Ch 5 : Sensasi


"Yah! Jongin kau mau kemana?" Sehun menatap bingung sosok Jongin yang baru saja keluar dari kamar apartemen Minseok menggunakan mantel hangatnya lengkap dengan syal musim dingin yang ia gunakan dan jangan lupakan tas yang berisi barang-barang ajaib milik Kim Jongin.

Jongin menoleh, lalu menatap Sehun berbinar, "Hmm.. aku mau bertemu dengan dokter tampan. Kebetulan ia sedang libur dan ia mengajakku keluar."

Tiba-tiba saja Sehun merasakan perasaan tak suka yang amat besar.

Sebut saja cemburu.

"Tidak boleh!"

"Hah?" Jongin mengerjap bingung dan menatap wajah Sehun yang berkerut tak suka dengan bingung pula, "Kenapa?"

Sehun berjalan mendekat kearah Jongin dan menatap Jongin tajam, "Ya pokoknya tidak boleh!"

"Ish! Kau kenapa sih? Aneh sekali. Minggir aku mau lewat." Jongin mendorong pelan tubuh Sehun yang menghalanginya. Namun Sehun dengan seenak udelnya malah memiting leher Jongin.

"APA YANG KAU LAKUKAN BODOH! YAAHH— Uhuukk.. uhuukk," mendengar Jongin yang terbatuk seperti itu, mau tak mau Sehun harus melepaskan pitingannya di leher Jongin.

Jongin menatap garang Sehun, "Dasar menyebalkan! Pria kriput menyebalkan! Apa maumu sih?"

"Mauku kau tidak pergi berdua dengan dokter itu."

"Kenapa kau melarangku?"

"Memangnya kakimu sudah sembuh?"

"Sudah. Lihat saja ini," Jongin melompat-lompat di hadapan Sehun, "Aku bahkan sudah bisa melompat seperti ini. jadi, sekarang biarkan aku pergi."

"No."

Jongin mengerucutkan bibirnya dan menghentakan kakinya kesal, "Kenapa? Kenapa? Kenapaaaaaaa? Kenapa kau seperti ini? huhuhuhuu," Jongin meraung lebai sambil mengacak-acak rambutnya kesal. Lucu sih sebenarnya melihat tingkah Jongin itu, namun tingkah Jongin sedikit tak diperhatikan oleh Sehun karena ia tengah memutar otaknya untuk mencari alasan apa yang pas untuk mencegah Jongin pergi.

Berfikir.

Berfikir.

Oh, Sehun tahu alasan yang pas...

Sehun melipat tangannya didepan dada, lalu tersenyum licik tanpa sepengetahuan Jongin, "Kau kan tour guide ku disini, mana ada tour guide yang meninggalkan peserta tournya sendirian."

Jongin merengut, "Memangnya kau ada rencana pergi hari ini?"

"Tentu saja. kau yang bilang bahwa aku harus bersenang-senang disini, kan? tapi apa ini? kau bahkan ingin bersenang-senang sendiri, tanpa aku." Sehun memasang wajah sedihnya yang benar-benar gagal total, "Baiklah Kim Jongin, pergilah dengan dokter tampanmu itu."

Sehun melangkahkan kakinya menuju ke kamar dengan langkah pelan. Sengaja dipelankan maksudnya agar dramatis.

Sehun hanya mencoba peruntungannya kali ini.

Jika ia beruntung, Jongin akan menahannya dan ia akan pergi berdua dengan Jongin.

Dan, jika memang ia sedang sial, ia harus rela berbosan-bosan ria di apartemen milik kakak Jongin itu. sedangkan Jongin sendiri tengah bersenang-senang dengan dokter yang kata Jongin sangat tampan itu.

Memikirkannya saja membuat Sehun tak suka.

"Oh Sehun.."

Sehun menghentikan langkahnya yang sudah sampai didepan pintu kamar.

"Jangan marah denganku, Huuuunnnn." Sehun hampir saja ambruk saat merasakan beban yang menimpa tubuhnya tiba-tiba itu. untung saja Sehun dengan cepat berpegangan pada meja disampingnya.

Jongin dengan seenaknya melompat di punggung Sehun dan Jongin sama sekali tak merasa bersalah. Malah sekarang ia tengah memaju-majukan kepalanya agar bisa menatap wajah Sehun yang kesal, "Sehuuuunnnn."

