Disclaimer
Naruto belong
Masashi Kishimoto
Sasuke U. X Sakura H.
Warning : Ooc, typo, Eyd ngalor-ngidul dan teman-temannya.
Story : JJ Cassi.
.
.
.
.
.
Cantik,
Ya, dia cantik.
Manis?
Senyumannya memang manis,
Baik?
Tentu saja, kepadaku dan lainnya.
Ramah?
Kepada siapapun dia bersikap ramah.
Dia seorang gadis yang cantik, baik, ramah, dan ceria. Siapapun bisa cepat akrab dengannya karena pembawaannya. Mempunyai banyak teman dan sahabat.
Ada yang unik darinya, dia ... mempunyai surai yang berwarna pink asli sepundaknya. Ini lucu sekali, pertama kali melihatnya aku kira dia mengecat rambutnya tapi dengan lantang dan percaya diri dia mengatakan bahwa surai pinknya asli karena ayahnya pun mempunyai surai berwarna pink tapi agak gelap.
Inilah yang membuatku tertarik padanya, dia seorang gadis yang sederhana dan apa adanya. Mata beriris emerald yang selalu menghipnotisku, senyum manisnya yang selalu membuat hatiku menjadi hangat. Tawa renyahnya yang selalu bisa membuatku terhibur, dan tangisannya yang mampu membuat hatiku sakit seperti teriris melihatnya ketika Ia menangis. Namun dibalik itu semua aku sangat mencintainya dan menyayanginya. Aku akan selalu di sampingnya dan ingin selalu melindunginya.
Dialah Haruno Sakura,
Gadisku.
.
.
.
.
.
Namanya Uchiha Sasuke, mahasiswa semester akhir jurusan Bisnis di Konoha University. Pemuda berparas tampan, tinggi, berkulit putih dan bersurai hitam mencuat. Ayahnya, Uchiha Fugaku adalah direktur utama di Uchiha Corp, ibunya, Uchiha Mikoto adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat mencintai dan menyayangi keluarganya. Kakaknya, Uchiha Itachi seorang pengusaha muda yang sukses tak jarang Sasuke selalu mengagumi ayahnya dan kakaknya. Sasuke adalah pemuda yang baik yang tau tujuan hidupnya dan Ia akan bekerja keras untuk mencapainya seperti ayah dan kakaknya.
Ia adalah orang yang praktis dan optimis. Walaupun Ia bisa dibilang anak orang kaya namun kehidupannya biasa saja seperti orang pada umumnya. Sikapnya yang menerima dan rendah hati membuatnya mudah bergaul. Ah, ia juga sangat ahli membujuk orang. Mempunyai sahabat sedari SD yang selalu dekat dengannya, Uzumaki Naruto, pemuda bersurai pirang jabrik. Ia bahagia dengan apa yang Ia miliki.
Ckit!
"Sudah sampai, " Itachi, kakak Sasuke menghentikan mobilnya di depan gedung Konoha University.
"Terima kasih ka, aku masuk dulu. " Sasuke keluar dari mobil Itachi.
"Selamat menjalani harimu di kampus, " Itachi melambaikan tangannya kemudian menjalankan mobilnya meninggalkan gedung Konoha University. Sasuke balas melambaikan tangannya.
Uchiha Sasuke memasuki pelataran Konoha University. Ia menyampirkan tasnya di bahu kirinya dan membuka buku, membacanya sambil berjalan menuju kelasnya.
"Nani? Ini tidak mungkin, "
Suara bising-bising di sekitarnya membuat Sasuke mengalihkan perhatiannya dari buku. Matanya menatap beberapa mahasiswa/mahasiswi mengerumuni mading.
"Tidak! Kalian tidak boleh liat! "
Brett,
Seorang gadis bersurai pink itu terlihat marah dan dengan segera merobek kertas yang tadi tertempel di mading yang membuat semua orang mengerumuninya. Gadis itu berlari membawa kertas robekannya.
Tap
Tap
Tap
"Sakura? " gumam Sasuke yang melihat gadis bersurai merah muda itu berlari, pemuda itu menghampiri orang yang perlahan meninggalkan mading dengan gumaman, "Yah, apa-apaan gadis itu, aku kan belum melihatnya, "
"Kiba, ada apa ini? Kenapa pagi-pagi sudah ramai? " Tanya Sasuke yang sudah menutup bukunya dan menatap pemuda di depannnya.
"Ho! Kau tidak tau? Ada berita heboh pagi ini! Hmm, semacam cinta segitiga. " Kiba mengelus-elus dagunya, pose berfikir.
"Ah! Tapi sialnya gadismu itu merusak semuanya, " Sasuke mengerutkan keningnya.
"Sakura? "
"Memang siapa lagi gadismu kalau bukan si pinky itu, huh! dengan seenaknya dia merobek gambar yang menjadi berita heboh pagi ini dan malah membawanya pergi, " ucap Kiba memutar bola matanya bosan melihat kelakuan Sakura.
Sasuke tersenyum, "Kau benar, si gadis pinky itu memang gadisku. Gadisku satu-satunya, " Setelah mengatakannya Sasuke berjalan meninggalkan Kiba membuat Kiba mendengus sebal.
.
.
.
Sasuke berjalan santai memasuki kelasnya. Langkahnya tiba-tiba terhenti melihat gadis bersurai merah muda, kekasihnya Haruno Sakura bersembunyi di dekat loker. Ia tersenyum kemudian menghampiri Sakura dan menepuk pundak Sakura, membuat gadis itu terlonjak kaget dan ketika melihat siapa yang menepuknya Sakura menghela napas lega.
