Sekuel : Find Me - Wonkyu

Chap. 2 Save him

~LynCliff~

Disclaimer : Wonkyu isn't mine, but this story is mine

-Kesamaan cerita hanya kebetulan, ide murni keluar dari kepala author-

Cast :

Choi Siwon

Cho Kyuhyun

Other

Genre : Humor, Action –for chap 2-, some Supranatural

Rate : T -M

Warning : Author nubi, OOC, BL, YAOI, AU, Alur kecepetan, Minim kosa kata korea, Typo dan Miss Typo bertebaran. Author maksa. Efek terlalu banyak ngegame juga banyak nonton anime. MASOKISME, dkit ntar. Belum di ReRead. Author ngebut dari pada UTS kepikiran utang Fanfic :3

A/N : Cari dulu song "Sword Art Online Music Extended - Luminous Sword" dijamin ngefeel :3 -buat battle scenenya ntar-

Happy Reading ^^

.

12.00

Kyu masuk ke dalam kamarnya, penasaran dengan kedip cahaya yang berasal dari televisi. Televisi itu memutar sebuah film action. Kyu mematikan televisi itu. Dia sudah tau kalau yang menyalakan televisi itu pasti orang lain yang tinggal bersamanya. Orang yang sekarang sedang tidur pulas dengan baju sama seperti siang tadi. Untuk yang ini Siwon memang belum mandi. Wonnie hyungnya itu ketiduran di kursi hanya karena nonton film?

Moment lucu. Kyu ingin sekali mencubiti seluruh wajah Siwon saat pria itu tertidur. Lucu, namun masih menampakkan kesan seksi dan jantan. Kyu menarik jaketnya sendiri yang tergeletak di ujung tempat tidur. Menyelimuti tubuh Siwon dengan jaket itu.

Sreet..

"Kenapa tidur di sini, Wonnie?"

Mata pria tampan itu berkedip. Menyesuaikan resolusi dan intensitas cahaya yang masuk ke matanya. Dia menemukan Kyu di sampingnya. Dengan setumpuk kertas, entah apa itu. Kyu berlalu, naik ke tempat tidur. Dia tersenyum sendiri membaca satu persatu kertas. Siwon mengucek matanya, lalu menatap Kyu penuh tanya.

"Hanya program besok." Kata Kyu. Pria imut itu mengambil streples yang terletak di nightstand mereka, menyatukan kertas – kertas itu dengan senyum yang sama lebarnya. "Sepertinya kau sedang berbunga, Kyunnie. Apa yang terjadi?" Tanya Siwon. Dia mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Kyu. Tidak ada respon, Siwon menguap. Dia berjalan mendekati Kyu. Lalu memeluk pasangannya itu dari belakang. Menenggelamkan hidungnya pada tengkuk Kyu. Kyu menggeliat geli. Kertas yang dia pegang sobek.

"Ups. Apa aku merusaknya?" tanya Siwon. Dalam hati dia menyeringai senang, dengan begini Kyu hanya akan melihatnya.

"Tidak. Masih ada salinannya di komputer itu."

Kyu memegang pipi Siwon, mengelusnya pelan. "Kenapa kau tertidur di kursi, Wonnie? Ini sudah malam."

"Aku tidak bisa tidur."

Kyu terkekeh. Dia berbalik, lalu duduk pada pangkuan Siwon. Merangkulkan tangannya pada leher Siwon, menatap pria itu intens. "Apa kau mimpi buruk?"

Siwon menggeleng. "Hanya kepikiran."

"Apa?"

Siwon meninggikan pantat Kyuhyun. Mengunci kaki jenjang Kyu ke pinggangnya, dia menindih Kyu. "Aku merasa aneh. Apa jaman sudah berubah, kyunnie? Seingatku..aku dikutuk olehmu, lalu diasingkan dan.."

"Ssst.." Kyu menempelkan jari telunjuknya di mulut Siwon. "Memang. Maafkan aku yag terlalu lama menemuimu. Jaman sekarang sekitar 20 abad dari jaman terakhir kita bertemu. Aku salut padamu, tubuhmu masih utuh, Wonnie."

Siwon mencoba memasukkan pernyataan itu ke otaknya. Pantas semuanya berbeda. Jalanan yang dulunya tanah, kiri-kanan berdiri toko atau tenda para pedagang. Kendaraan masih dengan kuda. Baju saja masih dari kulit binatang untuk kalangan atas. Sekarang? Jalanan licin, hitam, mengkilat. Sejauh memandang hanya gedungg-gedung pencakar langit. Alat transportasi sudah berubah menjadi kotak, keras, dan cepat. Orang-orang kalangan atas mengenakan kemeja atau jas. Setidaknya itu yang bisa Siwon simpulkan. Banyak kata dan istilah yang dia tidak ketahui.

Selain terserempet, hal yang paling menarik menurut Siwon adalah ponsel. Kau bisa berbicara dengan orang lain hanya dengan sebuah benda kotak? Menurut Siwon itu sihir.

Melihat pasangannya diam dan menunduk, Kyu menarik dagu Siwon. Membuat pria tampan itu harus menatap Kyu.

"Tenang saja. Tidak ada yang salah denganmu. Kau akan belajar cepat. Orang sepertimu banyak dicari. Kau akan terbiasa, hyungie."

