PROTECTION
Discaimer: Naruto & Highschool DxD bukan punya saya
Warning: OOC, TYPO, alur terlalu cepet
Pair: Naruto x ?
.
.
.
Sumary: Naruto sang pahlawan perang dunia Shinobi ke-4. Yang berhasil mengalahkan Kaguya Ootsuki, dan Sasuke yang memburikan kedua matanya. Karena telah mengalakanya dan bahwa Naturo lebih hebat darinya. Namun saat akan di nobatkan menjadi Hokage Naruto menolak, dan ingin mengelana mengelilingi dunia menggunakan Jikukan Hiraishin
.
.
.
Chaper 1
Di sebuah desa Shinobi yang bernama Konoha Gakure No Sato. Terlihat pemuda rambut blonde berwana kuning dengan tanda lahir yang seperti kumis cucing di kedua pipinya, sedang berjalan sendrian sembari memikirkan sesuatu.
'ahh…setelah perang selesai, tidak ada misi. Jika terus begin, tidak ada pemasukan sama sekali. Dan jika tidak ada pemasuka, berarti…..'. batinya " ARGHHHH" teriak pemuda bersurai kuning ini, sembari mengacak ngacak rambu. Tanda ia frustasi.
Dan tanpa sadar. Semua orang yang mendengar teriakan pemuda bersurai kuning itupun melihat ke arahnya dengan tatapan yang berbeda beda dan bahkan ada yang bicara se-enaknya.
"orang aneh"
"apa dia gila ?"
"gara-gara perang, sepertinya dia jadi gila"
Itu ucapan orang yang mendengar teriakan pemuda itu. Pemuda itu pun melihat orang-orang di sekirarnya sedang menatap dirinya, ia pun mempercepat langkahnya sembari menghujat orang yang berkata se-enaknya. ' apa-apaan perkataan orang orang itu'. Batinya.
Karena terlalu sibuk dengan pikiranya, sampai-sampai ia tidak melihat di depanya ada seorang wanita. Dan…
BRUKK….
"ittai/ittai" guman keduanya berbarengan.
"kalo jalan pake mat….". Perkataanya pun tidak ia lanjutkan. Karena saat ia melihat siapa yang menabraknya, atau tepatnya ia tabrak, adalah wanita yang sangat ia kenali.
"ehh…gomen Hinata, aku tidak sengaja". Kata pemuda itu. Tanpa basa-basi langsung berdiri dan meminta maaf, lalu membatu wanita yang bernama Hinata itu.
Wanita itu berdiri dan menatap pemuda yang bernama Naruto itu. Dan menudukan kembali kepalanya. "Na..Naruto-kun, tidak usah meminta maaf. Lagi pula aku yang salah". Pastinya dengan ciri khasnya, pada saat melihat Naruto. (reader pasti tau)
"tidak Hinata, Kau tidak salah. Akulah yang salah, berjalan sambil melamun". Bantah Naruto, mengakui kesalahanya. "ohiya. Kau mau kemana Hinata ?". lanjutnya.
Wajahnya pun menjadi lebih merah, pasalnya ia (Hinata) jarang mengobrol dengan Naruto. " A...aku mau ke rumah mu, Na…Naruto-kun ". jawabnya gugup
Naruto hanya mengangkat satu alisnya tanda bingun . "ke rumahku ? ada apa ,tumben sekali kau mau kerumah" Tanya Naruto. ' apa dia akan mengajak ku makan ramen ya ' batinya
Sebelum Hinata menjawab pertanyaan Naruto. Naruto sudah bertanya lagi. "ah…apa kau akan mengajaku makan ramen di kedai paman Teuchi ?" dengan mata yang sudah berbinar-binar. Naruto betanya tujuan Hinata dengan PEDE nya.
" se…sebenarnya, a…aku di perintahkan Tsunade-sama untuk memberi tau. bahwa Tsunade-sama ingin bicara de..dengan mu, Na..Naruto-kun" jawabnya kikuk.
Naruto menghela nafasnya, dan semangatnya pun menurun drastis. Karena, sebenarnya Hinata tidak akan mengajaknya makan ramen. "hahh…itu, aku sudah menghadapnya tadi, Hinata". " apa hanya itu saja, Hinata. Dan apa itu yang kau bawa". Naruto yang baru menyadari bahwa HInata sedari tadi membawa tas kecil barwarna ungu.
Mendengar pertanyaan Naruto, tentang apa yang ia bawa. Menyebabkan Wajah Hinata semakin Memerah. Dan kini wajahnya hampir sama dengan kepiting rebus. " i..ini bento u..untukmu Na...Naruto-kun". Sembari memberikan bento itu pada Naruto dan menundukan wajahnya karena malu.
