HUNHAN-KRISTAO/ LOVE ATTACK!/ chapter 1

TITTLE: LOVE ATTACK!

AUTHOR: PINKYGIRL

RATE: T

GENRE: ROMANCE, FRIENDSHIP, SCHOOLLIFE, DLL

MAIN CAST: LUHAN, TAO, KRIS, SEHUN, KAI, CHANYEOL, BAEKHYUN.

With MINHYUN(Nu'est) and DIHYUN(oc)

WARNING: YAOI/ BOYXBOY/ GAJE/ ANEH/ ABAL-ABAL/ OOC/ DLL

.

.

.

.

Luhan dan Tao, dua sepupu sekaligus sahabat dekat, kemana-mana selalu bersama, saling melengkapi, serta menyukai seseorang yang sama juga, Kai, si bintang sekolah.

Tapi segalanya berubah sejak kemampuan aneh Luhan membuat Kai malah berpacaran dengan si tiang listrik berisik, Chanyeol.

Kris yang tiba-tiba sok akrab dengan Tao, dan Luhan yang terkena karma hingga dekat dengan Sehun.

"Bagaimana dia bisa mengenaliku?!"

"Gawat! Aku tidak boleh menyukainya!"

Akankah kedua sahabat ini mendapatkan cinta sejati mereka?

.

.

.

And

.

The Story

.

Begin!

.

.

.

Chapter 1

.

.

.

Sebuah mobil mewah nan keren memasuki halaman parkir EXOPlanet High School, pemiliknya adalah seorang siswa populer yang telah di nanti-nanti, lihat saja para siswa-siswi yang berkerumun itu, atau dengar saja jeritan para gadis yang memekakkan telinga saat pemilik mobil keluar dengan segala aura kerennya.

Kim Jongin, atau lebih kerennya di panggil Kai. Dia memang bintang sekolah, walaupun masih kelas satu penggemarnya bahkan sampai pada kelas tiga, intinya dia punya banyak penggemar.

Dia tampan tentu saja, dengan kulit tan eksotis serta tubuh sexynya, dia sukses membuat semua gadis hampir pingsan hanya dengan kedipan matanya, yang bahkan dia buruk dalam hal wink.

Mungkin aura bintang yang membuat Kai begitu di puja, bahkan dua siswa manis ini pun ikut menggilai seorang Kai.

Luhan dan ZiTao, mereka ada di kelas mereka di lantai dua, memandangi Kai dari atas dengan kedua mata rusa serta panda milik mereka yang seakan tak ingin melepaskan Kai dari pandangan mereka.

Tidak, mereka tak bisa melewatkan Kai sedetikpun!

Tapi, pasti ada saja halangan bagi mereka berdua, misalnya Kai yang tiba-tiba masuk gedung hingga mereka tak dapat lagi memandanginya, atau seperti saat ini.

Saat kedua beagle line datang merusuh di kelas satu-B, kelas Luhan dan Tao.

"A-Yo! Wassup guys!" suara berat itu memulai kericuhan lagi, membuat Luhan mendengus kesal untuk keberapa kalinya dalam satu bulan belakangan ini, well, mereka masih satu bulan menjadi kelas satu di EXOPlanet High School.

"Yo! Yo! Man!" suara cempreng nan berisik lain ikut meribut. Kedua namja manis nan cantik ini mau tak mau melepaskan pandangan dari Kai di bawah lalu beralih menatap duo berisik itu dengan tatapan sengit.

Tidak hanya dua namja cantik dari China ini, tapi seluruh penghuni kelas yang telah stand by juga ikut menatap sengit pada mereka, tapi ada juga yang dalam hati merasa tertarik dan penasaran karena biasanya ada saja kelakuan duo beagle line.

"Ada yang punya rokok atau narkoba? Hei, apa kau punya, manis?" Kyungsoo, siswa manis yang di tanyai Chanyeol tentu saja menggeleng, kalau dia membawa dua benda keramat itu mungkin dunia akan kiamat, yah kalian tau lah, Kyungsoo itu tipe-tipe siswa manis, baik dan sopan.

"Ani? Bagus! Karena kita tidak akan melihat wajah manismu lagi jika kau membawa semua itu, aku tak bisa sedetikpun melewatkan wajah manismu ini..." kini Chanyeol ada di meja Kyungsoo, duduk menatap serta menyeringai mesum padanya.

"Ewwhh~ apa itu sebuah gombalan? Apa kau baru saja membaca novel romance? Kkaebsong~" itu jelas sebuah sindiran yang begitu menohok hati, tapi bukan Chanyeol jika hanya kerena itu dia ngambek lalu menjauhi Baekhyun.

Astaga! Tidak ada namja yang secengeng itu, walaupun dia memang cengeng sejak lahir (seperti aktor utama kita, Tao *di serang panda*), namja tidak akan mudah sakit hati seperti yeoja.

"Wae? Kau juga ingin ku gombali juga Baekkie-chagi? Sini peluk aku" Chanyeol sudah turun dari meja Kyungsoo lalu merentangkan tangannya pada Baekhyun, dan Baekhyun menyambutnya dengan 'senang hati'.

"KYAAA! Ada yoda mesum! Siapapun tolong aku!"

