Kingitsune

(Rubah Emas)

†††

By : Ayuni Yuukinojo

†††

Naruto © Masashi Kishimoto

†††

Pair : ?/Naruto

Warning :

Typo, OOC, EYD berantakan, Shonen-ai, YAOI.

Naruto tengah berkumpul dengan empat edotensei yang dibangkitkan Orochimaru. Hashirama Senju, Tobirama Senju, Hiruzen Sarutobi dan Uzumaki Kushina. Mereka juga telah menemukan setengah bagian dari tubuh Madara. Naruto sudah berkeliling mencari orag-orang yang mungkin saja selamat dari sinar bulan. Namun sayang semua telah terjerat oleh pohon dewa. Hanya dirinya, Kurama tunggangannya dan para edotensei yang masih sadar. Jangan lupakan tim 7 yang masih menghilang.

Tubuh Madara tiba-tiba mengeluarkan aliran cakra yang perlahan membentuk sebuah sosok. Seorang kakek tua dengan mata rinenggan di dahi dan kedua matanya. "Namaku Hagoromo. Aku adalah penemu Ninshuu dan juga dikenal sebagai petapa Rikudo."

"Hagoromo-ani-ue." Seru Naruto saat mengenali sosok yang muncul dari tubuh Madara itu. Mata kedua putra Kaguya itu saling bertemu. Tersirat jelas rasa rindu dalam mata yang berbeda itu.

"Kau tampak sangat sempurna Haruto." Hagoromo menatap penampilan adik bungsunya. Tak jauh berbeda dengan saat pertama kali sang adik kembali dari Gunng Kurama. "Apakah itu Kurama!?" Hagoromo menatap rubah ekor sembilan yang menjadi tunggangan Naruto. "Jadi setengah dari Kurama ada pada dirimu dan setengahnya ada pada Menma."

"Dimana Menma dan yag lainnya?" Hiruzen Sarutobi sebenarnya tak ingin mengintrupsi reuni yang dilakukan oleh dua sosok yang memiliki aura tingkat tinggi itu tapi ia dan yang lainnya juga harus mengetahui posisi Tim 7.

.

"Jadi Menma dan Tim nya tengah berada di dimensi yang berbeda." Kushina tampak sangat khawatir. Ia tak tahu kesulitan macam apa yang di hadapi putranya di dimensi lain.

"Menma dan Sasuke adalah inti dari pertarungan ini." Ujar Naruto yang tengah duduk santai di atas Kurama yang melayang diudara. Sembilan ekor dari dua sosok Kitsune itu bergerak lembut.

"Ah! Obito telah gugur." Ujar Naruto saat tak merasakan keberadaan Obito lagi.

"Obito? Kau bisa mengetahui keberadaan mereka?" Tobirama menatap sosok Naruto dengan padangan aneh.

"Aku menggunakan cakra Kurama yang ada pada tubuh Menma sebagai media sensor. Itu bisa ku lakukan karea dulu saat masih menjadi Jinchuriki, cakra milikku terikat dengan erat dengan cakra Kyuubi. Walau aku tak tahu apa penyebab kematiannya. Tapi ini jelas cakra milik Obito yang meghilang. Jadi…."

"Haruto-sama! Bila yang anda katakana adalah benar bahwa cakra hamba terikat dengan cakra anda. Bukankah anda bisa pergi ketempat Menma berada dengan menggunakan cakra hamba!?" Mata biru Naruto memandang Kurama, sepertinya pemuda pirang itu lupa akan hal yang penting itu. "Kau benar Kurama!" seru Naruto girang.

Dengan segera ia turun dari punggung Kurama, melayang diudara dengan indahnya. "Kurama. Aku pinjam cakramu." Ujar Naruto sambil merapal beberapa mantar.

"Apa dia bisa menuju dimensi lain? Bukankah dia tidak memiliki mata Sharingan? Dia juga sepertinya tidak memiliki cakra." Tobirama memandang Naruto dengan penuh minat. Selama ini setaunya segala hal bisa di lakukan asalkan ada cakra. Lalu apa yang bisa dilakukan oleh sosok yang di tubuhnya bahkan tak ada cakra sedikitpun.

"Anda terlalu meremehkan adikku Nindaime Hokage. Dia adalah Kingitsune sempurna yang mengendalikan unsur alam. Bukan hal yang sulit baginya membuka pintu dimensi lain dengan kekuatannya sekarang asalkan ada penghubung antar dua dimensi itu."

