Disclaimer : Naruto dan HS DXD milik pembuatnya.

Warning : Typo(s), gaje, OCC, EYD berantakan dan lain sebagainya.

Revenge

prolog.

P.O.V

Hola, perkenalkan namaku Naruto Namikaze Bael atau lebih tepatnya Naruto Phenex Bael.

Bael,? Phenex,? Yah aku keturunan murni dari dua klan Iblis yang lumayan terkenal di Underword. Nama kedua orang tuaku adalah Minato Phenex dan Kushina Bael jadi secara tidak langsung aku mewarisi kekuatan dari dua klan tersebut.

Lalu kenapa di belakang namaku bukan Phenex Bael,? Tapi malah Namikaze Bael,? Itu adalah cerita yang lumayan panjang. Singkat cerita, Tou-sanku di usir dari Klan Phenex gara-gara menolong dua orang saat perang besar terjadi dan bukan membunuh mereka.

Mereka berdua yang di tolong Tou-san adalah Malaikat dan Malaikat jatuh, namun kebaikan Tou-san di balas dengan keburukan. Dimana salah satu dari mereka, lebih tepatnya Da-Tensi yang di tolong Tou-san malah memanfaatkan kebaikan Tou-san dan membunuh salah satu petinggi Klan Phenex yang lumayan di segani.

Karena hal itu, hampir semua anggota Klan Phenex menyalahkan Tou-sanku dan mengusirnya setelah genjatan senjata Great War di kumandangkan.

Tou-sanku pergi mengembara dan dia membuang nama Phenex dari belakang namanya dan menggantinya dengan Namikaze.

Sedangkan Kaa-sanku, dia juga di usir dari Klan Bael, ah tidak, lebih tepatnya dia di suruh memilih takdirnya sendiri oleh Lord Bael yang menjadikannya tidak membuang atau mengganti nama keluarganya.

Kaa-sanku memilih menyusul Tou-sanku saat dia mendengar Tou-sanku telah di usir dari Klan Phenex, Kaa-san melakukan itu karena dia mencintai Tou-sanku sejak Great War masih terjadi. Dia langsung menyukai Tou-sanku saat mereka baru bertemu, bukan tanpa alasan Kaa-sanku langsung menyukainya, namun melihat dan mendengar kebaikan dan keramahan Tou-sanku yang membuat dia menyukainya.

Kaa-sanku menyusul Tou-sanku dan langsung menyatakan perasaannya begitu bertemu, kontan saja Tou-sanku kaget dan bingung melihat itu. Coba bayangkan, sedang asik menyusuri jalan kehidupan tiba-tiba di cegat gadis cantik dan langsung menyatakan cintanya padamu.

Tou-sanku tertawa mendengar itu, namun melihat keseriusan Kaa-sanku Tou-sanku langsung menghentikan tawanya dan menasehati Kaa-san untuk kembali saja.

Tou-sanku sebenarnya menyukai Kaa-sanku sejak mereka bertemu, namun dia memendamnya karena tidak ingin orang yang di cintainya menderita bersamanya.

Kaa-sanku menolak dan terus menyatakan cintanya dan membujuk untuk diijinkan ikut mengembara bersama Tou-sanku.

Akhirnya Tou-sanku luluh dan menerima perasaan Kaa-sanku dan mengatakan kalau dia juga menyukai Kaa-sanku.

Akhirnya mereka mengembara sampai ujung Underword dan mendirikan rumah di pinggir hutan dekat perbatasan dengan Grigori untuk memulai kehidupan baru mereka.

Dua tahun kemudian aku lahir dan itu membuat mereka bahagia karena mendapat keluarga baru.

Setelah aku umur lima tahun aku mulai di ajari sihir dari keluarga kedua orang tuaku, karena mau bagaimanapun aku memiliki darah dua klan orang tuaku dan menjadikan aku menuruni kekuatan dua klan itu.

Dua tahun berlatih kekuatan api milik Klan Phenex - yah walau bagaimanapun akukan juga keturunan klan itu- oleh Tou-sanku dan api yang dia turunkan kepadaku sedikit berbeda dengan api klan Phenex pada umumnya namun tetap sama-sama panas malah mungkin lebih panas.

Namun baru satu tahun kurang aku di latih Kaa-san tentang sihir warisan keluarganya, sesuatu terjadi pada keluarga kecil kami yang telak menjadikanku sangat membenci kaum Iblis -walaupun aku juga Iblis-.

Peristiwa itu...

Flash Back.

'' Naru-chan ayo lebih semangat lagi,! Putra Kaa-chan bisa lebih dari itu,!'' teriak Kaa-chan menyemangati sambil mengajariku teknik sihirnya.

'' Kaa-chan, jangan panggil Naruto dengan embel-embel chan-chan. Narutokan sudah besar,!'' kesalku ikut berteriak karena masih di panggil dengan sufix -chan.

'' Naru-chan masih kecil menurut Kaa-chan, jadi Kaa-chan akan selalu memanggil Naru-chan dengan sufix -chan,'' balas Kaa-chan dengan senyumnya yang menenangkan.

Tau-sanku hanya tersenyum melihat kami yang sedang berlatih dari teras belakang rumah kami, ya aku sedang di latih oleh Kaa-chan tepat di halaman belakang rumah kecil kami.

'' Terserah Kaa-chan sajalah,'' serahku, percuma debat dengan Kaa-chan, aku pasti akan kalah.

'' Nah begitu dong, Kaa-chan kan jadi senang,'' ucap Kaa-chanku terlihat senang dan senyumanya kian merekah.

Namun tiba-tiba senyuman Kaa-chan menghilang di gantikan ekpresi tegang dan was-was, begitu juga Tou-sanku saat aku melihat kearahnya.

Tiba-tiba aku langsung merasakan firasat yang buruk, amat buruk.

Aku tiba-tiba merasa sesak nafas dan tubuh agak bergetar saat merasakan aura yang lumayan besar-untuk bocah seumuranku yang baru delapan tahun jalan- dari arah atas langit.

Aku melihat puluhan sosok dengan sayap kelelawar tengah terbang, mereka masing-masing hanya memiliki satu pasang sayap saja, kecuali sosok yang aku asumsikan pemimpin, memiliki tiga pasang sayap kelelawar.

Tanpa menebakpun aku sudah tau, mereka adalah Iblis. Sayap yang mereka miliki sama seperti milik Kaa-chan, walau jumlahnya berbeda. Punya Kaa-chan memiliki empat pasang sayap kelelawar.

'' Hahahaha, akhirnya aku menemukanmu Minato Phenex. Akan aku bunuh kau dan keluargamu karena membuat bangsa iblis malu karena menolong musuh kita dalam Great War dan membuat salah satu iblis terkuat dari Klan Phenex mati,'' tawa pemimpin dari para Iblis itu terlihat garang.

Tiba-tiba, Kaa-chan dan Tou-sanku sudah berada di depanku melindungiku dari para Iblis yang berniat jahat pada keluarga kecil kami.

'' Ini tidak akan baik, Kushina-chan cepat bawa Naruto pergi dari sini. Biar mereka aku yang menghadapinya,'' ucap Tou-sanku tegas dan cemas dengan masih melihat tajam kearah para Iblis yang masih terbang di udara.

'' Tidak, aku akan tetap disini membantumu menghadapi mereka. Lagian kalau kita kaburpun pasti mereka bisa mengejarnya,'' tolak tegas Kaa-chan yang kini telah mengeluarkan kekuatannya.

Rambut merahnya berkibar liar dengan aura merah kehitaman di sekelilingnya.

'' Baiklah kalau itu maumu,'' pasrah Tou-san dan dia mengalihkan pandangannya padaku.

'' Ne Naruto, begitu kami melawan mereka kamu cepat pergi menyelamatkan diri ya. Aku tidak ingin kamu terluka,'' ucapnya dengan nada memerintah.

'' Ti-tidak, Naru ingin membantu Tou-san dan Kaa-chan melawan mereka,'' tolaku takut-takut.

