This story belong to jjokkomi, not mine I just translate it into bahasa. Please don't re-upload it. ^^

Sorry for typo(s)

Don't like don't read , but I hope you like it.

.

.

.

Ketika Kyungsoo berumur setengah tahun, Luhan dan Minseok berkelahi karena masalah yang benar-benar konyol. Keduanya ingin menjadi kata pertama yang diucapkan bayi mereka. Minseok akan mencuri Kyungsoo ketika Luhan sedang sibuk bermain game dan mencoba membujuk bayi berumur delapan bulan mereka dengan permen dan hadiah agar bayinya mengucapkan namanya.

Luhan, entah bagaimana, menghadiahinya boneka pororo dengan harapan akan menang dari Minseok. Kyungsoo melemparkan benda-benda ketika ia tidak diberikan pinguin itu dengan segera dan yah... daddy bukanlah kata pertamanya.

Perkelahian mereka berlanjut sampai makan malam ketika Minseok mencoba menyuap Kyungsoo dengan makanan. Itu bodoh dan sungguh tidak dewasa namun keduanya bersikeras ingin menjadi kata pertama yang diucapkan anak mereka.

Kyungsoo kecil menonton perkelahian mereka sambil mengacak-acak makanannya.

"Kau tidak bisa menyuapnya dengan makanan! Itu permainan kotor Minseok! Curang!" Luhan memanaskan keadaan dan Minseok terkesiap padanya.

"Kau membelikannya mainan! Kau bahkan tidak lebih baik dariku!" Minseok berteriak sambil membanting sumpitnya.

Disaat itu, ketika kedua lelaki dewasa saling memaki, Kyungsoo memutuskan sendiri apa kata pertamanya.

"Shit!"

Luhan dan Minseok berhenti berkelahi, mata mereka membulat dalam kengerian ketika menyadari Kyungsoo kecil mereka baru saja mengatakan kata pertamanya. Dan itu bukanlah kata yang baik. Kyungsoo kecil hanya tersenyum polos dan mengatakannya lagi, kali ini dengan lebih percaya diri.

Luhan terkesiap dan berdiri dari kursinya, menutup mulutnya dengan tangan ketika Kyungsoo mulai mengulang-ulang kata itu seperti mantra. Minseok masih menganga dan ia kira ia akan menangis. Anaknya bicara. Anaknya tahu kata serapah. Oh demi Tuhan.

"Tidak tidak Kyungie, itu kata yang buruk," Luhan menghardik dan menggeleng. Kyungsoo merengek dan menunjuk ke ruang tamu, mengulangi katanya.

Mata Minseok mengikuti arah yang ditunjuk Kyungsoo dan tawanya meledak. Luhan memelototinya sambil menurunkan Kyungsoo dari kursinya.

"Ya! Ini tidak lucu! Dia memaki dan kau malah tertawa?!" Lengkingnya.

Lelaki tembam itu bangkit dan mengambil mainan Kyungsoo. Luhan face palm ketika menyadarinya. Kyungsoo terkikik dan mengulang kata yang dia salah ucapkan dan menggapai ke arah mainannya dengan jemarinya yang mungil.

"Dia mencoba mengatakan 'ship'!" Minseok tersedak tawanya sendiri.

Setelah menghabiskan sepuluh menit untuk membenarkan pelafalan anak mereka, Kyungsoo akhirnya bisa mengucapkannya dengan benar dan sekarang bermain dengan mainan space shipnya sementara mereka membereskan dapur.

"Tunggu dulu," Minseok berhenti mencuci sendok di tangannya dan menatap suaminya. "Wufan yang memberinya mainan itu!"

"Lalu?" Tanyanya, kembali sibuk dengan cuciannya.

"Kyungsoo menyukainya lebih dari kita!" Jeritnya berlebihan. Minseok memutar bola matanya dan menepuk-nepuk punggung suaminya. Lelaki cina tinggi itu sering mengasuh Kyungsoo.

"Fan!"

Kyungsoo berseru dari ruang tamu. Luhan mulai menangis. Daddy atau dad bukanlah kata pertamanya.

.

.

.

Untuk yang terakhir itu Kyungsoo mau ngucapkan 'fun' tapi malah nyebut 'fan' yan dikira Luhan 'fan' untuk Wufan. Kkk~ Ini chapter favorit sebenernya xD

Maaf karena update lama ;;

Thanks to:
ViraaHee, whirlwind27, nrlchoi, beng beng max, , sukha1312, , 88, bapexo.

See u in next chap~
Thanks for reading.
Mind to review?

.

Orange Sky