KETERIKATAN

Ia dapat merasakan hembusan angin membelai wajahnya.

Wajah dingin itu menatap datar sekali lagi terhadap gadis kecil di hadapannya.

Suara dingin nan kejam terucap dari bibir tipis nan pucat pemuda itu.

"Selamat tinggal," diiringi suara tusukan jantung yang memilukan, gadis kecil itu tengah terkapar tak berdaya di tanah dengan tubuh penuh darah.

.

.

.

Disclaimer's: Ichie Ishibumi & Masashi Kisimoto

Warning : OOC, AU, AT, CHARA DEATH, TYPO.

.

KETERIKATAN

CHAPTER 1 :

PERMULAAN

Bau amir menyebar di mana-mana.

Mayat-mayat dari Iblis buangan terkapar tak berdaya di tanah.

Seorang pemuda berambut pirang menatap datar ke arah para mayat itu.

Ia menghela nafas panjang sekali dan merogoh saku jaketnya untuk mencari Hand Phone miliknya.

Setelah menemukan apa yang ia cari, fokus si pemuda beralih dari mayat-mayat ke Hand Phone-nya. Ia membuka kontaknya dan menekan tombol untuk menghubungi seseorang yang bernama 'Azazel' dalam kontaknya.

Sesaat kemudian, Hand Phone-nya mulai tersambung dengan orang bernama Azazel tadi.

Suara pria tua terdengar dari Hand Phone-nya.

["Ara? Kalau kamu sudah menghubungiku seperti ini kan berarti misimu sudah selesai?"]

Pemuda itu membalas singkat.

"Hm, seperti dugaanmu. Aku boleh mendapatkan bayaran sekarang?"

["…Bocah idiot, kamu pikir kamu masuk DxD hanya untuk dapat bayaran? Kalau cuma mau uang kamu juga bisa mendapatkannya dari dulu. Aku memasukkanmu dalam DxD agar namamu sebagai teroris berhasil dibersihkan. Sigh, apa boleh buat kalau-"]

"Yeah, yeah. Pak tua, aku bercanda. Hentikkan ocehanmu yang sangat panjang dan lebar lagi, oke? Lalu? Aku harus apa sekarang?"

["Vali akan segera menghampirimu setelah ini. Kamu juga akan mendapat tugas untuk mengantarkan surat ke Hades, mengerti?"]

Mendesah kebosanan, sang pemuda pirang tersenyum pahit sambil membuat balasan sarkasme setelahnya.

"Mengantarkan surat? Memangnya tugas DxD itu sebagai tukang pos dan semacamnya? Apakah kamu yakin Azazel kalau DxD memang tim anti teroris?"

["…Idiot. Idiot. Idiot. Percuma juga aku bicara denganmu, Naruto. Kamu nggak memikirkan apapun selain makan, tidur, dan makan, dan tidur lagi! Astaga, misi saja banyak yang gagal. Lalu, bagaimana tentang kasus Assasin beberapa saat lalu? Bukannya melaksanakan agar membawa hidup-hidup, kau malah membunuh semuanya. Setidaknya, kupikir Dulio lebih rajin darimu. Kamu tahu bukan kalau hubungan antargolongan harus dijaga? Apa lagi dengan para Dewa-dewa. Kamu tahu kalau sejak masuknya ajaran agama seperti Kristen dan yang lainnya pihak mitologi merasa keadaan mereka nggak dianggap? Mungkin juga mereka memandang kita dengan tidak suka jika terus begini. Karena itu, kita harus menjalin hubungan sekuat apapun dengan pihak mitologi. Sebelum mereka menyatakan perang pada kita tentu saja. Coba bayangkan jika mereka menyerang kita, bukan hanya Qlippoth yang kita hadapi tapi golongan dari mitologi Yunani, Aztek, Norse, Jepang, Tiongkok, dan-"]

"Cukup, cukup. Aku mengerti, oke? Aku akan melaksanakannya. Pokoknya aku menghubungimu hanya karena tugasku yang baru kau berikan sudah selesai. Itu saja."