"Jinsei no Youso : Jigen Getto" tubuh Naruto dan Kurama bercahaya terang keemasan. Didepan dua kitsune itu puncul sebuah gerbang Torii berbentuk Myoujin –gerbang kuil shinto- merah yang didalamnya terdapat arus warna yang berputar-putar. Dari dalam arus warna itu tiba-tiba terlihat setitik cahaya kemerahan. Cahaya di tubuh Kurama bersinar lebih terang dan bergerak dengan cepat menggapai cahaya kemerahan didalam Torii.

Ketika cahaya di tubuh Kurama telah memasuki gerbang, dengan segera Naruto menduduki punggung Kurama. Dapat ia rasakan sebuah energy yang menarik mereka berdua memasuki gerbang dimensi itu. "Kurama. Konsentrasilah. Bayangkan wujud Menma sejelas mungkin. Bila tidak, kita akan tersesat di dalam arus antar dimensi."

Energy yang menarik Naruto dan Kurama semakin kuat seiring dengan semakin jelasnya wujud Menma dalam pikiran Kurama. Semakin keras energy yang menarik mereka, semakin terang juga cahaya yang menyelimuti Naruto dan Kurama. Hingga pada duatu detik mereka tersedot sepenuhnya dalam Torii.

.

.

Ketika membuka mata. Yang naruto lihat adalah daratan bebatuan yang kering. Didepannya ada sosok bertubuh besar dengan berbagai kepala menyerupai kepala Bijuu. 'Haha-ue'

"Kurama." Hanya dengan mendengar Naruto memanggil namanya, rubah berekor sembilan itu tahu apa yang harus dia lakukan. Membawa tubuh tuannya ke tempat medan pertempuran.

Dalam perjalan menuju tempat Sasuke berada, Naruto dapat melihat sosok besar itu mulai berubah, memunculkan wujud Kaguya dengan sebuah bola hitam besar di tangan wanita itu. Itu adalah Gudoudama raksasa yang terbentuk dari unsur alam angin, api, tanah, petir, kayu, Yin dan Yang. Magatama pada tubuh Naruto bersinat terang dan bergetar. Merasa tertarik oleh energy Yin dan Yang yang ada pada gudoudama itu.

Saat Kaguya hendak melemparkan gudoudama raksasa itu pada empat ninja di depannya, magatama milik Naruto melesat dengan cepat mengikat tubuh Kaguya dengan erat. Magatama itu masih mengenali energy yang sempat menjadi musuhnya dulu dan dengan otomatis mengingat pemilik energy itu.

Sasuke, Menma, Kakashi dan Sakura yang hampir terkena bola besar itu menghembuskan nafas lega. Mereka dapat melihat tubuh Kaguya tertahan tak dapat bergerak sedikitpun terikat oleh puluhan magatama.

"Sasuke! Menma! Kakashi! Cepat hancurkan gudoudama itu dan segel Juubi!" keempat ninja Konoha itu memandang kelangit. Disana tampak Naruto tengah berdiri dengan Kurama didepannya siaga. Kedua tangan Naruto di katupkan didada bersinar kebiruan menjaga agar gudoudama yang mengikat Kaguya tidak melonggar.

Mengerti bahwa ini adalah kesempatan yang sudah di tunggu-tunggu. Tiga ninja lelaki dari Konoha itu menerjang maju. Dengan Susano'o miliknya Kakashi berusaha menghancurkan gudoudama Kaguya. Tapi Gudoudama itu terlalu besar, kekuatan Kakashi tidak cukup. Naruto yang menyadari hal itu segera membentuk sembilan api rubah keemasan di setiap ujung ekornya. Setelah api itu cukup besar ia segera melempar api itu menuju gudoudama.

Benda bulat hitam besar itu terbakar. Api rubah Naruto tercipta dari unsur alam yang murni. Sama kuatnya dengan amaterasu, namuan karena terbuat dari unsur alam, selain digunakan untuk menyerang, api rubah itu juga bisa dugunakan untuk melindungi dan menyembuhkan. Melihat gudoudama besar itu sudah mulai lenyap Sasuke dan Menma mengambil kesempana untuk menyegel wanita itu.

Mata Kaguya tak bisa beralih dari sosok pemuda berambut pirang yang kini ada jauh didepannya. Mata byakugan wanita itu meneteskan air mata. Tangan wanita itu berusaha meraih sosok jauh didepannya dengan sekuat tenaga. Ia merindukan putra bungsunya. "Haruto!" seru wanita itu memanggil-manggil anaknya. "Haruto Anakku!"

