NOW I LOVE YOU
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : ItafemNaru/ SasufemNaru/ SasuHina/ ItaKyuu/ KyuuIno
Rate : M
Genre : Hurt/comfort/ Romance
Warning : Typo(s), genderbender,fem Naruto, a little Yaoi, Straight gaje, OOC, DLL.
.
.
Don't Like Don't Read
.
.
… NOW I LOVE U
.
.
Naruto tidak tahu apa yang akan dihadapinya sekarang. Pikirannya kosong jiwanya serasa ditarik dari tubuhnya. Kalut. Itulah yang ia rasakan saat ini.
Awalnya Naruto berpikir saat ia pulang dari liburannya. Pernikahan ini tidak akan pernah terjadi. Naruto pikir Itachi sudah berhasil meyakinkan Sasuke untuk membatalkan pernikahan ini. Ia pikir saat ia pulang dan kembali ke Konoha. Itachi lah yang akan menyambutnya dengan senyuman diwajah tampannya. Ia pikir ia akan bersatu dengan pria yang dicintainya. Tapi semua itu hanya pemikirannya saja.
Pada kenyataannya adalah saat ini ia sedang berada disebuah ruangan. Tubuhnya sudah berbalut dengan gaun pengantin. Wajahnya juga sudah dihias dengan make up natural yang menonjolkan kecantikan alaminya. Dan satu hal lagi kenyataan lainnya yang begitu menohoknya. Hari ini adalah hari pernikahannya dengan Sasuke. Sebenarnya apa yang sudah terjadi saat ia pergi? Kenapa ia tidak bisa menemui Itachi semenjak ia kembali siang kemarin? Apakah semua orang sedang berusaha untuk memisahkan mereka? Apakah sudah tidak harapan lagi untuk dirinya dan Itachi.
" Kau terlihat sangat cantik Naru-chan." Pujian sang ibu membuyarkan lamunannya. Naruto dapat melihat dengan jelas senyum hangat ibunya dari pantulan cermin dihadapannya.
" Kaasan.." Lirihnya menatap sang ibu yang berdiri disampingnya dari pantulan cermin dihadapannya.
" Hey.. Jangan memasang wajah sedih dihari pernikahanmu Naru-chan. Kau harus terlihat bahagia sayang." Ujar sang ibu balas menatap putrinya dari pantulan cermin dihadapan mereka. Tangan sang ibu merangkul bahu Naruto yang terbuka karena model gaun pengantin yang dikenakannya.
" Kaasan.. Tapi Naru.."
" Gomen Naru-chan, Kaasan harus segera kembali ke tempat para tamu. Kau tunggulah disini. Sebentar lagi Tousan mu akan datang menjemputmu." Kushina membelai pipi Naruto sebelum pergi dan meninggalkan Naruto ditempatnya.
" Kaasan.." Lirihnya menatap kepergian sang ibu.
Naruto kembali menatap cermin dihadapannya yang setinggi tubuhnya. Menatap pantulan dirinya yang terlihat sangat mempesona dengan gaun pengantin berwarna putih yang dikenakannya. Naruto sama sekali tidak merasa bangga ataupun senang dengan penampilannya sendiri.
Tidak. Karena bukan itu yang ia inginkan. Sapphire yang sejak tadi menatap kosong pada pantulan dirinya sendiri kini membulat, saat menangkap pantulan sosok pria yang tengah berdiri dibelakangnya.
" Itachi-nii..?" Naruto langsung membalikkan badannya menghadap pria yang ia panggil Itachi. Itachi sendiri masih berdiri diambang pintu. Menatap lurus sapphire dihadapannya yang sudah berlinangan airmata.
Mereka berdua kemudian melangkah untuk saling mendekati orang yang sudah sangat mereka rindukan. Setelah mendekat, mereka pun saling berpelukan memberikan kehangatan satu sama lainnya. Kehangatan yang sudah sangat mereka rindukan.
" Gomen Naru. Karena sudah membuatmu menunggu lama." Ujar Itachi mempererat pelukannya. Naruto pun ikut mengeratkan pelukannya dan menyamankan dirinya dalam pelukan Itachi. Pelukan yang sudah sangat ia rindukan.
" Aku merindukanmu Naru." Lanjutnya setelah melepaskan pelukan mereka. Ditangkupnya wajah cantik malaikatnya yang sangat dirindukannya. Onyx Itachi dapat melihat airmata yang mulai turun dari sapphire dihadapannya. Ibu jari Itachi bergerak menghapus airmata yang terus meluncur dari sapphire Naruto.
Itachi menunduk dan kemudian mencium kedua mata Naruto yang masih meneteskan airmata. Berharap ciumannya dimata Naruto dapat menghentikan airmata malaikatnya. Merasakan bibir Itachi dimatanya, refleks Naruto memejamkan matanya. Dan airmata itupun perlahan berhenti menetes.
Ciuman Itachi kemudian turun ke bibir Naruto yang sudah dipoles lipstik berwarna soft pink yang membentuk jelas lekukan bibirnya. Hanya sebuah ciuman untuk melepaskan rasa rindu yang membuncah dan tidak ada nafsu sama sekali didalamnya. Yang ada hanya rasa cinta dan dan... Rindu.
" Kita tidak punya waktu banyak Naru." Itachi berujar setelah melepaskan ciuman mereka." Kita harus segera pergi dari sini." Lanjutnya menatap lurus sapphire Naruto dengan kesungguhannya. Sementara Naruto sendiri hanya mengangguk yakin sebagai jawabannya.
Setelah saling berpandangan satu sama lain untuk meyakinkan keputusan terakhir mereka. Itachi kemudian meraih tangan Naruto dan berbalik untuk keluar dari ruangan tersebut. Namun gerakannya terhenti saat onyx dan sapphire mereka menangkap sosok pria yang mengenakan jas putih dan terdapat mawar merah dibagian dada jasnya yang tengah berdiri diambang pintu. Onyx sosok itu menatap datar sepasang kekasih dihadapannya.
" Kalian pikir bisa semudah itu pergi dari sini?" Ujarnya dengan nada datar. Sasuke kemudian menyandarkan punggungnya pada tembok disamping pintu.
" Biarkan kami pergi." Sahut Itachi menatap Sasuke sengit.
" Dan merusak pernikahanku. Begitu?" Tukas Sasuke dengan seringai meremehkan diwajahnya.
" Aku juga sudah mengatakannya kepadamu Sasuke." Itachi menjeda perkataannya dan menatap serius adiknya." Jika aku tidak akan segan membawa Naruto pergi dihari pernikahanmu." Lanjutnya dengan nada yang sarat akan tantangan.
" Aku juga sudah mengatakannya Aniki. Lakukan lah jika kau bisa!" Sahut Sasuke dengan nada yang sama.
" Sebenarnya apa mau mu Sasuke?" Tanya Itachi pada Sasuke. Sebenarnya ia sudah sangat lelah dengan perdebatan ini. Ia hanya ingin tahu apa sebenarnya tujuan adik satu-satunya itu yang sangat bersikeras tidak ingin melepaskan Naruto padanya. Bukankah Sasuke tidak mencintai Naruto dan Sasuke juga tahu jika dia dan Naruto saling mencintai. Lalu apa sebenarnya mau Sasuke?
" Mau ku?" Ulang Sasuke dengan alis yang terangkat sebelah. Namun kemudian sebuah seringai kembali terpatri diwajahnya." Tentu saja aku mau pernikahan ini tetap berlangsung seperti semestinya." Lanjutnya kembali memasang wajah datarnya.
" Tapi kita tidak saling mencintai Sasuke. Meskipun pernikahan ini berlangsung, kita tidak akan pernah bisa bahagia. Karena tidak ada cinta diantara kita Sasuke." Naruto yang sejak tadi hanya diam dan berdiri dibelakang Itachi membuka suara menyerukan perasaannya. Naruto melangkah dan berdiri disamping Itachi dan menatap langsung onyx Sasuke.
Tidak. Sudah cukup selama ini ia hanya berdiri dibalik punggung Itachi. Sekarang ia ingin berdiri disamping pria yang sangat dicintainya. Dan berjuang bersama pria itu untuk cinta mereka. Ia tidak akan menjadi Naruto yang hanya pasrah lagi pada nasibnya. Ia akan melawan dan memperjuangkan cintanya bersama Itachi.
" Itu bukan hal sulit. Kau hanya perlu belajar mencintaiku dan aku juga akan belajar mencintaimu.". ' mungkin aku sudah sangat mencintai mu Naru.' Lanjut Sasuke namun hanya dalam hatinya saja dan ia tidak bisa mengungkapkannya.
" Kenapa? Kenapa baru sekarang Sasuke? Kenapa baru sekarang kau bilang akan belajar mencintai ku?" Lirih Naruto menundukkan kepalanya. Namun pertanyaannya itu masih dapat didengar oleh dua pria yang berada diruangan itu.
Iya. Kenapa baru sekarang Sasuke bilang jika ia akan belajar mencintai Naruto. Mungkin jika Sasuke mengatakannya beberapa bulan yang lalu sebelum pernikahan kakaknya terjadi. Mungkin Naruto akan menerima pernikahan ini dengan senang hati. Mungkin Naruto akan menjadi wanita yang paling bahagia didunia ini saat itu.