Saat dia akan lari karena malu.
GREPP…
Acara kaburnya pun gagal, karena Naruto menahanya dengan cara memegang pergelangan tanganya. "tunggu Hinata".
"…"
Tak ada jawaban dari Hinata.
"Hinata.."
"…"
Masih tidak ada jawaban dari hinata.
Karena tidak ada jawaban dari Hinata. Naruto pun membalikan tubuh Hinata agar dia dapat menatap nya. Karena Naruto lebih tinggi dari HInata . Naruto pun membukukan sedikit tubuhnya. agar dapat melihat wajah Hinata. Lalu Naruto mendekatkan wajahnya.
Saat wajah mereka yang sangat dekat. Wajah Hinata pun semakin memerah, layaknya besi yang dipanaskan.
' apa Naruto-kun akan menciumku ? ' batinya (Hinata)
Melihat wajah Naruto yang semakin lama, semakin dekat dengan wajah Hinata. Hinata pun mengikuti apa yang Naruto lakukan, yaitu memajukan wajahnya. Tanpa memperdulikan dimana mereka saat ini.
Wajah Naruto dan Hinata pun semakin dekat.
.
5cm
.
4cm
.
3cm
Keringat perlahan mulai muncul di leher putih nan mulus milik Hinata.
2cm
.
1cm
.
5mm
Tiba-tiba….
"apa kau sedang demam Hinata ?" Tanya Naruto, pada Hinata. Lalu Naruto pun memegang kening Hinata. "tidak panas". Lanjutnya.
Hinata yang tau bahwa perkiraan nya salah pun.
Wushhhh….
Ya. Hinata berlari dengan kecepatan 250 km/jam dan meninggalkan Naruto sendiri yang masih membungkuk puls wajah syok.
'cepat sekali larinya'.bantinya.
"tapi sudahlah, yang terpenting dia tidak sakit" dengan wajah watados Naruto pun kembali berjalan.
.
SKIP TIME
Di sebuah kamar apartment yang tidak terlalu besar , terlihat pemuda tampan bersurai kuning sedang membaringkan tubuhnya di ranjang yang tidak terlalu besar. Ya dia, sang tokoh utama kita. Anak dari Yondaime Hokage, Uzumaki Naruto. Sedang memejamkan matanya ( bukan tidur ).
NARUTO'S MINDSCAPE
Terlihat Sembilan monster dengan jumlah ekor yang berbeda dan bentuk bervariasi (aneh) atau Bijuu. Mulai dari yang normal, yaitu ber-ekor satu, sampai dengan moster yang jumlah ekornya Sembilan. Sedang mengelilingi seseorang berambut kuning.
" apa kau serius, Gaki ". Ucap suara berat tersebut, dengan sorot mata tajam.
"ya aku serius. Sangat serius ,kurama" ucap pemuda berambut kuning a.k.a Naruto menjawab pertanyaan Bijuu tersebut yang diketahui bernama Kurama.
" tapi apa kau tau apa resikonya, Naruto ? " Bijuu dengan ekor mencapai delapan, yang bernama Gyuki kini bertanya pada Naruto,
Naruto menggeleng pelan tanda ia tidak tau
" kau akan terjebak di celah dimensi atau jika kau beruntung kau akan terdampar ke dimensi lain dan….". " Tapi sejak dari awal, memang itu tujuan ku, Son!. Dan apa hah ?". Ucap Naruto marah, dan memotong ucapan Bijuu yang mempunyai ekor seperti buaya yang jumlahnya empat ( ekor) di ketahui bernama son, tepatnya Son Goku (atuthor: atau itu emang buntut buaya yah ?)
" dan tidak akan bisa kembali ke Konoha." Son Goku melanjutkan ucapanya.
" tapi itu bukan resiko terburuknya" sekarang monster yang memiliki ekor dua buah yang angkat bicara.
Naruto yang mendengar ucapan Bijuu ber-ekor dua itu pun berbalik. "lalu apa resiko terburuknya ? aku akan kehilangan semua chakra ku ? atausebagian tubuhku akan lumpuh total ?" masih dengan raut wajah yang serius Naruto bertanya.
" bukan itu" jawab Bijuu ber-ekor dua tersebut.
"lalu, apa resiko terburuknya ?" pertanyaan kembali terlontar dari mulut Naruto.
