Malam itu, Sasuke dan Naruto sudah mempersiapkan semuanya. Sasuke hanya tinggal mengiris nadinya, meneteskan darahnya di cawan, dan kalau sesuai dengan gulungan, Orochimaru akan datang.

Rencana mereka sederhana. Memanggil Orochimaru, dan mengambil pedangnya. Tampak sederhana dan mustahil. Tapi mereka tidak bisa memikirkan cara lain. Orochimaru pasti akan langsung tahu apa maksud mereka berdua memanggilnya secara paksa. Mereka hanya berharap, karena mereka berdua kali ini, mereka akan memiliki kesempatan.

"Tunggu, Sasuke," cegah Naruto sesaat sebelum Sasuke sempat menoreh lengannya. "Kau bilang Orochimaru bisa membunuhmu kapan saja, kan? Bagaimana kalau kau mati duluan?"

"Aku sudah melakukan tindakan pencegahan."

Naruto menatap Sasuke penuh tanya.

"Aku sudah mengitari bukit ini dan memasang jebakan iblis. Selama Orochimaru tidak keluar dari lingkaran jebakan iblis, kekuatannya tidak akan seratus persen. Ada di gulungan Kabuto."

Naruto masih menatap Sasuke ragu-ragu. Tapi niat Sasuke sudah bulat. Ia menepis tangan Naruto dari lengannya, dan mengiris nadinya. Darah segar yang mengucur dari pergelangan tangannya membasahi tanah. Ketika akhirnya lukanya menutup dan darahnya berhenti mengalir, darah di tanah mendadak bercahaya, membuat Sasuke dan Naruto melangkah mundur.

Cahayanya makin malam makin terang, nyaris membutakan sampai mereka harus menutup kedua mata mereka untuk menahan silaunya. Dan ketika cahanya meredup, Orochimaru sudah berdiri di hadapan mereka dengan tampang murka.

"Siapa yang berani memanggilku?" gelegarnya.

"Aku," jawab Sasuke santai.

Kemarahan Orochimaru mendadak digantikan oleh seringai licik ketika melihat Sasuke dan Naruto di hadapannya. "Wah, wah, sepasang vampir favoritku."

Ia melangkah mendekati Sasuke dan Naruto. "Bahkan repot-repot memasang jebakan iblis untuk menahanku. Kejutan kecil kalian menarik. Aku memaafkan kalian meski kalian sudah memanggilku secara paksa. Jadi, apa yang sedang kalian rencakan sebenarnya?"

"Membunuhmu," jawab Naruto geram.

Orochimaru tertawa. "Usaha kalian benar," komentarnya. "Dengan menyegel separuh kekuatanku, aku tidak akan bisa mematikan kalian dengan satu jentikan jari. Tapi kurasa masih terlalu cepat bagi kalian untuk melawanku."

Tangan Sasuke mengepal di sisi tubuhnya. "Ayo kita buktikan."

Bersamaan, Sasuke dan Naruto menerjang maju. Tinju mereka berdua sama-sama mengarah ke Orochimaru. Iblis itu tetap bergeming. Seringai picik belum meninggalkan wajahnya. Tinju Sasuke dan Naruto telak mengenai Orochimaru, membuatnya terpental dan tubuhnya menghantam pohon besar di belakangnya, menimbulkan bunyi 'krak' keras.

Sasuke dan Naruto bertukar pandang. Tidak mungkin semudah itu. Tepat saat itu, Orochimaru menegakkan tubuhnya dan mengarahkan kedua tangannya ke arah Sasuke dan Naruto. Sasuke merasakan hantaman keras di dadanya, membuatnya terpelanting ke belakang. Benturan punggungnya dengan pohon membuat pohon itu tumbang. Meskipun tanpa kekuatan penuh, Orochimaru masih sangat kuat.

Sasuke bangkit berdiri, mengerling Naruto yang masih berusaha bangkit. Tidak menunggu Naruto, Sasuke kembali menyerang Orochimaru. Ia menyapu kaki Orochimaru, tapi iblis itu berhasil melompat menghindarinya. Orochimaru kembali mengarahkan tangannya ke dada Sasuke. Berpikir cepat, Sasuke berguling ke samping. Tanah tempatnya berada di semula sudah berlubang besar.

Naruto sudah mendapatkan kembali pace-nya dan Sasuke melihatnya berusaha menyerang Orochimaru dengan pukulan beruntun, tapi Orochimaru hanya tertawa seraya menangkis semua serangan itu. Mata Sasuke terpaku di kedua pedang yang berada di punggung Orochimaru. Sekarang saatnya.

Ia bangkit berdiri, berusaha bergerak segesit mungkin tanpa Orochimaru sadari dengan tetap berada di titik butanya. Jari-jari Sasuke sudah berada sejengkal lagi dari pedang itu, ketika mendadak Orochimaru berbalik dan menyarangkan sebuah tendangan di abdomen Sasuke, membuatnya kembali terpental menjauh, meskipun dengan mengarahkan tendangan itu ke Sasuke, Orochimaru mengorbankan pertahanannya dan membiarkan tinju Naruto mengenai ulu hatinya.