Tapi semua itu sudah berlalu. Karena hatinya saat ini sudah terpaku pada satu orang. Yaitu Itachi yang selalu menemaninya disaat ia terpuruk. Pria yang sudah memberinya kehangatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Pria yang membuat ia jatuh cinta lagi. Pria yang membuatnya merasa berarti bagi orang lain. Pria yang saat ini berdiri disampingnya dan mencoba untuk mempertahankan dirinya. Maka Naruto juga sudah bertekad untuk mempertahankan pria itu.
" Mungkin jika kau mengatakannya saat aku belum jatuh cinta pada Itachi, itu akan mudah Sasuke." Sangat mudah malah, karena saat itu juga Naruto sudah mencintai Sasuke. Naruto menggenggam tangan Itachi erat membuat Itachi menoleh kearahnya.
" Tapi tidak. Ini tidak semudah yang kau katakan. Aku sudah sangat mencintai Itachi. Dan aku tidak yakin jika aku masih bisa belajar mencintaimu Sasuke." Lanjut Naruto menatap Sasuke penuh keyakinan akan cintanya pada Itachi.
' BRUKK '
Refleks Naruto dan Sasuke langsung menoleh kearah Itachi dan menatap tak percaya, apa yang sedang pria itu lakukan saat ini.
" Itachi-nii?" Lirih Naruto.
" Apa yang kau lakukan Aniki?" Tanya Sasuke. Samar-samar terdengar nada tidak percaya dibalik nada datarnya
Sasuke dan Naruto masih menatap tidak percaya apa yang sedang dilakukan oleh Itachi. Pria itu sedang bersimpuh dengan lutut yang menjadi tumpuannya. Posisi bagi seseorang yang sedang berlutut dan memohon. Apakah Sasuke tidak salah lihat? Apakah benar, pria yang sedang berlutut itu adalah kakaknya? Apakah kakaknya itu sedang memohon kepadanya? Sebesar itukah cinta kakaknya pada Naruto? Hingga Itachi yang sangat Sasuke tahu tidak akan pernah berlutut dan tunduk pada seseorang sekarang sedang berlutut dan memohon kepadanya. Hanya untuk bisa bersama dengan Naruto. Gadis yang juga sangat ia cintai. Lalu. Bagaimana dengan cinta Sasuke pada Naruto? Apakah cintanya itu tidak sebanding dengan cinta kakaknya? Apakah cintanya pada Naruto sudah tidak bisa diperjuangkan lagi? Apakah ia harus menyerah?
" Aku tahu kau sangat mengenalku Sasuke. Aku tidak pernah tunduk ataupun memohon pada orang lain. Tapi untuk kali ini, aku memohon padamu Sasuke. Biarkan aku hidup bersama Naruto. Lepaskan dia untukku. Biarkan kami pergi dan hidup bahagia. Aku mohon.." Itachi menundukkan kepalanya sambil memohon pada adiknya yang masih berdiri dan menatapnya dengan pandangan yang tidak dapat diartikan. Itachi sendiri sudah tidak peduli dengan harga dirinya dan membiarkan dirinya berbuat sejauh ini. Demi Naruto-nya ia akan melakukan apapun. Meskipun harga dirinya sendiri harus terinjak-injak. Karena baginya, Naruto adalah hidupnya. Jadi untuk apa ia memiliki harga diri tapi kehilangan hidupnya.
Sebenarnya Itachi bisa saja melakukan kekerasan dan langsung membawa Naruto pergi dari tempat ini. Dan mungkin meninggalkan Sasuke dengan beberapa memar diwajahnya. Atau jika perlu ia akan membuat Sasuke tergolek lemah dan tidak mampu mengejarnya lagi. Tapi tidak. Itachi tidak bisa melakukan hal itu terhadap adik kandungnya sendiri. Itachi tidak bisa melukai Sasuke. Karena itu ia hanya akan berbuat sejauh ini untuk memperlihatkan pada Sasuke akan kesungguhannya terhadap Naruto.
' BRUKK '
Kali ini giliran dua pria yang menoleh kearah satu-satunya wanita diruangan itu dengan tatapan tidak percaya. Disamping Itachi. Naruto juga sedang melakukan hal yang sama dengannya. Berlutut tanpa memperdulikan gaun pengantin berwarna putih yang sedang dikenakannya akan kotor. Dan sekali lagi Sasuke harus dibuat tersentak dengan tindakan Naruto.
Sebesar itukah cinta sepasang kekasih yang sekarang sedang berlutut dihadapannya? Apakah ia benar-benar sudah kehilangan harapan untuk cinta dan janjinya? Apa yang harus dilakukannya sekarang?
" Selama ini aku juga tidak pernah memohon apapun pada mu Sasuke. Dan untuk kali ini saja aku mohon, biarkan aku dan Itachi pergi. Biarkan kami bersama. Aku mohon.. Sasuke." Naruto menundukkan kepalanya dan memohon pada Sasuke. Ia juga sudah tidak peduli dengan apapun lagi. Yang Naruto inginkan hanya ingin bersama Itachi. Dan ia juga tidak akan membiarkan Itachi berjuang seorang diri. Naruto juga akan berjuang bersamanya. Karena itu, jika Itachi bisa berlutut dan memohon kepada adiknya sendiri. Maka ia juga akan melakukan hal yang sama. Bukankah semua ini demi kebahagiaan mereka.
" Jadi, apa yang sedang kalian lakukan sekarang?" Suara datar milik Sasuke kembali terdengar membuat sepasang kekasih yang sedang berlutut mendongak dan menatap Sasuke.
" Apakah kalian akan terus berada disini? Menunggu paman Minato datang untuk menjemput Naruto dan membawanya ke altar?" Tanya Sasuke dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Membuat Naruto dan Itachi yang masih dalam posisinya mengerutkan dahinya.
" Atau pergi dari tempat ini sekarang juga. Sebelum aku berubah pikiran." Lanjut Sasuke menatap datar sepasang kekasih dihadapannya.
" Sasuke.." Gumam Itachi dan Naruto bersamaan.
" Pergilah!" Tukas Sasuke.
Itachi dan Naruto pun kemudian beranjak dari posisinya. Dan berjalan menghampiri Sasuke yang masih berada ditempatnya berdiri.
" Arigatou Sasuke." Ujar Itachi ketika sudah berdiri dihadapan Sasuke.
" Tapi kau harus berjanji satu hal padaku Aniki." Sasuke melirik dan menatap tajam kearah Itachi.
" Apa itu Sasuke?" Tanya Itachi balas menatap Sasuke namun dengan tatapan seorang kakak pada adiknya.
" Kau harus membuat Naruto bahagia. Kau tidak boleh membuatnya menangis ataupun terluka." Ujar Sasuke menatap Naruto dengan tatapan yang melembut. Mungkin hanya ini yang bisa Sasuke lakukan untuk wanita yang dicintainya. Walaupun hatinya sendiri juga terluka.
" Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu Sasuke. Aku tidak akan pernah mengecewakan mu." Sasuke menoleh kearah kakaknya. Sasuke juga bisa melihat kesungguhan disorot mata kakaknya.
" Arigatou Sasuke. Kau memang sahabat terbaikku." Naruto menerjang tubuh Sasuke dan kemudian memeluk tubuh sahabatnya itu. Meluapkan kebahagiaan yang sedang dirasakannya.
" Gomen Naru. Aku tidak bisa menepati janjiku." Lirih Sasuke namun masih dapat didengar oleh Naruto yang masih memeluknya. Naruto kemudian melepaskan pelukannya dan menatap heran Sasuke. Ia masih tidak mengerti dengan yang dikatakan Sasuke barusan. Naruto baru akan membuka mulutnya untuk bersuara sebelum Itachi mendahuluinya.
" Kita harus segera pergi Naru. Sebelum yang lain datang." Naruto menoleh kearah Itachi dan kemudian mengangguk.
Itachi mengulurkan tangannya pada Naruto yang langsung disambut oleh Naruto. Mereka berdua mulai melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Namun sebelum benar-benar keluar dari ruangan itu. Naruto sempat menoleh dan tersenyum kearah Sasuke yang hanya menatap datar kearahnya. Hingga Naruto dan Itachi benar-benar keluar dan pergi dari tempat itu. Sementara Sasuke masih berdiri menyandarkan punggungnya pada tembok.
Sasuke masih berdiri ditempat yang sama sambil menengadahkan kepalanya dengan mata terpejam. Hingga suara langkah kaki datang mendekat kearahnya. Membuat Sasuke membuka matanya dan menampilkan onyx yang terlihat kelam.
" Sasuke? Apa yang sedang kau lakukan disini? Bukankah kau seharusnya berada di altar?" Tanya Minato yang baru saja datang ke ruangan itu. Sasuke hanya diam dan membenarkan posisinya. Ia tidak lagi bersandar pada tembok dan mulai menegakkan tubuhnya.
