Chapter 6: Izuki Shun – Funny and Cool

.

.

Yamanaka Ino meraih gagang pintu rumahnya, lalu membuka pintu itu sehingga terdengar bunyi berdenyit daripadanya. Didapatinya cahaya mentari pagi menerpa seragam sekolahnya saat kakinya melangkah keluar. Ino berusaha menghalau sinar matahari yang masuk ke dalam mata hijau-kebiruannya dengan menggunakan sebelah tangan yang terbebas dari tas sekolah. Saat itulah sebelah matanya yang tidak tertutupi oleh poninya itu menangkap sosok seorang pemuda berdiri di luar pagar rumahnya, menatapnya dengan senyuman dingin seperti biasa.

"Good morning, Izuki-kun!" sahut Ino. Ia berlari kecil menghampiri pemuda bermata elang itu. Tak lupa pula ia memberikan senyuman terbaiknya.

"Hey ... hey ... Matahari terlalu cerah untuk mourning," seperti biasa, pemuda bernama lengkap Izuki Shun itu mengawali harinya dengan permainan pelesetan kata.

Ino memberikan tatapan jengkel kepada pemuda berambut hitam legam itu. Bibirnya yang tadi membentuk seulas senyuman kini berubah cemberut. "Ayolah. Bisakah kau tidak membuat lelucon untuk sapaan 'selamat pagiku'? Itu benar-benar menjengkelkan."

Shun tertawa. "Jangan memasang wajah begitu. Mukamu seperti belut jika cembelut."

"Lucu."

Ino merasa semakin geram. Ia melangkah dengan memberikan tekanan lebih pada sepatu hitamnya, mengabaikan Shun yang memanggilnya dari belakang. Perasaan Ino yang tadinya bersinar layaknya matahari pagi, kini berubah suram karena lelucon payah Shun. Kenapa ia bisa berakhir dengan menjadi pacar pemuda yang memiliki hobi aneh itu?

Asal mula Ino tertarik pada Shun adalah karena pemuda itu terlihat mirip dengan mantan kekasih, Uchiha Sasuke. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa pemuda itu bergabung dalam club basketball SMA Seirin. Baginya, pemuda yang suka olahraga itu cool. Oleh karena itu, pada hari valentine dua bulan lalu, Ino memutuskan untuk mengungkap ketertarikannya kepada Shun. Ternyata, Shun menerima pinangan Ino dan mereka memutuskan untuk berpacaran. Akan tetapi, siapa yang tahu bahwa pemuda itu memiliki hobi yang aneh? Salah Ino sendiri yang menilai seseorang dari tampangnya saja sebelum mencari tahu seluk-beluk kebiasaan orang tersebut. Lantas, apakah Ino kini menyesal karena telah menjadi pacar Shun?

Saat Ino memikirkan hal itu, ia berbalik ke arah pemuda yang kini berjalan beberapa meter di belakangnya. Pemuda itu tersenyum tipis kepadanya. Melihat senyuman itu, wajah Ino memerah. Rasa kesal yang sempat terlintas kini memudar seketika. Shun benar-benar terlihat cool saat tersenyum seperti itu. Sorot matanya yang tajam di balik wajah tampannya benar-benar membuat Ino terpikat. Tidak, bukan hanya karena penampilan Shun saja yang disukai oleh Ino, tetapi juga sifat pemuda itu. Shun selalu menghadapi masalah dengan tenang. Ia tidak pernah terbawa emosi dengan segala keadaan.

"Kenapa wajahmu merah? Apa kau sakit?"

Ino tidak menyadari bahwa Shun kini telah berdiri di hadapannya. Ia juga tidak menyadari bahwa sedari tadi wajahnya blushing ketika memikirkan hal-hal mengenai kekasihnya itu.

"Wajahmu benar-benar panas."

Ketika Shun mendadak menyibak poni dan menempelkan telapak tangannya ke dahi Ino, detak jantung Ino seakan berhenti. Napasnya tercekat. Manik mata aquamare Ino kini bertatapan dengan bola mata hitam Shun. Pemuda itu benar-benar terlihat mempesona dalam mode seriusnya. Sadar dengan apa yang terjadi, Ino segera menggelengkan kepadalanya dan menepis lengan Shun. Ia segera berbalik untuk menghindari tatapan pemuda itu.

"Don't be blushing when you don't use a blouse."

Lagi-lagi, pemuda itu membuat lelucon. Namun, kali ini Ino tidak menanggapinya dengan wajah kesal, melainkan dengan tertawa kecil. Ia malah bersyukur karena lelucon Shun sanggup meredakan blushing berat di wajahnya. Ternyata, tidak selamanya lelucon Shun menyebalkan, bukan?

"A-aku benar-benar tidak mengerti dirimu. Terkadang kau terlihat keren, tapi terkadang kau terlihat lucu," Ino akhirnya bersuara. Ia menghadap kembali ke arah Shun. Kemudian, dengan sekali sentakan, Ino langsung menempelkan dirinya ke lengan kiri Shun.

Kali ini, giliran Shun yang blushing. Namun, berbeda dengan Ino, ia tidak berusaha menyembunyikannya. Shun kembali tersenyum dengan sebelah tangannya yang bebas mengusap lembut rambut pirang Ino. "Aku senang karena kau akhirnya menyadari bahwa aku adalah orang yang lucu."

"... dan keren, tentu saja," imbuh Ino. Kini pertanyaan yang sempat terlintas di benaknya terjawab sudah. Ia tidak pernah menyesal karena telah menjadi kekasih Shun. Justru ia merasa beruntung, sangat beruntung karena berhasil menjadi kekasih dari seorang point guard yang sebenarnya sangat populer di kalangan gadis sekolahnya.

"Nah, ayo berangkat sebelum terlambat karena terlambat akan membuat jalan terhambat dan gerbang sekolah menjadi tertambat."

Sekali lagi, Ino tertawa geli mendengar lelucon Shun. Kemudian, tertawanya berubah menjadi sebuah seringaian yang berakhir dengan senyuman. Mungkin, matahari di atas sana juga ikut tersenyum bersamanya.

.

.

FIN

.

.

Yep ... selesai juga chapter untuk Izuki Shun. Maaf, Ino rada-rada OOC. Tapi, barbie mesti fleksibel dengan semua peran yang dijalaninya. Next chapter ... Kasuga Ryuhei or Imayoshi Shoichi? Hmm ...