"Tolong..tolong.."

Belum sampai Luhan mendapatkan apa yang di inginkannya, tubuhnya yang kecil dan lemah terjatuh dengan tidak elitnya di tanah akibat tersandug sebuah batu.

"Hiks..hiks siapapun yang berada di sana, tolonglah aku. Aku sangat membutuhkan pertolongan kalian"pinta Luhan sambil terisak.

.

.

.

.

Di sisi lain terlihat seorang pemuda berhiaskan keringat di seluruh wajah dan tubuhnya tengah berjalan santai sambil meminum satu cup Bubble Tea.

"Tolong..tolong.."

Mendengar suara itu, si pemuda tadi menghentikan langkahnya menyipitkan matanya dan berusaha mempertajam pendengarannya untuk lebih memastikan. "Hiks..hiks siapapun yang berada di sana tolonglah aku…" . pemuda itu pun sontak membulatkan matanya karena apa yang ia dengar memang benar adanya.

"Ternyata benar ada seseorang yang sedang membutuhkan pertolongan, aku harus segera ke sana"ucap pemuda tersebut sambil berlari menuju sumber suara.

Back to Luhan

"Hahaha. Sekarang kau sudah tidak bisa ke mana-mana lagi sayang, kemarilah! Aku sudah tidak tahan lagi melihat dirimu yang tampak seksi dan menggairahkan itu"cicit para rentenir itu yang bisa dilihat bahwa dua rentenir itu telah diselimuti hawa nafsu.

Luhan sudah tidak tahu harus berbuat apa. Tubunya bergetar hebat, dia panik dan juga takut secara bersamaan.

Kedua rentenir itu pun mendekati Luhan yang sekarang tengah teduduk kaku di tanah. Mereka berhasil mengelus elus surai lembut Luhan dengan wajah yang seakan-akan menyiratkan sebuah kemenangan. Baru saja kedua rentenir itu akan memulai aksinya-

Bugh

Sebuah tendangan berhasil mendarat dengan mulus di punggung salah satu rentenir itu, dan hal tersebut membuatnya jatuh berguling guling seperti trenggiling yang tengah terancam bahaya. Melihat hal tersebut rentenir lain yang sedari tadi hanya bengong pun tidak terima melihat temannya di serang secara tiba-tiba seperti itu segera tersadar dari acara bengong-show-nya. Dengan gayanya yang sok, rentenir tersebut mendekat kearah lawan berniat membalaskan dendam temanya yang sekarang tengah terakapar tak berdaya di atas tanah.

"Kurang ajar sekali kau! Berani-beraninya bocah kemarin sore sepertimu mencampuri urusan kami! Kalau berani lawan aku!" ucap rentenir itu menantang.

Setelah itu terjadilah pertarungan sengit antara mereka berdua, yang sepertinya di menangkan oleh sesosok pria tinggi dan bermata sipit setajam elang. Dengan tenaga yang tersisa, para rentenir tersebut pun lari terbirit-birit untuk menyelamatkan diri dari sosok pahlawan kemalaman yang boleh di akui sangat kuat itu.

"Jadi hanya segini kekuatan kalian? Memalukan sekali"ucap pria itu meremehkan.

Merasa cukup dengan urusannya, pria tersebut pun melangkah mendekati sang korban yang tengah terkapar tak berdaya.

"Hei, ap- astaga Luhan? Hei? Apa kau mendengarku? Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka? Luhan kumohon!"beberapa pertanyaan pun meluncur dari mulut si penolong yang ternyata adalah Sehun. Sehun terus menepuk-nepuk pipi Luhan berharap laki-laki cantik itu segera sadar dari masa shock nya pasca kejadian tadi. Dengan penuh perasaan Sehun membawa Luhan kedalam pelukan hangatnya bermaksud untuk memberi ketenangan pada laki-laki berparas cantik itu.

"Hiks..hiks Sehun. Aku sangat takut" cicit Luhan dengan suara puraunya. Pemandangan itu pun berhasil menyayat habis hati seorang Oh Sehun.

"Sstt. Tenanglah Lu, sekarang sudah tidak apa-apa" jawab Sehun menenangkan.

