THE BOY BESIDE ME
(Chapter 22/LAST)

KYUMIN FANFICTION

Rated : T
Main Cast : Cho Kyuhyun x Lee Sungmin (KyuMin)
Author : Cat13 (LeeJunRa1001/past)
Genre : Romance / Drama
Warn! : YAOI Fanfiction. OOC. AU. Typo(s). Bad EYD

.

.

.

.

.

enJOY reading!


"Sungmin-hyung, secepat ini kah kau harus pergi?"

Seluruh karyawan Tim Sapphire mengerubungi Sungmin yang sedang mengemas barang-barangnya, tiap pasang mata menatapnya sedih, mereka kehilangan salah seorang anggota Tim yang sudah menjadi bagian dari keluarga.

"Kau datang lebih lambat tetapi pergi lebih cepat, kau senang mempermainkan kami ya?" maki Kangin sambil merangkul Sungmin erat, walaupun terlihat marah sesungguhnya pria kekar ini tidak merelakan.

"Aku disini hanya sementara," ucap Sungmin lalu mengangkat box miliknya, "Terimakasih selama ini kalian menjadi rekan kerjaku yang terbaik."

"Aah.." semuanya bersorak muram, membuat Sungmin sedikit terkekeh karena ekspresi sedih yang mereka berikan.

"Tenang saja, jika aku punya waktu luang aku menyempatkan diri bermain disini."

"Benarkah?" Ryeowook tampak antusias, "Hyung sempat-sempat mampir kesini ya!" sorakannya terdengar ceria, tetapi air mata tak kunjung berhenti, Ryeowook memang terkenal cengeng diantara yang lain.

"Pasti kok."

"Jangan lupa setiap kau datang bawa makanan untuk kami semua!" seru Shindong sambil tertawa, semua karyawan memelototinya bahkan Kangin sedikit mencekik leher milik pemuda tambun itu.

Leeteuk berjalan mendekat, lalu memeluk tubuh Sungmin erat. "Jaga dirimu baik-baik, Min-ah. Kami sangat merindukan dirimu."

Sungmin tersenyum haru, ia mengangguk pelan. "Terimakasih, Leeteuk-hyung."

"HUAAAA SUUNGMIINNNNN!" langsung saja seluruhnya berlari memeluk Sungmin seperti anak kecil, membuat keadaan sedikit sesak. Sungmin hanya bisa tertawa lepas, ia tidak boleh bersedih untuk rekan-rekannya, ia harus memberi kesan perpisahan yang terbaik.

"Jangan lupa hubungi kami, Chengmin. Walaupun kau pasti sibuk, sempat-sempatlah!" ucap Zhoumi dibarengi anggukan yang lain.

"Kalau saja hyung memberitahu lebih dulu, aku masih sempat membuat cokelat untukmu." kata Ryeowook sambil terisak.

Leeteuk melepas pelukannya,lalu mengusap lembut rambut hitam milik Sungmin. "Terimakasih sudah menjadi bagian dari keluarga Tim Sapphire. Kau sangat membantu kami walau dengan waktu yang singkat, jaga kesehatanmu dan jangan lupakan kami. Kami doakan untukmu yang terbaik."

"Dan juga hubunganmu dengan Kyuhyun! Cepat-cepatlah kalian menikah!" sambung Kangin membuat gelak tawa diantara mereka.

"Kalian juga, teman-teman. Terimakasih sudah membuat hidupku lebih indah, ku doakan yang terbaik untuk kesuksesan Tim Sapphire."

Setelah itu, Sungmin membungkuk hormat dan berpamitan, keluar dari ruangan sambil membawa barang-barangnya. Sambil menghela napas lega, Sungmin tersenyum, menatap seisi lantai yang pasti akan dirindukannya, gedung milik Masi-group yang selalu memberikan kesan baginya.

"Sungmin.."

Sebuah suara memanggilnya, Sungmin kemudian menoleh mendapati Siwon yang berjalan mendekat sambil tersenyum ramah.

"Ah, Siwon. Apa kabar?"

"Aku baik." jawab Siwon lalu berhenti di hadapan Sungmin, "Apa benar kau akan pergi dari sini? Kau sudah menerima keputusan Ayahmu?"

Sungmin mengangguk mantap, "Ya. Beliau sudah harus turun, dan aku segera menggantikannya. Terimakasih untukmu dan Masi-group yang sudah membuatku lebih baik."

Siwon tertawa lepas sambil mengacak pelan rambut Sungmin, "Terimakasih juga sudah bekerja keras untukku. Aku tunggu kau di kursi tertinggi Purezento ya."