Dengan dua symbol pemberian Petapa Rikudou Sasuke dan Menma berhasil menyegel Kaguya. Mata merah di dahi wanita itu mulai memutih. Tubuhnya mulai kehilangan kendali dan membesar membentuk wujud Juubi. Satu persatu para Bijuu yang terserap mulai melepaskan diri menyisakan tubuh Godamazo. Permukaan tanah di tarik oleh energy yang besar menuju patung godamazo yang menjadi tubuh Juubi. Dalam raungan patung itu Naruto dapat merasakan tangisan dan teriakan Kaguya, ibunya. Magatama Naruto masih mengikat tubuh godamazo sampai seluruh tubuh patung itu tertutup bebatuan, membentuk bulan yang baru.

"Haha-ue. Perang sudah berakhir. Manusia sudah bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Dengan berkah berupa cakra yang Haha-ue sebarkan, anda telah menciptakan dunia yang indah. Tapi Haruto mohon, jangan pernah rusak dunia yang sangat Haruto cintai ini. Haha-ue, kembalilah ke bulan dan lihatlah dari atas sana bagaimana manusia menjalankan hidup mereka dengan kaki dan tangan mereka sendiri."

.

Empat ninja dan dua kitsune itu kini telah berkumpul. Mereka melihat kesekitar, tampak tanah dan bebatuan mulai ditarik oleh tubuh Juubi. Terlihat sekali para ninja itu mulai panic. Bagaimana cara mereka kembali sekarang?

Sementara itu Naruto dan Kurama tampak tengah berbincang-bicang dengan para Bijuu yang berhasil lolos dari tubuh Kaguya. Kesembilan Bijuu itu tampak sangat senang bisa melihat sosok pencipta mereka sekali lagi.

Mendengar kegaduhan yang diciptakan oleh manusia di sana tentu membuat Naruto tertawa geli. Mereka tidak berubah sedikitpun. "Tenanglah! Hagoromo-ani-ue pasti akan melakukan sesuatu untuk membawa kita kembali." Dan benar saja. Belum sampai beberapa detik tubuh mereka semua telah berpindah kedimensi pertama tempat dunia mereka berasal.

.

"Menma siapa dia?" Sakura adalah yang pertamakali membuka suara.

"Dia petapa tua! Ini adalah…"

"Ya, kalian telah kembali. Aku menggunakan Kuchiyose bersama 3 Kage terdahulu dan juga para Kage legenda dari tanah suci. Sasuke, Menma dan semuanya. Terimakasih telah menyelamatkan dunia."

Dari kejauhan Naruto memandang kebahagiaan yang terpancar dari pera ninja di depannya. Akhirnya perah berakhir. Ia tak perlu mengorbankan dirinya untuk menyegel Kaguya. Ia merasa lega karena kali ini bukan dia yang melenyapkan sang ibu.

"Kau juga sudah berjasa Haruto. Kenapa kau berada jauh disana!?" suara sang kakak tertua Ootsuki terdengar sangat jelas di telinga Naruto. Dengan perlahan bersama Kurama tunggangannya ia berjalan mendekati sang kakak.

"Hagoromo-ani-ue." Sapa Naruto saat sudah ada didekat sang kakak. Para Hokage terdahulu menatap Naruto dengan penasarah.

"Tuan Petapa, siapa pemuda itu?" Tanya seorang Kage dari Tsuchigakure.

"Perkenalkan. Dia adalah adik bungsuku. Haruto Kingitsune. Mungkin orang-orang di Konoha mengenalnya sebagai Naruto Namikaze." Jelas Petapa Rikudou sambil menepuk pela punggung sang adik. Tampaknya dia sangat bangga.

"Jadi dia Naruto? Bagaimana bisa?" Kakashi masih ingat bahwa Naruto telah tewas saat misi dulu. "Apa dia juga edotensei!?"

Menma berjalan mendekati Naruto. Dia memandang kembarannya dari atas hingga bawah. Melirik penasaran pada sembilan ekor Naruto yang bergerak gelisah. "Kau punya ekor! Jadi ini Mode Kyuubi mu!? Kenapa wajahmu terlihat sagat muda? Kita kan seumuran dan kembar!"

"Bodoh." Bukan Naruto yang menjawab, tapi Sasuke yang mulai berjalan menuju mereka. "Pak tua! Apa kau tahu bagaimana cara agar aku bisa terlepas dari tubuh manusia ini!?"

Perkataan Sasuke menarik perhatian bukan hanya para Ninja tapi juga para Bijuu. Petapa Rikudou memandang Sasuke lama dengan mata Rinenggannya. "Kenapa kau ingin terlepas dari tubuh manusia ini Sasuke?"

"Kau tahu sendiri aku adalah Shinjirou, penerus klan Tengu di gunung Kurama. Aku ke dunia ini untuk mengikuti Haruto-hime. Baru pada reinkarnasi kali ini aku bertemu dengannya. Haruto-hime telah kembali ketubuhnya. Akupun harus kembali ke wujudku yang semula." Jelas Sasuke panjang lebar.

