Keringat dingin membasahi wajah Sakura ketika Sasuke mulai mendekat dan mendekat. Dan saat sudah tepat didepan Sakura, lelaki itu meletakkan tangannya pada sandaran bangku di belakang Sakura, lalu menunduk menghadap Sakura.

"Aku Sasuke." Ucap lelaki itu yang diketahui namanya Sasuke. "Apa kau sudah ingat? Atau masih lupa?" Tanya Sasuke.

.

.

.

.

.

.

.

Love Forever

.

.

.

.

By Sakura Leonhardt

.

.

.

.

.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : OOC, typo, gaje, alur kecepatan, bertele – tele, dan masih jauh dari kata bagus. Jangan dibaca kalau tidak suka, saya tak ada memaksa.

.

.

.

.

.

.

.

Sakura bingung ingin menjawab apa, kalau dia bilang ingat, bisa saja makhluk itu tahu kalau dia bohong. Kalau dia bilang yang sesungguhnya, dia sama sekali tidak ingat, Sakura tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya selanjutnya. Mungkin dibunuh? Sakura belum siap, jika dia membawa penggaris atau tongkat mungkin Sakura bisa melawan, Sakura menyesal karena tidak belajar beladiri tangan kosong dengan Baa – chan nya. Dan juga, Sakura merasa sama sekali tidak pernah bertemu makhluk itu.

"Mmm. . . Ka – Kau itu apa?" Tanya Sakura dengan ragu.

"Jadi kau belum mengingatku?" entah itu pertanyaan atau bukan karena nadanya yang sangat datar tapi terkesan dingin, hingga membuat Sakura merinding mendengarnya. " Baiklah" ucap Sasuke selanjutnya, masih belum bergeming dari posisinya sebelumnya.

'Baiklah?' batin Sakura. "Aku akan membuatmu mengingatku." Bisik Sasuke di telinga Sakura ( Author : iya, saya tau posisi ini sudah mainstream :3 ) yang membuat Sakura kembali merinding.

Oke cukup, Sakura harus segera menyingkir dari makhluk itu, yang namanya Sasuke atau apalah. Sakura kemudian mengumpulkan kekuatan di kedua tangannya, lalu menarik nafas, dan . . .

BUAGH.

Sakura memukul perut Sasuke sekuat tenaga hingga Sasuke terdorong dan terjatuh. Sakura dengan cepat berdiri dan berlari, tak lupa membawa kotak makannya. Sasuke yang melihat itu hanya memandang Sakura yang mulai menjauh dengan tatapan sendu, tanpa berniat mengejarnya. Kemudian Sasuke bangkit dan merapikan rambutnya yang panjang.

.

.

.

.

.

"Hah . . . Hh . . . Hah . ." Sakura berlari tanpa henti sampai depan kelasnya. Kemudian dia menenangkan diri dengan menarik nafas perlahan lalu dia hembuskan kembali.

Sakura juga menyiapkan diri yang memungkinkan dia dihukum karena terlambat masuk karena bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

SREEKK.

Sakura membuka pintu dan saat ingin menunduk meminta maaf, ternyata tidak ada guru di depannya. Kemana Kakashi – sensei?, pikirnya bingung kenapa saat ini guru tersebut belum ada di kelasnya.

"SAKURA – CHAN!" teriak Hinata dari tempat duduknya.

"OHH! HINATA – CHAN!" teriak Sakura juga dan pergi menuju bangkunya.

"haah . . . hh . . . Hinata . . . hah . . . mana . . . hh . . . kaka . . . hahh . . . shi –sensei . . . hahh" ucap Sakura dengan nafas terputus – putus.

"Kau darimana, Sakura – chan? Kenapa nafasmu tesenggal – senggal?" Tanya Hinata khawatir. " kalau Kakashi – sensei, banyak yang bilang kalau dia suka terlambat, dan mungkin itu benar." Lanjut Hinata.

