Chapter 1 : Dark Life

Tittle : Bloody Life

Pair : KyuMin and HaeHyuk

Rate : T

Genre : Drama/Fantasy/A little bit hurt

Author : Denies Kim

Desclaimer : KyuMin dan Haehyuk milik tuhan dan orang tua Tapi cerita ini milikku seutuhnya. Kkkk~

Warning : BL/Yaoi/Shounen-ai. Yang alergi please close aja. Alur ngebut. Berantakan. Nggak sesuai EYD. Gaje.


^Enjoy Reading^

Langit semakin gelap, hanya terdapat bulan purnama di langit. Tidak ditemani taburan bintang-bintang seperti biasanya. Meski telah larut malam, tak mengendurkan aktivitas kota seoul malam purnama itu.

Seorang yeoja dengan mengenakan gaun berwarna merah, tampak melangkah di koridor apartemen. Suara ketukan high heelsnya terdengar nyaring. Langkahnya terhenti didepan sebuah pintu apartemen.

"Kenapa pintu apartementku terbuka?" tanyanya bermonolog. Ia segera masuk kedalam. Baru saja ia masuk, matanya langsung menemukan hal mengejutkan. Seseorang tengah duduk di kursi tak jauh dari tempatnya berdiri. Namun ia tidak bisa melihat orang itu karena pencahayaan yang remang.

"Nuguseo?" tanya yeoja itu. Hanya keheningan yang menjawabnya.

Tangan yeoja itu bergerak meraba dinding mencari tombol lampu. Belum sempat keinginannya terlaksana, ia merasakan tubuhnya tertarik kedepan dan merasakan sesuatu menusuk di dadanya, tusukan yang dalam hingga menembus tepat di jantungnya.

Dan malam itu, di apartemen itu, terdengar jeritan pilu penuh kesakitan yeoja itu. Menemani malam purnama yang terang.

.-Bloody_Life-.

"Ck! Membosankan!" ucap Kyuhyun seraya melempar remot televisi keatas meja. Matanya menatap seorang namja manis yang tengah melangkah mendekatinya dengan membawa sepiring penuh irisan apel. Sungmin namanya.

"Kau mau?" tawar Sungmin seraya duduk di samping Kyuhyun.

Kyuhyun menggeleng pelan kemudian berbaring dengan menjadikan paha sungmin sebagai bantalnya.

"Kalau kau mau tidur, tidurlah di kamar. Ranjang lebih nyaman daripada sofa." ucap Sungmin dengan mulut yang aktif mengunyah apel.

Kyuhyun terkekeh, "Tapi pahamu lebih nyaman dari bantal."

"Terserah kau saja." Sungmin kembali menyibukkan diri dengan apel-apelnya. Namun, senyuman terukir diwajahnya. Ia pun menunduk, menatap Kyuhyun yang telah memejamkan matanya. Tangannya terulur membelai rambut Kyuhyun. Ia sudah berusaha untuk menahan diri, akan tetapi rasa cinta membuatnya tak bisa melakukan hal itu. Cinta? Tentu saja. Kyuhyun bahkan telah menjadi namjachingunya selama 4 tahun dan rasa cinta itu tak berkurang sama sekali.

Sungmin terus membelai rambut Kyuhyun, tanpa mempedulikan televisi yang masih menyala. Yang kini menampilkan sebuah berita.

"Kembali ditemukan mayat seorang yeoja diapartemen xxx dengan luka tusukan di dada kirinya." gerakan tangan Sungmin terhenti. Perhatiannya beralih kelayar televisi.

"Hingga saat ini jumlah mayat dengan kasus yang sama telah bertambah menjadi 4 orang" Sungmin masih tetap menatap layar televisi tanpa mengetahui kalau Kyuhyun telah membuka matanya dan kini juga menatap layar televisi.

"Bukankah itu Seohyun?" Sungmin tersentak. Ia menunduk menatap Kyuhyun, "Yeoja itu memang Seohyun..." ucap Kyuhyun lagi.

Kyuhyun menengakkan tubuhnya menjadi duduk. Ia pun menatap Sungmin, "Kau kenal Seohyun kan? Dia teman kuliah kita." Kyuhyun kembali menatap layar tv yang masih menampilkan berita yang sama.