"Sasuke-kun ... kukira para gadis tadi yang mengejarku, aku kaget. " ujar Sakura.
"Maaf kalau begitu, " Sasuke tersenyum dan mengelus surai Sakura.
"Memangnya ada apa? Kau tidak apa-apa kan? " lanjut Sasuke. Sakura diam saja.
"Hei, " Sasuke memegang pipi Sakura membuat gadis itu mendongak menatap kekasihnya.
"Aku melakukan ini untuk sahabatku, aku ... aku ... aku tidak yakin dengan apa yang terjadi padanya, " Sakura menundukan kepalanya membuat Sasuke bingung dengan apa yang Sakura bicarakan. " Hah? "
"Lihat! Ini bukan sahabatku kan? Iya kan? " Sakura menunjukkan kertas yang tadi Ia robek kepada Sasuke. Sasuke memperhatikan gambar yang ada di kertas yang Sakura pegang yang ternyata adalah gambar Ino sahabat Sakura, tengah berciuman dengan seorang pemuda bersurai hitam nanas Shikamaru, sahabat Ino sendiri dan temannya juga.
"Sasuke-kun, " panggil Sakura. Sasuke menatapnya, "Jangan ikut campur urusan mereka, "
Sakura menaikkan sebelah alisnya menatap Sasuke. "Tentu saja aku harus ikut campur, Ino sahabatku Sasuke! " sungut Sakura.
Sasuke menghela napas dan memegang pundak Sakura. "Dengar, ini urusan mereka. Biar mereka menyelesaikannya sendiri kalau dia butuh dirimu, baru kau membantunya. Kau memang sahabatnya tapi tidak harus kau mencampuri urusan pribadi diantara Ino dan Shikamaru, kau kan tidak tau yang sebenarnya, " Sakura terdiam.
"Sebagai sahabatnya, kau hanya perlu di sampingnya. Kau mengerti? " Sasuke menatap Sakura yang kini terdiam. Sakura meremas kertas yang dipegangnya kemudian menatap Sasuke.
"Tapi aku- "
"Ino-chan! matte! " Sasuke dan Sakura menolehkan kepalanya mendengar teriakan Hinata.
"Hinata, ada apa? " Hinata menoleh dan berlari menghampiri Sakura dan Sasuke.
"Sakura-chan ini gawat! Ino-chan pergi menyusul Sai dan Shikamaru yang sedang berkelahi di atap. " jawab Hinata dengan khawatir. "Nani?! " Sakura dan Sasuke terkejut mendengarnya,
Hinata mengangguk, "Naruto-kun juga berada di atap, "
"Ayo kita ke sana, ayo! " Sakura menarik tangan Hinata, Sasuke mengikutinya.
Bruk'
Buk'
"Kyaa! Sai-kun, Shika berhenti! " terdengar suara Ino yang menjerit ketakutan, Sakura dan Hinata mempercepat langkahnya dan begitu sampai mereka langsung menghampiri Ino yang menangis di pojok. Terlihat Sai dan Shikamaru masih adu tonjok, ada Naruto juga mencoba melerai mereka namun sayang Naruto tidak bisa.
Naruto juga sama berantakannya dengan Sai dan Shikamaru. Sudah ada lebam di pipi kiri Naruto, mungkin mencoba melerai tapi malah kena tonjok. Naruto mencoba menarik Shikamaru agar menjauh dari Sai, tapi Shikamaru malah mendorongnya. Naruto tidak menyerah pemuda pirang itu berdiri dan menarik tubuh Shikamaru lagi, Shikamaru terjengkang akibat tarikan Naruto, pemuda Nara itu bangkit dan memandang nyalang Naruto, menarik Naruto dan bersiap memukulnya.
"Naruto-kun! " teriak Hinata yang tak tega kekasihnya sebentar lagi akan mendapat pukulan. Naruto sudah pasrah dengan apa yang akan diterimanya, Ia menutup matanya.
Tap'
Naruto membuka matanya ketika tidak merasakan sakit dan seketika Ia bernapas lega melihat Sasuke di depannya. Sebelum kepalan tangan Shikamaru mengenai muka Naruto, Sasuke menahannya dengan tangannya, membuat pukulan Shikamaru terhenti. Shikamaru melepaskan tangannya.
Sret'
Buk'
Dari arah belakang tiba-tiba Sai menarik baju Shikamaru dan menendang perut Shikamaru sampai tubuhnya jatuh membentur tembok. Naruto dan Sasuke terkejut dan memandang ngeri ke arah Sai.
"Urusan kita belum selesai brengsek! " Sai kembali menghampiri Shikamaru. Pemuda berambut hitam legam itu menaiki perut Shikamaru dan memukulnya berkali-kali. Tidak tahan melihatnya, Ino berlari dan memeluk Sai dari belakang, "Sudah hentikan Sai, hentikan! " Ino menangis membuat pukulan Sai terhenti namun hanya sebentar karena Sai mendorong Ino darinya.
"Akh! " Ino terjatuh dan meringis memegangi lengan kanannya. Sasuke menghampiri Ino dan membantunya berdiri. Sai masih beringas memukuli Shikamaru begitupun sebaliknya, melihat tidak ada yang mengalah Sasuke menghampiri keduanya dan berdiri di tengahnya.
