"Kebutuhan biologisku belum terpenuhi bulan ini."

Sasuke melirik lewat ekor matanya begitu Kakashi—teman sekaligus relasi kerjanya—mengatakan kalimat yang selalu dikatakannya sebulan sekali. Beruntung, lift yang membawa mereka ke lantai 25 hanya ada mereka berdua. Jika ada orang lain, pasti Kakashi sudah dipandang aneh karena berani mengatakan hal implisit seperti itu di tempat umum.

"Kau juga, kan?" Kakashi berkata tanpa menoleh dari layar ponselnya.

"Tidak. Aku masih bisa menahan diri." Sasuke menanggapi dengan gaya sok cool, padahal pagi buta tadi ia harus menenangkan ereksinya yang 'rewel' lumayan lama.

Kakashi tertawa mendengus, "Dasar pembohong. Kau pikir aku tidak dengar apa yang kau teriakan di pagi buta tadi? Kau lupa kamar hotel kita bersebelahan?"

Oh, sial. Sasuke menepuk dahinya dalam imajinatif. Ia lupa hal itu...

"Akhirnya, Jiraiya membalas pesanku juga," desah Kakashi, kemudian sibuk membaca pesan dari Jiraiya; pria setengah abad yang selalu mesum jika melihat wanita-wanita cantik.

Ting!

Pintu besi di depan mereka akhirnya terbuka secara horisontal begitu sudah sampai di lantai 25. Keduanya berjalan keluar hampir bersamaan.

"Jiraiya menemukan dua orang yang bisa menemani kita malam ini," ujar Kakashi sambil terus berjalan. "Bayaran mereka cukup mahal. Satu juta yen per jam. Kau mau?"

Sasuke terdiam. Tampak menimang-nimang. Jika mereka meminta bayaran mahal, berarti mereka sudah level profesional. "Baiklah. Aku mau."

"Kita akan bersenang-senang malam ini~" Kakashi menyeringai.

.

.


Semua karakter yang dipakai dalam fanfiksi ini bukanlah milik saya. Mereka adalah milik Masashi Kishimoto. Namun karya fanfiksi ini adalah sepenuhnya milik saya.

.

Alternate Universe

M-rated

3k+ words

Tragedy/Humor

Oneshot

.

~a SasuNaru story~

.

Peringatan: Fanfiksi ini bertema Yaoi; yang menampilkan cerita antara pria dengan pria. Rape. Bondage. Rating M untuk kata-kata kasar/kotor dan adegan seks implisit. Tidak menerima apresiasi negatif atas semua hal yang sudah saya peringatkan.

.

My 2nd fic on this fandom. Enjoy!

.

Jeanne's present...

.

#

.

MISUNDERSTANDING


.

.

"Aku pilih yang bernama Umino Iruka, dan kau yang Uzumaki Naru—"

"Iya, iya, aku tahu." Sasuke memotong ucapan Kakashi, sembari berdiri dari pinggir tempat tidur pria itu.

"Sejam lagi mereka sampai di hotel ini," kata Kakashi sambil membuka jas dan dasinya.

Sasuke hanya menggumam malas tanpa menghentikan langkahnya yang menuju pintu. Begitu sampai di kamarnya, Sasuke langsung menuju telepon yang terletak di atas meja nakas samping tempat tidurnya. Setelah menekan salah satu tombol, ia menempelkan gagang telepon itu di telinganya.

"Bisa kalian mengantar sebotol Whisky di kamar 2507?" kata Sasuke to the point.

/"Ha'i, Tuan. Salah satu pelayan hotel kami akan segera mengantarnya ke kamar Anda."/

Sasuke mengangguk, seolah sang resepsionis bisa melihatnya, "Langsung masuk dan letakkan saja di atas meja kamar saya. Pintu kamar saya tidak akan dikunci, karena saya akan ada di dalam kamar mandi."

/"Ha'i, Tuan."/

Dan begitu pembicaraan itu selesai, Sasuke kembali meletakkan gagang telepon. Kemudian ia melepaskan jas dan dasinya, lalu membuka kedua sepatunya, sebelum berjalan masuk ke dalam kamar mandi di dalam kamarnya.

.

.

"Naruto!"

Langkah Naruto sontak berhenti begitu seseorang memanggilnya dari belakang. Ia berbalik dan melihat Kiba berjalan cepat ke arahnya dengan wajah menahan sesuatu.

"Tolong antarkan ini di kamar 2507," katanya, sembari menyerahkan nampan yang di atasnya ada sebotol Whisky dan satu gelas kaca ramping. Keringat dingin tampak berjatuhan dari pelipisnya. "Perutku tiba-tiba rasanya sakit. Aku... AKU SUDAH TIDAK TAHAN KE TOILEEET...!"

