DISCLAIMER : Masashi Kishimoto
.
.
.
.
WARNING! : Out Of Character, many, mistakes, story from me, mainsrream
GENRE : Romance and humor— Rate : T
.
.
.
.
Playboy Cap Rubah
.
.
.
.
BORING!
Menjadi pria tampan memang sangat merepotkan, sama halnya yang dialami oleh Naruto Namikaze. Dia lelaki yang sangat tampan dan populer disekolah.
Iris Shappire yang berkilat tajam dan sipit membuat para wanita terjerumus dalam bila bertatapan secara dengannya.
Surai pirang yang sangat lembut dan sedikit panjang, banyak wanita yang ingin sekali membelai rambut blonde itu.
Hampir setiap malam Naruto menghabiskan waktu untuk pergi kencan bersama wanita cantik yang mengajaknya. Entah sudah berapa banyak ia bergonta-ganti pasangan, mungkin sudah puluhan wanita cantik.
Entahlah, bila jari tangan dan kaki di gabungkan masih belum cukup untuk menghitung seberapa banyak para wanita yang mengantri menunggu sosok Naruto yang menurut mereka seperti rupa seorang pangeran dicerita dongeng.
Tak hanya adik kelas, bahkan senior kelas juga tergila-gila padanya.
Seperti yang terjadi saat ini.
Seorang wanita bersurai merah tengah merangkul mesra leher kokoh Naruto di dalam kelas yang sepi.
Jelas saja sepi, ini masih pukul enam pagi dan para murid bermalas-malasan pergi sekolah di jam yang terlalu pagi ini.
"Bagaimana, apa kau mau pergi kencan denganku malam ini !?" Bisik wanita cantik itu yang diketahui bernama Fuuka.
"Lelaki bodoh pun tak akan bisa menolak ajakan kencan dari wanita secantik dirimu" Jawab Naruto menggombal seraya menyentuh dagu lancip Fuuka menuntunnya untuk mendongak.
"Kau memang pria tipeku..." Naruto tersenyum tipis mendengar penuturan Fuuka, ia kemudian merunduk untuk meraih bibir merah disana.
Sedikit lagi bibir mereka akan bersentuhan jika seorang gadis pirang kuncir empat tidak datang menerobos masuk.
Ketika tadi Temari hendak masuk, jalannya dihalangi oleh Sai dan Kiba. Tanpa aba-aba gadis tomboy itu langsung menendang tanpa ampun barang kemaluan kedua pemuda aneh disana yang menjaga pintu kelas agar tak ada yang menganggu Naruto dan Fuuka.
"MENJAUH DARI NARUTO-KUN!" Teriaknya lantang sambil berjalan kearah dua insan yang berdiri berangkul satu sama lain di depan papan tulis.
Fuuka menoleh kearah pintu dan seketika ekspresi berbinarnya musnah tergantikan dengan wajah malas. Naruto melirik kecil Temari sambil menjauh dua langkah dari Fuuka.
"Mau apa kau menyuruhku untuk menjauhi Naruto-kun !?" Kata ketus dari Fuuka menciptakan perempatan di dahi Temari. Sambil menyingsing lengan seragam, gadis itu berlari gesit hingga menuburk tubuh Fuuka menyebabkan mereka jatuh dilantai dengan Temari yang menduduki perut Fuuka. Naruto yang melihat mereka bergulat ancap bertindak.
"Hentikan!" Seakan tak mendengarkan Naruro, Temari menarik rambut indah Fuuka membuat sang empu meradang dan dalam sekali dorongan Fuuka berhasil menurunkankan Temari dari atas tubuhnya lalu ia berdiri yang juga di ikuti oleh Temari.
Sambil menyisir rambutnya yang berantakan menggunakan jemari, Fuuka membuka suara. "Dasar bodoh, Naruto-kun lelaki normal yang menyukai wanita sexy sepertiku... Dia tak suka dengan wanita tomboy sepertimu!" Terdengar sombong disetiap kalimat yang meluncur dari mulut Fuuka. Ia mengatakan seakan bahwa ialah yang pantas untuk mendampingi Naruto.
"Harusnya kau sadar bahwa Naruto-kun tak suka berdekatan dengan wanita mesum sepertimu...!" Kini giliran dahi Fuuka yang berkedut mencetak urat amarah.
