Fanfiction ini adalah hasil remake dari sebuah film yang berjudul sama, yaitu The Shop Around the Corner tahun 1940 hanya saja ada scene yang saya ubah. FF ini Genderswitch ya hehe saya sudah kasih peringatan sebelumnya, karena fanfic ini bakalan aneh kalau tetap yaoi.
Genre : Romantic, (mungkin) Comedy.
Rate : T
Chapter : 1 of 2
Cast :
Jung Yunho (27)
Kim Jaejoong (25) *Genderswitch*
Shim Changmin (27)
Dan lain-lain..
Summary : Kim Jaejoong mempunyai sahabat pena yang bernama U-know, tapi bagaimana jika ternyata sosok U-Know itu adalah seseorang yang sama sekali tidak ia duga ? Penasaran ? Monggoh silahkan dibaca..
.
.
.
The Shop Around The Corner
.
Hari sudah malam. Angin mulai berhembus kencang, daun-daun yang mulai berubah warna menjadi kuning atau kemerahan itu banyak berjatuhan layaknya butiran confetti di pesta pernikahan. Hari ini cukup dingin mengingat bulan ini adalah pergantian musim gugur ke musim dingin.
Terlihat seorang wanita yang berdiri di depan sebuah toko mainan yang sepertinya akan tutup, toko itu adalah salah satu toko mainan ternama di Seoul, matanya berbinar cerah melihat tulisan besar yang terpampang di depan toko tersebut. Hari ini ia akan mencoba peruntungannya lagi, ia berharap hari ini ia bisa segera mendapatkan pekerjaan. Karena sudah satu minggu ia merantau ke Seoul, mencari pekerjaan namun belum juga didapatnya. Wanita itu, Kim Jaejoong, merapikan baju yang ia pakai lalu masuk ke dalam toko dengan langkah percaya dirinya. Hwaiting !
Ketika Jaejoong memasuki area toko tersebut, Jaejoong terkejut karena orang pertama yang dilihatnya adalah seorang pria dengan tubuh tinggi, tegap, tampan, berambut coklat brunette, dan bermata tajam. Untuk sesaat Jaejoong terpana dengan ketampanan pria itu. Namun dapat Jaejoong simpulkan bahwa pria di depannya ini adalah pria yang galak ! Namun Jaejoong melihat sesuatu di saku jas pria itu, disitu terdapat nametag bertuliskan 'Jung Yunho, manager keuangan'. Ah, ternyata orang itu adalah seorang manager di toko ini. Jaejoong memutuskan untuk bertanya langsung pada orang ini saja.
"Permisi tuan, saya ingin melamar pekerjaan. Apa- "
"Tidak ada lowongan kerja disini ! Kami tidak membutuhkan karyawan lagi, sebaiknya anda pulang saja.." Potong pria yang bernama Yunho itu ketus. Jaejoong jengkel mendengar ucapan pria itu, namun Jaejoong tetap menyunggingkan senyumnya, ia tidak boleh terbawa emosi.
"Tapi Tuan, saya-"
"Sudah kubilang tidak ada lowongan pekerjaan disini.." Potong Yunho lagi, membuat Jaejoong semakin kesal. Menyerah, Jaejoong tertunduk lesu lalu berbalik, bermaksud untuk meninggalkan toko ini, ia meyakinkan dirinya kalau pasti ada kesempatan lain kali. Jangan menyerah Boo, kau pasti bisa melakukannya, Jaejoong tersenyum mengingat perkataan sahabat pena nya, U-know. Benar, ia tidak boleh menyerah sampai disini.
"Tunggu, nona !" Jaejoong berbalik ketika ia merasa sebuah suara nyaring memanggilnya. Jaejoong cukup terkejut karena seorang pria tinggi terengah-engah menghampirinya, ia memandang pria tinggi itu bingung.
"Ada apa tuan memanggil saya ?" Tanya Jaejoong sopan, mata doe nya mengerjap polos membuat pria itu menyunggingkan sebuah senyum.
"Apakah nona sedang mencari pekerjaan ? Ngomong-ngomong perkenalkan nama saya Shim Changmin.." Pria itu mengulurkan tangannya, bermaksud mengajak Jaejoong berjabat tangan. Jaejoong masih bingung dengan pria ini, namun ia membalas uluran tangan pria tinggi itu.
