AN : Haaaaa... seperti biasanya orang itu banyak yang sok dan suka memaksakan kehendak, ya. Menilai orang lain seakan sudah lebih baik dari semuanya.
Lihat keatas masih ada yang jauh lebih baik ceritanya dan lebih menarik daripada punya situ jangan sombong dan merasa tinggi. Semua penulis berhak menulis dengan gayanya sendiri. termasuk ane sendiri. ane sudah bilang kan dari awal "cuman dibuat isseng jadi jangan berharap bagus-bagus banget. (Maksudnya eyd, tata bahasa, dan sejenisnya =3=)" masa masih ada yang ga nyadar.
Kalo situ merasa punya fic lebih bagus silahkan tulis ga usah flame punya orang lain kaya orang sok. Hidup masing-masing nulis masing-masing gaya masing-masing. Ini bukan tugas bahasa yang harus sama dan mengunakan tata bahasa sempurna.
Situ mau niru gaya penulisan novel atau sejenisnya silahkan ane ga ngelarang. Tapi jangan menyalahkan gaya penulisan ane atau bahasa ane. Apa lagi maksa gaya penulisan situ ke ane paling males ane ngurus begituan. Kalo minta jangan maksa, bukannya nolak tapi ane disini juga berusaha sebisanya meski ga jamin banyak. Kalo merasa masih kurang itu urusan situ bukan ane. Tulis aja fic sendiri kalo emang mau bagus. Jangan ganggu-ganggu fic orang...
My way its my way, your way its your way...
Jangan memaksa jalan situ ke ane karena ane punya jalan hidup dan penulisan ane sendiri. urus saja jalanmu sendiri biarkan ane berjalan dijalan ane.
Dan untuk yang mendukung fic ini ane ucapkan banyak terima kasih. Ane akan berusaha untuk meneruskannya sebisanya sampai ide diotak ini abis. Dan kalo situ punya ide atau saran silahkan ane terima dengan senang hati.
Btw ane ga punya hak buat anime naruto ataupun akame. Ane cuman pengemar yang kebetulan lewat, itu saja. Dan naruto kebetulan menjadi inspirasi buat karakter original ane(yang belum dikasih nama) yang kebetulan penampilannya agak mirip. Rambut kuning jubah dan mengenakan putih panjang tetapi mereka berbeda sifat dan sejarah hidup. Jadi ane putusin pake naruto aja daripada ribet menjelaskan detailnya(susah kalo ga ada gambarnya).
Dan selalu ane ingatkan : fiction ini cuman dibuat isseng jadi jangan berharap bagus-bagus banget. (Maksudnya eyd, tata bahasa, dan sejenisnya =3=)
Chapter 2 bertemu dengan Night Raid...
Persembunyian Night Raid, depan makam Sayo dan Ieyasu...
Beberapa hari telah berlalu semenjak insiden di rumah keluarga Aria dan Night Raid. Kini, Tatsumi tengah berada dimarkas Night Raid atau lebih tepatnya makam kedua temannya yang telah mendahuluinya yang dibuatkan oleh anggota Night Raid.
" kami bertiga bersumpah sampai mati, kami akan mati bersama!"
" ya..."
" kami bertiga akan sukses di ibukota dan mendapatkan banyak uang!"
" kami akan menyelamatkan desa miskin kita!"
" padahal kita sudah mengatakan semua itu, tapi pada akhirnya aku sendirian..." gumam Tatsumi seorang diri dengan raut sedih di depan kedua makam Ieyasu dan Sayo.
Dan ironisnya orang yang menyebabkan kematian kedua temannya itu adalah orang yang dianggapnya sebagai penolongnya...
BOIIING...
"Ho?" gumam Tatsumi saat terpecah lamunannya saat sebuah tidak dua buah benda lembut mendarat diatas kepalany. Dan mendongah keatas ia sangat terkejut dengan apa yang ada diatas kepalanya itu.
Sepasang dada wanita besar ada tepat diatas kepalanya...
"...WOAAAAHHH! APA YANG KAU LAKUKAN!?" teriak Tatsumi yang panik dan langsung menjauh kepada pemilik dada itu yang tak lain dan bukan adalah Leone yang menyapanya dengan cara tak lazim.
"Yo, apa kau sudah memutuskan untuk bergabung dengan kami?" tanya Leone dengan santai.
" sudah kubilang aku-" perkataan Tatsumi kembali terhenti saat Leone kembali dengan agresif memeluknya dan menempelkan wajahnya kesalah satu dadanya yang besar.
" tapi menurutku kau itu punya bakat untuk membunuh." ujar Leone mencoba meyakinkan pemuda desa ini.
" bakat bukanlah masalahnya." gumam Tatsumi dengan suara pelan. " karena ini membunuh." Ujar Tatsumi yang masih merasa salah pembunuhan.
" hm..." Leone hanya tersenyum mendengar perkataan Tatsumi itu.
" Pokoknya, hari ini akan kukenalkan kau pada yang lainnya." Ujar Leone dengan penuh semangat sambil menyeret Tatsumi.
" Leherku..." gumam Tatsumi yang merasa sesak saat Leone menuntunnya paksa.
" Oh iya, dimana Naruto? Aku juga ingin mengajaknya sekalian." Tanya Leone yang tak melihat keberadaaan si pemuda rambut pirang itu dimana-mana.
"Entahlah, mungkin sedang tidur dikamarnya." Jawab Tatsumi dengan mata sipit dan negatif saat mengingat temannya itu yang terlalu tenang dan santai dengan situasi mereka saat ini.