Sehun mendengus saja dan tetap melanjutkan langkahnya memasuki kamar, masih dengan Jongin dalam gendongannya.

Jongin menarik-narik telinga Sehun iseng, "Sehun jangan maraaaahhhh."

Jongin merengut kesal saat samasekali tak mendapatkan respon dari Sehun, "Baiklah baiklah ayo kita pergi."

Sehun menyeringai tanpa sepengetahuan Jongin.

Jongin itu memang polos, atau idiot? Mau-mau saja dibodohi oleh Sehun.

You're Mine!

God & Themselves

T+++++ (dusta ding:p)

Romance, Drama, Friendship

Oh Sehun, Kim Jongin, etc

OOC, cerita pasaran, alur kecepatan, Typo(s), YAOI, fict enggak nyambung sama judulnya-_-, ceritanya maksain banget

Summary: Rencana Sehun untuk menemui Luhan, -mantan kekasihnya- untuk kembali kepelukannya harus gagal total karena tingkah idiot dari sahabat manisnya sendiri –Kim Jongin- dan mereka malah berakhir dengan Tour Romantisme Korea ala Jongin. / It's HUNKAI! [Sehun x Kai], Yaoi, BL, DLDR, RnR please!

.

.

You're Mine! © FyxHunKai

Gak suka? OUT!

Masih ga OUT juga? Berarti anda terlalu memaksakan diri/?

No Siders! No FLAME!

.

.

.

[WARNING! TYPO(S) BERKELIARAN!]

.

.

"Yah sehun kenapa kau menulis 'Sehun & Jongin' di gembok milikmu?"

Sehun mengendikan bahunya cuek, "Karena aku ingin." Dan memasangkannya dengan wajah santai.

"Iya kenapa harus aku? Kenapa bukan Luhan saja?"

Sehun mendengus dan menatap Jongin malas, "Luhan sudah bukan milikku. Karena kau sekarang disini bersamaku, berarti kau milikku. Dan lagipula kau yang sedang bersamaku disini, jadi aku menulis namamu."

Jongin terdiam dengan matanya menatap lekat sosok Sehun di hadapannya.

"Aih kau lama sekali. Sini biar aku yang menuliskan di gembok milikmu." Sehun sudah akan merebut gembok di tangan Jongin sebelum sang empunya menjauhkan gembok itu dari jangkauan Sehun.

"Aku akan menulisnya sendiri." tangan Jongin bergerak menuliskan namanya dan nama seorang pria dihadapannya itu, dilengkapi dengan gambar-gambar love di sekelilingnya. Sehun yang melihatnya hanya tersenyum puas.

Jongin memasangkan gemboknya tepat disebelah gembok milik Sehun lalu menatap pria disebelahnya itu, "Kau yakin? Kau tahu kan maksud dari gembok cinta itu—"

"Aish kau lama." Sehun merebut kunci gembok milik Jongin lalu melemparkannya jauh-jauh bersama kunci gembok miliknya tadi, "Sudah. Gampang kan?"

Jongin hanya mendengus melihat kelakuan Sehun, "Baiklah, sekarang kita naik cable car..."

"Apa itu?"

"Cable car itu.. yah pokonya cable car. Sudah ayo, ikut saja."

"Jangan bilang cable car itu..." Sehun memandang Jongin horor, dan dibalas dengan tatapan berbinar dari Jongin.

"Ya, kau benar sekali Sehuna. Ayo, cepattt."

"Jongin kau jangan gil—"

"Eh tapi tunggu dulu, aku belum memfoto gembok kita tadi."

.

"Kau sedang apa sih?" hardik Sehun, ngeri kabel cable car itu tidak kuat. Bukan tidak mungkin kan ia akan berakhir konyol di dalam cable car yang putus dan terbanting di tanah. Itu mengerikan.

"Geser." Jongin mendesak Sehun untuk bergeser dan duduk di samping kaca. Ia lalu menatap Sehun lama, "Sehun, kau tahu drama Korea Boys Before Flowers?"

Sehun menatap Jongin dengan tatapan mengapa-seorang-arsitek-yang-tampan-dan-keren-seperti-ku-harus-tahu-drama-Korea, berharap Jongin akan paham.