Baru saja Tou-san membuka mulutnya, pemimpin Iblis yang berniat mencelakakan kami sudah ada di depan kita dan langsung menembakan demonic power dalam sekala besar.

' Bluuummm'

ledakan besarpun terjadi saat demonic power itu menghantam tanah tempat kami berpijak. Untung Tou-san bergerak cepat, dia dengan cepat memindahkanku dan Kaa-chan agak jauh menghindari serangan itu dan saat memindahkan kami muncul kilat kuning untuk perantara kami berpindah.

Itu adalah sihir teleportasi tercepat yang pernah di buat Tou-san.

'' Hahahaha, rupanya kau masih secepat dulu, Minato,'' ucap si pemimpin para Iblis memuji tapi dengan nada menghina. '' Tapi kau tidak akan bisa terus menghindari seranganku,'' lanjutnya menyerang kembali di ikuti pasukannya.

Selanjutnya Kaa-chan dan Tou-sanku melawan mereka dengan sengit.

Peristiwa itu begitu cepat, hingga akhirnya Tou-san dan Kaa-chan hampir menang melawan mereka.

Namun itu baru hampir, saat tiba-tiba salah satu iblis itu yang tangannya telah terpotong dan kakinya putus muncul di belakangku berniat menusukan pedangnya kepunggungku.

Aku yang merasakan bahaya dari belakangku lalu menengok kebelakang dan betapa terkejutnya melihat sebilah pedang tengah terhunus kepadaku.

Karena takut, aku langsung memejamkan mataku dan menunggu ajalku.

Namun sekian lama aku terpejam aku tidak merasakan rasa sakit akibat pedang yang aku kira telah menusuku. Lalu aku membuka mataku dan seketika itu pula mataku melebar.

Pedang yang terhunuskan kepadaku menancap tepat pada punggung Tou-san dan Kaa-chanku tembus sampai perut karena menolongku.

Kaa-chan tersenyum miris sedangkan Tou-san tidak beda jauh.

'' Hahaha, akhirnya kami bisa membunuhmu Minato. Regenerasimu tidak akan berguna saat tertebas pedang itu karena pedang itu adalah serpihan Excaliburn yang kami curi dulu,'' tawa kemenangan terngiang jelas dari mulut pemimpin Iblis yang menyerang keluarga kami. Walau tiga sayapnya telah patah dan tangan kanannya sudah putus terkena serangan Tou-san namun dia tetap sombong dan angkuh. '' Yah walaupun tangan kami sampai terbakar saat menggunakannya namun itu setimpal dengan hasilnya,'' lanjutnya memperlihatkan telapak tangan kirinya yang melepuh.

'' Ka-kaa-chan, To-u-san...''

'' Nar-ru-chan, maafkan kami tidak bisa melindungimu lagi, jadilah kuat untuk melindungi yang lemah, jaga kesehatanmu jangan makan sembarangan dan carilah wanita untuk dijadikan istrimu. Tidak harus cantik, asalkan dia baik tidak apa.'' potong Kaa-chan dengan terbata.

'' Naruto, setelah kami pergi. Pergilah ketempat pamanmu, dia pasti akan mau menerimamu dan juga turuti ucapan Kaa-chanmu,'' tambah Tou-san tersenyum getir.

'' Kami pergi dulu, Naruto / Naru-chan,'' ucap mereka bersamaan dan kemudian mereka melebur menjadi debu.

'' Ka-ka-chan, To-u-san,,,,,,, Tidaaak,!'' aku berteriak frustasi melihat kedua orang tuaku mati di depanku.

Aku tertunduk dengan tubuh bergetar dan airmata mengalir deras dari mataku.

'' Fufufufu, drama yang menjijikan. Nah sekarang giliranmu bocah untuk menyusul kedua orang tuamu yang menjijikan itu,'' tawa psikopat terdengar dari pemimpin Iblis bangsat itu dan terdengar sangat dekat di belakangku.

'' Akan aku bunuh kalian,'' gumamku pelan dan dingin.

'' Apa kau mengatakan sesuatu, bocah,?'' tanya si pemimpin iblis bangsat yang tengah menyiapkan demonic powernya.

Aku lalu berdiri dan menghadap pada mereka dengan raut wajah yang pasti terlihat menakutkan jika aku sudah besar.

'' Akan aku bunuh kalian,!'' jawabku lantang.

'' Hahahaha, jangan bercanda,!'' tawa mereka yang aku lihat jumlahnya tinggal sepuluh orangan.

Dengan cepat aku mengambil pedang yang telah membunuh kedua orang tuaku, seketika telapak tanganku seperti terbakar.

Ah iya, itukan katanya terbuat dari serpihan Excaliburn yang notabenya adalah senjata yang di ciptakan untuk membunuh para iblis.

Aku tidak mempedulikannya dan dengan kecepatan yang di turunkan Tou-san padaku, aku langsung menebas vertikal pemimpin yang masih tertawa meremehkan.

Untuk selanjutnya aku tidak ingat apapun karena kesadaranku telah di ambil alih oleh kegelapanku.

Saat aku tersadar, aku tengah terbaring di sebuah ruangan serba putih dengan sedikit berbau obat-obatan.

Aku menolehkan kepalaku kesamping kanan, disana nampak pria paruh baya berponi pirang yang amat aku kenal.

'' Pa-paman...''

'' Sstt, istirahat saja. Lukamu cukup parah dan regenerasimu tidak bekerja seperti biasanya,'' ucapnya pelan menyuruhku untuk kembali beristirahat.

Aku langsung menurutinya tanpa membantah karena tubuhku rasanya sakit semua dan pikiranku masih kalut.

End Flash Back.

Mulai saat itu aku hidup bersamanya dan dilatihnya hingga aku menguasai semua sihir kekuatan yang di turunkan kedua orang tuaku dan tak lupa juga, mulai saat itu aku sangat membenci kaum Iblis.

Hingga saat ini mungkin aku telah melampaui kekuatan Tou-san, dan saat ini detik ini aku sedang berada di...

'' Namikaze-san, apa kamu mendengarkan penjelasanku,?''

Kuoh Academy, sekolah yang berada di teritori iblis dan sebagian muridnya mungkin juga adalah iblis.

Ugh, dasar paman mesum keparat,! Sudah tau aku membenci Iblis malah di masukan ke sekolah yang sebagian muridnya adalah Iblis. Bangsat kau Paman,!

'' Pssst, Naruto cepat bangun. Sensei bertanya padamu tuh,'' bisik pelan pemuda berambut coklat sahabatku mencoba membangunkanku dari tidur indahku.

'' Engg ugh, ada apa Issei,?'' lenguhku bangun dari mimpi indahku dan bertanya pada temanku yang tadi membangunkanku.

'' Ehm, Namikaze-san apakah tidurmu nyenyak,?'' tanya sebuah suara dari depan kelas yang keluar dari mulut sensei yang sedang mengajar.

'' Umm, tidak terlalu Sensei. Mungkin kalau ada bantal tidurku akan lebih nyenyak,'' jawabku tanpa penyesalan sedikitpun karena tidur di jam pelajaran.

Seketika aku merasa semua pandangan mata tertuju padaku dan benar saja saat melihat kesekeliling, semua teman sekelasku memandang tidak percaya kepadaku namun aku tidak mempedulikannya, tidak penting.

'' Berarti besok-besok kamu harus membawa bantal untukmu tidur,'' ucap Sensei dengan muka yang memerah marah.

'' Ah ide bagus tuh Sensei, besok dan seterusnya aku akan membawa bantal biar tidurku lebih nyenyak,'' balasku menepuk tangan semangat karena ide itu tidak pernah terpikirkan olehku.

'' Grrr, Namikaze cepat keluar dari kelasku,!'' triak marah Sensei sudah pada batasnya.

Kontan aku tersenyum sumringah mendengar itu.

'' Dengan senang hati Sensei,!'' ucapku penuh semangat dan kemudian aku bangkit dari bangkuku dan keluar kelas dengan sambil bersenandung senang.

