Still Love

.

.

Lee Sungmin

Cho kyuhyun

Kim kibum

.

.

Happy reading ^^

Suara sorak sorai bergema diseluruh area sekolah menengah pertama(SMP) tersebut. Beberapa siswa siswinya berlarian dan berteriak senang. Tak sedikit dari mereka mencoret-coret baju sailor putih mereka. Seluruh siswa siswa tersebut bergembira menyambut kelulusan mereka yang artinya mereka akan melanjutkan kejenjang lebih tinggi yaitu High school.

"Kita lulus!"

Beberapa siswa siswi tersebut berteriak senang dan meloncat kesana kemari.

Gadis bermata kelinci tersebut menatap takjub kearah papan pengumuman kelulusan tersebut. Disana, dibagian paling atas tertulis 'Cho Kyuhyun' nama kekasihnya berhasil menyingkirkan beratus-ratus siwa siswi dan menjadikan dirinya no. 1.

"Dia itu pintar, pasti tidak apa-apa jika tidak bersama ku." Ucapnya lirih. Fikiran gadis tersebut melayang entah kemana sampai tak menyadari jika seseorang sudah menggenggam erat tangannga. Gadis tersebut sedikit tersentak dan berusaha melepaskan genggaman tersebut namun ia urungkan setelah melihat sosok tersebut.

"Kau rupanya." Ucapnya dengan nada penuh kelegahan. Keduanya saling tersenyum satu sama lain seolah dari tatapan tersebut banyak kata yang mereka ungkapkan.

"Selamat Lee sungmin." Ucap namja jangkung tersebut dengan tulus.

"Kau jauh lebih hebat, aku bersyukur kau tetap menjadi yang pertama." Sungmin menampakan deretan gigi putihnya yang tersusun rapih sambil mengacungkan jempol tangannya yang bebas dari genggaman tangan tersebut.

"Apa aku akan mendapatkan hadiah ku sekarang ?"

"Kajja!" Sungmin langsung menarik lengan kyuhyun dan membawanya berkeliling kelas mereka.

"Untuk apa kita berputar-putar seperti ini ?" Keluh kyuhyun ketika sungmin membawa mereka berkeliling sekolah. Sebenarnya kyuhyun berfikir jika sungmin akan membawanya kesuatu tempat dan akan memberikannya hadiah atas kelulusan mereka.

"Untuk yang terakhir kali, aku ingin mengingat tempat ini ketika bersama mu." Sungmin berucap begitu santai tanpa beban. Dengan gerakan perlahan mereka berjalan menelusuri lorong-lorong kelas sekolah mereka.

"Kau ini-" Kyuhyun mengacak gemas rambut sungmin. "jika kau merindukan sekolah ini, kita bisa datang kemari bersama-sama."

"Aku-"Hati sungmin terasa mencelos ketika mendengar kata-kata kyuhyun beberapa saat lalu. Dari ucapan tersebut tersirat jika ia dan kyuhyun akan selamanya bersama. Ini suatu yang tidak mungkin terjadi, sungmin tidak ingin berangan-angan waktu itu akan datang padanya. "aku-tidak bisa."

Senyum kyuhyun pudar begitu saja dan langkahnya terhenti. Keduanya berhenti berjalan seketika. Kyuhyun menoleh kearah sungmin dengan tatapan penuh tanya. "Kau ini, apa yang kau bicarakan. Aku-"

"Ayo kita akhiri saja kyuhyun." Rasanya sungmin terjun saja dari tebing atau jurang yang terdalam agar menghilangkan dirinya saat ini. Ia benar-benar tidak sanggup melihat wajah itu. Wajah kyuhyun yang terlihat terluka ketika ia mengucapkan kata perpisahan itu.

"Kau pasti bercanda, ini-" Lidah kyuhyun terasa kelu untuk bersuara. Dadanya merasakan sesak begitu hebat seolah udara disekitarnya lenyap entah kemana. "ini-tidak lucu, kau membuatku takut sungmin."

"Aku bersungguh,-" Air mata sungmin menumpuk mendesak untuk keluar namun sungmin tahan begitu kuat. "aku tidak bisa melanjutkannya, aku-aku sudah tidak tertarik lagi pada mu. Kita akhiri saja."

"Sudah hentikan, aku tahu jika ini tidak benar. Berhenti." Sentak kyuhyun dengan nada cukup tinggi.

