I'm (Not) Ariana Grande

Track one – Intro ( My Everything)

Cast:

Lu Han, Se Hun

Baekhyun, Kyungsoo

EXO Members

Romance, a little bit Humor and Drama

This is Genderswitch. Inpired by Ariana Grande's Album My Everything

P;s : All Luhan POV

.

.

Aku selalu mengingat bagaimana caranya memandangku hari itu. Tatapan teduh dari matanya yang tajam membuatku terlena untuk sepersekian detik. Perlahan tapi pasti. Tatapan itu berhasil membuatku terus menerus merasa lemah dari hari ke hari.

"Honey,"

Ya tuhan!

Berikan aku kekuatan untuk selalu bisa menguatkan telingaku dalam mendengar suaranya, ingatkan aku juga untuk tidak lupa dengan getaran suaranya yang sangat menggoda. Rendah dan sedikit serak ugh! Sangat seksi.

Perlahan tapi pasti. Bukankah aku sudah katakan sebelumnya padamu?

Deru nafasnya hangat menerpa leherku. Dengan begini saja aku sudah merasa akan jatuh terlalu dalam, padahal ia belum melakukan apapun padaku. Belum?! Apa aku terdengar seperti gadis murahan yang minta di tiduri?

Sialnya iya.

Salahkan pikiranku yang selalu terbang kemana-mana saat bersama dengannya. Tatapan matanya, suaranya, hembusan nafasnya dan sekarang ya tuhan ia mulai menggerakkan bibir tipisnya dan memberikan kecupan ringan di seputar leherku.

Ampuni ketikdakmampuanku menahan semua godaan yang terjadi padaku hari ini.

Tangannya yang ringan dan kekar merengkuh tubuhku dalam hangat dekapannya. Punggungku sudah bersandar nyaman di dada bidangnya yang selalu terlihat kokoh itu. Ya ampun bagian tubuh mana lagi yang tidak menggoda darinya?

Perlahan aku mem-

"Luhan! Sampai kapan kau akan terus di kamar?! Aku lapar!" Dan teriakan bodoh dari manusia bermata sipit itu membuyarkan semua imajinasiku tentang model-model tampa itu.

"Lu, ayo keluar aku lapar. Kau tidak kasihan dengan Baekhyun?" Kyungsoo dengan tenang membuka pintu kamarku dan mengajakku makan. Aku hanya mengangguk tanda mengerti dan mulai merapikan majalah fashion yang sejak tadi aku pandangi.

Mengintip sedikit ke arah cermin, merapihkan ikatan rambutku, sedikit tersenyum dan aku sudah sempurna!

"Ariana Grande kita itu sedang apa sih?! Memandangi model-model di majalah lagi? Berfantasi liar dengan mereka? Lama sekali sih?!" Kira-kira begitulah yang aku dengar ketika aku keluar dari kamar. Aku mendapati Baekhyun –gadis bermata sipit tadi yang berteriak sangat mengganggu itu sedang mengomel tentangku sedangkan Kyungsoo hanya diam dengan telaten mendengar keluhan Baekhyun.

Sabarkan telinga Kyungsoo Tuhan, amin.

"Nah! Ini dia keluar juga dari sarang mesumnya! Ayo cepat sedikit!"

"Iya iya Baek. Kau ini kalau lapar menyebalkan sekali."

"Bukan aku yang menyebalkan. Tapi kau yang terlalu hanyut dalam imajinasi mesummu dengan model-model itu sehingga lupa kalau perut kurusmu itu juga perlu diisi." Balas Baekhyun sambil menusuk-nusukkan telunjukkan ke perutku yang tentu saja langsung mengundang tawa geliku.

"Ish hihi! Hentikan Baek. Geli!" Seruku sambil menyingkirkan telunjuknya dari perutku.

"Kalau tidak ingat dengan matamu yang mirip anak rusa tersesat, aku sudah benar-benar memanggilmu Ariana, Lu!" Masih dengan mode 'mengomel'nya Baekhyun menelitiku dengan tatapannya yang menyebalkan. Ayolah siapa yang tahan di tatap dari ujung kepala sampai kakimu lalu di komentari. Rasanya ada yang salah dengan apa yang menempel pada tubuhmu bukan?

"Oh ayolah Baek, dari semua yang ada pada tubuh Ariana hanya rambutku yang sama dengannya."

"Perutmu yang kurus,"

"Tubuhmu yang kecil," Kyungsoo ayolah jangan ikutan seperti Baekhyun~

"Dadamu yang –"

"Cukup! Jangan katakan apapun soal dadaku nona Byun! Ayo makan!" aku lalu menarik tangan mereka berdua yang masih asik tertawa karena berhasil menggodaku, lagi.

Ok, cukup.

.

.
.

Hai!

Aku Lu Han.

Gadis, ya tentu saja aku ini masih gadis.

