The " Oh "

Chapter 13 END.

Cast : Oh Sehun

Luhan

And Others.

Pair : Hunhan, Kray, Taobaek / Kaibaek, Taovic,Chansoo, Dll.

Genre : Yaoi, Straight, Romance, Angst, Family, Friendship, Mpreg.

Rate : T / M.


Sehun menjalankan mobilnya memasuki gerbang besar rumahnya yang sangat mewah. Dia segera memarkirkan mobilnya kedalam garasi yang berada di sisi kiri rumah tersebut, tampak beberapa mobil mewah yang berjajar rapi di terparkir disana. Setelah memarkirkan mobilnya, Sehun pun melangkahkan kaki memasuki rumah. Kedatangannya di sambut oleh beberapa pelayan rumahnya. Tidak jarang ada dari beberapa pelayan yang berlalu lalang membawa beberapa barang dan tampak sangat sibuk namun masih menyempatkan menyapa Sehun dengan hormat sebagai majikan mereka.

Sehun hendak melanjutkan langkah kakinya menapaki tangga menuju lantai 2, namun dia urungkan ketika ada seorang wanita yang turun dari lantai 2 sambil membawa seorang bayi yang berusia sekitar 7 bulan dalam gendongannya. Melihat wanita itu, Sehun pun melemparkan sebuah senyuman manis.

" Kau sudah datang ?. Bagaimana penerbanganmu ?." Tanya wanita itu sesampainya di bawah sambil menyambut kedatangan Sehun dan membalas pelukan yang Sehun berikan.

" Penerbanganku seperti biasa, sangat melelahkan dan pekerjaan di sana membuatku ingin segera pulang ke rumah." Jawab Sehun dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya ketika melihat bayi yang berada di dalam gendongan wanita tersebut menggerak-gerakkan tangan mungilnya hendak meraih wajah Sehun.

" Hai tampan, Bagaimana kabarmu ?. 3 minggu tidak melihatmu ternyata kau semakin berat saja, heum ?." Kata Sehun sambil menggendong bayi mungil tersebut lalu mengecup pipinya yang di balas dengan kekehan lucu si bayi.

" Mana yang lain ?." Tanya Sehun sambil menyerahkan sang bayi kedalam gendongan ibunya.

" Mereka sedang berada di halaman belakang." Kata wanita tersebut. Mereka pun melangkahkan kaki beriringan menuju halaman belakang rumah Sehun yang sangat luas. Halaman itu sangat indah dengan bermacam-macam bunga yang tumbuh di sana. Tampak beberapa hiasan seperti pita, rangkaian bunga, balon dan juga lampu hias yang semakin mempercantik halaman rumah tersebut. Di sana terlihat Tao sedang menggendong seorang bocah lelaki berusia 4 tahun sambil berlarian, sedangkan di bawah pohon tampak seorang bocah perempuan yang sedang bermain dengan balon dan juga bunga-bunga yang sedang di rangkai para pelayan dan pekerja untuk menghias taman.

" Ayaaaaahhhh..." teriak bocah perempuan yang sedang memegang balon ketika melihat kedatangan Sehun lalu berlari menghampirinya.

" Ayah pulaaaannngggg..." Bocah lelaki yang berada dalam gendongan Tao pun segera meminta untuk di turunkan ketika mendengar teriakan saudari kembarnya lalu turut berlari menghampiri Sehun. Sedangkan Tao perlahan-lahan melangkahkan kakinya menuju Sehun dan juga wanita yang sedang berdiri di sebelahnya.

" Hai, Sayang." Sapa Sehun kepada putri kecilnya lalu merengkuhnya kedalam gendongannya sambil mengecup pipi, kening dan ujung hidungnya.

" Ayah...Ayaaah...Ayaaahh..." teriak putra Sehun ketika sudah berada tepat di depan Sehun.

" Hai, Jagoan ayah. Apa kau tidak membuat kekacauan dan membuat adikmu menangis saat ayah pergi ?". Tanya Sehun sambil menggendong putranya di sebelah kanan lalu memberikan ciuman yang sama seperti pada putrinya. Putranya memberikan jawaban dengan sebuah gelengan kepala dan cengiran khas anak kecil.

" Aku rindu ayah.." Kata putri kecil Sehun sambil mengeratkan pelukannya pada leher sang ayah.

" Ayah juga merindukanmu, sayang. Ayah merindukan kalian semua." Ucap Sehun.

" Hallo Huang junior, kau sudah bangun dari tidur siangmu ?." Kata Tao ketika berada di hadapan wanita yang berada di sebelah Sehun lalu menggendong bayi mungil yang merupakan putranya tersebut.

" Kau harus bersyukur, Qian. Karena warna kulit Jason tidak menurun seperti ayahnya. Kalau tidak, Ha...ha...ha..." canda Sehun kepada wanita di sebelahnya yang ternyata adalah Victoria, istri dari Tao. Mereka menikah 2 tahun yang lalu dan di karunia seorang putra yang di beri nama Huang Jason.

" YAAAKK...! Warna kulitku itu seksi, kau tau ?!". Protes Tao, mendengar teriakan sang ayah, Jason pun terkejut lalu menangis dengan kencang. Victoria pun segera mengambil alih bayinya dan tidak lupa melayangkan pukulan pada lengan Tao. Tao pun hanya bisa meringis sambil meminta maaf kepada bayi mungilnya dan juga pada istrinya.

" Sehan, Seena, Ayo kalian harus segera mandi. Kalian tidak mau menghadiri pesta dengan tubuh kotor, bukan ?." Ajak Victoria kepada putra dan putri kembar Sehun yang bernama Oh Sehan dan Oh Seena. Kedua bocah tersebut pun menganggukan kepala dan mengikuti ajakan Victoria. Mereka pun segera beranjak pergi meninggalkan Tao dan Sehun setelah sebelumnya mereka memberikan kecupan pada pipi Ayah dan juga paman mereka.

" Kenapa kau lama sekali ?. Bukankah pesawatmu mendarat dari 3 jam yang lalu ?." Tanya Tao.