"Oke. Jadi, di drama ini, tokoh utamanya, Jun Pyo, menulis pesan untuk gadisnya, Jan Di, di cable car ini. contohnya seperti ini," Jongin menulisi dinding cable car,

'Sehun & Jongin. Winter In Korea^^ luv luv'

—dengan spidol, lalu nyengir kepada Sehun yang hanya mengernyit aneh menatapnya.

"Lalu—"

"Spidol itu permanen?" potong Sehun membuat Jongin menatap dan meneliti spidolnya sebentar lalu menganguk lucu. Sehun menghela nafas, "Jongin, kau mau kita ditangkap karena merusak property orang?"

Jongin terdiam.

Jongin mengerjabkan matanya cepat.

Mengernyit sejenak lalu membengkap mulutnya setelah sadar akan perbuatan bodohnya baru saja. Ia buru-buru mencoba menghapus tulisannya tadi dengan kaosnya sendiri.

"I thought you said it's permanent." Sehun mengomentari usaha sia-sia Jongin dengan wajah malas.

Jongin sendiri sudah terduduk dengan dramatis diatas lantai cable car, "Bagaimana ini..."

Sehun menatap sahabatnya kasihan, lalu menyadari sesuatu, "Eh, kita sudah hampai sampai Jong."

Jongin mendelik mendengarnya, ia dengan cepat mengaduk-aduk ranselnya dan menemukan post-it. Ia menempelkan selembar kertas pink berpelekat itu diatas coretannya, lalu dengan segera bangkit. Detik berikutnya, cable car itu berhenti. Pintunya terbuka dan semua penumpang bergerak keluar. Jongin sendiri berlindung di balik punggung lebar Sehun sambil menatap takut-takut pada sang petugas.

"Ayo, cepat pergi!" Jongin berbisik sembari mengamit lengan Sehun, lalu membawanya berjalan dengan cepat untuk keluar dari gedung Namsan Cable Car.

Sambil mendengus geli, Sehun mengikuti Jongin yang tengah berlari kecil menuruni tangga. Sepertinya, acara Jongin yang Jongin beri tema romantisme-kencan-ala-remaja-Korea ini semakin menarik.

.

_HUNKAI_

.

"Kenapa kau membawaku kesini Jongin? Apakah tempat ini juga masuk dalam list tempat kencan romantisme?" Sehun berkerut bingung saat Jongin dengan semangat menarik tangannya untuk naik keatas bukit.

Jongin memasang cengiran polosnya, "Tidak. Aku hanya ingin kesini saja hehe."

Sehun hanya mendengus dan melemparkan pandangannya kearah kota Seoul yang benar-benar terlihat indah dari atas sana. Seulas senyum kecil terpatri dibibir Sehun, "Tempat ini sangat indah. Apalagi dengan salju sebanyak ini."

Jongin diam-diam menyeringai kearah Sehun, dan tanpa sepengetahuan Sehun, Jongin sudah menendang bokongnya hingga ia terjungkal jatuh pada tumpukan salju yang tebal itu. Jongin tertawa terpingkal-pingkal melihat keadaan Sehun sekarang. Dengan wajah yang masam dan penuh salju, sungguh bukan karakter Oh Sehun sama sekali.

Sambil menyeka wajah, Sehun memperhatikan Jongin yang masih asik tertawa sambil bertepuk tangan heboh itu. Detik berikutnya, Sehun melemparkan sebongkah bola salju ke kepala Jongin, lalu kabur sebelum Jongin sadar perbuatannya.

Jongin mendongak dan menatap Sehun kesal, "YAH!"

Demi membalas dendam, Jongin membuat sebongkah bola salju yang besar. Jongin mengejar Sehun sambil membawa bongkahan salju itu, namun Sehun menangkap tangannya. Membuat Jongin kehilangan keseimbangan dan berakhir dengan terpeleset dan terjatuh tepat diatas tubuh Sehun. Dan jangan lupakan pula bola salju yang menimpa kepala Jongin yang tengah menindih Sehun.

Sehun dan Jongin tergelak bersama, mereka menertawai kebodohan mereka –Sebenarnya hanya Sehun yang menertawai kebodohannya, sedangkan Jongin hanya tebawa suasana saja jadi ia ikut tertawa-.

Jongin masih menimpa Sehun bahkan saat tawa mereka benar-benar berhenti. Kini keduanya saling tatap dengan wajah yang berjarak kurang dari lima senti. Bukannya cepat-cepat turun, Jongin malah dengan sengaja melonjak-lonjakan tubuhnya diatas tubuh Sehun.