"Nama saya Kim Jaejoong." Ucap Jaejoong sopan disertai senyuman menawannya.
"Yah Changmin-ah, apa yang kau lakukan ?!" Tiba-tiba pria galak yang mengusir Jaejoong tadi menginterupsi mereka berdua, ia terlihat tidak suka ketika sahabatnya, Shim Changmin berlaku ramah kepada Jaejoong yang merupakan wanita asing.
"Aku bermaksud untuk menerimanya bekerja disini.. aku lihat sepertinya ia tipe orang yang pekerja keras.." Changmin berucap santai, membuat Yunho berdecak jengkel. Shim Changmin adalah sahabatnya, sekaligus pemilik dari toko ditempat Yunho bekerja.
Wanita cantik bermata doe itu melongo, ia tidak percaya karena yang dihadapinya adalah pemilik salah satu toko mainan ternama di Seoul. Dan apa itu ?! Shim Changmin bahkan menerimanya bekerja hanya karena melihatnya sekilas. Omo ! Ini benar-benar sebuah keberuntungan besar. Changmin dan Yunho terlihat sedang beradu argument.
"Hei kau.. Kau dengar sendiri kan ? Mulai besok kau bisa bekerja disini.. ck, menyusahkan saja.." Yunho si pria menyebalkan itu memanggil Jaejoong dengan tidak sopan kemudian pergi begitu saja meninggalkan Jaejoong dan Changmin. Untungnya toko dalam keadaan sepi mengingat sebentar lagi toko akan segera tutup.
"N-nde.." Jaejoong menelan ludahnya dengan cukup sulit. Ia diterima bekerja disini, itu berarti orang menyebalkan itu akan menjadi salah satu atasannya.
"Jaejoong-sshi. Anda cantik, masih muda, dan sepertinya tipe orang pekerja keras.. mulai besok anda sudah bisa bekerja disini. Mmh boleh saya tahu anda lulusan bagian apa ?" Tanya Changmin hati-hati. Jaejoong tidak menunjukkan kegugupannya sedikitpun.
"Saya lulusan Akuntansi.." Jaejoong berucap lirih namun masih dapat didengar oleh Changmin.
"Oh kebetulan sekali Jaejoong-ssi. Kami sedang membutuhkan karyawan di bagian keuangan, mulai besok anda akan bekerja di bagian itu. Dan kebetulan anda tadi sudah bertemu dengan pimpinan di bagian itu.." Ucap Changmin terdengar riang. Entah kenapa sewaktu melihat Jaejoong dari kejauhan, Changmin mempunyai firasat kalau wanita ini bisa membuat perubahan yang positif, entahlah, hanya firasat saja.
"Maksud anda, pria yang tadi bersama anda ?" Jaejoong bertanya hati-hati yang kemudian dibalas anggukan oleh Changmin si pemilik toko mainan. Omo! Itu berarti ia akan bekerja pada Jung Yunho yang menyebalkan itu.
.
.
.
Jaejoong pulang ke apartemennya dengan perasaan yang campur aduk. Antara sedih dan bahagia, pokoknya posisinya sekarang benar-benar sulit. Ia bahagia karena akhirnya ia berhasil mendapatkan pekerjaan, apalagi ia langsung mendapatkan pekerjaan di bagian kantornya. Namun sedihnya, ia harus bekerja pada Jung Yunho, orang yang pertama kali ditemuinya. Ia yakin, Jung Yunho adalah tipe orang yang galak, sombong, arogan, dan masih banyak lagi sifat buruknya, sangat terlihat dari caranya bicara bahkan dari caranya menatap Jaejoong tadi.
Setelah sampai di apartemennya, Jaejoong langsung berganti pakaian dengan pakaian yang lebih santai, rambut panjangnya yang bergelombang ia gulung, membuat tengkuk putihnya terlihat, Jaejoong benar-benar wanita yang sangat cantik bahkan hanya dengan berpenampilan santai seperti ini.
Jaejoong berjalan menuju meja yang terletak di kamarnya. Jaejoong tersenyum, ia sangat bersyukur memiliki U-Know, sahabat pena yang sangat mengerti dirinya, sahabat pena yang selalu mendengarkan curahan isi hatinya walau hanya lewat tulisan, sahabat pena yang selalu menyemangatinya. Walaupun tidak ada wujudnya sama sekali, tapi hanya dengan kata-kata manis yang ditulis dalam lembaran surat itu saja sudah cukup membuatnya bahagia.
