Title: You're Mine!

Disclaimer : God & Themselves

Rate : T+++++ (dusta ding:p)

Genre : Romance, Drama, Friendship

Cast : Oh Sehun, Kim Jongin

Warning : OOC, cerita pasaran, alur kecepatan, Typo(s), YAOI, fict enggak nyambung sama judulnya-_-, ceritanya maksain banget

Summary: Rencana Sehun untuk menemui Luhan, -mantan kekasihnya- untuk kembali kepelukannya harus gagal total karena tingkah idiot dari sahabat manisnya sendiri –Kim Jongin- dan mereka malah berakhir dengan Tour Romantisme Korea ala Jongin. / "HAAAAAAAAAAAA!" / "Jangan 'ha!'" / "Cuma masalah waktu sampai ada polisi yang menangkap kita dengan tuduhan stalking." / "Fak! Memangnya aku anjing!"/ It's HUNKAI! [Sehun x Kai], Yaoi, BL, DLDR, RnR please!

.

.

You're Mine! © FyxHunKai

Gak suka? OUT!

Masih ga OUT juga? Berarti anda terlalu memaksakan diri/?

No Siders! No FLAME!

.

.

.

[WARNING! TYPO(S) BERKELIARAN!]

.

.

'Braaakk'

"SEHUUUNN!"

Suara gebrakan pintu disusul suara lengkingan keras itu membuat sosok pria yang tengah menonton film di ruang tv itu menoleh terkejut sebelum memutar bola matanya malas saat melihat seorang pria manis berkulit kecoklatan sedang berlari kecil kearahnya.

"Kau putus dengan Luhan hyung?" tanya pria manis itu setelah ia mendudukan pantat bulatnya di samping pria berwajah datar itu.

"Hmm."

"Kenapa?"

"Entahlah, dia yang memintanya Jong."

Plaakk

"Aduh! Kenapa kau menamparku heh?" Sehun menatap Jongin memicing sambil menggosok-gosok pelan pipinya yang memerah. "Apa salahku?"

"Tentu saja kau salah bodoh! Masa kau pasrah-pasrah saja saat ia minta putus denganmu seperti ini? Kau itu sudah menjalin hubungan selama sepuluh tahun idiot!" teriak Jongin kesal.

Sehun menghela nafasnya pelan dan terlihat berikir, "Sepuluh tahun ya? Terasa sia-sia jika aku seperti ini."

Jongin menatap sahabat dari kecilnya dengan pandangan iba dan mulai memeluk sahabatnya sambil menepuk-nepuk pelan bahunya, "Sabar ya Hun. Jangan menangis, ada Jongin disini."

Sehun mendorong bahu Jongin, "Kau apa-apaan sih! Eeeww."

"Aku kan hanya mencoba menjadi sahabat yang baik, Tuan Oh yang terhormat." Jongin mempoutkan bibirnya kesal sambil membuang wajahnya kesamping.

"Oh iya Jong.."

"Apa?"

"Besok siang aku akan pergi."

Jongin menolehkan kepalanya dan menatap sehun sambil mengernyit bingung, "Kemana Hun?"

"Aku akan pergi selama dua minggu."

Jongin membelalakan matanya, "Kau gila? Dua minggu? Kemana? Aku ikut."

"Tak bisa, kau dirumah saja. Kau kan seorang designer pasti pekerjaanmu banyak kalau ditinggal selama dua minggu."

"Kau fikir? Pekerjaan seorang arsitek sepertimu tak banyak kalau kau tinggal selama dua minggu hah?" balas Jongin sengit.

Sehun mengendikan bahu sambil tersenyum miring, "Paling tidak, aku memiliki banyak anak buah dikantor. Aku kan BOS." Ditambah penekanan di kata bos. Berniat pamer ceritanya.

"Aish! Aku ikut Hun!"

"Tidak!"

Dan jawaban mutlak itu membuat Jongin menggembungkan pipinya kesal dan memasuki kamarnya dengan membanting pintu.

Ya, Sehun dan Jongin tinggal di satu apartement mewah di kawasan Tokyo, Jepang. Awalnya, keluarga Jongin di Korea sempat menolak mentah-mentah keputusan Jongin untuk tinggal se apartemen dengan sahabat laki-lakinya yang notabene seorang seme itu di Jepang. Namun, keluarga Jongin kalah dengan 'the power of ngambek' dari Jongin. Dan inilah jadinya, Sehun yang seorang direktur dari perusahaan artisektur tinggal dengan sahabatnya, Jongin yang seorang fasion designer.