Naruto bengong. Kedua matanya terus mengikuti temannya itu hingga menghilang di balik tembok. "Hei! Aku sudah tidak memakai seragam kerja, Kiba!" teriaknya, baru sadar. "Ck! Kenapa dia tidak meminta tolong pada yang lain yang shift malam ini, sih?" decaknya, sebelum kembali berjalan untuk mencari rekan-rekannya yang bekerja di hotel ini.

Entah kesialan apa yang sedang menimpa Naruto, karena saat ia berpapasan dengan beberapa rekannya di koridor hotel semuanya tampak sibuk dan tidak bisa menolongnya. Menarik nafas panjang, setelah sudah sepuluh orang rekannya yang menolak untuk membawakan, Naruto akhirnya tidak ada pilihan lain untuk mengantarnya sendiri.

Dengan wajah cemberut, Naruto menekan tombol berangka 25 begitu ia masuk di dalam lift. Ujung sepatu sneaker-nya mengetuk-ngetuk lantai lift dengan kedua mata yang terus melihat angka digital di atas pintu lift yang tertutup. Bunyi dentingan akhirnya terdengar begitu lift sudah sampai di lantai tujuannya. Naruto melangkah keluar dan mulai melihat kamar-kamar yang dilewatinya.

Tadi Kiba bilang di kamar 2507. Kepala Naruto celingak-celinguk, hingga akhirnya ia menemukan kamar itu. Setelah mengubah air mukanya menjadi biasa, ia menekan bel di samping pintu. Tidak terdengar suara sahutan, Naruto kembali menekan bel. Pria manis itu mulai jengkel begitu sudah sampai lima kali ia menekan bel, dan tidak ada tanda-tanda sang penghuni kamar akan membukanya. Apa ia dobrak saja pintu kamar ini?

Naruto langsung mengurungkan niatnya karena baru ingat ada kamera cctv. Mungkin pintu kamar ini tidak terkunci... eh? Naruto berkedip dua kali begitu ia memegang gagang pintu dan mendorongnya, pintu di depannya terbuka!

Mungkin penghuni kamar ini memang sengaja membiarkannya tidak terkunci agar pelayan yang mengantar minuman beralkohol ini bisa langsung masuk dan meletakkannya di atas meja, begitu pikir Naruto.

Pintu kamar itu kembali tertutup otomatis begitu Naruto melangkah masuk ke dalam kamar. Bisa didengarnya suara air shower dari dalam kamar mandi yang dilewatinya. Pantas saja sejak tadi ia menekan bel tidak ada sahutannya, ternyata si penghuni kamar sedang mandi.

Ada sebuah jas hitam dan dasi yang tergeletak di samping tempat tidur begitu Naruto melewatinya. Naruto terus melangkah menuju sofa panjang yang ada di dekat pintu balkon, dan meletakkan nampan yang dibawanya di atas meja kaca rendah. Tepat begitu Naruto menegakkan tubuhnya dan berbalik, pintu kamar mandi terbuka dari dalam dan Sasuke melangkah keluar sambil mengikat kedua tali bathrobe yang dipakainya.

Hening.

Keduanya sama-sama terdiam. Sama-sama saling berpandangan. Naruto sudah akan membungkuk minta maaf, lalu segera keluar dari dalam kamar, namun Sasuke tiba-tiba berkata.

"Uzumaki Naruto, kan?"

Kedua mata Naruto membelalak. Kaget dan bingung. Dari mana pria itu tahu namanya?

"Tidak kusangka kau datang lebih cepat dari waktu perjanjian." Sasuke kembali meneliti tubuh Naruto dari ujung kepala sampai ujung kaki, sebelum ia bersiul panjang. Pria manis seperti inilah tipe idealnya.

"Maaf—dari mana Anda tahu nama saya?" tanya Naruto akhirnya. Padahal sekarang ia tidak memakai seragam kerja, bahkan tidak ada name tag yang tersemat di dadanya.

Sudut bibir Sasuke terangkat sedikit angkuh. Dengan tenang ia melangkah ke arah sofa panjang dan duduk di sana, "Kau ternyata sangat manis," katanya, tidak mengacuhkan pertanyaan Naruto.

Bulu-bulu kuduk di tubuh Naruto seketika berdiri semua begitu Sasuke memanggilnya dengan nada menggoda seperti itu. Dan tanpa sadar ia termundur dua langkah.

"Baiklah," Sasuke menarik nafas panjang begitu melihat keterdiaman Naruto. "Lebih baik kau hibur aku secepatnya. Ayo, silahkan ber-strip-ria."

Kedua bola mata Naruto nyaris keluar begitu mendengar kalimat Sasuke. "APA?!" serunya dengan suara histeris.

Sasuke berdecak. Mulai sebal dengan Naruto yang bertingkah seperti makhluk yang masih suci. "Bukannya begitu yang dikatakan si Jiraiya itu? Kau seorang stripper. Oh, atau kau mau kita langsung bermain saja di atas ranjang?"