Keluarga yang dengan baik menolong mereka berdua ternyata adalah seorang keluarga sadis yang merupakan pembunuh kejam dan psikopat.
Lalu kelompok bernama Night Raid datang dan membunuh seluruh anggota keluarga itu dan pengawalnya tanpa tersisa.
Kemudian mereka pun dibawa paksa kemarkas Night Raid itu untuk diajak bergabung.
Dan pemuda berambut kuning itu masih bisa tidur dengan santai dikamarnya...
"Ya sudahlah, untuk sekarang kau saja." Ujar Leone dengan penuh semangat sambil kembali menyeret Tatsumi dengan paksa.
"Leherku..."
Skip time...
Tak terasa seharian penuh telah berlalu saat dirinya, Tatsumi dibawa berkeliling oleh Leone. Diperkenalkan dengan satu persatu anggota Night Raid dari wanita aneh bernama Sheele hingga pria mesum tak berguna bernama Lubock. Dan itu sangat melelahkan...
"Selanjutnya..." gumam Leone memikirkan anggota yang belum ia kenalkan kepada Tatsumi.
"Aku sudah cukup dengan semua ini." Gumam lelah Tatsumi yang mengikuti Leone.
"Jangan begitu, selanjutnya adalah gadis manis jadi bersemangatlah." Ujar Leone mencoba menyemangati sambil menunjuk kearah gadis berambut hitam panjang yang tengah memanggang evil bird didepan mereka.
"Yang itu namanya Akame, Manis bukan?" ujar Leone dengan ringan.
"Darimananya?" batin Tatsumi dengan wajah pucat saat melihat kearah gadis bermata merah yang tengah makan daging evil bird dengan lahapnya itu dan melirik kearah mereka.
"Itu, apa dia memakan evil bird? Dia mengalahkannya sendirian" tanya Tatsumi yang mengenali binatang yang dipanggang oleh Akame. Evil bird danger beast yang cukup berbahaya dan kuat untuk dilawan sendirian.
"Meski penampilannya begitu, Akame tumbuh dialam liar." Jelas Leone dengan tenang menjelaskan.
"Leone juga ikutlah makan." Ujar Akame sambil melemparkan potongan daging kepada Leone.
"Oh, Thanks." Jawab Leone dengan santai sambil memakan potongan daging yang tadi dilemparkan itu.
"Apa kau sudah memutuskan untuk bergabung?" tanya Akame kepada Tatsumi yang tampak tegang.
"Belum." Jawab Tatsumi dengan perasaan ragu.
"Kalau begitu aku belum bisa memberikanmu daging ini." Ujar Akame sambil memegang daging yang belum bisa diberikan kepada Tatsumi itu.
"Tak perlu..." batin Tatsumi dengan sweatdrop.
"Dia sudah pernah mencoba membunuhku dua kali. Aku tak menyukainya..." geram kesal Tatsumi dalam hati saat mengingat pertemuan pertamanya dengan Akame, dimana dirinya hampir saja terbunuh dua kali karenanya.
"Sepertinya kau rapi sekali malam ini." Gumam Leone dengan heran karena tak biasanya Akame rapi seperti ini.
"Bos sudah kembali." jawab Akame sambil menoleh kearah wanita berambut putih pendek dengan tangan kanan besi buatan yang duduk berseberangan dengannya.
"b-bos?"
"Ah, bos!" sapa Leone saat pertama kali melihat wanita itu dengan riang.
"Yo." Balas wanita itu yang merupaka pemimpin dari kelompok Night Raid dan juga mantan jendral Najenda. Salah satu dari orang yang paling dicari di kerajaan saat ini.
"Selamat datang! Apa kau bawa oleh-oleh?" tanya Leone dengan santai sambil berjalan mendekati Bossnya itu.
"Sebelum itu, Leone... tiga hari yang lalu, sepertinya kau melewati batas waktu pekerjaan ya?" tanya Boss Night Raid itu sambil mengerakkan lengan buatannya dengan perlahan.
"Celaka!" teriak Leone dalam batinnya yang merasakan bahaya tengah mendekat. Dan menngikuti instingnya, ia berlari menjauhi bahaya itu secepat yang ia bisa untuk menyelamatkan diri.
Namun sayang bahaya itu yang dalam wujud tangan besi Najenda lebih cepat dan meluncur seperti roket menangkapnya sebelum bisa pergi menyelamatkan diri.
"WaaK!"
"Tak baik terlalu menikmati pertarunganmu dengan musuh. Kau harus mengubah kebiasaan itu." ujar Najenda sambil menarik kembali Leone melalui tangannya yang seperti jangkar yang menangkap Leone.
"Aku mengerti, jadi tolong berhenti mencekik leherku!" pinta Leone sambil meronta-ronta didalam cengkraman lengan besi milik bosnya yang menyeretnya kembali ketempat semula.
"Ngomong-ngomong, siapa pemuda ini?" tanya Najenda yang merujuk kepada Tatsumi yang hanya berdiri saja sejak tadi sambil melepaskan cengkramannya dari Leone.
"Bos, bakatnya tak diragukan lagi." Ujar Leone sambil menepuk pundak Tatsumi.
"Hoi, jangan seenaknya!" potong Tatsumi yang tak dipedulikan Leone.
"Apa dia menjanjikan?" tanya Boss Night Raid kembali.