"Minggir, " gumam Sai dengan dinginnya.
"Tidak, sebelum kalian berhenti. Kalian- "
"Kubilang minggir brengsek! " Sai murka menarik kerah baju Sasuke dan memukulnya, Sasuke jatuh tersungkur.
Buk'
"Sasuke! " Naruto berdiri dan menghampiri Sasuke.
"Sasuke-kun! " Sakura berlari menghampiri Sasuke, membantunya berdiri. Air mata Sakura keluar begitu melihat darah mengalir dari sudut bibir Sasuke.
Sakura membalikkan badannya menatap Sai.
Plak!
Tamparan keras, Sakura layangkan di pipi Sai, pemuda itu menutup matanya merasakan tamparan Sakura.
"Apa yang kaulakukan pada Sasuke-kun, bodoh! Kenapa kau memukulnya! " Sakura berteriak di depan Sai.
"Berani sekali kau menamparku! " Sai membuka matanya perlahan dan mengangkat tangannya bersiap menampar Sakura namun ditepis oleh Sasuke.
"Jangan sekali-kali kau menyentuh kekasihku dengan tangan kotormu itu! " Sasuke menyentak tangan Sai dan memukulnya.
Buk'
Sai tersungkur kemudian menyeka darah di sudut bibinya.
"Aku tidak punya urusan apapun denganmu Sasuke. Jadi kuminta jangan ikut campur urusanku dengannya! " ucap Sai dengan dinginnya. Pemuda berkulit putih pucat itu kembali berdiri berjalan ke arah Shikamaru yang sudah berdiri memegangi perutnya.
"Kau ... sungguh pecundang! Kalian berdua menghianatiku, hahaha. " Sai tertawa sinis, terlihat gurat kekecewaan di wajah Sai namun pemuda itu menutupinya dengan sangat baik.
"Lucu sekali, kalian bilang bersahabat? Persetan! Nyatanya kalian bermain api di belakangku. Aku akan diam saja seandainya aku tidak melihatnya, tapi aku melihatnya dengan mataku sendiri! Brengsek! "
Buk'
Sai kembali memukul Shikamaru, sepertinya Shikamaru sudah tidak tahan melihat betapa pasrahnya pemuda itu ketika Sai memukulnya. Karena sudah tidak tahan melihatnya, Sasuke kembali menghampiri Sai, menariknya dan memukulnya.
"Sudah hentikan, kau mau membuatnya mati! "
"Ya! Bila perlu dia harus mati di tanganku! " teriak Sai menatap tajam Shikamaru.
Buk'
Kembali Sasuke memukulnya,
"Aku akan membawamu ke kantor polisi jika itu terjadi, "
"Jangan campuri urusanku Sasuke! "
Buk'
Sai memukul Sasuke. Sasuke segera berdiri dan mencengkram kerah kemeja Sai.
"Kau sungguh keterlaluan! Kelakuanmu sungguh seperti binatang! " Sasuke mendorong tubuh Sai ke tembok. Sasuke tidak menyangka, 2 temannya yang cukup akrab itu bisa berkelahi sampai babak belur. Sai, yang menurut Sasuke pria itu tidak pernah berlaku semenyeramkan ini terhadap Shikamaru. Sai yang Sasuke tau adalah pemuda yang ramah dan tidak pernah terlibat perkelahian apapun, Ia adalah pemuda baik, namun apa yang Sasuke lihat sekarang sungguh membuatnya miris.
"Aku bukan bermaksud mencampuri urusanmu, tapi sadarlah! Ini masih wilayah Universitas, tempat orang menuntut ilmu bukan adu jotos yang sangat kekanakan, "
"Kalian bisa menyelesaikannya dengan cara baik-baik. Bukan seperti ini?! Kalau sampai kepala Universitas tau ini, kalian sungguh mencoreng nama baik Konoha University. Kalau kalian ingin melanjutkan adu jotos, jangan di sini! " setelah mengatakannya, Sasuke berjalan menghampiri Sakura.
"Ayo pergi, " ajak Sasuke, Sakura mengangguk, "Ha'i ." mereka berdua keluar.
"Kurasa, apa yang Sasuke katakan benar. Akupun sudah lelah melerai kalian, terserah kalau kalian mau melanjutkan, seperti kata Sasuke, jangan di sini! "
"Ayo hime, kita juga pergi, " Naruto mengajak kekasihnya, Hinata keluar.
Shikamaru menunduk memegangi perutnya, Sai meringkuk terdiam, Ino masih menangis sesenggukan.
.
.
.
.
.
Sakura memegang tangan Sasuke agar berhenti.
"Hm? " tanya Sasuke yang kini berhenti dan menatap tanya ke Sakura.
"Sasuke-kun, apa itu sakit? " Sakura menyentuh sudut bibir Sasuke yang berdarah. Sasuke memegang tangan Sakura yang berada di sudut bibirnya dan menurunkannya. Pemuda bersurai hitam mencuat itu tersenyum tapi kemudian meringis merasakan sakit saat bibirnya tertarik ke atas untuk tersenyum.
"Daijobou, " ujar Sasuke.
"Gomen, gara-gara aku ... Sasuke-kun kena pukul. " gumam Sakura,
"Hei, jangan seperti itu. Bukankah itu sudah tugasku melindungi kekasihku sendiri, hmm? " Sasuke memegang kedua tangan Sakura.