Yang di katakana Sasuke memang benar. Ia adalah reinkarnasi dari Shinjirou sang penerus klan Tengu di gunung Kurama. Ia turun ke dunia untuk mengikuti jiwa Haruto. Setelah ber-reinkarnasi beberapa kali, baru kali ini dia berhasil bertemu dengan sang rubah emas. Awalnya Sasuke sempat ragu apakah benar dia adalah Shinjirou, karena wajah mereka sangat berbeda. Dibandingkan dengan dirinya, wajah Itachi lebih menyerupai wajah Shinjirou. Tapi itu wajar. Sasuke dan Itachi adalah bersaudara wajar jika Itachi memiliki wajah menyerupai Shinjirou. "Sasuke. Untuk melepas tubuh manusiamu ku rasa Haruto lebih mengerti akan hal itu. Kau adalah Tengu dari Gunung Kurama. Haruto lebih mengerti hal-hal di gunung Kurama dibandingkan diriku."

"Menma, Naruto. Maaf Kaa-chan tidak bisa menemani kalian selama ini. Naruto kaa-chan minta maaf atas segala kesalahan yang telah di lakukan oleh ayahmu. Andai saja Kaa-chan masih adadi samping kalian. Pasti kalian takka merasakan penderitaa seperti ini." Kushina memeluk kedua putranya dengan erat. Ia selama ini mengetahui pederitaan seperti apa yang di alami oleh kedua putranya terutama Naruto. "Menma, naruto. Kaa-chan sangat mencintai kalian."

Satu persatu para edotensei mulai menghilang. Mereka kembali ke tanah suci tempat mereka berada. Menma menangis melihat kepergian Kushina, sedangkan Naruto hanya tersenyum lembut, ia tahu walau sang ibu telah pergi tapi Naruto masih bisa bertemu dengan mereka.

Setelah para edotense menghilang, Sasuke dan Menma segera melepaskan tehnik Genjutsu Mugen Tsukiyomi yang mengikat para ninja. Satu-persetu mereka mulai membuka mata. Melihat dunia baru dengan matahari yang bersinar dengan cerah. Sementara para Bijuu telah di kirim kealam Bijuu dengan Menma sebagai perantar mereka.

Sementara Menma dan Sasuke melepaskan para ninja, Naruto membuat beberapa kitsunebi atau api rubah berwarna keemasan dan melepaskannya kepejuru wilayah peperangan. Ia berusaha menyelamatkan para hewan yang terluka akibat terkena tehnik para ninja.

Naruto juga memperbaiki keadaan alam yang rusak akibat tehnik ninja tingkat tiggi dan ledakan bijuudama. Memenuhi kawah ledakan dengan air hingga tercipta danau baru, menumbuhkan pepohonan rindang pada wilayah yang kekeringan dan terbakar. Tak lupa ia juga meminta bantuan Sasuke untuk membakar batang dari pohon dewa yang masih tersisa hingga lenyap. Energy pohon dewa terlalu besar dan berbahaya bagi seluruh dunia. Untuk mencegah penyalah gunaannya pohon itu harus dilenyapkan hingga keakar-akarnya.

.

Seminggu telah berlalu. Para ninja aliansi telah kembali kedesa mereka masing-masing. Pemakaman untuk mereka yang gugur juga telah dilakukan. Minato juga telah kembali mengerjakan tugas-tugas Hokagenya. Beberapa hari yang lalu Minato mengunjungi makam Kushina bersama dengan Menma dan Naruto.

Keberadaan Naruto –lengkap dengan Kurama- di Konoha tentunya membuat para warga terkejut dan ketakutan. Bagimana tidak, dihadapan mereka berdiri dua sosok yang sangat mereka takuti. Kyuubi no Youko yang menghancurkan Konoha dulu dan Naruto, bocah yang dulu selalu mereka tindas. Apalagi wujud Naruto sedikit-sangat- berubah.

Dihari pertama Naruto menginjakkan kaki di gerbang Konoha, hujan turun dengan sangat deras. Hal yang sangat jarang terjadi mengingat Konoha sudah hampir setahun tidak turun hujan dan langit saat itu sangat cerah. Para anak-anak menari di tengah derasnya hujan, sedangkan para orang dewasa berteduh di tempat terdekat. Naruto dan Kurama sendiri malah berjalan dengan santai di bawah derasnya hujan, seolah tak perduli jika nanti akan terkena demam.