Yeah, bisa di tebak kan apa akhir dari kejadian pagi ini?

Chanyeol-Baekhyun, kejar-kejaran di dalam kelas satu-B (bukan kelas mereka), dan banyak juga korban-korban yang tumbang akibat ulah absurb mereka (meja-kursi).

Tao menoleh pada Luhan yang kini menatap tidak suka pada duo makhluk aneh yang masih asyik kejar-kejaran seperti film bollywood, Tao menepuk bahu Luhan agak keras "Lu-ge, kita sial hari ini"

Masalahnya sekarang giliran Luhan dan Tao yang piket, dan mereka harus membereskan semua ini? Hhuufftt~ lebih baik Kai melempari mereka dengan batu berlian (eh?)

"Hah! Kenapa ini harus terjadi pada kita? Aku tidak mau Tao~ dan – Ya! Kalian berdua berhenti! Atau ku remukkan vas bunga itu dengan kepala kalian! Ya! Dengarkan aku!"

Teriakkan Luhan memang hanya sia-sia, bukannya berhenti mereka malah semakin cepat berlari memutari kelas, tak peduli tampang kucing minta di pungut yang Luhan tunjukkan.

Tak hanya Luhan, bahkan si ketua kelas bertampang garang pun, Yongguk, sama sekali tak mereka hiraukan, Chanyeol tetap mengejar Baekhyun sambil tertawa keras, dan Baekhyun tetap menghindari Chanyeol sambil teriak-teriak tidak jelas.

Kelas satu-B, kacau balau.

BRAK

Kelas seketika hening, aura hitam mulai menyelimuti ruangan, bahkan Chanyeol merasa bulu kuduknya berdiri, Baekhyun juga merinding hebat.

Perlahan duo ChanBaek menolehkan kepala mereka pada pelaku penggebrak meja.

O'ow~

Ada panda mengamuk.

"Bisakah kalian pergi?" ucap Tao penuh penekanan, juga aura hitam yang kuat keluar dari tubuh sexynya.

"Ta – Tao..." Baekhyun gemetaran sambil bersembunyi di belakang tubuh tinggi Chanyeol. "Ba – baik.. baik ki – kita pergi. Baekhyun-ah, Ka- kajja.. kajja! Palliwa..."

Setelah itu duo makhluk perusuh pun lari tunggang langgang meninggalkan kelas satu-B.

"Ck – malas sekali membereskan semua ini" keluh Tao setelah itu, membuat seluruh isi kelas yang tadinya bengong jadi sadar kembali, begitupun dengan Luhan.

"Tao! You're my hero~" Luhan sudah hendak memeluk Tao, tapi Tao menghentikannya dengan malas, Luhan memang terkadang berlebihan. "Sudahlah, lebih baik kita bereskan ini Lu-ge. Hei! Kalian mau membantu kami?"

Entah karena sihir apa mereka menuruti saja apa kata Tao, mereka ikut membereskan kelas yang kacau sebelum bel masuk berbunyi dan guru memasuki kelas mereka.

.

.

Love

.

Attack

.

.

EXOPlanet High School adalah sekolah elit, gabungan dari Junior dan Senior High School. Terletak di pinggir kota Seoul, memiliki areal yang luas karena semua kebutuhan siswa-siswinya berada di satu areal tersebut.

Mulai dari gedung kelas, gedung olah raga, gedung kesenian, kantor guru, semuanya lengkap. Bahkan EXOPlanet juga menyediakan asrama bagi siswa-siswinya, gedung asrama putra dan gedung asrama putri.

Mereka juga menyediakan ruang VIP bagi siswa yang 'mampu', padahal semua murid yang memasuki EXOPlanet berasal dari keluarga berada, entah seberapa kayanya mereka hingga bisa masuk ruang VIP, mungkin dari keluarga chaebol?

Tidak hanya itu, EXOPlanet bahkan menyediakan mini market, toko buku, cafe... yah hanya sekedar agar para anak remaja itu tak merasa terkurung di gedung mewah.

Singkat kata sekolah ini memiliki fasilitas super lengkap, untuk mengambil murid beasiswapun mereka tak main-main.

Begitupun dengan Tao dan Luhan, mereka adalah dua murid beasiswa dari China, sebenarnya mereka berasal dari keluarga berada, tapi keluarga mereka ada di China. Luhan pikir jika mereka bisa mengeluarkan sedikit uang di negri orang akan lebih baik, lagipula Luhan dan Tao sangat menyukai apa yang namanya SHOPPING.

Jadilah ide untuk masuk lewat jalur beasiswa di setujui begitu saja oleh Tao, yah Tao memang anak dengan pemikiran polos, saking polosnya ia bahkan tak tau jika beberapa lembar penuh soal yang ia kerjakan akan sangat menentukan apa ia bisa masuk sekolah ini tanpa biaya atau tidak.

Tapi toh entah bagaimana dia lolos begitu saja, bahkan nilainya sempurna. Mungkin karena kata-kata aneh Luhan sebelum masuk ruang ujian?

"Kau hanya perlu mengisi soal-soal bodoh itu dengan ketulusan hati, karena ketulusanmu itulah mereka akan memberikan nilai A+ percayalah baby panda"

Astaga Luhan! Mantramu sangat dahsyat bagi perkembangan IQ si kungfu panda. Amazing!