Gadis bersurai merah muda itu mendongak, menatap Sasuke kemudian tersenyum dan memeluk Sasuke.
"Gomenasai, Sasuke-kun ... " Sasuke mengelus surai pink Sakura.
"Uchiha-san, " panggilan dari seseorang membuat mereka melepaskan pelukannya.
"Hn, "
"Kakashi-sensei mencarimu, "
"Hn, aku akan segera menemuinya. " orang tersebut mengangguk dan pergi. Sasuke menatap Sakura.
"Aku pergi dulu ya, "
"Tapi lukamu? " Sakura menahan tangan Sasuke.
"Nanti kuobati, terima kasih sudah mengkhawatirkanku. " Sasuke mengacak rambut Sakura kemudian pergi menghampiri Kakashi-sensei di ruangannya.
Gadis bersurai pink sepundak itu Haruno Sakura, kekasih Uchiha Sasuke. Sasuke sangat mencintai Sakura, gadis dari jurusan kedokteran satu kampus dengannya. Awal pertama Sasuke melihatnya adalah ketika penerimaan mahasiswa baru, ketika itu Sasuke sedang mencari namanya di mading bersama Naruto karena ada pembagian kelas dan ruangan. Mading sesak dengan banyaknya mahasiswa yang berebut ingin melihat namanya di ruangan mana, bahkan Naruto mencak-mencak karena kakinya terinjak oleh mahasiswa lain yang berebut. Sasuke akhirnya mundur takut terinjak seperti Naruto. Sasuke yang masih fokus memperhatikan papan mading di depannya kaget karena seseorang menarik tangannya. Membawanya jauh dari keramain penuh sesak mading.
"Ino-pig astaga! Kita satu kelas, haa ... benar-benar merepotkan, semuanya berebut ingin melihat! Untung tadi ada Hinata-chan yang mengatakan kita satu kelas, " Sasuke diam dan bingung ketika tangannya ditarik oleh seorang gadis berambut pink yang anehnya langsung mengomel tanpa melihatnya.
"Ehem, sumimasen ... " mendengar suara pemuda di belakangnya, Sakura menghentikan langkahnya dan menolehkan kepalanya. Seketika mata Sakura melebar kala mengetahui yang ia gandeng adalah seorang pemuda bersurai hitam, berparas yang menurut Sakura tampan, kulitnya putih lagi.
"Kau? Ba-bagaimana bisa? La-lalu Ino dimana? " Sakura celingak-celinguk mencari sahabatnya namun tidak ada.
"Hn? " Sasuke bingung dengan muka polosnya dan melirik tangannya yang masih dipegang Sakura. Sadar akan lirikan Sasuke, Sakura segera melepaskan tangannya. Gadis bersurai merah muda itu terlihat salah tingkah.
"Gomenasai aku kira kau temanku, " Sakura membungkukkan badannya. Pipinya dihiasi semburat merah muda tipis sekali. Ah, Sakura merasa malu sekali.
Sasuke tersenyum, "Daijobou, "
"Eh? " Sakura menegakkan badannya dan mengusap lehernya.
"Sakura! Sedang apa kau di sana? Aku mencarimu! " teriakan dari gadis berambut pirang panjang membuat Sakura terperanjat. "Ha'i ." Sakura segera menghampiri Ino. Sasuke menatap Sakura sampai gadis itu berjalan bersama temannya. Seulas senyum simpul tersemat di bibir Sasuke.
Seiring dengan berjalannya waktu intensitas bertemunya Sasuke dengan Sakura semakin sering namun mereka hanya saling menatap dan tersenyum saja, bahkan mereka belum mengetahui nama masing-masing. Sampai suatu hari ketika Sasuke mengerjakan tugas di ruang perpus sejak pelajaran usai, saking asiknya mengerjakan tugas Sasuke tidak tahu bahwa ruang perpus sudah dikunci oleh penjaganya yang sudah mau pulang. Mungkin si penjaga tidak melihat Sasuke, karena pemuda itu mengerjakan tugasnya di pojok dekat lemari. Sasuke baru sadar saat mendengar suara gadis menggedor-gedor pintu perpus. Sasuke memicingkan matanya melihat siapa gadis yang menggedor-gedor pintu, dan dari surai rambutnya Sasuke tahu siapa itu. Sasuke menghampirinya. "Ada apa? " Sakura terlonjak kaget hampir berteriak tapi Ia segera menutup mulutnya sendiri.
"Kau? "
"Hn? "
"Bisakah kau membukanya? " tanya Sakura yang sadar keadaan. Sasuke memegang kenop pintu dan membukanya namun tidak bisa.
"Sepertinya terkunci dari luar, " gumam Sasuke. Menggerak-gerakkan kenop pintu.
"Bagaimana bisa? " gumam Sakura dengan resah. Sasuke melihat jam tangannya.
"Jam setengah enam. Penjaganya sudah pulang, sepertinya kita terkunci. " jawab Sasuke.
"Apa! Lalu kita- ah maksudku aku bagaimana? Aku ingin pulang, " Sakura khawatir, wajahnya terlihat seperti akan menangis, Sasuke yang melihatnya jadi ingin tertawa melihat betapa lucunya ekspresi gadis di depannya.
