CHAPTER 10

halooooo~ senangnya dalam hati, ujian udah selesaaai!

BIG THANKS

Makasih ya semuanya udah doain author sukses ujiannya. Alhamdulillah, lancarrrr jadi author bisa menulis lagi untuk kalian yang seksi seksi. Terimakasih banyaaak untuk review dan fav maupun follow. Author kaget banget pas buka, njir banyak banget following, fav sama reviewnya. SENANGNYA HATIKUUUUUUH

ps; KALO MAU DAPET FEEL YG LEBIH SILAHKAN SAMBIL SETEL LAGUNYA THIS CENTURY – TALK TO TALK.

WARNING

NC DOES EXIST DI CHAPTER INI JADI HATI HATI *SMIRK*


"Apa aku harus merelakanmu? Ya. Aku harus merelakanmu, Park Chanyeol." lirih Baekhyun sambil memeluk erat selimut yang menutupi tubuh mungilnya.

Setelah malam itu, Baekhyun berusaha menegarkan dirinya. Kali ini ia jauh terlihat lebih baik dari sebelumnya. Ia kembali sering tersenyum dan melakukan hal-hal konyol di sekolah. Tapi ada yang membuat Baekhyun merasa janggal, yakni perlakuan Sehun dan Kai yang semakin aneh terhadapnya.

Menyuruhnya melakukan beberapa diet sehat, melarangnya pergi bersama teman kelasnya, memarahinya tanpa alasan saat salah satu seniornya mengajak berkencan dan banyak hal lain. Hal ini tentu membuat Baekhyun berspekulasi dua makhluk gaib itu sedang menyukainya atau memperebutkannya. Dan maaf saja, bagi Baekhyun ini benar-benar menjijkkan.

Mau tahu apa yang lebih aneh? Baekhyun dan Chanyeol semakin sering bertemu. Bukan secara sengaja tentunya, entah kenapa mereka menjadi sangaaat sering berpapasan sehingga—terpaksa—harus tersenyum satu sama lain. Dan suasana ini, sangat menjengkelkan. Rasa sakit diantara keduanya terasa semakin nyata dan nyata.

Hubungan mereka yang dulu hanya sebatas hasrat. Yang justru semakin membuat batin mereka terasa sakit dan perih. Semuanya bersembunyi dibalik topeng masing-masing. Keduanya berusaha mengelak dan melawan apa yang batin mereka berteriak, ingin.

Dan, kalimat yang sudah menjadi prinsip Baekhyun semakin terngiang di pikirannya. Ia menggumam alunan lagu yang sudah berhari-hari menjadi lagu wajib baginya,

Everywhere I turn, there's a spark

There's a soul, desire.

Did we ever love, or did we lust?

Now we're easy liars

We've already let go, honey.

-This Century * Talk to Talk-


06:20 PM

Malam ini malam minggu, malam yang suram bagi Baekhyun. Ia berguling-guling dikasurnya, tidak tahu lagi ingin melakukan apa. Main playstation? Tentu sudah. Game online? Sudah berjam-jam lalu. Ber-sosial media? Membosankan. Selfie? Sudah ratusan. Ahhh ia benar-benar bosan!

Sehun dan Kai sedang berada dalam trip di klub pecinta alamnya. Entah ini mengesankan atau justru aneh karena mereka berdua sejak menginjak tingkat 8 memang mengikuti klub kurang kerjaan itu. Mungkin alasan yang paling mendukung adalah karena kekasih Kai, Kyungsoo dan gebetan Sehun, Luhan memang mengikuti klub itu. Bodoh!

Baekhyun beranjak mengetik suatu pesan ke teman terakhirnya, mungkin sekedar hangout di game center atau cafe akan lebih menyenangkan.

Setelah bermenit-menit menunggu, Baekhyun hanya mendapat balasan;

Mianhae, aku sedang kencan dengan lelaki pirang tampan dari sekolah sebelah.

-Tao

"Aish!" Baekhyun menggerutu lalu melempar ponselnya. Ia kembali berguling-guling, kali ini dengan umpatan-umpatan kesal karena teman-temannya dengan sadis, meninggalkannya di malam minggu—coret—sabtu malam.

