Another Chance

.

.

.

Author: MY98 dan (Kim Heeya)

Cast :

Park Jimin as Park Jimin

Kim Taehyung as Kim Taehyung

Jeon Jungkook as Jeon Jungkook

Etc.

Rating : T

Genre : Romance, Humor, Hurt/Comfort

Pairing: VMin, KookMin Side!NamJin

Disclaimer : BTS itu milik BigHit ent, tapi jimin milik saya! ._.

Warning! : Typo bertebaran! Penggunaan bahasa tidak sesuai dengan EYD! Gaje!Cerita pasaran! Aneh! OOC! YAOI!

.

.

Happy Reading ^_^

.

.

Taehyung's Bed Room. 08:00 am KST.

"Hh,"

Sebuah helaan nafas panjang memecah hening pagi itu. Taehyung sedikit menggerakkan tubuhnya dan membuka matanya perlahan.

1 detik..

2 detik..

3 de-

Mata pria tampan itu membesar. Ia menatap lekat-lekat wajah mulus di hadapannya. Perlahan, lengannya menyingkap sedikit selimut yang menutupi tubuh mereka. "APA-APAAN INI?!" Taehyung melepas rangkulan tangannya pada pinggang seorang pria manis yang masih terlelap dalam alam mimpinya itu. "Hhh, Taehyungie.. jangan teriak-teriak.." keluhan kecil keluar dari bibir gemuk pria di sampingnya itu.

"YA, BAGAIMANA AKU TIDAK BERTERIAK-TERIAK KETIKA AKU TERBANGUN PADA PAGI HARI INI DENGAN KEADAAN HANYA MENGENAKAN BOXER BERSAMAMU?!"

Jimin membuka matanya dan menatap Taehyung yang sudah duduk sepenuhnya dengan shock. ".. k-kau lupa?" Taehyung hanya mengerutkan keningnya. "Lupa? Apa yang kau – ah!" pria tampan itu tiba-tiba memegang kepalanya. Jimin terdiam, pria manis itu lalu menggigit bibir bawahnya. Dengan sedikit ragu-ragu ia lalu memegang kedua pundak polos 'suaminya' itu dan mendorong tubuh Taehyung perlahan.

"L-lebih baik kau tidur saja dulu. Kau pasti masih pusing." ujar pria manis itu dengan suara bergetar. Kali ini Taehyung tak berkata apa-apa lagi, ia hanya mengikuti tuntunan pria manis itu untuk kembali berbaring.

Setelah memastikan ekspresi kesakitan itu menghilang dari wajah Taehyung, Jimin perlahan mulai bergerak menuruni ranjang king size tersebut. Namun, tiba-tiba gerakan pria manis itu terhenti. Semburat merah merona menghiasi pipinya. Tanpa pikir panjang lagi, ia lalu meraih kemeja Taehyung yang tergeletak di atas lantai sejak semalam dan segera memakainya. Pria itu lalu melirik sekilas ke arah Taehyung sebelum melenggang pergi menuju ke kamar mandi dengan segaris senyum pahit.

.

_Another Chance_

.

Jimin menatap busa-busa yang memenuhi bathtub tersebut. Desahan panjang lalu keluar dari mulut 'kissable' nya. Ia menyandarkan kepalanya ke dinding yang berada tepat di belakangnya. Ia tahu ini salah, menyerahkan tubuhnya sebelum semuanya selesai, terlebih lagi ketika Taehyung sedang mabuk. Tapi..

"Haahh.. Kim Taehyung, you make me insane."

.

_Another Chance_

.

11:00 am KST.

Taehyung membuka matanya perlahan dan menatap langit-langit kamar bernuansa hitam tersebut. Pria tampan itu lalu berusaha untuk duduk."Ah." namun, pusing masih mendera kepalanya. Ia lalu menyandarkan kepalanya ke kepala ranjang tersebut dan berusaha mengingat rentetan kejadian semalam. Tapi lagi, pusing kembali menderanya.

Di tengah-tengah sakit kepala yang mendera itu, sesuatu menarik perhatiannya. Taehyung lalu memutar kepalanya ke kanan dan menemukan sepiring pancake beserta segelas air putih di atas meja kecil yang berada di samping tempat tidurnya. Pria itu lalu terpaku.

"Jadi... itu semua benar-benar terjadi..? Aku dan Jimin..?" Taehyung mendesah. "Ini tak mungkin. Aku sudah mengajukan surat cerai padanya dan aku sudah memutuskan untuk menceraikannya.."

"Ah, kau sudah bangun?"

Sebuah suara yang sangat familiar mengejutkan Taehyung. Pria tampan itu lalu mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamar tersebut. "Hmm." Jimin perlahan memasuki kamar Taehyung, "Ma-makanlah terlebih dahulu.." Taehyung menatap Jimin yang menyerahkan piring berisi pancake tersebut, ia lalu perlahan menerima piring itu. "Kau yang membuatnya?" tanyanya seraya memasukkan sepotong kecil pancake tersebut ke dalam mulutnya. Jimin mengangguk.

Taehyung terdiam.