"Pintunya terkunci dari luar, sepertinya di sini tidak ada kunci serepnya, " ujar Sasuke mencari-cari di meja penjaga. Sakura semakin gelisah, gadis bersurai pink sepundak itu memilin ujung bajunya dengan kasar, Sasuke meliriknya. "Jangan khawatir, ada aku. Aku juga terkunci di sini, jadi kita senasib. " Sasuke tersenyum sebelah tangannya memegang pundak Sakura.
Malam semakin larut Sasuke dan Sakura yang terkunci di ruang perpus kini duduk di lantai menyandar pada rak buku dekat jendela yang tirainya mereka buka agar mendapatkan sinar bulan yang bersinar karena penerangan di perpus saklarnya berada di luar.
'Grrrr'
Sasuke tersenyum geli mendengar suara dari perut Sakura, sementara gadis bersurai pink itu hanya menundukkan wajahnya yang mulai dihiasi semburat merah muda.
Sasuke meraih tasnya dan membukanya, mengeluarkan 2 roti melon, memberikannya pada Sakura 1.
"Makanlah, " Sakura menatap roti melon yang Sasuke sodorkan kepadanya.
"Aku hanya ada 2 roti, tidak apa kan? Lumayan untuk mengganjal. " Sasuke menggoyangkan roti satunya. Sakura meraihnya, "Arigatou, " gumam Sakura dengan senyum manisnya yang bisa Sasuke liat walaupun dengan penerangan yang mengandalkan sinar bulan, membuat dadanya berdebar. Sasuke segera mengalihkan pandangannya dari Sakura.
Sakura membuka roti melon pemberian Sasuke dan memakannya dengan diam, begitu juga dengan Sasuke.
"Oia, kau tidak sadar saat penjaga perpus mengunci ruangan ini? " tanya Sakura, Sasuke menoleh. "Terlalu asik mengerjakan tugas, " ujar Sasuke, meminum air mineralnya.
"Kau sendiri? "
"Aku ... ketiduran. " gumam Sakura dengan suara pelan, namun masih di dengar baik oleh Sasuke. Pemuda bersurai hitam mencuat itu tertawa pelan. "Jangan tertawa, " Sakura mengerucutkan bibirnya.
"Jangan mengerucutkan bibirmu seperti itu, itu membuatku semakin ingin tertawa. " Sasuke mencubit pelan hidung Sakura.
"Aw! jangan mencubit hidungku! " Sakura memukul pelan tangan Sasuke.
Keduanya terdiam dan melanjutkan memakan rotinya lagi.
"Bukankah kita sering bertemu? Tapi kita tak saling berbicara seperti ini. " gumam Sasuke.
Sakura tersenyum. "Ya, ini pertama kalinya kita berbicara bersama, "
"Dan sampai saat ini aku bahkan tidak tahu siapa namamu, "
'Uhuk!
Sakura tersedak dan segera menyambar air botol dalam genggaman Sasuke, meminumnya segera. Pemuda bersurai hitam itu memperhatikan Sakura yang tergesa-gesa meminum air mineralnya.
'Indirec kiss? ' gumam Sasuke dalam hati memperhatikan Sakura meminum air botolnya dari tempat yang tadi Ia minum dengan bibirnya.
Sakura menepuk-nepuk dadanya setelah meminumnya. Menutup kembali botol minumnya kemudian menatap Sasuke, "!? " sadar akan sesuatu, Sakura menatap botol dalam genggamannya dan menatap Sasuke.
"Te-terima kasih, " ucap Sakura tanpa menatap Sasuke, Sasuke manatap uluran Sakura dan meraih botol minumnya, tersenyum geli.
"Kau tau namaku? " tanya Sasuke, Sakura menggeleng.
"Mari kita berkenalan, Namaku Uchiha Sasuke, salam kenal. " Sasuke mengulurkan tangannya ke Sakura, Sakura menatapnya dan meraih uluran tangan Sasuke. "Haruno Sakura, "
Sasuke tersenyum, "Sakura. Boleh aku memanggilmu seperti itu? " Sakura mengangguk. "Kau- " "Panggil aku Sasuke saja, " Sakura tersenyum.
"Hn. Kau mengecat rambutmu ya? Bagus juga, pinky? " Sasuke terkikik geli menatap surai pink Sakura. Sakura menaikkan sebelah alisnya dan menatap tajam Sasuke. "Kau tidak boleh menghinanya, ini rambut pink asli, rambut ayahku juga berwarna seperti ini. " jawab Sakura berbicara dengan lucunya.
"Hah? " Sasuke mengerjapkan matanya.
"Hu'um. Rambut ayahku pink tapi lebih gelap. Jadi, rambut pinkku ini asli turunan ayahku, kalau kau tidak percaya kau boleh memegangnya, " Sakura memegang tangan Sasuke dan mengarahkannya memegang rambut pinknya.
"Lihat! Lihat! Asli kan? " Sakura menggerak-gerakkan tangan Sasuke di rambutnya.
Sasuke terdiam melihat tangannya mengelus rambut pink Sakura yang halus dan wanginya tercium begitu harum karena Sakura menundukkan kepalanya di depan Sasuke.
Sakura menegakkan kembali kepalanya dan melepaskan tangan Sasuke.
"Bagaimana? Masih mau bilang rambutku ini karena dicat? " tanya Sakura dengan mata bulatnya. Sasuke tertawa, "Ah, gomen. Iya, aku percaya. "
Dan mereka tertawa bersama, mengobrol hingga malam semakin larut, Sakura yang mengantuk jatuh tertidur di bahu Sasuke. Sampai paginya untungnya mereka bertemu dengan petugas kebersihan dan meminta di bukakan pintunya.
