FLY WITH ME

a fanfiction by pinkpaper

Aku mendesis, mengorek gumpalan merah muda pucat yang mulai membatu dialas sepatu hitamku sambil menggerutu tanpa tersedat, sialan, mengapa hari yang seharusnya menjadi hari tersempurna dalam hidupku menjadi seperti ini? Dan sialan kau Lee Hyukjae, lagi-lagi kebiasaannya yang menjijikkan itu kembali terulang, meludah permen karet kesembarang tempat, dan tentu saja itu menempel disepatuku dengan sempurna.

Lee Hyukjae adalah teman satu apartemenku, dia meminta agar semua orang memanggilnya Eunhyuk agar ia menjadi lebih keren, ia menganggap, entahlah, nama Hyukjae itu sedikit kuno dan terkesan seperti nama seorang tua paruh baya yang menunggu ajal untuk menghampiri. Hari ini 'seharusnya' adalah hari tersempurna dalam hidupku, hari pertama aku bekerja menjadi Kopilot di Incheon International Airport dan bisakah kau bayangkan? Gadis sepertiku menjadi kopilot langsung dari penerbangan Seoul – California. Oh ayolah, bangunkan aku dari mimpi ini, ini masih terlalu semu untuk sebuah mimpi bagiku.

"Oh Sungmin maafkan aku, kau menunggu lama? Aku terbangun dengan sakit tenggorokan luar biasa dengan punggung yang rasanya hampir remuk, sepertinya kita harus pergi ke toko matrass sepulang ini"

Eunhyuk tiba-tiba menghampiriku, merapikan stocking warna coklat kulitnya dengan perlahan lalu mengarahkan kaca saku kecil miliknya kearah wajahnya yang mulus tanpa ada noda sedikitpun dipermukaannya. Kupandangi wajahnya yang sedang berkaca, sesekali alisnya sedikit naik dan keningnya berkerut, oh aku sangat iri dengannya.

"Bagaimana penampilanku?" ia bertanya lirih, memandang kearah kaca saku itu seakan-akan benda itu semacam teman untuk curhatnya.

"Over" ucapku. "Kau terlewat cantik untuk menjadi seorang pramugari, Hyuk"

Eunhyuk menutup kaca sakunya, menimbulkan suara gesekan yang terdengar cukup khas ketika ia menutup paksa kaca itu dengan sekali hentakkan. Apa yang akan ia lakukan jika kaca itu pecah?

"Oh Sungmin" Eunhyuk menghela nafasnya. "Aku harus terlihat sempurna, hari ini adalah jadwalku bersama mu untuk terbang ke California bukan? Hari ini penerbangan special" ucapnya cukup riang dan itu membuatku bergidik. "Semuanya harus sempurna"

"Kau memiliki rambut hitam panjang, wajah yang kecil dengan bibir tipis, hidung mancung, bokong naik dan dada yang cukup besar, kau mau apa lagi?" ucapku jengkel.

Jujur, aku memang iri dengan Eunhyuk, dia menjadi idola semua orang, kami bersama ketika berada di bangku sekolah menengah atas dan dia selalu menjai pusat perhatian dikalangan pria. Bahkan, seluruh murid lelaki di sekolahku dulu mengenal siapa itu Lee Hyukjae, dan jika kau mendengar ada nama Lee Sungmin didalamnya, itu adalah seorang gadis menyedihkan yang menjadi hama bagi gadis sempurna seperti Eunhyuk.

"Sungmin, kau itu cantik, kau saja yang tak mau peduli" Eunhyuk mencari sesuatu dalam laci ruang tamu, meraba-raba benda yang ada didalamnya.

"Aku tak berharap seseorang menyebutku cantik" aku mendengus. "Aku hanya butuh dihargai." Sambungku.

"Kemarikan sepatumu" potongnya.