Sungmin memutar matanya, "Oh, yeoja yang suka dandan menor itu? Baguslah kalau dia mati. Dengan begitu dia tak akan mendekatimu lagi." Kyuhyun mengerutkan kening mendengar ucapan Sungmin. Ucapan Sungmin tak seperti biasanya yang lembut dan hangat.

"Kau tidak boleh bicara seperti itu Ming! Apalagi membicarakan orang yang sudah mati!" bentak Kyuhyun tajam. Sungmin pun mengerucutkan bibirnya sebal.

"Dan juga aku merasa ada yang janggal."

"Janggal? Apa maksudmu, Kyu?" tanya Sungmin tak mengerti.

"Kau tahu tiga orang lainnya yang mati dengan kasus yang sama seperti Seohyun kan?" Sungmin mengangguk.

"Aku mengenal semua orang yang mati seperti itu. Mungkin selanjutnya akan ada korban lagi yang merupakan temanku." ucapan Kyuhyun membuat Sungmin berdecak.

"Hanya kebetulan saja." ucap Sungmin enteng. Wajah Kyuhyun berubah masam.

"Ish! Tapi kenapa kebetulan bisa seperti itu?"

"Itu adalah takdir mereka. Memangnya salah kalau mereka mati karena hal yang sama?"

"Tapi..."

"Jangan keras kepala!" Sungmin berdiri kemudian melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Meninggalkan Kyuhyun yang hanya bisa menatapnya.

Kyuhyun menghela napas lelah. Moodnya berubah buruk. Entah kenapa ia merasa Sungmin agak berbeda hari ini. Hari ini Sungmin sangat sensitif. Mungkin sebaiknya ia menyusul Sungmin segera.

Kyuhyun pun berdiri. Ia melangkah pelan menuju kamarnya dan Sungmin. Tak salah kalau mereka sekamar bukan? Lagi pula Sungmin juga namja sama sepertinya.

Ting Tong

Baru saja setengah jalan menuju kamarnya, suara bel rumah terdengar. Ia pun mengurungkan niatnya untuk menyusul Sungmin.

Kyuhyun berbalik dan melangkah cepat mendekati pintu. Tanpa berpikir panjang, Kyuhyun langsung membuka pintu. Ia tercengang. Seorang yeoja berdiri didepan rumahnya dengan mengenakan rok yang tak bisa dikatakan panjang.

"Victoria-ssi..." panggil Kyuhyun. Yeoja yang di panggil Victoria itu hanya tersenyum.

Kyuhyun mempersilahkan Victoria masuk. Membiarkan yeoja itu duduk di sofa pink yang ada di ruang tamunya. Ia pun juga duduk bersebrangan dengan Victoria. "Ming-" Kyuhyun mengurungkan niatnya untuk memanggil Sungmin. Sebenarnya ia hendak memanggil Sungmin agar membuatkan minuman untuk Victoria. Namun, Kyuhyun kembali mengingat keadaan Sungmin hari ini. Bisa-bisa Sungmin marah padanya seharian dan ia tak ingin itu terjadi.

"Aku akan membuat minuman sebentar." Kyuhyun segera berdiri dan meninggalkan Victoria sendiri.

Setelah beberapa saat, Kyuhyun kembali ke ruang tamu dengan membawa nampan berisi dua gelas minuman. Membuahkan senyuman di wajah Victoria.

"Mian. Stok wineku sedang habis, jadi hanya bisa menghidangkan sirup." ucap Kyuhyun seraya meletakkan minuman ke atas meja.

Victoria terkekeh, "Gwaenchana..." ucapnya.

"Jadi, ada urusan apa hingga membuatmu kemari?" tanya Kyuhyun langsung to the point.

"Tidak ada alasan khusus. Hanya ingin berkunjung saja. Kau tidak akan mengusirku kan?" Kyuhyun mengerutkan kening.

"Aku tidak akan mengusirmu. Hanya saja tidak biasanya kau berkunjung." ucapan Kyuhyun mendadak pelan di akhir. Takut menyakiti hati yeoja itu.

Lagi-lagi Victoria tersenyum membuat kerutan kening Kyuhyun semakin terlihat, "Ah! Hampir saja lupa. Ini untukmu." Victoria meletakkan sekeranjang buah keatas meja yang menjadi pembatas antara dirinya dan Kyuhyun.