23 Tahun.

Jangan percaya apapun yang dikatakan Baekhyun si gadis mata sipit yang jago berhias juga Kyungsoo si koki kimchi itu tentang diriku. Aku dan Ariana Grande berbeda. Semua yang ada di tubuhnya dan tubuhku berbeda 100%! Ok tidak seratus persen juga. Tidak ada yang membuatku sama dengannya kecuali warna rambutku juga lagu-lagunya yang seakan menjadi mantra hidupku.

Dan hari ini, satu mantranya terjadi padaku.

I'll Give you all i have, and nothing less i promise.

Tidak tahu apa yang sedang terjadi padaku. Setelah ocehan nenek sihir yang menjelma menjadi pengajar di kelas dan membuat kepala pusing setengah mati karena penilainnya pada desainku, sekarang di hadapanku tengah duduk hasil karya Tuhan yang mengagumkan.

Aku tidak tahu dan tidak pernah tahu jika seorang mahasiswa sepertiku bisa memancarkan aura yang begitu memikat. Tidak ada kegiatan berarti yang ia lakukan. Hanya duduk dengan mata yang tak lepas dari buku tebal di hadapannya. Kacamata? Tidak! Matanya begitu sempurna tanpa bantuan alat itu. Hidungnya terpahat kokoh di tengah wajahnya yang berbentuk seperti berlian itu. Kulitnya oh tuhan! Bahkan aku yang gadis saja kalah putih dengannya. Ah! Ah! Jangan lupakan satu hal yang sangat menggoda dari wajahnya, bibirnya. Gerakannya membasahi benda kenyal dan lembut tanpa sadar berhasil membuatku menambahkan poin plus padanya.

Ya Tuhan, dia itu manusia bukan? Tolong katakan iya dan satu lagi. Semoga ia belum-

"Hai Hun!" Seorang gadis yang tingginya melebihi tubuhku menghampiri pria itu. Mereka saling menyapa sebentar dan gadis itu duduk di sebelahnya. Setelah itu tolong katakan pada Ariana untuk membuat satu buah lagu kutukan untukku! Pujaanku pada pandangan pertama itu larut dalam percakapannya dengan gadis yang baru datang. Sesekali mereka tertawa dan ku dapati pria itu sudah tidak lagi peduli dengan buku tebalnya.

Aku tidak tahu kalau dengusanku yang nyaris seperti bunyi helaan nafas sapi terdengar begitu keras sampai pria pujaanku menatapku sejenak bersama dengan gadis cantik itu. Ia melihat kearahku sebentar lalu menghiraukanku. Kalau tadi gadis cantik itu tidak datang, mungkin aku sudah meleleh seperti mentega yang dipanaskan karena tatapannya. Tapi karena ada gadis itu, eh tunggu. Kalau gadis itu tidak datang tidak mungkin aku akan mendengus seperti itu. Dan pria itu juga tidak akan menatap ke arahku.

Jadi, aku harus berterima kasih kepada gadis cantik itu? Ya ampun.

Cling~

Bunyi bel dari pintu kafe berbunyi tanda seseorang masuk. Aku melihat sedikit siapa yang datang lagi siang hari ini. Siapa tahu ia pria tampan yang mampu mengalihkanku dari pria pujaannku itu.

Dan sepertinya Tuhan sedang memberikanku berkah! –atau cobaan?

Pengunjung yang masuk tadi adalah pria tampan dengan wajah campuran. Tinggi, ia begitu tinggi. Tampilannya santai dengan rambut hitamnya yang dipangkas rapi membuatnya sangat mempesona. Tatapannya tajam persis sih dengan pria pujaanku tadi. Mungkin ini adalah berkahnya. Lalu cobaannya adalah pria tampan itu berjalan ke arah meja dimana pria pujaanku dan gadis cantik itu duduk.

Ok.

Dalam satu hari gadis cantik itu sudah dikelilingi oleh dua orang pria tampan sementara aku dalam satu hari sudah di tinggalkan oleh sendirian oleh kedua sahabatku yang sedang asik berkencan dengan alat musik dan peralatan masak mereka.

Sambil berusaha menghabiskan pesananku hari ini, aku menajamkan pendengaran untuk mendengar sedikit saja apa yang sedang dibicarakan oleh dua ah tiga manusia anggun dan menawan di sana. Sejak tadi yang aku dengar hanya gelak tawa dari pria tampan yang baru datang dengan gadis cantiknya serta dengusan remeh dari pria pujaanku. Suatu kesialan bagiku yang tidak bisa melihat bagaimana ekspresinya saat ia mendengus tadi.

Sroot! Srooot!

Ya ampun, sebenarnya lagu Ariana yang bagian mana sih yang sedang memantraiku hari ini? Kenapa sejak tadi suara yang aku keluarkan tidak ada indah-indahnya. Dengusan seperti sapi dan sekarang bunyi sedotanku yang terlalu besar berbunyi menyebalkan. Dengan suasana kafe yang sepi begini, di tambah alunan musik jazz yang lembut dan santai jelas membuat pengunjung yang jumlahnya tidak seberapa itu bisa mendengar dengan baik suara apa yang aku keluarkan tadi termasuk ketiga manusia objek penelitianku tadi.