" Aku tadi mampir ke pemakaman keluargaku. Sudah lama aku tidak mengunjungi makam adikku, Kakek dan juga Ibuku.." Kata Sehun sambil mengarahkan pandangan matanya pada para pekerja yang sedang sibuk dengan kegiatan mereka. " Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kalau mengingat semua hal yang terjadi beberapa tahun yang lalu, selalu membuatku merasa tidak bisa bernafas dengan tenang. Ketakutanku akan kehilangan orang yang aku cintai dan aku sayangi, membuatku menjadi orang yang egois dan mementingkan kebahagiaanku sendiri." Kenang Sehun.

" Tapi dengan semua rasa takut kehilangan dan ke egoisanmu lah, sekarang kau bisa mendapatkan apa yang selama ini kau perjuangkan meski pun kau harus mengorbankan beberapa hal." Ucap Tao yang hanya di balas sebuah senyuman oleh Sehun.

Tidak beberapa lama terdengar suara gesekan roda dengan lantai mendekati tempat dimana Sehun dan Tao sedang berbincang-bincang. Sehun dan Tao pun segera mengalihkan pandangan ke arah datangnya suara, tampak Tiffany datang sambil mendorong seseorang yang sedang duduk di atas sebuah kursi roda. Sehun dan Tao pun segera menghampiri mereka.

" Bagaimana kabar ibu ?." Tanya Sehun kepada Tiffany lalu memeluk dan mencium pipi serta keningnya.

" Kabar ibu sangat baik, mana cucu-cucu ibu ?." Tiffany membalas pelukan Sehun sambil menanyakan cucu-cucunya.

" Mereka sedang membersihkan diri bersama dengan Qian." Jawab Sehun. Tiffany pun segera pamit untuk menemui cucu-cucunya.

" Bagaimana kabar ayah ?." Tanya Sehun kepada seseorang yang sedang duduk di atas kursi roda yang ternyata adalah ayahnya, Oh Seunghyun. Sejak mengalami stroke dan serangan jantung beberapa tahun yang lalu, Seunghyun sudah tidak bisa lagi berjalan dengan normal. Dia di haruskan duduk di atas kursi roda karena kedua kakinya sudah benar-benar tidak bisa di gerakkan.

" Kabar ayah sangat baik. Lalu bagaimana dengan kabarmu ?. Apa bisnismu di Jerman berhasil ?." Kata Seunghyun. Belum sempat Sehun menjawab pertanyaan Seunghyun, tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada sebuah panggilan masuk. Sehun pun akhirnya mengangkat panggilan itu.

" Halo, ada apa ?."

"..."

" Tahan dia sebisamu, terserah kau mau membayar berapa orang dan mengeluarkan berapa pun uang asalkan tahan dia sampai waktu yang sudah kita rencanakan." Kata Sehun lalu mematikan panggilan telfon. Sehun pun akhirnya melanjutkan perbincangan dengan Ayah dan juga sepupunya.


Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Sehun bersama keluarga dan teman-teman terdekatanya berkumpul di halaman belakang rumah yang tampak sangat indah di malam hari karena di hiasi dengan lampu yang berwarna-warni. Bahkan di kolam renang pun terdapat lilin-lilin yang terapung dan menyala di atas permukaan air kolam.

" Wow, Selamat ya. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Semoga kalian semua selalu berbahagia, Kawan." Kris memberikan ucapan selamat kepada Sehun. Tampak Lay, Baekhyun, Kyungsoo, Tao dan Chanyeol bermain-main dengan si kembar Oh dan si kecil Jason, Krystal sedang berbicara dengan Victoria, Sedangkan Kai dan Suho berbincang-bincang dengan ayah Sehun.

Sementara itu, tampak sebuah mobil berhenti di depan pintu rumah Sehun. Seseorang keluar dari mobil dengan wajah menahan emosi.

" Hari ini benar-benar membuatku kehilangan kesabaran. Bayangkan saja, 12 jam waktu yang sudah aku buang sia-sia hanya untuk pergi ke pemotretan, wawancara dan penanda tanganan kontrak yang tidak jelas." Ujar orang tersebut dengan berapi-api sementara seseorang yang berada di belakangannya hanya diam saja. "Mana ada pemotretan di tunda 5jam karena kamera fotografernya ketinggalan pada saat sedang jalan-jalan di pulau jeju. Wawancara di tunda karena reporternya masih mengurus sidang perceraian dan perjanjian kontrak di batalkan karena pemilik perusahaan sedang berkabung gara-gara kucing kesayangan mati ?." Orang itu masih saja mengomel sambil membuka pintu rumah.

Baru saja pintu terbuka tiba-tiba lampu dalam rumah tersebut padam. Namun terdapat beberapa titik-titik cahaya lilin yang menerangi dan berjajar membentuk sebuah garis jalan selebar 1,5 meter yang memanjang hingga menuju halaman belakang rumah tersebut. Orang itu cukup terkejut, namun perlahan-lahan dia tetap melangkahkan kakinya mengikuti arah cahaya lilin. Sesampainya di halaman belakang rumah, dia kembali dikejutkan dengan banyaknya orang yang berkumpul menyambutnya di sana. Semua keluarga dan juga sahabat-sahabatnya berkumpul bersama. Melihat kedatangan orang itu, Sehun pun melangkahkan kaki mendekatinya.

" Happy 5th Wedding Anniversary, Xiao Lu." Sehun pun merengkuh pinggang orang tersebut dengan kedua lengan kekarnya lalu mengucapkan kata tersebut tepat di hadapan orang terkasihnya dengan senyumannya yang menawan.

Orang tersebut yang ternyata adalah Luhan, benar-benar terkejut dibuatnya. Dia tidak menyangka kalau akan di beri kejutan seperti ini. Luhan pun hanya bisa memandang wajah Sehun yang hanya berjarak 3 senti dari wajahnya dengan mata berkaca-kaca dan tidak mampu berkata-kata.

" Happy 5th Wedding Anniversary too, My Beloved Husband." Ucap Luhan sambil mengalungkan kedua lengannya pada leher Sehun lalu mencium bibirnya. Melihat itu orang-orang terdekat mereka pun segera menembakkan confetti dan bertepuk tangan. Mereka pun berciuman hingga beberapa detik lamanya tanpa menyadari dua orang bocah yang menarik-narik celana yang mereka kenakan.

" Ayah, Baba.." panggil kedua bocah tersebut yang tak lain adalah Sehan dan Seena. Sehun dan Luhan pun segera menghentikan kegiatannya lalu menggendong putra dan putri mereka.

