Rate : M

Main Cast :

Kim Jongin

Do Kyungsoo as Lee Kyungsoo

Other Cast :

Lee Taemin (Jongin's Mother)

Choi Minho as Kim Minho (Jongin's Father)

Lee Jaehwan (Kyungsoo's Mother)

Jung Taekwoon as Lee Taekwoon (Kyungsoo's Father)

Kim Minseok (Jongin's old sister)

Lee Hongbin (Kyungsoo's old Brother)

Summary : Jongin yang selalu ingin mengerti semua keadaan Kyungsoo dan Kyungsoo yang terlalu polos untuk mengerti apa yang Jongin rasakan.

Disclaimer : Deba berharap semua cast di sini milik Deba, tapi apalah daya Deba, mereka milik keluarga mereka dan milik tuhan. Alur cerita ini milik Deba, karena alur cerita ini diambil dari kisah nyata yang Deba alami sendiri.

Note : Deba bikin fiction ini karena Deba lagi berbunga-bunga, dan kecuali untuk bagian NC-nya. Oh tidak! Deba bener-bener masih perawan! Selain dari skin ship yang lebih dari berpelukan, semua memang bener-bener terjadi sama Deba sendiri. Oh, Deba masih 18 tahun ya... tapi Deba sengaja ngeumurin Kyungsoo di sini 21 tahun karena biar ada NC Kaisoo nya... Wkwkwk

WARNING : TYPO(S). GENDERSWITCH for all 'uke'. Cerita ini memiliki alur yang sangat MAINSTREAM.


Dua anak kecil berlawanan jenis itu berlari kecil memasuki kolam renang indoor milik sekolahnya. Kolam renang itu memiliki kedalaman 2 meter, tapi kedua anak kecil yang berusia sekitar 8 tahunan itu sudah tidak memperdulikan soal kedalaman kolam tersebut. Toh mereka bisa berenang.

Mereka tergabung dalam club renang di sekolahnya. Ya, mereka atlet renang. Dan mereka akan melakukan latihan rutin club.

"Jongin-ah! Cepat keluar dari sini, aku ingin berganti baju!" Omel gadis mungil yang masih menggunakan pakaiannya. Jongin, lelaki yang lebih muda dua hari dari di gadis itu malah tetap berdiri di depan ruang ganti di gadis.

"kau ingin berganti baju, Kyungsoo?" Tanya Jongin yang masih bersandar di pintu masuk ruang ganti yang sebenarnya ruang ganti untuk wanita itu. Tapi siapa peduli, Jongin masih kecil dan di sana juga sepi.

"Ya! Dan cepat tutup pintu itu!" pekik Kyungsoo lagi.

Lalu Jongin menutup pintu itu, tapi dengan Jongin yang berada di dalam ruangan itu. "Kalau Kyungsoo ingin ganti baju, ganti baju saja. Tapi aku ingin melihat Kyungsoo ganti baju."

"EOMMA!" teriak Kyungsoo. Ia kesal dengan sikap Jongin yang selalu semaunya.

Tak lama kemudian datanglah seorang wanita, tak lain adalah eomma Kyungsoo, Lee Jaehwan, "Aigoo, Jongin, kenapa kau di sini?" ujar Jaehwan yang cukup kaget melihat Jongin yang ada di dalam ruang gantui Kyungsoo dengan celana renangnya yang berwarna navy.

"Aku ingin melihat Kyungsoo ganti baju Jaehwan imo…" jawab Jongin dengan tatapan polosnya.

"tapi aku malu eomma!" kali ini Kyungsoo merengek dengan manjanya.

Jaehwan tersenyum setelahnya, "kau ini aneh-aneh saja Jongin…" Jaehwan berjongkok dan mengusak rambut hitam milik Jongin, "kau juga Soo, bahkan kau suka mandi bersama dengan Jongin, kenapa kau malu?"

Jaehwan kembali berdiri dan memandang keduanya bergantian. Jongin yang tetap pada keinginannya untuk melihat Kyungsoo berganti baju, dan Kyungsoo yang hanya diam. Sepertinya ia sedang memikirkan perkataan Jaehwan.

"tunggui aku berganti baju eomma…" ujar Kyungsoo. Lalu ia mulai mengganti bajunya. Di depan Jaehwan juga Jongin, tentunya…

Sebenarnya anggota club renang ini ada 12 orang, tapi kali ini hanya Kyungsoo dan Jongin yang berlatih. Itu dikarenakan mereka berdua yang akan mewakilkan sekolah mereka untuk mengikuti perlombaan tingkat nasional.