"Tanpa ada raja, pasukan atau.."

"Mereka ada. Aku sering menyebutnya orang-orang militer."

"Lalu kenapa aku tidak ikut?"

Kyu terkekeh, "Pemilihan seorang jendral atau pemimpin, itu tidak sembarang pilih. Bukan lewat sayembara unjuk kekuatan. Tapi gelar, pendidikan, dan keuangan itu yang dipertimbangkan." Kata Kyu. Entah kenapa dia seperti sedang mengajari seorang anak kecil.

"Wonnie, sekarang kau bukan Choi Siwon yang memimpin pasukan elit, atau Choi Siwon yang menjadi pengawal pangeran Cho Kyuhyun. Kau hanya hyungie seorang Cho Kyuhyun. Pemilik hati dari Cho Kyuhyun." Kyu menyimpulkan. Siwon tersenyum mengiyakan. Dia mencium pipi Kyu sebentar sebelum berguling ke samping lalu memeluk Kyu erat. Menjadikan BabyKyu sebagai guling.

"Selamat tidur, Wonnie."

"Selamat tidur, Kyunnie."

.

Kau hanya hyungie seorang Cho Kyuhyun. Pemilik hati dari Cho Kyuhyun.

11.00

KRIIIIIIIING

BRUK

Siwon jatuh dengan tidak elit. Kepala ada di bawah tempat tidur. Pria itu meraba-raba nightstand di belakangnya. Dia menemukan sebuah benda bulat telur yang berbunyi. –ini alarm baru, alarm yang kemarin hancur karena Siwon- Dia mengangkat tangannya, siap menghancurkan benda itu lagi. Tapi niatnya diurungkan. Mengingat wajah Kyu kemarin sudah membuatnya tidak enak. Dia hanya memencet tombol yang menghentikan bunyi alarm itu.

Masih dengan tubuh half nakednya, Siwon memasuki kamar mandi. Menghidupkan Shower seeeee-kecil mungkin, atau Kyu akan datang dengan menggedor-gedor pintu. Tidak ada yang mencurigakan selama 5 menit terakhir. Siwon asik dengan kaos putihnya dan jeans. Sepertinya pria itu akan semakin tampan jika menggunakan sepatu atau alas kaki yang sedang trend. Kyu, dia lupa mengatakan itu.

"Apa kau masih sibuk Kyunnie? Bukankah kita akan jalan-jalan lagi? Aku masih ingin tau banyak soal korea di masa ini." Gumam Siwon sendiri. Sunyi. Tidak ada yang menjawab. Siwon membuka pintu menuju balkon tempat tadi malam Kyu mengetik semua tugasnya. Mencari selulet sososk babyKyunya. Tidak ada.

Siwon berlari ke dapur. Berharap menemukan sosok Kyu di sana sedang memasak. Pria itu hanya menemukan dapur yang kosong.

Kemana Kyunnienya?

Di tempat cuci piring ada satu sendok yang belum di cuci. Itu seperti bekas membuat sebuah adonan tepung. Sebelumnya Kyu pasti memasak, pikir Siwon. Pria itu menghampiri meja makan. Ada sebuah makanan, bentuknya bundar, bertumpuk, lalu ada cairan kuningnya dan sedikit krim putih. Siwon mengoleskan jarinya di sana. Manis. Yang kuning tidak salah lagi madu. Tapi yang putih, Siwon tidak ambil pusing, pria itu langsung mengambil pancake dengan tangan. Mengunyah beberapa kali. Satu kata untuk makanan Kyunnie yang satu ini, enak. Pancake itu habis dalam hitungan detik.

Saat Siwon akan membereskan piringnya, secarik kertas jatuh dari bawah piring. Siwon mengambil kertas itu, membacanya sekilas. –disurat ini Kyu nulisnya pakai kuas, karena Won gak bisa baca hangul selain dari kuas-

"Aku pergi ke kantor redaksi. Apa kau sudah makan? Enak apa tidak? Haha, jangan cemaskan aku Wonnie. Aku aman. Di sini sangat menyenangkan. Aku akan segera kembali."

Oh, Kyu bekerja. Pagi sekali, batin Siwon. Pria itu menguap malas. Kaki jenjangnya membawa pria itu ke kamar mereka. Pria itu kembali menyalakan televisi. Acara lawakan lokal. Untuk mengisi kebosanannya, Siwon berinisiatif mencoba beberapa barang Kyuhyun. Di pojok kamar ada sebuah benda kotak. Siwon sadar kalau bau apel segar di ruangan ini berasal dari benda itu. Anehnya, benda itu bisa menyemprotkan air wangi itu sendiri. Apa itu juga karena listrik? Batin Siwon mengingat ajaran Kyu. Ya, bagi Siwon listrik itu sihir. Dia ingin melihat itu, namun Kyu melarangnya.

Benda kotak wangi itu punya sensor, Siwon menyimpulkan ketika dia melihat sinar merah yang berkedip di dalam benda itu. Pria itu mendekati jendela, mengamati Seoul yang panas. Orang yang sibuk berjalan dengan sebuah benda di telinga. Gedung-gedung di sekitar apartemen mereka menunjukkan kegagahannya. Jaraknya seperti satu lompatan. Ingin sekali Siwon melompati gedung-gedung itu. Sekali lagi dia ingat dengan pesan Kyu yang melarangnya bertingkah aneh. Makannya sekarang Siwon mengamati orang-orang di bawah sana. Normal. Hanya berjalan, berpakaian sama sepertinya, tidak membawa pedang atau berkuda. Jaman sudah berubah Won.