" Baba...Happy wedding..love you..Chup..." Ucap Seena sambil mengecup bibir Luhan. Luhan pun kemudian memeluk erat putri kecilnya sambil berlinang air mata.

" Sehan juga, Baba happy wedding..love you..chup.." Ucap Sehan yang sedang dalam gendongan sang ayah tidak mau kalah dengan adiknya turut memberi ucapan dan kecupan kepada Babanya.

" Thank You So Much, Honey and love you all, too." Luhan benar-benar terharu, Sehun pun segera mendekap keluarganya dalam rengkuhan lengannya yang kokoh dan memberikan kecupan pada masing-masing kening suami cantiknya dan juga anak-anak mereka.

Mereka pun segera mendekati ke arah keluarga dan sahabat-sahabat mereka. Satu persatu mereka saling memberi ucapan selamat dan yang lebih membahagiakan Luhan adalah Ayah dan ibunya, Zhoumi dan Vivian turut hadir di acara tersebut.

" Ngomong-ngomong kapan kalian menyiapkan acara ini ?. Bukankah tadi pagi saat aku masih di rumah tidak tampak akan ada persiapan untuk acara pesta ?." Tanya Luhan sesaat setelah dia dan Sehun memotong kue.

" Ini sudah di rencanakan oleh Sehun sejak sebulan yang lalu. Dan aku harus pandai-pandainya membuat jadwal kerjamu semakin kacau agar kau tidak menyadari kalau dalam waktu dekat adalah hari ulang tahun pernikahan kalian." Ujar Xiumin sambil terkikik geli membayangkan kegiatan tidak wajar yang dia berikan hampir dua minggu ini.

" Jangan-jangan jadwal pekerjaan hari ini juga ulah mu, Ge ?." Luhan mulai menyadari kekacauan yang di alami tadi. Mendengar tuduhan Luhan, Xiumin pun tertawa dengan kerasnya.

" Kalian benar-benar, Haish..." semua hanya bisa menertawakan Luhan. Mereka pun menikmati pesta kecil-kecilan itu dengan bergembira bersama. Hingga malam pun semakin menjelang satu persatu keluarga serta sahabat-sahabat Luhan dan Sehun pun berpamitan.

Pesta telah usai beberapa menit yang lalu, setelah berbincang-bincang beberapa saat dengan orang tua mereka, Sehun dan Luhan pun undur diri hendak menidurkan putra-putri mereka.

Sesampainya mereka di depan pintu kamar anak-anaknya, Sehun membukakan pintu untuk Luhan agar dia bisa masuk dengan mudah karena sejak tadi Sehan banyak sekali bergerak dalam tidurnya dalam gendongan Luhan. Luhan pun memberi ucapan terima kasih dengan sebuah kecupan manis pada pipi Sehun. Luhan segera meletakkan putera sulungnya diatas tempat tidurnya yang berbentuk sebuah mobil balap lalu melepas pakaian putranya dan menggantinya dengan piyama bergambar iron man kesukaan Sehan. Luhan tidak lupa membasuh wajah,tangan dan kaki puteranya dengan tisu basah lalu menyelimuti tubuh puteranya dengan bed cover hingga sebatas dada. Sehun pun melakukan hal serupa pada Seena. Mereka pun saling memberikan kecupan pada kening putera-puteri mereka sebagai ucapan selamat tidur.

Untuk beberapa saat, Sehun dan Luhan saling memandang ke arah anak-anaknya yang sedang tertidur pulas dengan damainya. Mereka mengulas sebuah senyuman bahagia.

" Terima kasih..." Ucap Sehun memecah keheningan mereka.

" Heum..?" Luhan pun memutar kepalanya ke samping kanan menghadap Sehun.

" Mungkin ini masih terlalu dini, karena usia pernikahan kita dan juga kebersamaan kita masih bisa di bilang belum terlalu lama. 5 tahun menikah denganmu, 8 tahun bersama denganmu, membuatku merasa sangat beruntung karena Tuhan sudah memberikanmu padaku." Sehun pun memutar tubuhnya menghadap Luhan. Luhan pun melakukan hal yang sama sambil memandang Sehun tepat pada kedua matanya.

" Kebersamaan kita memang tidak selalu berjalan mulus. Banyak sekali halangan dalam hubungan kita, namun sebisa mungkin aku selalu berusaha mempertahankanmu." Sehun pun tersenyum getir mengingat rintangan apa saja yang menghadang hubungan mereka di masa lalu. " Aku yang selalu bersumpah dan berjanji akan menjagamu, mempertahankanmu, ternyata dengan mudahnya pernah mengingkari semua itu. Aku pernah melepasmu dan membuatmu terluka karena keegoisanku, dan itu adalah kebodohan terbesarku." Sehun menangkupkan kedua telapak tangannya pada sisi kanan dan kiri wajah Luhan lalu mengusap lelehan air mata Luhan yang mulai menetes dengan ibu jarinya.

" Andai saat itu kita bisa membicarakannya secara baik-baik, pasti aku tidak akan menyakitimu. Namun saat itu dengan bodohnya aku lebih mementingkan sifat egois dan juga amarahku. Karena kebodohanku, aku hampir saja kehilanganmu, hampir saja membunuh mu serta anak-anak kita." Sehun memandang Luhan dengan pandangan sendu, sementara lelehan air mata semakin banyak yang menetes dari kedua mata Luhan.

" Saat itu aku benar-benar merasa hancur, ketika dokter mengatakan bahwa kau tidak bisa bertahan dan telah pergi meninggalkan ku untuk selamanya." Ucap Sehun sambil menitikkan air mata. Mereka pun berpelukan sangaat erat sambil menangis membayangkan kejadian yang sudah mereka lalui beberapa tahun yang lalu di depan kedua anak mereka yang sedang tertidur lelap.

Flashback

5 Tahun yang lalu..

" Sehun, operasi pada kepala Luhan sudah berhasil kami lakukan. Pendarahannya juga berhasil kami hentikan. Namun ada sesuatu hal penting yang ingin aku katakan kepadamu tentang kondisi Luhan." Dokter Kim berusaha membuat Sehun agar tetap tenang.