"Gomawo..." ucap Kyuhyun agak ragu. Ia semakin bingung. Jujur ia sangat penasaran dengan alasan Victoria berkunjung kerumahnya. Selama ini ia tidak begitu dekat dengan Victoria. Berbincang saja tak pernah. Ia hanya mengenal yeoja itu.

"Kau tinggal sendiri, Kyu?"

"Ani. Aku tinggal bersama namjachinguku." Kyuhyun menjawab pertanyaan Victoria dengan santai. Meski terbesit rasa bangga didalamnya.

"Oh." Kyuhyun tersentak mendengar respon Victoria. Respon yang seperti tidak tertarik dengan topik pembicaraan mereka. Keadaan pun hening seketika. Kyuhyun yang merasa canggung hanya bisa diam.

"Apa kau menyukai warna pink?" tiba-tiba pertanyaan terlontar dari bibir Victoria membuat Kyuhyun bingung. Apalagi melihat senyum lebar Victoria membuatnya semakin berpikir negatif.

'Mudah sekali moodnya membaik, atau jangan-jangan dia menyukaiku?' batin Kyuhyun

Mereka pun berbincang-bincang meski hal sepele sekalipun. Mereka tak menyadari jika sekarang Sungmin sudah berdiri di tengah tangga dengan muka datar. Namun, karena posisi duduk, Victoria dapat melihat Sungmin yang berdiri diam di tengah tangga. Kyuhyun pun mengikuti arah pandangan Victoria. Senyum terukir diwajah Kyuhyun setelah mengetahui siapa yang Victoria pandang.

"Kemarilah, Ming. Kau belum menyapa tamu kita."

Meski dengan wajah datar, Sungmin tetap melakukan perintah Kyuhyun. Ia melangkah mendekati Kyuhyun. Kyuhyun pun menggeser tubuhnya berniat memberikan ruang agar Sungmin bisa duduk disampingnya. Namun, ruang yang telah disediakan olehnya dilewati Sungmin. Sungmin malah menduduki pahanya. Tangan Sungmin pun melingkar dilehernya. Membuatnya kaget.

Wajah Kyuhyun sedikit merona. Tentu saja ia malu kalau ia harus memangku Sungmin didepan orang lain. "M-ming..." bisik Kyuhyun.

"Annyeong~" Sungmin tidak memperdulikan Kyuhyun. Ia malah menyapa Victoria dengan senyum yang terpaksa. Melihat senyum Sungmin, Kyuhyun pun hanya bisa meneguk ludahnya susah payah. Victoria hanya tersenyum sekilas kemudian membuang muka.

"Kau menerima buah-buahan itu?" Sungmin menunjuk sekeranjang buah pemberian Victoria.

"..." Kyuhyun bergeming. Ia tak tau harus menjawab apa.

"Kenapa kau menerimanya, Kyu? Kita sudah memiliki banyak buah..."

Kyuhyun menatap Sungmin seraya tersenyum. Jujur ia takut ucapan Sungmin dapat menyakiti hati tamunya itu. Ia pun bersiap menjawab ucapan Sungmin tetapi ia terlambat, Victoria telah menjawabnya lebih dahulu.

"Tidak baik menolak pemberian orang, Sungmin-ssi." Sungmin mendengus sebal. Yeoja di hadapannya ternyata pintar bicara.

Sungmin berdiri, ia duduk disebelah Kyuhyun. Matanya terus menatap tajam kearah Victoria. Kyuhyun yang melihat hal itu pun terseyum penuh arti. Ia tahu kalau Sungmin pasti cemburu.

Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke telinga Sungmin, "Jangan manatapnya seperti itu, kau membuatnya risih." bisik Kyuhyun disertai tiupan pelan yang membuat Sungmin mengusap telinga kirinya berulang kali. Kyuhyun terkekeh melihatnya.

Sungmin menghela napas pelan. Ia menatap Victoria dengan raut yang melembut. Di wajahnya pun terukir senyuman lembut, meski terlihat sedikit paksaan. "Mian membuatmu tidak nyaman."