"Tadi . . . hahh . . . aku dari . . hh . . . toilet, kupikir . . . hh . . . aku tadi . . hah . . . terlambat, makanya . . hh . . . lari" jelas Sakura berbohong, dia tak ingin melibatkan Hinata dalam masalahnya.

"Souka . . ." dan mereka menghentikan pembicaraan karena Kakashi – sensei sudah datang.

.

.

/ Skip Time /

.

.

Saat perjalanan pulang sekolah, perasaan Sakura tidak tenang. Keringat dingin banyak keluar dari keningnya, tubuhnya pun terasa begitu tegang.

"Yo! Forehead!" sapa Ino sambil menepuk pundak Sakura dari belakang. Tapi reaksi Sakura di luar dugaan Ino, tangan Ino di tarik ke belakang dan punggungnya ditekan oleh siku Sakura. "Siapa kau?" Tanya Sakura.

"Hei! Ini aku! Tenanglah! Dan oi, lepasin. Sakit tau!" ucap Ino sambil menahan sakit. "Ittai . . " gumam Ino.

"Oh, kau. Maaf ya, aku tidak tau." Ucap Sakura dengan nada menyesal.

"makanya liat dulu! Huh!" ujar Ino smabil memutar lengannnya." Kau kenapa? Kenapa wajahmu seperti orang ketakutan?" Tanya Ino saat melihat gelagat Sakura yang aneh.

"Hah? Apa? Aku tidak apa – apa kok, pig." Ucap Sakura setenang mungkin.

"Kau tidak bisa membohongiku, Sakura." Ucap Ino smabil memincingkan kedua matanya.

"Hah~ terserah kau saja." Kata Sakura sambil mengendikkan bahu.

"ck, dasar!" umpat Ino. "Ke rumahku yuk, forehead." Lanjut Ino.

"Ngapain?" Tanya Sakura malas.

"Bantu aku kerjakan tugas." Ucap Ino dengan puppy – eyes nya.

"Yang punya tugas siapa? Masa pelabuhan datangin kapal?" sewot Sakura sambil menyeringai.

"Isshh . . . kau ini jahat amat sama sahabat sendiri." ucap Ino sambil mengerucutkan bibirnya.

"aku emank jahat. Siapa bilang aku baik?" seringai Sakura muncul. Ino hanya cengo.

"Please. . . " Ino memasang puppy – eyes andalannya.

"Ino" Sakura menunduk. " kalau rumahmu dekat dari rumahku sich ngak apa – apa, nah ini . . ." Sakura tidak melanjutkan kata – katanya dan menatap ino miris sambil menepuk bahunya.

"Ugh~ baiklah, aku yang ke rumahmu." Akhirnya Ino mengalah.

"Nah gitu donk!" ucap Sakura semangat. Dan Ino hanya bisa mengumpat.

"ok, aku pergi ya, Bye Forehead" Ino melambaikan tangannya dan berlalu pergi. Sakura juga ikut melambaikan tangannya.

Sakura hanya berjalan dengan tenang namun tetap waspada menuju jalanan yang sepi. Dia harus segera menyelesaikkan masalahnya

.

.

.

.

~ \^w^/ ~

.

.

.

.

Sampai di tujuan Sakura masih merasa aura itu. Dia menarik nafas perlahan dan menghembuskannya. Dia mencoba memberanikan diri. Ia tau ini terlalu beresiko, tapi sebenarnya dia ingin tau tujuan Sasuke.

"Kau keluarlah" ucap Sakuras sambil menelan ludah. Namun hanya suara angin sore yang terdengar di telinganya.

"Aku tau kau mengikutiku-" Sakura berusaha memancing. "Sasuke." Lanjut Sakura.

Tiba – tiba ada angin kencang yang menerpa tubuh Sakura, dan Sakura berusaha menahannya agar dia tidak terjatuh dengan tanganya.