-Pip-

Sambungan terputus karena pemuda bernama Naruto tadi mulai kebosanan setelah berbicara dengan Azazel pasal tugas sebagai anggota DxD.

DxD. Organisasi anti teroris besar-besaran yang beranggotakan para orang kuat, terpercaya, dan berbakat yang masuk dalam sana. Di organisasi ini, banyak anggota yang berbeda-beda dari beberapa golongan. Mulai dari Iblis, Malaikat, Malaikat Jatuh, Youkai, Naga, sampai Manusia. Kesimpulannya, DxD merupakan organisasi anti teroris campuran.

Tugas DxD adalah seperti namanya, melawan teroris dan pembangkang perdamaian antarfraksi.

Dan pemuda pirang bernama Naruto Uzumaki, merupakan anggota cadangan DxD. Ia sebelumnya adalah anggota tim Vali. Namun, setelah masuk DxD sebagai anggota cadangan, perbuatan Naruto dan tim Vali mulai diampuni.

Bahkan, dua dari tim Vali, Le Fay dan Kuroka saat ini dengan bebasnya dan secara resmi telah tinggal di rumah Hyodou Issei, Sekiryuutei saat ini.

Naruto menatap langit biru di atasnya dan menemukan sosok familiar baginya.

Seseorang dengan delapan sayap cahaya. Memiliki rambut perak dan mata yang sama birunya dengan dirinya. Kulitnya pucat dan penampilan lelaki itu tergolong dalam seorang Bishounen. Yah, bagi Naruto ia menyebutnya sebagai Bishounen maniak pertarungan.

Naruto menyapa singkat pemuda perak yang saat ini sudah mendarat di tanah dengan mulus.

"Yo, Vali."

"Hn," pemuda yang dipanggil Vali itu melihat sekitar dan menyeringai, "Seperti biasa, membunuh tanpa basa-basi, yah."

"Apa boleh buat. Mereka membantu teroris. Mereka juga ditemukan memakan beberapa manusia dan Iblis lainnya."

"…Kanibal kadang membuatku jijik."

Vali mengatakan itu sambil tersenyum pahit. Ia melihat Naruto sekali lagi.

"Ayo lekas pulang. Aku ingin meminta sesuatu kepada Hyodou Issei. Kupikir Azazel juga sudah membahas ini denganmu."

Mendengar pernyataan pemuda perak itu Naruto tersenyum pahit sekali lagi.

"Vali, kurasa kamu mendapatkan sesuatu yang disebut 'kesalah pahaman' di sini."

Vali memiringkan kepalanya.

"Dan apa itu?"

"Maksudku, Azazel pasti punya maksud tertentu. Bagaimanapun, ini Azazel yang kita bicarakan. Jadi, saat Azazel bilang agar kamu mendapat kekuatan dari hawa nafsu seperti yang Hyodou Issei lakukan, itu tentunya salah. Mungkin Azazel ingin kau menjadi cabul juga?"

"…Ia bilang agar aku lurus? Aku nggak mengerti…"

Naruto langsung merasa atmosfir di sekitarnya berubah. Perasaan seorang pembunuh berdarah dingin yang ada pada dirinya tadi sudah terhapus dan terganti oleh perasaan remaja biasa. Ia sangat ingin menepuk-nepuk dengan kasar punggung pemuda perak itu dan berbicara kalau pemuda perak itu terlalu polos.

Bukan maksud Naruto membuat Vali melenceng, namun sungguh Azazel pastinya punya maksud tersendiri.

"Lupakan saja hal itu. Kita bicarakan nanti," Naruto menepuk pundak Vali dengan halus.

Vali segera menganggukkan kepala mengiyakkan dan mengembangkan sayap cahayanya mengisyaratkan Naruto untuk mengikuti apa yang ia lakukan.

Naruto juga memunculkan sayap Iblisnya dan ikut terbang di belakang Vali.