"ayo bersiap-siap Kyungsoo, Jongin!" ucap si pelatih yang bernama Steve itu. Bukan keturunan Korea memang, tapi ia cukup menguasai bahasa Korea setelah tinggal bebih dari 10 tahun di Korea. Ia guru baru di sekolah Kyungsoo dan Jongin.

"Yes, sir." Jawab Jongin, lalu ia menempati jalur tiga. Disusul Kyungsoo yang menempati jalur enam.

"Ayo Jongin semangat!" teriak Taemin, eomma Jongin dari kursi yang memang biasa digunakan orang tua untuk menunggu anak-anaknya yang sedang berlatih.

"Kyungsoo… ayo semangat sayang!" teriak Jaehwan menyemangati putrinya.

Ditandai dengan tiupan peluit dari pelatih Steve, mereka pun melompat dan memulai berenangnya. Oh, tapi…

"Hei, Jongin!" omel pelatih Steve yang dibalas dengan cengiran tanpa dosa dari Jongin. Tadi itu hanya Kyungsoo yang melompat, sedangkan Jongin masih diam dengan posisi siap melompatnya.

"hey, cepat melompat!" perintah pelatih Steve yang langsung dilaksanakan oleh Jongin.

Sekitar sepuluh putaran yang sudah mereka lakukan, tapi hasil akhirnya selalu Kyungsoo yang lebih cepat dari Jongin.

"Kyungsoo, kau boleh bilas. Jongin, kau tetap berlatih." Ucap pelatih Steve.

Kyungsoo langsung naik ke permukaan dengan wajah bersinar. "Coba saja kau kalahkan aku Kim Jongin!" ucap Kyungsoo yang dibalas dengan senyuman jenaka oleh Jongin. Lelaki itu sama sekali tidak merasa tersindir ataupun terpojokan.

Taemin yang ingin melihat putranya berlatih lebih dekat, lalu mendekati pelatih Steve, "apa ada yang salah dengan Jongin?" Tanya Taemin.

"Ya, waktunya selalu tertinggal oleh Kyungsoo." Ujar Pelatih itu, lalu ia memerintahkan Jongin untuk berdiri di depan jalur tiga.

"Ready, Go!" teriak pelatih Steve diiringi dengan bunyi peluitnya, sebelah tangannya memperhatikan stopwatch di tangannya. Dan pelatih Steve tercengang melihat rekor waktu Jongin.

"Oh My God, what is this?" ujarnya kagum. Bagaimana tidak? Untuk jarak 50 meter, jarak yang dilombakan untuk tingkat sekolah dasar, Jongin berhasil menempuhnya hanya dengan waktu 30,3 detik. Tentu saja itu cukup cepat. Rekor Kyungsoo saja hanya 33,7 detik.

Setelah melakukan tiga putaran, Jongin diperbolehkan untuk bilas dan berganti baju. Setelah Jongin rapi, pelatih Steve mendekati Jongin, ia penasaran dengan rekor Jongin tadi.

"Kenapa kau tidak secepat itu saat berlatih bersama Kyungsoo, Jongin?" Tanya pelatih Steve.

"Tak apa… aku hanya tidak ingin melihat Kyungsoo kecewa, aku tidak ingin melihat Kyungsoo menangis karena aku lebih cepat darinya." Jawab Jongin dengan polosnya.

.

Author Deba

CHOIDEBWOOKYUNG1214 | 2015©

Present

.

The Newest Fiction

.

"Just Us"

.

Chapter 1 / 2

.

Keesokan harinya, mereka –Jongin dan Kyungsoo ikut bersama Minseok, kakak perempuan Jongin untuk melihatnya berlatih panjat tebing. Oh, kakak lelaki Kyungsoo, Hongbin juga ikut berlatih panjat tebing.

"kau ingin mencobanya Jongin?" Tanya Hongbin yang langsung mendapatkan anggukan antusias dari Jongin.

"aku juga mau, Oppa!" ujar Kyungsoo.

"kalau begitu kau berbaris di belakang Jongin." Ucap Hongin dengan lembut.

"Whoo, noona daebak!" kagum Jongin yang sedang dipakaikan pengaman oleh Hongbin, kepalanya mendongak tinggi memperhatikan Minseok yang hampir sampai puncak.

"kau bisa sampai setinggi itu Jongin?" Tanya Hongbin yang sedang mengencangkan pengaman Jongin.

"Tentu saja aku bisa!" seru Jongin dengan riang.

