Let Me Love You

Cast :

Kim JongIn

Do Kyungsoo (Genderswitch)

Kim JongSoo (as KaiSoo child)

Other cast.

.

.

EXO fict. Newbie author

.

.

Don't bash. Don't like. Don't read. No flame

.

.

Mind to review?

.

.

*Happy reading*

.

.

"Eomma, ireona!" ucap seorang anak laki-laki di atas ranjang dan terduduk diantara dua orang yang sedang terlelap, dengan sedikit mengguncang tangan seorang yeoja yang sedang terlelap, dan sayangnya hanya membalas dengan menggumam.

"Eung,"

"Appa!" kini anak itu beralih pada tangan seorang namja yang sama terlelapnya, balasan yang didapat anak kecil itu tak jauh berbeda.

"Hmm," ucap namja itu, dan semakin mengeratkan selimut hingga menutup seluruh tubuhnya.

"Appa, ireona!" anak itu kembali mengguncang tangan namja itu, masih berusaha.

"Jangan ganggu aku Yijun-ah"

"Ini Jongsoo..hiks..bukan Yijun noona," anak itu mulai menangis ketika seseorang-yang dipanggilnya appa-salah menyebut namanya.

"Eomma..hiks..ireona," kini dia kembali beralih ke tangan seorang yeoja yang nampaknya masih tetap terlelap dengan nyenyak.

"Eungh,"

"Yijun, jangan menangis," ucap namja itu setelah mendengar isakan kecil dari bibir gadis kecil itu.

"Hiks..eomma,"

"Ah, kenapa berisik sekali?" gumam seorang yeoja, tangannya beralih mengambil bantal di bawah kepalanya dan ia gunakan untuk menutup telinganya.

"Hiks..eomma..huweee~" tangisnya semakin keras ketika ia benar-benar tak mendapat respon.

"Astaga! Kenapa berisik sekali, tak bisakah kali~" seketika yeoja itu terbangun karena tak tahan dengan suara tangis yang telah mengganggu tidurnya, dan terperangah dengan apa yang dilihatnya.

"Sudah kubilang jangan pernah mengganggu tidurku, Yi~" namja itu juga terbangun dan tak melanjutkan ucapannya.

"jun? K-kau?" sambungnya, namja itu hanya cengo dan membiarkan mulutnya terbuka karena rasa kaget.

"Hiks..eomma," anak itu langsung memeluk tubuh yeoja didepannya yang masih terpaku tak mengerti.

"E-eomma? S-siapa yang kau maksud?" yeoja itu sedikit tergagap ketika berbicara setelah merasakan anak laki-laki kecil itu memeluknya dengan erat sambil menangis.

"Eomma? Nugu?" kini berganti namja berkulit tan itu bertanya pada perempuan di depannya dengan sedikit berbisik.

Yeoja itu menggeleng seolah mengisyaratkan 'Aku tak tau,'

"Hiks..eomma, jangan tinggalkan Jongsoo..hiks," anak itu meracau dan semakin melesakkan kepalanya di tubuh yeoja itu, dan tanpa disadari tangan yeoja itu terulur mengusap punggung kecil anak laki-laki itu, ia menghela nafasnya dan mulai mencoba bertanya.

"Hey, kenapa kau menangis? Namja tidak boleh menangis, arra?" ucapnya lembut dengan masih mengusap punggung kecil itu.

Perlahan pelukan itu mulai terlepas, anak itu mengangguk dan menatap kedua mata yeoja yang tengah menatapnya juga, dengan telaten yeoja itu menghapus jejak-jejak airmata di pipi anak itu dan melupakan seseorang yang sedari tadi hanya terpaku dengan berbagai macam pertanyaan di pikirannya karena telah melihat pemandangan di depannya.

'Benarkah ini kau?'

'Kau bisa selembut ini?'

'Eoh, astaga, apa yang kupikirkan?'

"Hey, boleh aku bertanya?" tanya yeoja itu dan dibalas anggukan oleh anak didepannya.

"Siapa namamu?"

"Jongsoo, Kim Jongsoo,"

"Hey, apa yang kau lakukan?" tanya namja dewasa itu pelan kepada yeoja didepannya.