" Dimana Naruto? Apa kau melihatnya Sasuke?" Tanya Minato setelah mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan untuk mencari putrinya. Minato sempat menoleh kearah Sasuke namun kembali mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan untuk mencari sosok putrinya.
" Paman." Seru Sasuke membuat Minato kembali memusatkan perhatiannya pada sang calon menantu. Minato hanya diam menatap Sasuke. Menunggu pemuda itu mengeluarkan suaranya.
" Bisakah paman kembali dan mengatakan pada semua orang yang datang, jika pernikahan ini dibatalkan?" Ujar Sasuke menatap sapphire yang sama dengan milik Naruto.
" Apa maksudmu?" Tanya Minato dengan sebelah alis yang terangkat. Menuntut penjelasan dari pemuda dihadapannya.
" Naruto sudah pergi. Jadi kurasa pernikahan ini sudah tidak akan bisa dilanjutkan lagi." Jelas Sasuke
" APA?! Bagaimana mungkin bisa Naruto pergi? Kalau begitu kita harus segera mencarinya." Minato berujar panik dan kemudian hendak melangkahkan kakinya keluar untuk mencari putrinya yang lari dihari pernikahannya. Sebelum sebuah suara menghentikan langkahnya.
" Tidak perlu paman. Naruto sudah bersama dengan orang yang tepat." Penuturan Sasuke hanya membuat kerutan dahi pada sang mantan calon mertuanya. Minato menatapnya dengan tatapan meminta penjelasan.
" Naruto pergi dengan pria yang dicintainya dan juga mencintainya. Kau tidak perlu khawatir paman. Dan paman hanya perlu mengatakan pada yang lain jika perrnikahan ini dibatalkan." Jelas Sasuke menjawab pertanyaan yang tak terucap dari Minato. Minato sendiri hanya menghela napas sambil memijat pangkal hidungnya.
" Anak itu benar-benar." Gumam Minato sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian ia menolehkan kepalanya dan menatap Sasuke sesaat sebelum akhirnya mengangguk dan meninggalkan Sasuke ditempat itu. Kembali ke tempat dimana pemberkatan pernikahan Sasuke dan Naruto akan dilangsungkan.
Sesampainya disana. Dengan hati-hati Minato pun mengatakannya sesuai dengan yang Sasuke sampaikan. Jika pernikahan putrinya dan Sasuke dibatalkan. Minato bisa melihat raut terkejut dari para tamu undangan dan yang terlebih lagi pada calon besannya. Sekarang Minato pasrah jika calon besannya yang merupakan sahabatnya saat SMA dulu sekarang akan membencinya. Minato juga tidak dapat berbuat apapun setelah semua ini terjadi. Sesungguhnya ia juga sedikit kecewa tapi ia bisa apa.
Banyak raut wajah terkejut tak percaya dengan berita yang baru saja disampaikan oleh Minato. Namun diantara mereka semua yang berkumpul di tempat itu. Terdapat iris ruby yang berkilat marah. Ekspresi wajahnya pun mengeras. Hingga akhirnya ia berdiri dari kursinya dan berjalan meninggalkan tempat itu. Menghiraukan panggilan semua orang yang memanggilnya.
.
Semenjak Naruto dan Minato pergi dari ruangan itu, Sasuke masih diam ditempatnya. Hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Baru saja tubuhnya berbalik dan melangkah menuju pintu. Onyx Sasuke menangkap kedatangan seseorang lagi yang sedang berjalan kearahnya dengan langkah lebar dan wajah yang mengeras.
" Bisa kau jelaskan kepadaku apa yang sudah terjadi." Tanya Kyuubi saat sudah berdiri dihadapan Sasuke. Tangannya meraih kerah jas yang dikenakan Sasuke dan mencengkeramnya erat. Ruby miliknya menatap nyalang onyx dihadapannya.
" Naruto pergi." Jawab Sasuke singkat dengan nada yang tenang. Sama sekali tidak gentar dengan tatapan nyalang ruby dihadapannya.
" Kenapa kau membiarkannya pergi?" Tanya Kyuubi lagi tanpa melepaskan cengkeraman tangannya pada jas Sasuke.
" Karena hanya itu yang bisa kulakukan untuk Naruto." Sasuke menjauhkan tangan Kyuubi yang mencengkeram jasnya. Kemudian ia merapikan jasnya yang sedikit kusut akibat perbuatan mantan calon kakak iparnya itu.
" Kau sendiri yang memintaku untuk menjauhkan Naruto sementara waktu agar pernikahan ini berhasil. Tapi sekarang kau sendiri yang membiarkan Naruto pergi dan mengacaukan pernikahan ini." Kyuubi menarik napas untuk menahan emosinya meskipun masih menatap tajam Sasuke." Jika aku tahu pada akhirnya akan tetap seperti ini. Aku tidak akan pernah menurutimu." Lanjutnya kemudian berbalik dan meninggalkan Sasuke.
Sekarang yang ada dipikiran Kyuubi adalah bagaimana caranya untuk menemukan adiknya. Berdebat dengan Sasuke hanya akan membuang waktu dan tenaganya saja. Kyuubi harus memastikan jika adiknya itu baik-baik saja. Meskipun sekarang ia sedang bersama dengan pria yang dicintainya. Tetap saja tidak bisa membuat dirinya tenang. Sebagai seorang kakak ia hanya ingin melindungi adiknya. Memastikan adiknya mendapat yang terbaik. Karena itu ia juga harus memastikan ketulusan pria itu terhadap adiknya dengan caranya sendiri.
Sasuke hanya menatap datar punggung Kyuubi yang mulai menjauh dan menghilang dari pandangannya setelah kepergian Kyuubi. Tubuhnya kemudian merosot dan duduk bersadar pada tembok dengan sebelah lututnya tertekut dan tangan yang bertumpu pada lututnya. Kepalanya menunduk dalam dan poninya menutup sebagian wajah Sasuke. Wajah Sasuke terus menunduk tanpa menyadari bunyi langkah kaki yang mendekat kearahnya.
" Sasuke-kun?" suara feminim yang sangat Sasuke kenal terdengar ditelinganya. Sasuke mendongak menatap seorang wanita dengan balutan dress berwarna Lavender yang berdiri menjulang dihadapannya.
" Hinata." Seru Sasuke menatap Hinata dengan pandangan yang kosong. Membuat Hinata yang melihatnya terasa sangat menyedihkan.
" Apa kau baik-baik saja Sasuke-kun?" Tanya Hinata kemudian berjongkok dihadapan Sasuke yang masih dengan posisinya.
" Apa menurutmu aku akan baik-baik saja Hinata?" Hinata dapat melihat sorot mata putus asa dan hampa di onyx Sasuke yang sangat ia kagumi. Hinata diam tidak tahu harus menjawab apa. Tentu saja Hinata sangat tahu seperti apa kondisi Sasuke saat ini. Hinata sangat tahu seperti apa perasaan Sasuke terhadap Naruto. Hinata hanya tidak menyangka jika semuanya akan berakhir seperti ini. Ia pikir kebahagiaan Sasuke sudah berada didepan matanya dan sebentar lagi akan didapatkan pria yang pernah berstatus sebagai kekasihnya dulu.
" Bukankah aku terlihat seperti seorang pecundang Hinata?" Hinata masih terdiam dan hanya mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Sasuke. Ia hanya berusaha untuk menjadi pendengar yang baik, karena itulah yang sedang Sasuke perlukan saat ini.
" Seharusnya sejak awal aku mengatakan yang sebenarnya pada Naruto. Seharusnya sejak awal aku mengatakan jika aku mencintainya dan bukan membuat permainan bodoh ini." Hinata tahu apa yang Sasuke maksud dikalimat terakhir. Ya. Permainan bodohnya bersama Sasuke.
" Ini semua salahku Hinata." Sasuke semakin menundukkan kepalanya.
" Ini semua bukan hanya salahmu Sasuke-kun. Aku juga sudah bersalah karena mengikuti permainan bodoh ini. Seharusnya aku membantu kalian agar bisa bersama." Hinata akhirnya mengeluarkan kalimat yang sudah lama ingin dikeluarkannya.
Ya. Seharusnya sejak awal Hinata menolak permintaan Sasuke yang meminta dirinya untuk menjadi pacar palsunya hanya untuk memastikan perasaan pria itu terhadap Naruto dan memastikan perasaan Naruto terhadap Sasuke. Dan saat Sasuke sudah yakin terhadap perasaannya yang memang benar mencintai sahabatnya itu. Sasuke dan Hinata tetap meneruskan permainan bodohnya untuk membuat Naruto cemburu dan memastikan Naruto juga mencintai Sasuke. Tapi pada akhirnya Naruto benar-benar pandai menyembunyikan perasaannya dan berakhir seperti ini. Dan penyesalan juga rasa bersalah itu sekarang bersarang dihati gadis bermarga Hyuuga. Melihat dua sahabatnya yang tidak bisa bersatu. Terutama bagi Sasuke yang benar-benar terpuruk saat ini. Hinata benar-benar tidak sanggup melihat sahabatnya terluka seperti ini.