Lagi-lagi mereka merasakan perasaan itu, perasaan berdebar yang menyenangkan.

Jongin nyengir nakal, "Apakah aku berat?"

Sehun mencoba memasang wajah datarnya sebaik mungkin, "Aku bahkan belum bernafas daritadi."

Jongin tergelak lagi, lalu menggulingkan tubuhnya turun dan meletakan kepalanya diatas lengan Sehun yang terlentang. Entahlah, meskipun lengan itu kurus, Jongin merasa sangat nyaman berbaring dengan berbantalan lengan sahabatnya itu. Jongin tak pernah merasa senyaman dan semenyenangkan ini berbaring di lengan Sehun sebelumnya.

Sehun sendiri menoleh kearah Jongin yang juga tengah menatapnya. Ia tak mengira ia bisa sebahagia ini menikmati salju dengan sahabat idiotnya itu. Sekarang ini, ia hampir sama sekali tidak merasakan dinginnya salju yang menusuk tulangnya. Malah sebaliknya, lengannya yang Jongin gunakan bantalan itu malah tengah mengalirkan perasaan hangat yang menjalar keseluruh tubuhnya.

.

_HUNKAI_

.

"Kau ingin makan apa?" Sehun bertanya pada sosok pemilik tangan yang tengah ia genggam. Sedangkan sosok itu sendiri hanya tersenyum idiot menatap tangannya yang digenggam hangat oleh Sehun dibalik saku mantel musim dingin pria tersebut.

"Hoy Kim Jongin!" Sehun menggeplak pelan kepala Jongin menggunakan tangannya yang menganggur.

Jongin mengurucutkan bibirnya dan menatap Sehun kesal, "Apa-apaan sih!"

"Kau yang apa-apaan. Kau mengacuhkanku yang bertanya padamu dan kau hanya senyam senyum seperti orang yang sarafnya kendor sedaritadi."

Jongin mendengus dan mencubit ganas lengan Sehun, membuat Sehun memekik tertahan.

Sehun menatap geram kearah Jongin, "Kau—"

"Sehun bertanya apa tadi?"

"Kau mau makan apa?"

"Hmm harusnya aku yang bertanya seperti itu! aku kan tour guide mu disini!"

Sehun mendengus, "Jika kau yang harusnya bertanya, kenapa tak kau lakukan sedari tadi?"

Jongin mengerucut, namun sedetik kemudian berubah menjadi ekspresi yang benar-benar Sehun kutuk keberadaannya, "Jongin mau makan ttobukki, bibimbab, kimbab... hmmm tapi Jonginnie juga mau—"

Sehun menahan nafas melihat aegyo yang coba Jongin lancarkan padanya.

Oh Shit, jangan muka memelas dengan pandangan anak anjing terbuang itu. oh oh oh dan jangan lupakan bibir kissable yang mengurucut saat mengatakan jeje makanan keinginannya itu.

Sehun merutuki dalam hati bagaimana bisa sahabat idiotnya itu memiliki wajah yang sedemikian imutnya hingga rasanya tak ada seorangpun yang bisa menolak keingan manisnya itu.

Namun alih-alih mengatakan apa yang ada didalam hati dan pikirannya, Sehun malah berkata—

"Fuck Jongin! Hentikan aegyomu! Menggelikan!"

Jongin mengerjab dan menatap Sehun polos, "Kenapa?"

Shit

Sehun bersumpah akan memakan Jongin sekarang juga jika tak ada banyak orang berlalu-lalang disini.

Sehun menghela nafas –pura-pura- lelah, "Baiklah. Kita ke Myungdong sekarang."

Jongin menatap Sehun berbinar menggemaskan dengan loncatan kecil, "Let's go Sehuna! Let's go go go gooooo!"

Sehun hanya menatap sosok Jongin yang lebih pendek darinya itu sedang memeluk lengannya dan menariknya agar lebih cepat berjalan. Oh dan jangan lupakan senyuman manis dengan gumaman bahagianya itu.

Ya tuhan

Kenapa menggemaskan sekali, sih.

.

.

.