"Gwaenchana..." Victoria lagi-lagi tersenyum membuat Sungmin memalingkan wajah dan kemudian menjulurkan lidahnya. Sungguh bisa dikatakan ia tidak menyukai kehadiran yeoja itu dirumahnya. Apalagi setelah mendengar gosip kalau Victoria menyukai Kyuhyun. Rasa muak yang hinggap dihatinya kini semakin mengakar. Tapi apa yang ia bisa perbuat? Kyuhyun pasti akan menasihatinya macam-macam. Dan juga ia cukup percaya pada Kyuhyun. Ia yakin tak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Sebenarnya ada perlu apa kau berkunjung kemari, Victoria-ssi?" tanya Sungmin dengan mata yang menajam.

"Hanya ingin mengunjungi teman." Sungmin mengerutkan kening. Ia menoleh menatap Kyuhyun tapi Kyuhyun hanya mengendikkan bahu tanda tak mengerti.

Dan pada akhirnya mereka berbincang-bincang meski lebih didominasi oleh Kyuhyun dan Victoria. Sungmin hanya bicara seperlunya. Tidak seperti Kyuhyun yang dengan senang hati menjawab semua pertanyaan-pertanyaan Victoria. Bahkan saat terlanjur terlarut dalam perbincangan, mereka berdua tak menghiraukan Sungmin.

Sungmin berdecak. Dengan cepat ia berdiri kemudian melangkah meninggalkan Kyuhyun dan Victoria, tentunya menuju kamarnya. "Ming!" Sungmin tak mengindahkan panggilan Kyuhyun. Ia terus melangkah menaiki setiap anak tangga tanpa menoleh sekalipun.

"Ming!" Lagi-lagi terdengar panggilan Kyuhyun. Namun seakan tuli, Sungmin tetap melangkah.

"Ming! Aiisshh!" Panggilan ketiga dan hanya dijawab bantingan pintu.

Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi. Victoria yang melihatnya pun segera mengeluarkan kata-kata, "Sebaiknya aku pulang saja. Sungmin-ssi sepertinya dalam kondisi yang tak baik."

Kyuhyun tersenyum masam, "Mianhae membuatmu tak nyaman."

"Ani, aku yang membuat ketidak nyamanan disini. Aku pulang ne, annyeong..."

Kyuhyun menghela napas lelah. Ia menatap pintu utama yang telah tertutup. Kemudian beralih menatap pintu kamarnya dan Sungmin. Sekali lagi ia menghela napas. Ia pun berdiri dan mulai melangkah. Berjalan pelan menuju kamarnya.

Kyuhyun menatap lekat pintu kamarnya. Tanggannya terulur menjangkau knop pintu yang ada. Namun, belum sempat tangannya menyentuh knop itu, pintu sudah terbuka lebih dahulu dan menampakkan sosok Sungmin yang sudah rapi dengan jaket hitamnya.

"Kau mau kemana, Ming?"

"Aku mau pergi."

"Kemana? Aku akan mengantarmu." ucap Kyuhyun seraya mencekal tangan Sungmin.

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri."

"Kau mau naik apa?" ucap Kyuhyun cemas. Namun malah membuat Sungmin salah paham.

"Kau meremehkanku? Kau pikir aku tak punya uang?"

"Bu-bukan begitu, Ming..."

"Ish sudahlah! Aku pergi." Sungmin menghempaskan cekalan tangan Kyuhyun kemudian melangkah menuruni tangga.

BLAM

Kyuhyun tersentak. Sungmin benar-benar marah. Apa yang harus ia lakukan? Mungkin mengikuti Sungmin tidak masalah. Kyuhyun pun segera masuk kekamarnya. Ia menyambar kunci mobilnya dan bergegas keluar rumah.

Namja berambut ikal itu meraih knop pintu dan membukanya. Betapa terkejutnya ia. Begitu pintu terbuka, matanya menemukan sesosok namja manis berdiri didepan pintu.

"M-ming!"

"Mau apa kau?! Jangan katakan kalau kau mau membuntutiku? Jika sampai hal itu terjadi, aku tidak akan pulang!" Sungmin mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya tepat didepan mata Kyuhyun.

Sungmin pun berlalu meninggalkan Kyuhyun yang masih terpaku diam didepan pintu. Kyuhyun terus menatap Sungmin bahkan hingga Sungmin tak terlihat. Dan lagi-lagi ia menghela napas. Lelah dengan semua ini tentu saja. Namun, ia tidak bisa melepas Sungmin. Tidak bisa.

