Tanpa Summary.

Genre: Mistery, Drama.

Pair NaruSaku, mungkin? Hehehe.

For Guest

Bar tender…

Derap langkah kaki menggema di dinding lorong, seorang wanita berumur 22 tahun terlihat berjalan di lorong sepi itu. tidak ada siapapun di sana, dengan mengantungkan tas merah di pergelangan tangan, ia terus melangkah maju. Menuju ke tempat tersembunyi di dalam lorong gelap, sebuah pintu berkaca telah menunggunya. Di celah-celah kaca itu menyala sebuah lampu yang cukup terang. Dan ia masuk ke tempat itu, di mana nuansa baru telah menyambut kedatangannya, keheningan dan kesepian bercampur menjadi satu.

Suara yang dihasilkan dari sepatu hells nya, membuat bar tender menoleh ke asal bunyi suara itu.

"Selamat datang, di bar malam. Ada yang bisa saya bantu?"

"Bar malam? Nama apa itu? bukankah semua bar selalu buka pada jam-jam seperti ini." Wanita bersurai pink itu duduk di sebuah kursi dengan permukaan bulat sambil meletakkan tangannya ke muka meja.

"Memang namanya seperti itu desu."

"Aku tidak peduli, memangnya apa yang special dari nama itu?" wajah wanita itu menimbulkan rona merah, sepertinya ia tidak dalam keadaan yang baik sekarang.

"Apakah nona sudah mabuk?"

"Ehh!? Aku tidak mabuk! Enak saja, barusan pacarku memutuskanku."

"Pasti itu masalahnya. Aku sarankan nona cepat pulang ke rumah."

Wanita itu terdiam. Lalu ia memutar bola mata aquamarine miliknya, ke sudut-sudut tempat tersebut, dilihatnya pemandangan yang menjijikkan, meja-meja tumpah ruah berantakan, kursi-kursi tidak tertata rapi dan banyak tikus yang mondar-mandir ke sana ke sini.

"Kenapa dengan tempat ini!"

"Maafkan saya. Pasti anda sangat tidak nyaman dengan suasana ini."

"Tentu saja. Ukhh-ukhh" wanita itu masih mabuk. Pandangannya samar-samar, untuk memandang bar tender di depannya pun ia tidak mampu.

"Jadi? kenapa anda bisa sampai ke tempat ini?" tanya bar tender itu sopan.

"Aku tidak tahu. tiba-tiba saja, aku datang ke tempat ini, baru saja aku pulang kerja, dan jam berapa ini?"

"Maafkan saya. Saya tidak mengerti maksud anda, anda berbicara terburu-buru, anda menanyakan jam? Sekarang jam 01:00 dini hari.."

"Oh? Kenapa tempat ini sangat sepi?"

"Anda bisa melihat sendiri kan?" tender bar itu tersenyum sopan. ia masih berdiri di tempat yang sama sambil memperhatikan Sakura yang masih tak sadarkan diri sepenuhnya. wanita itu meletakkan kepalanya di permukaan meja bar.

"Tau ah! Aku mau tidur, jangan ganggu aku ya!"

"Maafkan saya. Anda tidak boleh tidur di sini."

"Kenapa? Meja ini tempat tidur yang paling nyaman,"

"Itu sudah peraturan bar malam, jadi mohon patuhi peraturan itu, Nona."

"Jika begitu baiklah, oh ya- aku mau minum lagi, buatkan aku segelas bir terbaik di bar ini ya?"

"Baiklah, tunggu sebentar." pria itu berjalan mencari-cari sebuah botol whisky yang masih segar di rak khusus whisky. Tertera di label botol, bertuliskan whisky grape. Lalu ia berjalan lagi tapi ke sisi lainnya, guna mengambil cangkir kecil dan alat kocok. Lalu ia berdiri di tengah, tepat di hadapan wanita tadi sambil mencampur minuman dengan takaran pas, dan mengocoknya seperti bar tender professional.

Secangkir whisky ala bar tender itu, telah tersaji di depan wanita tersebut. Aroma whisky yang sangat khas menggunggah daya tarik bagi siapapun yang menghirup aroma itu, perlahan wanita itu bangkit dari meja, lalu menengguk minuman beberapa mili itu secara cepat.

"Ini terlalu lezat untukku, bisakah kau buatkan ini lagi?"

"Dengan senang hati." Dan hal sama terulang kembali, pria berambut kuning itu mengocok-ngocok benda tabung berisikan whisky dan menuangkan minuman yang berada di dalamnya.

"Slruupp, ahh- ini yang terbaik!"

Penjaga bar itu tersenyum tipis.

"Jika anda suka, saya senang desu."

"Namamu siapa pria berambut kuning, jelek!?"

"Jelek? Namaku Uzumaki Naruto. dan saya tidak jelek."

"Ohh, Uzumaki Naruto kah? bisa tambah lagi?"