" Sehun, aku harap kamu siap mendengar ini. Saat ini kondisi Luhan dalam masa kritis akibat benturan dan juga pendarahan pada kepalanya. Syaraf otaknya mengalami penegangan, sehingga bisa memacu emosi serta kinerja jantunganya yang tidak menentu, selain itu tubuh Luhan kekurangan asupan gizi dan juga mengalami dehidrasi." Ucap Dokter Kim, mendengar itu Sehun hanya bisa diam membisu.

" Namun ada lagi hal penting yang harus kau ketahui, saat ini Luhan sedang mengandung." Kata Dokter Kim.

" Ap-APAA ?!.. Apa dokter bilang ?." Sehun sangat terkejut mendengar kata-kata dokter Kim.

" Saat ini Luhan sedang mengandung, Oh Sehun. Kalau kau bertanya bagaimana bisa, aku pun tidak tau bagaimana menjelaskannya. Usia kandungan Luhan saat ini sekitar 3 minggu, dan yang membuat takjub adalah janin itu sangat kuat meskipun Luhan kekurangan gizi dan mengalami kecelakaan seperti itu. Tapi yang lebih penting bukanlah itu, apabila dalam 2hari kedepan tidak ada perkembangan dengan kondisinya, bisa di pastikan Luhan akan mengalami koma dan kemungkinan terburuknya Luhan tidak akan bisa bertahan hidup karena kondisinya benar-benar sangat lemah di tambah demamnya yang tidak juga turun." Sehun tercengang mendengar itu semua. Di merasa hancur, semua ini adalah salahnya, andai dia tidak meninggalkan Luhan, andai dia menjaga Luhan, andai waktu Xiumin memberitahukan tentang kondisi kesehatan Luhan dan dia mau mendengarkan maka semua ini tidak akan terjadi.

Untuk pertama kalinya dia menunjukkan kelemahannya di depan orang lain. Sehun pun menangis dengan keras di dalam ruangan Dokter Kim ketika mendengarkan penuturannya. Dia benar-benar merasa bersalah dan tidak akan memaafkan dirinya sendiri apabila Luhan dan calon bayinya meninggal dunia. Sementara dokter Kim hanya bisa bangkit dan menepuk pundak Sehun dan memberinya kekuatan.

Setelah merasa tenang, Sehun pun segera keluar dari ruangan Dokter Kim. Dia menuju ke dalam ruangan perawatan dimana Luhan di tempatkan setelah menjalani operasi, tampak Tao dan juga Xiumin di dalam sana semntara teman-teman mereka yang lain sudah pulang ke rumah masing-masing. Sehun mendekati tempat tidur Luhan, tampak beberapa peralatan medis menempel di beberapa bagian tubuhnya. Sehun segera menggenggam tangan kanan Luhan perlahan karena takut mengenai alat medis yang terdapat di jari telunjuknya. Dia lalu mencium kening Luhan yang tertutup oleh perban dan penutup kepala. Air mata seakan tidak berhenti mengalir dari matanya.

Saat hendak duduk di kursi yang berada di sebelah tempat tidur Luhan, tiba-tiba ponsel Sehun bergetar menandakan adanya sebuah panggilan telfon. Alangkah terkejutnya Sehun saat mengangkat panggilan telfon yang ternyata dari Tiffany. Sambil tersedu Tiffany memberitahukan kepada Sehun kalau ayahnya mengalami serangan jantung. Sehun pun segera menitipkan Luhan kepada Tao dan juga Xiumin karena hendak melihat kondisi ayahnya.

Seunghyun di larikan ke rumah sakit yang sama dengan tempat Luhan di rawat. Sehun pun segera melangkahkan kakinya dimana Seunghyun sedang di tangani oleh dokter. Sehun pun sampai di depan ruangan dimana Seunghyun berada. Dia melihat Tiffany menangis tersedu-sedu, sedangkan Ailee juga tampak kacau dengan lelehan air mata di wajahnya, sementara Seunghwan hanya bisa memandang pintu ruangan dimana Seunghyun di periksa.

Sehun segera menghampiri Tiffany lalu mendekap tubuhnya erat dan berusaha menenangkannya. Setelah dirasa Tiffany mulai tenang, Sehun pun segera menghampiri Ailee dan Seunghwan.

" Pasti ayah sangat terkejut melihat perbuatan hina kalian." Geram Sehun di hadapan Ibu dan Kakeknya. Mendengar kata-kata Sehun, mereka pun terkejut.

" Ap-Apa maksudmu, Sehun ?." Tanya Ailee

" Huh..Tidak usah berpura-pura tidak tau dan berusaha menutupi perbuatan kalian yang menjijikkan itu dariku. Kalian fikir dari mana ayah tau tentang hubungan kalian ?." Kata Sehun sambil menunggingkan senyuman licik lalu meninggalkan Ailee dan juga Seunghwan yang hanya bisa diam membeku karena menyadari bahwa Seunghyun mengetahui perselingkuhan mereka dari Sehun. Seketika itu tubuh Ailee terasa lemas dan tidak bisa menopang tubuhnya. Tubuhnya merosot ke lantai dingin rumah sakit lalu menangis tersedu-sedu. Dia benar-benar merasa malu kepada suaminya dan juga putra satu-satunya, Sehun. Begitupula dengan Seunghwan, dia hanya bisa melangkah gontai meninggalkan rumah sakit.


Tiga hari telah berlalu, kondisi kesehatan Seunghyun sudah membaik dan sudah mulai sadar. Dia terkena serangan jantung ringan, selain itu tekanan darahnya sangat tinggi sehingga menyebabkan dia terkena stroke, anggota tubuh bagian bawahnya tidak bisa di gerakkan. Dengan setia Tiffany selalu menjaga dan merawat suaminya di dalam ruangan perawatannya.

Berbeda dengan kondisi Seunghyun, keadaan Luhan tidak mengalami kemajuan, demamnya tidak juga menurun dan belum sadarkan diri, dokter pun menyatakan Luhan mengalami koma. Ayah serta ibunya pun sudah mengetahui apa yang terjadi dengan putera mereka satu-satu, di satu sisi mereka bahagia ternyata Luhan sedang mengandung namun di sisi lain mereka sangat bersedih mengetahui kondisi Luhan yang tak kunjung membaik. Sedangkan Sehun, dia selalu berada di sisi Luhan. Bahkan dia tidak mau meninggalkan Luhan lebih dari 10 menit dan juga selalu menolak perintah siapapun agar memakan makanannya.