"Maaf." Sungmin perlahan melepaskan ikatan tangan mereka. Kyuhyun merasa jika tulang-tulangnya melemas. Ini terlalu tiba-tiba saja dan ia belum mempersiapkan diri atau memang dirinya takan pernah siap kehilangan sungmin. Sungmin gadis satu-satunya yang mampu menarik perhatiaannya sejak dari dulu dan sebulan terakhir ini, setelah ia sekian lama ia mengejar cinta pertamanya tersebut akhirnya bersambut. Namun hari ini, ia juga harus melepaskannya. Miris.

"Aku-butuh penjelasan sungmin." Kyuhyun mencegat lengan sungmin ketika gadis tersebut hendak meninggalkannya.

"Aku tidak bisa bersama mu karena aku tidak bisa mencintai mu kyuhyun." Sungmin merutuki dirinya sendiri sebagai pendusta. Dilubuk hatinya, ia berteriak jika hanya ada kyuhyun dihatinya. Hanya namja stoic itu yang mampu membuat dadanya bergetar hebat karena menatap matanya saja. Ia berdusta jika mengatakan kebohongan besar itu.

Kyuhyun tersenyum kecut, ia sebenarnya sudah menduga jika memang sungmin menerimanya karena belas kasihan. Dibandingkan itu, kyuhyun tidak membutuhkannya sama sekali. "Jadi seperti itu, baiklah. Pergilah."

Kyuhyun langsung melepaskan cekalan tersebut dan berjalan gontai menjauhi sungmin terlebih dahulu.

'Cho kyuhyun, Cho kyuhyun, Cho kyuhyun-maaf, aku mengatakan kebohongan itu. Aku pantas untuk dihukum.'

.

.

~~~~~~~~~~~Still love~~~~~~~~~~~~

.

.

11 Tahun kemudian-

"Sayang, hey aku sudah mengatakannya bukan aku tidak suka jika orang lain mengurus pernikahan kita. Aku ingin hanya kita saja yang membereskannya." Yeoja manis itu mengomel tanpa henti dihadapan namja tersebut. Namja tersebut hanya tersenyum jahil menatap tunangan sekaligus calon istrinya tersebut. Namja itu sudah tidak heran dengan sifat cerewet tersebut. Kadang ia merindukan suara-suara itu jika sehari saja kekasihnya tersebut tak mengomel.

"Kemarilah !"

Yeoja manis itu memanyunkan bibir plumpnya begitu manja dan bergerak mendekat kearah kekasihnya tersebut yang tengah merentangkan tangannya seolah meminta disambut untuk dipeluk. Kibum langsung menerjang tubuh kekasihnya tersebut dan duduk dipangkuan namja tersebut.

"Kau ini, sudah cerewet keras kepala pula." Kyuhyun mencium sekilas pipi kibum dengan gemas.

"Tapi kau menyukainya bukan ?" Tantang kibum.

"Ya benar, aku sangat menyukainya." Keduanya tertawa lepas dan sesekali saling menggesekkan hidung bangir mereka.

"Tapi, aku ingin kita melakukannya sendiri kyu. Kau tahu ini sangat penting bagi ku."

"Lalu kau fikir ini tidak penting bagi ku ?"

"Tapi-"

Kyuhyun kembali menyatukan dahi mereka dan menatap penuh cinta sosok didepannya tersebut. "Aku hanya tidak ingin kau terlalu lelah. Pekerjaan mu saja sudah cukup melelahkan, aku hanya tidak ingin menambah beban fikiran mu sayang. Jadi ku mohon, kali ini gunakan jasa wedding organizer saja." Bujuk kyuhyun sekali lagi.

Kibum nampak menimang-nimang perkataan kyuhyun. Kyuhyun benar, pekerjaan keduanya memang terbilang sangat menyibukan, tidak akan ada waktu untuk mengurusi secara detail tentang pernikahan mereka.

"Baiklah-" Kyuhyun tersenyum manis dan semakin mengeratkan pelukan mereka. "tapi dengan satu syarat."

"Apa ?"

"Biarkan aku yang menentukan wedding organizer itu, aku mempunyai seseorang yang tepat untuk membantu pernikahan kita."

"Ya, apapun itu." Kyuhyun menggelitik pinggang kibum hingga membuat keduanya tertawa lepas.

.

.