"aku juga bisa seperti oppa!" kata Kyungsoo yang sekarang sedang dipasangkan pengaman oleh Hongbin.

"Benarkah? Akan Oppa lihat nanti!" kata Hongin kemudian, "kalau kamu bisa mengalahi Jongin, akan oppa belikan Pizza untukmu!"

"Benarkah?" ujar Kyungsoo dengan wajah yang berbinar. Jongin yang melihatnya ikut tersenyum.

"kau naik duluan Kyungsoo!" kata Jongin.

"Tidak! Kau duluan, Jongin!" kata Kyungsoo.

"Sudah kau duluan saja! Aku nanti sehabis kamu!"

"Tidak mau! Kau duluan Jongin!"

"Stop! Lebih baik kalian lakukan batu dan kertas." Usul Minseok yang langsung disetujui oleh kedua anak kecil itu.

Mereka melakukannya sebanyak tiga kali dan Kyungsoo keluar sebagai orang yang pertama naik.

"kau harus sportif, Kyungsoo…" Hongbin mengingatkan Kyungsoo yang wajahnya sudah mulai memerah menahan tangis.

Dan benar saja, Kyungsoo berlari ke belakang tebing tinggi buatan itu, ia menangis. Jongin berlari menyusulnya.

"Kyungsoo… kau kenapa menangis?" Tanya Jongin yang ikut berjongkok di samping Kyungsoo. "ayo cepat naik." Jongin mencoba membujuk Kyungsoo.

"Tidak mau! Kau duluan yang naik, Jongin!" ucap Kyungsoo sambil terisak.

Jongin diam untuk beberapa saat, "baiklah, aku akan naik duluan… tapi kau jangan menangis lagi." Kata Jongin.

"Benarkah? Kau naik duluan?" Tanya Kyungsoo dengan mata bulat yang basah itu.

Jongin mengangguk kecil, "ayo! Kau harus melihatku." Jongin menggandeng tangan Kyungsoo mendekati Minseok dan Hongbin yang sedang membicarakan kedua adiknya itu.

"Bagaimana Kyungsoo?" Tanya Hongbin.

"aku akan naik duluan hyung!" ucap Jongin dengan nada beraninya.

"baiklah, ayo Jongin." Ucap Minseok yang menemani Jongin menuju ke tebing buatan itu.

Jongin yang dasarnya memang cerdas dan bagus dalam ingatan langsung melakukan seperti apa yang dilakukan oleh hyung dan noonanya itu. Dan minggu lalu, Jongin sudah mencoba olahraga ini, dan tembus di meter keenam. Tapi hari ini, sampai di meter ketiga, Jongin berteriak kalau dia ingin turun. Ada apa?

Lalu selanjutnya giliran Kyungsoo. Gadis itu diam-diam memperhatikan Jongin yang tadi sudah memanjat duluan, dan itu membuat Kyungsoo menjadi lebih mudah untuk memanjat. Ya, ia mempelajari bagaimana Jongin melakukannya. Kyungsoo berhasil sampai di meter kelima!

"Whoa, Kyungsoo daebak!" puji Jongin yang sedang melepas pengamannya dibantu oleh Minseok.

"Hey, Jongin. Apa kau tidak malu dikalahkan oleh Kyungsoo? Waktu itu kau bisa sampai meter keenam." Tanya Minseok yang sebenarnya gemas dengan ekspresi Jongin saat ini.

"Buat apa aku malu noona?" Tanya Jongin dengan polos, "tadi aku mendengar Hongbin hyung berjanji kepada Kyungsoo kalau Hongbin hyung akan membelikan Kyungsoo pizza jika Kyungsoo bisa melebihi tinggi yang aku capai. Jadi aku sengaja tidak terlalu tinggi noona." Lanjut Jongin masih dengan ekspresi wajahnya yang polos tanpa dosa itu, sungguh menggemaskan.

"Jadi kau sengaja Jongin?" Tanya Hongbin yang ikut mendengarkan. "Oh, Jongin. Kau membuatku bangkrut." Ujar Hongbin dengan ekspresinya yang dibuat dramatis.

"Oppa tepati janjimu!" tagih Kyungsoo.

Sedangkan Minseok dan Jongin hanya terkekeh geli melihat tingkah Hongbin yang berakhir ikut mentraktir Minseok juga Jongin.


Dua minggu kemudian, keluarga Kim dan Lee sedang berlibur ke pantai, tentu saja Jongin dan Kyungsoo merasa sangat senang.