Baekhyun pun memutuskan untuk memejamkan matanya perlahan. Tidur lebih awal di sabtu malam tidak menggelikan, 'kan?

Baru saja memejamkan matanya Baekhyun mendengar suara motor mendekat, suaranya cukup keras dan membangunkan Baekhyun. Kalau difikir-fikir itu pasti moge alias motor gede. Aish berisik sekali. Siapa itu? Lagipula satu-satunya yang membawa moge di komplek ini adalah Chan-

Baekhyun membulatkan matanya, dan seolah seperti gerak reflek, ia berdiri lalu menuju ke arah jendelanya dengan langkah kesetanan. Sial, sial, sial! Itu memang Chanyeol! Oh lihatlah sekarang ia sudah berganti warna rambut dengan abu-abu tapi sedikit highlight. Tampan sekali. Baekhyun menggigit bibirnya lalu menundukkan kepalanya, takut terlihat. "Apa yang ia lakukan disini?"gumamnya sambil meringis.

"Apa Chanyeol mencari Kai? Ah benar aku harus mengatakan kepadanya bahwa Kai sedang dalam trip!" baru selangkah dari tempatnya semula, Baekhyun termenung, lalu menggelengkan kepalanya. Mundur lagi.

"Apa yang kau lakukan, Byun Baekhyun! Itu calon tunangan orang!" sungutnya sambil memukul-mukul kepala sendiri. "Tapi aku tidak mengharapkan apapun, aku hanya membantu. Ya, membantu!" Baekhyun melangkah lagi, termenung lagi, dan... mundur lagi.

"Kontrol dirimu! Dia bukan urusanmu!" Baekhyun terus saja berkelahi dengan batinnya. Tidak sadar bahwa yang diper-kelahi-kan sudah keluar dari pagar rumah Kai, dan menuju...

TING... TONG...

Baekhyun berhenti menggumam, lalu berfikir... Kai tidak ada, Sehun yang berada disebelah rumah Kai juga tidak ada... Berarti harusnya sekarang Chanyeol menuju ke...

"SHIT!" umpat Baekhyun lalu mengintip jendela. "Sial, sial! Chanyeol tidak ada disana! Ya Tuhan, Ya Tuhan tolong jangan katakan kalau sekarang dia-"

"BAEKHYUN! ADA YANG MENCARIMU SAYANG!"

"-ada disini." Baekhyun terkulai lemas dan menatap kosong kedepan. Arrghhh!


"Ah, sebuah trip?"

"Ya, semacam itu."

Disinilah mereka berdua. Berada di sebuah restoran cepat saji. Sebenarnya Chanyeol yang memaksa Baekhyun untuk pergi. Dengan alasan meminta penjelasan karena Kai dan Sehun tidak ada dirumah. Baekhyun sendiri tidak memiliki kemampuan untuk menolak, ia masih saja lemah didepan Chanyeol walaupun pria jangkung itu sudah sangat jelas menyakitinya.

"Kau tidak ikut klub apapun?" tanya Chanyeol berusaha memperpanjang obrolan diantara mereka. Sebenarnya ia merasa kesal karena sedari tadi Baekhyun selalu menjawab seadanya dan ia harus memulai obrolan terlebih dahulu.

"Tidak. Pekerjaanku dirumah sudah cukup banyak." jawab Baekhyun singkat. Ya, jika berguling-guling di kasur terhitung sebagai pekerjaan. "Oh ya? Apa?" tanya Chanyeol. Entah apa yang mendorong Baekhyun untuk melakukan ini, tapi ia sedang ingin menyulut Chanyeol.

"Menangisimu."

Chanyeol berhenti menatap makanannya lalu menatap Baekhyun dalam. Baekhyun tidak mengalihkan pandangannya, ia menatap Chanyeol balik.

"M-maafkan aku."

"Kau tidak bersalah."

"Aku menyakitimu, aku sangat bersalah."

"Aku sudah terbiasa."

Baekhyun benar-benar berhasil, Chanyeol mengganti tatapannya menjadi tatapan bersalah dan sendu.

DRRT... DRRTT..