Vali Lucifer. Seorang yang sangat berarti bagi Naruto. Seorang saudara angkat Naruto sekaligus sahabat Naruto. Saat Naruto dibuang dahulu, pemuda perak inilah yang pertama menerimanya. Ia bilang bahwa Naruto akan diberi kesempatan untuk hidup dengan syarat Naruto harus mengikutinya.

Awalnya, Naruto hanya menganggap Vali memanfaatkannya. Namun, ia sadar bahwa ia membuka diri pada Vali dan yang lainnya perlahan-lahan. Vali juga merasa bahwa awalnya Naruto hanya bidak saja, namun perlahan-lahan ia menganggap Naruto sebagai sahabatnya dan itu berlangsung selama bertahun-tahun hingga mereka menjadi saudara angkat.

Beberapa saat lalu, Naruto dan Vali sempat menjauhkan diri masing-masing karena sebuah masalah. Masalah itu adalah tingkah aneh Naruto. Naruto sering tak fokus pada misi dan ia sering pulang terlambat. Tentunya ini membuat pemuda perak tersebut gusar.

Setelah mengetahui apa yang terjadi, Naruto ternyata sedang menyukai seseorang. Naruto yang juga merasa bersalah karena ia tidak seharusnya menyukai seorang gadis muda Sitri yang jelas-jelas saat itu berada di pihak berlawanan dari tim Vali.

Saat Naruto berbicara dengan Vali bahwa ia sudah siap mengorbankan rasa sukanya pada Sona Sitri dan akan mengikuti Vali kembali, Vali justru berkata hal seperti,

"Maafkan aku. Aku sadar aku egois. Aku bukan siapa-siapamu tapi aku berani mengekangmu. Kau bebas saat ini untuk berbuat apapun, kau bebas untuk mencintai Sona Sitri, kau juga boleh berada di sisinya, kau boleh keluar dari kelompok ini, bahkan….., kau juga boleh untuk menganggapku musuhmu karena aku sudah mengekangmu. Aku sudah memikirkan ini jauh-jauh dari beberapa tahun lalu, sudah kuduga kau akan meninggalkanku."

Naruto saat itu tak percaya dengan apa yang saudara angkatnya sekaligus sahabatnya katakan.

Ia benar-benar merasa dalam dilema saat itu. Ia masih menyukai gadis muda Sitri sekaligus masih ingin mengikuti Vali.

Dengan gegabah ia mengatakan masih ingin mengikuti Vali waktu itu. Di lain sisi, Vali masih merasa ada cinta dan kesedihan di mata Naruto, jadi ia memaksa masuk DxD agar saudara angkatnya, Naruto dapat menjalin hubungan dengan Sona Sitri.

0o0o0o0o0o0

Mengetuk meja dengan ujung jarinya, Sona melihat ke sekeliling dan menghela nafas ketika menyadari atmosfer tegang di ruangan ini.

"Jadi, mengapa semua ini terjadi?" tanya Sona sambil membenarkan posisi kacamatanya.

Gadis berambut merah di sampingnya yang bernama Rias menjawab.

"Ise tidak bersalah, Sona. Keadaan hidup-mati bawahanku dan Saji-kun bukan karena Ise."

Sona memicingkan matanya.

"Kalau begitu, bisa jelaskan padaku mengapa Ise-kun menggunakan Juggernaut Drive? Bukankah ia sudah memiliki teknik baru selain itu? Sebenarnya seberapa besar situasi yang ia hadapi sehingga ia menggunakan Juggernaut Drive, Rias?"

Sebelum Rias menyahutnya, Sona berdiri dari tempat duduknya dan mementahkan sebuah skakmat ke arah Rias.