"Kita lihat siapa yang terbaik diantara Masi dan Purezento."

Mata Siwon terbelak lucu, "Jadi kau menantangku, Sungmin-san?"

Kemudian Siwon dan Sungmin tertawa bersama, "Kalau begitu aku pamit pergi, sampai jumpa, Siwonnie!"

"Hati-hati di perjalanan, Kyuhyun sudah menunggu di lobi utama." seru Siwon sambil melambai kepada Sungmin yang berjalan menjauh, Sungmin juga membalasnya.

Lift perlahan turun ke lantai yang paling dasar lalu terbuka, Sungmin keluar dengan perasaan yang lega, senyum selalu ada di wajah manisnya. Berjalan sambil menghirup udara pagi kota Seoul yang pasti akan dirindukannya, beberapa jam lagi ia harus meninggalkan tempat dimana dirinya tinggal dan lahir.

Ketika keluar dari pintu, hazel Sungmin langsung menangkap Kyuhyun yang sedang menunggu duduk diatas kap mobil, lalu dia menghampiri. "Lama ya?"

Kyuhyun menggeleng pelan, "Tidak. Ayo berangkat, pesawatmu akan tiba sebentar lagi kan?"

Kemudian Sungmin mengikuti Kyuhyun, menaruh box miliknya di bagasi bersama barangnya yang lain. Lalu, mengambil tempat di kursi penumpang tepat disamping kursi pengemudi.

"Mobil baru?" tanya Sungmin sambil memasang sabuk pengaman.

"Aku pinjam punya Siwon." jawab Kyuhyun, lalu menyalakan mesin mobil. "Sudah siap?"

Dibalas gumaman dari Sungmin, Kyuhyun langsung melajukan mobilnya. Meninggalkan gedung megah milik Masi dan pergi menuju bandara.

Sungmin menatap langit-langit kota Seoul yang cerah, sedikit melirik Kyuhyun yang sedang mengemudi. Sebentar lagi mereka akan berpisah, tersirat rasa akan rindu dan sedih. Sungmin harus mengurusi urusannya di Jepang, sehingga mereka harus menahan sampai dimana waktunya tiba.

"Ming.." panggil Kyuhyun walau tatapannya kedepan, "Coba buka dashbor, ada sesuatu disana."

"Hm?" Sungmin kemudian menuruti perintah Kyuhyun, membuka dashbor dan mendapati sebuah kotak kecil berbentuk hati berwarna merah dan sebuket bunga mawar merah yang indah. "I-ini?"

"Buka saja, Sayang." ucap Kyuhyun sambil tersenyum, ia tahu bahwa kekasih manisnya itu terkejut.

Sungmin mengambil bunga dan kotaknya, lalu membukanya yang berisi sebuah cincin emas putih yang ditaburi berlian memberi kesan elegan namun sederhana dan indah sempurna. Pemuda bermarga Lee itu menarik cincinnya dari kotak, mengamati seksama sebelum mengenakannya di jari manis miliknya dan terasa pas.

Mobil terhenti begitu lampu merah menyala, Kyuhyun menoleh lalu berucap. "Aku tahu ini memang terburu-buru, tetapi.. Sungmin, maukah kau menikah denganku? Menjadi milikku seutuhnya dan selamanya?"

Sungmin semakin terkejut dengan ucapan Kyuhyun yang melamarnya, tulus dan lembut. Membuatnya tersenyum haru, Sungmin bahkan hampir menangis bahagia. "Tentu saja, Aku mau, Kyuhyun-ah."

Kyuhyun tersenyum lebar, menarik tangan kanan Sungmin dan menggenggamnya. Sungmin menyadari bahwa ada cincin yang sama di jari manis Kyuhyun.

"Sekarang kau benar-benar terikat untukku, Ming. Aku akan memberimu waktu setelah itu kita akan melaksanakan pernikahan, oke? Akan kuatur semuanya."

Sungmin mengangguk mantap, lalu langsung menarik dan memeluk Kyuhyun. "Aku milikmu, Kyu. Hanya milikmu."

Pelukan erat mereka terlepas ketika bunyi klakson menyadarkannya untuk segera melajukan mobil. Kyuhyun tertawa, dan langsung menancap gas. Waktunya memang tidak pas, tetapi mereka berdua sangat bahagia di saat genting seperti ini. Kyuhyun sudah bisa mengikat Sungmin sebelum pemuda manis itu pergi ke Jepang, meninggalkannya sementara.

"Kyu.."

"Hm?"

