Shingeki no kyojin hanya milik om Isayama
Saya hanya meminjam karakter.
Warning : OOC(maybe?), humor gak jadi, bahasa yang tidak memenuhi syarat mungkin (?).
Dan saya membuat ini hanya untuk bersenang-senang tidak ada keuntungan material atau apapun dari cerita ini (dan kalau ada, itu hanya kesenangan saya tersendiri)
.
.
Pagi datang, matahari sudah mulai naik, ayam tetangga sudah berbunyi. Eren jaeger masih asik melanjutkan acara bobo yang sudah dimulainya sejak jam sembilan malam
Ah, sungguh pagi yang tenang dan nyaman...
Sempat membuka mata hanya untuk sekadar melihat jam berapa sekarang "oh...jam delapan..." dia kembali memejamkan mata
Sebelum pagi yang tenang dan nyaman itu (menurutnya) berubah sejak mendengar emaknya mencak-mencak di lantai bawah. Dan awalnya Eren tidak perduli sebelum pintu kamarnya dijeblak dengan suksesnya oleh sang emak yang sudah masang muka garang
Kalo bukan ibu sendiri ingin rasanya Eren teriak 'AAAAAH...SETAAAAN!' tapi diurungkannya karena takut kena kutuk kayak cerita maling ku undang(?). emaknya megap megap ikan koi, mengatur pernapasan. Sapu ijuk senjatanya sementara di tangan lain ada sodet panas bekas goreng tempe
Emaknya tak ada bedanya dari kadet siap mati yang akan debut di medan merdeka. Jujur saja, bagi Eren emaknya terlihat lebih maco dari bapaknya! Dan ingat Eren bukannya merendahkan sang ayah yang selalu berusaha mencari nasi untuk mereka, tapi ia hanya mengunggkapkan perasaannya
Ini gak di hitung dosa 'kan?
"mentang-mentang libur Imlek kamu males-malesan, gitu?! Bangun kamu!" suara Carla jaeger –emaknya Eren yang paling macho –kembali membahana di ruang kamar sang anak semata ikan, eh salah maksudnya semata wayang
Hanya dijawab lenguhan malas dan sang anak kembali menggulung diri dengan selimut hingga menyerupai kue molen pisang rasa coklat.
Kampret bener ni anak... disuruh bangun mbok yo bangun malah lanjutin bobok cantik. Bahlul!
Byuuur
Air dalam gayung melayang membasahi ranjang sang pemuda brunet, empunya langsung kelabakan bangun dari posisinya. Sang emak siap meraup muka sang anak kalau tidak ingat tentang adanya undang-undang yang mengatur tentang HAM.
Carla berdeham "KAMU ITU PEMALAS SEKALI SIH! CONTOH DONG MIKASA, BANGUN PAGI-PAGI SUDAH BEGITU BANTU MAMA LAGI, CONTOH MIKASA DONG!" Carla ceramah, Eren asik berdelusi.
Coba kalau ibunya berdiri di mimbar pidato di medan perang, mungkin saja kemerdekaan lebih mudah diraih. Mungkin
~(-3-)~(-3-)~
Seperti pagi sebelumnya, Eren terpaksa mengalah dari sang ibu kalau tidak bisa-bisa ranjangnya patah terbelah dua dan dia harus tidur di lantai. Tidak, Eren tidak akan sudi tidur dilantai -sekalipun itu adalah lantai kamarnya –
Eren mengalungkan sehelai handuk di lehernya segera ngacir ke bilik kamar mandi. Kebetulan saat itu lewatlah Mikasa yang baru saja bereksperimen di dapur "ah, selamat pagi Eren..." Mikasa memasang senyum tipis menghampiri kakak angkatnya yang sedang melancarkan aksi masuk kamar mandi "eh, Mikasa pagi ~!" Eren bersiul mengumpulkan pakaian ganti di kamar triska yang kebetulan tetanggan dengan bilik kamar mandi
Eren ngecek bawaannya; kaos-ok, celana pendek-ok, kutang-ok, kolor-tidak pernah absen
Yak, perlengkapan perang Eren di bilik kamar mandi telah siap –it's show time –Mikasa masih setia menunggui Eren memasuki kamar mandi, layaknya istri yang setia mengantarkan sang suami yang siap menjajakan kaki di medan perang "mau mandi?" –"nggak, Mik. Aku mau berak sambil main PS...mandi lha emang mau ngapain?" secepat sapi salto(?) Eren menutup pintu kamar mandi tidak lupa menguncinya, menyalakan keran air dan –
Di luar kamar mandi, Mikasa mengahampiri radio yang tengah melantunkan Yesterday-nya The Beatless, lalu mematikannya. Sang kepala keluarga –Grisha –yang tengah membaca koran pagi mendadak mengajak matanya menemukan pelaku yang mematikan radio saat lagu favoritnya tengah diputar "kenapa dimatiin, Mik?" Mikasa duduk di sofa seberang ayah angkatnya "habis –" "SONG FOR RELUCTANT HEROES! OH GIVE ME A STRENGHT MY MONEY IS GONE!" belum selesai Mikasa menjawab, perkataanya terpotong suara Eren yang sedang konser di kamar mandi dengan lagu Reluctant heroes yang sudah di pelesetin
'bodo amat gak nyambung, masih mending di pelesetin dari pada di persetanin' pikir Eren beberapa hari yang lalu. Grisha berguling-guling di lantai "suara Eren masih lebih bagus dari John lenon" Mikasa bercuap, papa Grisha to the jleeb mendengar kalimat Mikasa.