"Apa menurutmu hal ini bisa dianggap enteng, begitu? Dengar, Rias. Nyawa bawahanku dan bawahanmu dipertaruhkan. Sembilan puluh persen kemungkinannya mereka akan mati. Lalu, apa yang kamu lakukan saat di tempat kejadian? Mengapa kamu tidak meminta bantuan? Bahkan Joker juga sedang senggang saat itu. Apa hanya karena alasan bahwa kalau kamu ingin membuktikan kepada tetua dari keluarga Bael bahwa kamu mampu sampai-sampai kamu mengorbankan semuanya? Ini bukan pertarungan individu, Rias. Ini bukan tentang kelompokmu, atau bahkan kelompokku. Ini tentang nama DxD. Mengapa anggota DxD malah membuat kekacauan di dunia manusia? Atau apa yang akan terjadi jika berita ini menyebar luas? Kamu tahu, hal seperti 'Putri-egois-Gremory-yang-mengaku-pahlawan-anti-teroris-menghancurkan-dunia-Manusia.' Mungkin juga akan tersebar. Karena itu, berusahalah agar tidak egois. Hilangkan sifatmu itu. Bahkan apa yang Zekrum-sama atau tetua lain katakan tentangmu, itu hanyalah singgungan. Apa mereka mampu berkata hal yang sama tentang betapa buruknya kemampuanmu ketika kamu berhasil membangun kota di mana tiga kekuatan besar bersatu?"

Rias terdiam tertegun.

Ia tak mampu menjawab sahabatnya.

Ini terjadi sejak ia merasa rendah sekaligus marah ketika para tetua melecehkan budak-budaknya di depannya dan meremehkan bahwa ia tak tahu malu untuk seorang pewaris Gremory memiliki kekuatan lemah. Jadi, ia nekat untuk melawan para Qlippoth saat itu berlangsung di kota Kuoh. Ia bahkan terus memaksakan diri dan tak mau memanggil bantuan sama sekali. Egonya mengatakan bahwa ia dapat membuktikan pada tetua arogan itu bahwa ia mampu.

Namun, bukan hasil yang baik yang ia dapatkan justru berkahir dengan Ise yang masuk ke Juggernaut Drive dan komanya bawahannya dan Saji yang kebetulan saat itu berada di tempat kejadian. Ia justru merasa frustasi dan tersudut bahwa fakta kalau ia akan semakin dihina oleh para tetua dan ia semakin merasa tak pantas sebagai pewaris Gremory.

Yang lebih parah lagi, ini menyangkut nyawa budak manisnya dan budak Sona. Ia tentunya bertanggung jawab penuh lebih dari Ise mengenai hal ini. Terlebih lagi, ini menyangkut nama DxD.

Sona menghembuskan nafasnya dan menepuk punggung Rias.

"Tenang, Rias. Aku akan membantumu menyelesaikan masalah. Inilah gunanya seorang sahabat di dekatmu."

Rias menumpahkan air matanya dan memeluk Sona dengan perasaan penuh haru. Ia menumpahkan semuanya pada Sona selagi ia bisa. Walau Sona tahu ia yang bersalah, Sona tetap bersikap baik padanya. Bahkan Rias merasa mungkin jika nanti pandangan semua orang tentangnya akan berubah.

"Sona…" suara lirih Rias terdengar di tengah isak tangisnya.

"Ya, tenangkan dirimu."

Saat mereka sedang melangsungkan kejadian mengharukan itu, lingkaran sihir tercipta di lantai.

Dari sana, muncul sosok lelaki kekar dan tinggi bersama seorang perempuan dewasa dengan kacamata membingkai wajah cantik nan tegasnya.

"Rias, kita harus segera membereskan ini," lelaki kekar itu berkata pada Rias dengan nada gusar.

"Nama DxD dipertaruhkan," gadis di samping lelaki itu melanjutkan.

Ya, Rias tahu. Akibat dari Juggernaut Drive yang terjadi di kota Kuoh sangat besar. Bahkan wilayah manusia rusak dan banyak korban jiwa dari peristiwa tersebut. Ise tak bisa disalahkan karena ia sedang koma. Maka, Ise dapat digolongkan sebagai korban juga.