Jaejoong mulai duduk di bangkunya, lalu mengambil lembaran kertas kosong. Ia mulai menuliskan hal-hal yang baru saja ia alami kepada U-Know, sahabat pena nya. Ia tidak pernah menyembunyikan apapun dari U-Know, hanya identitasnya saja yang tetap ia sembunyikan.
"U-know, kapan ya aku bisa bertemu denganmu.." Gumam Jaejoong pada dirinya sendiri. Ya memang selama ini ia tidak pernah bertemu dengan U-Know secara langsung. Ah mungkin di dalam surat kali ini Jaejoong bisa mengajak U-Know bertemu ! Ia benar-benar penasaran, sosok seperti apa U-Know itu.
Banyak teman-teman di kampungnya yang menertawainya karena mempunyai sahabat pena, mengingat ini adalah zaman modern, pastinya akan terdengar lucu jika masih ada saja orang yang saling berkirim-kirim surat. Padahal sudah ada teknologi seperti telepon, sms, atau e-mail. Namun Jaejoong sama sekali tidak menggubrisnya, menurutnya berkirim surat cukup menyenangkan, apalagi orang yang menjadi sahabat pena nya itupun berfikiran demikian.
Sudah hampir 30 menit Jaejoong menghabiskan waktunya untuk menulis surat untuk U-Know. Hari sudah beranjak tengah malam, ia harus segera tidur karena besok pasti akan menjadi hari yang melelahkan, mengingat tadi ia baru saja diterima bekerja di toko mainan milik tuan Shim Changmin. Ah, ia berharap pekerjaannya menyenangkan. Jaejoongie Hwaiting !
.
.
=o=
.
.
Hari ini adalah hari pertama Jaejoong bekerja di toko mainan milik Shim Changmin. Jaejoong bangun pagi-pagi sekali. Hari ini mood Jaejoong benar-benar baik, selama perjalanan ketempat kerja, Jaejoong tidak berhenti menyunggingkan senyumnya. Dalam hati, Jaejoong berjanji kalau hari ini dan seterusnya ia akan berusaha dengan keras dan tidak membuat Tuan Shim kecewa.
Tidak perlu waktu lama untuk perjalanan dari apartemen Jaejoong ke kantor, karena jaraknya memang lumayan dekat. Dan juga tempat kerja Jaejoong sangat mudah diingat, karena toko mainan tempat jaejoong bekerja terletak di pojok area pertokoan.
Setelah sampai di tempat kerjanya, Jaejoong sempat bertemu dengan pemilik toko, Shim Changmin. Dan Jaejoong bersyukur karena Shim Changmin mau menunjukkan kantor dan meja kerjanya. Jaejoong sangat senang karena hari ini adalah hari pertamanya bekerja. Namun rasa senangnya tidak berlangsung lama karena tiba-tiba Jung Yunho, atasannya itu datang dan menatapnya tajam seolah akan memakannya hidup-hidup.
"Selamat pagi Tuan Jung !" Sapa Jaejoong ceria pada atasan barunya itu, namun sapaan Jaejoong hanya ditanggapi gumaman singkat yang bahkan hampir tidak terdengar sama sekali. Melihat dirinya diacuhkan membuat mood Jaejoong sedikit memburuk, ia benar-benar tidak suka pada atasan barunya itu.
"Hey karyawan baru.." Yunho memanggil Jaejoong dengan sebutan tidak sopan, ia bahkan tidak memanggil namanya. Namun mau tidak mau Jaejoong harus bersikap sopan.
"Ne.. ada apa tuan ?" Tanya Jaejoong sambil mengerjapkan matanya polos, untuk sesaat Yunho dibuat terpana oleh kecantikan Jaejoong. Namun ia tidak boleh luluh begitu saja, ia harus tetap terlihat berwibawa di depan karyawannya. Yunho berdehem untuk mengurangi rasa gugupnya.