"DASAR LANCANG!" Geramnya sembari menarik kerah seragam Temari.
Tersenyum remeh, lalu Temari merendahkannya. "Kau wanita mesum yang menyukai poster tubuh sexy Naruto-kun"
"DIAM KAU!"
"SAI KIBA, KEMARI KALIAN!"
Kedua pemuda yang sibuk bersujut dilantai semen depan pintu, segera berlari tertatih masuk kedalam kelas usai terlebih dulu saling melempar pandang penuh tanda tanya.
"Ada apa ?" Tanya Sai dan Kiba serentak membuat gigi-gigi putih Naruto menggelatak geram serta darah mendidih hingga puncak kepala.
"DASAR BODOH, CEPAT BAWA MEREKA KELUAR !" Perintah Naruto murka meneriaki kebodohan sang kedua sahabat karib. Sementara Sai dan Kiba memerkan cengiran polos tanpa dosa dan secepatnya mereka segera menghampiri Fuuka dan Temari yang masih sibuk beradu mulut di depan meja guru.
"LEPASKAN AKU BODOH!" Teriak memaki kedua wanita tersebut sambil terus berontak dalam cekalan kuat Sai dan Kiba yang cuek tak mengubris.
Fuuka dan Temari masih sibuk melawan sambil terus memaki Sai dan Kiba yang menarik paksa untuk tiba di kelas mereka berdua.
Sementara di tempat Naruto. Pemuda itu duduk menyandar penuh di sandaran bangku tempat biasa ia duduk bersama kedua pemuda yang masih sibuk diluar sana. Ia bangkit sesaat lalu kembali bersandar setelah mengambil sebuah iPod yang langsung ia pasang dikedua telinga.
Kelopak mata Naruto mengatup menikmati alunan musik. Sambil mengetukan kepala telunjuk diatas meja papan, ia mengikuti lirik lagu yang terus bergulir hingga tanpa diketahui tiga gadis cantik yang juga siswi dari kelas itu masuk di iringi tawa ria dari mereka.
Tawa Sakura reda ketika ia melihat Naruto seperti sedang tidur dibangku barisan nomor dua. Ia terdiam mengamati setiap lekuk sempurna wajah Naruto.
Ino yang menyadari Sakura tak ikut tertawa bersama mengalihkan perhatiannya dari Tenten. Ia menyeringit mendapati Sakura tersenyum seorang diri dengan tatapan tak luput dari Naruto yang masih terpejam dengan Volume musik full.
"Kau menyukainya !?" Seruan pelan Ino membuyarkan lamun Sakura, dengan wajah merona dan sedikit salah tingkah ia melihat kearah Ino.
"Mana mungkin aku menyukai pria yang sama sekali belum kukenal..." Elaknya canggung membuat Ino ikut memperhatikan wajah tampan Naruto dari meja depan.
"Mana tahu, dia kan tampan" Ino menyahut sambil terkikik geli.
"Hati-hati jika ingin mendekati dia !" Tenten ikut berbicara dengan nada malas.
"Kenapa?" Tanya Sakura penasaran.
"Dia itu playboy cap Rubah..." Timpal Ino mewakili Tenten. Sakura terkikik kecil mendengar jawaban ketus Ino, ia kemudian kembali bertanya. "Siapa namanya ?"
"Naruto Namikaze" Jawab Ino sambil menarik pergelangan Sakura yang hanya menurut saat dibawa keluar dari kelas dan di ikuti oleh Tenten. Sebelum benar-benar meninggalkan kelas, Sakura melirik sekilas Naruto dan setelahnya ia tak dapat lagi melihat Naruto.
"Nama yang cukup bagus, kenapa dia menyandang gelar playboy cap Rubah" Hampir saja tawa Tenten meledak jika tak segera disumpal dengan tisu oleh Ino.
"Karena banyak wanita yang mengajaknya kencan dan dia selalu menerima ajakan dari mereka... Setiap wanita yang mendekati dia pasti akan berkelahi dengan wanita yang juga menyukainya... Pantas bukan dia disebut Rubah playboy" Sakura tertegun menyimak penjelasan dari Ino. Ia tak menyangka ada banyak wanita yang mengantri akan sosok Naruto.