.

[You're Mine!]

.

Sehun duduk dengan tenang di pesawat kelas executive itu sambil mengahadap ke arah jendela sebelum ia merasa bahwa ada orang yang duduk di sebelahnya. Sehun sedikit melirik orang sebelahnya. Ingin tahu orang kaya seperti apa yang duduk disebelahnya di kelas executive ini. Namun saat melihat sedikit siluet orang kaya disebelahnya, Sehun segera menghadapkan kepalanya dengan terkejut kearah orang itu.

"Apa yang kau lakukan Jong?" tanya Sehun terkejut setengah berteriak setelah mendapati orang yang duduk di sebelahnya ada Jongin yang tengah tersenyum manis kearahnya.

Jongin hanya mengerjap polos, "Ikut Sehun ke Korea."

Sehun menepuk dahinya keras, "Kenapa kau ikut denganku? Sudah kubilang tidak."

"Ih tapi kan aku mau—"

"Kenapa kau keras kepala sekali sih!" suara Sehun naik satu oktaf. Membuat Jongin terkesiap kaget mendengarnya.

"Tapi kan aku juga merindukan Korea, Hun." Mata Jongin berkaca-kaca sambil menatapnya. Aduh duh gawat.

"B-baiklah-baiklah jangan menangis, Jong maaf." Dan Jongin hanya mengangguk kecil.

Jongin menundukan kepalanya membuat Sehun menjadi semakin merasa bersalah dengan itu. sehun mengguncangkan pelan lengan Jongin, "Jong aku minta maaf ya. Aku tak bermaksud membentakmu tadi."

Jongin mengangguk kecil membuat Sehun disampingnya merasa canggung. Jongin bangkit dari duduknya dan berjalan kebelakang. Sehun sempat mengira Jongin akan membatalkan penerbangannya kali ini karenanya sebelum ia melihat pria manis itu masuk kedalam toilet.

Selang beberapa menit kemudian, Jongin kembali dengan senyuman manis yang bertengger di bibir penuhnya. Sehun sampai bertanya-tanya kenapa mood pria manis ini cepat sekali berubahnya.

"Jong, kau baik-baik saja?" tanya Sehun memastkan.

Jongin mengangguk semangat, "Tentu saja Hun! Memangnya ada alasan apa aku tidak senang? Kan kita akan ke Korea!" jawabnya ceria yang membuat Sehun semakin mengernyitkan dahinya bingung.

Dan Sehun hanya mengangguk saja. Bingung sih sebenarnya, tapi biarlah.

"Di Korea sedang musim dingin, Hun. Apakah kau membawa baju hangatmu?" Jongin menatapnya dengan pandangan ingin tahu. Sedangkan Sehun sendiri lebih memilih memejamkan matanya.

"Hmm.."

"Kau kenapa tiba-tiba ingin ke Korea Hun? Ingin menumui Luhan hyung ya?"

"Hmm.."

"Ohh.. tenang saja, Sehun. Kim Jongin yang tampan ini akan membantumu disana."

Sehun mengernyitkan dahinya pelan, sedikit tak setuju dengan argumen Jongin yang mengatakan bahwa ia tampan, "Hmm." Namun hanya gumaman tak bermutu yang ia lontarkan. Terlalu malas berdebat dengan kucing cerewet disebelahnya itu.

"Kenapa kau hanya ham hem sedaritadi Hun? Kau mabuk?"

"Tidak, Jong."

"Sehun mau kopi?"

"Tidak, Jong."

"Lal—" Sehun membuka matanya dengan kesal, "Jong, kau bisa diam? Aku ingin tidur." Potong Sehun sembari menatap sayu Jongin.

"Eh? Baiklah.." Jongin cemberut dibuatnya.

Sudah beberapa menit berselang dan pria manis disebelahnya mulai tak mengeluarkan suara apapun. Sehun mengernyit dan membuka sedikit matanya yang terpejam dan sedikit melirik Jongin yang sedang menatap depan dengan pandangan kosong dan bibir mengerucut.

"Jong.." panggil Sehun pelan. Takut-takut sahabatnya itu terkena struk mendadak dengan pose seperti itu.

"..."

"Jongin.." Sehun mulai mengguncang pelan lengan Jongin yang tetap tak bergeming dari posisinya.

Sehun mengacak rambutnya kesal, "Baiklah-baiklah. Sekarang bicara sesukamu Kim Jongin. Aku akan menemanimu." Jongin tersenyum manis kearahnya setelah Sehun mengatakan itu. Aish! Dasar kucing kelebihan energi.