Dalam kasus ini, nama DxD tercemar dan muncul berita buruk tentang DxD yang beralih tujuan menjadi menghancurkan manusia.

Untungnya, Cao Cao datang dan menghentikkan Ise dengan Holy Spear. Kalau tidak, ia yakin kota Kuoh juga akan hancur.

Mengesampingkan Rias yang tak tahu harus berbuat apa, Sona justru maju dan mengatakan sesuatu.

"Kita akan segera ke pusat penyidangan. Aku punya pembelaan."

-!

Sontak, perkataan Sona membuat seisi ruangan kaget dan Rias mengangkat kepalanya.

"Aku akan berjuang demi Rias apapun yang terjadi. Aku tidak bisa menyebut diriku sahabatnya jika hal seperti ini saja tidak bisa kubereskan."

Rias tersenyum sekali lagi. Ia yakin sahabatnya adalah sebuah keajaiban yang diberikan kepadanya saat ia lahir.

Selagi kejadian mengharukan itu berlangsung, Hand Phone Rias bordering.

Rias mengangkatnya dan semua yang ada di ruangan dapat melihat wajah pucat Rias.

Rias menutup sambungan Hand Phone-nya dan menatap semua orang.

"Ayo berangkat. Azazel dan anggota DxD lain telah berada di tempat penyidangan. Kecuali Naruto-san yang saat ini mengirim surat ke Hades."

Sontak, perkataan Rias menjadi sebuah sinyal bagi DxD untuk berjuang sekali lagi demi nama mereka.

0o0o0o0o0o0o0o0

Azazel melirik ke arah Naruto dan Vali bersamaan.

"Tidak kusangka," kata Azazel dengan ekspresi rumit.

Naruto yang penasaran apa yang sedang terjadi kemudian bertanya.

"Apa yang terjadi, Azazel?"

"Gagal semua. Jika sidang gagal…, kemungkinan DxD juga akan runtuh dan namanya tercemar. Bagaimana ini? Dasar dua pasangan bodoh itu. Mengapa mereka nggak memanggil bantuan waktu itu?"

Azazel masih mengatakan hal tidak jelas dan itu justru membuat Naruto dan Vali kebingungan.

"Aku masih tak mengerti apa yang terjadi," gumam Naruto.

Azazel berbalik dan kemudian menjelaskan.

"Rias Gremory telah melakukan kesalahan yang mungkin akan menghancurkan DxD. Bahkan, hasil terburuknya adalah eksekusi mati."

Naruto membelalakkan mata.

"Itu artinya…., apakah seluruh anggota DxD juga akan dieksekusi mati…. Azazel…?"

Azazel mengangguk pelan.

"Itu artinya…"

Sebelum Naruto melanjutkan, Azazel segera memotong perkataan Naruto dan ia menyambungnya.

"Bahkan, Sona Sitri juga akan dieksekusi mati…"

TBC

HUWAAATTT! Jelek amet ni Fic. Sorry kalo nggak memuaskan, soalnya segini aja kemampuanku.

Alur ceritanya mungkin berkisaran jilid 16 ke atas. Tenang bagi yg g abaca LN DxD, karena bakalan ada penjelasan-penjelasan yang lebih mendalam di chapter depan. Untuk pairing, sudah ketahuan kan?

Yup, yup. Pair utama di sini adalah Naruto x Sona. Lalu slight pairnya, Ise x Rias, Kiba x Tsubaki, Kuroka x Vali, Irina x Arthur.

Terus terang, bingung aja mau buat harem apa nggak. Soalnya saya belum punya pengalaman buat fanfic yang ada haremnya. Tapi, jika readers ingin harem, ya saya usahakan.

Lalu, untuk masalah ini tolong comment di review mau harem apa nggak?

Kalau ada yang mau ditanyain lewat PM maupun Review boleh, kok.

Terakhir, jangan lupa Review nya minna!

Sampai jumpa di chapter depan!