Aku lihat teman satu kelasku hanya geleng-geleng kepala.

Haha, peduli amat yang penting aku bisa tidur sepuasnya di entah nanti nemu tempatnya dimana.

End Naruto P.o.V

*#*

Issei P.o.V

Halo aku Hyoudo Issei, murid kelas dua di SMA Kuoh. Hari ini aku sangat senang sekali, pasalnya kemarin ada seorang gadis menyatakan cintanya padaku dan sekarang gadis itu ada di sampingku, berjalan kearah sekolah bersama walaupun aku tidak tau dia sekolah dimana melihat aku belum pernah liat seragam sekolah yang dia kenakan.

Amano Yuuma, nama gadis berambut hitam panjang sepunggung dan bermata ungu yang indah, jangan lupa tubuhnya juga sangat seksi.

Kalau Motohama dan Matsuda melihat ini pasti mereka akan iri, ah senangnya melihat mereka menangis anime melihat aku sudah selangkah lebih maju.

Ah itu mereka, dua sahabat mesumku-walau masih ada satulagi dan dia tidak semesum kami- akan aku kenalkan Yuuma-chan pada mereka.

'' Yuuma-chan,,'' panggilku pada gadis yang sedang berjalan bersamaku.

'' Ya Issei-kun,?'' balasnya menengok kearahku.

'' Kita kesana yuk, aku kenalkan kamu pada teman-temanku,'' ajakku dengan nada selembut mungkin.

'' Emm, ayo,'' setujunya mengangguk.

Akupun merangkulnya berjalan kearah Mutohama dan Matsuda, aku lihat mereka tengah melihat kearahku dengan pandangan bingung dan tidak percaya.

'' Ehmm, Matsuda, Motohama perkanal dia Amano Yuuma dan Yuuma-chan perkenalkan mereka sahabatku,'' aku berdehem untuk menarik perhatian dua temanku yang masih cengo.

'' Perkenalkan aku Amano Yuuma, pacar Issei-kun,'' Yuuma-chan memperkenalkan dirinya dan membungkuk sebentar dengan senyuman yang sangat menawan.

'' Eh,? Pacar,?'' cengo dua sahabatku itu tidak percaya.

Aku lalu melangkah ketengah-tengah Motohama dan Matsuda kemudian menepuk pundak mereka.

'' Sabar suatu saat kalian pasti menemukan pasangan kalian masing-masing,'' Nasihatku sok bijak.

'' Bangsat kau Issei,! / Dasar penghianat,!'' teriak Matsuda dan Motohama bersamaan dan tak lupa airmata buaya yang mengalir deras seperti air terjun.

Melihat itu Yuuma-chan hanya tersenyum manis dan itu membuatku makin sayang padanya.

'' Eh, ngomong-ngomong dimana Naruto,? Dia belum kelihatan,?'' tanyaku pada dua sahabatku yang kini telah kembali kedunia nyata.

'' Ada apa mencariku,?'' tanya sebuah suara yang amat aku kenal dari belakangku, suara itu adalah suara sahabatku, Naruto.

Aku kemudian menengok kebelakang dan melihat dia tengah berjalan kearah kami, kemudian dia berhenti tepat di depan Yuuma-chan yang terlihat sedikit menegang saat melihat Naruto.

Aku menghampirinya dan mengenalkan pacar baruku.

'' Naruto kenalkan dia Amano Yuuma, dan Yuuma-chan perkenalkan dia Naruto Namikaze, sahabatku yang lainnya,'' ucapku memperkenalkan mereka.

'' Sa-salam kenal, na-namaku Amano Yuuma, pacar Hyoudo-kun,'' Yuuma memperkenalkan dirinya dengan tergagap, sepertinya dia ketakutan,?

'' Amano Yuuma ya,? Hmm,?'' aku lihat Naruto melihat tajam kearah Yuuma-chan dan aku lihat Yuuma tampak tidak tenang.

Eh jangan-jangan Naruto menyukainya, gawat nih dia pasti akan sangat mudah merebutnya dariku.

'' Na-Naruto dia miliku dan jangan memandanginya seperti itu. Kau membuatnya takut,'' tegurku takut-takut.

'' Tenang Issei, aku tidak akan merebutnya darimu, mungkin,'' ucap Naruto dengan masih menatap tajam kearah Yuuma-chan.

'' Ne, Yuuma-chan kapan kalian bertemu,? Perasaan kemarin Issei belum memiliki kekasih,?'' tanya Naruto dengan menekan nama Yuuma-chan seolah dia sudah mengenal Yuuma-chan.

'' Ke-kemarin sore,'' jawab Yuuma-chan gagap.

Ada apa ini.

'' Apakah paman mengetahui kamu sekarang sudah pacaran,?'' tanya Naruto lagi dengan masih memandang tajam pada Yuuma-chan dengan senyuman aneh di bibirnya.

Eh tunggu, paman,? Apa dia benar-benar mengenal Yuuma-chan,?

'' Issei-san adalah sahabatku jika terjadi sesuatu padanya akan berurusan denganku, tidak harus 'Paman' yang turun tangan. Dan Issei, suatu saat ada gadis yang mendekatimu jangan langsung terpesona padanya. Walaupun kamu mesum lihat dulu siapa dia,'' ucap tenang Naruto pada Yuuma dan aku seperti menasehati atau memperingati,?.

Kemudian dia berbalik kearah dia datang, eh itukan bukan arah ke sekolah.

'' Tu-tunggu Naruto, apa maksudmu,? Dan bukankah arah sekolah bukan kesana,?'' cegatku menanyakan maksud ucapannya yang tidak aku mengerti.

Dia menghentikan langkahnya dan menengok sedikit kearah kami.

'' Sebentar lagi kamu akan mengerti dan aku tidak jadi sekolah, aku lupa membawa bantal tidur lagian juga ada seseorang yang mau aku temui,'' ucap Naruto cuek sebelum melangkahkan kakinya.

Aku masih tidak mengerti, aku menengok kesamping kearah Yuuma-chan. Aku lihat dia sangat tegang dan keringat dingin terlihat mengucur deras di wajahnya.

Baru dua langkah Naruto melangkah, tiba-tiba Yuuma-chan berlari kearahnya dan memeluk kaki Naruto dengan bersimpuh dan air matanya mengalir deras.

Kontan Naruto langkahnya terhenti, sedangkan aku dan kedua sahabat mesumku kaget dan bingung.

'' Na-Naruto-sama, ja-jangan beritau Tuan. Di-dia akan marah besar padaku,'' mohon Yuuma-chan memelas.

Sepertinya Yuuma-chan dan Naruto saling kenal dan juga kelihatannya Yuuma-chan menghormati dan takut padanya.

'' Huft, jangan panggil aku dengan sesuatu yang folmal seperti itu, aku tidak terlalu suka dan juga, lagian siapa yang mau memberi tau paman,? Sudah aku bilangkan aku sendiri yang akan turun tangan,?'' balas Naruto santai terdengar cuek namun juga terdengar serius.

'' Baiklah, tapi itu lebih mengerikan jika Naruto-kun sendiri yang turun tangan,'' ucap pelan Yuuma-chan lebih tenang namun masih ada sedikit nada takut di ucapannya.

Tunggu, cara Yuuma-chan memanggil Naruto lain dari sebelumnya. Seperti seorang kekasih yang memanggil kekasihnya, eh atau jangan-jangan mereka memang sepasang kekasih,?

Tiba-tiba aku merasa takut jika memang mereka sepasang kekasih, ugh baru saja merasakan memiliki pacar sudah harus menjadi jomblo lagi.

'' Jangan juga memanggilku seperti itu, kalau 'mereka' mendengarnya kamu bisa di keroyok habis-habisan, lagian di belakang sana ada 'pacarmu' dia bisa salah paham nanti dan berdirilah, kesanya aku kayak ibu tiri gitu,'' ucap Naruto terdengar seperti bergurau, ah sedikit lega mendengar ucapan Naruto karena itu membuktikan mereka bukan sepasang kekasih.