" resiko terburuknya adalah…." Bijuu ber-ekor dua itu menggantung ucapanya. Lalu Bijuu itu pun menundukan kepalanya dan secara tiba-tiba semua Bijuu lainya kecuali Kurama, menundukan kepalanya. "mati". Lanjutnya dengan satu kata yang singkat
Mata Naruto pun membulat mendengar perkataan Bijuu tersebut.
" seberapa besar resikonya,matatabi ?" Naruto kembali bertanya kepada Bijuu yang memiliki ekor dua buah itu. Yang di ketahui bernama Matatabi.
" presentase kau akan selamat dan bisa kembali ke dunia Shinobi hanya 9 persen,Naruto"jawabnya. "Dan hanya Rikudou-jiji lah satu-satunya Shinobi yang dapat kembali. Meskipun kembali dengan selamat dia mendapat kerusakan pada otot kakinya. Karena itu saat Rikdou-jiji bertemu dengan mu, dia tidak berjalan. Melainkan menggunakan gudoudama untuk pengganti kakinya" ucapnya matatabi panjang lebar, dan masih dengan acara menundukan kepalanya.
Naruto yang mendengar jawaban dari salah satu patner barunya itu pun menundukan kepalanya.
"lalu mangapa kakek tua itu… tidak, maksudku Rikudou-jiji berhasil kembali ke dunia Shinobi" gumanya pelan. Namun masih dapat terdengar oleh semua Bijuu, karena pendengaran mereka yang sangat tajam.
" karena Rikkudou-jiji menguasai ninshuu". Ucap Bijuu yang memiliki tiga ekor.
Naruto sekarang mulai mengerti mengapa semua patnernya mengecam keinginanya untuk berlatih ke dimensi lain.
Disisi lain. Bijuu yang sudah lebih dulu dan menjadi patner Naruto Dibandingkan delapan Bijuu lainya. Yaitu kurama, hanya menguap dan menatap bosan kelakuan patner dan ke-delapan temanya. Namun saat menatap bosan kepada Naruto. Kurama tiba-tiba tersenyum karena otaknya mengirimkan suatu ingatan.
"hoey, Naruto" panggil Kurama.
"…" namun tidak ada jawaban dari Naruto
"Naruto.." pangilnya lagi.
"…" namun lagi-lagi tidak ada Jawaban dari sang patner kuningnya itu.
Karena merasa di abaikan. Muncul per-empatan di dahi Kurama, dan karena merasa kesal. Tangan besar yang memiliki kuku-kuku yang yang tajam itu pun, mengepal. dan ….
"ITTAI…".kepalan tangan Kurama pun mendarat manis di kepala Naruto
" apa-apaan kau bola bulu ! main jitak se-enaknya" dengan mata bulat sepertu huruf "O" dan tidak mempunyai pupil mata. Membentak kearah patner orange nya itu.
"itu hukuman karena kau mengabaikan ku. GAKI !" balas kurama tidak mau kalah.
"bola bulu"
"bocah bodoh"
"pemalas"
"jomblo..ups" Kurama menutup mulutnya. Di suatu tempat Chandra Liow dan teman-teman nya memegang dada dengan serempak (lupakan yang itu)
Mendengar perdebatan antara Bijuu terkuat di antara ke-sembilan Bijuu lainya dengan bocah kuning reinkarnasi dari Ashura dan Rikkudou Sannin itu. Delapan Bijuu lainya mengangkat kepala mereka. Karena melihat kelakuan Naruto dan Kurama yang ssaling ejek, suasana yang awalnya terlihat canggung kini mulai mencair seperti biasa.
"hahaha….kau tidak terlihat seperti Bijuu terkuat rubah BODOH. Dan kau tidak seperti Shinobi terkuat KUNING". Kini Bijuu berekor satu mengejek kedua patner tersebut.
"DIAM KAU RAKUN/DIAM KAU RAKUN" Naruto dan Kurama baersamaan.
Dan acara mengejek antara dua Bijuu yang tidak pernah akur dan pemuda kuning itu dimulai
SKIP AJA ACARA EJEK-EJEKANYA
"Gaki.." dengan tatapan yang serius Kurama memanggil patnernya.
"haah" dengan nada malas Naruto membalikan tubuhnya kearah Kurama.
"apa kau masih ingin berlatih di dimensi lain ?" Tanya kurama dengan tatapan tajam.
" dalam hatiku sebenarnya aku ingin sekali. Tapi mengingat aku tidak bisa menggunakan ninshuu aku urungkan niat ku, karna aku tidak ingin kalian mati gara-gara aku mengambil resiko seperti itu". Ucap Naruto dengan nada sedih.