Sungmin menoleh, mengelus pelan cincin yang menghiasi jari manisnya. "Sekali lagi, jangan lupakan perkataanku. Kita harus menjalaninya bersama. Jadi perencanaan pernikahan kita aku harus ikut mengatur, jangan kau sendiri."

"Eh?" obisidan itu mengerjap pelan, Kyuhyun terekekeh gemas. "Ya.. ya.. kita akan rencanakan bersama."

Sungmin tersenyum senang, "Tak hanya pernikahan, tapi keluarga kecil kita nantinya."

"Itu pasti, kau ingin seperti apa, Sayang?"

"Aku ingin punya dua anak," gumam Sungmin. "Kalau bisa seorang laki-laki dan perempuan, namanya Cho Sunghyun dan Cho Minhyun. Bagaimana?"

"Cho Sunghyun dan Cho Minhyun? Itu bagus." Kyuhyun melirik Sungmin yang kegirangan, "Tetapi, kalau soal 'jatah' tidak dibatasi, kan?"

Langsung saja wajah manis Sungmin merona merah, "Yak! Kau benar-benar calon Suami yang mesum!"

"Mesum? Tapi kau menyukainya kan, calon Istri?"

Seringai nakal Kyuhyun sukses membuat jantung Sungmin berdegup kencang, lelaki manis itu bahkan membuang muka menghidari darinya. "Te-terserah kau saja!"

.

.

.

.

Menjelang akhir tahun, keadaan ruang Tim Sapphire sangat berantakan. Semua orang dalam keadaan lesu dan tak beraturan, mereka semua mengalami jam lembur yang parah untuk memenuhi target penerbit tahun ini, apalagi banyak sekali karangan yang harus dicetak ulang untuk memenuhi permintaan pembaca di akhir tahun yang membutuhkan cerita-cerita terbaik di tahun ini.

"U-ukh.. aku sudah tidak kuat lagi.." gumam Zhoumi dengan posisi wajah yang menempel di meja, "Aku harus pulang.. aku benar-benar tak sanggup lagi.."

"Aku juga.." balas Shindong, wajahnya terkantuk-kantuk. "Aku rindu masakan Ibu dirumah, tetapi pekerjaan ini.. arrgghh menyebalkan!"

"Huhuhuhu~ Aku rindu Yesung-hyung." Ryeowook menangis tersedu-sedu, tetapi jari-jarinya terus mengetik di permukaan keyboard untuk menyelesaikan naskah. "Aku ingin berkencan dengannya.."

"Hey, sudahlah kalian ini!" Kangin mendesis tajam, kedua tangannya menyilang erat. "Jangan sok lemah seperti ini, kita sudah terbiasa menhadapinya. Jika kalian ingin cepat-cepat berlibur maka selesaikan ini semua tanpa mengeluh!"

"Bicara seenakmu saja, Kangin-ah." celetuk Leeteuk sambil menyereput kopinya, "Kau juga sama seperti mereka, selalu mengeluh kepadaku."

"U-uh.. kau membongkar semua, Sayang." keluh Kangin kemudian mencubit pipi Leeteuk, "Awas saja ya, jika semua ini berakhir!"

BRAK!

Bunyi bantingan pintu membuat seisi ruangan hampir meloncat, mereka semua menoleh kearah ruang petinggi tim dimana ada Kyuhyun yang sedang berkacak pinggang di pintu, menatap bengis anggotanya satu persatu sambil menggenggam sebuah naskah.

"Bisakah kalian tidak berisik dan mengeluh?! Kalian tidak tahu ada banyak buku yang harus dikaji ulang dan diterbitkan sesegera mungkin?! Tidak tahu bagaimana pihak percetakan menunggu kita yang terlalu lambat?!"

Lagi-lagi, seperti biasa. Kyuhyun datang dan memaki, seperti inilah kondisi aslinya disaat genting ini. Kyuhyun yang tenang akan menjadi monster dan menyerang siapapun itu, sosoknya yang tegas dan perfeksionis membuat setiap orang mampu bertekuk lutut dengannya, sekalipun itu seorang Leeteuk yang paling tertua di tim.

Kyuhyun melangkah mendekat, menghampiri meja Ryeowook dan membanting naskah yang digenggamnya. "Kim Ryeowook, kau masih melakukan kesalahan. Tolong perbaiki dari awal sampai akhir dalam waktu dua jam, setelah itu temui aku diruangan."

"Ta-tapi.. sudah kuulangi beberapa kali, dimana yang salah?"

DASH!