Sasuke juga ikut mengunjungi Konoha. Membuat para anbu bersiaga, berjaga-jaga jika Uchiha terakhir itu akan melakukan hal gila lainnya. Keberadaan Sasuke di Konoha membuat Sakura dan Ino senang, mereka terus menempel di dekat Sasuke walau Karin sudah berusaha mengusir mereka. Karin juga kini menetap di Konoha. Sebagai Uzumaki yang tersisa, Minato memberikan Karin perlindungan.

Para warga dan ninja bersama-sama mulai membangun Konoha kembali. Beberapa fasilitas yang rusak di perbaiki. Mau bagaimana lagi, kerusakan yang diakibatkan oleh penyerangan Pain dulu belum sepenuhnya pulih. Apalagi para ninja yang turun dalam perang banyak yang terluka, Rumah Sakit sangat penuh hingga perlu di bangun Rumah Sakut yang baru. Sakura dan Karin walau enggan, harus membantu para ninja medis merawat para Ninja. Sedangkan Tsunade membantu para Kage memulihkan diri.

Selama di Konoha Naruto mengunjungi beberapa tempat yang sangat ia rindukan. Akademi Konoha, partemennya, hutan kematian tempat ia selalu berlatih, danau di komplekas Uchiha, makam sang Ibu dan Hokage-jiji. Ia juga membantu Sasuke membuat makam khusus untuk Itachi di kompleks Uchiha.

Kedua pemuda itu sering terlihat berjalan-jalan di Konoha bersama dengan Kurama yang tak mau dipisahkan dari Naruto dan Juugo yang masih mengikuti Sasuke. Ngomong-ngomong Suigetsu menghilang tepat setelah terlepas dari efek genjutsu. Sepertinya ia akan memulai kembali misi pengumpulan pedang legendaris-nya.

Mereka menyusuri pemukiman warga, mengunjungi Iruka-sensei, makan di kedai ramen Ichiraku dan Yakiniku-Q. tentu saja mereka diawasi oleh para Anbu secara sembunyi-sembunyi. Para tetua Konoha yang tersisa terlalu takut jika dua pemuda yang memiliki kekuatan setara Juubi itu akan melakukan pemberontakan. Paranoid sekali memang, tapi itu wajar. Bagaimanapun dulu Konoha telah melakukan banyak kesalah kepada dua pemuda itu.

Sasuke, Naruto, Kurama dan Juugo juga mengunjungi pemukiman para lansia yang berada di belakang bukit Hokage. Wilayah disana masih sangat asri dipenuhi dengan pepohonan dan sawah-sawah yang baru ditanami. Para orang tua disana sangat terkejut ketika melihat sosok rubah Naruto. Mereka berbondong-bondong datang memberi salam dan memintah berkah. Berharap dengan kunjungan Naruto dapat memberkan kebahaiaan kepada Konoha. Naruto dapat mendengar dengan jelas permohonan tulus mereka.

Mereka berempat diajak mengalilingi pemukiman disana. Disuguhi makanan, minuman dan cemilan. Sangat ramah, berbeda dengan orang-orang yang ada di pusat desa. Yang selalu menatap mereka dengan ketakutan.

Tepat seminggu empat hari setelah menginjakkan kaki di Konoha, Naruto dan Sasuke meninggalkan desa. Kepergian mereka di antar oleh Minato yang terlihat sangat sedih dan Menma yang menangis. Padahal ia sangat merindukan kembarannya. Sakura sempat memohon-mohon kepada Sasuke untuk menetap di Konoha serta menuntut pada Naruto karena telah mengingkari janjinya. Tapi Naruto hanya tersenyum lembut. berkata bahwa ia telah menepati janjinya untuk membawa Sasuke ke Konoha. Kepergian Sasuke kali ini bukan lagi tanggung jawab Naruto.

"Naruto. Kau akan pergi kemana setelah ini?" Gaara yang ikut mengantar kepergian Naruto bertanya.

"Kami akan kembali ke Gunung Kurama. Sasuke harus memulihkan diri di sana jika ingin kembali ke wujud semula. Kurama dan aku juga tak bisa terlalu lama berada disini." Mata biru Naruto memandang orang-orang yang mengantar kepergian mereka. Yang pergi ke Gunung Kurama hanya Naruto, Sasuke dan Kurama. Karin dan Juugo tidak bisa ikut karena mereka tidak memiliki ikatan sedikitpun dengan kampung halaman para rubah itu.

"Apa kau akan mengunjungi kami?" diselingi dengan isak tangis Menma bertanya. Padahal ia ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan kembarannya. "Ayah apakah mereka harus pergi?"