Naruto ternganga. Jika saja ia tidak ingat pria itu tamu di hotel ini, pasti sudah dilayangkan tinjunya di wajah—yang harus ia akui—tampan itu. Dengan kedua tangan mengepal kuat di samping tubuhnya, Naruto akhirnya berkata dengan suara ketus, "Maaf, saya permisi!"

Sasuke tercengang. Butuh lima detik bagi otaknya untuk memproses perkataan pria manis itu, sebelum ia melompat, dan berlari menyusul. Satu meter tepat sebelum Naruto mencapai pintu, Sasuke menyambar belakang jaket Naruto, dan membuat langkah pria manis itu sontak berhenti.

"Jangan pergi begitu saja! Bukannya kau meminta satu juta yen per jam?" geram Sasuke, sebelum didorongnya tubuh yang lebih pendek darinya itu ke dinding terdekat. Kemudian kedua tangan Naruto ditahannya di sisi kepala.

"Apa maksud Anda? Saya tidak pernah mengatakan hal seperti itu!" Naruto meronta-ronta dengan ganas. Namun Sasuke dengan cepat membuat pergerakan pria manis itu berhenti dengan cara mengeliminasi jarak di antara mereka, hingga kedua dada rata mereka saling menempel.

Tubuh Naruto tersentak dan ia langsung menempelkan belakang kepalanya di dinding begitu pria di depannya mendekatkan wajahnya hingga hanya berjarak sejengkal. Kedua mata tajam itu seolah ingin menelannya hidup-hidup.

"Aku. Tidak. Akan. Membiarkanmu. Pergi. Begitu. Saja," ucap Sasuke dengan penuh penekanan. "Tidak akan," didekatkan bibirnya di telinga Naruto dan berbisik, "sebelum kau melayaniku sampai aku puas, malam ini."

Sebelum Naruto sempat sadar dari ketercengangannya, Sasuke sudah menyeretnya, dan mendorongnya di atas tempat tidur hingga terlentang. Niat Naruto untuk berguling menuju pinggiran tempat tidur agar bisa kabur tidak terwujud karena Sasuke seolah bisa membaca pikirannya. Pria itu meraih dasinya, sebelum duduk di atas kedua paha Naruto—agar pria manis itu tidak kabur—dan mengikat kedua tangan Naruto.

"Hentikan! Apa yang Anda lakukan?!" bentak Naruto. Tubuhnya terus memberontak hingga Sasuke selesai mengikat kedua tangannya. Kemudian pria itu tiba-tiba membalikkan tubuhnya menjadi posisi tengkurap. Naruto menoleh ke belakang dengan wajah horor begitu kedua tangan Sasuke yang memegang kedua sisi pinggangnya mengangkatnya hingga kedua lututnya menjadi penopang. "HIIIY...! HENTIKAN! HENTIKAN ITU!" jeritnya histeris begitu milik Sasuke di balik bathrobe menggesek-gesek di pantatnya yang masih terbungkus dengan celana.

Menulikan kedua telinganya dengan jeritan-jeritan pria manis itu, Sasuke tampak menikmati gerakan sensual yang dilakukannya. Bisa ia bayangkan bagaimana nanti miliknya menerobos masuk di dalam tubuh pria manis ini. Pasti akan melingkupinya dengan ketat dan panas.

Jeritan Naruto akhirnya berhenti begitu ia lelah sendiri. Nafasnya sampai terengah-engah. Sial. Pria mesum di belakangnya ini pasti sengaja pura-pura tuli. Ia sumpahi tuli betulan baru tahu rasa!

Puas dengan pelecehan seksual level rendah yang dilakukannya, Sasuke akhirnya berhenti dan kembali memutar tubuh Naruto hingga berhadapan dengannya. Kedua mata Naruto menatapnya penuh dendam kesumat, membuat Sasuke sempat tertegun, sebelum bibirnya menyeringai.

"Jangan menatapku seperti itu, Manis," kedua tangannya mulai melepas pengait celana Naruto. "Ini peringatan pertama. Jika kau tidak ingin aku melakukannya dengan kasar."

Namun ego Naruto masih sangaaat tinggi. Sasuke belum tahu kalau pria manis di depannya ini keras kepala, sama sepertinya. Kedua tangannya terus bekerja melepas celana Naruto, meski dengan susah payah karena pria manis itu terus meronta-ronta. Dan begitu ia berhasil melepaskan celana jins hitam panjang Naruto, ia melemparnya sembarangan.