Dan sejak saat itu Luhan merasa jadi remaja kaya karena ia bersekolah gratis tanpa sepengetahuan orang tuanya, juga orang tua Tao, dan kalian tau kan? Pasti uang-uang untuk membiayai sekolah mereka di negri ginseng ini (yang jumlahnya gak main-main) masih utuh di kantong?!

Ya, Luhan yang cerdik.

Jadilah sekarang, Luhan sedang asyik membuat daftar di catatannya tentang apa saja yang ia ingin beli nanti, Luhan selalu senang memikirkan apapun tentang menghabiskan uang di Mall, tidak menghiraukan Tao yang duduk di sampingnya, juga bel istirahat yang berkumandang beberapa detik yang lalu.

Ya, lebih tepatnya dua puluh detik lalu dan sekarang hanya menyisakan Luhan dan Tao di kelas, sepertinya mereka semua kelaparan.

"Lu-ge, apa yang kau kerjakan?" tanya Tao sambil sedikit mengintip buku catatan milik Luhan, menyadari Tao masih di sampingnya membuat Luhan sedikit terkejut hingga ia refleks menutup catatannya.

"Eh, itu – lho? Pada kemana?" Luhan yang baru menyadari tak ada seorangpun selain mereka berdua di kelas, mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kelas, berusaha menemukan satu saja murid tersisa, tapi nihil.

Tao menggelengkan kepala, tidak habis pikir kenapa Luhan bisa tidak sadar suasana begini? Memang apa yang ia tulis di catatannya?

"Sudah bel istirahat, mereka semua kabur ke kantin" Luhan mengangguk dengan jawaban Tao "kalau begitu – "

Baru saja Luhan ingin menyeret Tao menuju kantin, tapi sesosok tampan milik guru biologi mereka menghentikan Luhan, mereka berdua menatap bingung pada guru tampan bernama Yesung itu.

"Hai anak-anak manis..." sapa Yesung sambil menyunggingkan senyuman maut yang entah bagaimana bisa membuat mereka fokus menatap serta mendengarkan apa yang akan guru biologi pecinta kura-kura itu katakan.

"... hanya ada kalian berdua di sini?" Luhan dan Tao kompak mengangguk, Yesung menghembuskan nafas berat, guru ini kenapa?

"Baiklah, tak masalah. Kalian berdua mau kan mewakili kelas kalian untuk program 'gardening'? setiap kelas wajib mengirim paling sedikitnya dua orang untuk mengikuti program ini, program 'gardening' hanya untuk kelas satu. Karena di kelas ini hanya kalian berdua... maka kalian tak bisa menolak. Sepulang sekolah berkumpul di aula, baiklah kalian berdua bisa ke kantin sekarang"

Sepeninggal Yesung, Luhan dan Tao terlihat shock di kursi masing-masing.

HELL!

Apa-apaan itu tadi?!

Gardening? Apa itu? Kebun? Berkebun?

Sial!

.

.

Love

.

Attack

.

.

"Aduh, Lu-ge Tao gak mau ah..." saat ini Luhan berusaha menarik lengan Tao menuju aula tempat pertemuan program gardening atau apalah itu. Kalau tadi Yongguk tak bilang jika ia dan Tao telah terdaftar entah bagaimana caranya, Luhan juga tak mau mengikuti acara aneh ini. Lagipula bagaimana Yesung bisa tau nama mereka berdua?

"Kalo kita gak ikut nanti malah di hukum Tao... gege gak mau, Tao tau sendiri kan kita ini murid dari beasiswa, jadi kita juga harus menjaga agar kelakuan kita selalu baik, mengerti?" Tao mempoutkan bibir kucingnya.

Memangnya siapa yang mau jadi murid beasiswa? Itu semuakan salah Luhan. Ah, tapi tak ada gunanya membantah Luhan, nanti yang ada malah Luhan akan menghukumnya dengan hukuman yang aneh.

Seperti kemarin, hanya karena Tao tak sengaja menghabiskan taro bubble tea milik Luhan, Tao harus rela di hukum berdiri di ujung anak tangga selama satu jam penuh, itu hukuman yang aneh dan menyebalkan menurut Tao. Tao juga mau-maunya di hukum seperti itu, astaga.

Dan akhirnya Tao mengangguk, membuat senyuman lebar terukir di bibir mungil Luhan. "Kalau begitu ayo, sepertinya sudah mulai"

Luhan kembali menarik Tao menuju aula, dan benar saja di sana sudah banyak yang berkumpul, bahkan Yesung juga sudah memulai ceramahnya tentang apa itu program 'gardening'.

Luhan memilih duduk di samping seorang namja cantik bermata kucing, ia tidak mengenalnya, tapi sepertinya kelas satu-A, sementara Tao duduk di belakang namja bermata kucing tersebut.

"Hai" sapa Luhan pada namja itu, namja itu menoleh sambil tersenyum, ah dia memang cantik. "Hai! Kau baru datang?" namja kucing ini juga ramah ternyata, Luhan menjawabnya dengan senyuman dan anggukan.