Siwon memutuskan untuk tidur. Tidak ada Kyu tidak asik. Dia saja yang kesiangan. Andai dia bangun lebih pagi mungkin dia bisa memakan pancake bersama Kyu, atau menjahili kekasihnya itu sebelum berangkat. Acara lawakan berubah menjadi berita. Siwon mengubah posisi tidurnya menjadi bersandar. Pria itu menggerakan punggung tidak enak. Ada yang mengganjal. Siwon mengambil benda itu. Ponsel.

Ini bukan ponsel baru Kyu. Lalu punya siapa?

Siwon iseng, dia memencet tombol hijau di pojok kiri ponsel. Sebuah nomor tersambung dengan ponselnya. Di sana tertulis, "Kyunnie." Siwon girang bukan kepalang. Apa Kyu yang membuat pengaturan ini? Siwon sudah senang karena hari-harinya tidak akan bosan dengan ponsel ini. Setidaknya sekarang dia bisa mendengar suara Kyu. Dia sangat merindukkan Kyu.

Hatinya berdebar. Membayangkan Kyu sendiri yang mengangkat panggilannya sudah membuat Won melayang. Ya ya, dia tidak akan bosan.

"Y-Yeobseo?"

Sebuah suara serak milik Kyu membuka percakapan.

"Kyunnie? Kau kah itu? Kenapa suaramu serak? Apa yang terjadi?"

"Tidak ada apa-apa Wonnie. Ini hanya masalah wak-ARGH!"

Siwon cemas. Tadi dia mendengar Kyu berteriak, bersamaan dengan bunyi cambuk. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Kyunnie! Kyunnie! Apa yang terjadi?"

"Hei bocah, apa kau saudara dari reporter manis ini? Sayang sekali, aku sudah tertarik dengan dia. Aku tidak akan melepasnya. Bilanng pada pacarnya, keluarganya, bahwa reporter ini milikku. Cho Kyuhyun milikku."

Tuuutt...

"Cho Kyuhyun milikku."

Ponsel jatuh. Siwon masih diam. Amarah menguasai pria tampan itu. Dia mengeraskan kepalannya. Kyuhyun hanya miliknya. Sejak dulu, kyuhyun hanya miliknya. Dan jika ada orang lain yang mengklaim Kyu sebagai 'miliknya', berarti orang itu sedang mencari mati dengannya. Siwon menghembuskan nafas cepat. Gejolaknya untuk segera menemui orang itu sudah sampai ubun-ubun. Siwon sudah seperti banteng yang akan dilepas ke sebuah arena matador. Siwon meraih kemeja hitam di ujung meja rias, lalu memakainya dengan sedikit tergesa sambil berjalan keluar. Siwon keluar untuk menyelematkan Kyu hanya dengan instingnya. Tapi itu tidak akan mudah, jaman sudah berubah, Won.

BRUK

Seseorang menabrak Siwon saat pria itu berbelok menuju tangga. Orang itu hampir menyamati tingginya, menggunakan kaos santai warna coklat dan celana selutut coklat. Topi pria itu jatuh, Siwon mengambilkan. "Ini milikmu?"

"Ah iya terima kasih." Balas orang itu. Lalu membiarkan Siwon berlalu menuruni tangga. Dia melanjutkan larinya, kamar Kyuhyun. Mencari siapa saja yang bisa menyelamatkan Kyuhyun.

"Eh?"

Seperti tersadar akan sesuatu, pria berbaju coklat itu kembali menengok ke arah Siwon. Bukannya tadi pria berbaju hitam itu habis keluar dari kamar Kyuhyun? Apa pria itu pencuri? Sehun dengan segera, menyusul Siwo secepat mungkin. Di tengah situasi gawat seperti ini kenapa malah di kamar hyungnya ada pencuri? Sehun harus menangkap pencuri itu dulu.

"Yak, Ahjussi tunggu!"

Siwon merasakan ujung kemejanya ditarik. Dia berbalik lalu menghindar dengan cepat. Ada yang memukulnya. Dia menahan tangan Sehun, meremasnya lalu memutarnya cepat. Bunyi krek terdengar, Sehun merintih kesakitan. "A-Ampun..Aaa..mian."

"Kenapa kau memukulku?"

"K-Kau pencuri, kan? Aku melihatmu keluar dari kamar Kyuhyun-hyung!"

Siwon melepas cengkramannya. Dia melihat pria berbaju coklat yang beberapa menit lalu menabraknya kini sedang merapikan baju dan kaca matanya.

"Ada hubungan apa kau dengan Kyuhyun?"

"Aku juniornya, dari MBC tv. Dia seorang Reporter yang handal asal kau tau."

"Oh."

Sehun menatap Siwon kesal karena Siwon terlalu memperhatikannya. Dia seperti punya nasi di rambut atau apapun yang memalukan. Sehun merasa tidak enak dekat-dekat dengan Siwon.

"Tunggu. Kau bilang kau reporter? Apa kau yang pergi dengan kyunnie pagi ini?"