Sehun dan Jongin berjalan disepanjang Myungdong. Mata Jongin sedaritadi tak hentinya berbinar menatapi jejeran kedai-kedai penjual makanan. Binar mata Jongin semakin menjadi-jadi saat matanya menangkap kedai bubble tea disana. Uuhhh surga dunia.

"Sehunaaa! Bubble tea! Bubble tea! Ayo beli bubble tea dulu!" Jongin menarik tangan Sehun untuk memasuki kedai bubble tea yang ramai.

Jongin mendengus kesal saat mendapati berpasasang puluh mata menatapi sosok sempurna Sehun yang berjalan disampingnya itu. seolah-olah mereka siap menyerang sehun kapan saja. karna fuck harus Jongin akui, Sehun tetap saja terlihat hawt dan kewl bahkan dengan mantel musim dinginnya itu.

Jongin mengerucutkan bibirnya lalu sedetik kemudian tangannya sudah berpindah untuk memeluk lengan Sehun posesif dan menatap tajam orang-orang yang dengan terang-terangan menatap menginginkan Sehun.

Huh, enak saja.

Kalau mau Sehun, langkahi dulu mayat Jongin ya!

Saat mereka tengah memesan bubble tea pun, wanita penjaga counter itu juga terang-terangan menatap Sehun yang berada di sebelahnya mendamba. Membuat Jongin mendengus kesekian kalinya. Jongin bergerak untuk menutupi pandangan wanita itu dari wajah sempurna Sehun dengan cara menarik tubuh jangkung Sehun kebelakang tubuhnya lalu menarik lengan Sehun untuk dilingkarkan di pinggangnya sendiri.

Wanita yang menatap Sehun mendamba itu seketika mendengus melihat adegan back hug di hadapannya. Ia menatap judes Jongin yang dibalas Jongin dengan pelototan yang sama sekali tak menyeramkan.

"Kerja mbak kerja!" Jongin berkata sarkartis sambil memutar bola matanya menyebalkan, "Bubble tea coklat satu, bubble tea taro satu. Ukuran large."

Sehun hanya senyam-senyum dibelakang Jongin sambil mengeratkan pelukannya pada Jongin.

Astaga, nyonya Kim itu makan apa sih waktu mengandung Jongin?

Kenapa sikapnya itu bisa semanis ini?

Sehun menatap Jongin yang sedikit kasar saat mengambil pesanannya, membayarnya dengan credit card milik Sehun. Lalu berkata, "Kerja tuh yang fokus, mbak. Jangan ngeliatin orang tampan sampai sebegitunya. Tidak pernah melihat orang setampan orang dibelakang saya ya?" lalu pergi meninggalkan wanita tadi yang melongo tak percaya dan Sehun yang senyam-senyum disana.

"Maaf ya mbak. Tapi, dia menggemaskan kan?" ucap Sehun sebelum berlalu, meninggalkan wanita yang semakin melongo tak percaya.

.

Jongin melahap semua makan dihadapannya dengan –kesal- rakus. Sehun sedaritadi menatapnya dengan senyum-senyum gemas. Jongin mendengus, lihat kan sekarang siapa yang seperti orang yang sarafnya kendor?

Jongin menatap tak mengerti Sehun yang menengok kekanan dan kekiri seperti memastikan sesuatu. Jongin masih mengunyah makanan di mulutnya yang penuh sebelum ia merasakan ada yang mengigit pipinya. Dengan gemas.

Jongin melotot marah kepada Sehun yang dibalas Sehun dengan menaikan sebelah alisnya.

Tadi itu, fuck!

Benar-benar sakit!

Dan...romantis sih hehehe

Tapi Jongin sedang tak mau membahas romantis-romantisan dengan Sehun!

Ia sedang kesal.

Jongin menelan makanan kunyahannyaengan kasar, "APA-APAAN SIH?! SAKIT BODOH!" maki Jongin.

"Pipimu memerah, jong."

"Hah?"

"Pipi gempalmu memerah karena dingin dan penuh dengan makanan. Bukan salahku kalau menggigit pipimu."

"Heeeee?"

Sehun berdecak dengan wajah datarnya lalu memukul kepala Jongin dengan sendoknya keras, "Itu menggemaskan bodoh!"

Jongin menggosok kepalanya yang luar biasa ngilu. Sungguh, Sehun itu manusia bukan sih? Dia kejam sekali dengan Jongin seharian ini.