Lewat insiden terkuncinya mereka di perpus membuat hubungan mereka semakin dekat. Mereka sering belajar bersama, mengikuti kegiatan kampus bersama dan berjalan-jalan bersama. Hubungan baik antara Sasuke dan Sakura di sambut baik oleh sahabatnya, Naruto, Ino, Hinata, Shikamaru, dan Sai karena mereka(Sasuke dan Sakura) sama-sama belum mempunyai kekasih.
Hingga pada saatnya, Sasuke menyatakan perasaannya pada Sakura. Saat itu, Sasuke yang baru pulang dari kuliah sorenya melihat Sakura yang duduk menunggu hujan reda, yang saat itu hujan turun dengan derasnya banyak mahasiswa yang juga menunggu hujan reda, ada juga yang menerobos. Sasuke menghampiri Sakura.
"Sakura, " Sakura menoleh dan menggeser duduknya agar Sasuke bisa duduk.
"Sepertinya kelasmu sudah bubar dari tadi, " Sasuke mendudukan dirinya di samping Sakura.
"Hu'um, tapi tadi aku ke perpus dan ketika akan pulang malah hujan, " ujar Sakura, membuat Sasuke mendengus. 'Kebiasaan, ' pikir Sasuke, pasalnya jika Sakura sudah di perpus maka gadis bersurai pink itu pasti lama keluarnya.
"Kau sendiri? Kelasmu baru selesai? " Sasuke mengangguk.
Mahasiswa lainnya terpaksa pulang menerobos hujan yang sepertinya belum reda, dan kini hanya tinggal beberapa saja yang masih setia menunggu.
"Sepertinya akan lama redanya, ayo kita terobos, " ajak Sasuke, Sakura menatapnya bingung.
"Pakai ini, " Sasuke melepas jaket putihnya dan menyampirkan di kepalanya tersenyum kepada Sakura.
"Kau yakin? " tanya Sakura. Mereka sudah berdiri dan siap berlari dengan jaket Sasuke yang mereka pakai bersama. Sasuke meliriknya dan tersenyum.
"Ayo! " seru Sasuke, tangan Sasuke memegang tangan Sakura dan tangan satunya memegang jaket di kepalanya, mereka berlari bersama-sama.
"Akh! " kaki Sakura tersandung batu dan jatuh terduduk. Sasuke terkejut dan membantu Sakura berdiri. Jaket mereka terlepas membuat tubuh keduanya basah kuyub tersiram air hujan.
"Kau tidak apa-apa? " tanya Sasuke. Sakura mengangguk, "Hanya lecet, " gumam Sakura memegang lututnya.
"Maafkan aku, aku terlalu cepat menarikmu berlari, "
Sasuke membantu Sakura berdiri, kemudian menatap Sakura yang basah kuyup. "Sakura ... " Sakura mendongak menatap Sasuke. Pemuda bersurai hitam itu mengulurkan tangannya menangkup kedua pipi Sakura yang dingin agak lama, kemudian melepasnya. Pemuda yang banyak diicar gadis karena ketampanannya itu, menatap Sakura yang juga tengah menatapnya.
"Aku mencintaimu ... "
"Maukah kau menjadi kekasihku? " Sakura terkejut mendengar pernyataan Sasuke. Pemuda di depannya menyatakan perasaannya di tengah turunnya hujan. Sakura menatap kedua mata hitam Sasuke, terlihat kesungguhan di mata Sasuke. Sakura mengingat saat-saat mereka bersama.
Kemudian, perlahan gadis bersurai pink itu menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis. "Iya. Aku mau. " ucap Sakura. Sasuke yang mendengar jawaban dari Sakura tersenyum. Ia kemudian memeluk Sakura, memeluknya dengan erat dan mengecup puncak kepala Sakura. Mengabaikan hujan yang semakin membuat tubuh keduanya basah.
"Arigatou. " mereka berpelukan dan resmi menjadi sepasang kekasih dengan hujan menjadi saksinya.
Hari-hari mereka semenjak menjadi kekasih semakin membaik dan hampir membuat Ino dan Naruto cemburu karena kedekatan mereka. Sasuke selalu memberikan perhatian yang terbaik untuk Sakura begitupun sebaliknya, mereka selalu menjalaninya bersama saling mendukung dan saling melengkapi.
.
.
.
.
.
Sasuke memasuki ruangan Kakashi begitu dosen itu menyuruhnya masuk. Di dalam ruangan Kakashi sudah ada pemuda bersurai merah dan yah lumayan tampan.
"Begini, aku akan ada rapat bersama dosen yang lainnya, karena kau ketua tingkatnya kuberi kalian tugas untuk mengerjakannya. Kalau sempat aku akan mengisi pelajarannya, " Kakashi menyerahkan lembaran kertas berisi tugas kepada Sasuke, pemuda itu meraihnya dan membacanya.
"Oia, ini Sabaku Gaara, murid baru di kelasmu. Dan Gaara, dia Uchiha Sasuke, ketua tingkat di kelas yang akan kau tempati nanti. " ujar Kakashi, Sasuke menatap pemuda bersurai merah itu kemudian mengulurkan tangannya.
"Namaku Uchiha Sasuke, salam kenal Sabaku-san, " Sasuke tersenyum ramah. Pemuda bernama Gaara itu hanya menatapnya tanpa membalas uluran tangan Sasuke. "Panggil aku Gaara. " gumamnya. Sasuke tertawa canggung dan menarik kembali tangannya.