"Buatkan aku kopi, gulanya satu sendok teh, jangan terlalu banyak creamer lalu segera antar ke mejaku.. dan jangan panggil aku tuan, panggil aku manajer Jung.. mengerti ?" Yunho berucap ketus pada Jaejoong dan jangan lupakan wajah dinginnya yang membuat siapa saja pasti merinding karena takut.
"Ne tuan.. eh maksud saya Manajer Jung.." Yunho berlalu begitu saja, ketika sudah agak jauh. Jaejoong terlihat menggerutu sambil berjalan menuju dapur yang ada di kantornya.
Setelah bersusah payah Jaejoong membuat kopi pesanan Manajer Jung. Akhirnya kopi itu sampai juga di tangan atasannya, Jung Yunho. Pertama-tama Yunho mencium aroma kopi buatan Jaejoong itu. Setelah dirasanya aman, sedikit-sedikit ia meminum kopi itu, Jaejoong menelan ludahnya, ia benar-benar takut jika kopi itu rasanya tidak seperti yang diinginkan atasannya. Namun sepertinya dari ekspresi yang dikeluarkan atasannya itu tebakan Jaejoong benar.
"Yaiks apa ini !?" Marah Yunho pada Jaejoong. Jaejoong terkejut ketika tiba-tiba atasannya itu memarahinya.
"Ma-maaf Manager Jung.. apakah rasanya tidak enak ?" Jaejoong bertanya dengan polos, membuat atasannya itu memandangnya tajam. 'Sudah tahu tidak enak, kenapa bertanya' batin Yunho kesal.
"Rasanya tidak enak ! Buat lagi yang baru ! Aku tunggu sampai 2 menit.. !" Wanita cantik itu terkejut dengan permintaan atasannya, dengan cepat Jaejoong berlari menuju dapur kantor lagi. Yah beginilah kehidupan baru Jaejoong. Jung Yunho benar-benar membuat hidup Jaejoong seperti di neraka.
.
.
=o=
.
.
Selama satu minggu ini Yunho benar-benar membuat hari-hari Jaejoong menjadi berat. Yunho benar-benar membuat dunia Jaejoong seperti neraka, bahkan Yunho meminta Jaejoong untuk melakukan pekerjaan yang tergolong 'aneh'. Seperti sekarang ini, Yunho meminta Jaejoong untuk mengelap meja kerjanya yang terbuat dari kaca, karena tadi Yunho sempat mengeluh kalau mejanya tidak bersih. Hei, harusnya ia memanggil cleaning service, bukan karyawan bawahannya sendiri !
"Yah ! Kau ini.. lihat disini masih banyak debu !" Sekali lagi Yunho membentak Jaejoong sambil menunjuk bagian mejanya yang memang masih terdapat secuil debu.
'isshh orang ini benar-benar menyebalkan ! kenapa sih tidak menyuruh orang lain saja ! Coba kalau bukan atasanku, pasti sudah kubunuh daritadi' Gerutu Jaejoong dalam hati. Dengan terpaksa Jaejoong menuruti permintaan atasannya yang menyebalkan itu. Yunho tertawa dalam hati melihat Jaejoong yang ia tahu sangat terpaksa melakukan semua yang diperintahnya, entah kenapa ia senang mengerjai Jaejoong seperti ini. Rasanya menyenangkan.
"Setelah selesai membersihkan mejaku, jangan lupa buatkan aku kopi yang seperti biasa !" Perintah Yunho lagi, dengan santai ia berjalan keluar ruangannya, meninggalkan Jaejoong sendirian dengan perasaan kesal bukan main. Atasannya ini benar-benar !
"Tapi Tuan Jung, aku bukan seorang cleaning service, dan aku bukan sekertarismu !" Jaejoong benar-benar tidak tahan dengan semua permintaan aneh atasannya itu. Ia sudah cukup bersabar dengan semua ini, tapi kali ini benar-benar puncak kesabarannya.
"Yah ! Kau berani melawan atasanmu ?! Aku bisa saja memecatmu, asal kau tahu saja ya masih banyak orang yang mau bekerja disini.." kali ini Yunho benar-benar jengkel, ia tidak suka penolakan. Perkataan Yunho barusan membuat Jaejoong takut, dipecat ? Baru saja satu minggu ia bekerja disini dan ia sudah mau dipecat ? Tidak, Jaejoong tidak mau hal itu terjadi.