"Tak ada pilihan lain Menma." Minato tak dapat menghentikan putranya. Ia sadar kepergian putranya adalah untuk keseimbangan negara elemental. Konoha terlalu menjadi desa yang overpower dengan keberadaan Menma dan Sasuke di dalamnya apagi bila di tambah dengan Naruto. Untuk mencegah rusaknya keseimbangan antar negara Naruto dan Sasuke harus melepas status mereka sebagai ninja dan warga Konoha.

Negara yang terlalu overpower akan memberikan kecemasan dan ketakutan kepada Negara tetangga serta keangkuhan dan kesombongan bagi Negara itu sendiri. Perang bisa saja terjadi bila hal itu dibiarkan.

"Tenang saja. Bila keadaan Kurama dan Sasuke telah pulih, maka kami akan mengunjungi kalian semua."ucap Naruto tapi tidak berjanji. Ia tak tahu kapan Sasuke akan kembali ke wujud Tengunya. Naruto saja memerlukan waktu berpuluh tahun.

.

Mereka bertiga berjalan menuju arah desa Uzushio tempat asal klan Uzumaki. Sebelum menuju dunung Kurama, Naruto ingin mengunjungi kuil Inari. Sudah sangat lama ia tidak mengunjungi tempat itu.

Selain itu ia terkadang juga merasakan keberadaan Itachi di sana. Tampaknya Uchiha sulung itu sering mampir dan berdoa.

Kuil Inari berada di tanah lapang di tengah hutan lebat Uzushio. Jalan setapak yang menghubungkan wilayah kuil dengan desa sudah dipenuhi dengan semak belukar. Sambil menyusuri jalan setapak Naruto membersihkan semak belukar itu.

"Itachi-nii sering mampir kekuil." Ujar Naruto saat sudah melihat gerbang Torii dari kuil Inari. Sasuke membantu membersihkan semak sambil mendengarkan Naruto bicara. "Ia selalu memohon agar kau dibarikan kebahagiaan dan dosa-dosanya diampuni."

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Saat aku kembali ke Gunung Kurama dan memulihkan tubuh setelah misi pengejaranmu itu. Aku bisa merasakan seluruh kejadian yang terjadi di dunia ini. Kematian Jiraiya, Orochimaru, kau yang membunuh Danzo dan juga Itachi. Aku juga tahu bahwa Itachi sedang sakit saat bertarung denganmu. Aku memberikan sedikit kekuatan agar ia bisa bertahan sampai kalian bertemu."

Mereka berdua memasuki wilayah kuil Inari. Gerbang Torii yang berwarna merah itu tampak sudah sangat tua dan lapuk. Naruto dengan mudah memulihkannya. Saat tiba di kuil mereka melihat dua buah jeruk yang sudah mengering. Tampaknya itu adalah persembahan terakhir dari Itachi.

Kuil Inari itu tidak begitu besar. Hanya selua meter dengan atap dan tiang penyangga berwarna merah, sisanya semua berwarna putih. Didepan kuil terdapat dua patung rubah yang saling berhadapan. Didekat Torii terdapat chozuya yang terus menerus mengeluarkan air. Air di sana masih sangat bersih, biasanya air di chozuya digunakan untuk membersihkan tangan dan mulut sebelum berdoa.

Disebelah kanan halaman kuil terdapat banyak sekali ema yang bergantung. Ema-ema tersebut berisi permohonan dan ucapatn terimakasih dari para pengunjung kuil. Bahkan ada beberapa ema yang sudah lapuk dan jatuh ketanah. Naruto berjalan mendekati kumpulan ema yang begantung disana. Ia tidak membaca apa yang tertulis di ema itu, tapi hanya dengan menyentuhnya ia bisa tahu ketulusan dari orang-orang yang menulisnya.

Di kiri kuil terlihat sebuah pohon sakura besar yang batangnya terikat oleh untaian shimenawa atau jalinan tali jerami yang digantungi dengan shide –lipatan kertas putih-. Pohon sakura itu sangat besar hingga batangnya bahkan hampir sama luasnya dengan luas bangunan kuil.

Naruto mengajak Sasuke membersihkan tangan dan mulut di chozuya, airnya sangat segar sementara itu Kurama tampak merebahkan diri di bawah pohon sakura yang rindang. Setelah membersihkan diri mereka menuju bagian depan kuil. Mempersembahkan tiga buah jeruk segar meggantikan jeruk kering persembahan Itachi. Setelah membersihkan bagian dalam kuil, Naruto dan Sasuke melanjutkan perjalanan bersama Kurama menuju Gunung Kurama.

.

.

Sepuluh tahun telah berlalu. Konoha berubah dengat sangat cepat. Dibalik patung para Hokage tampak berbagai bangunan tinggi menjulang. Wajah di patung itupun sudah bertambah. Lihat, ada wajah Kakashi di urutan kelima dan Menma di urutan keenam. Pemukiman di sekitar desa Konoha juga sudah bertambah. Bahkan di Uzushio sendiri.