"Baiklah, karena rapatku sebentar lagi aku meminta padamu Sasuke, untuk memperkenalkan Gaara pada teman-temanmu. " Kakashi berdiri dan merapikan kertas di mejanya.
"Ha'i ." Sasuke mengangguk.
"Ayo, ikuti aku. " ajak Sasuke kapada Gaara.
Tek' tek ' tek
Sasuke mengetuk-ngetuk penghapus papan tulis di meja agar teman-temannya memperhatikannya. Semuanya diam dan menatap Sasuke, bisik-bisik terdengar dari para gadis yang mulai bertanya siapa gerangan yang berdiri di samping Sasuke.
"Oke, mohon perhatiannya. Kakashi-sensei sedang ada rapat bersama dosen lainnya, " sorakan kembali riuh kala mendengar pelajaran mereka kosong.
Brak!
Sasuke memukul penghapus papan tulis pada papan tulis di belakangnya menimbulkan bunyi yang cukup kencang membuat suasana kembali hening.
"Beliau memberikan tugas, jika waktunya cukup Dia akan mengisi pelajarannya, " pernyataan Sasuke membuat para mahasiswa mengeluh.
"Oi Teme! Siapa pemuda di sebelahmu, " Naruto berteriak dengan cemprengnya. Sasuke melirik Gaara di sebelahnya yang menampilkan raut datarnya, "Dia Gaara, teman baru kita. Nah, kauboleh memperkenalkan diri.
"Sabaku Gaara. " ujar Gaara dengan datarnya membuat para gadis terpesona dengan gayanya.
"Silakan duduk di tempat yang masih kososng, " Gaara berjalan menuju tempat yang masih kosong di sebelah Hinata, gadis berambut hitam panjang itu terus memperhatikan Gaara.
"Gaara-kun, masih ingat aku? " bisik Hinata, Gaara menatapnya. "Hyuuga Hinata. " Hinata tersenyum.
"Senang bisa bertemu denganmu lagi, " sapa Hinata yang hanya dijawab dengan kata 'Hn' tanpa menatap Hinata. Mendengar tak ada tanggapan lagi dari pemuda berambut merah itu, Hinata mengangkat bahu dan memilih mencatat tugas yang telah Sasuke tulis di papan tulis.
"Sstt, sstt. " lemparan kertas dari sampingnya membuat Hinata menoleh yang ternyata kekasihnya sendiri, Uzumaki Naruto.
"Hime, kau mengenalnya? " bisik Naruto karena kelas menjadi hening, semua mahasiswa mulai mencatat.
"Siapa? " tanya Hinata.
"Murid baru itu, " tunjuk Naruto ke arah Gaara, Hinata meliriknya. "Gaara-kun? "
"Gaara-kun? A-apa!? Hime kau sudah mengenalnya yah? Kau terlihat akrab dengannya, " dengus Naruto.
"Nanti kuceritakan, kita kerjakan dulu tugasnya. " ujar Hinata membuat Naruto memberengut.
.
.
.
"APA!? " seketika Naruto terkejut mendengar penuturan dari Hinata.
"Naruto-kun, kecilkan suaramu ... " bisik Hinata yang mulai menyadari orang-orang memperhatikannya. Mereka sedang berada di kantin kampus.
"Ah, iya baiklah. Jadi, Gaara itu mantan pacarnya Sakura-chan? " ujar Naruto dengan suara pelan.
"Hu'um. "
"Ini gawat! Nanti Sasuke bagaimana? Terus bagaimana reaksi Sakura-chan ketika nanti bertemu Gaara? Hah? " ujar Naruto dengan frustasi.
"Naruto-kun tenanglah. Walaupun mereka pernah menjalin hubungan selama 2,5th tapi status hubungan mereka sudah putus, tidak ada hubungan apa-apa lagi. Lagipula Sakura-chan sudah bersama Sasuke-kun. " Hinata menyeruput es tehnya.
"Ng? Hmm, wakatta-wakatta. " Naruto mengangguk-anggukan kepalanya.
Jadi, Sabaku Gaara adalah mantar pacar Sakura dulu saat masih SMA di Suna. Dia juga berteman baik dengan Hinata dan Ino sebagai sahabat Sakura. Sifatnya memang pendiam dan cenderung dingin membuatnya susah untuk mendapatkan teman, karena dia suka menyendiri. Gaara menjalin hubungan dengan Sakura selama 2,5th, tapi saat akan mendekati semester 1 di sekolahnya, Gaara mendadak harus pergi mengikuti ayahnya yang dipindah tugaskan ke London, mengharuskan hubungan mereka kandas padahal Sakura sangat mencintainya dan berjanji akan menunggunya sampai kapanpun tapi Gaara melarangnya, karena Gaara tipe orang yang tidak percaya dengan menjalin hubungan jarak jauh yang ujung-ujungnya juga akan berakhir. Gaara mengatakan bahwa hubungan mereka harus putus karena Gaara harus pindah ke London dan kemungkinan tidak akan kembali lagi ke Jepang. Sakura yang mendengarnya menjadi sedih dan berusaha sekuat mungkin untuk move on dari Gaara sampai pada akhirnya Sakura bertemu dengan Sasuke yang sekarang menjadi kekasihnya.