" Semua akan baik-baik saja Sasuke." Hanya kalimat itu dan sebuah pelukan yang bisa Hinata berikan untuk menghibur sahabatnya. Sasuke yang sudah benar-benar terpuruk pun hanya diam dan menerima segala penghiburan yang diberikan sahabatnya. Karena sesungguhnya memang itulah yang dibutuhkannya saat ini. Ia sudah kehilangan wanita yang dicintainya dan membutuhkan seseorang untuk menghiburnya.
.
~~Now I Love U
.
Mobil sedan hitam yang membelah jalanan pinggiran kota berhenti didepan Gereja yang memiliki halaman yang cukup luas. Didalam sedan hitam itu terdapat seorang pria berusia 28 tahun mengenakan setelan jas hitam dengan kemeja putih yang dua kancing atasnya terbuka. Surai raven panjangnya yang dikuncir rendah juga onyx kelam yang tajam duduk dikursi kemudi. Disebelahnya duduk seorang wanita beririrs sapphire dan surai pirang yang digelung dan dihias oleh kain transparan khas pengantin dan juga gaun pengantin berwarna putih gading yang dikenakannya.
" Kenapa kita berhenti disini Itachi-nii?" Tanya Naruto menatap pria yang duduk disampingnya dikursi kemudi dengan tatapan bingung. Bukankan sekarang mereka sedang misi pelarian. Lalu kenapa pria yang membawanya pergi dari pernikahannya ini malah menghentikan mobilnya didepan gereja yang entah mengapa tampak tidak begitu asing di iris sapphire-nya.
" Tentu saja untuk menikah." Jawab Itachi tenang sambil tersenyum saat melihat ekspresi Naruto yang menurutnya sangat menggemaskan.
" Menikah?" ulang Naruto masih menatap heran Itachi yang sedang tersenyum.
" Kau sudah mengenakan gaun pengantin karena itu kita harus memanfaatkannya dengan menikah. Atau.. kau tidak ingin menikah dengan ku Naru?" jawab Itachi menaikkan sebelah alisnya saat mengucapkan kalimat terakhirnya. Naruto menggeleng dan kemudian tersenyum kearah Itachi.
" Tentu saja Naru ingin menikah dengan Itachi-nii." Ujar Naruto dengan senyum yang semakin mengembang membuat Itachi ikut tersenyum lega.
" Baiklah kalau begitu kita akan menikah. Tapi.. bisakah kau berhenti memanggilku Itachi-nii Naru?" Tanya Itachi menatap lekat malaikatnya yang sebentar lagi menjadi pendamping hidupnya.
" I-Itachi." Lidah Naruto terasa kelu saat hanya menyebutkan nama Itachi tanpa menambahkan embel-embel 'nii' dibelakangnya. Bagaimana pun Itachi lebih tua enam tahun darinya dan ia sudah biasa memanggil Itachi dengan sebutan 'Itachi-nii'.
" Kau harus membiasakannya Naru." Ujar Itachi sambil membelai lembut pipi Naruto, tak lupa dengan senyum terbaiknya.
Mereka berdua kemudian keluar dari sedan hitam yang mereka tumpangi dan berjalan menuju gereja dengan tangan yang saling bertautan. Itachi meminta pendeta digereja tersebut untuk menikahkan mereka. Dan jemaat yang sedang beribadat di gereja itupun berubah menjadi saksi akan pemberkatan pernikahan Itachi dan Naruto. Janji yang dipimpin sang pendeta diucapkan dan diulangi oleh kedua mempelai. Sepasang cincin yang sudah disiapkan Itachi tersemat di jari manis mereka. Ciuman penuh cinta setelah mereka resmi menjadi sepasang suami istri dihadapan pendeta dan para jemaat. Adalah proses penyatuan cinta mereka yag cukup berliku.
Setelah usai dengan semua itu. Itachi dan Naruto pun memutuskan untuk segera pergi dari gereja menuju tempat yang sudah Itachi siapkan untuk mereka. Naruto berjalan hendak keluar dari Gereja dengan Itachi yang masih menggandeng tangannya. Sapphire miliknya menjelajah ke seluruh penjuru Gereja yang entah mengapa begitu familiar dimatanya. Hinnga ketika ia hampir sampai di pintu, dengan tiba-tiba Naruto menghentikan langkahnya dan membuat Itachi juga ikut menghentikan langkahnya. Sapphire-nya tertuju pada bangku panjang yang berada di barisan paling belakang.
Gomen Naru. Aku tidak bisa menepati janjiku.
Kata-kata Sasuke saat terakhir kali mereka bertemu beberapa jam yang lalu kembali terngiang ditelingannya. Meskipun Sasuke berujar dengan nada yang sangat lirih tapi Naruto yang saat itu sedang memeluknya dapat mendengarnya dengan jelas. Iris sapphire itu masih tertuju pada kursi yang terletak di pojok paling belakang dekat pintu. Kenangan masa kecilnya bersama Sasuke belasan tahun yang lalu kembali berputar di kepalanya.
" Mungkin kah?" gumam Naruto dengan nada yang lirih namun masih dapat didengar dengan jelas oleh Itachi yang berdiri disampingnnya.
" Ada apa Naru?" Tanya Itachi meremas tangan Naruto yang digenggamnya. Mengingatkan wanita yang sudah resmi menjadi istrinya itu jika ia ada disampingnya. Naruto menoleh kearah Itachi kemudian menggelengkan kepalanya dan tersenyum kearahnya.
" Tidak ada. Hanya saja.. sepertinya sekarang aku tahu, kenapa Sasuke bersikeras ingin menikahiku." Jawab Naruto dengan pandangan mata yang menerawang.
" Kau tahu?" Tanya Itachi lagi dengan sorot mata ingin tahu.
" Sekarang aku ingat dengan tempat ini." Naruto menoleh dan menatap Itachi lekat. Itachi hanya diam dan menunggu Naruto melanjutkan perkataannya."aku dan Sasuke pernah datang ke gereja ini saat kami masih kecil dulu. Dan ditempat ini kami berjanji untuk menikah saat kami dewasa." Lanjutnya menatap kursi yang pernah ia dan Sasuke duduki dulu.
" Sepertinya Sasuke masih mengingatnya dan ingin menepatinya. Mungkin karena itulah ia bersikeras ingin menikahiku. Sasuke ingin menepati janji kami berdua saat itu." Naruto menoleh kembali kearah Itachi dan menatapnya langsung pada onyx yang begitu dikaguminya.
" Apa kau juga menyesal karena tidak bisa menepati janji kalian?" Tanya Itachi balas menatap wanita yang baru saja resmi menjadi istrinya. Naruto menggelengkan kepalanya dan kemudian menangkup wajah Itachi dengan kedua tangannya.
" Satu-satunya hal yang akan ku sesali adalah saat kita tidak dapat bersama." Jawab Naruto sambil tersenyum dan kemudian berjinjit dan mencium bibir Itachi.
" Hal itu juga lah yang akan aku sesali seumur hidupku jika benar-benar terjadi Naru." Ujar Itachi setelah ciuman mereka terlepas. Itachi menunduk dan kembali mencium bibir Naruto lembut tanpa nafsu dan hanya ada perasaan cinta yang tersirat didalamnya.
" Aishiteru Naru." Ujar Itachi setelah melepaskan ciuman mereka.
" Aishiteru mo Tachi." Sahut Naruto tersenyum kearah pria yang baru saja resmi menjadi suaminya.
Naruto kembali menoleh kearah kursi yang pernah didudukinya bersama Sasuke saat mereka masih kecil dulu. Menatapnya untuk terakhir kalinya sebelum melangkahkan kakinya keluar dari gereja yang telah mengikatkan janji untuk hidup bersama dengan pria yang dicintainya. Melangkahkan kakinya menuju hidup barunya bersama pria yang dicintainya.
Mereka berdua kemudian pergi dari gereja yang telah mengikatkan janji untuk sehidup semati yang telah mereka ikrarkan. Dan Itachi melajukan mobil yang tadi terparkir di depan Gereja. Mobil yang mereka tumpangipun berhenti disebuah rumah sederhana namun memiliki halaman yang cukup luas. Rumah yang sudah disiapkan oleh Itachi untuk kehidupan baru mereka. Naruto sempat tertegun dengan apa yang ada dihadapannya. Wanita yang sudah resmi menyandang marga Uchiha itu tidak habis pikir jika Itachi sudah menyiapkan semuanya untuk dapat hidup bersama layaknya sebuah keluarga kecil. Perasaannya benar-benar menghangat dan kebahagian yang benar-benar membuncah yang kini ia rasakan. Itachi sebdiri hanya tersenyum lembut pada istrinya. Tentu saja ia sudah menyiapkan semuanya hanya untuk hidup bersama dengan Narutonya.
" Gomen Naru, tapi hanya ini yang bisa kuberikan untukmu. Mungkin rumah ini tidak sebesar rumahmu. Tapi dirumah sederhana ini lah kita akan memulai kehidupan kita yang baru." Ujar Itachi membukakan pintu halaman rumah yang hanya setinggi pinggangnya.
" Ini sudah lebih dari cukup bagiku. Karena yang terpenting bagiku adalah keberadaanmu disampingku." Naruto menatap teduh pria yang berdiri disampingnya.