*BLOOD*

Sungmin melangkahkan kaki-kakinya dengan cepat. Melangkah melalui trotoar dan menyebrang bersama orang lainnya. Entah kemana ia pergi. Berulangkali ia menatap gelang berwarna biru laut yang ada di pergelangan tangannya. Gelang yang akan terlihat bersinar bila diterpa sinar matahari. Namun, wajah Sungmin sudah tak menampakkan raut amarah. Hanya terlihat kecemasan diwajahnya. Ia pun semakin mempercepat langkahnya. Memasuki halaman rumah mewah yang penuh dengan pepohonan kecil. Ia berhenti didepan pintu rumah itu. Telunjuknya memencet bel beberapa kali hingga pintu itu terbuka.

"Sungmin-ssi?" Sungmin tersenyum setelah matanya berhasil menangkap sesosok yeoja yang tadi baru saja menjadi tamunya.

"Ada apa?" tanya yeoja itu a.k.a Victoria.

"Bolehkah aku masuk?" Victoria mempersilahkan Sungmin untuk masuk kerumahnya disertai dengan senyum canggung diwajahnya.

Sungmin pun melangkah masuk. Menatap seluruh isi rumah yang mewah itu. Ia duduk di sofa putih yang ada disana. Sementara Victoria meninggalkannya untuk membuat minum katanya. Ia menundukkan kepalanya. Tangan kanannya menelusup masuk ke saku jaketnya. Ia mengambil benda berwarna perak dari dalam sana. Namun, ia segera memasukkan benda itu lagi saat melihat Victoria berjalan kearahnya.

"Maaf menunggu lama." Sungmin tersenyum. Ia terus menatap gelas yang diletakkan Victoria. Berpikir bahwa gelas itu telah diisi racun? Ne. Pikiran itu sedikit muncul dikepalanya.

"Jadi apa yang membuatmu kemari, Sungmin-ssi?" tanya Victoria bingung.

Sungmin tersenyum. Ia berjalan mendekati Victoria, yang duduk bersebrangan dengannya. Ia pun duduk disamping yeoja itu.

"Kudengar kau menyukai Kyuhyun ne?" Sungmin tersenyum dingin. Victori menggeleng ragu.

"Jeongmal?" tanya Sungmin lagi. Namun kali ini Victoria berdiam membisu.

Sungmin menghela napas. "Ternyata kau benar-benar menyukainya? Kalau begitu jangan salahkan aku. Mianhae, Victoria-ssi."

JLEB

Victoria membelalakan matanya. Ia menatap Sungmin tak percaya. "Victoria-ssi? Ada apa denganmu?" tanya Sungmin masih tetap dengan senyuman diwajahnya.

"Victoria-ssi, jangan membuatku takut." kata Sungmin lagi. Dan sekarang ia bisa melihat yeoja disampingnya itu mengeluarkan air matanya.

Tiba-tiba Sungmin terkekeh pelan dan lama kelamaan menjadi tertawa keras. Ia menatap kearah tangannya, yang kini terciprat noda berwarna merah. Tangan yang telah berhasil menancapkan pisau perak ke jantung Victoria.

"Kau adalah orang pertama yang tidak berteriak saat aku menancapkan pisau perakku." Sungmin perlahan mencabut pisau perak miliknya. Ia menatap pisau yang kini telah terlumuri cairan merah pekat yang disebut darah. Ia pun melangkah menuju dapur untuk mencuci pisau perak itu tentunya.

"Ja..hat.." Langkah Sungmin terhenti.

"Jahat? Aku tidak jahat! Aku hanya berusaha mendapatkan hakku!" ucap Sungmin tanpa berbalik. Ia berdecih dan kemudian melanjutkan langkahnya menuju dapur. Mencuci pisau peraknya hingga tak sedikitpun menyisakan noda.

Ia menghela napas. Memejamkan matanya sesaat, kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu utama. Namun, langkahnya terhenti tepat didepan pintu itu. Ia melirik Victoria yang sudah tergeletak tak berdaya. Lagi, ia menghela napas. Dengan perlahan, dibukannya pintu itu dan keluar dari tempat yang menjadi saksi perbuatannya.

Sungmin's POV

Aku melakukannya lagi. Melakukan perbuatan kejam yang membuat takut banyak orang. Terhitung sudah 5 orang yang kubunuh tanpa pikir panjang. Dan mereka semua adalah teman Kyuhyun. Tapi, aku melakukan semua ini bukan tanpa alasan. Aku mengatakan bahwa aku sedang berusaha mendapatkan hakku, memang benar. Hak untuk hidup bahagia dengan Kyuhyun.