"Mari kami antar kau keruang kepala sekolah..." Ajak Tenten terhadap Sakura yang hanya dibalas anggukan dari gadis pink tersebut. Ino tersenyun manis dan langsung merangkul bahu Tenten dan Sakura sambil berjalan santai di koridor.
"Kita akan menjadi sahabat..." Ino menutur senang membuat Sakura tertawa geli sambil balas merangkulnya begitu juga dengan Tenten.
.
.
.
.
Kring... Kring... Kring...
Suara bunyi bel menuntun para murid yang berada diluar berlari tergesa menuju kelas masing-masing.
Sai dan Kiba yang masih sibuk menghalat perkelahian Temari dan Fuuka yang tak kunjung reda pergi begitu saja tanpa peduli pada kedua wanita tersebut. Kedua pemuda itu berlari tergesa untuk segera tiba dikelas XI.
Jika terlambat bisa-bisa mereka mendapat hukuman, seperti membersihkan tolet atau menyapu halaman sekolah, dan atau memberesi bola-bola yang berserakan di gudang tempat penyimpanan.
Senakal apa pun murid, mereka akan tetap menghormati jam pelajaran yang baru dimulai. Jika tidak, mana murid yang bebal maka akan langsung di tendang keluar dari kelas untuk tak mengikuti mata pelajaran.
Awalnya mereka menikmati waktu jeda itu namun bila sudah tiba saatnya kenaikan kelas, nilai mereka merosot jauh dari kata standar hingga nol besar.
Hal yang dilakukan oleh pihak wajib sekolah berhasil menyiplin semua murid dengan benar dan tak ada satu pun yang berani melanggar peraturan yang sudah di tegakan.
.
.
Tap... Tap... Tap...
Derap langkah kaki menggema diluar kelas XI. Semua murid tegang, menanti siapakah guru yang akan mengajar pagi ini.
"Selamat pagi anak-anak...!" Sapa seorang lelaki muda dengan luka goresan panjang melintangi batang hidung hingga sedikit mengenai wajah.
"Pagi Iruka-sensei..." Semua murid balas menyapa sambil tersenyum lega karena Ibiki tak masuk dan digantikan oleh Iruka.
"Sebelum memulai pelajaran, ada seseorang yang ingin aku perkenalkan pada kalian semua" Ucap Iruka tegas. Semua murid berbisik satu sama lain, mereka tahu orang yang Iruka maksud adalah murid baru yang sudah mereka dengar sejak beberapa hari yang lalu.
"Laki-laki atau perempuan Sensei" Kiba bertanya dengan khas suara cemprengnya sedang Iruka hanya tersenyum menanggapi.
"Silahkan masuk Haruno-san !" Panggil Iruka sambil memutar kepala menghadap pintu kelas yang di ikuti oleh semua mata penghuni kelas XI.
Para Siswa berdecak kagum melihat seorang gadis bersurai soft pink panjang hingga mencapai pinggul masuk kedalam kelas.
"Perkenalkan dirimu...!" Suruh Iruka pada Sakura yang telah berdiri di depan semua murid tepat di sampingnya.
"Baik Sensei" Sakura mengiyakan lalu sedikit membungkuk ia memperkenalkan diri.
"Nama saya Sakura Haruno, pindahan dari desa Gunung Myobokuzan... Mohon bantuan dari kalian semua." Usai mengakhiri kalimatnya, Sakura menegakan kembali tubuhnya.
"Kau pasti akan merasa nyaman karena sekelas denganku..." Kiba menyahuti dengan penuh semangat membuat Naruto mendengus sebal dan langsung menginjak kakinya.
"Aawww..." Ringis Kiba sambil kembali duduk.
"Kau berisik sekali !" Naruto menyungut sebal sementara Sakura mengulum senyum melihat sikap kasarnya.
"Kau bisa duduk disebelah Ino tepat disamping Kiba..." Jelas Iruka pada Sakura yang menggangguk mengerti dan segera melangkah ke tempat Ino sambil tersenyum manis membuat Naruto terpesona dengan senyum itu dan terus memandangnya.
"Kita sebangku" Ino berujar girang seraya memeluk Sakura yang telah duduk.
"Terimakasih Ino" Balas Sakura setelah Ino melepas pelukan singkat mereka.