Tapi apa benar mereka bukan sepasang kekasih,? Aku jadi sanksi dan kurang yakin apalagi di perkuat saat Yuuma-chan bangkit berdiri sesuai suruhan Naruto dan dia langsung memeluk Naruto dari belakang.

Argh aku jadi bingung,! Aku tidak ingin di sebut pria perebut pacar orang,! apa lagi dia sahabatku sendiri. Eh, tapikan Yuuma-chan yang menembaku duluan,? Yah walau aku belum pernah bertemu dengannya si.

Argh, lain kali aku akan mengikuti ucapan Naruto sebelumnya. Jangan langsung percaya pada gadis yang baru bertemu tapi langsung menyatakan perasaannya.

Issei End P.o.V

Issei dan kedua temannya masih memandang kearah Naruto yang tengah di peluk dari belakang oleh gadis yang seharusnya atau dikiranya adalah pacarnya Issei.

'' Aku tidak peduli pada mereka, kalau mereka menghajarku tinggal aku hajar balik dan tentang 'pacar' itu, aku hanya mengikuti perintah atasan baruku,'' Raynare atau Yuuma membalas ucapan Naruto sambil memeluknya erat dari belakang.

'' Huh, kau ini,'' Naruto menghela nafas kemudian melepas tangan Yuuma yang tengah memeluknya, kemudian dia berbalik menghadap Yuuma. '' Jadi sekarang 'paman' bukan 'tuanmu' lagi,?'' lanjutnya bertanya dengan menaikan satu alisnya.

Yuuma menatap kearah wajah Naruto, agak ada rasa sedikit takut di matanya.

'' Ti-tidak, tuan masih menjadi tuanku. Aku melakukan itu juga agar aku dilihatnya, di akuinya,'' bantah Yuuma dan memberikan alasan dia melakukan itu.

Naruto tersenyum mendengarkan ucapan Yuuma dan itu sukses membuatnya memerah.

'' Imotouku yang paling imut, untuk dapat di lihat dan di akui paman tidak perlu melakukan itu. Hanya tunjukan kesetiaanmu padanya, dia pasti akan mengakuimu bukan cuma sebagai bawahannya,'' Naruto memberi nasehat pada sosok yang di anggap adiknya, walaupun dia lebih muda dari orang itu.

Yuuma wajahnya memerah mendengar dirinya di bilang imut sedangkan Issei dan dua sahabat mesumnya hanya cengo melongo mendengar Naruto memanggil adik pada Yuuma.

'' Jangan panggil aku Imotou,!? Akukan lebih tua darimu jadi harusnya Naruto-kun memanggilku Nee-chan,'' rajuk Yuuma sambil menggembungkan pipinya imut yang di buatnya sedikit kesal.

' Aw,'

Yuuma memekik saat Naruto mencubit hidungnya karena gemas melihat tingkah Yuuma yang menurutnya imut.

'' Memang kamu lebih tua dariku tapi sifatmu seperti anak kecil, mau di perhatiin aja sampai mau bikin sesuatu yang menggemparkan. Paman pasti akan pusing melihat itu,'' sindir Naruto dengan senyuman yang tidak lepas dari bibirnya.

'' Aku tidak seperti anak kecil,'' ngambek Yuuma menggembungkan pipinya dan tanganya bersidekap menyangga buah dadanya yang lumaya membuat laki-laki melotot melihatnya, menantang lebih tinggi.

'' Iya kamu seperti anak kecil, Imotouku,'' kini nada Naruto seperti menggoda.

Wajah Yuuma memerah karena kesal dan senang, kesal karena di bilang anak kecil dan senang karena ternyata seorang Naruto, sosok yang di kaguminya tengah menggodanya.

Issei dan kedua temannya masih memandang Naruto dan Yuuma dengan tidak berkedip.

Wajah Yuuma masih memerah, namun menghilang seketika dan dibibirnya tersungging senyuman-ah bukan- seringaian yang misterius lebih tepatnya, seringaian karena mendapat sebuah ide untuk membalas seorang Naruto.

'' Jadi aku seperti anak kecil ya,?'' ujar Yuuma seperti bertanya namun senyuman misterius yang di buat semanis mungkin masih bertengger manis di bibirnya yang tipis.

'' Ya, kamu seperti anak kecil, Imotouku,'' balas Naruto masih belum menyadari arti senyuman Yuuma.

'' Kalau begitu Naruto-kun pedofil dong,,,,''

'' Eh,?!'' Naruto nampak kaget dengan ucapan Yuuma begitu pula dengan si 'trio mesum'.

'' Iya, Naruto-kun pedofil karena suka meniduri aku yang anak kecil ini, suka meremas dan menghisap dadaku hingga jadi sebesar ini. Anak kecil perempuan yang polos ini telah dinikmati tubuhnya oleh Naruto-kun,'' Yuuma menegaskan ucapan sebelumnya dengan nada yang di buat se-Inocent mungkin dan dengan gaya yang malu-malu anak kecil dan jangan lupa, rona merah di pipinya yang menambahkan kesan imut sadisnya.

'' Nani,?!'' pekik Naruto mendengar ucapan Yuuma.

'' Apa,!,,,, Naruto ternyata kau lebih mesum dari kami,!'' teriak trio mesum bersamaan, mata mereka membulat tidak percaya karena ternyata sahabatnya yang terkenal tidak mesum malah tingkat kemesumannya lebih parah dari mereka.

'' Ho-hoi, a-aku tidak seperti itu,! Kau cepat katakan kalau itu tidak benar,!'' panik Naruto membela diri dan menyuruh Yuuma untuk menjelaskan semua yang di katakannya tidaklah benar..

'' Oh malangnya diriku, laki-laki yang sudah menikmati setiap mili tubuhku tidak mengakui perbuatannya. Naruto-kun, apakah kamu lupa baru minggu kemarin kamu meniduriku, menciumku dengan penuh nafsu, meremas dan menghisap dadaku dengan keras hingga membuatku kesakitan dan apakah kamu lupa kalau kamu telah 'memakan' bagian bawahku dengan ganas sampai aku banjir di bawah sana,? Dan kamu lupa saat pertama kali memasukan 'batangmu' kedalam tubuhku,? Kamu melakukannya dengan keras dan kasar hingga membuat bagian bawahku robek terkoyak batangmu yang sangat besar itu. Bagian 'bawah' seorang anak kecil yang tidak tau apa-apa di hajar habis-habisan hingga mengeluarkan banyak darah, hiks,'' Yuuma berucap dengan nada yang di buat sangat sedih, bahkan airmatanya sampai keluar saat mengucapkan itu.

Naruto hanya melongo setelah mendengar ucapan Yuuma yang seperti mengadu, semua yang di ucapkan tidak benar -yah walaupun ada sedikit yang benar, itu di bagian meremas dada dan itupun tidak sengaja- dan hanya karangannya saja.

Hal yang tidak di ketahui Naruto, Yuuma tengah menyeringai senang namun tidak terlihat karena kepalanya tertunduk. Dan ada hal yang tidak di ketahuinya juga, yaitu ketiga sahabat mesumnya telah pingsan di dalam kubangan darah yang keluar dari hidung mereka.

Detik itu otak Naruto masih blank setelah mendengar ucapan Yuuma, namun detik berikutnya dia akhirnya tau, dia sedang di kerjai oleh sosok gadis berambut hitam agak biru di depannya.

Terbukti dari saat gadis itu mengangkat wajahnya, di sana terpampang senyum kemenangan karena telah berhasil mengerjai sosok yang sangat di kaguminya selama di Grigory.

'' Huh, kamu mengerjaiku ya,'' tuduh Naruto akhirnya setelah sadar tengah di kerjai.

' Hihihi,'

Yuuma hanya terkikik menanggapi Naruto yang baru sadar di kerjainya.