Jangan berpikiran kalau aku adalah psychopath yang membunuh semua orang yang mencoba mendekati Kyuhyun. Ani. Aku bukan psychopath. Aku hanyalah makhluk terkutuk yang berusaha menghilangkan kutukan itu.

Kutukan yang membuatku harus membunuh tujuh orang yang mendekati Kyuhyun. Tapi hanya yang beraura hitam yang bisa kubunuh. Dan aku harus membunuh dua orang lagi yang tidak kuketahui siapa itu.

Kutatap gelang biru laut yang melingkar di pergelangan tanganku. Gelang yang sangat penting bagiku. Kualihkan tatapanku ke atas langit. Memandang sejenak langit biru yang sangat cerah. Hingga tanpa sadar aku menghentikan langkahku.

TIN TIN

Suara klakson yang keras membuatku terkejut. Aku bahn tak sadar jika kini aku berdiri di tengah jalan raya. Sesegera mungkin, aku melangkah menuju tepi jalan. Orang-orang memandangku aneh. Tapi apa peduliku?

Kulanjutkan langkahku menuju rumahku dan Kyuhyun. Kuharap Kyuhyun tak akan pernah tahu kalau aku yang membunuh teman-temannya.

:-CURSE-:

Kutatap pantulan diriku dicermin. Perlahan kuraih sesuatu diatas meja rias. Pisau perak yang akan membunuh lagi.

"Ming!" aku menoleh kearah pintu yang telah terbuka.

"Kau mengambil apa? Kenapa lama sekali?" kutatap Kyuhyun sang pembuka pintu. Aku tersenyum.

"Sudah, kajja." ucapku seraya mendorongnya keluar kamar dengan satu tangan. sementara tangan yang lainnya menyembunyikan pisau dibelakang tubuhku. Pada saat menuruni tangga, aku memasukan pisau itu ke dalam tasku tanpa sepengetahuan Kyuhyun.

"Ming, kau kemarin kemana?" pertannyaan itu, aku harus menjawab apa?

"Em... Ke minimarket."

"Huh?" Kyuhyun menghentikan langkahnya tepat didepan pintu yang telah terbuka. Ia berbalik menghadapku.

"Untuk apa kau ke minimarket?" kulihat Kyuhyun memicingkan matanya.

"Aku... Membeli es krim."

"Di rumah kita banyak kan? Kenapa harus beli?"

"Karena dirumah ada kau. Dan aku sedang marah padamu. Kau ingat? Ish! Kajja berangkat." Aku menutup pintu rumah tak lupa menguncinya.

Selama perjalanan aku hanya diam. Beberapa kali kulirik Kyuhyun yang fokus menyetir. Kyuhyun tak seperti biasanya yang tidak menyukai keheningan antara ia dan aku. Tapi apa? Sekarang dia yang menciptakan keheningan ini.

"Kau marah, Kyu?" tanyaku lirih.

Ia terkekeh kecil, "Mana mungkin aku marah padamu, Ming..."

"Mianhae, Kyu. Aku banyak melakukan kesalahan."

"Ani. Kau tidak melakukan kesalahan apapun." tak melakukan kesalahan? Aku mengakui kalau hidupku penuh dengan kesalahan.

Tiba-tiba mobil yang kunaiki berhenti. Aku menatap Kyuhyun yang sedang melepas save belt ya. Aku beralih menatap keluar jendela. Sudah sampai ternyata.

Aku pun melepas save belt yang kugunakan. Kubuka pintu mobil dan keluar dari dalamnya. Kurasakan Kyuhyun menggamit jemariku dan membawaku melangkah bersamanya. Membawaku memasuki halaman universitas.

Tidak seperti biasanya yang di setiap sudut universitas banyak siswa berkeliaran. Tapi, sekarang kulihat banyak siswa mengerubungi tempat dimana majalah dinding berada. Aku mengerutkan kening. Kutolehkan kepala untuk melihat Kyuhyun. Tapi Kyuhyun tak menampakkan ekspresi apapun. Ia hanya diam dan tak tertarik.