"Yak! Jongin, kau jangan memainkan air laut! Asin tau!" ujar Kyungsoo yang berusaha melindungi wajahnya dari cipratan air laut yang sengaja dibuat Jongin.

Jongin semakin menjadi ketika melihat Kyungsoo mengomelinya, sepertinya Jongin paling senang jika melihat Kyungsoo mengomelinya.

"ini seru tahu!" ujar Jongin yang semakin cepat mencipratkan air laut ke arah Kyungsoo.

"Oppa!" pekik Kyungsoo. Dan Jongin malah semakin menjadi.

"Huuu… Kau tidak asik, Soo! Masa begitu saja kau memanggil Hongbin hyung!" ujar Jongin yang berhenti memainkan air.

"Oppa! Jongin nakal! Huaa…" Kyungsoo menangis, dan berlari meninggalkan Jongin yng masih berdiri di tepi pantai dengan banyak mainan pantai milik Kyungsoo.

Jongin lalu membereskan semua mainan Kyungsoo dan membawanya ke tepi, ia menghampiri Hongbin yang sedang memangku Kyungsoo dan Minseok yang duduk di sebelah Hongbin.

"noona, dimana eomma dan appa?" Tanya Jongin yang baru saja datang dengan satu kantung mainan Kyungsoo yang tadi ditinggalkan di pinggir pantai.

"eomma sedang memasak dengan Jaehwan imo untuk makan siang di Villa, appa sedang… noona tidak tahu sedang apa yang pasti sedang bersama Taekwoon samcheon." Jawab Minseok, "Oh, dan apa yang kau lakukan kepada Kyungsoo, Jongin?" Tanya Minseok kemudian.

Jongin meletakan mainan Kyungsoo di dekat Hongbin. "aku tidak berbuat apa-apa. Aku hanya mencoba mengajak Kyungsoo bermain." Jawab Jongin yang langsung berlalu meninggalkan Minseok, Hongbin dan juga Kyungsoo.

"Yak! Anak itu!" omel Minseok.

Hongbin terkekeh kecil, sebelah tangannya menahan Minseok yang akan menyusul Jongin. "biarkan saja… kau pikir dulu kita seperti apa? Bahkan kita lebih parah bukan?" ujar Hongbin.


Setelah makan malam bersama, mereka semua langsung kembali ke kamar masing-masing. Jongin tidur dengan Minseok, Kyungsoo dengan Hongbin, Jaehwan tentu saja dengan Taekwoon, dan Taemin tentu saja dengan Minho.

Hongbin yang baru saja selesai mandi malam lalu menghampiri Kyungsoo yang tidur meringkuk di atas kasur. Hongbin ingin membangunkannya untuk mengingatkan agar menggosok gigi terlebih dahulu.

"Kyungsoo-ah…" bisik Hongbin di telinga Kyungsoo. Tetapi kulit wajahnya merasakan hawa panas dari tubuh Kyungsoo. Tangannya bergerak menyentuh kening Kyungsoo. Dan Hongin sudah bisa menyimpulkan, Kyungsoo-nya demam.

Hongbin langsung memberitahu Jaehwan kalau Kyungsoo demam. Dan Kyungsoo langsung diberikan obat pereda demam.

"Kyungie, kau tidur dengan eomma dan appa ya?" Tanya Taekwoon yang paling tidak tega jika ada anaknya yang jatuh sakit. Bahkan Hongbin yang sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama pun jika sakit maka Taekwoon yang akan menemaninya tidur.

"andwaeyo… aku ingin bersama oppa." Ujar Kyungsoo yang masih dalam gendongan Hongbin.

Taekwoon menatap Hongbin penuh harap, "appa akan mempercayakan Kyungsoo untuk malam ini kepada mu. Ia sedang sakit, jaga dia." Pesan Taekwoon sambil mengusak sayang rambut Kyungsoo dan Hongbin bergantian.

"tentu saja, appa." Jawab Hongbin, lalu ia membawa Kyungsoo kembali ke dalam kamar.

Tadi semua orang keluar melihat keadaan Kyungsoo, kecuali Jongin, dia sudah tertidur. Tetapi sekarang Minseok memiliki niat jahil yang cukup menarik.

Minseok membangunkan Jongin yang sudah tertidur, "Jongin… bangunlah. Kau tidak ingin melihat Kyungsoo? Jongin, Kyungsoo sakit! Jongin bangun…" Minseok mengganggu tidur Jongin. Dari mulai menciumi pipi gembilnya, mencubiti pipinya, memainkan kelopak matanya, memainkan bibirnya, sampai menggoyang-goyangkan kepalanya.