Malam itu pada bulan ketiga di tahun itu dilaksanakan sebuah festival di kuil Inari dekat bekas Uzushio. Penyelenggaranya tentu saja Konoha, para Kage turut diundang dalam memeriahkan acara ini. Ini adalah festival ke empat yang telah dilaksanakan. ide dari pelaksaan ini diberikan oleh Minato. dulu ia mengalami kesulitan karena tidak menemukan gadis atau pemuda dari klan Uzumaki yang dapat memimpin upacara. Tapi setelah Karin bergabung dengan Konoha dan Naruto menyerahkan gulungan berisi rentetan dan aturan upacara akhirnya festival kuil Inari bisa di selenggarakan.

Oh didekat kuil, dibawah pohon sakura juga telah dibangun kuil kecil baru seluas 100 x 100cm. Kuil Massha –kuil sekunder- itu di berinama Kingitsune no Jinja lengkap dengan gerbang Torii kecil dan dua patung mini rubah didepannya.

Festival itu dilaksanakan selama dua malam. Di buka dengan tarian yang di bawa oleh penari klan Uzumaki dan ditutup malam besonya dengan peluncuran kembang api dan lampon.

Biasanya saat pembukaan festival banyak sekali rubah-rubah yang berdatangan dan berjejer di dekat Kingitsune no Jinja. Membuat para pengunjung memberikan sedikit makanan kepada mereka. Biasanya setelah diberikan makanan satu persatu mereka akan pergi.

Kebetulan malam itu bulan sedang purnama. Karin baru saja selesai menarikan tarian persembahan sekaligus tarian pembuka saat cahaya keemasan dan kebiruan munsul di atas pohon sakura yang mulai berguguran. Cahaya itu perlahan membentuk sebuah sosok.

Dua orang pemuda, satu pemuda berambut pirang panjang dengan kinagashi putih dan haori keemasan tengah duduk di dahan terbesar milik pohon sakura. Dibelakang pemuda pirang itu terdapat ekor-ekor yang bergerak dengan sangat lembut. pemuda pirang itu tampak tengah memakan permen apel di tangannya. Di sebelah pemuda pirang itu tampak cahaya kebiruan yang membentuk sosok pemuda dengan sayap kecoklatan besar di punggungnya. Pemuda itu mengenakan yukata biru tua dengan haori hitam berpola burung elang.

Keberadaan dua pemuda itu tidak hanya disadari oleh oleh Karin tapi juga beberapa ninja di tempat itu. Juugo yang kebetulan ada didekat pohon sakura langsung menghampiri dua pemuda yang baru muncul itu.

"Sudah lama sekali kami tidak berkunjung." Ujar pemuda bersurai pirang itu. Minato yang juga menyadari keberadaan dua pemuda itu langsung berjalan mendekat.

"Naruto. Akhirnya aku bisa bertemu denganmu." Ujar lelaki tua itu, rambutnya sudah mulai memutih walau dapat disamarkan oleh rambut pirangnya. "Menma pasti sangat senang bila tahu kau datang."

"Maaf baru bisa datang sekarang. Sasuke membutuhkan waktu cukup lama untuk pulih." Ujar Naruto melompat turun dari pohon diikuti Sasuke di sampingnya. Minato menatap Sasuke dengan tertarik. Pemuda Uchiha itu tak banyak berubah selain adanya sepasang sayap di punggung dan matanya yang lebih memancarkan kehangatan.

Beberapa ekor rubah yang masih menunggu sedekah dari para pengunjung mulai mengerumuni Naruto dan Sasuke. "Mereka sangat manis." Ujar naruto mengelus kepala rubah-rubah itu.

"Apa kalian akan lama disini?" Gaara yang baru saja datang bertanya pada Naruto.

"Tidak. Setelah ini kami akan berkeliling. Ada tugas yang harus Naruto selesaikan." Bukan Naruto yang menjawab tetapi Sasuke. Pemuda pirang itu terlalu asik mengelus rubah-rubah yang mulai banyak berdatangan, mengerumuni pemuda pirang itu.

"Kau sendiri bagaimana Sasuke-kun?" Karin yang baru datang setelah mengganti pakaiannya menjadi yukata keunguan bertanya.

"Aku bertugas mengawal dia." Ujar Sasuke dingin pada gadis itu.

Satu persatu para ninja yang mengenal dua sosok pemuda itu mulai berdatangan. Menma langsung menerjang kembarannya dengan pelukan yang erat membuat Sasuke harus menarik penyandang gelar Rokudaime Hokage itu menjauh. Sedangkan Kiba yang datang bersama Akamaru di hadiahi geraman oleh para rubah. Yah, rubah-rubah itu sangat benci dengan anjing.