Pagi ini cuaca di luar sangat buruk. Matahari tak juga nampak karena tertutupi oleh awan mendung yang sangat gelap. Rintik hujan membasahi kota Seoul sejak semalam. Sudah empat hari Luhan di rawat dan tidak mengalami kemajuan apa-apa. Sehun sedang tertidur dengan kepala berada di tempat tidur Luhan sambil kedua tangannya menggenggam tangan kanan Luhan. Tiba-tiba dia merasakan adanya pergerakan dari tangan Luhan, namun bukannya dia merasa bahagia tapi dia malah panik karena Luhan mengalami kejang-kejang.

" DOKTER...DOKTER..!" Sehun berteriak histeris hingga membuat keluarga Luhan yang berada di situ pun terkejut. Dokter dan perawat pun berdatangan kedalam ruang rawat Luhan setelah dengan sigap Zhoumi menekan tombol darurat yang berada di samping ranjang Luhan. Tak henti-hentinya Sehun berteriak histeris sambil menangis ketika kejang Luhan berhenti tapi detak jantungan malah semakin melemah. Vivian hanya bisa menangis tersedu dalam pelukan suaminya.

Dokter mulai mempersiapkan alat kejut jantung, Sehun pun semakin kalap dan histeris hingga Chanyeol, Kris dan Tao pun memegangi tubuhnya dan menarik tubuhnya agar keluar sejenak dari ruangan Luhan. Namun Sehun semakin berontak dan memanggil-manggil nama Luhan.

Sehun pun berhenti memberontak, tubuhnya terasa lemas ketika dokter menyatakan Luhan sudah tidak bisa bertahan. Suara alat detak jantung Luhan sudah tidak lagi terdengar dan hanya menunjukkan satu garis lurus. Vivian semakin histeris lalu jatuh pingsan. Dengan gontai Sehun berjalan mendekati tempat tidur Luhan, dia pun mendekap tubuh Luhan dan menangis dengan keras.

" Xiao Lu, bangun sayang. Jangan tinggalkan aku.." Sehun mengecup setiap jengkal wajah Luhan.

" Maafkan aku, Xiao Lu. Ku mohon buka matamu, aku ingin melihatmu kembali bersamaku dan juga anak kita kelak. Buka matamu sayang, ku mohon jangan tinggalkan aku" Sehun berkata sambil mengecup bibir Luhan yang memucat dan membasahi wajah Luhan dengan air matanya. Dia menangis meraung-raung tidak memeprdulikan orang-orang di sekelilingnya yang menyuruhnya tabah. Namun tiba-tiba..

PIP...

PIIP...PIP..

Semua yang berada di situ pun terkejut mendengar alat pendeteksi detak jantung Luhan kembali berdetak. Dokter segera menyuruh Sehun agar segera menyingkir, mereka pun kembali memeriksa kondisi Luhan yang kembali stabil . Mereka semua sangat bersyukur karena keajaiban telah terjadi, Luhan telah bernafas kembali setelah beberapa menit yang lalu dinyatakan meninggal dunia.


Seminggu telah berlalu, kondisi kesehatan Luhan mulai membaik dan janin yang berada di dalam perutnya pun tidak mengalami gangguan yang berarti dan semakin berkembang dengan baik. Sehun sedang duduk seperti biasanya di sebelah tempat tidur Luhan sambil membaca buku. Dia tidak menyadari adanya sedikit pergerakan dari jemari-jemari Luhan dan juga kelopak matanya.

" Sss...Ssehuunn..." Sehun seketika itu terkejut ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Dia segera melemparkan bukunya begitu saja kesembarang arah dan melihat ke arah Luhan. Sehun melihat Luhan sedang membuka matanya perlahan-lahan sambil menggerakkan bibirnya memanggil nama Sehun.

" Xiao Lu, sayang. Kau sudah sadar ?." Sehun sangat bahagia hingga menitikkan air mata.

" Sehun..Maaf kan aku.." Ucap Luhan lirih setelah membuka kedua matanya dengan sempurna. Dia memanggil nama Sehun sambil meminta maaf dan menitikkan air mata.

" Tidak sayang, tidak. Kau tidak seharusnya meminta maaf, aku yang salah. Terima kasih karena kau mau bertahan, sayang. Aku mencintaimu.." Ucap Sehun sambil menghujani wajah dan bibir Luhan dengan kecupan. Dokter dan perawat pun segera memasuki ruangan Luhan dan memeriksa kondisinya. Semua pun sagat berbahagia dengan sadarnya Luhan.


Tak terasa sudah sebulan berlalu sejak Luhan dan Seunghyun di rawat di rumah sakit. Seunghyun segera melayangkan gugatan cerai kepada Ailee seminggu setelah dokter menyatakan bahwa dia sudah di perbolehkan pulang walau stroke yang di alaminya tidak membawa perkembangan apa-apa, tubuh bagian bawahnya masih tidak bisa di gerakkan. Setelah pengadilan memutuskan perceraian mereka, Ailee sering kali menghubungi Sehun dan meminta maaf. Dia benar-benar malu kepada putranya dan baru menyadari bahwa selama ini dia tidak pernah memperhatikan darah dagingnya tersebut, dia merasa sangat menyesal. Namun Sehun tidak pernah mau menemui atau pun mengangkat panggilannya.

Seunghyun sudah tidak bisa melanjutkan pekerjaannya, dia pun menyerahkan perusahaan untuk di kelola Sehun sepenuhnya. Sehun pun mengelola perusahaannya dengan sang ayah sambil melanjutkan kerjasamanya dengan sang paman, Seungho untuk tetap melawan Seunghwan agar merubah semua peraturan dalam keluarga Oh. Merasa tidak akan menang dan juga sudah tidak ada lagi orang yang akan mendukungnya, Seunghwan pun menyerah. Dia menulis ulang surat wasiatnya dan membaginya dengan adil namun tetap Sehun lah yang mendapat bagian terbesar. Dia juga merubah semua peraturan tentang marga yang akan di sandang keturunan Oh yang berjenis kelamin perempuan serta hak yang harus di dapatkannya kelak.


Usia kandungan Luhan sudah menginjak 3 bulan, Sehun pun menyiapkan mentalnya untuk melamar dan mengajaknya menikah. Saat ini Sehun sedang mengajak Luhan makan malam romantis di salah satu rumah makan favoritnya.