"jika kau bersikeras ingin berlatih di dimensi lain. Kau bisa melakukanya, gaki" dengan ucapan Kurama tersebut, membuat ke delapan Bijuu lainya kaget.
"tapi…" ucapan Naruto terpotong oleh Bijuu ekor tujuh.
"apa kau sudah gila, kurama. Kau membunuh Naruto hah !" tanda tidak setuju di ucapkan oleh sang Bijuu ekor tujuh.
"benar apa yang di katakana Chomei. Apa kau ingin mempertaruhkan nyawa Naruto. Dan itu sama saja dengan bunuh diri, rubah sialan !". Senada dengan ekot tujuh atau chomei. Si ekor enam pun membantah perkataan Kurama.
"tenang saja Chomei, Saiken. Aku tidak akan mengatakan itu, jika aku tidak punya rencana" Kurama yang menenangkan kedua temanya tersebut . a.k.a Chomei dan Saiken.
"lalu apa rencanamu Kurama" kini Naruto yang bicara dan bertanya pada Kurama.
Kurama hanya tersenyum, mendengar pertanyaan Naruto. " dengar dan ingat baik-baik. Apa kalian lupa, sekarang tubuh Naruto sama seperti Hashirama..". semuanya mengangguk. " dan chakranyapun setara dengan Kakek tua itu (Rikkudou)…".ucapan dipotong Shukaku. "langsung saja pada intinya rubah". Potong Shukaku karena ucapan Kurama terlalu bertele-tele.
" Kau tidak sabaran Rakun sialan, baiklah. Naruto apa kau ingat perkataan saat Hashirama selesai memberikan semua chakranya. lalu mengatakan Minato mengatakan pada saat Kakek tua itu akan melepakan Edo Tensei mereka ?" Tanya Kurama.
" perkataan tou-san ya.." Dengan otak kecilnya Naruto berfikir.
Two Years Later…yang itu abaikan aja
"kau terlalu lama Naruto, biar aku saja yang menceritakanya untukmu". Ucap Kurama.
.
.
Flashback On
Sebelum pertarungan terkhir Naruto sama Sasuke di lembah Akhir
Di sebuah tanah lapang yang gersang, tempat terjadinya perang antara Juubi, Uchiha Madara, dan Obito dan aliansi dari 5 desa besar Shinobi . Kini terlihat 6 orang lelaki berbeda umur.
"Naruto. Sekarang tubuhmu sama seperti tubuhku dan aku yankin, kau dapat menggunakan jutsu Mokuton dan sage mode miliku, dengan lebih bijak" ucap edo tensei lelaki berusia 40 tahunan yang menggunakan baju perang berwarna merah hati. ( readers pasti tau).
"terimakasih Hashirama-jiji" ucap pemuda bersurai kuning. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah Uzumaki Naruto.
"apa sudah selesai ?" Tanya kakek tua berambut putih yang memiliki dua tanduk kecil yang bertengger manis di dahi kakek tua itu.
"maaf Rikkudou-sama. Bisakah beri kami sedikit waktu. Aku ingin bicara dengan anaku" ucap lelaki berambut kuning dengan jambang yang memanjang di kanan dan kirinya hingga dagu. Dan memakai jubah yang bertulisan Yondaime Hokage di belakangnya. Aka Minato. Pada kakek tua yang disebut Rikkudou Sannin tersbut.
Rikkudou pun mengangguk. "Arigatou". Setelah mengucapkan terimakasih Minato pun berjalan kea rah Naruto. Dan saat sampai di tempat Naruto, Mitato pun memeluk anaknya itu dengan erat.
"to..tou-..san, aku su..sulit b..bernafas". ucap Naruto dengan paksa karena kekurangan oksigen.
Minato mendengar ucapan dari anaknya segera melepaskan pelukanya. "gomen. Aku terlalu erat memeluk anaku yang hebat ini hehehe" ucap Minato.
"tidak apa-apa tou-san, tidak perlu minta maaf. Apa tousan akan memberikan chakra juga ?" Tanya Naruto pada Minato.
"tidak Naruto, Tou-san tidak akan membikan chakra tousan" ucap Minato menjawab pertanyaan Naruto.
"lalu ?"