Baekhyun tersentak, lalu segera menempelkan ponselnya ke telinga.

"Ya, eomma?"

"..."

"Aku sedang berada di restoran."

"..."

Baekhyun melirik sekilas ke arah Chanyeol yang masih menatapnya, "Ya, bersama Chanyeol."

"..."

"A-apa?!" seru Baekhyun cukup keras. Chanyeol semakin menatapnya, kali ini plus ekspresi kepo.

"Y-ya. Tentu. Sampaikan salamku pada Bibi."

"..."

"Aku juga menyayangimu, eomma."

Baekhyun menutup telfonnya. "Ada apa?" tanya Chanyeol khawatir setelah melihat ekspresi Baekhyun yang terkejut. "Pamanku kecelakaan dan orang tuaku harus berangkat ke rumah sakit sekarang juga." jelasnya singkat.

"Lalu kau? Mereka meninggalkan kunci rumahmu?"

"Tidak. Kunci dibawa. Aku? Tidak tahu." ucap Baekhyun sambil menatap keluar jendela, berfikir. Chanyeol terdiam sejenak, "Maafkan aku untuk mengatakan ini, mau ke apartemenku?"

Baekhyun langsung menatapnya.


Memang butuh banyak negoisasi untuk berhasil membawa Baekhyun ke apartemen Chanyeol. Bukannya apa, Ia tidak ingin Baekhyun(nya) terlantar dijalanan apalagi Sehun dan Kai sedang tidak ada disisinya.

Dan butuh perjuangan untuk menyuruh Baekhyun menunggu sebentar, sementara ia mencabut semua foto Baekhyun yang tertempel disudut apartemennya itu. Serta menyimpannya ditempat yang paling aman.

"Masuklah, maaf jika berantakan."

Baekhyun mengangguk kecil lalu melangkahkan kaki ke dalam. Ia langsung mengedarkan pandangannya, berantakan my ass. Jika keadaan yang 400% lebih rapi dari kamarnya ini, berantakan, lalu apa kamar Sehun? Kekacauan kiamat?

"Kau bisa mandi, aku akan meminjamkan baju." tawar Chanyeol sambil berjalan menuju ruangan yang Baekhyun yakini adalah kamarnya. Apartemen ini bau Chanyeol, Baekhyun menyukainya. Chanyeol keluar lalu memberikannya sepasang baju dan celana tidur.

"Terima kasih, dimana kamar mandinya?"

"Di dalam kamarku."

Baekhyun tersentak, "A-apa boleh? Bagaimana jika tunanganmu-"

"Masuklah dan segera mandi." ucap Chanyeol lalu mendorong Baekhyun ke arah kamar mandi di kamarnya. Chanyeol menghela nafas saat Baekhyun sudah memulai kegiatan mandinya.

Jujur, ia tidak bisa berhenti tersenyum. Satu apartemen dengan Baekhyun terasa seperti mereka adalah pasangan suami istri—coret-suami suami. Dan apalagi disini, hanya ada 1 kamar dan 1 kasur. Yang berarti... Chanyeol tersenyum penuh kemenangan. Walaupun tidak menyentuh setidaknya masih ada anget-angetnya.

Chanyeol menoleh saat mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan memperlihatkan Baekhyun yang memakai kaos hitamnya yang terlihat sangat besar di tubuh Baekhyun, kaos itu menjuntai sampai hampir lututnya. Kaos itu di tubuh Chanyeol saja sudah oversized, apalagi Baekhyun?

Chanyeol tersenyum kecil saat melihat Baekhyun menundukkan kepalanya,

"A-apa tidak ada yang lebih kecil?" tanya Baekhyun hati-hati. Tidak mau dianggap 'udah tamu, banyak minta lagi'. Chanyeol beranjak dari duduknya lalu mengusap kepala Baekhyun, "Kau terlihat menggemaskan."

Pipi Baekhyun benar-benar terasa terbakar sekarang. Bagaimana ia bisa move on kalau yang disukai begini perilakunya?

"Mau tidur atau melakukan hal lain dulu?"

Baekhyun merinding mendengar suara Chanyeol. Konteks kata-nya ambigu, atau mungkin pikirannya saja yang mesum overload. "Aku ingin tidur saja." cicit Baekhyun.