'' Dasar, menghancurkan nama baiku saja. Dan lihat apa yang kamu perbuat,,,, merepotkan,'' ucapan Naruto di buat kesal walau aslinya hanya bercanda dan dia menunjuk kearah tiga sahabatnya yang masih pingsan di dalam kubangan darah mesumnya.

'' Hehehe, maaf. Habis Naruto-kun menggodaku si, jadinya aku kerjai saja Naruto-kun,'' kekeh Yuuma meminta maaf dan merenggut manja.

'' Sudahlah, lebih baik kita tolong 'pacarmu' dan dua temannya itu,''

Naruto berjalan kearah sahabatnya yang masih pingsan, melewati Yuuma yang akan mencak membantah ucapan Naruto.

'' Dia bukan pacarku,'' bantah Yuuma. '' Lagian itu kan cara untuk menjalankan tugas'nya' untuk mendekati dan membunuh orang yang memiliki sesuatu yang dapat membahayakan tuan,'' lanjutnya membela diri dan memberi tau alasan dia mendekati Issei.

'' Ck, siapa yang bilang 'sesuatu' itu membahayakan paman dan kelompoknya,? Lagian paman sangat menyukai sesuatu seperti yang ada di dalam tubuh Issei,'' decak Naruto mendengar alasan Yuuma mendekati sahabatnya itu.

'' Ta-tapi ka-kata Kokabiel-sama,,,''

'' Mau saja kamu di bodohinya, dia sedang berambisi pada sesuatu yang membosankan, apapun yang di janjikannya padamu dan yang lainya hanyalah kebohongan semata. Lagi pula paman penggila Sacred Gear, jika dia mengetahui seseorang memiliki apa yang dia senangi pasti dia akan merekrutnya, melatihnya dan meneliti apa yang ada di dalam tubuhnya,'' potong Naruto dan memberitau sedikit tentang pamannya atau pemimpin dari Yuuma.

Yuuma tertunduk setelah mendengarkan ucapan Naruto, dia merasa bodoh karena sudah mau di manfaatkan oleh sosok yang menjanjikan sesuatu yang diinginkannya, dan juga dia merasa bersalah pada tuannya karena telah menghianatinya.

'' Sudahlah jangan di fikirkan, paman pasti mau memaafkanmu. Yang terpenting sekarang kita harus membawa mereka kesekolah,'' ucap Naruto seolah mengerti apa yang Yuuma pikirkan.

Yuuma memandang Naruto sesaat kemudian dia mengangguk lemah dan membantu Naruto mengurusi Issei dan dua sahabatnya.

Naruto saat ini tengah berjalan di koridor sekolahnya, setelah sesuatu yang merepotkan terjadi pagi tadi dengan sedikit kebohongan akhirnya dia bisa mengatasinya.

' Eh ayo kita ketempat latihan kendo, kiba sedang latihan sekarang,'

' Yang benar,? Ayo kita lihat,'

' Wah pasti kiba terlihat keren,'

Naruto mendengar ucapan para siswa putri tentang Kiba yang sedang latihan, dia jadi tertarik untuk mengetes iblis dari klub penelitian ilmu gaib itu.

Naruto melangkahkan kakinya kearah ruangan latihan kendo yang pastinya sekarang sudah penuh sesak oleh para gadis yang ingin melihatnya.

Dengan mudah Naruto menerobos kerumunan para gadis yang ada di pintu masuk klub kendo, terang saja sangat mudah malah dia menjadi pusat perhatian karena dia jarang sekali masuk ketempat seperti itu.

' Eh lihat, Naruto-senpai masuk keruang kendo,'

' Iya apa Naruto-san mau bergabung dengan kelub kendo,?'

' Mungkin, kalau dia beneran masuk aku juga akan ikut masuk klub kendo ah,'

' Aku juga, kali aja salah satu dari mereka menyukaiku, hihihi,'

Naruto mendengar ucapan para gadis namun tidak dia hiraukan, dia terus masuk kedalam dan melihat pemuda berambut pirang pucat tengah mengayunkan Boken sendirian di tengah ruangan di tonton para anggota wanita klub itu.

' Ehm,'

Naruto berdehem setelah berdiri tidak jauh dari Kiba untuk menarik perhatiannya.

Kiba menghentikan latihannya dan mengalihkan perhatiannya pada Naruto, begitu pula para anggota yang tengah melihat latihannya.

'' Latihan sendirian tidak akan meningkatkan kemampuanmu, Kiba,'' ujar Naruto yang masih berdiri tidak jauh dari Kiba.

'' Naruto-san,? Oh kalau begitu temani aku latihan biar kemampuanku bisa sedikit meningkat,'' balas Kiba agak bertanya-tanya pasalnya baru kali ini melihat Naruto masuk ke tempat latihannya.

'' Boleh, tapi aku punya usul yang lebih baik. Gimana kalau kita bertanding untuk melihat sejauh mana kemampuan kita dalam bermain pedang,'' setuju Naruto dan ada nada menantang di ucapannya. '' Sekali-kali aku ingin merenggangkan otot-ototku,'' lanjutnya sambil menggerakan kepalanya mematah kiri dan kanan.

'' Tentu, sudah lama juga aku tidak mengetes kemampuan berpedangku. Yah berhubung aku belum menemukan lawan yang mau bertanding denganku,'' ucap Kiba tertarik dan senyuman tidak pernah lepas dari wajahnya.

Naruto berjalan kearah pedang kayu disimpan dan mengambil dua boken yang di pegang terbalik di tangan kiri dan normal di tangan kanan.

'' Aku terbiasa menggunakan dua pedang, aku harap pertandingan ini seperti sungguhan dengan niat membunuh yang di keluarkan dan seluruh kemampuan kita di keluarkan. Aku harap kamu tidak keberatan, Kiba,'' ucap Naruto yang sudah kembali berdiri di depan Kiba namun dengan jarak yang lebih dekat.

'' Tentu Naruto-san, aku akan mengeluarkan semua kemampuanku,'' balas Kiba yang kini telah melakukan kuda-kuda berpedangnya.

Begitupun dengan Naruto, dia juga sudah melakukan kuda-kudanya dengan kaki kiri kebelakang menekuk membuka, kaki depan menekuk menghadap kedepan, tubuh membungkuk rendah, tangan kiri yang memegang boken terbalik dia arahkan kebelakang dan tangan kanannya mensejajarkan lengannya horizontal dengan pandangan matanya.

'' Aliran berpedangku adalah bebas, Kiba. Jadi jika nanti kamu melihat aku berubah-ubah gaya bertarungnya jangan kaget, karena aku hanya berimprovisasi sesuai dengan penglihatanku,'' ucap Naruto sebelum pertandingan di mulai.

Kiba tidak membalas dan menatap tajam kearah Naruto, mengawasi gerakannya.

'' Baiklah,,,,mulai,!'' seru Kiba dan Naruto.

Belum juga Kiba melesat kearah Naruto, Naruto sudah di depannya mengayunkan boken di tangan kanannya menyilang keatas.

' Tak,'

Dengan sigap Kiba menahan tebasan Naruto dengan bokennya, dia merasakan tebasan Naruto begitu kuat dan bertenaga.

Melihat serangannya berhasil di tahan, Naruto mengayunkan boken yang di pegang tangan kirinya Horizontal, mencoba menebas Kiba di bagian perut.

Kiba langsung mengarahkan bokennya kebawah menahan tebasan boken tangan kiri Naruto.

' Tak,!'

Suara benturan dua boken terdengar sangat keras dan sedikit memekakan telinga.

Kiba sedikit terdorong kebelakang saat menahan tebasan Horizontal dari Naruto.

Naruto kembali mengayunkan boken di tangan kanannya namun masih bisa di tahan oleh Kiba, dia kemudian menebaskan vertikal boken di tangan kirinya namun juga masih bisa di tahan dengan baik oleh Kiba.

Melihat serangan biasa masih bisa di tahan Kiba, Naruto mengubah pola serangannya.