"Tou-san hanya ingin memberi tahu, bahwa jika kau ingin menggukan Hiraishin seperti Tou-san. Kau bisa temukan gulungan jutsu-jutsu buatan Tou-san, atap rumah. Tepatnya Tou-san menyembunyikanya di atap kamar di tepat di atas lampu. Tidak hanya gulungan jutsu Hiraishin. Tapi kau juga akan menemukan gulungan Jikkukan Hiraishin yang dapat membawa mu ke dimensi lain. Namun ingat jutsu itu dapat menghabiskan semua chakramu, tapi Tou-san percaya kau dapat menggukan jutsu itu dengan chakramu dan Kurama, apalagi tubuhmu sudah seperti Sodaime-sama. Namun alangkah baiknya kau mengambil kedua Mata Obito (udah mati)". Jelasnya panjang lebar. Sedangkan Naruto hanya manggut manggut.
"baiklah, sudah selesai Rikkudou-sama" dengan ucapan dari Minato. Rikkudou Sannin pun melepaskan jutsu edo tensei yang mengikat jiwa ke empat Hokage tersebut.
Tak lama saat Rikkudou melepaskan jutsu edo tensei. Tubuh ke empat Hokage itupun bercahaya. Dan semakin lama semakin terang.
"Aishiteru..Naruto, Tou-san dan Kaa-san bangga memiliki anak seperti mu." Setelah mengucapkan kata-kata terakhirnya Minato pun menghilang menjadi serpihan cahaya.
Naruto yang melihat Tou-sanya telah pergi hanya dapat berkata. "Aishiteru moo". Seraya meluncurnya liquid bening dari matanya.
FLASHBACK OFF
.
"kau ingat sekarang, gaki ?". tanya Kurama pada Naruto.
"ahh iya iya aku baru ingat. Kalo begitu besok aku akan memin izin kepada Tsunade baa-chan untuk berlatih jutsu itu di luar desa" ucap Naruto dengan suara yang kembali bersemangat, tidak lupa kedua matanya yang mulai bercahaya.
"kalau begitu sudah dulu ya, arigatou Kurama, jaa.." setelah itu Naruto mulai menghilang.
Sementara Kurama yang mendapat ucapan terimakasih dari Naruto pun hanya mendesah panjang. Pasalnya ia udah berulang kali memberitahukan Naruto, bahwa ia tidak suka mendapat ucapan terima kasih dari manusia.
REAL WORLD
" bagaimana aku bisa, lupa perkataan tou-san yang sangat penting seperti itu". guman Naruto
Setelah bicara entah pada siapa. Naruto pun segera memeriksa atap rumahnya, mulai dari ruang tengah, kamar mandi, dapur dan kamarnya. "arghh…dimana Tou-san menyimpan gulungan jutsunya". Ucap Naruto Sembari mengacak ngacak rambutnya tda ia sedang frustasi. "tunggu dulu….Naruto no Baka Baka. Tou-san bilang di atas lampu, itu berarti…". Tanpa meneruskan ucpanya. Naruto pun segera berlari ke kamarnya. Lalu dengan cepat membuka satu kotak atap yang menjadi temat menempelnya lampu.
"ahh.. ternyata Tou-san menempelkan gulunganya di belakang atapnya ya, pantas saja tidak ada". Sekian lama Naruto mencari, akhirnya menemukanya.
Kini Naruto sedang memegang dua gulungan, yang pertama berwarna merah dan yang kedua hijau tua.
Naruto yang sedari tadi berdiri, kini mendudukan tubuhnya di kasur miliknya. "kita lihat apa isi gulungan yang berwarna merah ini" gumanya entah pada siapa.
Naruto pun membuka gulungan berwarna merah. Dan saat dibuka muncul cahaya dari dalam gulungan tersebut. Saking terangnya cahaya tersebut sampai-sampai Naruto harus menutup matanya. Dan serasa cahayanya sudah menghilang, Naruto pun membuka matanya. Dan saat melihat isi gulunga tersebut, mata Naruto pun mulai berbinar.
"sugoi.. ini jutsu Hiraishin. Dan tulisan apa ini, aku tidak mengeri" frustasi Naruto mulai bertambah, karena tidak bisa mengerti maksud dari huruf kanji yang ada di dalam gulungan tersebut.
"ahh…. Dari pada aku memikirkan huruf huruf merepotkan tadi. Lebih baik aku membuka gulungan yang satunya". Dan saat itu juga Naruto membuka gulungan berwarna merah.
"ini dia yang kucari, Jikkukan Hiraishin…". Naruto pun langsung membaca tutorial dari gulungan tersebut dan tidak lupa dengan mata berbinar bagaikan bintang di langit malam (lebay).
Setelah selesai membaca tutorial jutsu Jikkukan Hiraishin. Naruto pun melirik jam yang ada di dinding kamarnya dan sudah menujukan pukul 10:12.