"Ma-maafkan aku Manager Jung.." Ucap Jaejoong lesu.
.
.
.
Hari sudah beranjak malam, kini Yunho telah sampai di apartemennya yang terkesan cukup mewah. Yunho sebenarnya adalah putra seorang pengusaha yang cukup kaya, tapi entahlah ia tidak mau meneruskan perusahaan milik ayahnya. Ia lebih memilih untuk mandiri, tidak bergantung pada orangtuanya. Ia memilih untuk membantu Changmin dalam mengelola toko mainan miliknya, mengingat Changmin adalah sahabatnya sendiri.
Yunho melepas dasi miliknya kemudian melemparnya ke sembarang arah. Selama satu minggu ini Yunho cukup terhibur di kantornya, biasanya ia sangat bosan bekerja sebagai manager keuangan. Tapi entahlah, kehadiran wanita itu seakan mengubahnya. Menurut Yunho, Jaejoong adalah wanita pekerja keras dan itu cukup menarik perhatiannya.
TOK TOK TOK
Yunho dikejutkan oleh suara ketukan di pintu apartemennya. Dengan langkah malas ia berjalan menuju pintu apartemennya lalu membukanya.
"Permisi tuan Jung Yunho.. surat untuk anda.." Seorang pria tua yang Yunho tahu adalah seorang pengantar surat langganannya memberikan sebuah surat beramplop oranye pada Yunho. Yunho tersenyum menerima surat yang tak lain adalah surat dari sahabat pena nya.
"Terimakasih ajusshi.. mmh, ini, anggap saja ini sebagai rasa terimakasihku.." Yunho memberikan pria tua itu beberapa lembar uang yang jumlahnya cukup banyak. Pria tua itu terkejut dengan uang pemberian Yunho, ia bermaksud menolaknya tapi Yunho memaksanya untuk menerimanya.
"Terimakasih banyak tuan Jung.." Ucap pria tua itu sembari tersenyum pada Yunho. Nah, inilah sisi lain dari seorang Jung Yunho, walaupun dingin diluar tapi sebenarnya Yunho memiliki kepribadian yang hangat.
"Sama-sama Ajusshi.. ku tutup pintunya ya Ajusshi.." Pria tua itu mengangguk kemudian pergi, segera Yunho menutup pintu apartemennya, ia benar-benar tidak sabar membaca surat yang dikirim oleh sahabat penanya, Youngwoong.
Setelah menutup pintu apartemennya, Yunho segera berlari ke kamarnya, ia benar-benar tidak sabar membuka amplop surat yang dikirimkan oleh orang yang sudah 4 bulan ini menjadi sahabat penanya ckck benar-benar seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru.
Yunho merobek amplop surat itu dengan hati-hati, ia takut jika tidak hati-hati akan merobek kertas isinya. Setelah berhasil merobek amplop surat itu, segera Yunho mengeluarkan surat tersebut. Dengan wajah sumringah segera dibacanya isi surat itu.
'Omo, akhirnya dia mendapatkan pekerjaan juga.. selamat Boo, aku turut senang ! Kira-kira pekerjaan apa ya yang ia dapat ?' batin Yunho senang ketika membaca line pertama dari surat yang dikirimkan oleh Youngwoong.
Aku senang mendapatkan pekerjaan itu, tapi ada satu hal yang kusesali U-Know.. fakta bahwa atasanku sangat sangat menyebalkan ! Rasanya aku ingin membunuhnya !
"Kasihan kau boo.. kau pasti sangat kesusahan menghadapi atasan yang seperti itu.." Gumam Yunho, ia merasa kasihan pada Youngwoong yang selalu ia panggil Boo, pasti Boo nya itu sangat tertekan bekerja disana. Ckck, reader pasti sudah tau ya hehe..
Di surat itu Youngwoong benar-benar menceritakan hidupnya dengan detail, mulai dari liku-liku kehidupannya di kantor, sampai hal-hal kecil yang dialaminya di dunia nyata. Yunho benar-benar sangat serius membaca surat itu. Terkadang ia tersenyum-senyum sendiri, kadang merasa kesal sendiri, bahkan kadang ia tertawa sendiri membaca surat itu. Aigo wanita ini sangat menarik, pikir Yunho.