Entah mengapa ia telah memegang cutter. Aku menyerahkan sepatuku yang telah tinggal setengah pekerjaan untuk melepas kotoran terkutuk itu, tinggal sedikit lagi dan kukuku tidak cukup panjang untuk mencongkel itu keluar.

"kau mencongkelnya dengan kukumu?" Eunhyuk menaikkan alisnya.

"Ya"

"Yaampun, kau wanita Sungmin, kau harus merawat dirimu"

Dengan sekali sentak, gumpalan permen karet itu berhasil terlepas dari alas sepatuku. Eunhyuk melempar cutter itu asal dipojok dapur, menyerahkan sepatuku cepat.

"Seperti baru" ucapnya dengan nada riang. "Maafkan aku ya"

"Hilangkan kebiasaan menjijikkanmu itu" umpatku. "Aku tidak mau apartemen itu menjadi rumah sampah permen karet"

"Aku hanya tak bisa berhenti mengunyah ketika permen karet itu masuk kedalam mulutku" Eunhyuk tertawa. "Lagipula, ini hari pertamamu menjadi kopilot bukan, pilot Lee?" ia tertawa.

"ya, kurasa begitu. Aku sangat taksabar, Hyuk" aku tersenyum. Sedikit terbayang nanti betapa menyenangkannya aku saat terbang, dimana ratusan nyawa saat itu bergantung ditanganmu.

"Dan kau wanita" ungkapnya. "Sangat jarang bukan?"

"Populasinya tak sebanyak pria" ucapku. "Wanita juga berhak untuk menjadi pilot. Cita-citaku tak akan terhalang oleh jenis kelamin" ucapku final.

Eunhyuk mengangguk, menarik tanganku meninggalkan apartemen. Hari ini akan menjadi hari yang sangat besar.

Perjalanan ke Incheon International Airpoirt memakan waktu empat puluh lima menit dan Eunhyuk terus berceloteh tentang beberapa pilot dan pramugara menawan yang akan ia temui nantinya, sementara aku terus memikirkan cara bagaimana suatu saat nanti aku menjadi kapten. Menjadi pilot adalah impianku dan aku berhasil meraihnya, tapi menjadi kapten pilot adalah target yang harus kuraih. Aku mulai meletakkan koper milikku disebuah mesin pemeriksa koper dan tas yang kau bawa, mengecek apakah ada benda mencurigakan yang kau bawa, dan tentu saja kami melakukan pengecekkan diruangan khusus untuk kru dan staf. Pikiranku menerawang jauh sampai seorang lelaki tua dengan perut sedikit buncit dan kumis hitam nya yang memutih menahan langkahku, melihat penampilanku dari atas sampai bawah dan menganggukkan kepalanya.

"Jadi kau nona Lee, lulusan Korea Aerospace University dengan nilai akhir terbaik?" tanyanya.

"Ya begitulah, dan anda?" ucapku sopan.

"Kim Yeonsuk, direktur operasi Incheon Airport" lelaki tua itu membungkuk sedikit, memperkenalkan dirinya kepadaku.

"Senang bertemu dengan anda Tuan Kim" Eunhyuk, entah darimana ia menerobos dan mendekati tuan Kim. "Aku Lee Hyukjae, pramugari yang akan bertugas dipenerbangan Seoul ke California" ucapnya mantap.

"Oh ya, senang bertemu dengan anda nona Lee Hyukjae" ia tersenyum geli. "Dan anda pasti Lee Sungmin bukan?" lelaki itu menunjuk kearah diriku.

"Ya, aku Lee Sungmin" aku berusaha tersenyum, menampilkan senyuman terbaik yang aku punya.

"Jadi jadwal penerbanganmu dimulai tiga jam lagi?" ucapnya.

"Ya,aku masih memiliki waktu"

Ia mengangguk lalu tersenyum, melirik aku dan Eunhyuk yang saling bertatapan. Jika aku melirik kearah Eunhyuk sekali lagi, aku sangat tahu bahwa ia menyembunyikan "sesuatu" dan aku memastikan akan menanyakan itu segera.