"Jongin!"

"ada apa noona?" Tanya Jongin yang masih setengah sadar.

"ayo bangun." Minseok menarik kedua tangan Jongin agar bocah itu duduk.

"berdiri." Dengan masih setengah sadar Jongin berdiri, dan Minseok menggendongnya.

Lalu Minseok membawanya ke kamar Hongbin dan Kyungsoo, ia mengetuk pintunya perlahan. Dan tampaklah Hongbin yang sudah cukup mengantuk membukakan pintu untuk Minseok juga Jongin.

"Hai Jongin, kau belum tidur?" Tanya Hongbin. Jongin meminta turun dari gendongan Minseok, lalu Hongin membiarkan Jongin masuk mendekati Kyungsoo yang meringkuk lemas.

"Kyungsoo sakit?" Tanya Jongin yang memainkan rambut Kyungsoo, dan Kyungsoo mengangguk lemah.

"kepala mu panas. Apa kau demam Kyungsoo?" Tanya Jongin. Kyungsoo kembali mengangguk membenarkan pertanyaan Jongin.

Lalu Jongin mengambil posisi tidur di samping Kyungsoo lalu memeluk tubuh Kyungsoo. "noona, Jongin ingin tidur bersama Kyungsoo." Kata Jongin.

"lihatlah Hongbin, imut sekali bukan?" gumam Minseok.

"Aigoo anak jaman sekarang…" Hongbin hanya bisa menggelengkan kepalanya heran.

"kalau begitu kau tidur di kamarku Hongbin-ah. Ada dua ranjang di sana!" ujar Minseok.

"baiklah, ayo!"

"Kau tahu Hongbin, aku ingin memiliki pria dengan sikap seperti Jongin. Dia mau melakukan apa pun asalkan gadisnya tidak menangis." Gumam Minseok saat memasuki kamarnya.

"Dan kau tahu Minseok-ah, aku ingin memiliki kekasih seperti Kyungsoo, dia cantik dan imut. Tapi aku tidak ingin memiliki kekasih yang memiliki sifat seperti Kyungsoo, dia manja dan mudah marah." Gumam Hongbin yang membuat Minseok ikut terkekeh setelahnya.

Terkadang memang kita tidak pernah memperhatikan hal-hal kecil yang cukup berarti seperti yang dilakukan Jongin kepada Kyungsoo. Tapi Jongin melakukannya. Dengan sikapnya yang sangat polos itu, secara tidak langsung ia selalu ada untuk Kyungsoo selalu bisa membuat Kyungsoo kembali tersenyum.


13 years laters…

Disebuah rumah yang sama sekali tidak berubah, baik bentuk dan tataannya selama lima tahun terakhir ini… seorang lelaki dengan tinggi kira-kira 183 sentimeter itu berlari dengan tergesa lalu ia segera mengetuk pintu kamar dengan gantungan di depan pintunya 'La chamber de Kyungsoo' itu.

"Soo-ya. Cepatlah! Kita harus ke gereja, sebentar lagi jam 10, upacara pernikahannya akan segera dimulai!" teriak Jongin dari luar kamar Kyungsoo. Tidak mendengar Kyungsoo menjawabnya, Jongin langsung membuka pintu kamar Kyungsoo yang memang tidak pernah dikunci itu.

"Soo-ya!" Jongin tidak mendapatkan Kyungsoo ada di dalam kamarnya.

"aku ada di lemari Jongin, aku sedang memakai baju. Kau duduk saja di kasur dulu!" jawab Kyungsoo dari dalam ruangan yang ada di pojok kamar Kyungsoo.

Jongin yang mendengarnya lalu merebahkan tubuh tegapnya yang terbalut dengan menggunakan three piece suit dengan warna navy untuk 2 button jacket-nya, warna gray untuk vests-nya dan warna tan untuk kemeja di dalamnya. Oh, tidak lupa dengan dasi berwarna navy dengan sedikit campuran warna tan di dalamnya. Semua perpaduan itu membuat lelaki berumur 21 tahun ini terlihat dewasa. Dengan dasi yang berwarna coklat mengkilap yang memberi kesan manly.

Tak terasa oleh Jongin, 20 menit sudah berlalu tetapi Kyungsoo belum juga keluar dari dalam lemarinya. Apa yang Kyungsoo lakukan di dalam sana? Pertanyaan itulah yang pertamakali hinggap di benak Jongin.