"Iya."

Siwon menemukan poin pertama. Dia mencengkram bahu Sehun, menggoyangkannya agak keras. "Katakan, katakan padaku dimana Kyuhyun! Aku tau dia sedang bahaya!"

"Hei bung, kau ini siapa? Kau hanya pencuri!"

"Pencuri? Aku kekasihnya hoi!"

"K-Kekasih?"

Siwon sedikit merasakan panas di pipinya, namun dia melupakan rasa malu itu. "Lupakan, sekarang dimana Kyuhyun? Jangan bilang kalau dia-"

"Ada di pegunungan baegak, bekas reruntuhan sebuah istana."

"Kenapa kau bisa membiarkan dia ada di sana sementara kau kembali?" Siwon sudah gemas pada anak di depannya ini. Ingin sekali dia meremas Sehun lalu membuangnya ke tempat sampah seperti sebuah kertas.

"Dia yang mengorbankan diri, aku disuruh untuk kembali ke apartemennya. Memangilkan Choi Siwon. Dia percaya pada orang itu. Aku tidak tahu siapa yang namanya Choi Siwon. Jadi aku langsung saja ke apartemennya. Lalu aku melihatmu, sampai sekarang aku belum menemukan siapa Choi Siwon. Mungkin dia kakaknya, tapi mendengar nama marga mereka berbeda aku jadi ragu. Apa kau tau siapa Choi Siwon? Katanya kau adalah kekasih Kyuhyun..."

Sehun membuka matanya. Orang yang mencengkram bahunya menghilang. Bahkan dia tidak merasakan bahunya bebas, tidak ada tangan tan itu. "hyung..Eh?"

Jadi, kenapa pria yang mengaku kekasih hyungnya bisa menghilang secepat ini? Bahkan kelebatannya tidak kerasa. Atau jangan-jangan yang Sehun tadi temu hantu? Tidak, hantu tidak mungkin ada di siang bolong begini. "Aish, aku harus mencari orang yang bernama Siwon Choi. Seperti apa si orangnya? Sialan, kenapa aku jadi merinding tiap mengingat nama orang itu?"

.

TIIIIIIIIIIIIIIN

Siwon kembali hampir terserempet. Dia mengacaukan lalu lintas di perempatan dekat apartemen. Orang-orang menatapnya bingung. Sebagian anak kecil ada yang menertawakannya. Sebagian kebanyakan memperingatkannya untuk minggir, di kira orang gila. Ya, mungkin itu patut. Karena sekarang Siwon tidak memakai alas kaki selain kaos kaki hitam yang belum lepas sejak tadi malam –tapi saat mandi dilepas-. Dia tidak peduli, hanya mengikuti insting.

Meski Seoul sudah berubah, namun dia tetap hapal arah menuju tiap-tiap istana di korea. Semua istana di korea mulai dari yang masih utuh atau runtuh dia tahu semua. Hapal. Karena memang dulunya dia adalah seorang pemimpin pasukan elit. Pantaslah jalan terobosan dia tahu.

Siwon memejamkan matanya. Masih di tengah jalan, mengacaukan lalu lintas, membuat mobil-mobil di sekitar berhenti, macet. Pria itu mengangkat tangannya, seperti mengumpulkan energi. Ini hanya sebagian kemampuan khususnya. Kemampuan yang dia latih sejak 10 abad lalu, Siwon berharap masih bisa digunakan di jaman ini.

Orang-orang mengalihkan perhatian mereka dari Siwon. Mereka menatap langit. Suara kepakan sayap dan sahut-sahutan sebuah burung. Benar, di angkasa terbang puluhan gagak mendekat ke arah mereka. Membentuk formasi segitiga seperti angsa yang sedang migrasi. Melesat tajam ke arah Siwon. Siwon menatap gagak-gagak yang jaraknya masih sekitar 1 kilo meter dari tempatnya berdiri, lalu berbicara lewat matanya. Onyx itu berkilat.

'Temukan pangeran kita.'

Usai mengatakan itu, burung gagak yang jumlahnya tidak bisa diukur dengan mata telanjang itu melesat cepat. Menyebar keseluruh korea, mencari Kyuhyun. Siwon berlari. Mengabaikan tatapan aneh orang-orang. Melompati gedung dan semua yang menghalangi langkahnya. Kecepatan larinya melebihi seorang atlet lari marathon. Sebuah truck bull up di tengah jalan Siwon salip. Sungguh kekuatan yang luar biasa. Dia melesat jauh mengikuti salah satu kawanan Gagak menuju pegunungan Baegak. Dia ingat dengan istana kecil itu. Sebuah istana yang khusus didirikan untuk Kyuhyun. Tempat di mana untuk pertama kalinya mereka menyatukan diri.

Tempat terakhirnya bersama Kyuhyun sebelum dia di buang.

'Semoga ini bukan kebetulan semata.'

.