"Tentu." Jawab Leone tanpa ragu. "Sebenarnya masih ada satu lagi tapi untuk saat ini dia dulu lah." Tambah Leone yang merujuk kepada pemuda berambut kuning yang kini tengah tidur dikamarnya itu.
"...Akame, kumpulkan yang lainnya. Aku ingin mendengar laporanmu juga rincian mengenai pemuda ini." Ujar Najenda sambil memakai mantel hitam dengan gambar Night Raid diatasnya dan berjalan pergi dengan kerennya.
Scene change, hall utama persembunyian Night Raid...
"Hoaamm, jadi kenapa aku disini?" tanya Naruto sambil menguap kecil yang dipanggil untuk berkumpul tadi. Ditangan kanannya masih ia pegang dengan erat tombak besar yang selalu dibawa-bawanya kemana-mana itu.
"Sudah kubilangkan? Ini mengenai apa yang mereka putuskan mengenai kita." Ujar Tatsumi mengulang penjelasannya sebelumnya. "Dan apapun itu aku harus bisa segera membuat keputusan." Batin Tatsumi dengan serius sambil berjalan perlahan menuju hall utama.
Dan saat mereka sampai, disana sudah berkumpul terlebih dahulu semua anggota Night Raid dan Boss mereka Najenda yang sudah menunggu mereka...
"Glek..." Tatsumi menelan ludahnya karena terlalu tegang.
"Aku sudah mendengar keadaan kalian. Tatsumi, Naruto, apa kalian mau bergabung dengan Night Raid?" ujar Najenda yang sudah mendengar keadaan dan cerita mengenai kedua pemuda itu sambil mengulurkan tangannya.
"Kalau aku menolak aku akan mati kan?" tanya Tatsumi balik yang ia lihat dari sudut pandangnya.
"Tidak, bukan itu masalahnya." Ujar Boss Night Raid itu dengan tenang. "Tapi bukan berarti kami bisa membiarkan kau pergi. Kami akan memperkerjakanmu di tempat pelatihan kami. Pokoknya, meski menolak kau tidak akan dibunuh. Dengan jaminan seperti itu, bagaimana menurutmu?" ujar Najenda menjelaskan kondisi baru kepada Tatsumi.
"Aku,...Tujuanku pergi keibukota kerajaan adalah untuk membuat namaku dikenal sehingga aku bisa menyelamatkan desaku dari kemiskinan. Tapi ternyata ibukota..." geram Tatsumi sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat saat mengingat seperti apa ibukota yang sebenarnya itu.
"Tatsumi..." panggil pria kekar dengan gaya rambut aneh bernama Bulat. "Kerajaan ini miskin dan menderita karena pusatnya sudah menjadi korup. Bukankah kau ingin menyelesaikan masalah dari akarnya? Sebagai seorang pria!" ujar Bulat dengan penuh semangat kepada Tatsumi.
"Awalnya, Bulat adalah prajurit kerajaan yang diakui. Tapi kemudian dia menyadari korupsi itu, dan menjadi salah satu dari kami." Jelas Boss Night Raid menjelaskan latar belakang anggotanya Bulat.
"Tugas kami adalah memusnahkan iblis di ibukota. Ini jauh lebih baik dibandingkan bekerja untuk para penjahat itu!" ujar Bulat dengan bangga dan tanpa rasa ragu.
"Tapi, hanya dengan membunuh orang jahat saja tidak akan mengubah dunia, bukan? Kalau begitu, tempat lain seperti desaku tidak akan bisa diselamatkan." tanya Tatsumi yang merasa membunuh para penjahat itu tidaklah cukup untuk mengubah negeri ini dan menyelamatkan tempat lain seperti desanya.
"Aku mengerti, kalau bgitu kau memang pantas untuk bergabung dengan Night Raid." Ujar Boss Night Raid yang membuat Tatsumi bingung.
"K-kenapa begitu?" tanya Tatsumi.
"Jauh diselatan ibukota, disana terdapat markas pasukan revolusi, sebuah pasukan anti kerajaan." Ujar Najenda yang mulai menyinggung pasukan revolusi yang berada diselatan ibukota.
" pasukan revolusi?" gumam Tatsumi yang pertama kali mendengar tentang mereka.
"Ya,awalnya pasukan revolusi hanyalah pasukan kecil, tapi kini sudah berkembang menjadi organisasi besar. dan mereka ingin membuat sebuah grup untuk melakukan operasi terselubung seperti membunuh dan mengumpulkan informasi. Itulah kami, Night Raid." Ujar Najenda menjelaskan dengan rinci tentang asal-usul terbentuknya Night Raid dan juga hubungannya dengan pasukan revolusi.
"Sekarang, memang kami hanya menghabisi kutu-kutu di ibukota. Lalu saat kami bergerak, kami akan melakukan kekacauan berikutnya untuk mencapai sumber dari korupsi, si perdana menteri, dan membunuhnya dengan tangan ini." Sambung Boss Night Raid dengan penuh ambisi sambil mengepalkan tangan besinya dengan penuh kemarahan dan keyakinan.
" membunuhnya dengan tangan itu." gumam Tatsumi sambil melihat kearah tangan besi milik Boss Night Raid, Najenda.
"Ketika waktunya tiba, kerajaan ini akan berubah." Tambah Najenda dengan nada serius.
" ... apa kerajaan baru itu akan memperlakukan penduduknya dengan baik?" tanya Tatsumi memastikan jika kerajaan yang baru itu takkan berakhir sama dengan kerajaan saat ini.