"Eh? Pipimu memerah lagi. Tambah merah lagi. Kau masokis ya?"

"WHAT THE FU—MMPPpphhhhh" Sehun menyumpal mulut Jongin dengan satu sendokan besar bibimbab agar Jongin tak bisa melancarkan makiannya itu. haaahh, Jongin itu rusuh sekali, sih.

"Jangan mengumpat! Cepat habiskan makananmu, lalu kita pulang. Disini semakin dingin, dan kau bisa sakit lagi besok."

Jongin hanya mengangguk patuh dengan wajah yang memerah. Wajahnya menyalurkan kehangatan luar biasa pada tubuhnya. Sehun itu benar-benar...

.

Jongin sedang asik berceloteh di samping Sehun yang hanya memasang wajah datarnya saat mereka tengah berada di tengah keramaian Myungdong. Jongin sedang asiknya berceloteh dan seketika badannya bergetar saat baru saja ia merasakan ada orang yang meremas pantatnya.

Jongin menghentikan langkahnya dan bibirnya bergetar ketakutan.

Sehun menatap bingung Jongin yang berada di belakangnya dengan kepala menunduk dan badan bergetar.

Sehun berjalan menghampiri Jongin dan menarik bahunya lembut, menatap sepasang manik bulat Jongin yang bergerak gelisah, "Jongin kau kenapa?"

Jongin tak menjawab namun matanya melirik pada sosok seorang berjaket kulit coklat yang berjalan dan sesekali melirik Jongin dengan seringai mesum.

FUCK!

Seketika itu pula Sehun mengetahui apa yang barusaja terjadi dengan Jongin.

Jongin habis dilecehkan oleh pemuda brengsek berjaket kulit coklat tersebut.

Sehun menggertakan giginya menahan amarah dan berlari menuju sosok pria berjaket kulit coklat yang berada tak jauh dari mereka tersebut. Sehun menarik bahu pria tersebut dan langsung menjatuhkan satu bogeman mentah pada orang itu. orang-orang yang berada disana memekik melihat adegan itu.

Sehun tak memperdulikan orang-orang tersebut. Dipikirannya hanya ada orang brengsek ini sudah melecehkan Jongin-NYA. Sehun memberikan bogeman lagi pada sisi wajah orang itu lagi dan dibalas dengan bogeman pula dari orang itu. Sehun semakin meradang karena pelawanan orang brengsek itu, ia segera melayangkan kakinya untuk mendang dada orang tersebut yang langsung jatuh tersungkur denga terbatuk-batuk.

Sehun sudah hampir melayangkan kakinya pada kepala orang itu sebelum ia merasakan pelukan Jongin pada tubuhnya menghentikan semua itu. Jongin dengan tubuh bergetarnya dan air mata yang lolos dari kedua manik bulatnya terus saja menggelengkan pelan sambil menggumamkan kata, "Sudah Sehuna, sudah. Hentikan, aku mohon hentikan."

Sehun mendengus dan melepaskan pelukan Jongin dengan lembut. Sehun beralih pada pria brengsek yang masih terbatuk-batuk itu lalu mencengkram sisi kerah jaket kulit pria itu sehingga mengangkat sedikit tubuhnya dari aspal. Sehun menatap pria itu dengan tatapan membunuh dan berkata, "Kau! Berani-benarinya kau menyentuh milikku! Kau beruntung, karena dia tak memintaku untuk membunuhmu. Aku bersumpah akan membunuhmu jika ia tak melarangku seperti ini." Sehun membanting kembali tubuh yang sudah tak berdaya itu ke aspal dan berdecih.

"Kau bernar-benar sampah masyarakat, dude."

Lalu Sehun menarik pinggang Jongin untuk pergi darisana dan mencari tempat yang cukup sepi. Sehun memeluk Jongin dengan posesif dan melayangkan kecupan-kecupan menenangkan di pelipis Jongin. Tubuh Jongin sudah tak bergetar ketakutan ataupun tangis ketakutan seperti tadi.

Sehun melepaskan dengan lembut pelukannya pada tubuh Jongin dan menatap lembut mata Jongin, "Kau tak apa-apa kan?"

Jongin hanya mengangguk kecil.

"Jongin, kenapa kau melarangku mengahajar orang brengsek itu?! jika kau tak menghentikanku tadi, aku bersumpah sudah mengirimnya kerumah sakit, minimal aku akan mematahkan tangannya yang sudah melecehkanmu!"