"Diamlah, aku hanya berusaha bertanya," denga refleks dia menjawab dan meletakkan satu telunjuknya didepan mulutnya, menyuruh agar namja itu diam.

"Lalu, siapa nama eomma-mu?"

"Kyungsoo eomma," jawab anak itu polos dengan mata bulatnya kembali menatap mata yeoja didepannya.

"Ye? Aku?" tanya-nya dengan menunjuk dirinya sendiri, dan Jongsoo mengangguk dengan antusias lalu tersenyum lebar.

"Kau?" tanya namja dewasa itu tak percaya, telunjuknya mengarah pada yeoja di depannya.

"La-lu siapa appa-mu? Tanya Kyungsoo, mengabaikan pertanyaan-pertanyaan di otaknya.

"Jongin appa," jawab Jongsoo dengan polosnya.

'Astaga, aku benar-benar gila,' batin Kyungsoo,

"Apa ini? Kau bilang aku appamu?" tanya namja dewasa itu tak percaya, menunjuk dirinya sendiri, nadanya sedikit tinggi hingga membuat senyum anak kecil di depannya hilang seketika.

"Hei, apa yang kau lakukan? Berteriak pada anak kecil?" Kyungsoo ikut bernada tinggi tak terima Jongin membentak anak kecil.

"Maaf, a-aku hanya tak percaya," Jongin meminta maaf, memasang wajah sedikit memelas di depan Kyungsoo.

"Haah~Tapi kau tak harus berteriak," Kyungsoo menghela nafas dan merendahkan nada bicaranya.

"Maaf,"

"Eomma,"

"Aah, ne?" Kyungsoo sedikit kaget Jongsoo memanggilnya 'eomma'.

"Jongsoo lapar,"

"Hmm, baiklah, cuci muka dan sikat gigi, lalu tunggu di dapur, okay?" Jongsoo mengangguk dengan semangat,dan segera berlari menuju kamar mandi.

"Kau bisa memasak?" tanya Jongin sedikit berbisik.

"Yaaa, sekedar nasi goreng kimchi," balas Kyungsoo cuek lalu berjalan menyusul Jongsoo.

'Kenapa aku di sini? Apa Kyungsoo istriku? Haaaah,' Jongin menghela nafasnya dengan segala pemikirannya.

.

.

.

"Jongsoo-yah? Kenapa berdiri di sini? Duduklah, sebentar lagi nasi gorengnya matang," ucap Kyungsoo ketika melihat Jongsoo malah berdiri di sebelahnya yang tengah memasak.

"Eomma, kenapa appa belum turun?" tanya Jongsoo ketika Kyungsoo membantunya untuk naik di atas kursi.

"Appa?" tanya Kyungsoo bingung.

"Baunya enak," Jongin berjalan menuju dapur, dan mengambil duduk di depan Jongsoo.

"Aku tak tahu soal rasanya, hanya ini yang bisa aku masak," jawab Kyungsoo yang masih berkutat dengan masakannya di depan kompor.

"Kyung?"

"Heum?"

"Menurutmu, kenapa kita bisa di sini?"

"Aku tak tau, tapi, bisa kita bahas ini nanti?" Kyungsoo mematikan kompornya, dan menoleh pada Jongin, Jongin hanya mengangguk paham.

"Naah, ini," ucap Kyungsoo dengan membawa fry pan berisikan 3 porsi nasi goreng ke meja makan, dan mulai membaginya untuk Jongsoo dan Jongin.

"Mana punyamu? Kenapa hanya aku dan Jongsoo,"

"Diamlah," Kyungsoo kembali ke counter(?), dan mengambil piring untuk nasi gorengnya.

"Selamat makan," ucap Jongin semangat, dan segera memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya dengan cepat.

"Ugh," Jongin membekap mulutnya merasa mual setelah berhasil menelan makanannya, berlari menuju kamar mandi.

"Appa,"

Hoekk.. Hoekk..

Sayup-sayup Kyungsoo mendengar suara Jongin di kamar mandi, dia segera mencicipi masakannya.