"Tentu saja." Jawab Najenda tanpa keraguan.
"Begitu ya, Jadi pembunuhan yang kalian lakukan sekarang, intinya adalah mencari orang jahat, dan menyinggkirkan sampah-sampah itu. Dengan kata lain, kalian adalah pembunuh demi keadilan!" Ujar Tatsumi dengan penuh kekaguman yang malah di jawab tawaan oleh hampir seisi ruangan.
" kenapa,sih? Apanya yang lucu?" tanya Tatsumi yang merasa bingung kenapa ia di tertawakan. Apa ia mengatakan sesuatu yang lucu?
"Tatsumi, tidak peduli bagaimana kau mengucapkannya, yang kami lakukan tetaplah pembunuhan." Ujar Leone dengan ekspresi dark yang menyeramkan.
"Tidak ada keadilan didalam hal seperti itu" tambah wanita berambut ungu berkacamata bernama Sheele.
"Semua yang ada disini bisa terbunuh kapan saja sebagai balasan atas perbuatan kami." Tambah Bulat dengan nada serius.
" ..." Tatsumi tak bisa berbicara apa-apa dia hanya terdiam dan tertunduk murung. Tak peduli bagaimana ia mengatakannya, yang mereka katakan adalah benar. Membunuh tetaplah membunuh dimanapun itu dan untuk alasan apapun itu yang mereka lakukan tetaplah membunuh.
" ah, naif, terlalu naif.." potong gadis berambut pink twintail bernama Mine. Bahkan satu abad lagipun, dia tidak akan pantas bergabung dengan kita." Ujar Mine dengan nada bicara merendahkan dan bermaksud meninggalkan pertemuan.
" tunggu dulu." Panggil Tatsumi.
" hah?"
" Aku..." Tatsumi ingin bicara namun ia tak tahu apa yang harus di katakannya untuk membalikan perkataan Mine.
" Semua orang disini memiliki alasan untuk bertarung. Tapi kami semua telah siap. Apa kau memiliki keteguhan seperti itu?" tanya Najenda mempertanyakan keteguhan dari pendirian Tatsumi.
" Aku akan di bayar kan?" tanya Tatsumi sekali lagi.
"Ya, tentu." Jawab bos Night Raid tanpa ragu. " kalau kau bekerja keras, aku yakin kau bisa menyelamatkan desamu." Tambahnya yang mengingat tujuan awal Tatsumi.
" kalau begitu akan kulakukan! Izinkan aku bergabung dengan Night Raid." ujar Tatsumi dengan pnuh dedikasi dan keteguhan menyuarakan keputusannya.
" ada kemungkinan kalau kau tidak akan bisa kembali kedesamu." Tanya Mine yang mencoba menguji Tatsumi yang dijawabnya tanpa ragu oleh Tatsumi.
" tidak masalah. Selama semua orang didesa bisa hidup bahagia."
" hmph." Mine hanya memalingkan mukanya.
" Kalau begitu sudah diputuskan. Selamat datang di sangkar kehidupan, Tatsumi." Ujar Najenda memberi ucapan selamat bergabung kepada Tatsumi.
" dan sekarang tinggal..." gumam Najenda sambil mengalihkan pandangannya kearah pemuda berambut kuning di samping Tatsumi yang kini sudah...
"ZZzzzzzzz..." ya, benar pemuda berambut kuning bernama Naruto yang berdiri disamping Tatsumi itu, yang kini sudah tertidur entah sejak kapan.
"Tidur!?" teriak Tatsumi dalam batinnya yang dirinya sendiri juga terkejut. Sejak kapan anak ini tertidur dan kenapa tak ada yang menyadarinya sampai sekarang? Semua orang disana bertanya hal sama tentang pemuda yang satu ini hingga Boss Night Raid Najenda memotong.
"Ehm."
"Ng?" gumam Naruto yang terbangun oleh suara batuk Najenda yang disengaja itu. Dan saat melihat kesekelilingnya ia mendapati mata semua orang tertuju padanya dengan tatapan tak percaya.
"Apa aku melewatkan sesuatu?" tanya pemuda berambut kuning bernama Naruto itu dengan polosnya.
"Kau melewatkan semuanya..." jawab semua orang secara serentak didalam hatinya dengan wajah tak percaya bahwa pemuda ini benar-benar tidur selama ini.
"Tatsumi sudah memutuskan untuk bergabung dengan kami. Jadi bagaimana denganmu, Naruto?" tanya Boss Night Raid kepada pemuda santai didepannya itu.
"Kalau boleh jujur, aku sama sekali tak peduli." Jawab Naruto dengan singkat.
"Tak peduli?" gumam Najenda yang tak mengerti maksud dari pemuda berambut kuning ini.
"Aku hanya membantu anak ini(menunjuk keTatsumi) untuk bertemu dengan kedua temannya, itu saja. Aku sama sekali tak peduli dengan hal lain seperti revolusi atau yang lainnya." Jawab Naruto menjelaskan. "Dan Karena sekarang ia sudah bertemu dengan kedua temannya itu, berarti sudah tak ada alasan bagiku untuk tetap disini." Tambahnya dengan datar dan tanpa emosi saat menyinggung kedua teman Tatsumi yang telah tiada itu.
"Jadi maksudmu kau bermaksud untuk pergi?" tanya Najenda memastikan ia tak salah mengartikan perkataan Naruto tadi.
"Entahlah, aku tak punya satupun alasan untuk menetap disini, ataupun yang ingin kulakukan setelah pergi dari sini." Jawab Naruto ringan, santai dan datar.