Namun jantung Yunho mendadak berdegup dengan kencang ketika dirinya membaca satu kalimat terakhir dari sahabat pena nya itu.
U-Know, aku harap kita bisa bertemu secara langsung suatu hari nanti.. aku benar-benar berharap saat itu terjadi..
Yunho tersenyum ketika membaca kalimat terakhir di dalam surat itu. Dengan cepat bagai kilat, Yunho membalas surat Youngwoong, dan tidak lupa juga ia menyanggupi keinginan Youngwoong untuk bertemu secara langsung dengannya. Ia benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan Youngwoong.
.
.
=o=
.
.
Sudah hampir dua minggu berlalu sejak Yunho membalas surat dari sahabat pena nya, ia juga sudah menerima balasan surat dari Youngwoong. Ia benar-benar sangat gugup karena sebentar lagi akhirnya ia bisa bertemu dengan sosok yang selalu dibayangkannya. Ah, ia sangat berharap gadis itu sangat cantik seperti yang ada dalam imajinasinya selama ini. Namun lamunan Yunho buyar ketika ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan kantornya. Dengan cepat, Yunho kembali berpura-pura focus pada berkas-berkas yang ada di kantornya, padahal sebenarnya pikirannya sedang tidak disitu.
"Masuk" ucap Yunho dingin.
"Manajer Jung.. ini kopi anda.." Ucap Jaejoong sopan. Kemudian dengan hati-hati ia menaruh cup kopi itu di meja atasannya. Yunho hanya menggumam, lalu menyuruh Jaejoong untuk pergi. Dan dengan perasaan kesal, Jaejoong pergi dari ruangan atasannya itu.
Kau harus bersabar dan tetap semangat dalam bekerja Boo.. dan untuk atasanmu yang galak itu, suatu hari mungkin kau harus menendang selangkangannya supaya ia tidak macam-macam lagi padamu kekeke~
Wanita cantik itu tersenyum-senyum sendiri ketika mengingat tulisan sahabat pena nya di surat. Benar, ia harus bersabar dengan semua ini. Kesabaran pasti akan berbuah manis, benar kan ?
Berbicara mengenai U-Know, ia jadi ingat kalau malam ini ia akan bertemu secara langsung dengan U-Know. Mendadak jantungnya berdegup kencang, ini baru pertama kalinya ia mengajak bertemu sahabat pena apalagi dia adalah seorang pria. Oh, rasanya ia ingin menenggelamkan diri di tumpukan bantal karena saking malunya.
.
.
=o=
.
.
Changmin masih memfokuskan diri ke laptop hitamnya. Mata tajamnya sedaritadi memandang serius layar monitor laptop, sedangkan tangan-tangannya sibuk mengetik. Beginilah kesibukannya sebagai seorang pengusaha muda. Ia mengelola toko mainan miliknya, juga harus mengelola bengkel yang baru saja ia buka. Untung saja toko mainan miliknya sudah ada sahabatnya Yunho yang membantu mengurusnya, jadi setidaknya bebannya berkurang sedikit.
TOK TOK TOK
"Hyung aku masuk ya.." Changmin hanya menggumam menjawab panggilan adiknya. Ya, Changmin adalah anak sulung di keluarganya. Ia mempunyai satu adik laki-laki yang usianya masih 18 tahun, adiknya bernama Shim Jungkook. Changmin tentu sangat menyayangi adiknya.
"Ada apa Jungkook-ah ? Kau tidak lihat kalau hyung sedang sibuk ?" Ucap Changmin tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya.
"Hyung aku ingin berbicara padamu.. ini sangat serius hyung.." Ucap Jungkook takut. Ia benar-benar tidak bisa untuk tidak mengatakannya pada sang kakak ! Hyung nya harus tahu tentang hal ini, ia benar-benar tidak ingin hyung nya terluka. Changmin menutup laptopnya, lalu ia memandang Jungkook sembari tersenyum, ia heran karena adiknya terlihat ketakutan.
"Ada apa Jungkookie ? Kau terlihat tidak baik.." Tanya Changmin khawatir pada adiknya. Jungkook menarik sebuah kursi kemudian duduk menghadap sang hyung.
"Hyung ini tentang kekasihmu.." Jungkook berucap pelan dan terksan takut. Changmin bisa membaca dari raut wajah Jungkook kalau hal yang akan Jungkook sampaikan adalah hal yang sangat penting dan sensitif.