Masih dengan kedua mata yang tak menoleh dari Naruto, Sasuke melepas sepatu di kedua kaki pria manis itu, dan juga membuangnya sembarangan. Kemudian dengan tiba-tiba, ia meremas milik Naruto yang masih terbungkus dengan boxer. Naruto menjerit kaget. Sebelum ia sempat menendang Sasuke menjauh, pria itu tiba-tiba menarik tubuhnya hingga menjadi posisi duduk. Begitu punggung Naruto disandarkan di dadanya, satu lengan Sasuke melingkar erat di pinggang pria manis itu, sementara tangannya yang lain menurunkan boxer Naruto hingga sebatas paha.

Rasanya Naruto tahu apa yang akan terjadi padanya setelah itu. Tangan kanan Sasuke meraih miliknya yang masih tertidur dan mulai meremas-remasnya. Kedua mata Naruto membelalak melihat hand job yang dilakukan Sasuke, sebelum ia berseru, "Berengsek! Cepat hentikan itu!" Persetan dengan tata krama terhadap tamu hotel yang dipelajarinya saat masa pelatihan. Kalau tamu hotel sudah melecehkannya sampai seperti ini, siapa yang tidak akan marah?

Sasuke tetap berpura-pura tuli meski mulut Naruto masih memakinya sekaligus menyumpahinya. Ia tetap tenang, karena Naruto bukan ibunya. Jadi, mana mungkin sumpah Naruto akan jadi kenyataan?

Pria manis itu akhirnya berhenti setelah lelah sendiri, seperti tadi. Kali ini ia memejamkan kedua matanya sambil menggigit bibir bawahnya kuat-kuat karena hand job Sasuke yang mulai menimbulkan gejolak aneh di tubuhnya. Sialan! Harusnya yang melakukan ini Hinata, pacarnya saat mereka menikah nanti, tapi kenapa malah yang melakukannya pria mesum di belakangnya ini?

Hinata, maafkan aku yang tidak bisa menjaga diri dan sudah ternodai oleh tangan lain, batin Naruto miris sambil berurai air mata dalam imajinatif. Oke, ini terlalu mendramatisir.

Kedua kaki Naruto mulai menendang-nendang sebagai bentuk pelampiasan. Tapi semenit berikutnya langsung berhenti begitu ia merasa sesuatu di dalam tubuhnya mulai menuju ke titik selatan tubuhnya. Sasuke menyeringai, menyadari tubuh di depannya mulai mengejang. Ia semakin menambah tempo kocokan tangannya di milik Naruto. Dan tepat sebelum Naruto mencapai klimaksnya, Sasuke tiba-tiba menghentikan gerakan tangannya. Mengakibatkan erangan frustasi bercampur kecewa keluar dari bibir Naruto.

Naruto mendesis. Merasakan sakit karena tidak bisa mengeluarkan apa yang sudah seharusnya dikeluarkan. Pria mesum itu sengaja membuatnya tidak bisa klimaks. Kedua matanya akhirnya terbuka dan menatap miliknya yang tampak memerah dengan cairan pendahuluan yang sudah mengalir keluar.

"Jika kau meminta dengan suara manis, akan kubantu kau mengeluarkannya," bisik Sasuke tepat di depan telinga. Naruto menggeram, merasa suara bisikkan itu terdengar mengejek di telinganya.

"Jangan harap aku akan melakukan apa maumu!" ketus Naruto.

Kedua alis Sasuke terangkat mendengar nada ketus itu. "Oh, baiklah kalau begitu," didorongnya kembali tubuh Naruto dan memutarnya menjadi tidur terlentang, "aku akan menyiksamu lagi sampai akhirnya kau tidak ada pilihan lain untuk memohon-mohon padaku."

Sasuke bangkit dari atas tempat tidur dan menuju lemari pakaian. Mengambil salah satu dasinya dari gantungan baju, sebelum kembali ke hadapan Naruto. Dengan seringaian licik di bibirnya, Sasuke duduk di atas kedua paha Naruto, dan mulai mengikat milik Naruto yang masih ereksi dengan dasi yang barusan diambilnya.

Naruto menarik nafas tercekat begitu ikatan dasi Sasuke di miliknya sedikit demi sedikit mulai menyiksanya. Ia tidak bisa klimaks jika begini caranya!

Setelah selesai mengikat milik Naruto, kali ini kedua tangan Sasuke menurunkan restleting jaket Naruto, dan menaikkan kaos hitam polos yang dipakai pria manis itu. Tubuh Sasuke mulai merendah untuk menindih tubuh di bawahnya.

Tanpa melepaskan kedua matanya dari Naruto, lidah Sasuke terjulur keluar, dan menjilat puting dada Naruto dari bawah ke atas. Tubuh Naruto seketika menegang seperti tersengat oleh listrik bertegangan tinggi. Sasuke menikmati reaksi itu dengan tawa kemenangan di dalam hatinya. Ia kembali melakukan hal itu, sebelum tiba-tiba menggigit area di sekitar dada Naruto hingga pria manis itu memekik kesakitan.