" sudah malam ternyata, sebaiknya aku tidur. Dan besok aku akan meminta izin kepada Tsunade Baa-chan, untuk berlatih jutsu Tou-san." Dan setelah itupun Naruto memejamkan matanya untuk tidur.
PAGI HARI DI KANTOR HOKAGE
Hari ini sangat cerah, dan sangat tentram. Tidak ada keributan sedikitpun di Desa dengan ciri khasnya yaitu pahatan kepala pemimpin desa yang pertama sampai yang sekarang. Ya, dimana lagi jika bukan Desa Konoha Gakure no Sato. Namun dalam sebuah bangunan pusat pemerintahan Desa tersebut. Berbeda 180 derajat dengan keadaan di sekitarnya, di karenakan ada dua manusia ber-beda gender sedang berdebat di dalamnya.
"aku tidak akan mengizikanmu pergi meninggalkan desa, Uzumaki Naruto !" bentak wanita cantik dengan tanda belah ketupat berwarna ungu di dahinya. Tapi tunggu umurunya sudah tidak muda lagi melainkan udah kepala 5 (50 tahun).
"ayolah Tsunade Baa-can yang cantik" bujuknya manusia berambut kuning yang bernama Naruto, kepada nenek cantik yang ia panggil Tsunade itu.
"haahh…" Tsunade hanya menghela nafas karena sifat Naruto yang keras kepala. "baiklah baiklah. Aku akan mengizinkanmu berlatih di luar desa, tapi hanya 1 bulan." Lanjutnya.
"apa..itu sangat sebentar Baa-chan." Rengek Naruto, pada Tsunade.
"juka tidak mau, yasudah" Tsunade pun berbalik melihat ke luar gedung.
"ya ya ya baiklah, aku menerimanya" Naruto yang mulai melemas.
Kini Tsunade kembali berbalik kearah Naruto bertanya. "jadi, kapan kau akan berangkat ?"
"setelah pulang dari sini" jawab Naruto polos.
"APAA..apa tidak terlalu cepat Naruto"Tsunade yang kaget oleh pernyataan Naruto.
"tidak Baa-chan hehehe" ucap Naruto di akhiri dengan cengiran khasnya.
"hahhh.." Tsunade hanya dapat menghela nafasnya. "yasudah terserah kau saja" lanjutnya.
"hahaha kalo bitu aku pergi dulu Baa-chan..jaa" Naruto pun keluar dari kantor Hokage dengan sangat ceria.
.
SKIP TIME DI GERBANG KONOHA
Di gerbang desa Konoha. Kini sudah berkumpul teman-teman dari Naruto, mulai dari Rookie 11 sampai Kunoichi Konoha.
"kemana si kuning itu, lama sekali" gerutu wanita berambut pink.
"sabar Sakura, mungkin dia sedang siap-siap" kata wanita yang mempunyai rambut indigo panjang, dan juga mata lavender yang jika di lihat dari dekat, dapat menenangkan hati yang sedang tidak karuan. Menenangkan temanya yang sedang kesal, yang ia panggil Sakura.
"kau selalu saja membela anak itu Hinata" Tanya pemuda dengan segitiga terbalik di kedua pipinya.
"iya Kiba benar, kenapa kau selalu melindunginya, padahal kita sudah menunggu nya hampir 3 jam" senada dengan pemuda yang bernama Kiba, wanita berambut pirang yang menutupi mata kananya. "atau…". Wanita berambut pirang itu menggantung kalimatnya. "kau sudah mendapatkan jawaban dari Naruto dan sekarang kau menjadi kekasih nya ?" lanjutnya, sembari menggoda Hinata.
"ya Ino benar, apa kau sudah menjadi kekasih Naruto, Hinata ?" sama seperti wanita berambut pirang yang di panggil Ino, Sakura
Hinata hanya dapat menunduk malu, karena digodaan ino. "ti..tidak. a..aku bukan kekasih Na…Naruto-kun" bantahnya gagap.
"sudahlah ino….kriuk.., sakura. Jangan..kriuk menggoda Hinata terus. Apa…kriuk..". Sang pembela datang, dengan perawakan gendut dan sedang memkan kripik kentang. Namun saat sang pahlawan menggantung kata-katanya. Mimik wajahnya tiba-tiba menjadi seperti pembunuh yang sedang menakut-nakuti sang calon korban. " kalian derdua ingin merasakan Bijuudama milik Naruto." Lanjutnya.
"…" perlahan sakura dan ino, mulai encerna perkataan orang gendut tersebut. ( di tonjok Chouji)
.
.
Tak lama kemudian laki laki yang di tunggu oleh mereka pun datang.