Tidak tahu mengapa. Kyuhyun kembali menarik ingusnya saat melihat salah satu burung gagak masuk ke selnya yang berada di bawah tanah. Burung itu mematukan paruhnya ke besi sel. Kyuhyun menatap burung itu bingung. Namun dia mengerti, sedikit terkejut. Mata burung gagak itu berubah menjadi onyx seseorang. Kyuhyun mengenal onyx itu. Onyx yang berkilat mengerikan. Namun berbeda di mata Kyuhyun. Onyx itu seperti memancarkan cinta. Kyuhyun tahu itu, kekasihnya sedang kemari untuk menyelamatkannya. Ini sama seperti dulu, kejadian sebelum Siwon dibuang. Salah satu gagak Siwon juga mengunjungi istananya. Mengirimkan kabar bahwa Siwon sudah tertangkap. Kyuhyun mencium kepala burung gagak itu. Ditengah keadannya yang seperti ini –tangan diborgol- dia tidak bisa memeluk burung itu. Kyuhyun takut sesuatu yang buruk kembali terjadi. Sekarang Siwon sedang berurusan dengan gembong mafia terbesar di korea. Bos mafia itu seorang gay, dan gawatnya orang itu menginginkan Kyuhyun. Mengklaim Kyuhyun dengan cara paksa seperti ini.

"Tembaki burung-burung sialan itu mereka bisa merusak persembunyian kita." Salah satu berteriak. Kyuhyun melongokan kepalanya. Benar. Di luar sana ribut sekali. Banyak burung mengelilingi komplek istana yang sudah runtuh itu. Ingin tersenyum, tapi Kyuhyun tidak bisa. Dia khawatir. Apa Siwon sudah di sini? Kyuhyun takut kematian kembali mendatangi Siwon. Jika kekasihnya itu mati, keabadian bukan milik Siwon lagi. Kyuhyun tidak bisa mengutuk Siwon dengan kutukan itu lagi. Satu butir air matanya turun. Kyuhyun tidak bisa membayangkannya.

.

Siwon melompati sungai. Masuk ke dalam pegunugan Baegak. Semakin dalam, dia hapal betul istana milik Kyuhyun. Tempat persembunyian untuk sang pangeran saat sebuah perang besar terjadi. Dia melihat gagak itu terbang di atasnya membentuk formasi, serta suara yang agak asing, namun Siwon mengerti itu. Dia bisa sedikit lega karena Kyu hidup. Dia bisa merasakannya. Salah satu gagaknya pasti sudah sampai di tempat Kyuhyun.

Tinggal satu undakan lagi dan dia akan sampai.

.

"Ada orang asing di depan. Sepertinya dia yang memanggil gagak-gagak itu."

Kyu bisa melihat bos dari para mafia itu keluar. Dengan jubah hitam yang berkibar saat orang itu melangkah. Melambangkan kekuasannya. Kyu mendecih tidak suka kala bos itu menatapnya intens. Laki-laki itu mendekati Kyuhyun, menarik dagu Kyuhyun.

"Apa kau yang memanggil orang itu, manis?"

Kyu meludahi orang itu. Tidak sudi menjawab.

"Tidak akan pernah aku beri tahu siapa dia."

Laki-laki di depan Kyu menyeka mukanya. Lalu menyeringai, dia berbisik pada Kyuhyun. "Kalau memang begitu, boleh aku ambil nyawanya?"

Kyu membelalakan matanya. Dia tidak bisa mempertahankan topengnya kali ini. Sialan, dia panik. Orang-orang di sekitarnya tertawa. Bos itu membelai pipi Kyu sebentar, lalu mencium tangannya sendiri. "Akan kusiapkan pertunjukan yang sangat berkesan untukmu, manis."

'Wonnie..'

"Bawa dia."

Kyu di bawa. Lembaran bajunya yang sudah robek bekas cambuk terjatuh. Perutnya sengaja terekspose. Galur bekas cambuk mengecap jelas di tubuh ringkihnya. Pria ayu itu di angkat, rantai terjulur di atasnya. Tubuh Kyu diikat di sana. Seperti sebuah tontonan.

"Biarkan si manis itu menonton. Bawa orang yang menggangguku masuk. Kita mulai upacaranya."

.

Siwon langsung di hadang oleh sekelompok orang bersenjata lengkap. Kebanyakan membawa mini gun yang siap melubangi dirinya dengan peluru beruntun. Siwon tidak tahu alat itu, tapi dengan sekali lihat sepertinya sangat berbahaya. Di atas tebing ada sekelompok sniper. Lalu yang di depannya menggunakan sejenis Uzzi. Gagak di sekitar Siwon kembali berkumpul. Menciptakan sebuah illusi agar dia bisa mengecoh para penjaga itu. Dia tidak mengira kalau senjatapun ikut berubah.

Satu. Dua.

Dua sektor Siwon lewati. Dia melompat dengan kakinya yang ringan. Lalu masuk ke dalam. Sepertinya yang di luar sudah terhipnotis semua. Di dalam dia melihat beberapa orang berkumpul. Mereka sepertinya sudah tahu dengan kedatangannya. Siwon sedikit tahu kalau orang di depannya sedikit mirip orang romawi. Mungkin dia keturunan bangsa barat. Siwon mundur saat bos mafia itu mendekatinya dengan sebuah seringaian.

"Wonnie!"

Siwon menoleh cepat ke atas, tempat Kyu digantung. Bersyukurnya dia karena bisa melihat Kyu hidup. Tapi tetap saja sekarang lega bukan saat yang tepat. Di kiri kanannya sudah berkumpul orang-orang dengan senjata lengkap. Siwon saja tidak tahu bagaimana dia harus menghadapi orang-orang itu.