"Baiklah semuanya, ayo keluarkan buku kalian !" Semua murid mengangguk dan lalu merogoh tas mencari buku. Disela kesibukan siswa-siswi, Naruto mencuri lirik pada Sakura dari samping Kiba yang sedang sibuk membuka halaman buku.
"Bisa kau bergeser di posisiku !?" Naruto berbisik tajam tepat ditelinga Kiba. Dengan raut kesal bukan kepalang pemuda bertato itu segera menukar posisi duduk mereka dan kini Naruto telah duduk berada tak jauh dari samping Sakura.
"Dasar Rubah playboy" Rutuk Kiba tak suka karena sifat playboy Naruto muncul dan kini ia hendak mendekati murid baru yang sangat cantik itu.
Naruto menyeringai tipis karena telah berhasil duduk berdekatan dengan Sakura. Dengan akal licik, ia menjatuhkan pulpen miliknya untuk menarik perhatian Sakura dari depan.
Merasa ada sesuatu yang bergerak, Sakura mengalihkan pandangannya dari papan tulis dan melihat kebawah. Ia mendapati Naruto tengah kesulitan meraih pulpen yang terjatuh di dekat kaki mejanya.
Tanpa berfikir panjang Sakura menjulurkan tangan untuk mengambil pulpen hitam milik Naruto. Setelah dirasa dapat ia langsung mengbalikannya kepada sang pemilik.
"Ini !" Menyeringai singkat terlebih dulu, Naruto kemudian mendongak kecil dan seketika bertemu pandang dengan mata hijau bening milik Sakura yang berkilat indah.
"Terimakasih" Ucap Naruto berbisik kecil sambil menerima pulpen dari Sakura. Gadis itu tersipu malu, ketika ia hendak menarik kembali tangannya dengan sigap Naruto menggenggam lembut telapaknya menggunakan sebelah tangan menahan agar tak menjauh.
Bersyukur untuk saat ini karena tak ada satu pun murid menyadari apa yang mereka lakukan.
Entahlah, mungkin karena pusat pikiran mereka semua hanya terfokus pada barisan huruf yang tergambar dipapan tulis hingga tak bisa dibuyar dengan hal sepele seperti yang dilakukan Naruto dan Sakura saat ini.
"Namaku Naruto Namikaze... Salam kenal Nona cantik" Bisik Naruto dengan seulas senyum tipis yang bertengger di bibir merahnya.
"Salam kenal juga Namikaze-san" Sahut Sakura yang juga berbisik pelan sambil membalas senyum Naruto.
"Tak perlu pakai 'San', cukup panggil aku dengan sebutan 'Naruto-kun'..." Jelasnya seperti sebuah perintah. Sedikit mengangkat tangan Sakura, ia lalu mengecup punggungnya membuat kedua pipi gadis cantik itu terhias samar rona pink-kemerahan.
"Eheemm...!"
Sontak Naruto melepas tangan Sakura dan kembali duduk tegap seperti semula sambil melirik tak suka kearah Sasuke yang duduk disebelah Neji.
"Sial !" Umpatnya kesal merasa terganggu dengan deheman Sasuke.
"Dobe !" Gumam Sasuke datar. Naruto yang mendengarnya memicingkan mata sambil menatap sengit Sasuke yang juga balas menatapnya tak kalah sengit.
"Akan kurebut Hinata darimu..." Desis Naruto tajam namun datar. Wajah tembok Sasuke tergantikan dengan wajah garang menangkap desisan tajam Naruto.
"Akan kubunuh kau nanti..." Ancam Sasuke yang tidak dikubris oleh Naruto dan malah mengedipkan sebelah matanya pada Sakura yang terus memperhakannya sejak mereka mulai beradu mulut.
Sakura terlonjak ketika Ino menepuk bahunya. "Ingat, dia itu playboy cap Rubah..." Bisik Ino memperingati Sakura yang sepertinya mulai terpengaruh dengan gombalan Naruto.
"Aku tahu Ino-pig..." Sakura balas menjawab sambil tersenyun mengerti akan kekhawatiran Ino terhadapnya.
Sakura tahu bahwa Naruto bukanlah tipe lelaki yang mudah jatuh cinta, maka dari itu ia juga tak akan mudah termakan rayuan gombal Naruto.
.
.
.
.