Ya. Baginya semua ini telah lebih dari cukup. Karena hal yang paling diinginkan Naruto hanya lah dapat terus bersama dengan Itachi. Rumah sederhana yang ada dihadapannya saat ini adalah tempat dimana ia akan memulai kehidupan barunya bersama Itachi.
" Syukurlah jika kau menyukainya Naru." Ujar Itachi dengan gerakan cepat mengangkat tubuh Naruto dan menggendongnya dengan gaya bridal.
"A-Apa yang kau lakukan?" Tanya Naruto dengan wajah yang sudah memerah ketika Itachi yang tiba-tiba mengangkat tubuhnya.
" Hanya kebiasaan yang biasa dilakukan oleh pasangan pengantin yang baru saja menikah." Jawab Itachi tenang meski terselip nada menggoda didalamnya.
" A-Apa maksudmu?" Tanya Naruto lagi dengan gugup.
" Tentu saja melaksanakan ritual malam pertama kita."
" E-Eh?" Itachi hanya terkekeh geli melihat ekspresi istrinya yang memasang wajah bodohnya dengan rona merah dipipi yang menjalar hingga ke telinganya. Entah kenapa Itachi jadi suka menggoda istrinya ini.
Menghiraukan wajah bodoh Naruto, Itachi melangkahkan kakinya memasuki rumah sederhana yang memang sudah ia siapkan untuk dirinya dan Naruto tinggal sementara waktu hingga keadaan kembali tenang dan ia mampu menjelaskan yang sebenarnya terjadi kepada keluarga mereka. Dan yaa, seperti yang Itachi katakan pada Naruto jika mereka akan melaksanakan ritual malam pertama mereka sebagai sepasang suami istri. Meskipun bukan yang pertama bagi mereka melakukannya. Tapi ini semua memanglah awal dari kehidupan barunya bersama malaikatnya.
.
~~Now I Love U
.
Seminggu sudah Itachi dan Naruto tinggal dirumah sederhana mereka. Kehidupan rumah tangga yang baru saja mereka bangun pun sama seperti rumah tangga pada umumnya. Dan mereka berdua benar-benar menikmati kehidupan baru mereka sebagai sepasang suami istri.
Seperti pagi ini. Itachi menggeliat dari tidurnya mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping. Tangannya bergerak seperti hendak menggapai sesuatu. Dahinya mengernyit saat hanya mendapatkan kekosongan disamping tempatnya tidur dimana ia selalu mendapatkan kehangatan dari malaikatnya. Perlahan kelopak matanya pun terbuka dan menampilkan onyx kelam miliknya.
Dan benar saja, ia tidak mendapati istrinya yang terbiasa tidur disampingnya. Namun samar-samar ia mendengar suara dari arah kamar mandi. Mungkin Naruto berada dikamar mandi pikir Itachi saat itu.
Itachi pun menyibak selimut yang menutupi tubuh polosnya dan kemudian mengambil boxer miliknya yang tergeletak di lantai dan mengenakannya. Itachi melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang masih berada didalam kamarnya.
Itachi dapat melihat Naruto yang tengah memuntahkan isi perutnya ke dalam closet. Ia pun berjalan menghampiri Naruto yang masih memuntahkan isi perutnya. Tangan Itachi terulur untuk memijat tengkuk istrinya berharap apa yang dilakukannya mampu meringankan rasa sakit yang dirasakan istrinya. Itachi juga dapat melihat wajah Naruto yang pucat dan itu membuatnya sangat khawatir.
Naruto beranjak dan menekan tombol untuk menyiram bekas muntahannya. Kemudian ia menutup closetnya dan duduk di closet duduk sambil mendongak menatap raut Itachi yang juga sedang menatap khawatir kearahnya.
" Kau sakit?" Tanya Itachi lembut kemudian berjongkok menyamakan tingginya dengan Naruto yang sedang duduk di closet duduk. Naruto hanya balas menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kearah Itachi.
" Kau yakin?" Tanya Itachi lagi meyakinkan.
" Aku baik-baik saja Tachi." Jawab Naruto tersenyum kearah Itachi yang masih memandangnya dengan tatapan khawatir.
" Tapi wajahmu terlihat pucat Naru." Ujar Itachi membelai pipi Naruto yang sedikit memucat. Naruto hanya tersenyum atas perhatian yang diberikan Itachi kepadanya. Tangannya terangkat menyentuh tangan Itachi yang berada dipipinya dan menggenggamnya. Kemudian Naruto pun berdiri dan melangkahkan kakinya menuju sebuah kotak yang berada didekat pintu kamar mandi. Meninggalkan Itachi yang masih pada posisinya dan menatap bingung istrinya.
Setelah membuka kotak tersebut dan mengambil sesuatu didalamnya, Naruto kembali melangkah mendekati Itachi yang sudah berdiri saat melihat Naruto berjalan kearahnya. Setelah saling berhadapan, Naruto menjulurkan tangannya dan memberikan sebuah benda kecil pipih ketangan suaminya. Itachi hanya mengernyit bingung saat Naruto memberikan benda itu ke tangannya. Namun matanya membulat saat melihat benda yang ada ditangannya yang ia tahu sebagai testpeck. Dan yang lebih membuatnya terkejut adalah dua garis merah yang terdapat di alat tes kehamilan itu. Itachi sangat tahu apa arti dari dua garis merah itu. Onyx Itachi kemudian beralih menatap sang istri dengan sorot onyx terkejut, tidak percaya dan bahagia yang terlihat jelas di sapphire Naruto.
" Kau… Hamil?" Tanya Itachi dengan nada tak percaya dan bahagia. Naruto mengangguk dan kemudian tersenyum kearah Itachi.
Itachi yang melihat jawaban istrinya itu pun langsung merengkuh tubuh istrinya kedalam pelukannya. Sekarang dirinya benar-benar bahagia setelah mendengar kabar tersebut. Itachi terus memeluk sambil mencium pucuk kepala Naruto berkali-berkali. Tak lupa Itachi juga merapalkan kata-kata 'terima kasih' dan 'aku mencintaimu' berulang kali.
" Kalau begitu kita harus menemui mereka dan memberitahu mereka kabar baik ini." Itachi berujar dengan senyum yang tak pernah lepas setelah melepaskan pelukannya.
" Apa.. kau yakin jika kita harus menemui mereka?" Naruto bertanya ragu pada suaminya. Sebenarnya Naruto masih sedikit ragu untuk menemui keluarganya. Meskipun satu minggu telah berlalu setelah kekacauan yang ia buat di hari pernikahannya. Naruto tahu jika keluarganya pasti sangat kecewa dengan perbuatannya yang pergi dihari pernikahannya. Dan keluarganya juga pasti harus menanggung malu karena pernikahan yang tiba-tiba dibatalkan itu.
" Tentu saja Naru, mereka juga berhak tahu prihal kehamilanmu. Dan kita juga berhutang penjelasan kepada mereka." Jawab Itachi berusaha meyakinkan istrinya.
" Tapi.."
" Kita juga tidak bisa terus lari seperti ini Naru. Percayalah, semua akan baik-baik saja dan mereka pasti akan mengerti." Itachi kembali merengkuh tubuh istrinya kedalam pelukannya dan mengelus punggung istrinya berusaha menghillangkan keraguan istrinya. Naruto pun mengangguk dan menyamankan dirinya dalam pelukan suaminya.
Ya. Itachi benar, mereka tidak bisa terus berlari seperti ini dan mereka juga harus menghadapi semuanya bersama. Dan keluarganya juga berhak tahu tentang prihal pernikahannya dan Itachi juga mengenai kehamilannya. Ia hanya perlu mempercayai perkataan Itachi jika semuanya akan baik-baik saja.
.
~~Now I Love U
.
Setelah mendengar berita kehamilan dari istrinya, Itachi langsung membawa Naruto ke Rumah Sakit untuk memeriksa kehamilan istrinya. Dan hasilnya memang benar positif jika Naruto sedang hamil dengan usia kandungan yang baru menginjak minggu ke tiga. Setelah memastikan kehamilan Naruto itu, Itachi langsung menghubungi keluarganya dan Naruto setelah satu minggu tidak memberi kabar pada keluarga mereka. Itachi meminta kedua keluarga itu berkumpul dan bertemu dengannya juga Naruto.
Dan disinilah Itachi juga Naruto berada, diruang keluarga Namikaze. Diruang keluarga ini sudah berkumpul dua keluarga yaitu keluarga Uchiha minus Sasuke adiknya, mungkin karena adiknya itu sudah tahu akan apa yang hendak dibicarakan olehnya. Juga keluarga Namikaze yang lengkap termasuk Kyuubi dan Ino. Itachi juga dapat melihat tatapan tajam Kyuubi yang terus tertuju padanya. Mungkin jika tidak ada orangtua mereka saat ini, sudah sejak tadi Kyuubi menghajar dirinya.
" Jadi? Bisa kau jelaskan pada kami! Apa yang sebenarnya terjadi?" sang kepala keluarga Uchiha yaitu Uchiha Fugaku membuka suara memecahkan keheningan yang sudah terjadi semenjak tiga puluh menit yang lalu.