"Hmmmm, aku mengerti keadaanmu. Tapi seperti yang kau tahu kami tak bisa membiarkanmu pergi begitu saja. Jadi bagaimana jika kau bergabung dengan kami untuk sementara? Setidaknya sampai kau menemukan apa yang ingin kau lakukan selanjutnya." Ujar Najenda memberi masukan.
"...baiklah." jawab pemuda berambut kuning itu dengan datar setelah memandang mata Najenda cukup lama.
"Eh?" gumam Tatsumi seakan tak percaya kalau dia semudah itu setuju untuk bergabung dengan Night Raid. "Kau serius Naruto?" tanyanya dengan rasa tak percaya.
"Ya, aku juga tak punya apapun yang ingin kulakukan sekarang, jadi kurasa tak masalah jika aku menetap disini untuk sementara." Jawab Naruto dengan santai. "Lagipula... aku tak merasa kalau mereka memiliki niatan jahat sama sekali." Tambah Naruto dengan tatapan yang datar dan tenang namun seakan bisa melihat dan membaca orang yang ada didepannya langsung ke bagian terdalamnya.
"Bagaimana kau tahu?" tanya Tatsumi yang tak mengerti bagaimana cara temannya ini mengetahui semua itu.
"Hanya perasaan saja." Jawab Naruto dengan singkat sambil mengorek hidungnya dengan santainya.
"Hanya perasaan..." batin Tatsumi dengan sweatdrop.
"Hee... orang seperti ini bergabung dengan kita?" tanya Mine dengan merendahkan. "Kau yakin dia tidak akan menghambat kita Boss?" tanya Mine yang merasa pemuda berambut kuning itu hanya akan menganggu saja dalam keprofesionalan mereka.
"Tenang saja pink chibi, aku takkan menghalangi siapapun." Ujar Naruto dengan santai yang malah membuat Mine menjadi kesal.
"Siapa yang kau panggil chibi!?" teriaknya dengan kesal sambil berusaha memukuli Naruto namun tak sampai karena dihalangi tangan Naruto yang menahannya di keningnya.
"Karena begitulah kau." Jawab Naruto dengan datar dan logis karena julukan itu sesuai dengan Mine yang pendek dan memakai warna pink sebagai warna utama penampilannya.
"Kiiii!" geram Mine dengan kesal sambil terus mengayun-ayunkan kedua tangannya yang tak sampai untuk memukul pemuda berambut kuning yang membuatnya kesal itu.
"Sudah diputuskan, Tatsumi, Naruto, selamat datang di sangkar kehidupan Night Raid." Ujar Boss Night Raid Najenda memberi ucapan selamat bergabung kepada kedua anggota baru mereka. "Akame, kau akan bertanggung jawab atas mereka berdua. Kalau mereka menyusahkan, bunuh saja." Tambah Najenda memberikan tanggung jawab untuk melatih kedua anggota baru itu kepada Akame.
"He!" teriak Tatsumi dengan terkejut terutama untuk bagian " bunuh saja" itu.
"Aku mengerti." Jawab Akame dengan datar.
"Apa maksudmu mengerti?" teriak Tatsumi dalam batinnya sambil ketakutan terhadap Akame yang dengan polosnya menjawab perintah Najenda tadi.
"Berjuanglah agar tak dibunuh." Ujar Leone memberi semangat yang justru kebalikannya untuk Tatsumi.
"Aku satu tim dengan mereka." Gumam Tatsumi sambil memandang kearah Akame yang masih memasang ekspresi datar dan Naruto yang masih menghalangi Mine yang berusaha memukulnya.
"Yang terburuk..."
"Najenda-san! Ada penyusup!" teriak pemuda berambut hijau bernama Lubock saat merasakan reaksi dari benang disarung tangannya.
"Penyusup?"
Scene change, di luar Night Raid...
" Berapa banyak penyusup dan ada dimana mereka?"
" Menurut sinyal penghalangku mereka ada sekitar 20 orang. Dan Mereka semua ada disekitar markas kita."
" aku harus memuji mereka karena bisa mengendus tempat ini. Mereka mungkin pembunuh bayaran salah satu suku. Mulai bergerak jangan biarkan ada seorang pun yang lolos."
Itulah yang terjadi sebelum akhirnya seluruh anggota Night Raid di kirim keluar untuk menghabisi penyusup. Semuanya termasuk pemuda berambut kuning yang seperti tidak ikhlas diseret paksa oleh Leone untuk ikut dalam perburuan penyusup.
Dan kini saat semua terpencar Naruto terjebak dengan Leone yang tampak bersemangat memimpin perjalanan didepannya.
" hei, kenapa aku juga harus ikut?" gumam Naruto menanyakan alasan dirinya berada disini.
" lebih banyak orang lebih baik. Lagipula aku juga ingin melihatmu dalam aksi." Jawab Leone yang dalam wujud teigunya sambil tersenyum lebar dan penuh semangat seperti biasanya sambil mengendus-endus udara disekitarnya.
" haaaa, menyusahkan saja." desah lelah Naruto sambil berjalan santai mengikuti Leone didepannya.
"Ketemu!" teriak Leone dengan tiba-tiba saat berhasil menemukan keberadaan musuh dengan penciumannya. Dan tanpa peringatan apapun ia langsung melesat menuju tempat penyusup itu meninggalkan Naruto yang masih berdiri ditempatnya tadi.