Hanya Naruto yang masih berdiri tegak. Sasuke bertukar pandang dengan Naruto, kembali mengawasi Orochimaru yang bangkit berdiri. Dugaannya benar, Orochimaru tidak mungkin menghadapi mereka berdua sekaligus.

"Jadi itu rencana kalian," ucap Orochimaru. Surai panjangnya menutupi hampir seluruh wajahnya, tapi Sasuke tetap bisa melihat seringai licik di wajahnya. "Izanagi dan Izanami eh? Sasuke, kau tentunya tahu konsekuensinya kalau kau berhasil membunuhku."

Sasuke tidak merespon. Naruto sudah lebih dulu menyerang maju. Orochimaru tidak seharusnya membuat Sasuke ragu sekarang. Ini adalah satu-satunya kesempatan mereka. Jebakan iblis mengurangi kekuatan Orochimaru sampai lima puluh persen. Ia takkan bisa keluar dari jebakan iblis ini tanpa kekuatan penuhnya. Kalau Sasuke tidak mengakhirinya sekarang, ia takkan memiliki kesempatan lain lagi. Tapi konsekuensinya…

Sasuke menggelengkan kepalanya. Ia menyusul Naruto, menyerang Orochimaru dari arah lain. Serangan beruntunnya dan Naruto cukup membuat Orochimaru kewalahan. Seringai keji sudah lenyap seluruhnya dari wajah pucat iblis itu, digantikan oleh tatapan murka. Mereka bisa melakukannya.

Orochimaru berusaha mengarahkan telapaknya ke dada Sasuke lagi, tapi Naruto membaca gerakan itu dan langsung mengambil langkah cepat untuk memelintirnya, membuat Orochimaru mengeluarkan seruan kesakitan tertahan. Ia mengarahkan tangannya yang bebas ke Naruto, tapi Sasuke menendang wajahnya, membuat perhatiannya teralih. Orochimaru, tanpa kekuatan penuh, tak bisa mengawasi Naruto dan Sasuke sekaligus. Sasuke memanfaatkan kesempatan itu untuk menjangkau ke balik punggung Sang Iblis. Tangannya sudah berhasil menggenggam pegangan salah satu pedang, tapi Orochimaru mendadak berteriak murka dan ledakan kemarahan iblis itu membuat tubuh Sasuke terpelanting ke belakang.

Sasuke mendarat di antara akar-akar pohon, membuat akar-akar itu hancur berantakan. Tapi ia menyeringai puas. Ia sudah berhasil mencabut pedang Orochimaru. Sasuke mengerling ke arah Naruto, dan Sasuke lega melihat bahwa pemuda pirang itu juga sudah berhasil mengambil pedang Orochimaru di keributan yang terjadi tadi.

Orochimaru menatap Sasuke dan Naruto penuh dengki. "Kalau kalian memang begitu ingin mati. Akan kukabulkan."

Orochimaru yang menyerang maju lebih dulu kali ini. Sasuke sudah siap dengan pedang di tangannya. Naruto juga melakukan kuda-kuda yang sama. Orochimaru menyerang mereka berdua secara bersamaan dengan kecepatan yang tak tertandingi. Bahkan dengan Izanagi dan Izanami yang sudah mereka dapatkan pun Orochimaru masih bukan merupakan lawan mudah.

Tapi Sasuke tahu. Ia sudah belajar dari pengalaman keras, kalau bertarung dengan mengandalkan kemarahan tak pernah berakhir baik. Sasuke menduga tak ada yang pernah berhasil mengerjai Orochimaru sampai sejauh ini, membuat iblis itu hilang kontrol. Ia menyerang dengan membabi buta.

Sasuke membiarkan serangan Orochimaru mengenainya, membuat mata iblis itu berkilat penuh kemenangan, tapi itu hanya rencana. Merasa di atas angin lagi, Orochimaru lengah. Saat ia melupakan Sasuke yang sudah dianggapnya tak berguna untuk diperhatikan, Orochimaru beralih ke Naruto, melupakan Sasuke sama sekali. Saat itulah Sasuke memanfaatkan kesempatannya untuk berkelit, menghadapi punggung Orochimaru, dan menusukkan pedangnya, tepat di jantung iblis itu.

Gerakan Orochimaru terhenti. Ia menoleh perlahan ke arah Sasuke dengan mata membelalak marah. Tapi saat itulah Naruto memutuskan untuk menusukkan pedangnya ke dada Orochimaru, tepat ke jantungnya juga. Izanami dan Izanagi sudah bersarang di tubuh iblis itu.