~~~~~~~~~~~~Still love~~~~~~~~~~~

.

.

Gimpo Airport Internasional Korea tampak begitu ramai dilalui lalang turis domestik ataupun manca negara yang hendak berpergian keluar negri.

Senyum itu selalu terpatri disudut bibir plump yeoja tersebut sedari menuruni pesawatnya. Sesekali yeoja tersebut melirik kesana kemari berharap seseorang akan memyambut kedatangannya.

"Welcome, direktur Lee."

Yeoja tersebut langsung menyambut hangat sahabat sekaligus sekertaris pribadinya tersebut dengan pelukan hangat.

"Sungmin, panggil seperti itu." Protes sungmin sedikit berpura-pura berwajah masam.

"Tapi aku menyukainya, ya memanggil mu direktur. Itu sangat menyenangkan." Ryewook tersenyum polos.

"Baiklah, terserah kau saja. Tapi aku ingin cepat melihat apartemen baru ku."

"Baiklah direktur lee, mari." Ryewook mengambil ahli koper yang dibawa sungmin sedari tadi.

.

.

"Bagaimana ? apa kau menyukainya ?" Tanya ryewook takut jika sungmin tak nyaman dengan apartemen yang akan ia tempati.

"Gwencana, ini cukup nyaman." Sungmin berkeliling apartemennya dan memperhatikan setiap detain ruangan tersebut.

"Aku bisa mencari lagi jika kau mau ?"

"Wook, ini sudah cukup. Lagi pula aku hanya tinggal tiga atau empat bulan disini."

"Kau tidak menetap ya, aku fikir kau pulang untuk menetap selamanya." Ucap ryewook penuh dengan nada kesedihan.

Sungmin meraih tangan ryewook dan menggenggamnya mencoba menyalurkan perasaan sayangnya terhadap sahabat kecilnya tersebut.

"Aku tidak bisa meninggalkan ayah lebih dari waktu itu. Dia akan kesepian."

"Kau seharusnya membujuk paman agar tinggal juga disini." Rengut ryewook begitu imut. Sungmin sedikit terkekeh melihat tingkah sahabat yeojanya itu yang tak pernah bisa menghentikan sikap aegyonya meski mereka kini telah tumbuh menjadi dewasa.

"Dan kau tahu, itu tidak akan pernah terjadi."

"Hah, baiklah-" Membujuk sungmin memang hanya membuang waktu. Bagi sungmin ayahnya adalah segala-galanya didunia ini. "aku harus kembali kekantor, sampai jumpa." Ryewook memeluk kembali sungmin sebelum benar-benar pergi. "Bagi ku, seperti mimpi aku melihat mu kembali sungmin." Ucapnya yang terakhir hingga membuat senyuman sungmin mengembang.

Sungmin menghela nafasnya, merasakan kesepian kembali setelah kepergian ryewook. Harusnya ia membujuk ryewook untuk menemaninya beberapa jam lagi tapi ia tidak bisa melakukannya. Sungmin mulai membongkar koper pribadinya dan membereskan dan meletkan barang-barang yang ia bawa. Beberapa setel baju sudah tampak rapih ia masukan kedalam lemari.

Sungmin sedikit tercekat melihat undangan berwarna putih tersebut. Ia raih dan pandangi wajah namja didalam foto tersebut yang tampak bahagia bersama mempelai wanitanya. Dengan gerakan perlahan, ia buka undangan tersebut dan tersenyum miris melihat tanggal yang tertera diundangan tersebut.

"Harusnya hari ini kita berdiri dialtar yang sama,-" Tanpa sadar air mata sungmin jatuh begitu saja. Ia tak sanggup berlama-lama memandangi undangan tersebut dan segera meletakannya kedalam laci almari kecil didekat ranjangnnya.

Phonsel pribadinya berdering keras hingga membunyarkan lamunannya. Sungmin menyeka air matanya dan tersenyum senang melihat id panggilan tersebut.

"Hallo ayah-"

"Bagaimana, apa kau selamat sampai disana ?" Tuan lee tampak begitu cemas membiarkan putri satu-satunya tersebut berpergian sendiri. Sebelumnya sungmin memang tidak pernah sendiri disuatu tempat, ia akan selalu menemani putri kesayangannya tersebut.

"Tentu saja ayah, dan aku baik-baik saja. Bagaimana dengan ayah ?"