"Apa?" tiba – tiba ada suara yang begitu dekat dengannya. Saat Sakura membuka matanya, dia kaget melihat Sasuke yang begitu dekat dengannya. Sakura mengambil beberapa langkah mundur.

"Kau tadi memanggilku, dan sekarang kau menjauhiku! Kau mau menyiksaku?!" Ucap Sasuke jengkel, matanya berubah menjadi warna merah. Sakura hanya menelan ludah. Lagi. Dan berusaha menenangkan diri.

"Bukan begitu! Kau terlalu dekat!" ucap Sakura ikutan jengkel karena dibentak. Sasuke hanya mendecih.

"Apa maumu, Sasuke? Kenapa kau mengikutiku?" Tanya Sakura dengan nada setenang mungkin.

"Aku tidak-" ."bohong!" Sakura memotong ucapan Sasuke. Sasuke hanya diam.

"Kenapa kau mengikuti? Apa maumu?!" Tanya Sakura lagi. Tapi Sasuke hanya diam.

"ck, kalau-" ucapan Sakura terpotong karena tiba – tiba ada petir yang mengelilinginya, dan itu berasal dari Sasuke.

Petir itu tidak menyengatnya tapi seolah – olah mengikatnya dengan kencang, dan menariknnya mendekat kearah Sasuke. Sakura sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhnya. "Lepaskan." Ronta Sakura.

Sasuke membisikkan Sakura, "Kau milikku." Ucap Sasuke dan kemudian muncul tiga titik tomoe di pergelangan tangan kanan Sakura, bentuknya sama seperti mata Sasuke ketika berubah menjadi merah. "Kau sudah terikat denganku." Lanjutnya.

"Bagaimana kalau aku menolak? aku tidak mau menjadi milikmu!" Tolak Sakura masih dengan rontaan agar terlepas.

"Aku menolak penolakanmu." Bisik Sasuke dengan nada dingin di telinga Sakura. Tiba tiba ada suara langkah yang mendekat.

TAP, TAP, TAP.

Sasuke membawa Sakura ke dalam celah kecil antar bangunan disana. Dan menutup mulut Sakura dengan tangannya.

"Aneh, aku merasa tadi melihat ada orang. Ngomong –ngomong kenapa Sakura belum membalas pesanku ya?" gumam Ino. "aku coba telpon saja." Ino lalu mengambil ponsel dari saku bajunya.

.

.

Tempat Sasuke dan Sakura

Handphone Sakura terus bergetar ( Author : karena sekolah, jadi di silent ) Sakura berusaha mengambil handphonenya yang ada di dalam tas dengan susah payah karena tubuhnya yang terikat.

Sakura terus berusaha dan Dapat. Dia tau yang menelpon Ino, Sakura kemudian mengatur handphonenya menjadi bordering. Seketika itu Sasuke kaget dan menatap tajam Sakura. "Kau" geramnya. Sakura kemudian menaikkan volumenya berharap Ino bisa mendengar.

.

.

Kembali ke Ino

"Hm? Bukankah itu nada dering handphonenya Sakura?" gumam Ino. "Apa disana?" Tanya Ino entah pada siapa.

Saat sudah dekat dengan suara itu, Ino mengintip. "Sakura?" panggilnya. "Kau disana?" Ino mencoba memastikan. Tiba – tiba . . .

"Yo, Ino" Sapa Sakura yang tiba – tiba ada dibelakangnya. "HA!" Ino kaget karena tadi dibelakangnya tidak ada siapa – siapa.

"Forehead! Jangan mengagetkan aku!" seru Ino. "Apa kau belum pulang?" Tanya Ino sambil melihat Sakura yang belum ganti baju.

"Kau sendiri cepat sekali." Jawab Sakura sambil mengernyitkan dahi, heran. Mungkin dia naik taksi, piker Sakura.

"Nanti malam, aku mau kencan dengan Sai – kun. Makanya harus selesai sore ini, secepatnya." Ucap Ino dengan nada gembira. Sakura hanya cengo dan geleng – geleng kepala. "Ya sudah, ayo ke rumahku."ajak Sakura. Ino hanya mengangguk. Lalu mereka berjalan.