"Oh iya Hun!" Jongin mengacak-acak tas nya dan mengeluarnya sebuah kamera Instax bewarna soft pink, "Aku membawa ini hehe. Ayo berfoto." Tanpa persetujuan Sehun, Jongin dengan seenaknya memposisikan Instax-nya dan langsung mengambil foto saat wajah Sehun belum siap.

Jongin mengibas-ngibaskan photo polaroid itu sebentar sebelum melihat hasilnya. "Woah! Hun meskipun wajahmu seperti ini kau tetap terlihat tampan. Eh, tapi disini kau terlihat tua. Ewww."

Sehun menatap Jongin datar, "Umur dua puluh delapan tahun itu belum terlalu tua, Jong."

"Tapi kau terlihat tua disini Hun. Lihat ini!" Jongin terkekeh sembari menunjukan foto polaroid itu di depan wajah Sehun.

"Tidak. Aku tampan."

Jongin merogoh tas nya lagi dan mengambil sebuah buku. Entahlah itu buku apa. Terlihat seperti buku diary, tapi bukan. Jongin menempelkan foto polaroid Sehun tadi di halaman pertama dan menulis dibawah foto itu...

'Sehun yang terlihat tua akan ke Korea untuk mengejar cintanya kembali. LOL!'

"Buku apa itu?"

"Ini buku perjalanan selama kita di Korea. Ini pasti lucu. Aku yang membuatnya sendiri looohh.. lucu kaann."

Sehun memutar bola matanya malas, "Tapi, apa-apaan dengan kalimat yang kau tulis itu? Ak—"

Jongin berdecak malas, "Sudahlah. Ayo kita berfoto!" Jongin memposisikan Instax-nya setelah ia memasang pose 'V' dan Sehun hanya memandang kamera dengan datar.

"Aish! Kau tak seru Hun! Tersenyumlah! Dasar kaku!" Sungut Jongin kesal setelah melihat hasil foto itu.

Sehun memutar bola matanya malas. Dia hanya berfikir sepertinya selama penerbangan ini ia tak akan bisa merasa tenang karena pria manis disampingnya ini.

.

[You're Mine!]

.

Jongin dengan norak memandangi jalanan Seoul yang tertutupi salju dengan pandangan memuja dari jendela taksi. Astaga, sudah tiga tahun ini ia belum kembali lagi ke Seoul. Jongin menempelkan pipi tembamnya, bibir, dan keningnya ke jendela taksi, membuat wajahnya terlihat konyol jika dilihat dari luar.

Sehun mendengus pelan sambil terkekeh, "Apa yang kau lakukan, Jongin?"

"Aku benar-benar merindukan rumah Sehun! Woah musim dingin di Korea memang yang terbaik!" Jongin menatapnya bahagia bak bocah kecil yang diberi lolipop. Lucu sekali.

"Oh iya ngomong-ngomong soal rumah, apakah kau sudah menghubungi orang rumahmu kalau hari ini kau pulang?"

Jongin tersenyum lebar, "Aku sengaja tidak membertitahu mereka. Ini akan menjadi kejutan hohoho."

"Tapi akan lebih menjadi kejutan lagi kalau mereka baru tahu kalau aku akan menginap disana Jongin! Bagaimana kalau aku tak diizinkan? Kau tahu kan aku tak bisa pulang ke rumah ku sendiri karena rumah sedang kosong sekarang. Dan lagi, kau lupa kalau keluargamu pernah menentang kau tinggal denganku di Jepang? Lalu bagaimana jika kali ini mereka juga menentang?!" kesal Sehun. Sumpah demi apapun, Sehun tak habis pikir dengan sahabatnya itu.

Jongin melongo sembari menatapi bibir tipis Sehun yang bergerak dengan cepat. Dan sumpah demi apapun, Jongin baru pertama kali ini selama hidupnya mendengar kalimat sepanjang itu dan nada segusar itu keluar dari bibir yang selama ini diam-diam ia kagumi itu. Jongin menggelangkan kepalanya pelan, memecah lamunannya, "Tentu saja mereka akan mengizinkanmu Sehun! Kau kan sahabatku."

"Aku tak mau tahu, Jongin. Sekarang hubungi keluargamu dulu."

"Tidak!"

"Hubungi!"

"Tidaaakkkkkk!"

"Kenapa tidak? Bisa saja kan seperti keluargaku."

"Hah? Maksudmu?"

"Pergi dan tak seorangpun dirumah."