"... aku ditinggalkan." Gumam Naruto dengan wajah datar sambil melihat kearah Leone pergi tadi.
Dengan Tatsumi...
" Kau masih belum terbiasa bertarung secara berkelompok. Tidak usah memaksakan diri." Ujar Bulat memperingatkan Tatsumi agar tak terlalu berlebihan dan memaksakan diri di perburuan ini.
"Pertama-tama, kau harus konsentrasi untuk mendapat pengalaman pertarungan pertamamu." Tambahnya dengan semangat memberi saran.
" Baik." Jawab Tatsumi dengan semangat.
" Satu lagi, kalau kau mau memanggilku, panggil saja "aniki" atau "si ganteng" ya." Pinta Bulat yang tiba-tiba sudah berada disamping Tatsumi itu.
" Siap, aniki!" jawab Tatsumi dengan bersemangat.
" Yosh! Itu baru keren!" Teriak Bulat yang menjadi bersemangat karenanya. " sebagai imbalannya, aku akan menunjukan sesuatu yang keren padamu." Tambah Bulat yang berhenti di depan Tatsumi dan berlutut menyentuh tanah.
" INCURSIO!" teriak Bulat dengan penuh semangat memanggil nama teigunya yang dimana saat ia melakukannya teigu incursio menampakan dirinya seperti sesosok raksasa putih yang merasuk dan bersatu dengan dirinya sebagai armor.
" Wow, keren sekali!" teriak Tatsumi dengan mata penuh kekaguman kepada perubahan hebat yang baru saja di lakukan Bulat.
" Ya,kan? Ini disebut teigu "incursio"." Jelas Bulat dengan santai kepada Tatsumi yang tampak bersemangat didepannya itu.
" Teigu? Aku tidak terlalu mengerti tapi aku sangat bersemangat!" ujar Tatsumi yang meski tak mengerti apa itu teigu tapi tetap bersemangat setelah melihat perubahan keren Bulat tadi.
" Oh? Tapi kau mengerti betapa kerennya ini kan?" ujar Bulat yang tak kalah bersemangat dengan Tatsumi.
Tak lama mereka berdua berdiam di tempatnya seperti tengah menunggu sesuatu dan saat mulai merasakannya Tatsumipun mulai kembali bicara.
" Musuh." Gumam Tatsumi yang merasakan keberadaan musuh yang makin mendekat.
" Ayo kita pergi, perhatikan baik-baik kekuatan dari teigu ini Tatsumi." Ujar Bulat dengan penuh percaya diri sambil memimpin jalan.
" Baik." Jawab Tatsumi dengan semangat.
Dengan Akame...
" Dia ada disalah satu poster buronan. Sesuai dugaan markas rahasia Night Raid sudah dekat." Ujar penyusup sebut saja penyusup 1 yang mengenali Akame yang berada didepannya.
" Dia cukup manis juga." Ujar penyusup 2 yang cukup tertarik dengan penampilan Akame yang berdiri didepan mereka itu.
" kelihatannya kita bakal bersenang-senang setelah ini. Pastikan kalian tidak melukainya terlalu parah." Ujar penyusup 1 mencoba memperingatkan temannya agar tak terlalu parah melukai gadis didepan mereka agar nanti mereka bisa bersenang dengannya setelahnya. Namun perkataannya terhenti saat tiba-tiba Akame bergerak dan menebas mereka bertiga dengan kecepatan yang tak bisa diikuti mata.
" Ah."
" He?" hanya itu yang keluar dari mulut penyusup 1 dan 2 saat Akame tiba-tiba hilang dari depan mereka, dan kembali muncul di belakangnya.
" Kalian semua terlalu santai di dalam wilayah musuh." Ujar Akame dengan suara pelan.
" Dia cepat sekali." Ujar penyusup 1 saat menyadari bekas sayatan di leher mereka sebelum akhirnya menjadi akhir untuk mereka berdua(penyusup 1 dan 2).
" Sial, setidaknya aku akan menyeretnya ikut denganku!" ujar penyusup 3 yang masih berdiri dan bermaksud menyerang Akame dan menyeretnya bersamanya. Namun sayang segel gaib mulai muncul dari bekas lukanya menghentikannya. " racun kutukan, dari lukaku?" gumam penyusup 3 saat menyadari segel kutukan yang mulai merambat keseluruh tubuhnya itu sebelum akhirnya rubuh dan tewas seperti kedua temannya.
" satu tebasan, berujung kematian." Gumam Akame yang membocorkan tentang kekuatan dari teigunya itu murasame.
Dengan Mine...
" Kelihatannya mereka sudah kabur terlalu jauh." Gumam Mine yang tengah mengawasi sebut saja penyusup 4 dari balik semak-semak diatas salah satu tebing.
" Aku ini orangnya paling malas kalau sudah ketahuan, tapi..." ujar Mine sambil berdiri keluar dari persembunyiannya dibalik semak-semak dan memberi kesempatan kepada sebut saja penyusup 5 untuk menyerangnya dari belakang sambil tersenyum lebar.
" kena kau!" teriak penyusup 5 yang bersiap menebas Mine dari belakang dengan pedangnya, namun belum sempat pedangnya menyentuh Mine. Sheele, yang muncul entah dari mana memotong dirinya menjadi dua dengan gunting raksasanya.
" Maaf." Gumam Sheele dengan ekspresi dingin saat memotong penyusup itu.