Lupakan soal harga diri.

Lupakan soal tampil menawan.

Lupakan soal keanggunan.

Karena semua itu sudah hilang hari ini. Hancur karena suara bodoh yang sejak tadi aku keluarkan.

Aku bisa melihat dengan wajahku yang sudah pasti memerah karena malu pria yang menjadi pujaanku melihat ke arahku diikuti dengan mata cantik dari si gadis anggun di sebelahnya dan jangan lupakan pria tampan yang baru datang tadi juga melihat ke arahku dengan pandangan yang ugh~

Aku segera bangun dan membungkukkan badanku tanda permintaan maaf setelah itu keadaan kafe seperti semula lagi. Tapi tidak denganku. Rasa malu dan harga diriku sebagai gadis sudah hilang karena suara bodoh tadi. Sekarang jangan harap pria pujaan bisa menjadi kekasihku kalau ia mau berkenalan denganku itu sebuah keajabaiban!

From : NonaByun

Luhen, aku titip makanan. Jangan lupa beli sayuran juga lauk cepat saji saja. Jangan pulang terlalu malam aku tidak mau terjadi sesuatu dengan rusa grandeku. Kembali cepat!

Pesan dari Baekhyun mengalihkan perhatianku sebentar dari kegiatan mengamati manusia-manusia anggun tadi. Dengan cepat aku membalasnya dan segera melanjutkan lagi kegiatan yang sempat tertunda itu. Secepat itu juga aku menyadari jika objek penelitanku sudah bersiap akan pergi. Mereka tampak merapikan diri, memakai tas masing-masing walau yang pakai hanya si gadis dan pria pujaan –dan mereka pun berdiri keluar dari meja berjalan ke arah pintu kafe. Bahkan saat berjalan saja mereka terlihat anggun dan menawan. Ya Tuhan.

Setelah mereka menghilang aku kembali mendesah lemas. Saatnya kembali ke kehidupan nyata Luhan~ Aku pun bergegas merapikan barang-barangku yang berserakan sejak tadi di atas meja, memasukkan ponselku ke dalam tas dan membenarkan sedikit ikatan rambutku. Setelah memesan satu bubble tea untuk menemaniku diperjalanan aku segera keluar kafe.

"Hei!"

Aku menghentikan langkahku dan menoleh ke arah suara yang baru saja berteriak itu. Bukannya aku merasa yakin kalau orang itu memanggilku sih, tapi dari arah suaranya terdengar ia seperti memanggilku, jadi aku menoleh saja.

"Sehun. Oh Sehun."

Pria itu mengulurkan tangannya ke arahku membuatku menoleh dua kali ke arah belakang samping kanan dan kiriku untuk memastikan tidak ada orang lain di sebelahku. Setelah yakin, aku menjabat tangannya.

"Lu han."

"Sampai jumpa, Lu Han." Ia tersenyum, melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan diriku yang terlihat seperti bangkai kulit belalang. Kaku dan tak bernyawa.

Namanya Sehun, Oh Sehun.

Pria yang sejak tadi aku perhatikan, pria dengan wajah diamondnya yang sempurna, pria dengan bibir tipis merah mudanya yang menggoda, pria dengan hidungnya yang angkuh, pria yang tadi mendengus remeh karena gurauan gadis cantik dan pria yang baru saja menjabat tanganku adalah pria pujaanku!

"KYAAAAAA! AHAHAHAHAHA! WOOHOO!"

Oops! Suaraku hihi~

Aku membungkukkan badanku sambil menggumamkan kata maaf pada orang-orang yang menatap heran padaku. Oh Ayolah gadis dibelahan dunia mana yang tidak akan teriak histeris sepertiku tadi jika pria pujaan yang sejak tadi mengalihkan dunia mereka tiba-tiba mengajak berkenalan secara jantan seperti tadi! Ahahah!

Terpujilah wahai engkau Ariana dengan mantra dalam lagumu untukku huhu!

Aku, Lu Han.

Gadis yang tidak memiliki persamaan dengan Ariana Grande selain warna rambutku dan lagu-lagunya yang 'memantrai' hari-hariku.

I'll Give you all i have, and nothing less i promise

Love me and don't look back, I want you with me on this road to the sky

We'll be shining every night, I promise you

Just me and you

Oh, I Promise you – Ariana Grande, Intro

.
.

.

Hai! huuuff akhirnya track 1 ini selesai hahai! Ini ff pertamaku menggunaka gs haha! Semua ini terjadi karena aku lagi hobi-hobinya dengerin lagunya ariana grande dan tiba-tiba kebayang aja pas liat ariana keinget sama luhan kkkk~

Thank you for reading yaaaaa^^