Disclaimer = ane tidak membuat keduanya.

Happy reading minna :*

Prolog!

Seorang laki - laki dengan seragam sekolah yang lengkap tengah berjalan dengan santai menembus kerumunan orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Tas jinjingnya ia taruh dibahu kanannya. Mata birunya memandang lurus ke arah depan tidak memperdulikan aktivitas disekitarnya. Menimbulkan kesan cool pada siapa saja yang melihatnya. Tapi sayang tidak ada yang memperhatikan dirinya, karena yang lain sedang sibuk dengan urusan masing - masing.

Mata biru pemuda itu menyipit tajam tatkala melihat apa yang terjadi di depannya. Di depannya kini ada lima orang berbadan besar dengan tato yang menutupi sebagian besar badannya sedang mengejar seorang gadis yang memakai seragam yang sama dengan dirinya. Mau tak mau, hal tersebut membangkitkan jiwa kepahlawaan yang ada dalam dirinya dan memutuskan untuk menolong si gadis dari sang pemangsa. Walau dirinya tahu tidak akan menang melawan lima pereman itu sekaligus.

"Khukhu, menyerahlah nona, kau sudah terkepung sekarang."

Telinganya menangkap ucapan si preman saat mulai dekat dengan gang yang di masuki mereka, membuat hatinya terbakar. Terbakar amarah. Langkah kakinya ia percepat untuk segera sampai di tkp.

"Tidak akan! Kedua nee-chan ku mengajariku untuk tidak menyerah sampai ajal datang."

Pemuda itu tersenyum akan tekad kuat dari si gadis.

"Lagi pula, aku sedang menunggu pangeran berkuda putih untuk menyelamatkanku."

Hampir saja ia membuat suara disaat ia sedang mengendap ngendap untuk mendakat ke arah gerombolan pereman didepannya tersebut. 'Memangnya ini dunia dongeng apa?' Komentarnya terhadap pernyataan si gadis yang di usianya masih berpikiran seperti anak kecil tersebut.

"Hahahahaha." Para pereman tertawa terbahak - bahak akan pernyataan si gadis.

"Pangeran berk-akhhh..."

Omongan salah satu pereman terhenti bersamaan dengan ambruk tubuhnya dan menampilkan se-orang pemuda yang tengah mengenggam sebuah balok.

"Maaf saja aku bukan orang yang seperti kamu pikirkan." Kata pemuda itu kepada si gadis. Sedangkan si gadis hanya melebarkan matanya dengan kedua tangan yang mengepal di bawah dagunya, kagum akan pemuda yang ada di depannya.

Tiba - tiba saja angin menerpa wajah si pemuda dengan lembut, membuat rambut pirangnya melambai mengikuti terpaan angin. Seperti dibisikan oleh angin, pemuda itu menengok-kan kepalanya ke samping kanan dan mendapati salah satu preman yang masih tersisa sedang berlari dengan tangan terkepal ke arahnya.

Menunduk sebatas pinggang, pemuda itu menghidari pukulan si preman. Tak menyia - nyiakan kesempatan, si pemuda langsung melayangkan balok kayunya ke atas. Menabrak dagu si preman.

Sekali lagi. Angin menerpa wajah tannya. Seperti dibisikan sesuatu lagi oleh angin, pemuda itu menengok ke belakang dan mendapati preman yang tersisa yang mengacungkan pisau lipat di masing - masing tangan mereka.

'Sial!' Rutuknya dalam hati.

"Semangat! Jangan menyerah ya! Nanti aku beri ciuman jika kamu berhasil mengalahkan mereka.

Dari ujung matanya, pemuda itu melihat si gadis yang ia tolong tengah melambai - lambaikan tangannya ke arahnya. Seperti pemandu sorak sebuah tim sepak bola.

"Oy, jangan bertingkah konyol begitu di saat situasi yang genting seperti ini! Kau memecah konsentarsiku, gadis bakka." Umpatnya pada si gadis yang menganggap semua ini adalah permainan belaka. Padahal nyawa satu - satunya yang ia miliki sedang dipertaruhkan di tempat ini.

"Tap-"

"Tapi apa hah!?"

"I-itu di bel-"

"Belakang a-akh!"

Nyeri. Punggungnya terasa sakit sekali ketika merasakan benda - benda asing yang menembus kulitnya.

"Makanya jangan anggap remeh lawanmu, bocah!"

Tangan bertato milik si preman kembali menusukan pisau yang ada digenggamannya ke punggung pemuda di depannya. Menimbulkan cairan berbau amis semakin banyak mengalir dari punggung si pemuda.

Jleb!" Guakhh!" Dari mulut si pemuda kelura darah yang banyak. "La...ri!" Kata - kata terakhir itu keluar dari mulutnya yang mengalir darah bersamaan dengan ambruknya tubuh si pemuda dan mata yang mulai menutup untuk selamanya.

Hal terakhir yang pemuda itu lihat sebelum kegelapan datang padanya adalah mata lavender milik gadis yang ia tolong bersinar... Membawa hawa dingin yang munusuk kulitnya yang memang sudah dingin karena banyak mengeluarkan darah.

!

!

!

Gelap.

Walau mataku ini telah terbuka, tapi tetap saja kegelapan yang kulihat. Apakah ini yang orang - orang sebut dengan alam bakka? Alam kubur? Atau sejenisnya?

Dingin.

Kedua kakiku, bukan. Bukan hanya kakiku yang terendam oleh air yang dingin ini, tetapi semua badanku juga merasakan hal tersebut. Entah faktor apa yang membuatku kedingan begini.

'A-apa itu?' Tanyaku pada diri sendiri saat melihat secercah cahaya yang ada di hadapanku.

Aku pun mulai berjalan. Kedua tanganku, ku gunakan untuk memegang sesuatu yang terasa seperti tembok di sampingku. Suara air terdengar jelas disetiap langkahku, faktor aku sedang berjalan disebuah genangan air.

Jauh. Jauh sekali asal cahaya itu dari tempatku ini. Karena dari tadi aku berjalan seperti tidak berpindah posisi sedikit pun. Entah memang itu kenyataannya? Tapi aku yakin kalau aku sedang berjalan dan berpindah tempat. Karena suara air yang kakiku ciptakaan ini sebagai bukti bahwa aku sedang berjalan dan berpindah tempat.

Si-silau... Tiba - tiba cahaya yang tadinya jauh mendadak mendekat kearahku dengan spontan. Refleks kedua mataku menutup dengan tangan yang menyilang di hadapan wajah. Meski begitu, intensitas cahaya yang masuk kedalam indra penglihatanku ini tidak berkurang sedikit pun.

Untuk beberapa detik, aku memejamkan mataku ini. Setelah dirasa sudah tidak silau lagi, aku pun membuka mata dengan perlahan dan mendapati...

"Selamat datang, gaki..."

TBC...

A/N : hai minna - san. Ane author baru disini sekaligus mempersembahkan fict pertama ane. Ancur emang... Karena ini baru pertama kalinya ane membuat fict... Terlepas dari itu, bagaimana pendapat reader-sama sekalian? Apa penasaran? Kuharap iya. Dan satu hal lagi...

Ane mohon kerja samanya untuk perkembangan fict ini dan cara penulisan ane dengan menyempatkan waktu luang anda sekalian untuk me - riview fict ini.

Mohon maaf atas kesalahnnya. Saya, kuro, mohon undur diri.

Jaaa...