"Sebenarnya program 'gardening' itu program apa?" tanya Tao, dia memang sangat penasaran. "Entahlah, dari yang kudengar sih kita akan di ajarkan berkebun, mencintai lingkungan sekitar, menjaga tanaman-tanaman itu, lalu setiap akhir bulan kita akan traveling"

Yang terakhir terdengar menyenangkan.

"Traveling?!" sahut Luhan antusias, dia sangat menyukai perjalanan atau mengunjungi suatu tempat yang indah, karena itu saat sebelum sekolah di sini (SMP) dia juga mengikuti pecinta alam, dan tentu saja dengan menyeret Tao juga.

"Ya, kita mungkin akan mengunjungi hutan lalu camping di sana" jawab seorang namja lain di belakang Luhan, dia tampan, agak imut, tinggi, dan selalu tersenyum manis.

"Pasti menyenangkan" kini Tao menyunggingkan senyum di bibir kucing sexynya, mungkin tidak buruk mengikuti apapun program 'gardening' ini.

"Tapi kenapa Yesung-saem bisa memasukkanku? Ku rasa dia tak mungkin tau namaku..." tanya Luhan lagi, namja bermata kucing itu tertawa kecil "astaga, peserta yang ikut gardening ini hanya anak-anak kelas satu yang populer, jadi tak mungkin kau dan si panda itu tak ikut"

Luhan dan Tao jadi semakin bingung.

"Kurasa aku tidak populer.." gumam Tao sambil menoleh pada namja tinggi di sampingnya, Luhan mengangguk mengiyakan, ia pikir dia juga tidak populer, baru satu bulan sekolah bagaimana bisa jadi populer?

"Kalian bercanda? Hell! Apa kalian tidak tau tiga minggu belakangan ini semua orang membicarakan dua namja cantik dari China?" kata namja tinggi.

"Tidak semua siswa bisa masuk jalur beasiswa begitu saja Luhan, kau pikir hanya dengan modal keberuntungan kau dan Tao bisa mendapat nilai sempurna? Bukankah kau memikirkan sendiri jawaban dari semua soal-soal bodoh itu, kalian terlalu polos"

"Waa.. kau tau nama kami?" namja bermata Kucing itu memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan bodoh yang Luhan lontarkan.

"Aku Kim Kibum, tapi panggil saja Key dan si tiang itu namanya Choi Minho, ku rasa kalian tidak mengenal kami"

"Hei, tunggu! Semua orang? Apa Kai juga mengenal kami?" ya ampun, di saat seperti ini Tao masih saja bisa mengingat Kai.

Key terlihat berpikir "eung... sepertinya... ah iya! Dia pernah mengatakan kalian selalu tersenyum manis padanya setiap berpapasan di kantin"

Luhan dan Tao juga mengingat itu, setiap bertemu Kai mereka memang tak bisa menahan diri untuk tak tersenyum pada Kai, dan betapa beruntungnya mereka saat Kai balas tersenyum manis pada mereka. Meskipun populer Kai memang selalu ramah, itu membuat Luhan dan Tao semakin menyukainya.

"Nah, itu Kai!" sontak mereka menoleh pada pintu masuk di mana Kai berjalan dengan kerennya lalu duduk di barisan depan, di samping kirinya ada namja tinggi berrambut blonde, sedang di kanannya juga namja dengan rambut platinanya, siapa mereka?

"Yang itu Kris, di kanan Sehun. Mereka satu ruang VIP, kalian tau kan ruang VIP ada empat kamar? yang satu lagi Minhyun, dia duduk di pojok sana dengan Ren, Ren itu sepupuku" tanpa di minta Minho dengan senang hati menjawab kekepoan yang terpendam di hati Luhan dan Tao, mungkin Minho bisa membaca pikiran.

Ruang VIP memang sangat spesial, jika ruang biasa hanya berisi ruangan luas dengan dua tempat tidur, dua lemari besar, satu kamar mandi, satu sofa besar dengan TV lebar di depannya, serta balkon.

Lalu ruang VIP beda lagi, sudah seperti apartemen besar. Di sana siswa akan mendapat kamar sendiri-sendiri, seperti yang Minho katakan, terdapat empat kamar dengan kamar mandi disetiap kamar. Lalu ada ruang tengah yang bisa menjadi tempat berkumpul, belum lagi dapur serta meja makan, pokoknya lengkap.

Lalu Luhan mengedarkan pandangannya kesekeliling, benar juga, banyak siswa-siswi yang populer di sini.

Seperti Chanyeol dan Baekhyun, biang rusuh. Lalu Krystal, Sulli dan Seohyun gadis-gadis cantik kelas satu, kabarnya mereka juga fujoshi akut. Dan... eh? Ada seorang yeoja aneh dengan rambut curly merah kecoklatan, terlihat girly memang, tapi...

Dia serem, gak ada ekspresi, flat.

Luhan bergidik, ada juga ya yeoja aneh kayak gitu, semoga saja bukan penampakan.

.

.

Love

.

Attack

.

.

DUGH
DUGH
DUGH

Tao masih asyik mendribble bola basket di tangannya, bola itu milik Luhan. Luhan baru membelinya setelah selesai gardening dari aula, kabarnya akan ada penilaian basket di pelajaran olahraga, jadi Luhan memutuskan untuk membeli bola orange itu.

