Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi.
sudah lama nge-ship dan pengen bikin teppei/riko, akhirnya kesampaian juga, walau pendek begini hwhw.
Teppei tidak tahu apa alasan Riko menariknya berlawanan arah pintu keluar. Ini sudah waktunya matahari terbenam, dan ia harus mengembalikan Riko tepat pukul tujuh jika tidak ingin ditoyor Kagetora-san (cukup sekali, cukup sekali).
"Teppei, aku mau naik bianglala."
Oh.
Teppei membiarkan Riko memilih tempat duduk lebih dulu, lalu ia sendiri mengambil tempat yang bersebrangan, menunggu bilik mereka naik perlahan-lahan. Riko menempelkan dahi pada kaca jendela juga jari-jarinya. Teppei bergeser untuk melongok lewat kaca, wow, orang-orang tampak kecil.
"Aku tidak keberatan kalau berhenti di sini," ujar Riko saat mereka berada di titik tertinggi. Matanya mengagumi bentang horizon di jauh sana, yang terlihat seperti tumpahan cat oranye pada bidang angkasa. Teppei menyipitkan mata, silau.
"Maksudmu, bianglala ini?"
Riko mengangguk. "Pemandangan dari sini bagus sekali."
Wahana memberikan kesempatan sebanyak tiga kali, untuk membiarkan mata menjelajah leluasa, bagaimana taman hiburan masih dipadati pengunjung dan lampu-lampu mulai dinyalakan, dan atap-atap rumah memantulkan sinar. Teppei sempat menebak-nebak di mana rumahnya atau rumah Riko, yang diikuti gadis itu walaupun terdengar konyol.
Ada rombongan burung, dalam formasi mereka yang membentuk anak panah.
Bagaimanapun, Riko tampak kecewa saat petugas mempersilahkan mereka turun. Teppei mengulum senyum dan menepuk-nepuk punggung Riko, berkata bahwa kita bisa naik lagi kapan-kapan. Toh, ia juga menikmatinya.
Sebagai obat kecewa, Teppei membeli kembang gula untuk dua orang, sesaat sebelum melewati pintu keluar. Memberikan satu pada Riko. Gigitan pertama pada serabut-serabut halus merah jambu itu terasa menyenangkan.
Mereka pulang bersama.