" Terima kasih, Sheele. Pukulan yang bagus." Ujar Mine berterima kasih sambil menganggkat senapannya dengan penuh percaya diri. " pekerjaan beresiko ini bukan masalah buatku!" ujar Mine dengan penuh percaya diri sebelum menarik pelatuk senapannya dan menembakan beam kuning kearah penyusup 4 yang sedang berlari dihutan.
" Hah?" hanya itu yang keluar dari mulut penyusup 4 sebelum beam dari Mine memusnahkannya tanpa sisa.
" Yosh, tepat sasaran." Ujar Mine dengan penuh kebanggan karena berhasil membereskan targetnya. " Semakin aku terjepit, semakin kuat kekuataan dari pumpkinku." Tambahnya dengan bangga sambil memamerkan senapan teigu bernama pumpkin itu.
Dengan Leone...
" Oh? Itu tadi pumpkinnya Mine." Ujar Leone yang telah mengalahkan 1 penyusup dan mengenali suara ledakan tadi. " Aku terkejut dia bisa menggunakan teigu seribet itu..." desah Leone yang tak terlalu suka dengan cara pengunaan pumpkin yang terlalu rumit untuknya.
Lagipula lebih enak teiguku, dimana aku cukup berubah menjadi binatang buas dan membunuh mereka. Mudah banget!" Ujar Leone sambil mengangkat cakarnya yang berlumuran darah dengan bangganya.
Dengan Lubock...
" Benang ini mulai terasa berat. Padahal kau seorang wanita." Ujar Lubock yang mulai merasa benangnya semakin berat karena wanita yang terjebak dalam jeratan benangnya itu.
" Kumohon lepaskan aku! Aku akan melakukan apapun!" pinta gadis tak berdaya itu memohon belas kasih karena sudah tak bisa melarikan diri lagi.
" Tidak boleh..." jawab Lubock sambil menguatkan lilitan benangnya pada tubuh gadis itu. " Aku pernah kenal seseorang yang tewas karena terayu oleh tipu daya wanita." Tambahnya sebelum meninggkatkan kekuatan lilitan benang besinya dan menghabisi gadis itu tanpa pikir panjang. Setelah selesai ia pun menarik kembali semua benangnya dan berjalan pergi.
" Ah, buang-buang waktu saja. Pekerjaan ini benar-benar bikin repot saja." desah Lubock sebelum melangkahkan kaki pergi meninggalkan tubuh tak bernyawa gadis itu di dalam gua.
Dengan Tatsumi dan Bulat ...
" HUOOOO!" Tatsumi menebas kembali satu penyusup yang dengan itu membuatnya menjatuhkan 2 penyusup hari ini. Sebelum kembali keBulat yang saat ini tengah berdiam diri saat beberapa penyusup berlari memutarinya mencoba mencari celah untuk mengalahkannya.
" Aniki!" teriak Tatsumi mencoba memperingatkan Bulat saat kelima penyusup itu melompat bersamaan menerjang ke arah Bulat yang berdiri saja sejak tadi.
" HUOOOOHH!" teriak Bulat sambil memutar tobak merahnya dan mulai menghancurkan satu persatu dari penyusup yang menerjang kearahnya itu dalam sekejap.
" Kuat sekali, inikah kekuatan Night Raid?" gumam Tatsumi yang tak bisa berbicara apa-apa saat melihat kemampuan anggota Night Raid dengan matanya sendiri.
Beberapa menit kemudian saat semua anggota Night Raid kembali berkumpul ditengah hutan...
" Kau masih hidup ya Tatsumi?" tanya Bulat dengan santai.
" Y-ya..." jawab Tatsumi dengan gugup.
" Kalau begitu baguslah! Itu berarti kau memang menjanjikan, Tatsumi." Ujar Bulat yang dengan senang sambil mengancungkan jempolnya kearah Tatsumi.
" ...ya!" jawab Tatsumi yang awalnya tidak begitu mengerti maksud perkataan Bulat.
"Sudah kubilangkan dia berbakat. Mataku tak mungkin salah." Ujar Leone dengan bangga membanggakan kemampuan penilaiannya yang menurutnya bagus itu.
" Leone, bukankah tadi kau bersama Naruto?" potong Akame yang menyadari kalau ada anggota yang kurang. Ya, yang kurang adalah pemuda berambut kuning yang tadi di paksa ikut Leone dalam perburuan penyusup ini.
" ..." Leone terdiam dan pucat sejenak saat Akame menanyakan tentang pemuda berambut kuning itu. Sebelum akhir dirinya mengaruk bagian belakang kepalanya yang tak gatal dan berkata ini sambil tersenyum.
" Sepertinya aku meninggalkannya ditengah hutan saat tengah mencari penyusup tadi."
" ..." Akame tak berkata sepatah katapun selain melangkahkan kakinya dan bergegas menuju tempat pemuda berambut kuning bernama naruto itu.
Scene change, Dengan Naruto...
"Sepertinya aku tersesat." Gumam Naruto yang merasa sudah melewati tempat ini untuk kesekian kalinya itu.
"Ketemu anggota Night Raid!" teriak segerombol penyusup yang tak sengaja berpapasan dengan Naruto yang tengah tersesat itu. Mereka berjumlah sekitar 6 orang dan membawa berbagai senjata di tangannya dan memiliki bentuk fisik yang terlatih yang membuat mereka terlihat kuat.
"... kalian berbicara denganku?" tanya Naruto dengan polos sambil menunjuk kearah dirinya.
"Memangnya kau pikir siapa lagi!?" bentak para penyusup itu secara bersamaan yang merasa dibodohi oleh pemuda didepan mereka ini.