"Aku mendengar dari salah satu karyawan hyung di toko mainan ka-kalau..." Jungkook menghentikan sebentar kalimatnya, lalu menghirup nafas dalam-dalam. Changmin menatap tidak sabar pada Jungkook, sebenarnya apa yang akan disampaikan oleh adiknya itu.
"kalau kekasih hyung berselingkuh dengan Jung Yunho.."
BRAAK
Changmin menggebrak meja dengan sangat kasar. Ia tidak bisa berfikir jernih jika ini menyangkut tentang kekasihnya.
"MWO?!"
.
.
.
Yunho merapihkan kemejanya, malam ini ia benar-benar terlihat sangat tampan. Sepulang kerja, Yunho dengan cepat langsung pulang ke apartemennya untuk bersiap-siap bertemu Youngwoong, sahabat pena nya. Ah bahkan ia tidak berhenti menyunggingkan senyumnya yang pastinya membuat wanita manapun akan berteriak.
'Sempurna.. Boo, aku akan datang, tunggu aku..' batin Yunho senang.
Sekali lagi, Yunho membaca surat yang terakhir dikirimkan oleh Youngwoong. Wanita itu bahkan menulis lengkap alamat café, tempat mereka bertemu nanti, dan juga wanita itu menulis warna baju dan model baju yang akan ia pakai nanti.
'Aku tidak boleh sampai lupa..'
RING RING RING RING
Yunho terkejut karena bunyi dering ponselnya. Cepat-cepat Yunho mengangkat ponselnya. Ia sempat melihat nama yang tertera di ponselnya. Changmin, tumben sekali ia menelponnya.
"Yoboseyo Changmin.."
'Aku tidak ingin berbasa-basi.. mulai besok kau jangan datang lagi ke toko ku dan kau jangan lagi bekerja di toko ku.. kau kupecat'
Tut tut tut tut
Sambungan langsung diputus begitu saja oleh Changmin. Bahkan Changmin tidak member penjelasan alasan Yunho dipecat seperti itu. Yunho mengacak rambutnya frustasi, mood nya berubah menjadi sangat buruk setelah mendapat telepon dari Changmin tadi. Sebenarnya apa yang sedang dipikirkan sahabatnya sampai-sampai memecatnya seperti itu ?!
Yunho duduk di ranjangnya, ia berfikir. Jika ia dipecat dari tempat kerjanya sekarang. Lalu apa yang harus ia lakukan ? Pulang, lalu membantu ayahnya menjalankan perusahaannya yang besar itu ? Tidak, ia tentu saja tidak mau. Aishh, ia benar-benar pusing sekarang.
Yunho melihat arloji yang melingkar di lengannya, sudah jam 7:15 PM. Ia bahkan hampir lupa kalau hari ini ia ada janji dengan Youngwoong, ia bahkan sudah terlambat 15 menit ! cepat-cepat ia mengambil kunci mobilnya, lalu langsung menuju ke café tempat mereka berjanji untuk bertemu.
.
.
.
Mood Yunho sangat buruk hari ini karena ia baru saja dipecat dari pekerjaannya. Sebenarnya ia ingin sekali membatalkan janjinya dengan Youngwoong, sahabat pena nya. Tapi apa daya, ia tidak memiliki nomor ponsel Youngwoong, ia hanya punya media surat untuk menghubungi Youngwoong. Yunho mendesah frustasi.
Yunho segera memarkirkan mobilnya, lalu berlari kecil kearah pintu café. Yunho melihat-lihat sekitar, café ini memiliki kaca yang besar sehingga orang diluar bisa melihat ke dalam. Yunho mencari Youngwoong dari luar café, setidaknya ia tahu lebih dulu rupa Youngwoong seperti apa. Namun alangkah terkejutnya ia ketika di dalam café tersebut ada wanita yang amat sangat dikenalnya saat ini tengah duduk manis sambil menyeruput secangkir kopi.
"Jaejoong ?"
.
.
.
TBC
.
.
.
FF ini cuman twoshoot, jadi chapter depan sudah selesai hehehe..
Jadi gimana gaes ? berikan pendapat kalian lewat review ya :D
.
.
Asroyedian undur diri dulu, salam \m/