" Sayang, Maaf kalau selama ini aku tidak bisa menjagamu dengan baik. Dan maaf kalau aku pernah menyakitimu." Sehun mengenggam lembut kedua tangan Luhan dan mengecup telapak tangannya sambil berlutuh di depan Luhan yang sedang duduk di atas kursi.

" Aku bersumpah tidak akan lagi mengingkari janjiku seperti yang dulu. Aku benar-benar akan menjagamu dengan sepenuh hatiku dan segenap jiwa ragaku serta tidak akan pernah melepaskanmu hingga maut memisahkan kita. Xiao Lu, aku sangat berterima kasih karena kau masih mau menerimaku meski aku pernah membuatmu terluka. Jadi, Mau kah kau menikah denganku dan membesarkan anak-anak kita bersama dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan cinta dan kasih sayang ?." Ucap Sehun sambil mengeluarkan sebuah kotak yang berisi sepasang cincin berlian dari saku bajunya dan menyerahkannya kepada Luhan.

" Aku mau, Sehun. Aku mau menikah denganmu.." Luhan langsung menghambur memeluk Sehun sambill menangis bahagia.

" Aku mencintaimu, Xiao Lu..." Sehun pun tak kalah bahagia mendengar jawaban Luhan. Setelah melepas pelukan Luhan, dia pun mencium bibir Luhan dengan penuh kelembutan.

Sehun dan Luhan pun menikah seminggu kemudian. Meskipun mendadak tapi pernikahan mereka sangatlah penuh dengan persiapan tanpa kekurangan suatu apapun dan di liput oleh beberapa media dalam negeri maupun internasional.

Beberapa minggu setelah pernikahan Sehun dan Luhan, Ailee mengalami kecelakaan karena mobilnya menabrak truk yang sedang melaju dengan kencang. Yang tidak banyak orang ketahui, ternyata Ailee melakukan bunuh diri karena Sehun tidak kunjung mau berbicara dengannya dan tetap menolak untuk bertemu. Hal itu di ketahui dari surat wasiat yang di tinggalkannya di atas tempat tidur di dalam apartement yang dia tempati. Sehun pun tak pelak merasa sedih mendengar hal itu. Tak pelak sedikit rasa penyesalan pun menghinggapi dirinya. Sedikit banyak akhirnya dia merasakan juga kehilangan wanita yang pernah mengandung dan melahirkannya itu.


Hal yang di tunggu-tunggu pun tiba, saat ini Luhan sedang menjalani operasi karena usia kandungannya sudah menginjak usia 9 bulan. Sehun sangat cemas ketika menunggui suaminya yang sedang di tangani oleh dokter. Keluarganya dan juga keluarga Luhan yang berada di sana memberinya semangat dan juga dukungan agar Sehun percaya dengan kinerja dokter bahwa Luhan dan calon bayi mereka akan baik-baik saja karena Sehun sedikit merasa trauma menyangkut kondisi Luhan dan juga ruang operasi.

OEKKK...OEEEKKK..OOEEEKKK..

Setelah 3 jam yang menegangkan bagi Sehun, sayup-sayup terdengar suara tangis bayi dari ruangan operasi Luhan. Namun Sehun masih belum bisa bernafas dengan lega sebelum mengetahui bagaimana kabar suami tercintanya. Selang 3 menit kemudian..

OEEKK...OEEEKKK...OEEEEKKKK...

Kembali terdengar suara lengkingan tangis bayi yang lebih kencang dari yang pertama tadi. Namun mereka befikir kalau itu adalah suara tangis bayi yang pertama di lahirkan Luhan tadi. Selang beberapa saat kemudian dokter pun mulai keluar dari ruang operasi dan menemui Sehun serta keluarganya.

" Dokter..Dokter, bagaimana keadaan Luhan ?." Sehun terlebih dulu menanyakan kabar dan keadaan suaminya. Mendengar pertanyaan Sehun, Dokter Song yang menangani proses operasi Luhan melahirkan pun tersenyum simpul.

" Sebelumnya saya ucapkan selamat terlebih dulu kepada anda Tuan Oh. Selamat karena anda sudah menjadi seorang ayah dari kedua bayi yang lucu-lucu, tampan dan juga cantik. Mereka berdua lahir dengan sehat, sedangkan kondisi tuan Luhan juga stabil. Saat ini beliau masih dalam pengaruh obat bius, anda bisa menemuinya setelah tuan Luhan di pindahkan ke ruang inap." Jelas Dokter Song. Mendengar itu Sehun sedikit bingung.

" Mereka ?. Kedua bayi ?..Ap-Apa maksud dokter ?. Luhan melahirkan dua orang bayi ?." Sehun sangat terkejut dan kebahagiaan terpancar dari wajahnya. Dia tidak tau kalau Luhan sedang mengandung bayi kembar karena Luhan selalu merahasiakan jenis kelamin bayinya setiap Sehun bertanya dan selalu menjawab dengan kata " Aku ingin memberikanmu kejutan saat aku sudah melahirkan bayi kita nanti".

" Benar Tuan Oh, suami anda melahirkan bayi kembar. Bayi laki-laki yang sangat tampan dan juga bayi perempuan yang sangat cantik. Sekali lagi saya ucapkan, Selamat atas kelahiran putra dan putri anda Tuan Oh." Mendengar hal itu Sehun dan keluarganya pun tersenyum penuh rasa syukur dan juga kebahagiaan. Dokter Song pun segera pamit undur diri setelah Sehun berkali-kali mengucapkan rasa terima kasih. Tidak lama kemudian para suster membawa Luhan dan juga bayinya keluar dari ruang operasi.

Waktu menunjukkan pukul 10 pagi. Sudah 2 jam Luhan tertidur akibat pengaruh obat bius dan juga rasa lemas sehabis melakukan operasi. Sehun dengan setia selalu menjaga Luhan dengan senyum yang tak kunjung pudar dari wajahnya. Terlihat Vivian dan juga Tiffany sedang menimang cucu-cucu mereka sambil memberikan susu formula dalam botol susu. Beberapa menit kemudian ada pergerakan dari tubuh Luhan. Perlahan-lahan Luhan pun membuka kedua matanya dan di lihatnya Sehun sedang menatapnya sambil tersenyum bahagia.