"Kyungsoo? Apakah sudah selesai?" Tanya Jongin masih dengan posisi berbaringnya.

"Ah… iya –Jongin, sebenarnya aku –aku…" Kyungsoo menjawab pertanyaan Jongin dengan tergagap, Jongin yang mendengarnya langsung beranjak dari ranjang Kyungsoo.

"apa terjadi sesuatu?" Tanya Jongin memastikan.

"Sebenarnya aku ingin meminta tolong kepadamu, tapi aku malu…" ujar Kyungsoo dari dalam ruangan itu.

"boleh aku masuk?" Tanya Jongin, dan Kyungsoo hanya menggumamkan kata Hm saja sebagai jawabannya.

"Apa yang ka–"

"aku ingin meminta tolong kepadamu untuk menaikkan resleting ini." Kyungsoo memotong pertanyaan Jongin dan langsung berdiri di hadapan Jongin dengan pakaian yang belum terpasang sempurna di tubuhnya yang… Oh tidak-tidak, kau tidak boleh berfikir macam-macam Jongin!

Kyungsoo menggunkan gaun berwarna navy –senada dengan three piece suit yang digunakan Jongin– yang dirancang oleh Ziad Nakad bulan lalu. Oh, jangan lupakan kebanyakan karya dari Zian Nakad ini adalah gaun yang memiliki belahan dada rendah dan bahan yang cukup tembus pandang. Jongin bersyukur Kyungsoo tidak menggunakan gaun karya Zian Nakad yang memiliki belahan dada rendah. Jika iya, maka Jongin akan mengamuk pada Kyungsoo karena dengan beraninya Kyungsoo menggunakan pakaian yang terbuka seperti itu.

Jongin menelan ludahnya kasar, Jongin sadar ia bukan lagi bocah umur delapan tahun yang bisa melihat Kyungsoo berganti baju dan mandi bersama kapan saja.

Tangan Jongin terangkat untuk menyentuh resleting gaun Kyungsoo. Oh tidak! Tangan Jongin gemetar. Jongin tidak bisa melakukan ini, tidak bisa.

"Yak! Kau pikir aku ini apa? Aku tidak mau memakaikan itu, akan aku panggilkan Sanghyuk noona!" ucap Jongin yang langsung berjalan cepat meninggalkan Kyungsoo sendriri di dalam kamarnya.

Tidak lama Sanghyuk noona yang Jongin maksud –istri dari Hongbin– masuk ke kamar Kyungsoo dan membantu adik iparnya itu menaikkan resleting.

"Aigoo Kyungsoo, pantas saja wajah Jongin menjadi pucat pasi seperti itu jika kau meminta tolong kepadanya untuk menaikkan resletingmu. Itu pekerjaan yang sangat sulit untuk Jongin, kau tahu?" ujar Sanghyuk yang sedang memilihkan high heels untuk dipakai Kyungsoo. Dan pilihannya jatuh pada high heels dengan warna silver yang cukup elegant.

"bukankah hanya tinggal menariknya saja?" Tanya Kyungsoo yang kurang mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Sanghyuk.

"itu menurutmu… sekarang kalian bukan lagi bocah berumur delapan tahun yang bisa mandi bersama dan berganti pakaian bersama! Kau mengerti? Kau seorang wanita dan Jongin seorang pria." Jelas Sanghyuk yang mengambil tempat di samping Kyungsoo yang sedang mamakai heels-nya.

Mendengar penjelasan Sanghyuk yang benar-benar jelas, membuat wajah Kyungsoo memerah, ia malu dengan kepolosannya. "kau membuatku malu, eonni!"


Kyungsoo pergi bersama Jongin, sedangkan Sanghyuk tentu saja bersama Hongbin. Mereka akan pergi ke acara pernikahan Minseok dengan pemuda bernama Jongdae.

"kau tahu Sanghyuk-ah, Jongin bercerita tentang Kyungsoo yang memintainya tolong untuk menaikan resletingnya. Astaga, aku tidak habis pikir dengan Kyungsoo." Ujar Hongbin yang sedang menyetir dengan Sanghyuk di sebelahnya.

"kau tahu Kong-ah, Kyungsoo bilang seperti ini, bukankah hanya tinggal menariknya saja? Astaga, aku kasihan kepada Jongin Kong-ah." Sanghyuk menirukan suara Kyungsoo saat ia mengulangi ucapan Kyungsoo. Dan itu membuat Hongbin terbahak.