"Sungmin cepatlah pulang, ayah merindukan mu nak."

Sungmin tersenyum geli, ayahnya kembali merajuk membujuk agar kembali ke canada.

"Aku bahkan belum dua puluh empat jam di Korea tapi ayah sudah merindukan ku, kalau begitu kau harus datang. Temani aku."

Tuan lee terdiam dan membiarkan sungmin memanggil namanya beberapa kali. "Ayah tidak bisa, kau tahu itu bukan."

"Maaf" Sungmin menyesal mengatakannya. Ia seolah membuka luka lama ayahnya tersebut. Semenjak kejadian itu, ia dan ayahnya memang memutuskan untuk meninggalkan korea dan menetap dinegara orang.

"Baiklah, aku akan menutup telephonenya. Aku menyayangi mu ayah."

Baru saja sungmin meletakan phonselnya diatas nakan dan hendak berbaring mengistirahatkan tubuhnya namun phonselnya tersebut kembali berdering keras.

"Hallo-" Sungmin langsung menjauhkan phonselnya beberapa radius dari telinganya.

"Yaa ! Apa kau sudah gila, aku menunggu mu selama setengah jam tapi kenapa kau tidak muncul juga !" Suara disebrang mampu membuat sungmin terkekeh.

"Kibum, aku bahkan sudah tiba di korea satu jam lalu. Maafkan aku, penerbangan ku dipercepat."

"Kau menyebalkan."

Klik

Sungmin menghela nafasnya, kibum bahkan tidak pernah berubah masih secerewet dulu. Sungmin ingat, ketika kibum berkunjung ke canada, yeoja itu begitu hipper dan sungguh cerewet bertanya. Mereka menjadi akrab setelah mereka berbagi kisah remaja mereka. Kibum menceritakan jika ada seorang pria yang ia sukai tapi pria itu terlalu dingin dan sungmin sebaliknya bercerita jika ia harus meninggalkan cinta pertamanya. Keduanya saling menguatkan satu sama lain.

.

.

"Bagaimana ? apa kita masih harus menunggu sepupu mu itu ?" Tanya kyuhyun begitu perhatian sambil membelai kepala kibum.

Kibum memanyunkan bibirnya dan merengut kesal. "Dia sudah pergi, ayo kita pergi saja."

.