" hey kalian sedang apa disini ?" tanya Naruto kepada Rookie 11 dan yang lainya.
"kami semua menggumu Naruto" ucap tenten.
"apa maksudnya ? aku tidak mengerti" Karena otak Naruto yang kebilang pas pasan, kata kata yang di ucapkan tenten pun dia tidak mengerti.
" haahh...kata kata simple seperti itu saja kau tidak mengerti, kau memang baka Naruto"
"kami semua berkumpul disini karena ingin mengantar kepergian mu yan akan " Shikamaru kini yang angkat bicara. Dan Naruto hanya manggut manggut.
"tapi dari mana kalian tau jika aku akan berlatuh di luar desa" Naruto yang sudah mengerti. Kini bertanya kepada Shikamaru.
"kami di beritahu oleh Anbu yang di kirim oleh Hokage-sama." Ucap Shikamaru.
Naruto hanya bida mendesah mendengar ucapan Shinobi paling jenius itu. 'aku kira Tsunade-baa-chan tidak akan memberi tau mereka semua' batin Naruto. "tapi.. tunggu kenapa Sakura-chan dan ino seperti orang baru melihat sekelebatan wanita berbaju putih yang terbang.
" oh mereka berdua. Mereka ditakut-takuti oleh Chouji, karena menggoda Hinata" ucap Shikamaru polos. Sedangkan Chouji hanya cengengesan.
Naruto lalu berjalan kearah Sakura dan Ino yang sedang kalut dalam imajinasi mereka masing masing. "hey" Naruto membangunkan Sakura dan Ino dari imajinasi mereka.
Sakura dan Ino yang baru sadar dari imajinasi mereka dan pertama yang mereka lihat adalah wajah Naruto dengan mode wajah seperti pembunuh berantai yang siap membunuh korbanya kapan saja. "apa yang kalian lakukan pada Hinata" Wajah Sakura dan Ino menjadi pucat setelah mendengar perkataan Naruto.
"go..go..gomen gomen gomen Naruto" ucap Sakura dan Ino bersamaan meminta maaf pada Naruto.
"kalian..." Naruto masih dengan mode pembunuh berantainya mendekatkan wajahnya kepada dua wanita yang ada di depan nya, dan menggantung kalimatnya. Tapi sebelum Naruto melanjutkan kata katanya " sudahlah jangan menakut nakuti Ino dan Sakura terus. Naruto-kun" potong Hinata, yang membela kedua teman wanitanya itu.
"kenapa kau membela mereka Hinata" ucap Naruto pada Hinata
" lebih baik kau berangkat sekarang. Naruto" tiba-tiba terdengar suara wanita yang tidak asing lagi di telinga Naruto.
" apa Baa-chan mengusir ku ?" dengan tatapan ingin tau Naruto bertanya pada sang Godaime Hokage tersebut.
" apa-apaan tatapan itu..." protes Tsunade. " aku bukan mengusir mu. Tapi apa kau tidak lihat, hari sudah mulai malam. Jika kau tidak bergerak sekarang. Mungkin Shinobi yang tidak menyukaimu akan menyerang, jika kau beregerak ke tempat latihan pada malam hari". Naruto hanya manggut manggut mendengar penjelasan dari Tsunade.
"yosh.. kalo begitu aku berangkat sekarang" setelah itu pun Naruto langsung meninggalkan gerbang desa dengan berlari.
.
.
.
Naruto's side
kini terlihat Naruto sedang melompat dari satu dahan ke dahan yang lain. " sudah cukup jauh. Sekarang waktunya memutar arah". Merasa sudah cukup jauh dari gerbang Naruto pun memutar arah.
.
.
Setelah lama melompat dari dahan pohon satu ke dahan pohon yang satunya dan begitulah seterusnya hingga Naruto pun sampai di tempat yang ia tuju. Yaitu tempat dimana ia dan sahabatnya terakhir kali bertarung. Yaitu di air terjun di dalam lembah akhir. Namun kini yang sedikit berbeda adalah patung yang awalnya patung batu Senju Hashirama sang Sodaime Hokage dan Uchiha Madara yang dahulunya adalah Uchiha terkuat. Kini dua patung besar yang saling berhadapan itu bukan lagi Hashirama da Madara. Melainkan patung Naruto dengan mode Rikkudounya dan Sasuke dengan mata Rinnegan nya, yang kini berada pada mata sang pahlawan. Yaitu Naruto.