Kini Naruto menyerang dengan pola acak tak beraturan, dengan gaya memutar tubuh seperti piringan yang berputar, serangan Naruto makin membuat Kiba terdesak kebelakang.

' Tak, tak, tak, tak, tak,'

Bunyi boken beradu dengan keras berkali-kali, membuat ruangan kendo itu di penuhi dengan suara detakannya.

Para Siswi Kuoh yang menonton pertandingan mereka nampak terkagum-kagum, mereka tidak menyangka seorang kiba dapat terdesak seperti itu. Yah walaupun yang melawannya menggunakan teknik yang 'berantakan' menurut mereka.

Naruto terus menyerang Kiba, dan kecepatan putarnya juga tenaganya semakin besar.

Itulah salah satu teknik milik Naruto, walau tidak perlu mengeluarkan tenaga lebih tapi di setiap serangannya penuh akan tenaga dan akan terus semakin besar berkesinambungan dengan semakin cepat putaran serangannya.

Teknik milik Naruto ini mengandalkan berat dari pedang yang di pegangnya, berat pedang membantunya berputar dengan cepat dan bertenaga.

' Tak, tak, tak,'

Kiba hanya bisa menahan serangan dari Naruto, dia tidak bisa membalas serangannya. Boro-boro membalas, celah sedikit saja dari serangan Narutopun nyaris tidak ada. Sekali ada celah Naruto langsung bisa menutupinya.

Kiba makin terdesak kebelakang tanpa bisa membalas serangan.

' Gi-gila, serangannya bertambah cepat dan semakin kuat. Tidak ada celah untuku kembali menyerang, dan sedikit kekuatan Knightku yang aku keluarkan tidak ada gunanya,' batin Kiba terpojokan.

' Tak, tak, tak,'

Semakin semangat Naruto menyerang kiba, dan tanpa Kiba sadari, dia menyeringai penuh ambisi.

' Aku hajar kau,! Aku hajar kau,! Aku hajar kau,! Dasar Iblis keparat,!' batin Naruto penuh ambisi, tidak menyadari kalau dirinya juga adalah iblis.

' Tak,'

Kiba seperti melihat celah di serangan Naruto, namun saat dia akan membalas serangan, dia membelalakan matanya melihat kecepatan Naruto setelah mengucapkan sesuatu.

' Putaran pedang Iblis,'

Gumam Naruto, lalu dia berputar dengan gila sambil mengayunkan bokennya kearah Kiba.

' Tak, tak, tak, tak, klang, Sleb, wush,'

Bunyi benturan boken yang di pegang Naruto dengan boken yang di pegang Kiba terdengar lebih keras dari sebelumnya, dan pada tebasan Naruto yang entah keberapa -karena saking cepatnya jadi tidak terhitung- boken milik Kiba patah dan menancap di langit-langit ruang klub kendo, dan entah sejak kapan Naruto sudah di belakang Kiba membelakanginya dengan kedua boken menyilang kebelakang di kanan kiri leher Kiba.

Nafas Kiba tercekat, begitu juga para sisiwi yang menonton. Serangan Naruto hampir tidak bisa di lihat dengan mata saking cepatnya.

Naruto masih belum menurunkan gekstur menyerangnya, namun sejenak kemudian dia sadar bahwa yang dilakukannya ternyata sudah berlebihan.

Dia kemudian menarik dua bokennya dan memeganya seperti tongkat menghadap ke lantai. Kemudian berbalik kearah Kiba yang masih membeku di tempat.

' Puk,'

Naruto menepuk pundak Kiba pelan dan Kiba sedikit menegang tubuhnya karena itu, kemudian dia menengok kebelakang kearah Naruto yang sedang nyengir canggung.

'' Gomen Kiba, tadi terbawa suasana jadinya sedikit lebih serius,'' Naruto meminta maaf dengan masih nyengir canggung.

'' Ti-tidak apa, Naruto-san.'' balas Kiba masih mengumpulkan kesadarannya dari keterkejutannya tadi. '' Aku tidak menyangka, Naruto-san sangat hebat bermain pedang,'' lanjutnya memuji kehebatan Naruto dalam bermain pedang.

'' Ah, aku tidak sehebat itu. Hanya dulu aku sering bermain pedang, jadi aku sedikit bisa memainkannya,'' balas Naruto merendah.

'' Tapi tadi itu memang mengagumkan, aku harap lain kali kita dapat bertanding lagi,'' Kiba masih memuji Naruto dan mengatakan harapannya untuk bisa bertanding pedang dengannya lagi.

'' Ah kau ini, tentu lain kali kita bisa bertanding lagi,'' balas Naruto yang kini tersenyum hangat. '' Baiklah, aku mau kembali kekelas dulu mau melanjutkan tidur,'' lanjutnya pemit untuk kembali kekelasnya.

Kiba mengangguk dan menggeser tubuhnya untuk Naruto lewat, Naruto kemudian berjalan keluar melewati para siswi yang masih membeku setelah melihat pertandingannya dengan Kiba.

*#*

Di sebuah ruangan yang bergaya eropa klasik, duduk beberapa orang di sofa yang ada di ruangan itu.

'' Kiba, aku merasakan tadi ada lonjakan sedikit energi iblismu, sebenarnya apa yang terjadi sampai kamu mengeluarkan itu,?'' tanya gadis berambut merah bermata Green-Blue dan memiliki 'aset' yang Over Bigger, pada pemuda berambut pirang pucat yang beberapa waktu lalu bertanding dengan Naruto.

'' Iya, Buchou Gomen. Tadi aku bertanding pedang dengan Naruto-san, anak kelas dua B,'' jawab Kiba menundukan kepalanya.

'' Bertanding pedang,?'' sang Buchou bertanya dengan penuh ketertarikan dan terkejut ingin tau.

'' Maksudnya bertanding boken di tempat aku biasa latihan kendo,'' terang Kiba menjelaskan.

'' Hanya bertarung boken kamu sampai harus mengeluarkan kekuatan iblismu,?'' Rias, ketua dari klub yang di ikuti oleh Kiba nampak tidak percaya.

'' Ya, aku melakukan itu untuk mengimbangi dan menahan serangannya yang acak-acakan namun sangat terarah dan bertenaga juga setiap detik serangannya bertambah kuat, bukannya bertambah lemah. Mungkin jika itu pertandingan pedang sungguhan aku sudah langsung kalah telak, kecepatanku sebagai Knight nampak tidak berguna di depannya,'' Kiba menjelaskan kenapa dia mengeluarkan sedikit kekuatan iblisnya.

'' Apa dia sekuat itu,? Bagai mana teknik berpedangnya,?'' Rias bertanya dengan ketertarikan tingkat akut.

'' Ara-ara, Buchou, sepertinya kamu tertarik padanya, fufufuu,'' Akeno, gadis raven phoni tail Queen dari Rias nampak menggoda sang King karena tertarik pada pemuda yang baru beberapa waktu lalu melawan kiba dalam pertandingan kecil dengan boken.

'' Tentu, kalau dia kuat kenapa tidak. Itukan untuk memperkuat tim kita,'' balas Rias nampak antusias.

'' Kemungkinan dia lebih kuat dari itu dan sepertinya dia sangat ahli dalam bermain pedang, terbukti dari seranganya yang acak-acakan namun terarah tepat pada sasaran dan juga dia mampu dengan cepat menutupi celah yang memungkinkan lawan menyerang,'' jawab Kiba tentang pertanyaan Rias sebelumnya.

'' Menarik, Kiba dekati dia dan ajak untuk bergabung dengan Klub ini. Dia harus menjadi salah satu budakku, aku tidak akan melepaskannya,'' perintah Rias penuh ambisi.

'' Akan aku usahakan, Bochou,'' balas Kiba.

'' Ara-ara, kamu sangat bersemangat sekali untuk mendapatkannya Buchou. Apa kamu melupakan pemuda mesum yang sudah lama kita awasi,?'' Akeno mengingatkan pada seseorang yang juga akan di rekrutnya.