"bukankah mereka sangat imut Hyuk-ah? Aku tahu jelas perasaan Jongin terhadap Kyungsoo itu seperti apa! Begitu pula perasaan Kyungsoo…" ujar Hongbin yang diikuti anggukan dari Sanghyuk.

Berbeda dengan suasana di mobil Hongbin yang ramai, di dalam mobil yang dibawa Jongin ini hanya terdengar suara mesin saja. Sampai tiba-tiba…

Hiccup. Jongin menoleh mendengar suara cegukan dari Kyungsoo.

"kau kenapa, Soo?" Tanya Jongin yang sedikit melirik kepada Kyungsoo.

"aku tidak tahu… Hiccup. Tiba-tiba saja…" jawab Kyungsoo yang masih cegukan.

Jongin mainkan tombol pada stirnya, "aku tahu kenapa. Ini pasti karena Hongbin hyung dan Sanghyuk noona yang sedang membicarakanmu!" Jongin mendial nomor Hongbin.

Saat panggilan terjawab Jongin langsung mengoceh panjang… "Hyung! Berhenti membicarakan aku dan Kyungsoo. Karena hyung dan noona, sekarang Kyungsoo cegukan. Jadi aku mohon, kalian hentikan acara meledek aku dan Kyungsoo." Dan Jongin langsung mematikan sambungan telepon itu. Ia benar-benar tidak membiarkan Hongbin berbicara sepatah kata pun.

"bagaimana Kyungsoo, sudah baikan?" Tanya Jongin dengan senyuman hangatnya.

Kyungsoo mengangguk, lalu ia menundukkan kepalanya, "Jongin maafkan aku."

"Maaf? Untuk apa?" Tanya Jongin sedikit heran.

"karena tadi aku sudah memintaimu tolong untuk men–"

"Stop!" Jongin memotong ucapan Kyungsoo. Jika Kyungsoo membicarakan perihal itu lagi maka Jongin akan teringat dengan punggung Kyungsoo yang putih mulus itu! Oh tidak boleh!

"kau tidak salah, aku mengerti. Sudah lupakan saja…"

"Baiklah... aku akan melupakannya..." bisik Kyungsoo.


Perayaan pernikaan Minseok dan Jongdae berlangsung hingga larut malam, dan itu sangat melelahkan untuk Kyungsoo. Sedari tadi ia terus merengek kepada Jongin, mengajaknya pulang. Padahal Jongin ingin menemani noonanya itu sampai selesai.

"noona, aku pulang duluan ya? Kasihan Kyungsoo, lihatlah wajahnya sudah kusut seperti itu." Ujar Jongin penuh dengan nada penyesalan.

"kau akan menyetir sendiri, Jongin? Jawabannya tidak! Lihatlah wajahmu, kau memaksakannya, kau juga kelelahan sayang..." Minseok mengusap pipi Jongin dengan sayang.

"aku tidak kelelahan..."

"bohong! Sudah sana pulang, dan pakai supir, jangan menyupir sendiri. Aku tidak ingin besok mendengar berita buruk tentangmu di televisi!" ujar Minseok penuh dengan rasa khawatir.

"Ya... baiklah noona."

Setelah meminta ijin untuk pulang duluan, Jongin menghampiri Kyungsoo yang sedang berdiri di depan pintu ballroom, menunggu Jongin yang sedang berjalan ke arahnya.

Jongin berdiri tegap di hadapan Kyungsoo, kedua matanya menatap hangat Kyungsoo yang sedang menatap Jongin dengan mata sayunya, khas orang yang sedang mengantuk.

Jongin melirik jam tangan yang melingkat pada pergelangan tangannya. Ini sudah jam sepuluh malam, pantas saja Kyungsoo seperti ini. Jongin hafal, Kyungsoo tidak bisa tidur di atas jam sepuluh, kecuali jika ia tidur siang, maka ia bisa tidak tidur sampai jam tiga dini hari.

"Jongin… ayo kita pulang…" rengek Kyungsoo dengan manjanya. Kini Kyungsoo bergelayut manja pada tangan kekar milik Jongin. Jongin yang melihatnya hanya bisa tersenyum tipis lalu ia melepaskan jacket dari tree piece suit-nya yang kini hanya tersisa vests yang terlihat pas di tubuh atletisnya.

"kau belum pulang Jongin? Besok kalian harus pergi kuliah." Ucap Taemin yang tak sengaja melewati putranya sedang bersama Kyungsoo.