"Tapi Sehun, aku-"

"Sstt. Sudahlah yang terpenting kau tidak apa-apa, aku ada disini Lu" potong Sehun yang semakin mengeratkan pelukannya pada si mungil. Tanpa sadar Sehun mulai memejamkan mata dan mulai menaruh kepalanya diatas kepala Luhan. Untuk sesaat Sehun bisa menghirup aroma khas seorang Xi Luhan, mulai dari harum sampo Blueberry sampai aroma bayi pada tubuh Luhan pun kuat menyeruak masuk ke dalam hidung Sehun.

5 menit..

10 menit..

20 menit..

Mereka terus saja berpelukan dan berdiam. Dengan Sehun yang masih asik dengan kegiatannya sementara Luhan masih berusaha untuk menetralisir rasa keterkejutannya. Terus seperti itu hingga salah satu dari mereka -Luhan tersadar dan mendongakkan kepala nya keatas untuk melihat Sehun. Tanpa seijin Luhan, kedua pipinya telah memerah. Yang merasa ditatap pun membuka kedua matanya dan langsung menjauhkan kepala mereka dengan kikuk.

"Bagaimana? Sudah merasa lebih baik?"tanya Sehun masih dengan nada kikuk.

"Engg.. ya. Terimakasih Sehun"jawab Luhan tak kalah kikuk.

"Hehe. Sama-sama. Kalau begitu ayo kita pulang, aku akan mengantarmu"

"Eh, tak usah Sehun! Aku bisa pulang naik taksi" tolak Luhan halus.

"No no no no. Aku tak menerima penolakan, berdirilah" perintah Sehun pada Luhan.

"Apa yang kau lakukan Sehun?" tanya Luhan karena merasa kebingungan atas apa yang di lakukan pria bermata elang itu. Pasalnya hanya ia yang berdiri sedangkan Sehun masih berjongkok tepat di bawahnya.

"Sehun, aku hanya shock saja. Kaki ku baik-baik saja dan tidak akan patah bila ku pakai untuk berjalan" tegas Luhan pada si tampan.

"Tidak Lu! Cepatlah naik, aku tidak mau terjadi sesuatu buruk pada mu"perintah Sehun sekali lagi.

"Issh. Dasar pemaksa" walau dengan bibir yang mengerucut sebal, kali ini Luhan tidak bisa berkutik dan memilih menuruti perintah. Dengan hati-hati Luhan menjangkau tubuh Sehun, ia sukses mengalungkan tangannya yang indah ke leher Sehun bermaksud agar ia tidak terjatuh dari gendongan Sehun. Sehun yang menerima perlakuan itu tentu tersenyum bahagia tanpa diketahui oleh sang pelaku, karena Luhan berada digendongan belakang.

Setelah benar-benar siap Sehun pun mulai berdiri dan membawa kaki nya untuk mulai melangkah membelah jalanan kota Seoul yang jauh dari kata sepi. Mereka sesekali bertukar cerita atau lelucon yang membuat mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang tengah menghabiskan malam kencan mereka.

.

.

.

.

"Sekali lagi terima kasih ya Sehun. Aku tidak tau bagaimana caranya membalas semua kebaikanmu padaku"cicit Luhan di dalam gendongan Sehun.

"Sudahlah kau tidak perlu merasa berhutang budi seperti itu. Aku melakukan semuanya dengan ikhlas. Lagipula aku sudah berjanji akan selalu berada di dekatmu untuk menjagamu dari orang-orang yang berniat jahat padamu" ucap tulus si pangeran tampan.

"Wow. Ternyata beruang dekil sepertimu bisa romantis juga ya" cicit Luhan menggoda Sehun.

"Diam kau rusa gendut, jangan coba-coba menggodaku atau ku kempeskan badan besarmu ini" goda balik Sehun yang berkhir mendapatkan sebuah jitakan manis dari yang di godanya.

"Enak saja. Asal kau tau, banyak orang yang memuji keseksianku. Bilang saja kau iri denganku karena badanmu yang bantet seperti kue donat itu" ucap Luhan tak mau mengalah.