Sebenarnya Luhan maupun Tao tak pernah bermain basket, jangankan, melihat orang bermain basket saja hanya sekali, itupun di TV.

Luhan pikir, karena mereka anak beasiswa mereka harus memiliki nilai bagus pada segala bidang, termasuk olah raga.

Sepertinya Luhan benar-benar tak ingin beasiswanya di cabut, membuatnya jadi perfectionis seperti ini.

"Lu-ge, aku ingin ice cream!" teriak Tao tiba-tiba dengan tangannya yang masih memainkan bola basket.

Tak lama kemudian, Luhan yang masih bershower ria di kamar mandi menyahut "ice creamnya kan habis Tao... belilah di mini market"

"Aku tak mau sendirian..." Luhan masih bisa mendengar gumaman itu, karena memang dia mematikan showernya. "Berdo'a lah ada keajaiban datang membawa ice cream!" sahut Luhan asal.

Membuat Tao mempoutkan bibir kucing sexynya, Luhan memang sering mengatakan hal konyol, dan yang lebih konyolnya lagi...

Semua hal konyol yang ia katakan banyak yang menjadi kenyataan.

TOK

TOK

TOK

"Masuk saja..." kata Tao agak malas, moodnya sudah hampir musnah karena Luhan lebih memilih berkencan dengan shower ketimbang menemaninya membeli ice cream.

"BABY PANDAAAA!"

Tao terkejut hingga bola basket itu menggelinding jatuh dari tangannya, Tao menoleh pada pelaku, Chanyeol dan Baekhyun yang masing-masing membawa tas kresek putih sambil tersenyum lebar menatap Tao yang kesal.

Dan sebelum Tao menggerakkan mulutnya untuk membalas duo ChanBaek, mereka sudah berlari duluan menuju sofa yang Tao duduki.

"Aku membawa ice cream strawberry! Kau suka baby?" tanya Baekhyun sambil memperlihatkan tiga kotak besar ice cream strawberry dari tas kreseknya.

"Dan aku membawa ice cream coklat, ayo habiskan ice cream ini bersama kami! Bagaimana jika kita pergi ke taman dekat cafe?" tanya Chanyeol yang di sambut dengan antusias oleh Baekhyun.

Tao terbengong di tempatnya, begitupun Luhan yang masih di dalam kamar mandi hendak mengambil handuknya.

Memangnya mulut Luhan terbuat dari apa hingga kata-kata konyolnya bisa menjadi kenyataan begini?

Daebak!

"Ayo ayo kita pergi!" Baekhyun sudah siap menyeret Tao menuju taman dekat cafe "tunggu, mana Luhan?" Chanyeol menoleh ke segala arah berusaha menemukan Luhan yang tak terlihat.

"Lu-ge mandi Yeol" jawab Tao seadanya, Chanyeol mengangguk.

"Sudah tinggal saja! Aku belum selesai mandi!" teriak Luhan masih dari kamar mandi.

"Kau mau ice cream Lu?" tawar Baekhyun "Boleh! Taruh saja di kulkas!"

"Baiklah kita pergi Lu!" teriakan terakhir dari Chanyeol sebelum menutup pintu kamar TaoHan.

.

.

Love

.

Attack

.

.

Krieeekkk

Pintu kamar mandi terbuka, tampak Luhan keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai bathrobe putih dengan handuk kecil di tangannya, berusaha mengeringkan rambut dengan handuk kecil itu.

"Eh? Mereka benar-benar pergi?" gumam Luhan kemudian berjalan menghampiri kulkas kecil di dekat sofa depan TV, ia buka kulkas itu dan ternyata ChanBaek memang meninggalkan dua kotak ice cream strawberry dan coklat.

Setelah menutup pintu kulkas kecil itu ia gerakkan kepalanya menoleh kesana kemari mencari sesuatu "handphone ku mana ya?" ternyata ia mencari handphonenya.

Lima menit kemudian

Plok

Luhan menepuk jidat cantiknya "astaga! Handphone ku ada pada anak SMP itu!" Luhan baru ingat jika ia menitipkan handphonenya pada Jungkook saat ia sibuk memilih bola basket bersama Tao.

Tanpa memikirkan apapun lagi Luhan segera meninggalkan kamarnya hendak turun menuju lantai satu, rata-rata anak EXOPlanet Junior memang menempati lantai satu.

Handphonenya terlalu penting untuk lama-lama di tinggalkan bersama anak kelas tiga SMP itu, bagaimana jika anak kecil itu menjualnya? OH NO!

Luhan berjalan cepat menuju lift, di gedung memang selalu di sediakan lift dan tangga untuk memudahkan para siswa.

Entah Luhan kurang fokus atau apa, ia tak melihat saat namja tiga meter di depannya membuang kulit pisang asal hingga...

BRUK

"APPO!" Luhan berhasil jatuh terduduk dengan tidak elitnya, ia bisa merasakan bokongnya ngilu sekarang.

Kemudian manik rusanya menatap tajam ke arah pelaku pelemparan kulit pisang. Dia masih berdiri di sana mengunyah pisang dengan memasang poker facenya, malah membuat Luhan ingin segera meninju muka datarnya itu.

"Kau! Etikamu di mana huh? Buanglah sampah pada tempatnya dasar bodoh! Kau membuatku jatuh!"