"Tuan Kim" Eunhyuk memecah keheningan. "Bagaimana kau bisa mengenal Lee Sungmin secepat itu?" ucap Eunhyuk membuatku menaikkan sedikit alis.

"Ya tentu saja aku mengenalnya, semua terus membicarakan dirinya tentang peraih nilai tertinggi di sekolah penerbangan Korea Aerospace University dan mengejutkannya ia wanita, sangat jarang bukan wanita menjadi seorang pilot?" ia terseyum, oh itu sangat membuatku tersipu!

"Terimakasih atas perhatian anda" aku membungkukkan sedikit badanku. "Aku hanya ingin membuat penerbangan ini sempurna"

"Itu akan sempurna nona Lee" Direktur Kim tertawa. "Kau akan didampingi langsung oleh Kapten Cho"

Eunhyuk berteriak sangat keras, membuat beberapa pramugara dan pramugari lain yang berlalu lalang sedikit terkejut dan memandang tajam kearah kami, Direktur Kim menaikkan alisnya dan aku memandang mereka semua dengan tidak mengerti. Apa yang membuat dia sebegitu terkejut?

"Ya Tuhan" Eunhyuk berusaha menahan pekikannya. "Jadi penerbangan Seoul ke California akan dipimpin langsung oleh Kapten Cho?" pekiknya tertahan seperti ada serangga yang masuk ke jalur pernapasannya.

"Ya, seharusnya begitu, persis seperti jadwal yang kulihat" Direktur Kim mengangkat bahunya.

Eunhyuk tertus tersenyum seperti orang yang sedang hilang kewarasannya dan jujur itu terlihat… sangat menakutkan.

"Apa ada yang salah?" ucapku jengkel.

"Oh Sungmin, kumohon jangan katakan padaku kalau kau tak tahu apa arti dari semua ini" ucapnya. "Ini bagaikan mimpi"

"Tunggu, aku tak mengerti" ungkapku.

"Kapten Cho, yatuhan Lee Sungmin, Kapten Cho akan bertugas bersamamu dan aku yang akan menjadi pramugari dipenerbangan itu!" pekiknya girang, sangat girang.

"Sepertinya ini merupakan hal yang sangat spesial" ucapku tertawa.

"Sungmin, kau tak mengenal Marcus Cho" ucap Eunyuk kaget.

"Marcus Cho?" aku mengangkat bahu. "Di dalam kamus dua puluh lima tahun hidupku, sepertinya nama Marcus Cho luput dari pengenalanku" candaku. "Aku tak mengenalnya, apa dia salah satu teman training mu dulu?"

"Kau jangan bercanda" Eunhyuk mendengus. "Demi Tuhan Sungmin, bahkan semua staff penerbangan di Incheon Airport ini tahu siapa dia"

"Tenang, ini hari pertamaku, dan wajar aku tidak tahu" belaku.

"Marcus Cho, peraih nilai akhir tertinggi di sekolah penerbangan Oxford Aviation Academy dan menjadi kapten pilot diusia dua puluh dua tahun!" Eunhyuk mengatur napasnya yang memburu. "Akan kuberikan apapun agar dia bisa berbicara denganku!"

"Kurasa dia orang yang hebat" Aku menerawang. "Oxford Aviation Academy itu tidak mudah"

"Kau bercanda? Dia sangat hebat! Apa kau tidak tahu Sungmin? Dia menolak menjadi pewaris tunggal Cho Enterprise Group dan dia malah memutuskan untuk bersekolah pilot. Kudengar dia bahkan lulus dari kuliah bisnis di Harvard pada usia dua puluh tahun!"