"Ingat anak-anak, kita tangkap dia hidup-hidup untuk jadikan sandera. Dengan begitu kita bisa memancing dan menangkap yang lainnya." Ujar penyusup sebut saja penyusup 15 yang sepertinya adalah pemimpin mereka itu memberi perintah.
"Sebaiknya kalian hentikan saja. Ini percuma." Ujar Naruto mencoba memperingatkan, yang malah terdengar merendahkan bagi para penyusup itu.
"Kau meremehkan kami, anak muda." Geram salah seorang penyusup itu dengan kesal sambil mempersiapkan senjatanya di susul teman-temannya yang lain yang juga mempersiapkan senjata mereka.
"Jangan bilang aku tak memperingatkan." Gumam Naruto sambil melepas kain yang menutup mata tombaknya.
"Serang!" teriak pemimpin penyusup itu memberi aba-aba untuk menyergap pemuda berambut kuning didepan mereka itu.
ZRAAAASSSHHH!
Secara bersamaan mereka berlima menerjang kearah pemuda berambut kuning dengan tombak besar itu. Dan disaat bersamaan mereka tertebas tombak besar milik Naruto yang bergerak secepat kilat menebas mereka semua dalam sekali ayun meninggalkan seorang yang masih tertinggal dibelakang.
"Heh?" hanya itu yang keluar dari mulut penyusup yang tersisa itu saat kelima temannya tertebas dalam sekejap didepan matanya. Dan Belum sempat ia menyadari apa yang terjadi, kembali Naruto tiba-tiba muncul didepannya dan mengayunkan kembali tombaknya kearahnya secepat kilat dan membelah tubuhnya menjadi dua.
"M-Monster..." gumam penyusup terakhir itu sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
...
"Sudah kubilangkan? Ini percuma." Ujar Naruto dengan datar sambil menghentakkan tombaknya untuk membersihkan darah di mata tombaknya yang tadi menebas mereka ber 6 dalam sekejap itu.
Scene change, dijalan menuju markas Night Raid...
"Naruto!" panggil Tatsumi kepada pemuda berambut kuning yang tengah berjalan santai dijalan setapak menuju markas Night Raid itu.
"Apa?" tanya Naruto dengan datar kepada pemuda desa yang tersengal-sengal saat berhenti didepannya itu. Tak lama dibelakang Tatsumi menyusul anggota Night Raid lainnya yang tampak juga mencemaskannya.
"Oh, Naruto. kau sepertinya baik-baik saja. Baguslah." Ujar Bulat dengan senang.
"Lihatkan? Naruto tak apa-apa." Ujar Leone kepada gadis berambut hitam disampingnya yang tadi sangat khawatir itu.
"..." tak menjawab Akame hanya memandang sinis kearah Leone yang tertawa dengan santainya itu.
"Selain ditinggalkan ditengah hutan tadi, kurasa iya." Potong Naruto dengan sinis yang membuat Leone berhenti tertawa dan menjadi pucat dan berkeringat dingin karenanya.
"..."
" Haaa...Terserahlah, aku lelah. Aku mau tidur." Ujar Naruto sambil berjalan menyeberangi kerumunan anggota Night Raid itu dan berjalan pulang meninggalkan tatsumi dan angggota Night Raid lainnya.
End chapter...
Selesai sudah... ah ane abru inget ada yang nanya detail kekuatan naruto disini ya?
Hm... rumit dan sulit dijelaskan jadi untuk sementara ane bilang getaran aja(soalnya ini kekuatan yang paling seringf digunakan disini.). dan btw ada saran nama bagus ga ? ane pengen masukin 5 karakter original. 5 hero, keren ga namanya? Kalo udah ada monsternya masa heronya ga ada? Dan btw ini data mengenai naruto dan 5 hero(untuk 5 hero baru sifatnya doang soalnya kaloo ditulis penampilannya terlalu panjang.).
Nama : Naruto
Umur : ?
Julukan : The Absolut Monster
Kekuatan : terlalu rumit untuk sekarang bisa dibilang hanya getaran dulu. Soalnya masih banyak lagi kekuatannya seperti absolut immune dimana ia ga mempan status, racun, sihir atau sejenisnya. Dan Absolut fear, dimana ia mampu mengeluarkan tekanan keberadaan yang luar biasa yang mampu membuat siapapun takut hanya dengan kehadirannya. Dan banyak lagi soalnya ane bernecana bikin nih fic panjang.
Hero ke 1
Nama : belum ditentukan.
Julukan : sabit dewa kematian tanah es.
Sifat : rumit, tak bisa ditebak, suka menganggu, memprovokasi, bertarung, menonton pertikaian besar, dan suka tantangan.
Hero ke 2
Nama : belum ditentukan.
Julukan : pedang cahaya dari tangga langit.
Sifat : pendiam, pemikir dan selalu mengutamakan kepentingan orang banyak. Tambahan hobi mengembara.
Hero ke 3
Nama : belum ditentukan.
Julukan : raksasa dari lembah kurcaci.
Sifat : keras, suka bertarung, tak mau kalah, dan bertempramen sangat, sangat buruk tapi sangat menjunjung tinggi rasa kepercayaan.
Udah ah, untuk saat ini 3 aja yang ane tulis ntar untuk yang lainnya.
Btw jangan lupa review saran, pendapat, dan masukan kalian tentang cerita ini. ^^
See ya!
Alert flame will be ignored.