Bukannya menjawab, namja dingin itu malah kembali berjalan ke arah Luhan dengan cueknya. Memang tadi Luhan dan si muka datar itu berjalan berlawanan arah, jadi si muka datar melempar kulit pisang sebenarnya tidak sampai, targetnya adalah tempat sampah yang kini tak jauh dari tempat Luhan jatuh.

"Ya! Bantu aku berdiri! Kau tau tubuhku rasanya remuk semua?! Hei albino paling tidak minta maaflah! Ya! Apa kau tuli? Dengarkan aku! Albino!"

Teriakan Luhan hanya menjadi angin lalu, si muka datar yang Luhan panggil albino karena memang kulitnya yang putih pucat itu tetap berjalan seakan tak ada Luhan disana, Luhan baru tau ada orang semenyebalkan ini.

"Ya albino! Albino sialan! Bodoh! Ya!" Luhan tidak habis pikir, terbuat dari apa si albino itu? Batu es? Sombongnya minta ampun, padahal kan dia yang salah, dia yang membuat Luhan terjatuh, apa sih susahnya minta maaf?

Apa mungkin dia bisu? Bisa jadi!

"menyebalkan! Awas saja dia! Ku do'akan kau akan jatuh cinta padaku dan tergila-gila padaku! Biar tau rasa! Kalau saja aku bukan murid beasiswa yang harus menjaga image sudah ku hajar muka datarnya itu!" kata Luhan bersungut-sungut.

Untung saja tak ada yang melihat kejadian itu, bisa malu setengah hidup Luhan nanti. Perlahan Luhan mencoba berdiri, bagian belakangnya masih ngilu, Luhan berharap tak ada lecet sedikitpun pada bokongnya.

Ting

Tepat saat Luhan berhasil berdiri sempurna pintu lift tak jauh darinya terbuka, menampilkan sosok anak SMP yang Luhan cari.

"Noona!" teriak Jungkook lalu berjalan cepat menghampiri Luhan. "Mana handphone ku!" tagih Luhan cepat.

"Tapi bayar dulu..." Jungkook menyodorkan telapak tangan kanannya "MWO?!" teriak Luhan nyaring, membuat Jungkook harus menutup kedua telinganya jika tak ingin segera tuli.

"Untuk biaya penitipannya noona, dan lagi aku sudah capek-capek mengantarkan ini ke lantai tiga, jadi tak bisa gratis!"

Pening tiba-tiba menyerang kepala Luhan, anak kecil di depannya ini ternyata sangat perhitungan, tau begini ia tak akan menitipkan handphonenya segala, Luhan tau ia memang kadang-kadang bodoh.

Hei, orang jenius bisa saja bertingkah bodohkan?

"Kalau tidak mau sekarang juga ku lempar handphone ini ke jendela itu" Jungkook sudah bersiap untuk melemparkan layar datar milik Luhan itu ke jendela terdekat, membuat Luhan panik seketika.

"YA! YA! Ya! Baiklah baiklah.. ice cream coklat bagaimana?"

"Strawberry atau tidak sama sekali" anak SMP ini benar-benar banyak maunya.

"Oke oke, ice cream strawberry! Dan ingat satu hal, panggil aku hyung!"

.

.

Love

.

Attack

.

.

Sehun membuka pintu ruangannya, ruangan VIP yang ia tempati bersama ketiga temannya, Kris, Kai, dan Minhyun. kita bisa menyebut ruangan itu dorm.

Di ruang tengah, tepatnya di sofa depan TV LCD besar, terdapat seorang namja dengan kulit tan sexynya, itu Kai. Dia sedang serius menonton TV yang menayangkan serial err – pororo.

Sehun mengernyitkan dahinya – sedikit – ia heran saja, daripada menonton acara sport Kai lebih suka menonton kartun atau MTV, Kai memang aneh.

Namja tan itu menoleh saat Sehun duduk di sampingnya "kau sudah pulang Hun? Aku tidak mendengar kau membuka atau menutup pintu, bahkan aku tidak mendengar suara sepatumu, kau melayang?"

Lagi-lagi Kai membuat Sehun sedikit mengernyitkan dahinya, dia hanya bingung. Jadi disini Sehun yang berjalan tanpa suara atau Kai yang terlalu fokus pada Pororo dan Krong? Entahlah.

Lagipula Kai tidak menunggu jawaban Sehun, Sehun juga tak ingin menjawab karena memang tak tau jawabannya.

Lucu.

"Hei! Apa yang terjadi?" seaneh-anehnya Kai dan secuek-cueknya seorang Sehun, mereka tetap sahabat yang saling mengerti satu sama lain, kalau saja tak ingat akan image 'dingin'nya atau kata 'gentleman', mungkin Sehun sudah memeluk Kai karena Kai sudah perhatian padanya.

Sehun hanya anak laki-laki biasa yang masih kekanakan dan butuh perhatian lebih, tapi karena kesibukan kedua orang tuanya membuat Sehun mendapat sedikit limpahan perhatian serta kasih sayang, mereka hanya melimpahi Sehun dengan harta mereka.

Thanks Kai.

