatas meja kemudian tangan yang satunya sibuk mengambil sesuatu dari dalam kotak yang berukuran cukup besar.

"Boleh kubuka mataku sekarang?" tanya Chanyeol hati-hati,

"ANDWAE!" pekik Baekhyun heboh. Chanyeol sempat terkekeh ketika ia mendengar suara gaduh yang Baekhyun ciptakan. Sebenarnya apasih yang Baekhyun sedang lakukan, tanyanya dalam hati.

"Ja, buka matamu." Kata Baekhyun malu-malu. Dan dengan perlahan, Chanyeol membuka matanya, butuh beberapa detik hingga akhirnya Chanyeol bisa fokus dan melihat jelas apa yang ada dihadapannya. Setelah benar-benar yakin Bahwa Chanyeol sudah memperhatikannya, Baekhyun meraih ponselnya dan mencari track yang sudah ia siapkan.

Sementara Chanyeol masih menganga ditempatnya. Bagaimana tidak, Baekhyun tengah berdiri di hadapannya dengan sebuah bando kelinci menghiasi surai caramelnya, kemudian dress peach Baekhyun kini sudah berganti menjadi dress berwarna baby pink dengan renda-renda diujung pangkalnya. Mata gadis itu mengerjap lucu ketika ia menemukan apa yang ia cari.

Musik mulai berkumandang, Baekhyun sempat menyebutkan kalimat mirip dengan 'Nae saranghaneun Chanyeolie' sebelum akhirnya..

"Chok meopin han jogak sikyeonoko

Gosohan uyuhanjaneul gidaryeoyo

Oppahago nahago kkok maju anjaseo

Seoro sonbadak wie yeppeun nakseoreul hajyo"

Baekhyun menggoyang-goyangkan badannya kekiri dan kekanan, menyanyi dengan suara seimut mungkin sedangkan ekspresi wajahnya ia buat sedemikian menggemaskan, membuat Chanyeol tertawa senang melihatnya.

"Hannun paljima nuga mworaedo naekkeo" centik Baekhyun sambil meletakkan tangannya disamping telinga, meminta Chanyeol menyahut nyanyiannya.

"Naekkeo!" Seru Chanyeol dengan suara bassnya, sama sekali tidak cocok dengan suara imut-imut milik Baekhyun. Tangan namja itu sudah ia ia angkat tinggi-tinggi untuk menyemangati Baekhyun.

"Dareun yeojarang maldo seokkjima nan nikkeo"

"Nan nikkeo!"

"Saekki songarak geolgo kkok yaksokhaejwoyo

Jeoldae na honja naebeoryeo duji ankiro,"

Baekhyun kembali menggoyang-goyangkan pantat sintalnya, membuat gerakan lucu yang semakin membuat Chanyeol berkali-kali menggumam "Kiyeowo"

"Ildeohagi ileun gwiyomi

Eeldeohagi eeneun gwiyomi,

Samdeohagi sameun gwiyomi,

Gwigwi gwiyomi gwigwi gwiyomi," Gadis itu menggerakkan jari-jarinya seiring dengan jumlah angka yang baru saja ia lantunkan sembari mencebikkan bibirnya.

"Aaaa neomu kiyeowoooo" Seru Chanyeol gemas. Jika saja lagunya sudah berakhir, Chanyeol pasti sudah menerjang Baekhyun dan membanjiri gadis itu dengan ciuman-ciumannya saat ini.

"Sadeohagi sado gwiyomi,

Ohdeohagi ohdo gwiyomi,

Yukdeohagi yukeun jjokjjokjjokjjokjjkjjok gwiyomi,

Nan gwiyomi!" Baekhyun mengakhiri pentasnya dengan sukses, Chanyeol masih dalam posisi duduknya namun diwajah lelaki itu terlihat jelas betapa ia bahagia dan terhibur atas aksi Baekhyun barusan.

"Sungguh menggemaskan aigooo," Kata Chanyeol pelan sembari mengelus dadanya sendiri. Jujur saja Chanyeol benar-benar tidak tau bahwa Baekhyun bisa melakukan aegyeo sampai membuatnya seperti ini, berkeringat dan berdebar tidak karuan.

Tanpa Chanyeol sangka-sangka, Baekhyun meletakkan kedua tangannya diatas kepala guna membuat bentuk hati kemudian berkata dengan cicitan lucunya,

"Chanyeolie saranghae!" ada semu merah muda dikedua pipi tembam gadis itu, membuatnya terlihat seribu kali lipat lebih menggemaskan.

Dua detik kemudian Chanyeol langsung menarik Baekhyun kedalam dekapannya lalu membisikkan,

"Nado..Nado saranghae. Kau yang terbaik," ucap Chanyeol tulus, membuat Baekhyun semakin merona dibuatnya.

"Tentu saja, aku sahabat nomor satumu kan?" tanya Baekhyun dengan nada jenaka yang dijawab dengan kekehan oleh Chanyeol, membuat Baekhyun merasakan getaran halus didada Chanyeol lantaran gadis itu kini tengah mengistirahatkan kepalanya disana.

"Tentu," kata Chanyeol mantap.

Setelah itu mereka berdua terdiam, masih saling memeluk dengan erat, seakan jika mereka saling melepaskan, maka mereka berdua akan lenyap begitu saja.

Mungkin Baekhyun yang memulainya dengan mengangkat kepalanya, atau mungkin saja Chanyeol yang memulainya dengan menundukkan kepalanya. Namun yang jelas, bibir mereka berdua sudah kembali bertemu dengan lumatan-lumatan lembut yang memabukkan. Tangan kokoh milik Chanyeol sudah bersarang ditengkuk Baekhyun sementara gadis mungil itu semakin kuat meremas kaos milik Chanyeol seiring dengan bertambahnya gairah disetiap sentuhan bibir mereka berdua.