" Kami saling mencintai dan karena itulah kami memutuskan untuk lari dihari pernikahan Naruto dan Sasuke." Ujar Itachi tenang sama sekali tidak terusik dengan hawa mengintimidasi yang menguar dari seseorang yang berada diantara mereka.
" Kau.. mencintai.. Naruto?" kali ini giliran sang kepala keluarga Namikaze yang membuka suara bertanya dengan nada keraguan yang kentara. Itachi mengangguk mantap menjawab pertanyaan sang mertua.
" Tapi… bukankah kau hanya menyukai pria?" si Ayah dari sulung Uchiha kembali bertanya.
" Aku memang pernah mencintai seorang pria.." Itachi menjeda perkataannya. Ekor matanya melirik kearah Kyuubi yang duduk di pojok sofa bersama istrinya Ino. Pria yang sejak tadi menatap tajam kearahnya dan mengeluarkan hawa mengintimidasi yang dihiraukannya." Tapi, itu dulu. Karena sekarang aku benar-benar mencintai Naruto dengan tulus. Dan jika aku hanya ingin mempermainkan Naruto, aku tidak akan membawa lari Naruto dan menikahinya." Lanjut Itachi menatap lembut kearah Naruto yang duduk disampingnya.
" Menikahi Naruto?" si sulung Namikaze yang sejak tadi hanya diam sambil mengeluarkan hawa mengintimidasinya mengeluarkan suaranya bertanya dengan nada tak percaya.
" Ya. Kami sudah menikah dan karena itulah aku mengumpulkan kalian untuk memberitahukan berita tentang pernikahanku dan juga kehamilan Naruto." Jawab Itachi menatap langsung ruby yang menatapnya tak percaya.
" Naruto.. Hamil?" kali ini giliran sang nyonya Namikaze bertanya masih dengan nada yang sama seperti Kyuubi, tak percaya namun tersirat kebahagiaan didalamnya.
" Tapi.. bukankah kalian baru pergi selama satu minggu? Bagaimana Naru-chan bisa hamil secepat itu?" ibu dari sisulung Uchiha menambahkan.
" Ya.. Naruto sedang hamil dan usia kehamilannya baru menginjak tiga minggu. Sebenarnya kami sudah melakukannya sebelum kami menikah." Itachi menjawab pertanyaan dari dua wanita yang dihormatinya yang tidak lain Ibu dan mertuanya sendiri.
" Benarkah itu? Naru-chan?" sang ibu meyakinkan bertanya pada putri bungsunya. Dan dijawab anggukan kepala dari yang bersangkutan.
" Mau bagaimana lagi? Semua sudah terjadi. Setidaknya kalian sudah mau mempertanggung jawabkan apa yang telah kalian perbuat. Dan lagipula pada akhirnya keluarga Namikaze dan Uchiha tetap bersatu." Kepala keluarga Namikaze berujar dengan kata-kata bijaknya.
" Hn." Sementara sang kepala keluarga Uchiha hanya mengatakan dua huruf andalannya untuk menyetujui perkataan besannya yang membuat semua orang yang berada diruangan itu sweatdrop berjamaah (?).
" Arigatou.. Kaasan, Tousan." Ujar Itachi dan Naruto bersamaan sambil membungkuk hormat kepada kedua orang tua mereka yang duduk dihadapan mereka. Tak bisa dipungkiri perasaan lega dihati mereka karena sudah menyelesaikan permasalahan diantara mereka.
Namun sepertinya, masih ada salah satu diantara mereka yang masih belum bisa menerima semua ini sepenuhnya. Ruby miliknya masih menatap pasangan pengantin baru didepannya. Masih ada keraguan dihatinyauntuk menerima pernikahan adiknya. Bukan karena ia masih mencintai pria yang sekarang sudah berstatus sebagai suami dari adiknya. Namun ia hanya takut adiknya dipermainkan. Meskipun ia akui, ia bisa melihat ketulusan di onyx Itachi saat pria itu menatap adiknya. Tapi tetap saja-
" Ano.." sebuah interupsi membuatnya menolehkan kepalanya kepada wanita dengan surai pirang pucat yang duduk disampingnya. Semua orang yang masih berada diruangan itupun kemudian mengalihkan perhatiannya pada wanita bersurai pirang pucat yang tak lain adalah Namikaze Ino.
" Sebenarnya.. aku juga punya kabar lainnya yang ingin kusampaikan." Lanjutnya dengan wajah yang tertunduk dan rona merah tipis diwajahnya.
" Kau baik-baik saja?" Tanya Kyuubi sedikit khawatir melihat perubahan pada istrinya, melupakan semua pemikirannya tentang pasangan suami istri yang baru saja menikah dihadapannya. Pikirannya sudah tersita untuk istrinya yang dirasanya sedikit aneh.
" Aku baik-baik saja Kyuu. Aku hanya ingin menyampaikan berita ini kepadamu dan yang lainnya." Jawab Ino menatap langsung ruby suaminya, meyakinkannya jika ia baik-baik saja.
" Jadi, berita apa yang ingin kau sampaikan padaku dan yang lainnya?" kyuubi menghela nafas melihat tatapan istrinya dan kemudian kembali bertanya.
" Sebenarnya, aku sudah ingin mengatakannya saat di pernikahan Naru-chan yang gagal. Tapi karena keadaannya masih belum kondusif, aku jadi belum bisa mengatakannya kepadamu." Semua orang diruangan itu terdiam dan menunggu sang menantu Namikaze melanjutkan perkataannya. Ino menatap bergantian semua orang yang berada diruangan itu sebelum akhirnya menghela nafas untukmengurangi kegugupannya.
" Aku … hamil dua bulan." Lanjutnya membuat sang suami menatapnya dengan ruby yang membulat. Rasa terkejut, tak percaya dan… bahagia terpancar jelas diruby miliknya.
" Arigatou.. Ino." Kyuubi merengkuh tubuh Ino kedalam pelukannya dan merapalkan kata 'terima kasih' berulang-ulang. Membuat semua orang yang berada diruangan itu tersenyum melihatnya. Termasuk sepasang onyx dan sapphire yang menatap bahagia kearah mereka. Entah kenapa pemandangan itu mengingatkan mereka pada diri mereka sendiri.
Sementara yang bersangkutan sudah melupakan kegundahan hatinya dan terlalu bahagia dengan kabar yang baru saja didengarnya. Ia sudah tidak memperdulikan apapun lagi, sekarang yang menjadi prioritasnya adalah istri dan calon bayi mereka. Sepertinya ia juga sedikit banyaknya tahu perasaan yang Itachi rasakan saat ini saat mendengar kabar kehamilan istrinya. Dan itu sudah cukup baginya menerima pria itu sebagai suami dari adik yang disayanginya. Tapi jika pria itu menyakiti adiknya, maka dia lah orang yang akan paling depan melindungi adiknya. Dan tak segan menghajar atau bahkan membunuh sisulung Uchiha itu.
Semuanya pun ikut larut dalam euphoria kebahagiaan dari dua keluarga yang sebentar lagi akan mendapatkan anggota baru. Mereka pun melanjutkan perbincangan itu ke topik yang lebih ringan dan kekeluargaan. Tanpa menghilangkan aura kebahagiaan yang menyelimuti semua orang yang berada diruangan itu.
.
~~Now I Love U.
.
4 tahun kemudian.
" Apa kau yakin akan menghadiri pesta pernikahan Hinata?" ujar Itachi yang sedang duduk ditepi tempat tidur dengan seorang anak perempuan yang berusia sekitar 3 tahunan dipangkuannya. Onyx-nya mengikuti setiap gerakan sang istri yang sedang memilih-milih gaun dilemari.
" Ayolah Tachi, sudah berapa puluh kali kau menanyakan hal itu kepadaku dan jawabannya akan tetap sama. Tentu saja aku yakin , bagaimanapun mereka adalah sahabatku. Aku harus hadir dipernikahan sahabatku." Naruto berdecak melihat suaminya yang terlalu mencemaskannya. Itachi beranjak sebelum menaruh putri pertamanya yang berada dipangkuannya keatas tempat tidur. Dan kemudian berjalan menghampiri Naruto yang masih sibuk didepan lemari.
" Tapi kau juga harus melihat kondisimu terlebih dulu Naru." Ujar Itachi memeluk tubuh Naruto dari belakang. Tangannya mengelus perut Naruto yang membuncit lembut. Ya. Saat ini istrinya tengah mengandung anak kedua mereka dan usia kandungannya sudah menginjak bulan ke sembilan dan hanya tinggal hitungan minggu, buah cinta mereka akan lahir. Tentu saja Itachi mengkhawatirkan kandungan istrinya. Takut terjadi sesuatu jika istrinya berpergian dan kelelahan.
" Aku akan baik-baik saja Tachi. Lagipula kau juga akan ikut bersamaku kan. Dan asalkan ada dirimu, semua akan baik-baik saja." Naruto membalikkan tubuhnya dan balas memeluk Itachi. Ia tersenyum saat mendapat perhatian suaminya itu. Naruto tahu jika Itachi sangat mengkhawatirkan dirinya dan bayi mereka. Dan itu membuatnya sangat bahagia.