"bagaimana dengan eomma?" Jongin balik bertanya, kedua tangannya sibuk merapikan jacket tree peace suit-nya pada pundak Kyungsoo. "aku berencana untuk mengajak Kyungsoo tidur di penthouseku, eomma. Sepertinya dia sangat mengantuk." Jawab Jongin yang sekarang merangkul Kyungsoo.

"benarkah? Ahh… awalnya eomma dan appa berencana akan tidur di penthouse mu itu… jadi appa-mu itu bisa langsung pergi ke kantor." ujar Taemin. Jongin yang melihat Taemin yang sedang memikirkan jalan keluar lain juga ikut berfikir. Oh, Hotel yang digunakan untuk acara resepsi pernikahan Minseok ini adalah hotel milik keluarga Kim.

"kalau begitu biar aku dan Kyungsoo pulang saja eomma." Ujar Jongin dengan senyuman tampannya.

"benar tak apa?" Tanya Taemin memastikan, dan Jongin mengangguk.

"tapi eomma –bisakah aku pulang menggunakan supir?" Tanya Jongin, dan Taemin melihat Kyungsoo yang sudah terlelap dalam pelukan Jongin.

"Astaga Kyungsoo…" ujar Taemin diikuti dengan kekehan halusnya. "lebih baik kau bawa Kyungsoo pulang sekarang, Jongin..."


Jongin menggendong tubuh Kyungsoo yang menurutnya ringan itu ke dalam kamarnya. Jongin berencana untuk tidur di kediaman Lee, di rumah Kyungsoo.

Sungguh, Jongin tidak habis fikir. Bisa-bisanya Kyungsoo tertidur dengan masih menggunakan gaun pestanya. Jongin berjalan menuju kamar Hongbin. Ia terbiasa menggunakan pakaian Hongbin jika akan menginap di kediaman Lee.

Jongin mengetuk pintu kamar Hongbin, takut-takut hyung nya itu sedang melakukan this and that dengan Sanghyuk, istri Hongbin yang baru dinikahinya satu bulan yang lalu.

Yakin kalau kamar Hongbin kosong, Jongin membuka pintunya dan memang benar, kamar itu gelap. Jongin berjalan mendekati lemari Hongbin yang kini sudah bercampur dengan pakaian Sanghyuk. Mengambil pijama milik Hongbin yang ingin ia pakai.

Dan… Jongin tidak sengaja menemukan sesuatu di laci lemari baju Hongbin. Jongin tau benda apa itu! Wajahnya memanas, tiba-tiba ia teringat akan punggung Kyungsoo yang mulus itu! Itu… persediaan milik Hongbin.

"Jongin! Kim Jongin… kau dimana?" teriak seseorang dari luar. Jongin tahu suara itu, Kyungsoo-nya sudah bangun.

Jongin yang sedang memegang satu kotak kecil kondom karena panik, ia langsung memasukkanya ke dalam saku celana. Buru-buru ia keluar kamar Hongbin sambil membawa pijama berwarna abu-abu di tangannya.

"kau terbangun? Aku sedang mengambil pijama Hongbin hyung untuk aku pakai." Jawab Jongin yang sekarang sudah keluar dari kamar Hongbin.

"akhirnya aku menemukanmu Jongin! Aku takut jika sendirian di rumah." Kyungsoo yang melihat Jongin langsung memeluk tubuh pria itu dengan erat.

"maka dari itu aku memutuskan untuk menginap di sini." Jongin membalas pelukan Kyungsoo dengan senang hati.

Untuk sekitar satu menit posisi mereka tetap seperti itu, tidak ada perubahan posisi sama sekali, "kau tidak ganti baju? Dan… di mana Hongbin hyung? Apa belum pulang?" Tanya Jongin.

"Oppa akan menginap di hotel tempat resepsi Minseok noona." Jawab Kyungsoo yang masih memeluk tubuh Jongin dengan erat

Lalu kepala Kyungsoo mendongak menatap Jongin dengan pandangan memohonnya. Jongin sudah hafal dengan sikap Kyungsoo yang seperti ini. "ada apa Soo?"

"temani aku berganti baju, Jongin…"

.

.

.

.

.

.

To Be Continued or END ?

itu tergantung pada Review kalia guys! Haha.

.

.

.

Deba cuma bisa bilang makasih buat kalian yang udah mau baca dan Revie cerita ini...

untuk Try To Loving You, mungkin akan Deba Update hari senin.

Setelah nerima Kritik dan Saran dari Kalian, Deba lagi baca ulang dulu Fiction itu. Haha

.

.

.

Btw, ini pertama kali Deba buat Rate M.

.

.

.

.

.

sign

choidebwookyung1214