Jongin menatap mata Sehun yang sedang berkobar penuh amarah dengan dalam, "Sehuunnn..."

Sehun menatap Jongin khawatir, "Apa? Kenapa? Kau diapakan saja oleh orang brengsek itu?! apa yang sakit?"

"Aku..."

"Kau kenapa?"

"A-aku..."

"Iya kenapa?! Jangan membuatku khawatir Kim Jongin!"

"Aku mau es krim."

"..."

"...?"

"?!"

"Sehun..."

"WTF KIM JONGIN! Kau baru saja dilecehkan dan sekarang kamu malah meminta es krim?! Di musim dingin seperti ini hah?!"

Jongin menundukan kepalanya dalam, ia mengigit bibir bawahnya ragu, "Sehun... Sehun terlihat sangat marah. Dan kata eomma, makanan manis bisa memperbaiki mood seseorang. Makanya aku mengajak Sehun membeli es krim. Aku mau Sehun tidak emosi lagi seperti ini. karena, aku sangat takut saat Sehun menjadi marah seperti tadi."

Sehun tertegun mendengarnya.

Meskipun suara Jongin mencicit kecil, Sehun bisa mendengarnya dengan jelas. Sangat jelas hingga ia merasa dadanya sesak. Jongin yang habis dilecehkan, malah mimikirkan untuk menaikan moodnya daripada menghadapi ketakutannya setelah dilecehkan?

Sehun tersenyum lembut menatap sosok Jongin yang masih menundukan kepalanya sambil menggigiti kukunya gugup.

Sehun tiba-tiba menggendong Jongin koala, membuat Jongin memekik terkejut namun tetap melingkarkan kakinya erat dipinggang Sehun dan melingkarkan tangannya tak kalah erat pada leher kokoh Oh Sehun.

"S-sehuna... apa yang kau lakukan?" Jongin mencicit kecil sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah pada perpotongan leher Sehun.

"Kau bilang ingin membeli es krim kan? yasudah ayo."

"T-tapi tak usah menggendongku. Turunkan aku, ya?" Jongin sudah hampir menurunkan kakinya sebelum ia merasakan tangan besar Sehun menahan bongkahan pantatnya. Membuatnya memekik terkejut.

Bukan karena apa, tapi karena sengatan yang ia rasakan baru saja.

Rasanya...sangat berbeda dengan pria brengsek yang sudah melecehkannya tadi.

Tangan Sehun tak terasa memiliki unsur mesum, tapi...

Melindungi.

Melindungi Jongin dari apapun.

Wajah Jongin semakin memerah, sangat merah. Membuat Jongin lagi-lagi menelusupkan wajahnya pada perpotongan leher Sehun dan mengeratkan kakinya pada pinggang kokoh Sehun.

"S-se-sehun! Ja-jauhkan tanganmu d-dari p-p-pantat...ku" Jongin mencicit kecil.

Sehun tersentak dan langsung menjauhkan tangannya dari sana sambil menggumamkan kata maaf.

"A-ayo beli es krim!"

Sehun hanya mengangguk dan segera berjalan kearah kedai es krim tak jauh dari mereka yang terlihat sepi dengan Jongin digendongannya. Jelas saja kedai es krim itu sepi, siapa orang gila yang mau makan es krim di tengah musim dingin seperti ini?

Oh, oke Jongin dan Sehun lah orang gilanya.

Jongin masih menenggelamkan wajahnya pada leher Sehun bahkan saat Sehun tengah memesan es krim untuk mereka. Sehun baru menurunkan tubuh Jongin saat mereka sudah sampai di tempat duduk pojok pada kedai es krim tersebut.

Jongin mentap berbinar es krim di hadapannya dan segera melahapnya dengan semangat. Melihat Jongin yang sudah kembali ke mode biasanya, Sehun rasanya ingin menjahili Jongin. Sehun menyeringai kecil menatap Jongin.

"Jong,"

"Hmpphh?"

"Ngomong-ngomong,"

"Apa?"

"Pantatmu seksi sekali ya, sintal, bulat, menggoda, bikin horny—"

UHUK UHUK UHUK!

Jongin tersedak es krimnya sendiri bahkan ia sampai tak sadar jika ia sudah menjatuhkan cup besar es krimnya ke lantai.