Jongin sedikit terkejut mendengarnya, "E-eh ti-tidak mungkin! Mereka pasti ada!"

Sehun menatapnya menyelidik, "Yakin?"

"Hmmm.. mereka dirumah." Jongin mengangguk mantap setelahnya.


"Jong..." panggil Sehun pelan sesaat setelah menuruni taksi. Dan berjalan menuju pintu utama rumah Jongin, "Kau belum menghubungi keluargamu?" Sehun melirik Jongin yang senyum-senyum saja. Ia jadi was-was sendiri. Perasaanya mulai tak enak.

Jongin merogoh sakunya, mengeluarkan ponselnya dan memberikannya ke Sehun, "Hubungi Minseok hyung sekarang. Aku akan memeriksa barang-barangku dulu. Tapi, jangan telpon, mahal tahu. kirimi pesan saja."

Sesaat setelah Sehun mengirimi pesan kakak laki-laki Jongin, tak lama kemudian ponsel Jongin bergetar menandakan bahwa ada pesan balasan masuk. Sehun segera membuka pesan itu dan menatap datar kearah Jongin setelahnya.

"Jong, jadi kau tidak bercanda? Kau belum menghubungi mereka sama sekali sebelum kesini?"

"Belum karena aku yakin mereka dirumah dan ini akan menjadi kejutan yang istimewa. Memangnya kenapa?" jawab Jongin membuat Sehun menepuk dahinya keras. Jongin itu benar-benar idiot! Sehun benar-benar akan mengutuknya.

Jongin mengernyit melihat respon Sehun, lalu Jongin segera merebut ponsel-nya dari tangan Sehun, "HAAAAAAAAAAAA!"

"Jangan 'ha!'" damprat Sehun membuat Jongin terdiam. Sehun memejamkan matanya lalu memijit kepalanya yang mendadak terserang migarin hebat.

"I knew this would happen, I just know." Gumam Sehun miris.

"Se-sehun.. sumpah aku tak tahu kalau mereka sedang ke rumah nenek ku. Maafkan aku yaaa. Aduuhh bagaimana ini? kita akan tidur dimana? Huhuhuhu."

"Ini salahmu, idiot!"

Jongin menundukan kepalanya, "Aku kan sudah minta maaf Hun." Jongin dengan tiba-tiba mendongakan kepalanya dan menatap Sehun berbinar, "Aku tahu kita harus tidur dimana."

"Dimana?"

"Apartemen kakakku. Ayo cepat! Sepertinya aku tahu password-nya."

"APA?! Sepertinya? Aku tidak akan mengikutimu kalau ada kata-kata sepertinya di kalimatmu tadi!"

"Tidak Hun kali ini aku serius. Aku tahu password-nya! Cepatlah aku sudah kedinginan!"

Sehun menghela nafanya pasrah, "Baiklah! Tapi awas saja kalau kali ini kau salah lagi." Dan Jongin hanya mengangguk menanggapinya.

.

[You're Mine!]

.

"Aduuuh kenyangnya." Jongin mengusap-usap perutnya yang kekenyangan setelah makan malam itu lalu menguap lebar setelahnya.

"Sehun aku tidur dulu yaa. Aku lelah sekali hari ini. Maaf juga sudah membuatmu kesal. Kau bisa tidur di sofa itu kan Hun? Kau tahu sendiri orang tua ku melarang kita untuk tidur satu kamar." Jongin berjalan menuju pintu bertuliskan nama Minseok di depannya.

"Hmm.." Sehun hanya bergumam saja menanggapinya. Jujur ia juga berniat tidur setelah ini.

"Selamat tidur, Hun."

"Selamat tidur juga, Jong."


Jongin keluar kamar saat jam menunjukan pukul sepuluh dengan wajah khas bangun tidur dan mengelus-elus pelan perut ratanya. Lapar. Jongin berniat akan menyiapkan sarapan dahulu sebelum membangunkan Sehun setelahnya. Like usually.

Jongin terkikik melihat Sehun yang meringkuk diatas sofa dengan ditemani selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Dengan iseng Jongin mengambil Instax-nya dan buku perjalanan mereka, lalu mengambil gambar Sehun yang sedang tidur itu. Jongin menempelnya ke dalam buku itu dan menulis...

'Sehun yang kedinginan di sofa:p.'

Jongin berniat akan membuatkan sarapan yang simple saja pagi ini. Namun, niat mulia itu terkikis saat Jongin membuka kulkas yang ternyata kosong. Tak ada apa-apa disana selain botol minum. Oh mai gat Jongin merutuki hyungnya pagi ini. Dengan terpaksa, Jongin beranjak membangunkan Sehun.