"Ne, Forehead, hewan apa yang di pundakmu?" Tanya Ino yang baru sadar ada hewan berbulu hitam di pundak sahabatnya.

"Hm?" Sakura terlihat berpikir, tentu rautnya disembunyikan. "Ini anak rubah, mungkin?" ucap Sakura ragu. "aku tak tau, tapi dia mengikutiku, jadi ku taruh saja dia dipundakku, lagipula dia imut. Aku jadi ingin merawatnya." Ujar Sakura dengan wajah yang kelihatan tidak niat dengan perkataannya sebelumnya. 'Kalau bukan kejadian tadi, juga tak mau kubawa. Aku sepertinya harus kumur – kumur bilang dia imut. Dan merawatnya? Yang benar saja!' Batin Sakura miris.

"Souka . . . Ah~ dia memang imut dan bulunya halus." Ucap Ino saat mengelus bulu hewan itu. Hewan yang dielusnya – Sasuke – hanya diam saja tidak bergeming.

.

.

Flashback

"Kau" geram Sasuke. Sakura menyeringai.

"Jaa~" ucap Sakura, sambil melambaikan tangan. Kenapa bisa? Karena Sasuke tadi melemahkan pertahanannya, sehingga ikatannya melonggar dan Sakura tidak akan melewatkan kesempatan itu.

"Kau! Tunggu!" Cegah Sasuke sambil memegang pergelangan tangan Sakura kuat, Sakura bahkan sampai meringis.

"Apa?! Lepaskan!" Sakura berusaha meronta. "Kubilang tunggu!" bentak Sasuke membuat Sakura diam. "Diamlah" bisik Sasuke (nah loh? Bukannya udah diam ya (?)).

"Kau tidak akan bisa pergi jauh dariku"bisik Sasuke.

"Kenapa?!" "Sudah kubilang'kan, kau itu akan tau akibatnya" Sakura hanya berdecih.

Kemudian mereka mendengar suara yang mendekat. "Cih! Ini gara – gara kau." Umpat Sasuke dan

POFFH

Dia berubah menjadi seekor anak rubah seperti yang Sakura liat saat di sekolah. Dan rubah itu tiba – tiba loncat dan naik ke pundak Sakura.

"Kau?" bingung Sakura. "Sakura?" Sakura mendengar suara Ino kemudian berlari memutari bangunan dan dia memanggil Ino dari belakang.

.

.

Flashback Off

"Forehead, kok' bisa ada hewan seperti itu disini?" Tanya Ino, banyak pertanyaan di kepalanya sehingga dia juga agak bingung.

"Entahlah, pig. Jangan banyak tanya, aku lagi pusing." Ujar Sakura sambil memengang kepala.

"Eh? Kau sakit? Kenapa tidak bilang? Kalau begitu aku kan' tidak akan merepotkanmu." Ucap Ino khawatir.

"Sudahlah tak apa, Kau cukup diam saja." Ucap Sakura. Ino malah memanyunkan bibirnya karena Sakura pasti menganggapnya berisik.

.

.

.

.

.

Sampai di rumah Sakura ( baca : Baa –chan dan Jii – channya )

"Tadaima." Ucap Sakura. 'Hm? Kemana Baa-chan?' batinnya, karena tidak ada yang membalas ucapannya. Ino hanya mengekori Sakura. Anak rubahnya pun masih dipundak Sakura, tidur?

"Ino, kau duduk saja disini." Sakura menunjuk sofa yang ada di ruang tamu. Lalu dia berjalan menuju dapur, membuatkan minum.

.

.

"APA?! Kenapa Baa – chan tidak memberitahuku lewat sms atau menelpon kalau ingin pergi?! Malah pake memo gini" Sakura berteriak cukup keras sehingga membuat Sasuke – anak rubah – bangun, dan mengacak kertas yang ada di atas meja tadi. "Dan tidak dituliskan berapa lama akan perginya, ck."