"Apa rasanya aneh?" tanya Kyungsoo kepada Jongsoo, Jongsoo menggeleng

"Dia aneh, ayo! Habiskan sarapanmu Jongsoo," dengan mengidikkan bahunya, mulai melanjutkan makannya dan mengabaikan suara-suara Jongin.

"Eomma,"

"Heum?"

"Appa baik-baik saja kan?"

"Memang appa kenapa?"

"Ani," Jongsoo menggeleng, dan menunduk tak melanjutkan sarapannya.

"Jongsoo kenapa?" tanya Kyungsoo lembut berjalan mendekati Jongsoo.

"Eomma! Hiks.." Jongsoo langsung memeluk Kyungsoo erat, Kyungsoo yang masih berdiripun kaget dengan Jongsoo.

"Kau kenapa Jongsoo-ya? Eomma sudah dua kali melihatmu menangis," Kyungsoo masih tak mengerti, mulai dari pagi dia terbangun di-bukan-kamarnya, seorang anak kecil yang menangis memannggilnya eomma, 'mungkin ini hanya mimpi' batin Kyungsoo.

"Hiks.." Jongsoo tak menjawab pertanyaan Kyungsoo, dia hanya menggeleng dan terisak.

"Katakan, Jongsoo kenapa menangis?" Kyungsoo mencoba melepas pelukan Jongsoo dan berlutut di depan Jongsoo.

"Lihat eomma," perintah Kyungsoo, Jongsoo makin menundukkan wajahnya. Dan mulai sekarang di depan Jongsoo, dia harus membiasakan panggilan 'eomma' untuk dirinya.

"Jongsoo, lihat eomma," ulang Kyungsoo dengan lembut, Jongsoo mulai mengangkat wajahnya.

"Astaga! Kenapa kau sampai menangis seperti ini?" refleks Kyungsoo menarik Jongsoo dalam pelukannya.

'Tuhan, sebenarnya apa ini?'

'Apa dia benar putraku? Sakit melihatnya menangis,'

"Eoh? Kenapa kalian berpelukan?" tanya Jongin heran, dia kira Kyungsoo dan Jongsoo melanjutkan sarapan mereka?.

"A-ah, tidak apa," Kyungsoo segera bangkit dan mengusap airmatanya sedikit.

"Ayo kita lanjutkan sarapannya," Kyungsoo membantu Jongsoo untuk kembali duduk di tempatnya.

'Kau berbohong,' batin Jongin, dia yakin Kyungsoo menyembunyikan sesuatu.

"A-apa kau baik-baik saja?" tanya Kyungsoo canggung,

"Aku, ya, aku baik-baik saja," Jongin mulai duduk di samping Kyungsoo.

.

.

.

"Eomma~" suara teriakan Jongsoo berlari menghampiri Kyungsoo yang tengah membersihkan rumah.

"Jangan berlari Jongsoo!" ucap Jongin berjalan di belakang Jongsoo mengingatkan agar anak itu tak berlari di atas lantai yang sedang di-pel Kyungsoo.

"Heheh.."

"Heuuum, kau sudah mandi?" tanya Kyungsoo dengan menghirup aroma khas anak-anak yang menguar dari tubuh Jongsoo, dan dijawab dengan anggukan oleh Jongsoo.

"Kau mengepel?"

"Ya, aku tidak terlihat sedang memasak kan ?"

"Haha, baiklah, Jongsoo sudah mandi, kau mandilah," ucap Jongin mendekati Kyungsoo.

"Lalu ini?" tanya Kyungsoo memastikan, pekerjaannya belum selesai bagaimana ia bisa mandi.

"Biar aku yang lanjutkan," jawab Jongin yakin. Justru kini Kyungsoo mendelik tak yakin.

"K-kenapa kau menatapku seperti itu?" Jongin gelagapan, entah kenapa jantungnya berdetak dengan cepat ketika ditatap Kyungsoo.

'Astaga! Kenapa aku?'

"Apa kau bisa?"

"Jadi kau meremehkanku?" Kyungsoo mengangguk.