Jongin melotot menatap es krimnya yang masih setengah penuh itu jatuh kelantai. Jongin memekik dan menjambaki helaian surai Sehun brutal, yang hanya dibalaas dengan tawa renyah dari Sehun.

Jongin beridiri dari duduknya dan menghentak-hentakan kakinya kesal sambil menjambaki rambutnya kesal, "Oh Sehun! Kau asdfghjkl! #$%^&*()"

Tawa sehun semakin lebar mendengarnya. Jongin seperti mengabsen seluruh jejeran makhluk penghuni kebun binatang untuk di sumpah serapahkan padanya.

Sehun hanya tak habis pikir saja, bagaimana bisa sosok yang baru saja dilecehkan orang asing itu bertingkah seperti ini hanya karena satu cup besar es krim rasa pisang?

Jongin sudah mewek-mewek tak jelas meratapi es krimnya itu tanpa peduli sosok Sehun yang menatapinya dalam.

Sehun bangkit dari duduknya dan segera menangkup wajah mewek Jongin. Sehun mendekatkan wajahnya pada Jongin, memiringkan sedikit kepalanya dan dalam hitungan detik bibir Sehun sudah menempel pada bibir kemerahan Jongin yang sedikit pucat. Sehun menjilat bekas lelehan es krim pada sudut bibir Jongin sebelum memberikan bibir bawah Jongin dua lumatan kecil yang lembut.

Sehun menatap wajah Jongin yang memerah sempurna dengan mata mengerjap-ngerjap lucu dan bibir yang terbuka sedikit.

Sehun mengecup sekali lagi bibir Jongin sebelum mendorong kembali Jongin untuk duduk di kursinya dan mengatakan, "Aku akan memesankan lagi es krim pisang untukmu."

Jongin hanya mengangguk dengan wajah memerah sempurna.

Jongin samasekali tak bisa mengatasi jantungnya ang berdetak tak karuan, seakan-akan jantung itu siap untuk meledak kapan saja. Dan Jongin pun tak bisa tak menghiraukan gelitikan geli dari dalam perutnya, seperti ribuan kupu-kupu yang tengah mengepakan sayapnya didalam sana.

Dan Jongin, sangat menyukai sensasi ini.

Sensasinya benar-benar menyenangkan. Saking menyenangkannya sampai bisa membuat Jongin gila.

Saat Jongin sedang terlena dengan sensasi yang barusaja diciptakan Sehun, ia merasakan getaran pada ponselnya. Jongin membuka ponselnya dan menemukan sebuah pesan disana, dengan id contact 'Dokter tampan'.

Jemari Jongin bergerak untuk mebuka pesan tersebut,

.

From: Dokter Tampan

Kau sedang apa anak manis? Apakah acara keluargamu sudah selesai?

Kapan kita bisa bertemu lagi?

.

Jongin hanya tersenyum menyesal menatap ponselnya. Iya, ia mengaku bahwa ia memiliki acara keluarga dadakan untuk berbohong kepada Kris. Hehehe. Demi Sehun, tak apa kan?

Sedangkan Sehun yang tengah memesankan kembali es krim untuk Jongin sendiri pun juga merasakan hal yang tak jauh berbeda dengan Jongin tadi.

Perasaan yang tak pernah ada sebelumnya, bahkan saat sepuluh tahun ia bersama Luhan.

Rasanya, Sehun merasa lengkap.

Dan Sehun bersumpah akan membuat perasaan lengkap ini semakin lengkap.

Dengan Jongin disisinya tentunya.


TBC


Nih nih nih yang minta lanjutan you're mine hehehe

TELAT LO!

Hmmm emang sih :((( mianek udah nelantarin fict ini lamaaaaaaaaaa banget. ga nyangka bakalan banyak yang nungguin :')

Chapter besok kayanya...hmmm bakalan ada KrisKai deh

Kayanya lho ya kayanyaaaa

Mianek buat chap ini gabisa nyebutin kalian satu-satu. Lagi apdet lewat hape soalnya hahahah

POKOKNYA, MAKASIH BUAT SEMUA PEMBACA YANG UDANG SUDI BACA FF ALAY INI. MAKASIH BUAT PEMBACA YANG UDA MAU NUNGGU HEHEHHE :'))

REVIEW AYOK BIAR DIRIKU SEMANGATTT