"Hai bung."

Sapa sang bos. "Hei John, kenapa tidak langsung serang saja? Dia seperti monyet tanpa bulu, hahaha." Ejek salah satu anak buah John. John, masih dengan seringainya mengangkat pistol. Mengarahkan langsung pada Siwon. Siwon tidak tahu apa alat itu, namun saat pelatuk ditarik, dia paham. Alat yang berselongsong seperti itu mengeluarkan sebuah benda yang mungkin bisa membunuhnya dengan kecepatan tinggi. Siwon menghindar, mengambil potongan besi yang bisa dia dapat. Menggunakan benda itu sebagai dua pedang. Dejavu, Siwon kembali mengingat di mana dia menggunakan dua bilah besi tajam itu. Hanya saja sekarang hanya besi, bukan pedang.

Jarak pendek vs jarak jauh, eh? Tidak buruk.

Siwon bergerak lincah. Sorakan dukungan entah pada siapa menguap di ruanga bawah tanah itu. Bergema seperti ada sebuah pertandingan antar gladiator. Baku tembak sampai ke sela-sela kardus selundupan. Entah apa itu. Siwon merombaknya sampai habis. Ganja, uang, semuanya berjatuhan di lantai kena tebasan Siwon. John agak kewalahan, tidak biasanya dia meleset menembak orang dalam jarak kurang dari lima meter. Atau mungkin Siwon saja yang akurasi menghindarnya besar. Tapi bukan itu juga, John bisa merasakan aura berbeda dari Siwon saat orang itu menebas satu persatu penghalang diantara mereka. John mundur. Pelurunya habis. Amunisi pun tidak bisa di isi karena sekarang posisinya terjebak. Nafas Siwon menderu, ingin sekali dia membunuh orang di depannya.

Kyuhyun menangis. Entah kenapa. Tiap peluru yang John tembakkan pada Siwon tadi selalu berhasil mengguncang hatinya. Takut. Mata kekasihnya itu gelap akan amarah. Melihat Siwon seperti tadi mengingatkannya pada kejadian saat perang. Bayangan Siwon yang sedang menghujam lawan dengan tiga pedang menancap di punggung pria itu bercampur aduk dengan Siwon sekarang yang sedang menahan John.

Kyu menangis deras entah kenapa. Dari atas sini, dia bisa melihat seringai tipis. Bukan dari Siwon, melainkan dari John. Kyuhyu menjerit tercekat. Suaranya tidak keluar saat melihat,

Sebuah peluru menghujam punggung Siwon

Sebuah panah menghujam punggung Siwon

Lalu tubuh itu ambruk

Lalu tubuh itu ambruk

'Wonnie!'

Semuanya seperti terulang. Dejavu menghampiri dua insan itu. Siwon menoleh ke belakang. Mencari siapa pelaku yang mengganggu pertarungannya. Tidak ada, mereka semua tertawa melihatnya. Penglihatannya kabur, tubuhnya lemas. Semuanya hilang, digantikan lembaran putih polos. Kyunnie..dia masih ingin melihat Kyu. Dimana Kyu? Argh, dia sudah tidak kuat.

Kyu...maafkan aku.

.

"WONNIE HYUNG!"

"Ahahaha!"

Kyu menangis lagi. Rantai pengikat tubuhnya bergoncang seperti hatinya sekarang. Siwon hyungnya tidak mungkin berakhir. Dia belum mengutuk hyungnya! Dia tidak...semuanya, Kyu kosong. Pikirannya kosong melihat tubuh kekar hyungnya tersungkur di depan John. Impiannya hancur detik ini juga. Impiannya untuk tinggal bersama Siwon di masa yang sudah tentram ini, semuanya hancur. Kenapa? Apa Siwon sudah ditakdirkan tidak akan mendampingi hidupnya?

"Ya, manis. Kau lihat? Dia hanya seonggok tikus tak berguna. Ah, bukan. Melihatnya kaku seperti itu mengingatkanku pada tarzan. Puh, dasar monyet tak berbulu." Ucap John, lalu menendang-nendang tubuh Siwon.

"Kalian, cepat turunkan santapan kita. Aku punya pertunjukkan menarik."

Kyu diturunkan, namun tidak sampai menyentuh tanah. Ada sekitar 2 meter sebelum kaki Kyu menyentuh tanah. John mendekat, memegang dagu Kyu. Tangn lain pria itu memegang pinggang Kyu. Jelas sekali sedang menggoda Kyu. Kyu memejamkan matanya, tidak sudi menatap John. John tertawa lirih. Tangannya bergerak meremas junior Kyu, menunggu desahan Kyu. Kyu menahannya, dia tidak sudi. Dia hanya milik Siwon. Choi Siwon adalah pemiliknya. Demi semua tahta yang sudah dia rasakan, dia hanya milik Siwon. Dia tidak akan pernah lupa ikrar sucinya di depan Siwon sebelum pria itu berangkat perang.

"Mendesah untukku manis." Bisik John. Pria itu menyibakkan kemeja putih Kyu yang sudah compang camping. Menampakkan deretan luka hasil cambuk dan beberapa besi panas mengecap di sana. John memelintir niple Kyu. Kyu tetap memejamkan matanya. Bahkan di depan jasad kekasihnya. Dia tidak rela mendesah. Sampai kapanpun hanya Siwon yang boleh mendengarnya mendesah.