Seluruh pasang mata tak berani menatap Kyuhyun yang baru saja menggebrak meja Ryeowook, dan berpura-pura sibuk dengan pekerjaannya. Aura dingin menguar dari tubuh pria bermarga Cho itu.

"Haruskah aku membelikanmu kacamata? Coba kau perhatikan lagi tanda baca dan tiap paragrafnya." tegas Kyuhyun tajam, "Cepat lakukan, dan jangan mengeluh."

"Kalian juga jangan mengeluh, apa perlu aku mencongkel mata kalian semua? Apa kopi yang kubelikan tidak cukup untuk membuat kalian terjaga?"

"Ba-baik.." hanya bisa dibalas cicitan pelan dari tiap anggota. Dirasa cukup, Kyuhyun kembali keruangannya. Kemudian, setiap orang bisa bernapas lega.

"Ya Tuhan.. setan itu lagi-lagi muncul." gumam Kangin sedikit mengomel. "Kerja.. kerja dan kerja saja yang dibicarakannya."

"Kalau tidak memaki disaat sibuk selain itu pasti menjahili di waktu senggang," lanjut Shindong.

"Sudahlah kalian, cepat kerjakan. Jangan buat dia marah lagi." akhirnya ucapan Leeteuk membuat yang lain kembali bekerja tanpa mengeluh, mencoba berkonsentrasi walau mata mereka semakin memberat.

BRAK!

Lagi-lagi suara bantingan pintu hampir membuat sesisi ruangan terkejut. Kyuhyun datang tetapi tidak memaki, pria tampan itu membagikan sesuatu kesetiap anggota.

"Apa ini?" gumam Zhoumi, lalu membaca benda yang seperti undangan itu yang baru saja dibagikan Kyuhyun.

Wedding Invitation

Cho Kyuhyun & Lee Sungmin

"EEEEEEHHHHHH?!"

"Ehem!" Kyuhyun bergumam pelan, mencoba menenangkan para anggota yang terkejut bukan main. "Kalian jangan lupa datang."

"JA-JADIII?!" seluruh pandangan tertuju pada Kyuhyun yang tersenyum miring, "KALIAN BERDUA? AKHIRNYAAA!"

Dilanjutkan sorak senang sehingga membuat ruangan gaduh. Kyuhyun langsung saja mengambil tindakan untuk meredakan suasana. "Senangnya nanti saja! Lanjutkan pekerjaan kalian! Jangan sampai membuatku kecewa."

.

.

.

.

Sungmin berdiri gugup saat ini.

Pemberitaan di Jepang dan Korea terus menerus membicarakannya yang akan segera menikah, dan yang membuat heboh adalah pasangannya yang juga seorang pria. 'Direktur baru Purezento adalah seorang gay, dan segera melangsungkan pernikahan.' begitulah yang disampaikan media saat ini.

Tetapi Sungmin mengabaikannya, yang terpenting adalah kebahagian bersama pasangannya saat ini, tanpa paksaan dari pihak lain dan merupakan keputusannya sendiri, didasari atas nama cinta bukanlah hanya gengsi belaka.

Sungmin begitu mensyukuri kesempatannya datang, ia bisa bersama kembali dengan seseorang yang benar-benar dicintainya. Untung saja Kyuhyun masih bisa menunggu dan dapat memperjuangkan, membuat Sungmin sadar bahwa kebahagiaan sesungguhnya adalah pria itu.

Saat ini, dihadapannya adalah pintu besar yang mengarah ke altar. Sebentar lagi titik kebahagiannya akan datang, mengucapkan janji suci bersama orang yang amat dicintainya.

"Ming.."

Sungmin menoleh, suara berat dan tenang itu membuatnya lepas dari rasa gugup. Kyuhyun datang menghampirinya, pria itu terlihat semakin tampan dengan setelan tuxedo berwarna hitam, rambut kecokelatannya ditata rapih sedemikan mungkin, keningnya yang tegas terlihat yang selama ini ditutupi oleh poni, sangat pas dan serasi untuk mendampingi Sungmin yang terlihat manis dengan setelan tuxedo berwarna perak sambil membawa sebuket bunga mawar putih.

"Kau sangat cantik dan manis, pengantinku." goda Kyuhyun lalu menggenggam salah satu tangan Sungmin.

"Kau juga semakin tampan, Kyu." balas Sungmin tersenyum malu, jantungnya berdegup cepat.