Orochimaru membuka mulutnya, memuntahkan darah berwarna hitam, dan dengan ledakan cahaya, sosok iblis itu lenyap, membuat Izanagi dan Izanami terjatuh ke tanah.

Sasuke menatap Naruto, yang juga balas memandangnya dengan senyum lega. Tapi belum sempat Sasuke membalas senyum itu, Naruto sudah lebih dulu ambruk.

Sasuke berusaha menangkapnya sebelum tubuh Naruto menyentuh tanah, tapi bersamaan dengan matinya Orochimaru, Sasuke kehilangan kecepatannya. Ia sudah menjadi manusia biasa sekarang. Sasuke berlutut di sisi tubuh Naruto, mengangkatnya ke pangkuannya.

Napas Naruto pendek-pendek dan matanya sudah setengah terpejam.

"Kerja bagus," sengal Naruto.

"Berhenti bicara," pinta Sasuke. Tapi Naruto hanya mendengus geli.

"Kita berhasil," ujarnya lagi.

"Aku akan melakukan sesuatu. Aku tidak akan membiarkanmu mati."

Naruto menggeleng mendengar ucapan Sasuke. "Tidak. Jangan. Biar tetap begini saja."

Otak Sasuke serasa macet. Ia hanya bisa memeluk Naruto erat di pangkuannya, menatap iris biru Naruto yang binarnya mulai memudar.

Naruto tersenyum. Ia mengangkat tangannya dan menyentuh wajah Sasuke. Mulut Naruto bergerak-gerak lemah, mengucapkan sesuatu dengan amat lirih yang tak bisa didengar Sasuke dengan pendengaran manusia biasanya.

Sasuke membungkuk mendekat, mengarahkan telinganya ke Naruto agar bisa mendengarnya dengan lebih jelas, tapi saat itu Sasuke sadar. Naruto sudah pergi.


Matahari sudah terbit sepenuhnya ketika Sasuke selesai memakamkan Naruto. Ia duduk di samping makam itu, hanya menatapnya kosong, ketika ia merasakan sebuah tepukan di bahunya.

Sasuke mendongak dan menyadari ayah Naruto, Minato sudah berdiri di sebelahnya. Bagaimana Minato tahu dan bisa sampai di situ secepet ini, Sasuke sama sekali tidak tahu.

"Tidak perlu minta maaf," ujar Minato seakan bisa membaca pikiran Sasuke ketika Sasuke hendak buka mulut. "Aku tahu ia pasti akan tetap nekat membunuh Orochimaru meskipun ia tahu ia akan mati begitu iblis itu mati."

"Aku yang membunuhnya," ujar Sasuke lagi, lirih.

"Aku yakin Naruto tidak akan menyalahkanmu."

"Tak ada yang tahu pasti tentang itu. Dia sudah mati."

Minato mendengus geli. "Kau benar."

Tak ada yang bicara di antara mereka selama beberapa saat. Hanya diam menatap makam Naruto. Setelah beberapa saat, Minato berbalik dan melangkah pergi, tanpa mengucapkan apapun lagi pada Sasuke.

Sasuke rasanya ingin duduk terus di situ, berharap sesuatu yang tidak mungkin terjadi, tapi akhirnya ia menghela napas dan bangkit berdiri, mengikuti jejak Minato untuk melangkah pergi.


"Lalu, lalu? Apa yang terjadi dengan Sasuke selanjutnya, Kakek?"

Kakek itu tersenyum, menggandeng tangan kecil cucunya seraya melangkah menuju ke puncak bukit. "Sasuke melanjutkan hidupnya. Ia bertemu wanita yang ia cintai, menikah, punya anak dan bahkan memiliki seorang cucu."

Si Cucu cemberut. "Tapi kukira Sasuke mencintai Naruto."

Si Kakek tersenyum lagi, menghentikan langkahnya beberapa meter di depan sebuah makam sederhana. "Selalu."

Mata si Cucu melebar begitu melihat makam yang ada di hadapannya. Ia memandang bergantian antara kakeknya dan makam itu, kemudian ekspresi terkejutnya digantikan oleh senyum lebar.

Kakek membalas senyum cucunya, dan melangkah mengikuti cucunya yang sudah lebih dulu berlari-lari kecil mendekat ke arah makam.

Selalu.

Disclaimer: Masashi Kishimoto.

Well, saya tadinya berharap akan menulis ending yang mirip-mirip sama Merlin pas Arthur-nya mati, sekarat dan bilang ke Merlin, "Just hold me," tapi level saya ternyata belum setinggi itu.

Dan, dari sekian fanfic Naruto yang pernah saya bikin, kenapa kalau ada karakter yang mati, selalu Naruto yang mati? Yaudah kapan-kapan lagi bikin Sasuke yang mati lah.

Terimakasih untuk yang sudah membaca, mem-favorite, mem-follow dan mereview :D Akhirnya saya bisa menyelesaikan fic nadzar Super Bowl XLIX ini ;)