Sakura menguncir tinggi rambut pinkishnya hingga sama persis seperti kunciran Ino. Yang berbeda hanya poni mereka, Ino panytail sedang poni Sakura ia singkirkan kesamping menggunakan dua jepit merah dan anak rambut tipis dikedua sisi wajahnya terjuntai tanpa ikut dijepit.
Sakura melempar bola basket pada Tenten yang dengan sigap ditangkap oleh gadis tomboy tersebut. Ino hendak merebut dan Sakura langsung ikut bergabung memperebutkan bola tersebut sambil ketiga gadis itu tertawa ria bersama.
Sakura berhasil mendapatkan bola dari tangan Tenten dan ia pun langsung mendribble bola besar itu kemudian melemparnya kuat kearah ring dari jarak yang terbilang cukup jauh.
Terlalu kencang melempar sehingga benda Orange bulat bermotif garis panjang sekeliling tak berdosa itu melampaui ketinggian ring dan langsung mencium manis wajah tampan Naruto yang kebetulan pemuda itu sedang berlalu disana hendak pergi ke kantin bersama Sai dan Kiba.
Kedua lelaki aneh itu terkejut mendapati Naruto tumbang dilantai semen hanya karena lemparan bola dari tangan kecil seorang gadis. Setahu mereka tadi, dengan gesit Naruto dapat menahan bola itu dan tak jadi mengenai wajahnya.
Lalu apa yang terjadi sekarang.?
Sepertinya Naruto telah merencanakan sesuatu.
Kiba tahu itu.
Sakura membekap tak percaya mulutnya dan langsung berlari menghampiri Naruto yang pingsan di ikuti oleh Ino dan Tenten. Para murid yang kebetulan berlalu-lalang disana ancap menyusul perkumpulan beberapa orang dipinggir lapangan yang mengelilingi Naruto.
"Maafkan aku Na–naruto-kun..." Ucap Sakura panik bukan kepalang sambil mengguncang dada Naruto.
"Naruto harus segera ditolong, cepat beri dia nafas buatan..." Para gadis yang berdiri dibelakang Kiba berjurut mendekati Naruto setelah mendengar tuturan panik konyol Kiba tadi.
"Biar aku saja!" Seorang gadis bersurai coklat mengajukan diri.
"Tidak, aku yang lebih pantas !" Bantah seorang gadis dengan manik hitam pekat.
"Aku saja !" Kembali gadis cantik menerobos masuk untuk menolong Naruto yang seakan sekarat gara-gara omongan Kiba.
"Aku !"
"Dia tak pantas, sebaiknya aku saja !"
"Naruto-kun suka dengan bibir sexy seperti bibirku, sudah biar aku saja"
"Aku !"
"Aku !"
"Aku !"
"Aku !"
"DIAM... aku yang lebih pantas dari kalian semua..." Karin ikut bergabung. Semua gadis yang mendengar nada sombong dari dia merasa terhina dan langsung menyorakinya membuat Sakura sweatdrop.
Gadis pink itu kembali menatap Naruto. Ia menyeringit heran, setahunya tadi sebelah mata Naruto terbuka. Walau kecil dan hanya sedetik, ia masih sempat menangkapnya.
Sakura mengerti sekarang.
Kepala Sai serasa hampir meledak dengan terjadinya keributan para gadis yang ingin menolong Naruto.
Kiba meneliti satu-persatu para gadis yang mengantri. Merasa tak ada yang pantas, ia pun kembali melihat Naruto yang masih terbaring telentang dengan mata terkatup rapat sedang telapak tangan Sakura bertumpu di dada bidangnya.
Seringai lebar terukir diwajah Kiba, ia baru menyadari selain Ino dan Tenten Sakura juga tak ikut memperbutkan Naruto.
"Hey kau !" Seru Kiba, sontak Sakura menengadah menatapnya dari bawah memastikan apakah dirinya yang dipanggil.
"Aku ?" Tanyanya sambil menujuk diri sendiri.
"Iya, kau bukan yang telah membuat Naruto jadi seperti ini..." Kiba mendesak disela bertanya meyakinkan.
"Aku tak sengaja"
"Maka dari itu kau harus bertanggung jawab !" Ucap Kiba yang masih setia berdiri berjarak selangkah dari Naruto dan Sakura.
"Baiklah..." Balasnya seraya bangkit dari duduknya untuk mengangkat tubuh tinggi Naruto.