"Kepada kedua mempelai, harap memasuki ruangan, menuju altar." terdengar suara Pastor memanggil dari dalam. Kyuhyun dan Sungmin sudah siap, mereka berdua bergandengan tangan erat. Ketika pintu besar itu terbuka lebar menyambut mereka, pasangan itu masuk kedalam dan disambut hangat oleh para hadirin. Pastor sudah menunggunya diatas altar, menjadi saksi janji suci pernikahan yang mengikat mereka dan menyatakan bahwa mereka adalah sepasang Suami yang bahagia atas nama cinta dan restu Sang Maha Kuasa.

.

.

.

.

"Hey, apa yang dilakukan bocah SMA disini?"

Kyuhyun terus berjalan tak peduli pandangan orang-orang disekitar. Memang, dia nekat datang sendiri ke kampus Sungmin masih menggunakan seragam sekolah. Maka dari itu, jangan heran jika orang disekitarnya yang rata-rata seorang mahasiswa menatapnya dengan pandangan aneh.

Obsidiannya mencari-cari gedung fakultas bahasa, tempat dimana Sungmin belajar. Ia mengingat-ingat letaknya sesuai denah yang ia perhatikan di awal masuk area kampus ini.

Namun sebelum Kyuhyun berjalan lebih jauh lagi, sebuah tepukan mendarat dibelakangnya, Kyuhyun menoleh mendapati seseorang yang kini dicari-carinya.

"Hyung!" seru Kyuhyun kegirangan, "Akhirnya aku menemukanmu! Kampusmu ini luas dan aneh sekali."

"Eh?" mata Sungmin mengerjap pelan, "Kenapa kau bisa disini, Kyu? Bukannya sudah kubilang tunggu saja ditempat biasa?"

"Aku bosan, kau lama sekali." Kyuhyun berkacak pinggang, menatap tajam Sungmin yang sedang meringis.

"Maaf..maaf.. tadi ada jam tambahan dari Profesor, maafkan aku."

"Sudahlah," Kyuhyun menggenggam tangan Sungmin, mengajaknya pergi dari lingkungan kampus.

"Tu-tunggu dulu, Kyu!"

Langkah mereka terhenti. Sungmin menatap Kyuhyun bingung yang terlihat tak sabaran, "Jangan terburu-buru, memangnya ada apa sih?"

"Aku sudah tidak sabar berkencan denganmu!" seruan polos Kyuhyun sukses membuat Sungmin memerah malu. Orang yang beralu lalang menjadi menatap mereka aneh karena suara lantang yang Kyuhyun keluarkan.

"Aish, jangan berteriak! Baiklah-baiklah, ayo kita berkencan, anak kecil!" Sungmin segera merangkul lengan Kyuhyun dan menggeret siswa lelaki itu pergi bersama.

"Aku mencintaimu, Sungmin-hyung!"

"Aish, aku juga! Jangan berteriak lagi!"

.

.

Sekarang akhirnya aku melihatmu

Maaf membuatmu menunggu begitu lama

Hari-hari tiada akhir ketika kami bersama

Kenangan yang t'lah dibangun

Inilah cinta

Aku menyadari bahwa itulah cinta

- The Time We Were In Love - Kyuhyun -

.

.

.

.

.

The End


A/N : so, yeah inilah akhir ceritanya. ada yang bilang mengecewakan tapi yah begini akhirnya.

dan maaf sebesar besarnya untuk kalian yg menunggu akhir fanfic ini lama sekali. yah walaupun saya tahu tak akan ada lagi yang menunggu.

dan akhir kata bahwa saya, cat13 menyatakan mengundurkan diri menjadi author kyumin. kenapa? karena ya inilah waktunya, semakin dewasa saya semakin banyak waktu yang terpakai untuk kegiatan yang lain saya sadar saya tak dapat lagi berlama lama di dunia perfanfican.

mohon maaf sebesar-besarnya untuk keluarga kyumin shipper yang masih setia bersama favpair kita saya tau kalian pasti kecewa dengan saya. kemudian saya juga sudah tidak berhubungan lagi dengan bunny07, dan i felt sorry for you bun karena meninggalkan kamu tanpa kabar dan tak lagi berjuang denganmu lagi.

terimakasih untuk waktu yang menyenangkan, saya senang tulisan saya ditanggapi oleh kalian selama ini. terimakasih banyak.

btw, kalo masih mau liat cerita lainnya seperti "No String Attached" di wp dazzlingroommate1307.wordpress.com silahkan akses sepuasnya saya sudah membuka gembok untuk kalian, but saya tidak akan melanjutkan ceritanya lagi.

Terimakasih dan Mohon Maaf sebesar-besarnya untuk kalian, KyuMin Shipper.

Warm Hug,

Cat13