John semakin membawa Kyu ke dalam permainannya. Dia menjilat pipi Kyu, lalu turun ke leher. Kyu menggeleng tidak suka. Dia meronta saat niplenya dihisap kuat. Tidak. Dia tidak sudi melakukan hal seperti ini di depan kekasihnya.

John menyeringai dalam kulumannya. Anak buahnya hanya menonton, kadang bersorak. Mereka tidak memperhatikan Siwon.

Ya, Siwon bergerak.

"Jangan."

Ucap Siwon lirih. Pria itu berusaha bangkit dengan menahan berat tubuhnya menggunakan tangan. Peluru itu keluar dengan sendirinya dari tubuh Siwon. Lukanya kembali seperti kulitnya semula. Mata anak buah John tercengang. Mereka belum pernah melihat regenerasi manusia secepat ini.

"Jangan."

John mendengar itu. Dia berbalik, lalu tertawa melihat Siwon. Dia meludahi pria itu. "hai kau. Masih hidup juga rupanya."

"Jangan sentuh milikku."

"Hahahaha!"

Siwon berhasil berdiri. Dia menatap tajam John. Kyu menangis melihat itu. Mungkin tangisnya yang sekarang adalah tangis haru.

"Hei anak-anak, kenapa tidak habisi dia?" tanya John pada anak buahnya. Langsung saja dari segala pernjuru. Siwon segera dikerubungi oleh anak buah John. Kyuhyun berteriak. Meneriakkan nama Siwon yang menurut John sangat mengganggu. Pria barat itu membungkam mulut Kyu dengan mulutnya. Kyu terkejut. Dia menutup rapat mulutnya. Tidak memberanikan John masuk.

PRANG BRUK SRAK

Deru nafas terdengar menggema. Ditengah ruangan remang-remang itu Siwon berdiri. Ada yang tampak berbeda. Ya, rambutnya berubah warna menjadi putih, sedikit keabu-abuan. Matanya memerah, seperti darah. Kemampuan beregenerasi pria itu hampir mencapai batasnya. Siwon menyeka darahnya sendiri yang keluar dari pelipis. Kulitnya beregenerasi kembali menutup luka yang puluhan peluru itu robek. Mengeluarkan satu persatu peluru dari tubuhnya sendiri. Namun masih ada satu dua yang tertinggal. Regenerasinya tidak seberhasil dulu. Sangat menyakitkan.

Siwon berjalan mendekat ke arah Kyuhyun. Anak buah John sudah lenyap semua. Dia bisa sedikit bernafas lega. John sepertinya terlalu menikmati tubuh Kyunnienya. Siwon mendecih tak suka melihat miliknya dimanfaatkan begitu. Dia mengambil sebuah potongan besi, lalu melemparkannya pada kepala John.

"Auch, apa yang kau-"

"Diam. Kyuhyun bukan milikmu. Bertaung denganku jika kau ingin memilikinya." Kata Siwon dingin. John meninggikan sebelah alisnya. Tanpa basa-basi, Siwon melempar satu potong besi lagi. John agak kewalahan menangkap besi itu. Maksudnya Siwon mengajak dia duel pedang, begitu? Pikir John.

"Karena kau bosnya pasti kau lebih menguasai benda itu ketimbang aku."

John mengangguk. Lalu turun. Dia melempar besi yang Siwon beri tadi. Lalu membuka dua kardus panjang dekat tempat Kyu digantung. Dua buah katana. John melempar salah satu pedang pada Siwon.

Siwon mengangguk. Dia menyiapkan ancang-ancang, begitu juga John. Mereka berputar, mencari posisi untuk menebas lawan.

"Wonnie."

"Tunggulah sebentar, ini tidak akan lama."

Dalam keadaan terdesak seperti itu Siwon masih bisa berbicara dengan Kyuhyun, menenangkan kekasihnya itu.

"HYA!"

Kyuhyun hanya bisa berdoa. Jantungnya berdetak cepat. Melihat Siwon yang berubah menjadi agak berbeda seperti itu membuatnya takut. Baru dia tahu kalau cairan iblis itu dapat mengubah fisik pemakainya. Mungkin juga ini efek dari pencapaian batas. Tidak, tidak. Kyu yakin hyungnya itu belum mencapai batas. Dia pasti akan dimenangkan oleh Siwon. Pasti.

SRING

Benar saja. Pedang John terpental dari tangan pemiliknya. John terduduk, mengaku kekalahannya. Siwon masih mempertahankan muka dinginnya. Siwon mengangkat pedangnya, tanpa aba-aba pria itu melempar pedangnya.

Borgol di tangan Kyu hancur

Siwon melompat untuk menangkap Kyu.

"W-Wonnie.."