Bunyi kecipak tak terelakkan lagi manakala ciuman lembut itu berubah menjadi french kiss yang menggairahkan. Lidah mereka berperang dan berusaha saling membelit satu sama lain. tidak peduli linangan saliva didagu keduanya yang mulai mengalir. Baekhyun masih terus menggoda lidah Chanyeol ketika lelaki itu mencoba menghisap lidah mungil milik Baekhyun dan menjilatnya dengan penuh nafsu. Tangan besar itu tak tinggal diam, sementara pertarungan lidah mereka semakin intim, Chanyeol berusaha membuka resleting dress milik Baekhyun yang berada dibalik punggungnya. Sedangkan Baekhyun yang sudah benar-benar terlena hanya mampu melengkuh beberapa kali, pasrah akan segala macam sentuhan yang Chanyeol berikan kepadanya.

Ketika Baekhyun memukul dada Chanyeol pertanda bahwa ia sudah mulai kehabisan pasokan oksigen, gadis itu terpekik kaget ketika dress lucu miliknya sudah lepas dari tubuhnya sediri dan hanya menyisakan pakaian dalam berwarna hitam dengan salah satu tali bra yang sudah tidak pada tempatnya. Dan seolah tidak ingin membiarkan Baekhyun banyak berfikir, Chanyeol langsung menyibak surai caramel milik Baekhyun dan menyerang leher jenjang gadis itu dengan hisapan-hisapan kuat.

Entah sudah berapa banyak tanda yang Chanyeol tinggalkan disana, yang jelas Baekhyun sudah lelah melengkuh bahkan sebelum mereka memasuki kegiatan intinya.

"A-ahjussi, bagaimana kalau kita kekamar saja uuhh," ucap Baekhyun dengan susah payah karena Chanyeol sedang berusaha melukis dipundak mulusnya.

Pemuda itu mengangkat wajahnya dan menatap Baekhyun dengan dalam. Ini menarik, Baekhyun baru saja memanggilnya ahjussi dan hawa-hawa permainan ini membuat Chanyeol semakin bersemangat.

"Apa tempat ini terlalu sempit untuk baby Baekkie hm?" tanya Chanyeol sambil menyeringai. Baekhyun mengangguk polos dan berkata,

"Ne, ahjussi,"

"Tapi ahjussi sudah tidak bisa menahannya," suara Chanyeol terdegar parau, menambah kesan sexy yang seketika membuat Baekhyun gerah.

Tangan Chanyeol membimbing jemari lentik Baekhyun untuk menyentuh kejantanannya yang sudah mengeras dengan sempurna. Ketika sudah menangkup penis Chanyeol dari luar celana, Baekhyun langsung memijitnya tanpa aba-aba membuat Chanyeol memekik nikmat dengan suara husky kebanggaannya.

Melihat ekspresi Chanyeol yang menggairahkan, Baekhyun tersenyum jahil dan melepaskan tangannya, sengaja membuat Chanyeol melotot sebal.

"Apa Baekkie melukai ahjussi?" tanya Baekhyun dengan raut wajah yang sengaja di buat-buat, membiarkan Chanyeol menggeram tertahan dibuatnya.

"Ne, Baekkie menyiksa ahjussi." Chanyeol menekankan kata menyiksa karena pada kenyataannya kejantanannya sudah sangat tersiksa akibat ulah Baekhyun.

"Huummm... jadi Baekhyun harus bagaimana? Begini?" Baekhyun lagi-lagi bertanya dengan ekspresi polosnya sembari mengelus penis Chanyeol dengan gerakan anggun namun menyiksa. Chanyeol tau, dibalik wajah polos itu, Baekhyun tengah menyeringai jail kepadanya.

"Fuck a duck." Itulah kalimat terakhir yang Baekhyun dengar sebelum akhirnya Chanyeol mengangkat tubuhnya dengan gerakan cepat dan mengejutkan lalu setengah berlari menuju kamarnya disamping living room-nya.

"Kyaaaa ahjussiiii!"

.

.

.

.

To be continued

.

.

.

.

HA HA HA Ncnya nanggung ya? Lmao mau lanjut ncnya? :p anyway halo readersku long time no see. Maaf ya guys, dirty little secretnya dipending dulu, soalnya laptop gue rusak beneran gabisa nyala, padahal dirty little secretnya udah proses penulisan chapter 13nya. Ini gue ngetik chapter ini di laptop temen huhu doain aja semoga laptop gue cepet benernya biar dirty little secretnya bisa cepetan dilanjut.

Balik ke ff ini, gimana chapter ini? Apa udah cukup fluff? Apa belom? Apa absurd? Kalo absurd sih jelas ya haha konfliknya gatau kapan muncul, tapi sekarang-sekarang ini lagi hobi nulis fluff hehehe tungguin aja pokoknya. Oh ya makasih buat yang udah review favs follows, honestly its giving me lot of spirits to continue this fics. Gue sempet bosen banget sama ff-ff ini tapi tiap kali baca review kalian yang lucu-lucu jadi berasa semangat lagi.

Semoga kalian ga losing interest ya sama ff ini, i wont give you a false hope kalo gue bakal update cepet tapi at least, i'll try my best to keep on the path like i have to be.

Anyway chanbaek akhir-akhir ini asik banget ga sih? Momentnya bikin gumoh duh. Exodus era udah kek chanbaek era nih jaya banget haha semoga chanbaek gini terus ya hehehe

Udah segitu aja dulu, to all of you that always give me a positive thoughts, i love you i love you i love you.

Last but not least, review please?

Regards,

Vero.