"Hey hey,! bukan begitu caranya !" Niat Sakura yang hendak mendudukan Naruto agar mudah melingkarkan tangan pemuda itu ke lehernya urung kala Kiba kembali menyerukannya.
"Lalu aku bagaimana !?" Sakura bertanya kesal setengah hidup merasa dipojokan oleh sahabat sinting Naruto.
"Beri dia nafas buatan...!" Sungut Kiba tak kalah kesal karena ketidak pekaan Sakura akan kesalahan yang ia perbuat sendiri.
'Dasar Rubah licik' Sakura membatin sebal sambil menatap Naruto yang masih terpejam.
"Cepat lakukan !" Sai mendesak tak sabaran untuk melihat adegan langka itu.
"Ck, baiklah..." Sakura menyahut malas sembari membuka kuncir rambutnya hingga tergerai sempurna. Ia kemudian menyentuh hidung mancung Naruto namun tak berniat menjepitnya lalu mendekat wajah mereka.
Senyum penuh kemenangan Sai dan Kiba lenyap seketika kala rambut soft pink Sakura melindungi wajah keduanya hingga tak dapat dilihat, sedang Hidan yang entah kapan ikut bergabung disitu berdecak kecewa merasa gagal untuk melihat.
"Akting yang bagus !" Sakura berbisik halus agar tak ada yang dapat mendengar.
"Gadis pintar eh" Naruto menyahut geli disela wajah dekat mereka dengan kedua mata terbuka sendu. "...Kau tetap harus bertanggung jawab !" Lanjutnya lagi dengan suara halus seperti Sakura.
Orang yang tak dapat melihat moment tersebut menanti gelisah, mereka penasaran apa yang terjadi diantara keduanya sehingga kenapa Naruto belum juga sadar.
"Baiklah tuan Rubah" Dan setelahnya Sakura menyatukan bibir tipis mereka. Yang ia lakukan bukanlah memberi Naruto nafas buatan melainkan melumatnya lembut, sedang lelaki blonde itu tersenyum tipis sambil membalas lumatan yang ia lakukan.
Meski Sakura mencium Naruto bukan berarti pemuda itu telah berhasil mendapatkannya. Sakura tak akan semudah itu jatuh dalam pesona Naruto, ia tahu benar bahwa pemuda itu playboy nomor satu disekolah.
Ino yang telah membocorkan semua rahasia Naruto pada Sakura. Gadis ponytail itu bersama sahabat bercepolnya sudah menjadi korban, bahkan dulu kedua sahabat tersebut sempat berkelahi karena memperebutkan Naruto.
Seiring berjalannya waktu hari-kehari akhirnya Ino sadar, tak ada gunanya berkelahi dengan sahabat hanya untuk mempertahankan lelaki seperti Naruto. Sedikit tak rugi bila yang direbutkan setia. Dan Naruto, sudah membuat persahabatan Ino dan Tenten bubar dia malah enak-enakan kencan dengan beberapa wanita cantik dan sexinya mengalahkan sexyian Ino.
Cukup sekali itu Ino dan Tenten terjebak dalam tipu muslihat Naruto, kali ini mereka bersumpah untuk tak ikut campur dalam urusan pemuda Rubah itu.
"Camkan, ini hanya sebatas pertanggung jawaban..." Bisik Sakura tajam disela mengecap permukaan bibir Naruto.
"Aku mengerti Nona... Sakura" Jawab Naruto santai dan cuek sambil menikmati kecap-mengecap yang Sakura berikan pada bibir merahnya.
Semua orang yang mengelilingi kedua insan tersebut semakin jatuh kedalam lubang keingin tahuan.
Para gadis merasa tak terima bibir pangeran mereka di nodai oleh siswi yang baru beberapa jam masuk disekokah itu.
Meski batin mereka mengatakan bahwa yang dilakukan Sakura hanya memberi nafas buatan, tetapi entah kenapa dilain pihak inner terdalam mereka menjelaskan seakan-akan itu semua hanya tipuan belaka.
.
.
.
.
To Be Continue...
.
.
.
.
A/N : Kali ini bakalan panjang chapternya :D dan ini sedikit mengambil ide dari fic saya yang berjudul 'I Can't stop love you'.
Cuma sikap playboy Naruto doank xD