"Hun, bangunlah Hun." Jongin mengguncangkan pelan bahu kokoh Sehun. Jongin memundurkan kakinya selangkah saat melihat Sehun menggeliat dan mulai mendudukan tubuhnya diatas sofa dengan mata terpejam.

Sehun menguap lebar masih dengan menutup matanya, "Ada apa Jong?"

"Ada sedikit masalah Hun." Jongin mendudukan dirinya disamping Sehun dan mulai menyalakan televisi di depannya.

Sehun menoleh pelan, "Masalah apa?"

"Kita tak bisa sarapan disini. Tak ada bahan makanan sama sekali di kulkas."

"Oh..."

Jongin melotot mendengarnya. Apa? Hanya sesimpel itu? OH? Ingin rasanya Jongin menendang Sehun dari sofa ini sekarang juga. Maklum, orang lapar biasanya sensitif.

"Hanya... Oh?"

Sehun menatapnya dengan pandangan mengantuk, "Ya. Lalu apa lagi? You wake me up in this beautiful morning just because this simple lil' thing?" tanya Sehun dengan suara sok tampannya yang membuat Jongin benar-benar kesal.

"Pardon me? Simple lil' thing huh? MORNING?! I'm hungry, jerk!" sungut Jongin kesal di depan wajah Sehun yang masih mengantuk.

"Ohh. Baiklah ayo. Bersiaplah." Sehun bangkit dari duduknya dan berjalan santai ke kamar mandi. Jongin hanya menatap tak percaya kepada manusia kaku satu itu. kalau dia bukan sahabatnya, Jongin bersumpah akan menendang manusia kaku itu dari apartemen kakaknya ini sekarang juga.

Dengan kekesalan yang sudah sampai di ubun-ubun, Jongin masih sempat-sempatnya mengambil Instax-nya dan memotret dirinya dengan memasang ekspresi kesal. Jongin menempelkan foto polaroidnya di buku perjalanan itu dan menulis...

'Manusia kaku itu semakin berulah! Menyebalkan sekali!'

.

[You're Mine!]

.

Sehun dan Jongin berjalan menyusuri jalanan Seoul yang sedikit ramai dengan tumpukan salju tipis di sekelilingnya dengan Jongin yang berjalan mengekor di belakang sambil menggumamkan lagu anak-anak. Sehun menghentikan langkahnya secara tiba-tiba yang membuat Jongin yang berjalan dibelakangnya dengan menundukan kepala harus terantuk punggung kokoh Sehun di depannya.

"Aduh! Sehun kalau mau berhenti kenapa tiba-tiba sih?" sungut jongin kesal sambil menggosok pelan hidungnya yang terasa nyeri. Hidungnya sudah tidak mancung, sekarang malah terantuk punggung Sehun.

Jongin menatap Sehun dengan pandangan bingung saat mendapati sahabat tampannya menatap kearah taman di depannya dengan pandangan menerawang dan terpaku. Jongin mengikuti arah pandang Sehun, dan Jongin dapat melihat dengan jelas apa yang menjadi objek fokus mata Sehun terpaku saat ini.

Disana, di bangku taman itu, duduklah sosok yang membuat Sehun rela meninggalkan pekerjaannya sebegai direktur hanya untuk ke Korea. Sosok itu mengenakan hodie bewarna baby blue, sepatu kets bewarna seputih salju, dan mengenakan beanie bewarna senada dengan hoodie yang ia kenakan. Dan sepertinya, ia terlihat sedang menunggu seseorang.

Ya, Luhan.

Mantan kekasih Sehun.

Mungkinkah... Luhan sedang menunggu Sehun? Benarkah?


TBC / Delete?


Ini ada yang mau lanjut nggak? Kalau nggak bakalan aku hapus aja kok :D

Ini HunKai kok tenang aja.. ini bukan HunHan. HunHan Cuma buat selingan aja.

Wkwk iya aku sadar aku dafuk banget. ff yang sebelumnya aja belom selese, udah apdet ff baru mwahahahaha:v Tapi gapapa lah yaaa.. pfffttt.

Oh iya kalo mau lanjut nih ya, vote yang bakalan jadi saingan Sehun buat dapetin Jongin coba. Kandidatnya:

1. Chanyeol

2. Kris

3. Moonkyu

4. Taemin

5. Yong Guk

6. (Isi sendiri)

Udah itu aja sih.. Seperti biasa,

R

E

V

I

E

W

Please?