Sehun menghembuskan nafas pelan sebelum menjawab "kau tau? ada namja gila di dekat lift sana? Hanya karena tak sengaja membuatnya jatuh dia terus mengomel dan berteriak. Kalau saja aku tak punya hati sudah kupastikan dia tewas tercekik atau terlempar dari lantai lima kemudian tubuh kecilnya itu hancur berkeping-keping emmp– "

Sebelum Sehun mengomel panjang lebar tentang 'namja gila'nya, Kai sudah menutup mulut Sehun dengan telapak tangannya.

Kalau sudah tentang sesuatu yang menarik perhatian atau menjengkelkan memang Sehun pasti langsung OOC, berteriak-teriak tidak jelas, bertingkah absurb, atau seperti kali ini, mengomel seperti kereta expres.

"Hentikan, aku masih ingin punya telinga"

Sehun segera menepis tangan Kai dari mulutnya "kau pikir suaraku bisa memusnahkan telingamu?!" dan Kai hanya membalasnya dengan kekehan.

"Mana Kris-hyung?"

"Haha dia ke cafe dengan Minhyun... haha"

"Kai! Hentikan! Tidak lucu!"

.

.

Love

.

Attack

.

.

Di taman dekat cafe, Chanyeol, Baekhyun dan Tao duduk santai sambil menghabiskan ice cream masing-masing, mereka duduk di rerumputan.

"Eum.. ngomong-ngomong soal tadi pagi, kau seram sekali Tao-ya..." celetuk Baekhyun lalu kembali menyuapkan ice cream ke dalam mulutnya. "Ne, aku sampai takut tadi" sahut Chanyeol, ice cream coklat miliknya sudah habis.

Tao menyunggingkan senyum penuh kemenangan, bagus kalau mereka takut, Tao lebih suka di cap seram dari pada imut atau cantik. Seram kan lebih terkesan gentle.

"Cih, kau memang penakut Yeol!" cibir Baekhyun, Chanyeol tentu saja tak terima, ia menatap mata sipit Baekhyun tajam "Ya! Memangnya siapa yang berlindung di belakangku? Kalau aku penakut, kau pengecut!"

"YA!"

"Stop!" Tao buru-buru menengahi sebelum duo berisik ini bertengkar hebat. "Aku sebenarnya hanya akting agar kalian takut... hehe sepertinya aku bakat jadi aktor ya? Mungkin aku harus masuk klub drama"

Baekhyun tiba-tiba meninju pelan dahi Tao, membuat Tao terhuyung kebelakang lalu malah keterusan tiduran di rerumputan sambil masih tertawa, lebih tepatnya menertawakan ChanBaek, masih teringat di otak cemerlangnya bagaimana ekspresi ketakutan ChanBaek.

Satu kata,

Menggelikan!

Melihat Tao yang tertawa riang begitu membuat ChanBaek mau tak mau jadi ikutan tertawa, kemudian mereka juga ikut tiduran di rerumputan. Memandang langit gelap di atas sana, tak banyak bintang yang bertaburan.

Tapi meski sedikit tetap saja terlihat indah, apalagi dengan bulan sabit itu... membuat tawa mereka perlahan berubah menjadi senyum lebar.

"Neomu yeppeo~"

Celetukan Baekhyun membuat Chanyeol tersadar kemudian kembali duduk, mengedarkan pandangannya kesekeliling, berusaha menemukan sesuatu yang menarik.

Ada sebuah tongkat yang bersandar di batang pohon, tidak terlalu jauh dari tempat mereka bersantai.

Sepertinya itu menarik.

"Tao-ya! Ku dengar kau hebat dalam wushu" Tao yang masih tiduran mengernyitkan dahinya heran kemudian menatap Chanyeol penuh tanda tanya.

Chanyeol menunjuk tongkat panjang tadi "Itu! Kita akan bermain dengan tongkat itu, bagaimana?"

Sepertinya Baekhyun tertarik, ia langsung bangkit duduk mendengar kata 'bermain', ia pikir pasti seru dari pada duduk-duduk tidak jelas menatap langit.

"Bermain bagaimana maksudmu Yeol?" tanya Baekhyun penasaran.

"Tangkap ini Tao, hana... dul... set... go!"

CTAK

PRANG

"YEAH!"

Mereka telah memulai permainannya, entah itu bisa di sebut permainan atau tidak. Chanyeol meletakkan kaleng, botol, kardus minuman dan lain-lain pada meja yang mereka letakkan sekitar lima meter di depan mereka.

Lalu Chanyeol berdiri, berhadapan, dengan jarak sekitar dua meteran dengan Tao. Chanyeol melempar batu kerikil dan tugas Tao adalah memukul batu itu dengan tongkatnya sampai mengenai salah satu benda di atas meja itu.

Dan barusan Tao mengenai salah satu kaleng.

Satu kata,

Daebak!

Dan tugas Baekhyun adalah mengamati mereka, harusnya sih mereka bergiliran, bisa di tebak kan? Baekhyun tak mau, jadi dia mau melihat saja, dia curang.

"Woah~ mata pandamu jeli sekali Tao... kau bisa melihat batu kerikil itu dengan jelas? Di sini lumayan gelap lho.." puji Baekhyun, Tao tersenyum manis "aku hanya berusaha fokus" jawabnya kemudian.

"Tao sekali lagi!" teriak Chanyeol yang sudah menemukan batu kerikil yang lain. Tao bersiap untuk memukul lagi.