" Hai, Sayang. Apa tidurmu nyenyak ?." Sapa Sehun sambil mencium kening dan bibir Luhan sekilas.

" Sehun, Bagaimana kabar bayi-bayiku ?." Tanya Luhan dengan suara serak.

" Mereka baik-baik saja. Terima kasih, Xiao Lu. Kau sudah memberikan mereka kepadaku, aku sangat bahagia. Terima kasih, Sayang." Sehun berkali-kali mngecup kening Luhan sambil mengucapkan kata terima kasih sambil berlinang air mata kebahagiaan. Luhan pun tersenyum dan ikut menitikkan air mata. Vivian dan Tiffany lalu berjalan menuju ke arah tempat tidur Luhan lalu menyerahkan bayi-bayinya kedekapannya. Luhan sangat terharu melihat putra-putrinya lalu mengecup kening mereka bergantian dengan air mata yang masih menetes.

" Apa kau sudah memberikan nama untuk mereka ?." Tanya Luhan kepada Sehun.

" Aku memikirkan nama Sehan, Oh Sehan, untuk putra kita. Untuk gadis kecil kita yang cantik ini, aku ingin kau yang memberinya nama." Kata Sehun sambil mengambil alih putrinya dari dekapan Luhan.

" Seena, Oh Seena. Aku ingin memberinya nama Seena pada malaikat cantikku." Ucap Luhan, mendengar itu Sehun dan Tiffany pun tersenyum haru. Keluarga mereka berdua terasa lengkap dengan adanya kelahiran Sehan dan juga Seena.

Kebahagian keluarga Oh semakin hari semakin bertambah demgan perkembangan Sehan dan juga Seena yang sangat pesat. Mereks tumbuh menjadi anak yang dangat menggemaskan. Namun kebahagiaan yang mereka alami sedikit mengalami gangguan. Ketika Sehan dan Seena menginjak usia 1 tahun, Oh Seunghwan meninggal dunia karena mengalami gagal ginjal di usianya yang sudah 67 tahun. Tapi hidup harus terus berjalan, apapun kesalahan yang pernah di lakukan oleh Seunghwan sudah di lupakan oleh kedua putranya serta para menantu dan juga cucu-cucunya.

Flashback End.


" Aaaaaaahhhh...Sssshhh...Oooohhh...Hen-hentikan Sehun...geli...Aahhh..." Saat ini Sehun dan Luhan sedang berada di dalam kamar mereka. Setelah mereka bernostalgia mengenang masa lalu, mereka pun berakhir diatas ranjang dengan Luhan yang sudah telanjang bulat menggeliat-geliatkan tubuhnya di atas tempat tidur. Sedangkan Sehun masih mengenakan celana hitam dan juga kemeja putih dengan semua kancingnya yang sudah terbuka sedang berada di antara kedua paha mulus Luhan. Sehun tampak sangat menikmati kegiatannya mengulum dan menyedot penis Luhan.

" Euummm...Eeuummppptt.." Sehun sedikit menggeram agar memberikan sensasi tersendiri pada kulumannya.

" Aaaaaaaaaaahhhhhh...Se-Sehhuuuuunnnn...Oooohhhhhh...Ooohhhhhhhhhhhhhhhhh...". Luhan pun mengeluarkan spermanya di dalam mulut Sehun dengan nafas terengah-engah. Sehun sedikit menelan cairan sperma Luhan yang berada di dalam mulutnya, sedangkan sisanya dia kumpulkan pada ujung lidahnya lalu dia menjilat-jilat lubang anus Luhan sambil membasahinya dengan sisa sperma.

Tubuh Luhan yang sudah melemas beberapa menit yang lalu pun kembali bergejolak ketika dengan lihainya lidah Sehun mengobrak-abrik lubang anusnya. Lubang Luhan terasa panas, hangat, basah dan juga lengket karena lidah dan liur Sehun yang bercampur sperma.

" Sehun...Se-Sehuunn..Ooohhh..." tubuh Luhan kembali menggelinjang. Sehun kemudian menjauhkan kepalanya dari tubuh bagian bawah Luhan. Dia segera melepas kemejanya lalu membuka ikat pinggang serta melepas celana yang dia kenakan kemudian melemparkannya sembarangan. Penis Sehun yang sudah menegang dan sedari tadi mengeras dengan urat-urat yang menonjol di sekelilinganya tampak sangat ingin segera di manjakan oleh lubang anus Luhan. Tidak mau berlama-lama, Sehun pun segera melesakkan penis besarnya kedalam lubang Luhan.

" AAAAAAAAAAAAHHHHHHHH... " Luhan mendesah keras ketika penis Sehun menusuk lubangnya dan tepat mengenai prostatnya.

" Oooohhh...Oohhh...Eeeemmmmpphh...Aaaaaahh...Aaaaahhhhh..." Suara desahan Luhan semakin kencang seiring dengan gerakan Sehun menggenjot lubangnya. Puasa sex selama 3 minggu karena kesibukan Sehun mengurus pekerjaan di Jerman membuatnya tidak bisa menahan diri lagi untuk menyetubuhi Luhan.

" Ooohhh...Aakkkhhh...Eeeeuuummmmppp.." Sehun sedikit mengeram ketika merasakan lubang Luhan yang terasa sempit karena begitu lamanya dia tidak menggenjot lubang itu. Peluh pun semakin membasahi tubuh Sehun dan Luhan karena dengan sengaja Sehun menon-aktifkan pendingin ruangan karena ingin membuat suasana kamarnya semakin panas oleh nafsu dan juga kegiatan mereka.

" Se-Sehuunn...Ooohhh...Ini nikmat...Aaaaahhhhh...Aaahhh...Ohhh..." Desahan-desahan Luhan semakin kencang seiring dengan sodokan-sodokan penis Sehun yang semakin memabukkan sehingga tubuh Luhan tersentak-sentak kebelakang. Sehun kemudian menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Luhan lalu memberikan jilatan, gigitan dan juga hisapan yang meninggalkan bekas kemerahan di sana.

" AAAAAAAAAAAHHHHHHH...Oooohhhh...Ooohhhh...Eeeeuunnngg..." Luhan kembali mendesah hebat ketika Sehun menyodok lubangnya dengan keras sambil merapatkan kedua kakinya ke atas sehingga lubangnya terasa semakin menyempit.