Sakura berdiri di depan kelas Sasuke yang sepertinya sudah selesai terlihat beberapa mahasiswa keluar menenteng tas mereka.
Sakura melambaikan tangannya antusias begitu melihat Sasuke yang sedang memasukkan bukunya ke dalam tas. Sasuke tersenyum dan membalas lambaian Sakura, mengisyaratkan gadis itu untuk menunggunya sebentar, Sakura mengangguk.
Mendengar derap langkah di belakangnya sontak membuat Sakura membalikkan badannya dan tersenyum senang.
"Sasuke-kun aku su- ... Gaara ... kun? " senyum Sakura luntur begitu melihat siapa yang ada di depannya. Sakura terkejut melihat Gaara, begitupun sebaliknya, suasana tiba-tiba menjadi hening.
"Sakura? " panggilan Sasuke yang berada di belakang Gaara membuat gadis bersurai merah muda itu mendongakkan kepalanya menatap Sasuke.
"Oh, kalian sudah saling kenal? " ujar Sasuke melihat Sakura dan Gaara bergantian.
"Eh? "
'srett
Sakura dan Sasuke menatap Gaara yang langsung pergi tanpa berkata apa-apa. Sakura menundukkan kepalanya.
"Dia teman baru di kelas kami, namanya Gaara. Menurutku dia orang yang pendiam, tidak banyak bicara. " gumam Sasuke yang masih memperhatikan Gaara berjalan menuju parkiran, kemudian matanya menatap Sakura.
"Ayo kita pulang! " ajak Sasuke dengan senyum manisnya dan uluran tangannya kepada Sakura. Sakura mendongak dan meraih tangan Sasuke. "Ha'i. "
Mereka berjalan bersama dengan bergandengan tangan menuju parkiran.
"Sasuke-kun! " seorang gadis bersurai merah panjang memegang lengan Sasuke membuat langkahnya berhenti.
"Karin? "
"Haaah, untung kau belum pulang, ini ... " Karin memberikan makalah kepada Sasuke, pemuda itupun menerimanya.
"Aku, Sui dan Juugo sudah mengerjakannya, sisanya kau ya? " ujar Karin. Sakura mengeryitkan dahinya melihat tangan Karin yang memeluk lengan Sasuke.
"Tidak usah pake pegang lengan Sasuke-kun bisa kan? " Sakura melepaskan tangan Karin yang memeluk lengan Sasuke membuat Karin mendecih sebal.
"Cih! menyebalkan, kau seakan menguasainya. " Karin melipat tangannya di dada.
"Tentu saja! Sasuke-kun kekasihku. " Sakura menggeser lengan Sasuke agar berdiri di belakangnya dan dirinya berdiri tepat di depan Karin berbicara dengan angkuhnya. Sasuke yang melihatnya hanya mengeryit bingung.
"Kau! " Mata Karin melotot ke arah Sakura.
"Haissh! Sudahlah, nanti aku akan mengirimmu pesan. " kata Karin manatap Sasuke. Karin yang sebal dengan Sakura akhirnya memilih mengalah.
"Aku akan menunggu pesanmu, " ujar Sasuke.
"Apa?! Tidak ada pesan atau apapun itu! Ayo kita pulang! " kata Sakura membentak Karin dan menarik Sasuke menjauh dari Karin, gadis bersurai merah panjang itu hanya memutar bola matanya bosan.
"Aku akan menelponmu! " teriak Sasuke kepada Karin membuat langkah Sakura berhenti dan menatap Sasuke sebal. "Berani kau menelponnya, awas kau! " Sakura berjalan mendahului Sasuke. Pemuda berparas tampan itu menatap Sakura dan terkikik melihat tingkah Sakura, kemudian menyusulnya.
"Kenapa kauharus satu kelompok dengan Karin? Dia itu menyebalkan, setiap bertemu dia pasti menyentuhmu, " ujar Sakura saat Sasuke mengeluarkan motornya dari parkiran. Ya motornya, pagi tadi Sasuke menumpang di mobil Itachi untuk ke kampus karena Naruto meminjam motornya dan Naruto mengembalikkan motornya tadi saat istirahat di kantin.
"Itu sudah dari dosen yang membaginya, Sakura, " Sasuke memakai helmnya dan memberikan helm yang lain pada Sakura.
"Tapi tetap saja, ah! Apa jangan-jangan setiap kali aku tidak ada dia pasti bertingkah lebih padamu ya? "
"Kenapa? Kau ... cemburu? " Sasuke menatap Sakura di sebelahnya yang juga menatapnya.
"Nani? Cemburu dengan perempuan merah itu? Heh! Jangan bercanda, " Sakura mendengus sebal dan mengalihkan tatapannya dari Sasuke. Sasuke tersenyum, "Padahal aku suka jika kau cemburu, itu tandanya Sakura mencintaiku. " Sasuke mengelus surai merah muda Sakura membuat Sakura menatap Sasuke, kedua pipinya memerah dan Sasuke suka itu.
"Sasuke-kun, " Sakura tersenyum dan memeluk Sasuke membuat pemuda bersurai hitam mencuat itu tertawa kecil membalas pelukan Sakura.
"Naiklah, aku akan mengantarmu! " ujar Sasuke.
"Ha'i " Sakura melepaskan pelukannnya kemudian menaiki motor Sasuke. Sasuke menjalankan mesin motornya kemudian melaju meninggalkan Konoha University.
.
.
.
.
Tbc