.

~~~~~~~~~~~Still love~~~~~~~~~~

.

.

Sungmin tersenyum ramah ketika beberapa karyawannya membukan badannya memberikan penghormatan terhadap direkturnya. Ryewook berdiri dipenghujung pintu ruangan pribadi sungmin.

"Selamat datang direktur lee, semoga kau menyukainya." Ryewook membuka pintu tersebut dan mengekor sungmin setelah direkturnya tersebut lebih dulu.

"Ruangan ku ? Astaga, kau benar-benar pengertian sahabat ku." Sungmin berujar riang dan langsung memeluk ryewook. Ruangan kerja yang selalu diimpikannya, berdominasi barang berwarna soft pink. Sungmin sangat menyukainya. Sungguh.

"Haha kalau begitu, kau harus membayar kerja keras ku, direktur lee."

"Bagaimana dengan makan siang ?" Tawar sungmin.

"Tidak buruk, sampai bertemu makan siang direktur lee." Ryewook melenggang meninggalkan ruangan pribadi sungmin. Sungmin masih manatap takjub dengan ruangan pribadinya tersebut. Ia berkeliling menelusuri ruangan tersebut dan bergerak membuka balkon ruangan kerjanya yang langsung menghadap kearah pelataran kantornya. 'Lee'S Wedding Organizer' perusahaan yang ia bangun dengan susah payah semenjak ia tinggal di canada dan akhirnya ia berhasil membuka cabang dinegara kelahirannya sendiri walau sepenuhnya peruhasaan tersebut tak bisa ia hendel sendiri.

Sungmin meraup udara diluar begitu rakus, merasakan udara seoul yang tak pernah ia rasakan selama 11 tahun hidupnya. Semilir angin menerbangkan sebagian rambut bergelombangnya.

Debuman mobil yang tengah memakir dipelataran kantornya membuyarkan lamunannya dan mulai menebak-nebak siapa yang hendak keluar dar mobil tersebut.

.

.

Kyuhyun perlahan menjalankan mobilnya namun tak berniat mematikan mesin mobilnya. Ia melirik sekilas kearah kibum yang tengah merajuk karena keinginan yeoja manis itu tak bisa kyuhyun kabulkan.

"Sayang, berhenti melakukan itu. Aku benar-benar tidak bisa bertemu dengan pengurusnya. Aku berjanji, lain kali." Bujuk kyuhyun dengan mesra menggenggam tangan calon istrinya tersebut. Ia benar-benar tidak bisa menemani kibum menemui pengurus pernikahan mereka dikarenakan meetingnya bersama seorang klien yang tak bisa ia tunda.

"Kau, selalu begitu. Aku sekarang mempunyai waktu, tapi kau tidak. Apa kita ini bukan jodoh kyu ?"

"Kim Kibum !" Kyuhyun secara refleks menyentak hingga membuat yeoja berpipi cubby tersebut kaget bukan main. Ini pertama kalinya kyuhyun membentaknya.

"Kyu-" Cicitnya dengan nada bergetar.

"Maaf-"Kyuhyun langsung meraih tubuh kibum dan merengkuhnya kedalam pelukannya. Ia elus perlahan punggung kibum yang bebalut kemeja putih sama dengannya. Setelah merasakan kibum tenang dalam pelukannya ia lepas dan ia cium kening tunangannya tersebut dengan lembut mencoba menyalurkan perasaannya.

"Maaf kyu,-" Kyuhyun mengecup sekilas bibir itu agar tak mengeluarkan kata-kata lagi. Kibum terharu dan ingin menangis saat ini. Ia teringat betapa usaha kerasnya meluluhkan hati beku kyuhyun dulu, selama setahun penuh ia tak pernah berhenti mengejar cinta namja stoic didepannya tersebut dengan jatuh bangun. Hasil kerja kerasnya berbuah manis dan bahkan lebih dari itu selama 10 tahun mereka bersama dan sekarang kurang dari 3 bulan lagi mereka akan berdiri dialtar bersama. Ini seperti keajaiban.

"Hey, kau melamun ?" Kyuhyun membelai pipi gembul kibum dan menarik kembali kibum dari dunia fantasinya.

"Maaf aku egois,-"

"Sudahlah, mungkin ini memang ujian untuk kita. Kau kan sudah mendengarnya dari eomonim, kita pasti bisa melewatinya sayang."

"Oh. Tapi kau tidak boleh tergoda oleh siapa pun." Ancam kibum sambil menuding sengit kearah kyuhyun. Kyuhyun terkekeh. "Orang bilang, akan selalu ada orang lama yang akan datang dihidup kita menjelang detik-detik pernikahan."

"Itu mitos sayang." Kyuhyun memutar bola matanya malas dan tanpa sengaja ia menatap balkon gedung kantor didepannya tersebut dan ia sedikit tercekat ketika melihat wajah seseorang yang sudah lama ia tak pernah ia lihat. Apa ini hanya khayalannya saja. Ia tak yakin. "Lee sungmin-" Gumamnya tak begitu jelas.

"Ya ?" Kibum menoleh bingung ketika kyuhyun tak begitu jelas menyebutkan nama seseorang.

"Ah tidak, aku hanya teringat seseorang saja." Kyuhyun berkelit.

"Jangan katakan kalau itu cinta pertama mu !" Kibum tampak cemburu setiap kyuhyun melamunkan sesuatu pasti namja stoic tersebut membayangkan cinta pertamanya.

"Tidak, aku hanya teringat yesung dan donghae hyung. Mereka, aku belum memberitahukan tentang pernikahan kita."

"Ah baiklah-" Kibum meraih tasnya dan bergerak membuka knop pintu mobil kyuhyun. "Kau tidak lupa untuk acara makan malam ini kan ?"

"Tentu saja tidak."

Kibum melambaikan tangannya sepeninggalan mobil kyuhyun yang melaju kencang.

"Lee sungmin, kau akan mati hari ini." Kibum melipat kemeja putihnya dan bergerak cepat memasuki kantor tersebut. Tanpa bersopan santun lagi yeoja cerewet tersebut membuka pintu kantor pribadi lee sungmin secara brutal. Ryewook bahkan tidak berani mencegatnya.

"Hey kasar sekali kau nona." Sindir lee sungmin dengan nada mengejek.

Kibum bergerak mendekat dan langsung menarik kedua pipi sungmin dengan sadis. "Kau, akan mati ! Kau berani sekali mempermainkan ku kemarin !"

"Yaa kibum, apa kau kehilangan kewarasan mu. Ini sakit, lepaskan !" Rajuk sungmin begitu dengan nada permohonan. Namun kibum masih bergeming dan membiarkan sungmin meronta kesakitan. "Baikalah aku minta maaf, sudah lepaskan."

"Kau ini menyebalkan aku dan kekasihku bahkan sudah menunggu tiga puluh menit lebih tapi kau malah asik berbaring tidur !"

"Maaf" Sesalnya. Kibum langsung menerjang tubuh sungmin dan memeluknya begitu erat.

"Terimakasih, kau datang untuk ku." Ucap kibum begitu tulus.

Sungmin tersenyum manis dan menyambut pelukan tersebut. "Aku akan berusaha semampu ku. Lalu dimana tunangan mu ?" Sungmin melepaskan pelukan mereka dan menatap kesamping kibum dan ia tak menemukan sosok lainnya.

"Dia harus mengurus seorang klien, sangat mengecewakan bukan." Keluh kibum dengan nada merajuk.

Syngmin tersenyum memaklumi, "Tidak papa, kita hanya akan membahas hal ringan untuk pertemuan ini. Lain kali kau harus lebih keras menyeret kekasih mu itu."

Keduanya tertawa lepas dan sesekali bersenda gurau untuk mencairkan suasana diantara mereka.

"Kau tidak ingin memberi salam pada ibu ku lee sungmin ? dia menyiapkan makan malam untuk mu malam ini."

Sungmin tercekat, dan ini hal yang ia benci jika harus berada dikorea. "Ah begitu, tentu saja aku harus menyapa bibi kalau begitu."

.

.