"Hey! Kau kira aku tak bisa melakukan pekerjaan rumah?"

"Santai saja Kim Jongin, aku hanya sedikit tidak yakin," timpal Kyungsoo.

"Ini, aku akan mandi, cepat selesaikan!" perintah Kyungsoo dan memberikan alat pel (?) pada Jongin dan melenggang menjauh.

"Eoh! Aku tak percaya dengan hari ini, aarrggh.." Jongin mengacak rambutnya, dan melanjutkan kegiatannya.

.

.

.

"Eoh? Cepat sekali kau mengepelnya?" Kyungsoo yang baru saja keluar dari kamarnya bertanya setelah mendapati Jongin yang sudah duduk manis di sebelah Jongsoo yang sedang asyik menonton animasi kartun yang sedang tayang di televisi.

"Bukankah kau tadi yang menyuruhku agar cepat selesai?" Kini Jongsoo mendelik pada Kyungsoo yang sedang duduk di sebelah Jongsoo, dan Jongsoo yang berada di tengah mereka.

"Ya, baiklah, itu bagus, hehe~" Kyungsoo terkekeh, Jongin tersenyum.

"Eomma mau?" Jongsoo yang duduk di antara mereka menyodorkan sebungkus plastik keripik kentang pada Kyungsoo.

"Eh? Terima kasih, Jongsoo saja yang makan ne?" Kyungsoo menggeleng dan tersenyum pada Jongsoo, anak itu hanya mengangguk dan kembali melanjutkan kegiatannya menonton tv.

"Kau tidak suka keripik kentang?" Jongin sedikit memajukan badannya dan menoleh kearag Kyungsoo.

"Aku suka," Kyungsoo tersenyum.

"Lalu?" Jongin masih bertanya karena tak paham dengan jawaban Kyungsoo.

"Bukan aku tak menghargai tawaran Jongsoo, tapi karena aku hidup lebih lama dan Jongsoo adalah anakku," Kyungsoo menjelaskan.

"Ya meskipun masih sulit menyebutnya," Kali ini Kyungsoo bergumam, tapi Jongin masih bisa mendengarnya, dan Jongsoo dia hanya memandang bergabtian kepada kedua orangtuanya. Usianya yang masih hampir 3 tahun membuatnya belum terlalu paham dengan pembicaraan orang dewasa.

"Bukankah seorang ibu akan selalu mengalah terhadap anaknya, ya, aku hanya belajar agar menjadi seorang ibu yang baik untuk Jongsoo, benarkan Jongsoo-ya?" Kyungsoo tersenyum pada Jongin dan bertanya pada Jongsoo, yang ditanya hanya menganggukkan kepala meskipun dia tak tau maksudnya. Dan Kyungsoo yang tersenyum, dan mengusak kepala Jongsoo karena gemas mampu membust seorang Kim Jongin yang memiliki sifat dingin terperangah oleh sifat keibuan Kyungsoo.

Ting tong ..

"Eoh? Apa itu bell rumah kita?" Tanya Kyungsoo pada Jongin yang masih terperangah.

".."

"Hey! Kau melamun?" Kyungsoo mengibaskan tangannya di depan Jongin.

"Ah ya, s-sepertinya, biar aku buka," Jongin segera bangkit dari sofa dan menuju pintu rumah mereka.

'Bodoh! Bagaimana bisa aku terpesona oleh Kyungsoo? Ishh..' Jongin merutuki dirinya sambil terus berjalana menuju pintu.

Cklek

"Hai sayang~" sapa seseorang di depan pintu setelah Jongin membukanya.

"Eomma?"

.

.

.

.

.

.

TBC/END?

Annyeong chingudeul? *celingukan*. Eheheheh .. Aku author newbie ini, hahah. Biasanya cma jdi 'guest' kkk. Ini pairnya KaiSoo ya, crtanya time slip gitu, ayooo KaiSoo shipper mna nih?! Ah udahlah, ini klo yg mau dlanjut ya review aja plih tbc/end ..okay. Klo mau kasih kritik san saran, monggo, dibuka lebar asal janfan ngebash ya, heheheh. Makasih. #deepbow