Kulihat dua orang yeoja melangkah mendekati kami sambil berbincang-bincang. "Kasihan...Padahal dia idola disini tapi mati tragis." ucap salah satu yeoja itu saat melewati kami. Aku tercengang. Mungkinkah Victoria?

"Pembunuh itu pasti sangat kejam. Hinga berani membunuh yeoja seperti Victoria." aku menoleh Kesamping. Menatap segerombolan namja-namja yang kuketahui penggemar Victoria. Aku menoleh kebelakang tiga orang yeoja yang juga tengah membicarakan Victoria.

Sekali lagi kutatap ekspresi Kyuhyun. Dan kali ini berbeda. Kyuhyun terlihat bingung. Matanya bahkan terus menatap siswa-siswa yang mengerumuni majalah dinding. Tiba-tiba ia menoleh menatapku, "Kajja! Kita harus melihat ada apa disana." Kyuhyun menunjuk kerumunan itu dengan dagunya.

Dan akhirnya ia menarikku mendekati kerumunan. Menelusup disela-sela siswa lainnya. Hinga akhirnya dapat melihat berita yang dibicarakan banyak orang. Aku membaca berita yang berada ditengah. Yang merupakan berita duka atas kematian Victoria Song.

Tiba-tiba kurasakan seseorang membalik tubuhku dan menggunjang bahuku pelan. "Ming! Kau lihat? Sudah 4 temanku mati dan sekarang Victoria. Aku takut akan ada lainnya yang mati." aku menghela napas. Ternyata orang itu adalah Kyuhyun. Jujur aku tidak suka sifat Kyuhyun yang seperti ini. Ia terlalu menghawatirkan teman-temannya sedangkan padaku ia biasa saja.

"Mungkin memang benar-benar kebetulan." jawabku acuh.

"Mana mungkin kebetulan bisa seperti ini." aku terdiam. Sudah bosan mendengar ucapanya itu.

Aku berbalik dan melangkah meninggalkannya. "Ming, kau mau kemana?"

Aku menoleh kebelakang. "Kelas hampir dimulai." kulanjutkan langkahku. Tak peduli apakah Kyuhyun mengikutiku atau tidak.

_=DARK=_

Suara alat musik merdu terdengar nyaring di sebuah ruangan. Beberapa terlihat memainkan alat musiknya dan beberapa duduk ditepi ruangan tapi tidak berdiam diri. Mereka sesekali menulis sesuatu di selembar kertas.

Sungmin menatap tajam dua orang namja yang tampak menyanyi bersama. Tepukan dibahunya membuatnya tersentak. Ia pun menoleh.

"Jangan menatapnya seperti itu, Sungmin-ah..." ia menghela napas.

"Aku bosan, Hyuk! Setiap hari melihatnya bersama orang lain." ucap Sungmin kepada sahabatnya, Lee Hyukjae yang akrab disapa Eunhyuk.

"Ahahaaha... Bersabarlah sedikit." Sungmin mencebikkan bibirnya. Sahabatnya ini memang tidak bisa memberi solusi.

"Kenapa Shim Changmin itu mendekati Kyuhyun? Apa dia menyukai Kyuhyun?" Eunhyuk menggeleng tak tahu.

Sungmin kembali menatap dua namja yang merupakan Kyuhyun dan Shim Changmin. Tatapan yang memancarkan amarah juga kepedihan.

Tiba-tiba gelang biru laut yang ia pakai bercahaya. Sontak ia menatap gelangnya itu. Matanya melebar entah karena apa. Ia beralih menatap kembali dua namja yang bersebrangan dengannya.

Ia menatap lekat salah satu namja yang bernama Shim Changmin. Aura hitam muncul menyelimuti tubuh Changmin membuat namja Shim itu seperti terbakar api. Tapi hanya ia yang bisa melihatnya. Tentu karena ia yang memakai gelang birunya.

"Eunhyuk-ah... Dia... Shim Changmin... Aku harus mem-" Belum usai Sungmin mengucapkan kata-katanya. Jari telunjuk Eunhyuk sudah mendarat didepan bibirnya.

"Sst... Jangan mengucapkannya. Orang lain bisa mengetahuinya."

Sungmin mengangguk pelan. Ia kembali menatap Kyuhyun dan Changmin. Namun, hal buruk langsung menyapa matanya. Ia megepalkan tangannya. Disana, bersebrangan dengannya, Changmin tampak mengecup sekilas pipi Kyuhyun. Membuat amarah Sungmin muncul. Hingga tanpa sadar tangannya meremas kuat bahu Eunhyuk.