~~~~~~~~~~~Missing You~~~~~~~~~~~

.

.

Sungmin pandangi pantulan dirinya sendiri didepan cermin besar tersebut. Tampak begitu cantik dengan balutan dress hitam yang cukup elegan tanpa lengan. Surai hitam bergelombangnya ia biarkan tergerai dengan tiara yang ia sematkan disalah satu sisi rambutnya membuatnya semakin terlihat cantik. Namun kontras sekali dengan raut wajahnya saat ini, tak ada senyum sama sekali. Tiba-tiba saja ia merasa begitu rapuh dan merindukan sosok ayahnya yang selalu menggenggam jemarinya ketika ia gelisah seperti ini.

Setelah beberapa menit memantapkan dirinya didepan cermin, akhirnya sungmin memutuskan untuk keluar dari apartemennya dan menyetop salah satu taxi yang kebetulan melintas.

Setelah menempuh perjalanan yang tidak cukup jauh, sungmin tiba juga didepan kediaman Kim. Ia cukup ragu untuk menemui keluarga tersebut sampai harus berkali-kali menggagalkan untuk membunyikan bell.

"Hanya kali ini." Sungmin mengsugesti pikirannya. Akhirnya ia menekannya dan selang beberapa menit pintu besar itu terbuka dan sosok yeoja paruh baya menyambut hangat kedatangannya.

"Kau lee sungmin ? kau tumbuh dengan baik. Aku sangat merindukan mu, nak." Yeoja paruh baya tersebut membelai pipi tirus sungmin dengan sayang.

"Aku juga-bibi." Sungmin tampak begitu canggung dengan keadaan seperti ini. Ia tidak menyukainya sungguh.

Senyum yeoja paruh baya tersebut tampak sedikit meluntur. "Ah ayo masuk, bagaimana dengan keadaan ayah mu ?" Nyonya besar kim tersebut mencoba membuka obrolan ringan selagi mereka melewati beberapa tempat kediaman kim untuk menuju ruang makan besar keluarga kim.

Disana sudah tampak ramai berkumpul keluarga kim dengan putra putrinya yang sudah melebur dalam percakapan ringan. Sungmin sedikit kikuk dengan ini, ia tidak seharusnya datang dan beralasan jika dirinya masih lelah. Ia sungguh tidak nyaman berada dalam keluarga tersebut. Meski keluarga tersebut menyambutnya dengan hangat.

Dari kejauhan tuam kim tampak tersenyum hangat ketika melihat sungmin dan sungmin tersenyum canggung membalasnya.

"Eonni !"

"Noona !"