"Tidurlah di kasurku."

"Hah?"

"Di kasurku, Baekhyun."

"Lalu kau?"

"Bersamamu, tentu saja."

Baekhyun membulatkan matanya, tidur bersama? Dengan Chanyeol? "Kau gila?" sungut Baekhyun. "Ya Tuhan, hanya tidur, Baek. Aku akan jaga jarak." ucap Chanyeol datar.

"Aku saja yang tidur di sofa." ujar Baekhyun cepat dan berjalan ke arah keluar kamar Chanyeol. Chanyeol menghela nafas berat, susah sekali sih membujuk lelaki cerewet ini. "Yasudah, tapi aku dengar, kamar sebelah itu bekas orang bunuh diri. Hmm.. aku tidak terlalu percaya, tapi kata orang arwahnya suka bergentayangan. Oh! Pantas saja pintu depan diketuk-ketuk terus." ucap Chanyeol.

Baekhyun menghentikan langkahnya. Bagaimana Chanyeol tahu kalau ia takut hantu? Ralat, sangat takut hantu. Baekhyun menggigit bibirnya, sementara Chanyeol dibelakang berusaha keras menahan tawa saat bahu Baekhyun mulai bergetar.

"Masa bodoh! Aku tidak takut!" seru Baekhyun, lalu melangkah dengan semangat.


12:21 PM

"Ya Tuhan, lindungilah aku lindungilah aku lindungilah aku..."

Tepat seperti perkiraan.

Baekhyun meringkuk dibalik selimutnya, masih berada di sofa. Chayeol benar-benar membuatnya extra paranoid dan anxious. Apapun suara kecil yang terdengar, Baekhyun akan langsung ketakutan. Dan ini tengah malam, suasananya semakin mencekam.

TUK.

Baekhyun berhenti bergetar lalu menajamkan pendengarannya..

TUK.

Matanya membulat lalu ia mulai menangis, ketakutan. Sial! Itu seperti cerita Chanyeol tadi, ..oh! Pantas pintu depan diketuk-ketuk terus.

KRIEETTT..

"HUAAAA! CHANYEOOOOLL CHANYEOL CHANYEOOOL!" Baekhyun berteriak seperti orang kemalingan, kerampokan. Ia membawa selimutnya lalu berlari ke arah kamar Chanyeol dan tanpa seizin, langsung membuka pintunya.

Terilhat Chanyeol masih berkutat dengan ponselnya, dengan posisi duduk dan bersandar pada kepala ranjang. Chanyeol terkejut melihat Baekhyun yang membuka pintu kamarnya dengan kasar dan nafas terengah-engah. Tubuh kecilnya berbalut selimut tebal yang ia berikan tadi, dan Baekhyun menangis.

"CHANYEOOOOLLL" seru Baekhyun lalu menanggalkan selimutnya dan melompat ke arah Chanyeol, memeluknya.

"Hei, hei ada apa denganmu?" tanya Chanyeol berusaha melepaskan Baekhyun, Baekhyun semakin mengeratkan pelukannya. Masa bodoh dengan tunangan atau suami orang. Batinnya.

Chanyeol yang mengerti, membalas pelukan Baekhyun dan mengusap-usap punggungnya, berusaha memberi kenyamanan. "Kenapa, hm?" tanya Chanyeol lembut.

"Hiks.. Chanyeol, h-hantunya.. hiks"

Chanyeol yang mendengar itupun mengulum senyum geli. Ia tidak menyangka cerita fiksinya berpengaruh seperti ini terhadap Baekhyun. Chanyeol mengadahkan kepala Baekhyun lalu mengusap airmatanya. "Tenanglah, ada aku. 'Kan sudah kubilang, tidur bersamaku saja." ucap Chanyeol lembut, Baekhyun mengerucutkan bibirnya. Oh tidak, tidak Chanyeol. Jangan terangsang sekarang.

"Aku takut tunanganmu-"

"Jangan bahas dia."

"Kenapa? Dia tunanganmu, jadi-"

"Pokoknya jangan, Byun Baekhyun."