Bekas gigitan itu tampak jelas dan terlihat memerah. Setitik air mata menetes dari sudut mata Naruto tanpa bisa ia tahan. Akhirnya, Sasuke mulai menghisap dada Naruto seperti bayi yang menyusui. Dada Naruto yang belum dijamah olehnya terus dimainkannya dengan tangan kanannya yang bebas, karena tangan kirinya menahan kedua tangan Naruto di atas kepala pria manis itu.

Tubuh Naruto mengeliat gelisah karena lidah Sasuke yang sesekali menjilat puting dadanya hingga akhirnya menegang. Jejak saliva Sasuke tampak di puting dan sekitar dada Naruto, membuatnya terlihat berkilauan seperti mutiara merah muda. Puas dengan pekerjaannya di dada Naruto, Sasuke melepaskan diri sejenak, dan turun ke bawah. Setelah membentangkan kedua paha Naruto, ia mulai membuat tanda-tanda kemerahan kecil di pangkal paha pria manis itu. Sengaja membuatnya di daerah privat itu, agar bisa menyiksa tubuh Naruto.

Di tengah keasyikannya menyiksa tubuh Naruto, tiba-tiba bel kamarnya berbunyi. Awalnya Sasuke berniat mengabaikan, tapi begitu bel itu terus dibunyikan hingga membuatnya kesal mendengarnya, akhirnya Sasuke bangkit berdiri. Dengan langkah cepat ia menuju pintu dan membuka dengan kasar.

"Hai~"

Kekesalan Sasuke kembali tertelan begitu melihat seorang gadis manis berkuncir dua berdiri di depan pintu kamarnya. Tubuhnya lebih pendek dari Sasuke dan agak mungil dengan rambut yang berwarna kuning, seperti pria manis di dalam kamarnya itu.

"Siapa kau?"

Gadis manis itu berkedip dua kali, sebelum ia terkikik pelan. "Bukannya tadi Anda dan teman Anda yang memanggil Iruka nii dan aku ke hotel ini untuk melayani kalian masing-masing?"

Hening.

Sasuke menelan ludah diam-diam begitu akhirnya ia mengerti situasi. Ternyata, ia sudah salah paham. Jadi, berarti gadis manis di depannya ini— "Kau... Uzumaki Naruto?"

Gadis manis itu berkedip dua kali, "Aku Uzumaki Naruko, bukan Naruto."

Sasuke ternganga. Di depannya inilah dua orang yang tadi dibicarakannya bersama Kakashi. Kenapa bisa ada kebetulan begini? Jadi, Uzumaki Naruto yang di atas tempat tidurnya itu siapa? Kenapa bisa masuk ke dalam kamarnya?

"Halo? Halo?" Naruko menggerakkan tangannya ke kiri dan kanan begitu Sasuke tiba-tiba mematung di posisinya.

"Kau bisa kembali," Sasuke akhirnya berkata setengah terbata, "aku sudah tidak membutuhkan jasamu malam ini."

"Eh?" Naruko terkejut. "Kenapa?" tanyanya dengan wajah kecewa. Padahal jika melihat tubuh Sasuke yang hanya terbalut bathrobe putih itu ia sudah bisa menduga tubuh ini sempurna. Jarang sekali ia mendapat pria berbadan sixpack seperti Sasuke. "Apa satu juta yen itu terlalu tinggi? Kita bisa negosiasi nanti!"

Sasuke menggeleng. Bukan masalah itu, tapi ia sudah terlanjur melakukannya dengan Uzumaki Naruto yang ada di dalam kamarnya. Dan sepertinya ia sudah mulai menyukainya.

Sementara itu...

Naruto yang tidak bisa mendengar pembicaraan itu masih tidak bergerak di atas tempat tidur. Karena ia benar-benar tersiksa dengan ikatan Sasuke di miliknya. Tapi begitu ia sadar pria mesum itu sedang menemui seseorang, bibirnya akhirnya terbuka dan ia berseru dengan suara lemah, "To-Tolong... tolong aku..."

Sasuke nyaris terlonjak begitu ia mendengar suara Naruto. Naruko yang juga bisa mendengarnya langsung mengerut bingung.

"Suara itu... apa ada orang di kamar Anda?" tanya Naruko sambil melonggokkan kepalanya.

"Ah, itu hanya suara televisi!" jawab Sasuke cepat. "Kau bisa kembali. Maaf tidak jadi menggunakan jasamu malam ini." Kemudian setelah menggerakkan tangannya untuk mengusir, Sasuke langsung menutup pintu.

Naruko merengut, sebelum akhirnya berlalu pergi. Huh! Lagi-lagi hanya Iruka niisan yang dapat pelanggan!