"Lalalalalala aku tidak dengar" ucap Sehun berusaha mengabaikan apa yang dikatakan Luhan.

"Baiklah-baiklah aku mengalah. Oh iya Sehun, bagaimana kau bisa tahu kalau aku sedang membutuhkan pertolongan?"

"Jelas saja aku tau. Apa kau lupa kalau aku itu sebenarnya Superman yang tengah menyamar menjadi sosok manusia yang yah bisa kau lihat sendiri kuat, tampan, putih, dan tentu saja tinggi ini bukan" jawab Sehun dengan virus narsis yang ia bawa dari Chen -teman sekelasnya-.

"YAK! Aku serius! Dasar beruang dekil" maki Luhan sebal sambil mengerucutkan bibirnya 5cm lebih maju.

"Haha baiklah akan aku jelaskan. Jadi hari ini aku berniat untuk latihan dance di sekolah, namun karena aku tampan jadi aku lupa kalau hari ini tidak ada jadwal latihan, hingga akhirnya aku memutuskan untuk latihan sendiri sampai tidak terasa kalau ternyata sudah larut. Dalam perjalanan pulang aku tidak sengaja mendengar teriakan seorang perempuan minta tolong. Aku tidak mungkin kan berdiam diri saja ketika ada seseorang yang tengah membutuhkan pertolongan, maka dari itu aku berniat untuk menolongnya. Dan tidak pernah ku duga tak pernah ku sangka sebelumnya kalau ternyata itu dirimu Xi Luhan" jelas Sehun panjang lebar dengan tidak meninggalkan satu bagian pun atau bisa di bilang DETAIL.

"Jadi secara tidak langsung kau mengatai ku sebagai perempuan? Dasar kurang ajar!" protes Luhan pada Sehun yang lagi-lagi menambahi nya dengan satu jitakan manis.

"Aww. Sakit Lu, kenapa kau hobi sekali menjitakku? Bila aku tidak tampan lagi bagaimana?" jawab Sehun dengan tidak nyambungnya.

"Salah mu sendiri. Sudah sering aku katakan kalau aku ini pria yang sangat tampan dan manly, kenapa kau sulit sekali mempercayai fakta ini Sehun?" Luhan yang gemas pun menjambaki rambut Sehun dan menariknya ke depan dan belakang sehingga membuat laki-laki yang tengah menggendongnya itu kembali mengaduh kesakitan.

"Aww. Ini sangat sakit Lu, tega sekali kau padaku" protes Sehun dengan memelas.

"Rasakan!" balas Luhan dengan tak berperikeSehunan.

Tiba-tiba suasana hening menyelimuti mereka sebelum akhirnya-

"Tunggu sebentar, tadi kau bilang kau ikut extra dance juga ya?" tanya Luhan penasaran.

"Hm"gumam Sehun sambil menganggukan kepalanya.

"Benarkah? Tapi kenapa aku tidak pernah melihatmu pada saat latihan?"

"Eh? Jadi kau ikut extra dance juga ya? Entah kita sehati atau apa tapi kebetulan sekali, dan soal pertanyaanmu tadi wajar saja kau tak pernah melihatku karena aku baru masuk pertemuan kemarin." jawab Sehun yang tak sadar mengundang rona merah menjalar menghiasi kedua pipi Luhan.

"Oh begitu" balas Luhan kikuk sembari berusaha menormalkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak 2x ah tidak bahkan bisa dikata 10x lebih cepat dari biasanya.

Begitulah kegiatan yang di lakukan mereka berdua selama perjalanan menuju rumah Luhan. Yah biarkan mereka sejenak menganggap seakan dunia milik mereka berdua dan melupakan fakta bahwa masih ada orang di dunia selain mereka sendiri.

.

.

.

.

To Be Continue

2015.04.20

#HappyLuhanDay

.

.

A/N : Hai saya kembali dengan update an terbaru. Selamat Ulang Tahun Luhan. Tambah seksi ya tante, cepet pulang kerumah. Cieee yang pake masih setia pake cincin nikah. WE LOVE YOU :*.. See you next chap