"EREEEEN! CEPETAN MANDINYA JANGAN KONSER MASAL MELULU DI KAMAR MANDI, MALU SAMA TETANGGA!" mama Carla turun dari lantai dua rumah mereka, melangkahkan kakinya ke deoan pintu kamar mandi dan mengetuknya keras-keras. Di dalam sana Eren sudah selesai mandi, tinggal memakai perlengkapan dan... "iya, bu...nih uda selesai" Eren keluar dari tempatnya bersemayam
"kalau udah selesai cepet bikin PR, kamu bilang kamu punya PR fisika bukan?" oh-mama Carla melunak ia ngambil tas belanjaan "iya, iya Eren tau, banyak lagi kayak dosa Eren..." "- apa?" Eren ngeles-mode on "enggak jadi" Eren naik ke atas, mengobrak-abrik kamar yang sudah di bersihkan, dan mengambil buku kumpulan contoh soal ujian fisika dan membantingnya –ya membantingnya- ke meja ruang tengah "kerjain yang bener! Mama sama Mikasa mau belanja dulu bapakmu lagi beli kopi...sudah ya dadah Eren~" mama Carla meninggalkan rumah, Eren mendesah capek heh, sekali tiga kutang sama emaknya
Eren mengeluarkan amunisi perangnya; pensil mekanik dan karet penghapus menjadi senjata ampuh memerangi musuh umatnya para pelajar –yaitu PR –Eren menatap tajam pada buku bank soal setebal 20 inch, buku tulis kosong menjeblak lebar –tak lama lagi akan penuh dengan hasil coretan hitung-hitungan –buku bank soalnya seolah berubah menjadi kolosal dadakan
READY, SET, GO!
Eren mulai mengerjakan, mulai dari soal teori sampai hitungan, Newton sampai Mersenne, dan bab satu sampai kiamat. Eren mabok soal diambilnya poselnya memutar lagu Here we go Again yang di populerkan band Paramore. Eren kembali semangat walau Cuma 20%. Muter-muter rumus frekuensi, cari periode, gelombang transversal sampai longitudinal keluar masuk otak Eren
PIP POP PIP POP
Oh ada yang nelpon pantes lagunya mati "Halooo~" Eren menjawab "..." di sebrang hening, penelpon iseng ya? "halo?" eren gak sabaran
"ini...Eren ya?" lho suara sopo iki, Eren berasa kenal "maaf...maaf salah sambung" Eren cengok "Levi-sensei ya?" disana hening sejenak "iya" lama amat jawabnya "tadi saya mau nelpon teman, malah nomormu yang kepencet maaf, sedang apa?" nih guru kepo amat "lagi ngerjain tugas dari sensei~" Eren menjawab manis –huh carmuk kamu sama guru ganteng seantero sekolahan –hening lagi "oh, kerjain yang bener, ya udah selamat Imlek..." lalu sambungan terputus
Eren cengar cengir, hehe beruntung juga dia di telpon guru keceh nan ganteng satu sekolahan pagi-pagi