"Tapi tapi kan—mmhhp"

Chanyeol melahap habis bibir Baekhyun, jika tidak begini, pemuda mungil itu akan ngeyel terus-terusan. Ia melumat bibir atas dan bawah Baekhyun secara bergantian. Baekhyun perlahan membalas lumatan Chanyeol.

Chanyeol merubah posisi mereka, sekarang Chanyeol menindih Baekhyun. Baekhyun menatapnya sayu, "Chanyeol..." lirihnya sambil mengusap pipi Chanyeol.

"Kau sangat cantik, Baek." ucap Chanyeol sambil menyibak poni Baekhyun.

Chanyeol menundukkan kepalanya, mencium dan menjilat leher Baekhyun. "Ssshhh..." desisnya. Tangannya pun tak tinggal diam, tangan Chanyeol sudah bermain-main di pusar Baekhyun, membuat pemuda mungil itu geli dan keenakan.

Ia melepas celana Baekhyun dan langsung melakukan blowjob. "A-ahh, Chan.. Lebih cepat"

"A-ah Chanyeol!"

Karena pada dasarnya Chanyeol memang tidak sabaran, ia membuka celananya. Memperlihatkan penisnya yang mengacung tegak dengan precum yang sudah terlihat di ujungnya.

"Kau ingin aku mempersiapkanmu?" tanya Chanyeol sambil menggesek-gesekkan penisnya didepan lubang hangat Baekhyun.

"No. Langsung saja." jawab Baekhyun yakin, lalu menarik tengkuk Chanyeol. Menciumnya lembut. Chanyeol memanfaatkan keadaan, ia langsung mendorong penisnya masuk anus Baekhyun.

"MMH!" Baekhyun yang merasa kesakitan, menggigit bibir Chanyeol keras, membuat sang empu ikut meringis kesakitan. Dengan berhati-hati Chanyeol mulai menggerakkan pinggulnya dan Baekhyun tiba-tiba memukul punggungnya dengan keras.

"SAKIT BODOH! TAHAN DULU!" serunya. Chanyeol hanya senyum watados lalu mencium bibir Baekhyun(lagi). Setelah dirasa siap, Baekhyun meremas pantat Chanyeol, Chanyeol yang mengerti langsung bergerak.

"Ahh...OOhh C-Chanyeollie..."

Semakin cepat dan semakin cepat.

Baekhyun mengalungkan tangannya, dan menatap Chanyeol dalam—dan sayu—lalu berucap lirih, "I love you." Bukan keinginannya, tapi airmata langsung mengalir dari ujung matanya. Masih setia menatap Chanyeol. Ia benar-benar tidak ingin kehilangan Chanyeol, bahkan ia sudah berasumsi ini akan menjadi seks terakhirnya.

Baekhyun terkejut saat melihat mata Chanyeol, ia seperti melihat sesuatu. Ia seperti merasakan sesuatu.

"Sudah menemukan jawabannya?" tanya Chanyeol lembut.

Baekhyun tertegun.

.

.

.

.

.

.

"I love you too, baby."

Sedetik setelah kalimat itu, mereka mencapai puncak kenikmatan bersama. Menggabungkan semua rasa yang terpendam. Baekhyun tersenyum sambil menangis, dan memeluk Chanyeol yang masih terengah. Chanyeol sendiri tidak dapat menahan dirinya untuk tidak tersenyum. Ia berulang kali berucap,

"I love you, Baekhyun. I love you. Sorry for everything. Im so sorry"

TBC

WEEHEHEHEHE APA KABAR SOBAT?

BAIK BAIK AJA KAN?

UE UDAH UNAS HORASSSSSS!

SENGAJA UPDATE HARI INI SOALNYA GUA NANTI MO KE LIBUR CANTIK, MO LAN JALAN *TANGIS BAHAGIA*

Idihh mas ceye udah berani lop yu lop yu sekarang nih. Tapi perjuangannya belum selesai disini. Masih ada lagi. Masih panjang, misinya si duo kambing aja belum keungkap kan? :v

Thanks for reading and please

Review! It helps a lot, no review no next chapter :v

Fav dan follownya jan lupa!

M004HH