Sakura duduk sebentar dan minum, hari yang sangat melelahkan menurut Sakura. Kemudian Sakura bangkit dan mulai membuatkan minuman untuk Ino. Tiba – tiba anak rubah yang di pundaknya turun, dan . . .

POOFFH

Sasuke kembali kebentuk aslinya (?) dan kini sedang memerhatikan Sakura membuat minuman.

"Apa kau benar – benar melupakanku?" tanya Sasuke tiba – tiba dengan nada lirih.

"Maaf, aku tidak ingat. Kita selesaikan nanti, kalau sahabatku sudah pulang." Ucap Sakura datar, tapi dia masih berkeringat dingin khawatir.

"Cih, Bukankah kau tadi memanggilku?"

"Tapi masih ada Ino."

"Bunuh saja dia, maka pengganggu akan pergi." Ucapnya dengan santai.

"Hei! Dia bukan pengganggu!" bantah Sakura. Sasuke hanya berdecih. "Apa karena rambutku memanjang?" gumam Sasuke.

"Kau mengatakan sesuatu?" tanya Sakura. "Tidak, lupakan." Jawab Sasuke.

Saat Sakura ingin ke ruang tamu mengantarkan minuman, Sasuke berkata "Berapa jarak dapur ke ruang tamu?". "Sekitar 20 meter, kenapa?" tanya Sakura. Sasuke hanya berdecak kemudian berdiri hendak mengikuti Sakura.

"Hei, kau yakin mau mengikutiku?" Sakura memerhatikan Sasuke. "Bagaimana kalau Ino melihat?" Sakura sedikit panik.

"Aku hanya sampai ruang keluarga." Ucap Sasuke datar. Sakura kemudian menemui Ino.

.

.

.

.

/SKIP TIME/

.

.

.

.

"Souka . . . Wakatta." Ucap Ino setelah selesai mendengar penjelasan Sakura. "Aku akan mengerjakannya di rumah." Ucap Ino kemudian berdiri.

"Bukannya kau mau kencan?" Sakura pasang wajah bosan.

"Pulangnya kan' bisa." Ino mengedipkan sebelah matanya. Sakura hanya menghela nafas. "Jangan kau lupa caranya. Cape' aku mengajarimu hampir satu jam karena tidak mengerti." Ucap Sakura sambil memijat keningnya. Sedangkan, Ino hanya menyengir gaje.

Sakura menemani Ino ketika ingin menuju pintu utama.

"Jaa~ Sakura . . . Arigatou." Ucap Ino sambil melambaikan tangan di depan pagar. Sakura kemudian berjalan mendekati pagar untuk menutupnya. Namun, tiba – tiba tubuhnya terasa seperti tersambar petir. Bahkan Sakura sampai terduduk.

Perlahan rasanya mulai memudar. Hanya satu pikiran Sakura saat ini. Pasti Sasuke,pikirnya. Kemudian dia merasa ada yang mendekat, seketika dia menoleh. Dan ternyata, itu adalah Sasuke.\

"Kau." Geram Sakura. "Pasti perbuatanmu." Lanjutnya.

"Sudah kubilang kan', kau tidak akan bisa pergi jauh dari. Kau sudah terikat denganku. Berapa kali sudah aku mengatakan padamu untuk memperingatimu? Tapi kau menghiraukannya." Ucap Sasuke dengan nada datar dan dingin. Sakura berdecih.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

Wahh . . maaf ya lama updatenya, habis akhir –akhir ini sibuk T.T

Maaf juga belum bisa balas review kalian, tapi terima kasih yang sudah review :D d

Dan terima kasih juga, sudah meluangkan waktu untuk membaca fic ini :))

Sampai jumpa di chapter selanjutnya ^-^)/

.

.

By Sakura Leonhardt.