"Oh Tuhanku" aku sedikit takjub sekarang. "Mengagumkan, menghabiskan waktunya untuk bersekolah bisnis dan malah merubah jalur menjadi seorang pilot" Aku mengkhayal, tentang remaja beranjak dewasa berusia dua puluh tahun yang telah mendapatkan topi sarjananya dari Harvard secara tiba-tiba mengubah haluan hidupnya untuk bergabung disekolah penerbangan. Bukankah itu membuang uang?

"Beliau populer" tiba-tiba Direktur Kim menyahut. "Dikalangan wanita tentusaja"

"Apakah istri dan anak Kapten Cho tak merasa terganggu tentang itu?" Aku membalas. Ini gila bukan? Bagaimana Kapten pilot yang kurasa telah senior disini digilai para wanita yang telah memiliki istri dan anak?

"Beliau masih berumur dua puluh tiga tahun, nona Lee" Direktur Kim menyahut kembali. "Beliau belum menikah"

"Oh" aku makin takjub. "Dua puluh tiga tahun? Dia begitu muda" ungkapku. Oh ya ampun, dua puluh tiga tahun menjadi seorang kapten pilot? Berarti dia telah menjalani waktu satu tahun diprofesi ini. Dan gilanya lagi, dia lebih muda dua tahun dariku!

"Kurasa aku harus bergegas, pesawat akan take off sebentar lagi" Aku kembali berucap, menerawang bingung kearah Eunhyuk yang tertawa cekikikan seperti orang yang kehilangan kewarasannya, dan kurasa ia memang sudah….. gila.

"Nona Lee" Suara serak Direktur Kim membuyarkan tuduhanku yang mulai menjadi-jadi pada diri Eunhyuk. Mengapa suaranya sebegitu serak? Aku jadi sedikit gentar, padahal suaranya sangat lembut pada awalnya.

"Kapten Cho menuju kesini, beliau berkata dia ingin menemui kopilotnya segera"

Jantungku terasa berhenti berdetak dan Eunhyuk berteriak makin histeris. Tunggu, buat apa orang hebat sepertinya ingin menemuiku sekarang? Bukankah kita bisa bertemu sewaktu ingin take off nantinya? Aku sangat gugup dan ini takbisa kupungkiri, ini terjadi begitu tiba-tiba. Oh yaampun, apa yang harus kulakukan? Apa ia merasa terhina ketika ia tahu orang sepertiku yang akan menjadi kopilotnya?

"Kapten Cho akan menemuiku? Sekarang?' ucapku pada Direktur Kim, dan ia mengangguk yakin. "Beliau sudah tiba disini"

Aku terhenyak ketika melihat seorang yang diyakini sebagai Kapten Cho itu mulai mendekat. Aku dapat melihat dengan jelas seorang lelaki bertubuh tegap tinggi dengan memakai pakaian putih khusus pilot dengan menenteng topi pilot ditangan kanannya. Jalannya sedikit tergesa dan terkesan angkuh menurutku. Ia memiliki rambut ikal coklat gelap yang berantakan serta hidung yang mancung dan bibir tebal yang terkatup rapat. Kulitnya bewarna putih sangat pucat seperti warna gumpalan salju yang turun pada saat malam natal. Tatapan matanya sangat dingin dan mengitimidasi Demi Tuhan, pria ini adalah pria tertampan yang pernah kulihat seumur hidupku.

"Halo nona Lee Sungmin"

Oh demi semua bintang yang ada dilangit, ia tahu namaku. Ia mendekat kearahku, mengedarkan tatapannya kearah diriku. Aku mulai agak tergagap, berusaha membalas tatapan bola mata hitam pekatnya.

"Perkenalkan, aku Marcus Cho, yang akan bertugas bersama denganmu dari penerbangan Seoul menuju California, dimohon bimbingannya, Kopilot Lee" ia memamerkan senyum kecil memabukkannya, membiarkan bola mata hitamnya sedikit berkilau diterpa sinar matahari.

Dan aliran darah ku mulai menghangat beriringan dengan degupan jantungku.

To be continue.