"yosh, sekarang waktunya berlatih." meski matahari sudah kembali ke rumahnya dan di gantikan oleh bulan. Tanpa basa basi dan istirahat, Naruto langsung membuka dua gulungan yang ia bawa dari rumahnya.
Dalam hitungan jam Naruto dapat menguasai Hiraishin meski itupun dengan bantuan mata yang di berikan oleh sahabatnya dan Bijuu yang ada di dalam tubuhnya.
"hahh...hahh...hahh... kini hanya Jikukan Hiraishin." Dengan nafas yang masih ngos-ngosan Naruto mempraktekan apa yang di tulis dalam gulungan tersebut.
" didalam gulungan ini tertulis, aku harus menggunakan darahku lalu teteskan pada ujungnya setelah itu tancapkan di tanah, dan yang terakhir hanya merapal handseal. Hanya itu saja, mudah sekali" dan setelah membaca tutorial yang ada di dalam gulungan tersebut. Naruto mempraktekanya. Namun sebelum kebagian merapal jutsunya. Terdengar ada suara di pikiranya
" jangan menganggap remeh jutsu ini. Gaki" kurama mengingatkan kepada Naruto jangan menganggap sepele jusu buatan seorang Hokage.
" tenang saja Kurama, ini jutsu asli buatan Tou-san sendiri. Dan sebagai keturunanya pasti bisa menggunakanya dengan mudah" bukanya mendengar peringatan dari Kurama. Naruto malah meremehkan jutsu ayahnya tersebut.
"terserah kau saja. Gaki. Yang terpenting aku sudah mengingatkan mu." Dengan itu telepati yang di gunakan kurama untuk memperingati Naruto terputus.
Setelah perdebatan singkat dengan kurama. Naruto pun melanjutkan kegiatanya. Naruto pun merapal handseal yang telah ia baca tadi. Namun tanpa ia sadari ada satu handseal yang tertukar urutanya.
Kurama yang ada di dalam tubuh Naruto merasakan sebuah firasat buruk. "ini buruk" Kurama berusaha secepat mungkin untuk mengambil alih tubuh Naruto, agar jutsu yang akan di buat Naruto gagal. Namun sebelum mengambil alih tubuh Naruto. Naruto sudah terlebih dahulu menyelsaikan handsealnya dan mengucapkan mana jutsu tesebut. "Jikkukan Hiraishin no Jutsu" Naruto mengucapkan nama jutsunya.
Dan tak setelah itu dari kunai cabang tiga yang sudah Naruto tancapkan, mengeuarkan sinar yang sangat terang hingga Naruto harus menutup matanya. Tanpa Naruto sadari, sebuah lubang hitam muncul di pusat cahaya tersebut. "ARGHHHHH..." dan dengan cepat menyedot Naruto ke dalamnya.
.
.
.
.
.
.
OTHER DIMENSION
di sebuah arena pertarungan. Terlihat manusia ah bukan, tepatnya iblis yang sedang terbang menggunakan sayap yang terbuat dari api yang membara. Dengan angkuhnya iblis itu melihat iblis lain yang sedang menatapnya dengan tatapan marah, benci, dan jijik di tengah-tengah kawah yang cukup besar.
" aku hahh...tidak akan hahh...kalah oleh iblis sepertimu" ucap iblis yang berada di tengah kawah. Setelah ucapanya tersebut. iblis tersebut berlari dengan sebuah tinju yang terlapisi sebuah sarung tangan merah dengan batu berwarna hijau di punggung tangan sarung tangan tersebut.
Iblis yang sedang terbang dengan angkuh itu pun merasa jengkel dan terbang kebawah dengan kecepatan tinggi, dan sama seperti iblis yang sedang berlari. Iblis yang itu menyiapkan tinju yang terlapisi oleh api merah yang menyala.
" aku akan menghabisi mu Raizer dan mengambil Bucho kembali !" teriak iblis yang sedang berlari dan kini ia melompat.
"aku yang akan menghabisi mu iblis rendahan. Dan menikahi Rias" balas iblis yang bernama Raizer tersebut tidak mau mengalah.
ARGHHHHHH
.
.
Saat kedua tinju itu akan beradu satu sama lain. Tiba-tiba cahaya yang sangat terang muncul tepat di antara kedua tinju iblis tersebut...
.
.
.
.
.
.
TCB
N/A: yo minna, saya Author baru disini. Mohon maaf jika ff saya jelek. Maklumin lagi tahap belajar hehehe.
Saya minta kritik dan saranya. Jadi mohon bantuanya. untuk para senpai jangan pelit ilmu ya :p
Readers yang menentukan ff ini lanjut atau enggak nya. Jadi review ya