"Baiklah,"

Dan setelah itu. tanpa disadari Sakura telah menghabiskan 10 cangkir kecil whisky, dan sepertinya dia sudah mabuk berat, sampai tidak dapat mengenali dirinya sendiri. matanya sayu-sayu memandang bar tender yang mulai samar-samar. Lalu ia mengigau sesuatu yang tidak jelas.

"Betapa hancurnya aku ketika dia meninggalkanku sendiri? pria itu tidak pernah berubah sampai sekarang ya! Wajah arogan, selalu tak peduli, beranggapan aku tidak ada artinya baginya."

"Nona?"

"Kenapa banyak sekali orang yang mencintainya? Bahkan aku juga? Aku sangat bodoh sampai, aku tidak bisa berhenti memikirkannya, jadi siapa yang bodoh aku apa dia !"

"Nona?"

"Tapi kenapa aku tidak bisa melupakannya? Kenapa? dia meninggalkanku begitu saja. Dan dia tidak mengatakan sepatah atau dua patah kata pun terhadapku, sebenarnya apa maunya?"

"Nona? Sadarlah."

Dari tadi, kedua tangannya sengaja ia letakkan di atas meja untuk menyangga wajahnya agar tak tersentuh dinginnya meja berbahan kayu itu. matanya telah terpejam, namun bibirnya tidak henti-hentinya bergerak, mengigau tentang kekasihnya yang meninggalkan dirinya.

"Nona? Bangunlah."

Pria berambut kuning itu menggerak-gerakan bahu Sakura, agar dia cepat bangun dari tidurnya. Lalu setelah cukup lama, ia terbangun namun dalam keadaan yang sudah setengah tersadar.

"Syukurlah anda sudah bangun. -Nona? Saya mengerti perasaan anda, ditinggalkan oleh orang yang sangat kita sayangi itu benar-benar menyakitkan, apalagi jika anda yang meninggalkan orang yang anda cintai?"

"Apa maksudmu?"

"Baiklah dengarkan baik-baik saran saya ini, saya tidak akan memasang tarif untuk saran kali ini, karena saya sangat senang, ada yang berkunjung di sini."

"Saya pernah mencintai seseorang, dan dia juga sepertinya sangat menyanyangi saya. Tapi takdir berkata lain.."

Sakura terdiam.

"Aku tidak mengerti.."

"Anda akan mengerti, cepat atau lambat, jadi cepatlah sadar…"

Hari berikutnya. Sakura terbangun di tempat yang tak terduga. Dentuman jarum jam terdengar pelan, burung-burung berkicau, dan sang matahari telah menampakkan dirinya. sinarnya masuk dari sela-sela ventilasi kamar Sakura, ranjang yang telah terbalut selimut putih yang sebelumnya menutupi seluruh tubuhnya telah berantakan tersapu oleh gerak-geriknya sendiri.

"Oh ya. Pria kemarin sangat menarik sekali ya, meskipun aku lupa namanya, baiklah sehabis pulang kerja nanti, aku akan ke sana lagi." Wanita bersuarai pink itu beranjak dari ranjang, dan bersiap-siap untuk bekerja kembali.

Beberapa jam telah berlalu, dan kini jarum jam menunjukkan angka 23.00. ia kembali ke bar malam yang kemarin ia kunjungi. Tap-tap-tap suara langkah kaki terdengar memantul di dinding lorong menuju bar. Wanita itu pun melihat pintu yang kemarin ia lihat. Betapa terkejutnya ketika ia masuk, di tempat itu. semua hal yang dilihatnya kemarin, berubah derastis. Tempat itu menjadi rapi dan bersih, dan beberapa orang terlihat asyik di tempat itu untuk menghabiskan waktu malam mereka.

Sakura langsung berjalan menuju bar tender yang sudah berdiri di posisinya.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu, Nona?"

"Ehh? Kau bukan yang kemarin ya?"

"Kemarin? Maaf, mungkin anda salah. Karena kemarin bar ini tutup."

"Tutup!? Bagaimana bisa? Aku kemarin minum di sini bersama bar tender berambut kuning." Ujar Sakura tak percaya.

"Rambut kuning?"

"Iya namanya siapa ya? Namanya? Namanya? Oh ya. Namanya Uzumaki Naruto."

"Uzumaki N-naruto? -tidak mungkin." penjaga bar itu terkaget. terpampang jelas di raut wajahnya.

"Memangnya ada apa dengannya?"

"Sebenarnya bar tender itu sudah mati 1 bulan yang lalu akibat bar ini mengalami kebakaran, mungkin saja itu adalah penampakkan beliau."

"Dia sudah mati. katamu?" Keringat takut mulai mengucur dari sela-sela kulit Sakura. Matanya bergetar seakan-akan tidak percaya dengan semua itu…. akan tetapi… dia mengingat saran tanpa tarif yang ia berikan kepadanya. "Jadi ini maksudnya kah?"

Mati meninggalkan orang yang anda cintai itu, benar-benar menyakitkan desu.

Selesai.

Maaf ya ceritanya gaje... hehe xD

ini termasuk misteri kan kan? baiklah ada yang mau request fict lagi? silahkan pm... thanks for your attention.. ^^