"Yaaa! Jangan melampiaskan amarahmu padaku!" Eunhyuk menyingkirkan tangan Sungmin dari bahunya.

Lagi-lagi Sungmin menghela napas. "Tapi apa kau tidak melihatnya? Changmin benar-benar berani ternyata."

"Tenangkan dirimu, Sungmin-ah. Toh nanti kau bisa melampiaskan amarahmu langsung padanya." ucap Eunhyuk seraya terkekeh pelan.

"Kau benar, Hyuk." Sungmin menarik napas dan menghembuskannya perlahan.

"Nah... Sekarang kau mainkan gitarmu dan pikirkan cara untuk melakukan 'itu' pada Changmin." Eunhyuk menepuk gitar yang ada dipangkuan Sungmin.

Perlahan Sungmin memainkan gitarnya. Meskipun tangannya memetik senar gitar, matanya terus menatap tajam dua orang yang terus bernyanyi disana.

Sampai tepuk tangan seseorang terdengar, membuat semua manusia dan 'makhluk' yang ada di ruangan itu mengalihkan perhatiannya. Di depan ruangan, seorang seonsaeng berdiri dengan senyumnya.

"Oke semuanya, sampai disini dulu kelas kita. Jangan lupa menyelesaikan partitur lagu kalian. Aku berharap kalian tidak mengecewakan. Anyeong."

Senyum miring tercipta diwajah Sungmin. Di sana, Shim Changmin pergi meninggalkan Kyuhyun. Sekarang ia bisa menebak, pasti Kyuhyun akan segera menghampirinya. Dan benar saja. Namja bermarga Cho itu kini tengah melangkah menghampirinya.

"Kenapa kau kemari? Apa karena Changmin meninggalkanmu?" ucapnya saat Kyuhyun berdiri tepat didepannya.

Kyuhyun menatap Sungmin memelas. "Mianhae, tadi Changmin yang mengajakku."

"Lalu kenapa kau disini? Kenapa tidak mengejar Chang-hmmpp." ucapan Sungmin terputus. Sesuatu menempel dibibirnya. Berharap kalau itu adalah bibir Kyuhyun? Tentu saja. Namun, apa yang terjadi? Bukannya bibir yang ia dapat, tapi telapak tangan seseorang yang telah mengganggu ucapannya.

"Tenang~" ucap sang empu telapak tangan tadi, Lee Hyukjae.

Sebuah perempatan muncul didahi Sungmin. Sungmin menyingkirkan tangan Eunhyuk cepat. Ia menatap Kyuhyun dan Eunhyuk bergantian. Matanya menyiratkan rasa marah yang sangat kentara. Dan kemudian, ia berlari meninggalkan sahabat dan namjachingunya itu.

Kyuhyun pun bergerak hendak menyusul Sungmin. Namun, tangan seseorang menahan bahunya. Ia menoleh. Menatap Eunhyuk tak mengerti. Sementara Eunhyuk terkekeh pelan. Semakin membuat Kyuhyun tak mengerti.

"Biarkan dia berpikir sesaat." dan Eunhyuk pun berlalu meninggalkan Kyuhyun.

TBC


Ayay! Aku bawa FF baru. FF kedua yang dipublish. Yah, meskipun ini ff pertama di akun ini. Maklum sebenernya akunku yang dulu itu YewookHolic, ada yang kenal? \nggaaak/ #nangisbombay

Sebel banget FFN diblock sama internet positif. Jadinya aku nyari cara buat bisa buka FFN, nyari di google sih hehe... Tapi nihil, aku nggak bisa. Aku pertama mau log in pake akun yang dulu. Tapi karena log in-nya pake fb, jadi harus ganti password. Aah ribet! Akhirnya aku buat akun baru tapi langsung pake email. Eh, entah kenapa setelah nunggu lama FFN dah nggak di block. Dan tada! Bisa publish ff Kyumin. Sungmin udah nikah tapi masih buat ff kyumin, nyesek.

Eeh, malah curhat :D yang udah baca, minta reviewnya dong XD dan silahkan ditunggu kelanjutannya^ #bagiyangnunggu.

Segini dulu curhatannya^ Pai pai~

Denies

Follow aku denies_kim :D