Sasuke masih menarik nafas berulang-ulang kali dengan punggung yang bersandar di pintu, hingga kedua matanya tertuju pada tas Naruto yang tergeletak di lantai tak jauh dari posisinya. Ia membungkuk untuk mengambil tas hitam yang sudah terlihat sedikit lusuh itu dan menjatuhkan isinya di lantai. Ada sebuah buku, bolpein, ponsel, dan dompet. Sasuke membuka dompet itu dan mengambil kartu tanda pengenal Naruto. Pria manis itu memang benar bernama Uzumaki Naruto, masih berumur 19 tahun, dan masih berkuliah—begitu Sasuke melihat ada sebuah kartu mahasiswa.

Dengan satu tangan yang masih memegang kartu tanda pengenal pria manis itu, Sasuke akhirnya kembali berjalan. Naruto masih merintih dengan tubuh mengeliat pelan begitu ia melewati tempat tidur. Pria manis itu menatapnya dengan sorot mata yang tidak bisa didefinisikan. Sasuke langsung membuang wajahnya ke arah lain sambil terus berjalan menuju sofa panjang. Ia menghempaskan pantatnya di sana, dan membuka tutup botol Whisky di atas meja, sebelum menuangkannya ke dalam gelas.

Sambil menenggak minuman beralkohol itu, kedua matanya tidak berpindah dari Naruto. Perang batin terjadi di dalam pikirannya.

"Kasihan dia. Cepat lepaskan dan minta maaf karena kau sudah salah orang." Sisi malaikatnya berbisik dengan background suara-suara dari surga.

"Jangan dengarkan dia! Bukannya pria manis itu tipe idealmu, kan? Sudah, lanjutkan saja sampai selesai!" Kali ini sisi iblisnya yang berbisik dengan background suara-suara dari neraka.

Sasuke mulai tergiur dengan bisikan sisi iblisnya. Benar juga. Lagipula sudah kepalang basah. Lebih baik dilakukan saja sampai tuntas.

Dengan kabut nafsu yang sudah menutup matanya, Sasuke akhirnya beranjak dari sofa dengan satu tangan yang memegang botol Whisky. Ia merangkak naik ke atas tempat tidur dengan tatapan waspada Naruto.

"Kau juga mau minum ini?" tawar Sasuke sambil menggerakkan botol di tangannya. Naruto mengernyit, berniat menolak, namun Sasuke tiba-tiba memegang dagunya dan mendekatkan bibir botol itu ke dalam mulutnya.

Pria manis itu membelalak. Minuman itu mengalir turun ke dalam tenggorokannya, hingga membuatnya beberapa kali tersedak. Yang tidak tertampung di dalam mulutnya bahkan mengalir dari sudut bibirnya hingga ke leher. Sasuke baru mengangkat botol itu dari mulut Naruto begitu sudah setengah.

Mendadak Naruto merasa dunia di sekitarnya berputar dengan cepat, sebelum tubuhnya tiba-tiba menjadi ringan, dan ia sudah tidak bisa berpikir dengan jernih lagi. Ia mulai tertawa-tawa tanpa alasan. Menunjukkan tanda-tanda kalau ia sudah mabuk parah.

Sasuke menyeringai melihat perubahan pria manis itu. Setelah menenggak sekali botol minuman beralkohol itu dan meletakkannya di atas meja nakas, ia kembali ke hadapan Naruto. Dilepaskannya dasi yang mengikat kedua tangan pria manis itu. Bekas ikatan di kedua pergelangan tangan itu membuat Sasuke sempat tertegun, sebelum dikecupnya beberapa kali.

"Ngh—lepaskan juga yang di bawah..." pinta Naruto dengan suara manja tanpa sadar. Sasuke mengerjapkan kedua matanya, suara manja Naruto benar-benar sangat manis di telinganya.

"Baiklah, Manis." Setelah mengecup punggung tangan Naruto, ia mulai melepaskan dasi yang mengikat milik pria manis itu.

Naruto masih tertawa-tawa tanpa alasan begitu Sasuke sudah melepaskan ikatan di miliknya. Ia bahkan tidak melawan begitu Sasuke melepaskan jaket dan kaos yang dipakainya, hingga tubuhnya sudah tidak tertutup sehelai benangpun. Sasuke menjilat bibir bawahnya tanpa sadar melihat tubuh di bawah tindihannya. Malam ini, ia akan menikmati tubuh Naruto sampai puas.

.

.

Pagi itu, Naruto terbangun dengan kepalanya yang terasa sakit. Baru saja ia akan menyingkap selimut, tapi begitu merasa pinggangnya dipeluk seseorang dari belakang, seketika tubuhnya mematung. Dengan gerakan slow motion ia menoleh ke belakang dan terperanjat begitu melihat wajah Sasuke. Pria mesum semalam yang nyaris memerkosanya!