'' Tentu saja, dan soal pemuda itu tentu akan aku rekrut. Tinggal menunggu waktu saja,'' Rias menjawab dengan antusias. '' Ah iya, pemuda bernama Naruto kan satu kelas dengan bocah itu, akan lebih mudah mendapatkan mereka, pasti,'' dia menepuk tanganya saat mengingat 'buruannya' ternyata satu kelas.

'' Ara-ara, kamu serakah juga ternyata ya, Buchou. Ufufufuf,'' sindir Akeno dengan senyum palsunya.

'' Itukan sudah sifat alami iblis,'' balas Rias enteng tak menghiroukan sindiran Akeno.

Mereka kembali melakukan kegiatan masing-masing, dalam batin sang King dia harus mendapatkan dua orang yang menurutnya kuat.

Satu pengguna pedang yang handal dan akan menjadi knightnya yang kuat dan satunya memiliki sesuatu seperti sacred gear dan tentunya kuat juga menurutnya.

*#*

Sejak Naruto bertanding boken dengan Kiba, dia tidak masuk sekolah selama dua minggu. Banyak gosip tersebar di Kuoh Academy tentangnya, mulai dari kehebatannya dalam bermain pedang yang dapat mengalahkan Kiba, sampai tentang gosip kemesumanya.

Yang terakhir itu ulah si trio mesum yang menyebarkan gosip, sebuah gosip kebohongan yang mereka dengar langsung dan di kiranya sungguhan.

Namun tanggapan para sisiwi Kuoh menanggapinya tidak sesuai dengan yang mereka pikirkan, karena hampir semua siswi yang mendengar gosip mereka malahan senang, sosok yang menurut mereka tampan, acuh, tidak pedulian kini telah ketularan mesum tiga sahabatnya dan itu adalah jalan mereka untuk mendekatinya dan bila beruntung bisa 'memakannya'.

Dan setelah hari itu Issei mundur dan mengganggap Yuuma hanya main-main saja saat menyatakan cintanya, dia melakukan itu karena tidak enak pada Naruto karena dikiranya Yuuma adalah Kekasih Naruto.

Dan sejak hari itu pula Issei banyak berubah, berubah bukan dalam hal yang membuatnya maju, tapi malah tetap berjalan di tempat. Namun bukan itu yang di maksud berubah, melainkan sekarang dia adalah Iblis, lebih tepatnya Iblis reinkarnasi dari keluarga Gremory.

Tepat tiga hari setelah insiden yang membuatnya berkubang dalam 'darah Nista' bersama dua sahabat mesumnya, dia di panggil oleh Kiba untuk ikut ke ruang klub penelitian ilmu gaib dan di ajaknya bergabung dengan klub itu.

Kontan Issei senang dan langsung menerimanya, karena di klub itu ada dua Onee-sama pujaan seluruh murid Kuoh.

Namun dia langsung menelan ludahnya berat karena langsung saja mau menerimanya tanpa mendengar syaratnya dulu, yah masuk kedalam klub itu ada syaratnya yaitu harus menjadi Iblis karena seluruh anggotanya juga adalah Iblis.

Sebenarnya dia akan menarik kembali omongannya namun setelah mendengar keuntungan menjadi iblis dia akhirnya berfikir ulang, otak dangkal yang mesum di masuki data iming-iming dengan menjadi iblis dia dapat mewujudkan cita-citanya yaitu menjadi 'Harem King' yah tentu saja dengan menjadi iblis kelas atas dulu baru bisa terwujud mimpinya dan tanpa berpikir panjang dia langsung menerima saja dirinya di ubah menjadi Iblis.

Dan disinilah sekarang Issei, kembali berkubang di genangan darahnya. Namun bukan darah nista seperti sebelumnya, melainkan darah yang keluar akibat luka menganga di perutnya yang di sebabkan oleh sebuah tombak cahaya yang di lesatkan padanya oleh sosok berpakaian ala detektif dan mempunya sayap hitam seperti gagak di punggungnya.

Sosok yang mengaku dirinya adalah Malaikat Jatuh dan bernama Donahseek ingin membunuhnya karena suatu alasan yang kurang jelas menurutnya.

Dengan kesadaran yang masih tersisa setengah dia melihat tatapan sinis dan senyum menghina Donahseek menghilang saat tiba-tiba ada pemuda berambut pirang yang dua minggu ini tidak di lihatnya.

Namun dia juga sedikit tersentak saat pemuda yang di kenalnya dengan Nama Naruto memandangnya datar dan terkesan dingin.

'' Na-Naruto,,,'' panggil Issei dengan suara parau tercekat karena merasakan sakit yang teramat sangat dari luka menganga di perutnya.

Walau tubuhnya sekarang lebih kuat dari tubuhnya sebelumnya, namun tetap saja luka seperti itu membuatnya menderita.

Sebenarnya Issei memanggil Naruto bermaksud untuk meminta dia menolong dirinya, namun Naruto hanya membalasnya dengan pandangan datar nan dingin sebelum kembali mengalihkan pandangannya kearah Donahseek.

'' Hmm, perbuatanmu sudah keterlaluan, Donahseek. Tapi jika kamu mau meminta maaf, aku dapat memafkan dan membiarkanmu pergi,'' ujar Naruto datar dengan masih menatap Donahseek datar dan terkesan bosan.

'' Na-Naruto,,, cih jangan mengasihaniku,! Aku tidak selemah itu,!'' triak marah Donahseek karena merasa di remehkan namun terdengar nada takut di ucapannya.

'' Pergilah sebelum aku berubah pikiran,'' Naruto menghiroukan ucapan Donahseek dan masih menyuruhnya pergi.

'' Sudah aku bilang jangan remehkan aku,!'' setelah berteriak dia langsung membuat sebuah tombak cahaya berukuran sedang dan langsung melemparnya kearah Naruto.

' Swuusssh, tap,'

Tombak cahaya melesat cepat kearah Naruto dan dengan mudah di tangkap olehnya.

Tombak cahaya yang berhasil di tangkap oleh Naruto di mainkannya lalu di sandarkan di bahunya.

'' Ke-kenapa kamu tidak terpengaruh tombak itu,?! Itukan racun buatmu,!'' Donahseek nampak terkejut karena tombak cahayanya tidak berpengaruh pada Naruto yang seorang Iblis, karena cahaya adalah racun bagi Iblis.

Naruto mengangkat sebelah alisnya karena merasa terkejut sosok didepannya mengetahui dirinya adalah Iblis, padahal hanya beberapa malaikat jatuh di Grigory yang mengetahui dirinya adalah iblis dan itupun mereka di kenal oleh Naruto.

'' Ini hanya seperti tusuk gigi bagiku, Punya pamanku jauh lebih dari ini,'' balas Naruto masih datar dan dia kini mempersiapkan tombak cahayanya untuk di lempar pada sosok didepannya. '' Kesempatanmu untuk hidup telah kamu sia-siakan, bersiaplah bertemu dewa kematian,'' setelah mengucapkan itu, Naruto melemparkan tombak cahaya yang di pegangnya kearah Donahseek dengan cepat, lebih cepat dari Donahseek saat melempar tombak cahaya itu.

'' Swussshh, slleb,'

Donahseek hanya bisa membelalakan matanya saat merasakan nyeri di dada kirinya dan saat dia melihat kearah dadanya, matanya tambah membelalak dengan pupil mengecil.

Nyeri di dada kirinya makin terasa menyakitkan bersamaan dengan tubuhnya yang mengurai menjadi partikel cahaya, rasa sakit itu masih terasa.

Issei membelalakan matanya melihat Naruto dengan sangat mudah membunuh sosok yang telah membuat dirinya sekarat seperti itu, dengan pandangan mulai mengabur, Issei melihat Naruto memandangnya datar sebelum dia pergi meninggalkannya dalam penderitaan rasa sakit akibat tombak cahaya dan sebelum pandangannya benar-benar menggelap dia melihat sosok berambut merah dan dark blue yang amat di kenalnya, setelah itu dia tidak merasakan apa-apa lagi.