Taemin dan jongin berseru heboh ketika melihat sungmin semakin mendekat kearah mereka. Kibum dan kyuhyun yang tengah bercanda sendiri pun ikut melirik kearah sumber keributan saudara kembar tersebut. Kibum tersenyum senang melihat sungmin dan ibunya semakin mendekat. Namun tidak untuk kyuhyun. Namja stoic itu terpaku antara percaya dan tidak. Sosok yang selama ini yang ia ingin sekali singkirkan didalam otaknya tiba-tiba saja muncul kembali dalam wujud nyata dan bukan bayangan gadis kecil yang selalu memakai baju sailornya yang selalu mengikutinya. Ini benar-benar nyata.

Sungmin yang 11 tahun lalu meninggalkannya dan mengatakan sudah tidak mecintainya lagi itu, sudah tampak berubah drastis. Tubuh proposional dan meski sedikit terlihat kurus dan wajah yang memang sudah cantik semakin bertambah cantik. Kyuhyun seakan terhantam batu besar dikepalanya, mengingat kenyataan yang ada. Dirinya dan sungmin bukan seperti yang dulu. Dia sangat membenci gadi itu. Gadis yang sudah mencampakannya begitu saja dengan luka yang begitu membekas.

Tak jauh berbeda, disana sungmin tampak tercekat kelita menatap onyx tajam kyuhyun yang begitu tampak menyala. Sungmin menghentikan langkahnya dan berfikir takdir seperti apa lagi yang harus ia lewati saat ini. Luka-luka itu bahkan masih membekas dan kini ia harus membuka lamanya dengan bertemu cho kyuhyun-cinta pertamanya.

"Kau baik-baik saja ?"Nyonya kim menepuk halus bahu sungmin hingga membuat sungmin terkesiap dan mengalihkan pandangannya dari onyx kyuhyun.

"Ah aku baik-baik saja." Sungmin tampak tersenyum canggung dan kemudian melanjutkan langkahnya.

"Noona, kapan kau sampai dikorea eoh ? aku kan bisa menjemput mu dibandara, aku sudah mendapatkan sim ku." Jongin mencerocos tanpa henti hingga membuat taemin, saudara kembarnya harus menjitaknya agar mau berhenti.

"Kau harus ingat kyunsoo eonni eoh !" Sindir taemin menohok jongin.

"Kau tidak asik sekali !"

"Sudah hentikan, ini dimeja makan !" Tuan kim begitu tegas menyengak putra putrinya tersebut.

"Kyuhyun..."

Kyuhyun melirik kearah kibum dan mendapati kibum tengah bergelanyut manja dilengannya dengan mesra.

"Kyuhyun perkenalkan, dia itu Lee sungmin, keponakan dari ibu."

Kyuhyun hanya melirik tanpa minat, tampaknya kebencian dihatinya cukup menumpuk susah untuk diuraikan begitu saja. Sedangkan sungmin tampak begitu gelisah, entah mengapa hatinya berteriak agar pergi dari tempat ini.

"Sungmin, ini calon suami ku yang sering kuceritakan pada mu, dia cho kyuhyun." Kibum tersenyum manis tanpa merasakan jika aura menegang disekitarnya.

Sungmin mengulurkan tangannya untuk pertama kali setelah 11 tahun mereka berpisan dan sekarang mereka harus berpura-pura menjadi sosok asing satu sama lainnya.

"Lee sungmin..."

Selang beberapa dekit sungmin terus mengulurkan tangannya, namun kyuhyun masih enggan menyambutnya dan membuat disekelilingnya tampak heran.

TBC

or End ?

hehehhe Nongol lagi ni bawa ff baru Rate M, ada yg berminat ? Sebener.y udh pen aku publish dr kmrin" tp ada bbrapa alasan ya...

ini masih testing jd kalo dikira gk menarik, gk papa gk ush d lanjuti heheh *digebuk...

Ceritanya pasaran ya ? heheh maklum korban pilem(?) LOL heheh

Ini aku buat rate M cuman buat jaga" soalnya ceritanya emang lumayan dewasa, bukan area Love lgi... dan ini kali pertama aku membuat rate M

Ada yg nanya 'Say I Love You ?' heheh tenang aja...gk sekarang ya, munkin publish akhir minggu ini aku usahain.

Typo bersebaran, aku gk edit lagi hahahh

See you the next chap~~~ paypay