Itachi hanya menghela nafas mendapati sifat keras kepala istrinya. Mau tidak mau, ia pun mengikuti keinginan istrinya. Ia hanya perlu menjadi suami yang SIAGA dan tidak akan membiarkan istrinya hilang dari pengawasannya.
" Kaachan,, Touchan.." Teriak seorang gadis kecil berusia tiga tahun yang turun dari tempat tidurnya dan berlari kearah orangtuanya yang sedang berpelukan.
" Hikari-chan juga harus segera bersiap-siap ne, kita akan pergi ke pesta pernikahan Hinata Ba-san." Ujar Naruto memeluk putri pertamanya.
" Ha'i kaachan.." Sahutnya dengan senyum lima jarinya dan kemudian berlari keluar dari kamar orang tuanya. Naruto dan Itachi dapat mendengar teriakan putrinya yang meminta para maid membantunya bersiap-siap. Mereka pun hanya bisa tersenyum melihat tingkah putri mereka yang menggemaskan. Dan mulai bersiap-siap untuk menghadiri pesta.
.
Pesta yang pernikahan yang bertema Garden Party itu terlihat sudah ramai oleh para tamu undangan. Pesta yang dilaksanakan di ruang terbuka itu juga terlihat sangat elegan dan berbaur dengan alam. Dekorasi yang dipenuhi dengan bunga warna-warni yang terlihat cantik dan menawan.
Pasangan suami istri serta seorang gadis cilik yang merupakan putri mereka, baru saja tiba dan keluar dari mobil. Meskipun sedang hamil besar namun gaun biru muda yang dikenakan Naruto tetap terlihat menawan dan memancarkan aura cantik seorang wanita hamil. Itachi mengenakan setelan jas hitam dengan kemeja biru dan dasi hitam juga celana bahan hitam membuatnya terlihat tampan mempesona dan berwibawa di usianya yang ke 32. Sementara putri kecil mereka juga memakai gaun berwarna biru muda seperti ibunya membuatnya terlihat sangat menggemaskan. Ah, sepertinya tema pakaian mereka hari ini adalah biru. Sungguh keluarga kecil yang kompak bukan?
Uchiha kecil langsung berlari ke dalam pesta tempat ramai yang dirasanya sangat menarik. Itachi mau tidak mau langsung mengejar putri kecilnya. Sementara Naruto hanya tersenyum dan kemudian ikut masuk kedalam pesta itu. Iris sapphire-nya menatap ke sekeliling pesta mencari seseorang yang ingin ditemuinya dipesta ini. Tak lama setelah masuk sapphire Naruto menangkap sosok pria jangkung yang sedang berdiri seorang diri tanpa mencoba membaur dengan para tamu lainnya.
Pria yang mengenakan setelan jas hitam yang di padankan dengan kemeja putih tanpa dasi dan dua kancing yang atas yang terbuka. Terlihat tengah memegang gelas bening yang berisi cairan berwarna merah ditangan kanannya. Naruto juga bisa melihat onyx pria itu yang terus tertuju pada gelas yang dipegangnya. Seperti hanya gelas itu saja lah yang benar-benar menark dimatanya. Rambut raven pria itu juga bergerak seirama dengan angin yang melangkahkan kakinya mendekati pria yang sangat dikenalinya itu. Uchiha Sasuke, sahabat sekaligus adik iparnya.
" Apa ada yang menarik dengan gelas itu?" Tanya Naruto setelah berdiri dihadapan Sasuke. Mendengar suara yang sangat familiar ditelinganya membuat onyx itu mendongak dan menatap langsung sapphire dihadapannya.
" Kau sudah datang?" Tanya Sasuke yang dijawab anggukan kepala oleh orang yang ditanya.
" Kau datang sendiri?" tanyanya lagi.
" Tidak, aku datang bersama Itachi dan Hikari?" jawab Naruto.
" Lalu? Dimana aniki dan Hikari?" Tanya Sasuke lagi karena sama sekali tidak melihat kakaknya juga keponakan kesayangannya itu.
" Saat tiba Hikari langsung berlari kedalam pesta dan Itachi sedang menemaninya." Sasuke hanya mengangguk mendengar jawaban dari sahabat sekaligus kakak iparnya itu.
" Dimana Hinata?" Tanya Naruto kemudian. Sasuke hanya menolehkan kepalanya kearah kerumunan orang-orang yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Naruto pun ikut menolehkan kepalanya kearah yang sama dengan Sasuke. Dan Naruto bisa melihat seorang wanita berambut indigo yang mengenakan gaun pengantin diantara kerumunan itu.
" Apa kau sudah menemuinya?" Tanya Naruto lagi.
" Belum. Aku juga baru datang dan saat hendak menemuinya Hinata masih sibuk menerima tamu undangan lainnya." Jawab Sasuke kembali menoleh dan menatap Naruto.
" Kalau begitu, ayo kita kesana menemui Hinata." Ajak Naruto. Sasuke menatap kearah kerumunan itu yang sudah memisahkan diri dan hanya menyisakan sang mempelai pengantin. Sasuke pun kemudian menganggukan kepalanya dan mulai melangkahkan kakinya menuju sang mempelai pengantin. Naruto juga ikut melangkahkan kakinya dan berjalan disamping Sasuke.
" Kapan kau akan menikah Sasuke? Aku dan Hinata saja sudah menikah." Tanya naruto dalam perjalanan mereka menuju pasangan pengantin baru yang merupakan sahabat mereka.
" kau sendiri tahu jika aku masih disibukkan dengan urusan perusahaan dan aku juga belum memikirkan sampai sejauh itu." Jawab Sasuke tanpa menghentikan langkah mereka.
" Meskipun kau sibuk, setidaknya luangkanlah waktumu untuk mencari pasangan hidup Sasuke. Aku heran denganmu. Sebenarnya kau ingin mencari istri yang seperti apa?" Tanya Naruto menghentikan langkahnya dan membuat Sasuke ikut menghentikan langkahnya dan menatap Naruto yang sedang menatap tajam kearahnya.
" Mungkin jika kau memiliki seorang adik ataupun saudara kembar, aku akan menikahinya saat itu juga." Jawab Sasuke dengan seringai diwajahnya.
" Bagaimana jika adik atau kembaranku itu adalah seorang pria? Apa kau juga akan tetap menikahinya?" Tanya Naruto yang juga mulai menampilkan seringai diwajah cantiknya. Sementara Sasuke hanya mengangkat bahunya dan kemudian berbalik dan melanjutkan langkahnya. Naruto hanya mendengus dan masih tetap berdiri ditempatnya sambil menatap punggung Sasuke yang mulai menjauh dan mendekati pasangan pengantin baru yang merupakan sahabatnya. Naruto juga dapat melihat interaksi kedua sahabatnya itu. Naruto masih terdiam ditempatnya menatap interaksi, mengalihkan perhatiannya untuk mencari sang suami dan putrinya.
.
" Sasuke-kun?" seru Hinata saat melihat Sasuke yang berjalan mendekatinya. Seruan Hinata juga membuat seorang pria bersurai coklat spike dan tato segitiga terbalik dikedua pipinya yang mengenakan setelan jas khas pengantin dan berdiri disampingnya menoleh dan mengikuti arah pandang Hinata.
" Yo Sasuke,, kau datang juga ke pernikahanku dan Hinata." Ujar pria itu saat Sasuke sudah berdiri dihadapan mereka. Sasuke hanya mendengus mendengar sapaan si mempelai pengantian pria dan mengabaikannya dan lebih memilih untuk menyapa Hinata.
" Selamat atas pernikahan mu Hinata. Aku benar-benar tidak menyangka kau akan menikah dengan si puppy itu." Ujar Sasuke mengulurkan tangannya dan melirik sekilas kearah Pria yang sedang merengut kesal karena disebut puppy oleh Sasuke. Sementara Hinata hanya tersenyum maklum melihat sahabat dan pria yang sudah menjadi pendamping hidupnya itu tidak pernah akur.
" Terima kasih Sasuke-kun. Kau juga harus segera mencari pendamping hidup dan menikah lah." Hinata menyambut uluran tangan dari Sasuke dan berujar disertai senyum diwajah cantiknya. Hinata juga tidak melewatkan perubahan wajah Sasuke yang tersenyum pahit setelah mendengar perkataannya barusan. Hinata tahu. Bahkan sangat tahu jika sahabatnya itu masih menyimpan perasaan kepada sahabatnya yang lain. ya,, Naruto sahabatnya.
" Percayalah Sasuke-kun, kau juga akan menemukan kebahagiaanmu kelak." Lanjut Hinata mengeratkan genggaman tangannya dan tangan Sasuke. Berusaha untuk mengembalikan pria dihadapannya yang terdiam sejak tadi.
" Oi Sasuke, lepaskan tanganmu dari tangan istriku! Jangan bilang kalau kau itu suka merebut istri orang lain." ujar Kiba melepaskan tautan tangan Sasuke dan Hinata sedikit kesal membuat Hinata meringis geli melihat tingkah suaminya yang sedang cemburu. Sementara Sasuke hanya mendengus melihat tingkah Kiba yang menurutnya kekanakan.