*#*

Keesokan harinya.

Naruto sengaja berangkat kesekolah sedikit terlambat, dia masuk kedalam kelas pas jam pelajaran pertama berakhir dan dengan memberikan alasan yang sangat kurang dari Nalar dia akhirnya di perbolehkan duduk.

Berjalan dengan wajah datar kearah tempat duduk di pojokan yang biasanya kosong, melewati tempat duduknya yang biasa yaitu di samping Issei.

Naruto benar-benar tidak mempedulikan pandangan ingin 'memakan' para siswi yang masih terpengaruh gosip dari trio mesum, dan dia mengacuhkan saat Issei menyapanya.

Setelah duduk di bangku paling pojok yang menghadap jendela, Naruto menatap keluar sebentar sebelum mengambil bantal kecil dari tasnya untuk kemudian tidur.

Issei memandang khawatir kearah Naruto, dia takut kehilangan teman yang begitu berharga baginya. Sempat terbersit kalau Naruto telah mengetahui dirinya telah di ubah menjadi iblis dan dia membencinya, namun langsung di tepisnya jauh-jauh, ' Mungkin Naruto sedang tidak ingin di ganggu,' batinnya.

Issei PoV

'Ting Tong Teng Tong,'

Jam pelajaran kedua telah usai dan sekarang sudah waktunya istirahat, aku cepat-cepat membereskan semua buku-bukuku kedalam tas.

Setelah selesei aku menengok kebelakang kearah sahabat pirangku, dia juga telah selesei dan akan berjalan keluar kelas.

'' Naruto, apa kabarmu,? Kenapa tidak masuk sampai dua minggu,?'' aku menyapanya dan menanyakan kabarnya juga alasan dia tidak masuk sampai selama itu.

Namun dia tidak menjawab atau membalas sapaanku, boro-boro menjawab malahan sepertinya dia mengacuhkanku seperti tidak menganggap keberadaanku. Dia terus jalan keluar kelas dengan wajah datar dan terkesan dingin.

Apa dia marah padaku,? Apa gara-gara Yuuma-chan dulu,? Atau dia benar-benar telah mengetahuiku berubah menjadi Iblis dan dia membencinya,?

Jika mengingat kemarin itu semakin memperkuat kalau dia telah mengetahuiku telah berubah menjadi Iblis dan dia membencinya, terbukti dari saat aku terluka cukup parah kemarin tapi dia tidak menolongku dan membiarkanku berkubang dalam darahku sendiri.

Aku jadi berpikir kalau aku telah salah merubah diriku menjadi Iblis, cuman gara-gara di iming-imingi bisa menjadi Harem King, aku merelakan diriku di ubah menjadi Iblis.

Kini aku mulai menyesal karena telah berubah menjadi Iblis, lebih baik menjadi manusia walau impian nistaku tidak mungkin terwujud dari pada kehilangan satu teman yang amat berharga dan selalu ada untuku.

Namun pikiran lain dalam kepalaku menyangkal itu, 'mungkin dia sedang banyak masalah dan tidak ingin di ganggu, dan belum tentu dia mengetahui kalau kau adalah Iblis sekarang. Jangan terlalu di pikirkan, nikmati dan capai saja cita-citamu,'

Aku menggeleng mencoba membuang pikiran itu, akan aku tanyakan kenapa sifatnya berubah untuk lebih jelas agar aku tidak ragu untuk selanjutnya.

Issei PoV End.

Naruto berjalan kearah pintu keluar mengacuhkan panggilan Issei, sebenarnya dia bukanlah orang yang dengan mudah membuang seorang teman, namun lagi ceritanya jika seorang itu telah menjual dirinya pada Iblis, dia akan sangat mudah membuangnya semudah membalikan tangan.

Walau dirinya adalah Iblis, dia tidak suka seorang manusia di ubah menjadi Iblis walau dengan alasan apapun.

' Sreeek,'

Naruto membuka pintu kelas bermaksud untuk keluar, namun salah satu alisnya langsung terangkat karena didepan kelas dia telah di tunggu oleh dua Iblis yang cukup di kenalnya.

Dari mana dia tau kalau dua Iblis itu menunggunya,? Tentu saja filingnya yang berbicara dan raut wajah mereka yang senang seperti binatang telah menemukan mangsanya.

'' Namikaze-san, bisa ikut kami sebentar,?'' tanya salah satu dari mereka yang memiliki rambut merah sedikit pucat terdengar meminta atau lebih ke memerintah.

'' Untuk,?'' Naruto balas bertanya, dia sudah tau arah pembicaraan mereka nantinya, yaitu mengajaknya bergabung menjadi budak Iblis dari raja mereka.

Naruto pernah di beritau oleh pamannya kalau Iblis mempunyai sesuatu alat yang dapat di gunakan suatu makhluk menjadi Iblis, alat itu bernama Evil Peace dan alat itu mengadopsi sistim catur, jadi siapa yang memegang bidak raja dan mempunyai setnya dia dapat mereinkarnasikan seseorang menjadi Iblis.

Namun syarat mempunyai Evil Peace, dia haruslah iblis kelas atas atau iblis kelas bawah yang telah mencapai tingkatan itu.

Mereinkarnasikannya menjadi Iblis,? Yah sebenarnya Naruto menekan energi Iblisnya hingga ketingkat paling rendah dan hanya seseorang yang telah berpengalaman dalam perang atau Iblis yang jam terbangnya lebih tinggi saja lah yang dapat mengetahuinya.

Itulah mengapa semua Iblis muda di Kuoh Akademi tidak ada yang menyadarinya adalah Iblis walau dia tau mereka juga tidak merasakan aura manusia atau yang lainya darinya.

Ini berkat latihan bersama pamannya hingga dia bisa melakukan seperti itu.

'' Kaichou ingin membicarakan sesuatu denganmu,'' jawab yang satunya yang berambut coklat agak kemerahan yang di ikat twintail.

'' Oh, tapi aku tidak punya waktu untuk itu,'' tanggap Naruto cuek.

'' Sebentar saja Namikaze-san,'' gadis berambut merah pucat agak sedikit memaksa.

'' Baiklah,'' balas Naruto menyetujui, dia ingin melihat apa yang akan di bicarakan oleh salah satu Iblis pewaris dari klan yang cukup terkenal, walaupun dia sudah tau tapi dia ingin sedikit bermain-main dan mengerjai mereka.

'' Kalau begitu ikuti kami,'' perintah gadis berambut twintail.

Naruto hanya mengangguk dan mengikuti arah berjalan mereka.

Dia sedikit menyeringai sambil mengikuti mereka berdua, dalam pikirannya mulai di susun rencana untuk mengerjai mereka.

Dia juga menebak, salah satu kelompok Iblis satunya yang telah membuat temannya menjadi Iblis pasti akan memanggilnya untuk mengajaknya bergabung, dan dia sudah punya rencana untuk itu.

Naruto mengikuti dua gadis iblis di depanya memasuki ruangan yang di ketahuinya adalah ruangan OSIS, dan setelah masuk dia melihat satu orang pemuda dan beberapa gadis berdiri di samping kanan dari meja yang kursinya di duduki oleh gadis berambut Reaven di atas bahu dan sebuah kacamata membingkai sepasang mata violetnya.

'' Namikaze-san, silahkan duduk,'' gadis yang merupakan ketua dari klub itu mempersilahkannya duduk.

Naruto mengangguk dan berjalan kearah Sofa untuk duduk disana.

'' Perkenalkan namaku Souna Sithori, aku ingin mengajakmu bergabung dengan klub ini dan menjadi salah satu budakku,''

tbc

Yoi, aku datang dengan cerita baru yang amburadul, sebenernya ini cerita dari acount aku yang lain, tapi aku hapus dan publis pke acount yang ini biar tidak ribet updatenya...

Yah sekian ajalah,,,,

semoga ini sedikit menghibur dan karena masih baru minta sarannya dan jangan lupa Review...