Ia bimbang.

Tapi dia harus melakukan ini.

Pria tampan itu lalu menurunkan piring sarapannya.

"Kenapa kau mau membuatkan sarapan untukku?"

Jimin menatap pria yang masih berada di atas ranjang itu dengan bingung dan duduk di ujung ranjang tersebut. Ia lalu menundukkan kepalanya, "K-karena kau suamiku.." ujarnya, sangat pelan. Taehyung merasa seperti sehabis ditinju oleh seseorang di perutnya. Pria tampan itu menelan ludahnya dengan susah payah.

"Ha," Taehyung tertawa sinis, membuat Jimin otomatis mengangkat kepalanya dan menatap suaminya itu. "Sejak kapan kau mengakui bahwa aku ini adalah suamimu, Park Jimin?" Taehyung menggelengkan kepalanya. Sekarang Jimin mengerti, mulutnya sudah bersiap-siap untuk berbicara ketika Taehyung memotongnya.

"Sudahlah, kau sudah memiliki Jungkook bukan? Kembalilah padanya dan... tinggalkan aku." suara Taehyung terdengar tercekik ketika ia mengucapkan kalimat terakhirnya.

"Tidak! Tidak mau!" Jimin tiba-tiba bangkit dari duduknya. Taehyung terkejut, namun ia dengan segera mengontrol emosinya kembali. Jimin terdiam dengan perkataannya sendiri. Ia lalu menunduk. "Ber-berhentilah membohongi dirimu sendiri.. Taehyung-ah.."

Taehyung mengangkat kepalanya dan menatap tepat ke wajah mulus Jimin. Jimin terdiam, ia memainkan kedua tangannya. "Kau pasti lupa.. tapi, aku sudah mengetahui semuanya..." Jimin memotong perkataannya. Ia lalu mengangkat kepalanya dan balas menatap suaminya itu. "..Ryosuke." Jimin menundukkan kepalanya sekali lagi.

Hening.

Tak ada jawaban.

Taehyung terlalu terkejut untuk menjawab atau merespon perkataan Jimin. "Dari mana –"

"Berhenti bertanya! Seharusnya aku yang bertanya padamu. Kenapa kau tidak memberitahuku dari awal?!" Jimin berteriak, Taehyung bisa melihat butiran bening mulai menumpuk di sudut mata pria manis itu. "Kalau kau memberitahuku dari awal, semuanya tak akan seperti ini, Taehyung! K-kau, kita, tak akan saling tersakiti! Ka-kau... hiks." Pertahanan pria manis itu akhirnya runtuh. Ia tak bisa berkata apa-apa lagi.

Taehyung masih terpaku diam. Dia tak bisa berkata apa-apa, masih terlalu shock. Namun dengan sedikit ragu, ia meraih pundak Jimin dan menarik pria itu ke dalam pelukannya. "Maaf.." lirihnya pelan.

.

_Another Chance_

.

On Other Side

Jungkook menghirup aroma kopi dari cangkirnya. Namun entah mengapa, sesosok bayangan menghantui otaknya. Jimin. Otaknya kembali memutar-mutar memorinya ketika mereka masih bersama. Pria tampan itu lalu tersenyum pahit.

"Aku yang melepaskan Jimin. Yah.. memang begitu seharusnya."

"Yah, kenapa kau terlihat sangat frustasi sekali?" seseorang menepuk pundak Jungkook. Pria tampan itu menengadahkan kepalanya dan mendapati Namjoon sudah tertawa. "Ah hyung, kau sudah lama datang?" jawab Jungkook, berusaha menghindari pertanyaan tadi. "Tidak, aku baru saja datang. Aish, kau mengalihkan pembicaraan Jungkook-ah!" ujar Namjoon seraya mengambil posisi duduk tepat di hadapan Jungkook.

"Eiy, terserah kau sajalah hyung. Omong-omong, dimana Jimin dan Taehyung?" tanya Jungkook. Pria tampan itu bisa melihat semburat merah menghiasi pipi Namjoon, membuat Jungkook bingung. "Emh.. mereka.." Namjoon menggaruk leher belakangnya. "Mereka kenapa Hyung?" tanya Jungkook sekali lagi. Namjoon menghela nafas berat sebelum memutuskan untuk membuka mulutnya dan berbicara sangat cepat. "Aku melihat mereka sedang melakukan 'itu' tadi."

"EOH BENARKAH?!"

.

_Another Chance_

.

.

TBC

AN : Holla~! Apa kabar toh~? AAAAA~ saya tahu ini sangat pendek~ maafkan saya T_T huhuhuhu feel free to tabok, gampar, or civok saya~ :v dan maafkan saya karena telat update, lagi terkena WB nih.. ditambah bulan puasa jadi ragu buat ngelanjutin nih epep atau kagak T_T, tapi saya berusaha untuk melanjutkannya~ :D Yeyyy \(^0^)/. Btw, thanks for review, fav, and follow this epep #peyukandcivok {} :*
Makasih buat yang masih menunggu nih epep {} :*

Last One, Review Juseyoo~