Sasuke harus berusaha ekstra keras saat harus menjauhkan para Roky 9 dari Naruto. Kebanyakan dari mereka datang dengan berlari, menerjang lalu memeluk membuat perempatan mundul di dahi sang tengu.

Sabar. Sasuke, sabar. Mereka hanya bertemu Naruto semalam dan kau bisa bersama pemuda pirang itu bermalam-malam.

Menma memperkenalkan dua orang anaknya. Boruto dan Himawari, pemuda Namikaze itu ternyata menikah dengan Hinata. Rambut Boruto pirang seperti kakeknya lengkap dengan tiga kumis seperti Menma, begitu pula dengan Himawari. Hanya saja gadis itu berambut biru seperti ibunya. Oh, mata mereka berdua berwarna safir. Gen sang kakek tampaknya mengalir dengan deras di nadi mereka berdua. Berharap saja Hyuuga Hiashi tidak murka karena tak ada satupun cucuya yang mirip dengannya.

Ino datag bersama dengan Sai, putra mereka benar-benar campuran dari ayah dan ibunya. Begitu pula dengan Shikamaru dan Temari. Bersyukurlah wahai para penyandang klan Nara. Akhirnya ada satu orang di klan kalian yang tidak bertampang pemalas.

Sakura tidak bisa hadir di festival kali ini. Katanya ia tengah mengandung anak Lee 8 bulan. Naruto berharap anaknya lahir selamat. Konoha pasti gempar nanti dengan kehadiran seorang anak bersemangat masa muda dengan kekuatan sebesar monster. Choji juga tidak bisa datang karena harus menemani istrinya yang tengah mengendung anak kedua.

Naruto merasa senang. Teman-teman dan keluarganya tampak sangat bahagia setelah kepergiannya. Semalaman ia menemani teman-teman mereka bercerita. Mencoba beberapa makanan dan juag minuman serta mendapat berbagai pelukan dari para senseinya. Jangan lupakan jitakan di kepala dan ciuman di dahi oleh Tsunade yang membuat Sasuke hampir mengeluarkan pedang kusanaginya.

Setelah lewat tengah malam, festival hari pertama usai. Naruto dan Sasuke juga mulai melanjutkan perjalanan. Mereka menyusuri hutan dengan penampilan layaknya manusia biasa, tanpa adanya ekor dan telinga rubah serta sayap besar di punggung.

Mereka mengunjungi satu tempat ke tempat lainnya. Membantu sebuah desa yang kesulitan. Berdoa di kuil-kuil yang sudah di tinggalkan. Bergadengan tangan menebar kebahagiaan walau terkadang harus mengalami kesulitan karena menghadapi bandit.

Mereka tidak pernah menetap di suatu desa lebih dari lima hari kecuali ada perayaan dan sebagainya. Orang-orang di desa yang sempat mereka singgahi menyebut mereka sebagai pengelana, atau petapa. Terkadang mereka akan mendapa surat dari kawan-kawan mereka. Menanyakan kabar, sedang dimana, atau kapan akan berkunjung.

Mereka akan terus berpetualang, dari satu desa ke desa lainnya. Berdua mereka melihat perubahan dunia ninja. Perkembangan teknologi serta peradaban. Mereka bukan lagi manusia. Mereka berdua adalah Kitsune dan tengu. Waktu bukanlah hal yang membatasi kebersamaan mereka. Selamanya mereka akan berpetualang bersama.

END

AN:

Ini adalah chap terakhir. Aku minta maaf jika ada bayak kesalahan pada pembuatan fict ini. Terutama dalam membuat adegan peperangan. Disini Menma dan Sasuke tidak melakukan pertarungan di Lembah Akhir. Sejak awal aku memang akan membuat naruto menjadi seorang petualang. Atau setidaknya terlepas dari ikatan desa. Disini reinkarasi Ashura dan Indra adalah Menma dan Sasuke. Hanya saja pertarungan terakhir antara Menma dan Sasuke tidak terjadi karena Sasuke tidak ingin menjadi Hokage.

Teriakasih buat yang sudah membaca fict ini. Mungkin alur ceritanya terlihat sangat cepat. Sebenarnya aku sedang berusaha menyelasikan fict ini sebelum akhirnya HIATUS karena ngurus skripsi.

Jadi doakan aku agar skripsiku kelar dan bulan Mei nanti bisa wisuda.

Selamat Tahun Baru -walau telat-

Sampai Jumpa.

Ayuuni Yuukinojo

Denpasar Bali, 6/Jan/2016