"Hana.. dul.. set.. go!"

CTAK

CTAK

CTAAK

Sudah berkali-kali Chanyeol melempar batu-batu kerikil itu, dan sudah berkali-kali pula Tao berhasil memukul batu-batu itu lalu tepat mengenai benda-benda di atas meja.

"GO!"

Syuu~

CTAAKKK

Baekhyun mengernyitkan dahinya heran, kali ini Tao terlalu keras memukul batu kerikilnya hingga batu kerikil itu terlempar jauh entah kemana lalu...

"AAW! WHAT THE – YA! Siapa yang melempar kerikil ke kepalaku?! Awh... Minyhun-ah, tidak berdarah kan?"

"Ah, ani hyung. Tapi sepertinya sedikit memar"

Baekhyun segera mendekat pada Chanyeol lalu berbisik di telinga lebarnya "Yeol gawat Yeol..." "aku tau Baek, itu Kris-hyung. Bisa habis kita jika dia tau kalau kita yang – "

"MAAFKAN AKU! AKU TIDAK SENGAJA!"

Chanyeol dan Baekhyun kompak membulatkan mata masing-masing, mereka lupa jika panda yang bersama mereka ini terlalu polos.

"Omo..."

"Mati.. kita mati Yeol..."

"Kita kabur saja Baek..."

"Geurae..."

SRET

"Lho Lho kita mau kemana? Aku belum selesai meminta maaf" protes Tao saat tiba-tiba Chanyeol menyeretnya menjauh. "Sstt diamlah" kemudian Tao hanya diam mengikuti ChanBaek, sebenarnya dia juga takut jika orang tadi marah.

Orang itu cukup seram, yah meski Tao hanya melihatnya dari kejauhan, tidak begitu jelas.

.

.

Love

.

Attack

.

.

Kris mengusap-usap bagian kepalanya yang sakit akibat lemparan kerikil dari seseorang.

"Yakin tidak berdarahkan? Ini sakit sekali... awh"

Minhyun sekali lagi memeriksa bagian kepala yang menurut Kris sakit, lalu dia menggeleng "tidak hyung, jangan berlebihan"

"MAAFKAN AKU! AKU TIDAK SENGAJA!"

Sontak Kris dan Minhyun menoleh pada asal suara, sepertinya dia yang melempar batu kerikil hingga dengan nakalnya mampir pada kepala cantik Kris.

Kris yakin ia mengenal dua di antaranya, tapi yang satu tidak, dan dialah yang mengatakan maaf tadi. Wajah mereka tidak begitu jelas karena jarak mereka memang tidak dekat.

Kemudian ketiga orang itu berjalan –agak cepat – menjauh, sepertinya menuju gedung asrama.

"Minhyun-ah, kau mengenalnya?" tanya Kris sambil masih memandangi kepergian ketiga orang itu, yang dua bertubuh tinggi, yang satunya mungil, mereka namja semua.

Minhyun mengangguk pasti "Chanyeol dan Baekhyun" pantas saja Kris merasa kenal, ternyata duo ChanBaek... mereka memang terkenal sebagai perusuh.

"Bukan, bukan mereka. Maksudku yang meminta maaf tadi, dia siapa? Kau tau?"

Baru saja Minhyun ingin menjawab tiba-tiba seringai evil yang biasanya nangkring di bibir Kyuhyun sunbae mereka yang kelas dua kini beralih pada Minhyun. sebenarnya Kris merasa aneh, tapi dia berusaha stay cool, seperti imagenya.

"Kenapa Hyung? Kau tertarik padanya? Dia memang terlihat manis..." goda Minhyun kemudian, membuat Kris sedikit gugup, tapi ia masih stay cool.

"Ehem – apa maksudmu? Aku hanya ingin membalasnya" terlihat sekali Kris menutupi kegugupannya, sebenarnya Minhyun ingin tertawa, tapi ia lebih memilih tetap dengan smirknya.

"Baiklah..."

"Coba kau cari tau tentang dia, nanti kuberi hadiah deh. Sudah ayo pulang" kemudian Kris berjalan, menuju gedung asrama, meninggalkan Minhyun yang kini mengetuk-ngetukkan jarinya pada layar datar di tangannya.

"Yeoboseyo Dihyun-ah!"

"..."

"Berhenti mengeluh! Hei, kau tau Tao anak beasiswa dari China itu? Si mata panda?"

"..."

"Astaga itu Mark! Dia dari Taiwan dan dia tidak mungkin mendapat beasiswa, pabbo!"

"..."

"Iya, dia. Bagaimana jika dia dengan Kris-hyung? Mereka cocok!"

"..."

"Aku tau kau pasti setuju, siapkan semuanya oke?"

"..."

"Oke, bye~"

"YA! Hyung tunggu aku!"

.

.

.

.

.

TBC

Hai hai! Aku bawa FF berchapter lagi... kali ini dua couple favorit aku, HunHan dan KrisTao! Ada yang suka gak?! Kalo suka dan mau di lanjut commen aja, yang gak suka FF ini juga commen aja, aku terbuka kok, menerima kritik dan saran.

Semoga ada yang sudi baca FF ini, makasih sebelumnya.

Anyeong~