" Jaga bicaramu Kiba, aku bukan pria seperti yang kau katakan!".' Kalau aku pria yang suka merebut istri orang, tentu saja aku sudah melakukannya sejak dulu pada kakak iparku sendiri.' Lanjut Sasuke dalam hatinya sedikit dongkol. Kiba hanya beringsut medengar nada mengintimidasi dan juga aura suram yang keluar dari Sasuke.
" Memangnya apa yang Kiba katakan Suke?" Tanya sebuah suara feminim dari belakang Sasuke. Sasuke pun menoleh dan mendapati Narutoyang berdiri dibelakangnya. Di belakang Wanita itu juga sudah berdiri Itachi yang menggendong putri mereka.
" Cacuke Oji-chan." Teriak gadis kecil dalam gendongan Itachi yang langsung menggeliat minta diturunkan. Itachi pun mengikuti keinginan putrinya dan menurunkan gadis kecilnya. Itachi dan Naruto hanya tersenyum melihat putri mereka yang langsung berlari dan menerjang tubuh pamannya. Itachi dan Naruto tahu betul tentang kedekatan putri mereka dan pamannya itu.
" Hikari." Sasuke pun langsung memeluk tubuh kecil keponakannya dan menggendongnya.
" Kenapa Cacuke Oji-chan tidak pelnah main ke lumah lagi? Hikali kan ingin cekali main dengan Oji-chan." Ujar gadis kecil itu dengan cadelnya khas anak kecil. Sasuke hanya tersenyum geli mendengarnya.
" Gomen Hikari, tapi Jisan sangat sibuk akhir-akhir ini. Jadi jisan tidak bisa menenemani Hikari bermain dulu ne." hikari sendiri hanya mengerucutkan bibirnya kesal mendengar jawaban dari sang paman yang sedikit membuatnya kecewa. Sasuke sendiri hanya tersenyum dan mencubit hidung keponakannya gemas.
" Baiklah tapi hari ini Cacuke Oji-chan halus menemani Hikali main ne." ujar Hikari dengan senyuman yang mengembang. Sasuke mengangguk menyanggupi permintaan keponakannya.
Mereka berdua beranjak dengan Hikari yang masih digendongnya setelah sebelumnya berpamitan pada yang lain dan meminta ijin pada Naruto juga itachi untuk membawa Hikari keluar untuk bermain. Dan ditempat inilah paman dan keponakannya berada. Di taman bermain anak-anak yang merupakan tempat kenangannya dan Naruto dulu. Sasuke terus menemani Hikari bermain memainkan beberapa permainan. Seperti ayunan, seluncuran dan lainnya. Hingga tak terasa waktu sudah semakin sore dan Sasuke harus segera mengantarkan Hikari ke rumah orangtuanya. Mereka pun pulang berjalan kaki dengan Hikari digendongan Sasuke.
" Oji-chan!" seru Hikari mendongakkan kepalanya menatap sang paman dengan permata birunya yang serupa dengan sang ibu.
" Ada apa Hikari?" Tanya Sasuke balas menatap keponakannya.
" Jika Hikali cudah becal nanti, Hikali mau menikah dengan plia cepelti Cacuke Oji-chan." Jawab Hikari dengan wajah polosnya. Sasuke hanya tertegun mendengar pernyataan dari keponakannya. Bagaimana mungkin bocah berusia 3 tahun bisa mnegatakan hal seperti itu? Ah. Tentu saja karena dalam nadi gadis kecil itu mengalir darah seorang Uchiha.
" Kenapa?" hanya pertanyaan singkat itu yang keluar dari mulut Sasuke. Sedikit tertarik dengan perkataan keponakannya itu.
" Kalena Cacuke Oji-chan itu baik, cuka menemani Hikali belmain dan membelikan Hikali boneka." Sasuke hanya tersenyum geli mendengar jawaban dari gadis kecil dalam gendongannya. Tentu saja jawabannya itu adalah jawaban yang sangat mencerminkan kepolosan anak kecil yang masih memikirkan bermain daripada hal lainnya.
" Tapi Hikari tidak boleh mencari suami seperti Jisan saying." Ujar Sasuke yang membuat gadis kecil dalam gendongannya mengerutkan dahinya bingung.
" Kenapa?" Tanya Hikari menatap pamannya menuntut penjelasan.
" Karena Jisan bukanlah pria yang baik.".' Karena Jisan pernah membuat Kaasanmu menangis dan jisan hanya lah seorang pecundang yang tidak bisa meraih cintanya.' Lanjut Sasuke dalam hatinya dengan senyuman pahit terpahat diwajah tegasnya. Sasuke menghentikan langkahnya didepan sebuah rumah sederhana. Onyx-nya menatap dua orang yang tengah berdiri didepan rumah tersebut dengan senyuman yang terarah kepadanya. Hikari yang merasakan langkah pamannya berhenti dan menatap kedepan, mulai membalikkan badannya dan menatap kearah pandangan pamannya.
" Kaa-chan! Tou-chan!" teriak Hikari yang langsung turun dari gendongan pamannya dan berlari kearah orangtuanya yang langsung disambut oleh pelukan dari kedua orangtuanya.
" Mampir lah dan makan malam bersama dengan kami Sasuke." Ujar Itachi menatap Sasuke yang masih berdiri ditempatnya.
" Lain kali saja. Jaa ne Hikari." Sahut Sasuke melambaikan tangannya dan kemudian berbalik meninggalkan rumah sederhana yang dihuni oleh sebuah keluarga kecil milik kakaknya. Melihat Sasuke yang berbalik dan melangkah meninggalkan rumah mereka. Keluarga kecil itupun mulai berbalik dan memasuki rumah.
" Carilah suami seperti Tousanmu Hikari. Pria yang memperjuangkan cintanya hingga detik terakhir." Gumam Sasuke lirih pada udara kosong disekitarnya. Sebuah senyum tulus terlukis diwajahnya meskipun hatinya masih menyimpan luka karena kehilangan cintanya.
.
.
.
OWARI
.
.
.
Akhirnya kelar juga.. huft
Gomen kalau endingnya jelek dan tidak sesuai dengan harapan readers sekalian karena memang Cuma segitu kapasitas otak Viz. T^T..
Hontou ni GOMENASAIIIIIII.. karena updatenya bener-bener ngaret banget.. karena viz tersesat di fandom sebelah dan jatuh cinta sama Akashi Seijuuro #dilempargunting. Tapi tenang aja kok,, Viz masih cinta sama fandom ini. Bagaimana pun fandom ini adalah cinta pertamanya Viz.. XD
Gomenne Eiji senpai, karena Viz ga bisa bikin lemon di chapter ending ini. Viz bener-bener ga punya ide buat bikin lemon. ToT
Dan special untuk reders sekalian yang udah nunggu lama buat fict Gaje buatan Viz ini. Di last Chapter ini wordnya udah Viz panjangin sampai 8k lho! Tapi maaf juga kalo jadi membosankan ne. tapi semoga kalian suka dan makasih buat yang terus ngingetin Viz buat cepet update,,
Spesial Big Thanks To:
Namikaze Eiji, sivanya anggarada, viraoctvn, Aiko Michishige, wildapolaris, .146, hanazawa kay, yukiko senju, Guest1,ayurifanda15, intan pandini85, himekaruLl, AprilianyArdeta, Guest2, Uzumaki Prince Dobe-Nii, Harpaairiry, AyaLolipop, Guest3, Dewi15, akasuna no hataruno teng tong, Guest4, zukie1157, Astia Aoi, mao-tachi, Ryuuna Atarashi, Aliyah649, palvection, Guest5, RoxyFuji Naxy777Max, winteraries, zielavienaz96, Guest6, kimjaejoong309, miskiyatuleviana, Hyull, Pein super mesum, akane uzumaki faris, Khioneizys, Guest7, Guest8, shin is minoz, Guest8, Reynatan chan, Luca Marvell, ayuni yukinojo 9, CiaSintiaIMAKC, Ilham is Ila's Brother, Deva Path Akatsuki, Neko Twins Kagamine, Shuushi-sama, Ayuni Yuukinojo,Athena1001, narunaruha, humusemeuke, Shiroi144, Guest9, Esya 27 BC, Linn Nami, Guest10, , Jasmine Daisyno Yuki, InmaGination, Eun810, Guest11, Versya, aprilyarahmadani, shin sakura.11, choikim1310, Guest12, Vivinetaria, Riena Okazaki, aeryn bluesky-polish, Kizu583, ringo usami, AyaMazaya, Guest13, ChientzNimea2Wind, Akagami no Shanks, Chairul anas.52, Za666,reiths89, Guest14,Giest15, Guest16, Guest!7, Dark d,ay, Noe Hiruma, megumi ichikawa,,
Dan semua yang udah Fav 'n Follow this story juga silent readers
Arigatou Gozaimasu *bungkuk90derajat
Sampai jumpa di Fict selanjutnya minna-san..
REVIEW please,,,,