"GYAAAAA...!" Teriakan histeris Naruto jelas saja membuat Sasuke terbangun. Naruto melepaskan diri dari Sasuke, dan menggulingkan tubuhnya ke pinggir tempat tidur. Namun, baru saja ia berdiri, kedua kakinya seolah tak bertulang dan ia jatuh terduduk di lantai.

Naruto meringis merasakan nyeri luar biasa dari pinggang sampai selangkangannya. Apalagi, ditambah dengan kepalanya yang berdenyut-denyut sakit akibat hangover. Wajahnya berubah pucat begitu gambar-gambar kejadian semalam memenuhi tempurung kepalanya. Tubuhnya yang telanjang sekarang dan sakit yang dirasakannya. Jangan bilang kalau ia benar-benar diperkosa pria mesum itu?!

"Perlu bantuan, Manis?" Sasuke terkekeh begitu melihat Naruto yang masih berusaha berdiri dengan bertopang pada meja nakas. Pria manis itu menoleh dan mendelik.

"Kau... apa yang kau lakukan padaku semalam? Kenapa aku tidak bisa ingat hal yang lain setelah kau memberiku minuman beralkohol itu?!" desisnya.

Sasuke terkekeh geli. Dengan tiba-tiba ia menyingkap selimut yang menutupi tubuh telanjangnya. Naruto langsung menjerit ngeri sambil membuang muka ke arah lain.

"Memangnya apalagi yang akan terjadi?" Kedua alis Sasuke terangkat, "Kita berdua. Di atas tempat tidur. Sama-sama telanjang. Kau sudah bisa mengambil kesimpulan, kan?"

"Tidak," kedua mata Naruto melotot horor, dan refleks ia menangkup kedua pipinya dengan tangannya, "tidak mungkiiin! Kau benar-benar memerkosaku?!"

Sasuke memasang wajah pura-pura berpikir, "Tapi semalam kau juga suka saat aku melakukannya. Jadi, mana mungkin itu termasuk pemerkosaan. Apalagi...," Sasuke menyeringai, "kau benar-benar manja dan patuh semalam, Manis."

Naruto tercengang. Ia pasti salah dengar, kan? Mana mungkin ia bertingkah seperti itu di depan pria mesum itu!

"Kau... akan kulaporkan kau pada polisi sekarang juga!" serunya. Kemudian ia mulai merangkak untuk mengambil pakaiannya yang berceceran di lantai sambil meringis. "Dan, akan kupastikan. Kau membusuk di dalam penjara!"

Sasuke tergelak. "Oh, ya?" Satu alisnya terangkat sarkatis, "Bagaimana kalau aku yang membalik keadaan dan membuatmu seperti itu? Kau tidak kenal siapa aku?"

"Aku tidak peduli siapa kau!" tandas Naruto.

"Begitu, ya..." Sasuke mengangguk-angguk. Kemudian mengambil ponselnya di atas meja nakas dan mencari sesuatu. "Bagaimana kalau misalnya video ini beredar di youtube, ya?" Ditunjukkannya video yang direkamnya semalam ke arah Naruto.

Naruto mematung. Kedua matanya nyaris keluar dan mulutnya ternganga lebar-lebar. Oh, my God! Itu video panasnya bersama pria mesum itu!

Bibir Sasuke tersenyum lembut, tetapi Naruto bisa melihat dalam imajinatif kalau di belakang punggung Sasuke ada aura iblis yang tertawa penuh kemenangan.

"Jadi...," Sasuke bergerak bangun dari posisi tidurnya, "jika kau bersedia melayaniku setiap malam, dengan senang hati aku tidak akan menyebarkan videomu ini, Manis."

Naruto menundukkan wajahnya. Gigi-giginya yang terkatup menggeretak, dan ia akhirnya mengangkat wajahnya. "Jangan harap! Kau benar-benar—BERENGSEK!"

Dengan wajah murka, Naruto berlalu dari hadapan Sasuke. Langkahnya berhenti begitu melihat barang-barang dari dalam tasnya berceceran di lantai. Ia membungkuk dan cepat-cepat memasukkannya ke dalam tasnya, kemudian keluar dari dalam kamar itu.

"Jadi itu jawabanmu?" Sasuke berkata begitu mendengar pintu dibanting Naruto dengan keras, "Baiklah, akan kubuat kau bertekuk lutut padaku, Uzumaki Naruto."

.

.

.


Selesai


Jeanne's notes:

Saya benar-benar berterima kasih atas sambutan baik kalian di fic SasuNaru pertama saya, yg dulu saya publish di FNI ini dengan judul 'Puppet Master'. Sama seperti fic pertama itu, fic ini juga remake dari salah satu RPF saya di wp, tetapi jika di wp saya berani mempublikasikannya dengan memakai MA-rated (yg mengumbarkan adegan seks ekplisit tanpa disensor), di FNI ini saya hanya berani memakai M-rated. Ya, saya memotong adegan seks eksplisitnya, dan mengubahnya sedikit implisit.