Sehun lalu menurunkan kaki Luhan tanpa melepas pertautan tubuh mereka. Dia merendahkan tubuhnya lalu meraup bibir Luhan yang tak henti mengeluarkan desahan-desahan seksi dengan bibirmya.

" Eemmmppphhttt...Eeemmmpphht..." suara Luhan teredam oleh ciuman Sehun. Tak lama kemudian tubuh Luhan terasa menegang karena dia akan segera mencapai klimaks. Begitu pula dengan Sehun, dia segera melepaskan ciumannya dengan Luhan dan semakin gencar memaju mundurkan pinggulnya.

" Seehhuuunn...Seeeehhuuuuunn...AAAAAAAHHHHHHHHH..." Luhan mendesah kencang seiring dengan keluarnya cairan sperma dari penisnya. Sementara Sehun masih berkonsentrasi dengan pekerjaannya.

" Oooohhh...Ooohhh...AAAAKKKHHHH..." Desahan sehun pun keluar seiring dengan keluarnya cairan spermanya yang membasahi lubang anus Luhan. Nafas Sehun dan Luhan pun saling bersahutan. Tubuh mereka benar-benar basah oleh keringat. Dan posisi tubuh Sehun masih berada di atas yubuh Luhan dengan kedua lengan yang menopang berat badannya agar tidak jatuh di atas tubuh Luhan.

" Terima kasih sudah hadir di dalam kehidupanku, Xiao Lu. Terima kasih karena kau mau mempercayakan dirimu kepadaku. Terima kasih karena kau sudah memberikan kebahagiaan dalam kehidupanku. Dan terima kasih karena kau sudah melengkapi hidupku dengan memberikan kedua buah hati yang sangat lucu. Kau memang malaikat yang di kirimkan oleh Tuhan untukku, Luhan. Aku mencintaimu." Ucap Sehun sambil membelai wajah Luhan dengan tangannya. Luhan kembali meneteskan air mata mendengar kata-kata Sehun.

" Aku juga berterima kasih kepadamu, Sehun. Terima kasih karena kau sudah mengajarkanku untuk mengenal apa itu cinta kepadaku serta menjadi cinta pertamaku dan semoga kau adalah cinta terakhirku. Terima kasih karena kau telah memilihku untuk jadi pendamping hidupmu. Dan terima kasih atas segala limpahan dan curahan kasih sayangmu kepada ku dan anak-anak kita. Aku juga mencintaimu, Oh Sehun." Mendengar kata-kata Luhan, Sehun pun memberikan kecupan yang sangat dalam di keningnya. Air mata pun tak pelak ikut lolos dari kedua mata Sehun.

Sehun akhirnya mendapatkan kebahagiaannya bersama Luhan dan keluarga kecil mereka. Sehun tidak lagi merasakan ketakutan akan kehilangan orang yang di cintainya, karena dia tahu kalau Luhan akan berfikir ribuan kali untuk meninggalkannya. Hanya orang bodoh yang mau meninggalkan seorang Oh Sehun yang berwajah tampan dan sangat mempesona serta penuh karisma hingga siapapun rela menyerahkan tubuhnya begitu saja bukan ?.

Kehidupan tidak akan selalu berjalan dengan mulus, apalagi dengan percintaan. Semakin kita mencoba bertahan, akan semakin banyak halangan dan rintangan. Hal itu semata-mata hanya sedikit ganjalan agar kita mampu melewatinya apakah kita bisa melaluinya atau tidak. Kalau tidak, kita hanya akan di hadapkan dengan halangan dan rintangan lain yang berdatangan dan akan membuat kita semakin menyerah dan terpuruk. Namun apabila kita bisa melewati halangan dan rintangan itu, maka kita akan bisa bertahan meskipun akan ada halangan yang semakin besar menghadang. Seperti cinta tulus Tiffany kepada suaminya, Oh Seunghyun. Rasa cinta kasih Oh Seungho kepada istri serta kedua putrinya. Dan, Besarnya rasa cinta Oh Sehun untuk mempertahankan Luhan di sisinya.

The End.

Horeeeeee...Akhirnya selesai juga...Huhuhuhu...di tengah kesedihan Rere di tinggal abang Jitao tercinta, rere berusaha menyelesaikan ff ini meski tersendat-sendat dikit2 nangis, dikit2 nangis. Tapi Rere g patah semangat, dan rere jg sadar bagaimanapun Zitao harus mematuhi apa perkataan orang tuanya apalagi itu menyangkut kesehatan dia juga. Soalnya rere tau kalau cedera pada kaki Zitao itu udah lumayan parah cos ampe bengkak dan warnanya udh g cuma membiru, tapi juga udah merah,biru kehitaman or apalah itu rere g sanggup liatnya. Rere akan selalu dukung EXO ampe kapanpun, SEMANGAT !..

Udah cukup mellownya, sekarang Rere mau minta maaf kalau ff rere dari awal sampe akhir g memuaskan. Rere udah berusaha sebisa mungkin bikin ff ini karena ini pertama kalinya rere bikin ff. Terima kasih atas dukungan kalian readers2 yang udah mau berbaik hati kasih komen dan juga yg udh Follow sm Favorit ff ini.

Dan masalah kenapa jadi mpreg, sebenernya g kepikiran bkin mpreg. Tp gegara pada pengen Luhan bunting jadinya pengen bikin juga, maaf ya buat readers yang g suka ff bergenre mpreg. Dan thanks buat Tiehanhun9094 cos udah PM rere nagih ff dan udah rere mintain sedikit sarannya.

Thanks banget buat Inzy cos udh bolak-balik baca ulang dan komen ulang tiap chap-nya, nue lazuardi yang udh PM nagih (xixixixi), .330 (wah..akun yg lm gmn?), Choi Seul bee, Ludeer, Luhannie, hatakehanahungry, Aliyah649, Player JEJ, , .58, Cherry EXOL, Sehunhan, ChagiLu, zoldyk, honey, Erliya, miegyutae00, fngisthii, heeli,daebaektaeluv, kamui-hime to kaseko-kishi, , Dearmykrishan, PutriManja, luluyaa, hunhan721, annablackjack2, , hunexohan, NoonaLu, Sehun-Rabbit's, dan juga para Guest. Thanks bgt y guys cos kalian udh jadi readers setia ff rere...LuV YoU aLL