Mereka bertatapan. Kyu tersenyum, dia meraih pipi Siwon dengan tangannya yang lecet. Dingin. Sama seperti saat dia menemukan Siwon di bawah villa itu. Kyu mengelus kulit itu lembut. Menarik wajah Siwon, lalu mengklaim bibir kekasihnya. Tanda bahwa dia hanya milik Siwon. Kyu membiarkan lidah kekasihnya mendominasi. Meski Siwon bergerak cepat, namun dia tidak kasar. Ciuman itu lembut, menghanyutkan. Kyu mengalungkan tangannya di leher Siwon, menarik pria itu untuk semakin memperdalam ciuman mereka. Sebutir air mata turun dari mata mereka. Mereka terharu. Merasakan dejavu bertubi-tubi. Perasaan yang sama dengan masa lalu mereka. Mereka takut kematian memisahkan mereka lagi. Siwon memisahkan tautan itu. Dia membiarkan Kyu mengambil nafas sejenak, sambil memandangi wajah ayu Kyu yang sudah kotor dan lecet itu. Mereka kembali tersenyum, namun air mata tak mau mengering. Kyu mendekatkan dirinya lagi. Mengklaim bibir Siwon. Berangsur rambut Siwon berubah kembali menjadi hitam. Matanya pun sama, merah menjadi hitam. Kyu melepas tautannya. Dia memegang pipi Siwon lagi, sudah hangat. Dia tersenyum sampai matanya menyipit.

"Itu di sana!"

Siwon agak terlonjak. Dia menemukan keributan di luar. Sehun datang dengan pasukan polisi. Mereka menggrebek sarang gembong mafia yang semua orang-orangnya sudah dhabisi oleh Siwon. Siwon keluar dari ruang bawah tanah istana dengan menggendong Kyuhyun ala bridal style. Sehun mendekati dua sejoli itu.

Sehun mengulurkan tangannya hendak menyentuh wajah Kyu, "Kyuhyun hyung kau-"

"Jangn sentuh dia." Kata Siwon tegas, singkat, dan dingin. Kesan dingin semakin menempel setelah perubahan tadi pada diri Siwon.

"Kau? Bukannya kau pencuri.."

"Aku kekasihnya."

"Oke. Maafkan aku hyung, aku tidak bisa menemukan Choi Siwon di apartemenmu. Apartemenmu kosong." Ucap Sehun pada Kyu yang masih pingsan. Siwon tidak menggubris. Obrolan mereka terpotong karena salah satu polisi datang. "Maaf, apa anda yang membereskan mereka?"

"Iya."

"Nama anda siapa? Kami akan menjadikan anda sebagai saksi di persidangan besok."

"Oh, nama saya Choi Siwon."

"Baik, terima kasih atas kerja samanya. Kami sudah menyiapkan tim medis jika ada yang terluka."

Sehun melongo. Jadi..selama ini, orang yang selama ini dia kira pencuri dan mengaku sebagai kekasih hyungnya...namanya Choi Siwon? Berarti waktu itu dia sudah berhasil menemukan Choi Siwon? Aish, kenapa dia bisa bodoh?

"Tunggu, apa anda-"

Orang itu kembali menghilang dengan misterius. Hantu? Sehun kembali menggeleng. Pikirannya sedang eror minggu ini. Pasti. Tidak- mungkin- ada-hantu-di -siang-bolong-begini-Sehuna.

.

Sebuah lingkaran merah besar yang bergerak turun perlahan di balik daratan bersiluet dari refleksi puncak-puncak pepohonan di bawah sana. Sebuah pemandangan matahari terbenam. Sinar kemerahannya tertoreh pada kubah langit yang dihiasi awan-awan menggulung bagai kapas. Siluet sekawanan burung yang membentuk formasi huruf V di angkasa terbang menuju selatan, melengkapi suasana sore hari dengan koakannya.

Kyuhyun menghela nafas lagi. Waktu selalu bergerak cepat menurutnya. Semua hal yang terjadi hari ini kejutan, mendebarkan, dan cepat. Kyu bahkan masih gemetar saat mengingat aksi Siwon. Dia menunduk. Mengabaikan sinar jingga yang sejak tadi menarik perhatiannya. Meraba perban di tangannya. Dia yang ceroboh atau dia tidak percaya pada Siwon? Jika tadi pagi dia mengajak Siwon, pasti dia tidak akan keculik seperti ini.

Grep.

Seseorang memeluk Kyu dari belakang. Kyu sedikit melupakan beban hidupnya. Dia tersenyum melihat tangan sedikit tan itu terkalung di lehernya. Kyu hapal siapa pemilik tangan ini. Dia menoleh ke kanan. Benar saja, di sana Siwon sedang memejamkan matanya menikmati angin sore sepertinya. Kyu ikut memejamkan matanya. Menikmati debaran cepat jantungnya, juga sore yang sangat istimewa ini.

"Kau hanya milikku."

"Aku hanya milikmu."

Balas Kyu, "Kau juga mililkku hyung."

"Aku milikmu, Kyunnie."

Kyu tertawa. Dia memegang pipi Siwon. Siwon sudah tahu dengan sinyal ini. Dia mendekatkan wajahnya ke arah Kyu, lalu kembali melancarkan ciuman lembut.

"Saranghae. Kyunnie."

"Nado Saranghae, Wonnie."

Matahari terbenam menjadi saksi bisu ikrar suci mereka. Entah apa yang akan terjadi esok harinya. Siwon sudah berjanji akan selalu melindungi Kyu, dengan semua keterbatasannya. Karena Kyu miliknya, dia tidak akan kecolongan lagi. Di masa lalu, sekarang ataupun masa depan, Kyu tetap miliknya. Kyuhyun akan selalu jadi miliknya.

The End

Mind to review?