Dari banyaknya review yg masuk di fic Puppet Master itu, saya melihat banyak yg meminta sekuelnya. Tapi maaf, saya nggak akan membuat kelanjutannya, karena memang hanya sampai di ending itulah nasib Naruto. Saya memang suka membuat fanfiksi cliff hanger; ending-nya menggantung, ending-nya bikin greget, dll.

Terima kasih bagi kalian yg sudah meninggalkan apresiasi di fic pertama saya yg berjudul 'Puppet Master' dengan pairing SasuNaru di FNI ini. Berikut ini saya akan membalas review kalian:

Yuzuru Nao; ya, saya memang dari Fandom Bleach Indonesia. Saya nggak nyangka akan dikenal oleh kmu. Fic 'Puppet Master' itu nggak akan saya buat kelanjutannya, karena memang hanya sampai di ending itulah nasib Naruto. :)

gheedcrazyhybrid; terima kasih. Syukurlah kalau feel horor yg saya buat di fic itu kerasa. :)

Vianycka Hime; ya, saya akan membuat fic seperti itu jika mendapat ide lagi. Salam kenal juga. :)

Ineedtohateyou; terima kasih sudah menyukai cerita saya. Ending-nya memang sengaja dibuat greget. :)

7D; iya, ini hanya fokus pada SasuNaru saja. Yg lainnya hanya cameo. :)

Himawari Wia; terima kasih. :)

versetta; terima kasih. Adegan romantisnya memang dibuat minim, karena fokusnya ke horor, sih. :)

Yukayu Zuki; terima kasih. Ya, saya pasti akan membuat lagi fic SasuNaru di FNI ini. :)

hanahime115; terima kasih. Tunggu saja karya saya yg selanjutnya di FNI ini. :)

AnnonymousCrack; saya senang sekali membaca review dari kmu. Itu artinya kmu membaca fic saya dengan baik. Komik yg menginspirasi saya di fic itu bisa kmu searching di google, pasti ketemu. Salam kenal juga. :)

aurantii13; ya, fic itu memang remake di RPF saya di wp. Begitu juga dengan fic ini. Oke. Tunggu saya karya2 fanfiksi saya yg lain di FNI ini. :)

aorenji; review dari kmu juga bikin saya merinding(?), soalnya hanya satu kata. :3

aryaahee; saya kaget ternyata kmu kenal saya, tapi... saya malah nggak kenal kmu. Biarlah hanya jadi misteri kenapa Sasuke ngejar Naruto di fic itu. Iya, fic itu remake dari RPF di wp saya (yg dulunya dibuat privat), tapi sekarang sudah saya buka untuk publik. :)

Clein cassie; terima kasih. Fic 'Puppet Master' itu nggak akan saya buat kelanjutannya, karena memang hanya sampai di ending itulah nasib Naruto. :)

RaFa LLight S.N; maaf, klo ending-nya menggantung. Saya sengaja membuatnya seperti itu. Tapi terima kasih sudah meninggalkan review. :)

FayRin Setsuna D Fluorite; oh, ya? Klo boleh tau film horor apa itu? :3

Kuraki Shuiha; saya nggak akan membuat sekuelnya. Karena memang hanya sampai di ending itulah nasib Naruto. :)

ukkychan; nasib Naruto sepertinya hanya akan menjadi misteri(?).

Shuren RedruM; terima kasih. :)

K. Kaitou; Fic 'Puppet Master' itu nggak akan saya buat kelanjutannya, karena memang hanya sampai di ending itulah nasib Naruto. Meski kmu bilang review kmu nggak berbobot, tapi saya senang membacanya. :)

Sagitarius Red; semuanya sengaja saya buat menjadi misteri. Kmu bisa berimajinasi sendiri dengan nasib Naruto di fic itu. :)

Arum Junnie; oh, ya? Saya belum pernah nonton film itu. Apa judulnya? :)

Shiroi.144; terima kasih. :)

HanRa721; semuanya sengaja saya buat menjadi misteri, dan nggak akan saya buat sekuelnya. :)

AQua Schiffer; kmu mengenal saya, tapi saya nggak mengenal kmu. Ini juga baru kedua kalinya saya mampir di FNI menitipkan fic SasuNaru kedua. Semuanya sengaja saya buat menjadi misteri, makanya kmu bisa berimajinasi dengan apa yg akan terjadi di fic itu. Terima kasih atas sambutannya, saya pasti akan betah berada di FNI ini jika ada reviewer seperti kmu. :)

Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada kalian yg sudah meninggalkan apresiasi. Dan sambutan baik kalian untuk saya membuat karya2 lainnya di FNI ini. ^^